Surah GURUH
|
|
سُوۡرَةُ الرّعد
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Alif laam miim raa [764]. Ini adalah ayat-ayat
Al Kitab [Al Qur’an]. Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu
adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman [kepadanya].
(1)
|
|
الٓمٓرۚ تِلۡكَ
ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِۗ وَٱلَّذِىٓ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ
وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ (١)
|
[764] Lihat
not no. 10. Ialah huruf-huruf abjad
yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur'an seperti:
alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara
ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena
dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang
menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai
nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya
untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu,
dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam
bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya
bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW
semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
|
||
|
||
001. (Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui
maksudnya (Ini adalah) ayat-ayat ini (sebagian dari Alkitab) yakni Alquran;
idhafat mengandung makna min, yaitu bermakna sebagian (Dan kitab yang
diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu) maksudnya Alquran. Kalimat ayat ini
berkedudukan menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (adalah benar) tiada
keraguan di dalamnya (akan tetapi kebanyakan manusia) yakni penduduk kota
Mekah (tidak beriman) bahwasanya Alquran itu dari sisi Allah swt.
|
||
Allah-lah Yang
meninggikan langit tanpa tiang [sebagaimana] yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ’Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan [makhluk-Nya],
menjelaskan tanda-tanda [kebesaran-Nya], supaya kamu meyakini pertemuan [mu]
dengan Tuhanmu. (2)
|
|
ٱللَّهُ ٱلَّذِى رَفَعَ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ۬ تَرَوۡنَہَاۖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ
وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ كُلٌّ۬ يَجۡرِى لِأَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ىۚ
يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ يُفَصِّلُ ٱلۡأَيَـٰتِ لَعَلَّكُم بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ
تُوقِنُونَ (٢)
|
002. (Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana
yang kalian lihat) lafal `amad merupakan bentuk jamak dari kata tunggal
`imaad, yang artinya ialah tiang penyanggah. Dan memang sebagaimana yang
terlihat langit itu tidak mempunyai tiang penyanggah (kemudian Dia berkuasa
di atas Arsy) dalam arti kata kekuasaan yang layak bagi keagungan-Nya (dan
menundukkan) menjinakkan (matahari dan bulan. Masing-masing) daripada
matahari dan bulan itu (beredar) pada garis edarnya (hingga waktu yang
ditentukan) yaitu hari kiamat. (Allah mengatur semua urusan) yakni memutuskan
semua perkara kerajaan-Nya (menjelaskan) menerangkan (tanda-tanda) yang
menunjukkan akan kekuasaan-Nya (supaya kalian) hai penduduk kota Mekah
(terhadap hari pertemuan dengan Rabb kalian) melalui hari berbangkit
(meyakininya).
|
||
Dan Dia-lah Tuhan yang
membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya.
Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan [765], Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
[kebesaran Allah] bagi kaum yang memikirkan. (3)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى مَدَّ
ٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ فِيہَا رَوَٲسِىَ وَأَنۡہَـٰرً۬اۖ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٲتِ
جَعَلَ فِيہَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ يُغۡشِى ٱلَّيۡلَ ٱلنَّہَارَۚ إِنَّ فِى
ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَتَفَكَّرُونَ (٣)
|
[765]. Yang
dimaksud "berpasang-pasangan", ialah jantan dan betina, pahit dan
manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.
|
||
|
||
003. (Dan Dialah yang membentangkan) menghamparkan
(bumi dan menjadikan) membuat (gunung-gunung padanya) gunung-gunung yang
kokoh (dan sungai-sungai. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan) dari setiap jenis yang ada (Allah menutupkan) menutup
(malam) dengan kegelapannya (kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu) dalam hal yang telah disebutkan itu (terdapat tanda-tanda) bukti-bukti
yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum yang memikirkan) tentang
ciptaan Allah.
|
||
Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi kaum yang berfikir. (4)
|
|
وَفِى ٱلۡأَرۡضِ
قِطَعٌ۬ مُّتَجَـٰوِرَٲتٌ۬ وَجَنَّـٰتٌ۬ مِّنۡ أَعۡنَـٰبٍ۬ وَزَرۡعٌ۬ وَنَخِيلٌ۬
صِنۡوَانٌ۬ وَغَيۡرُ صِنۡوَانٍ۬ يُسۡقَىٰ بِمَآءٍ۬ وَٲحِدٍ۬ وَنُفَضِّلُ
بَعۡضَہَا عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ فِى ٱلۡأُڪُلِۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬
لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ (٤)۞
|
004. (Dan di bumi terdapat bagian-bagian) berbagai macam
daerah (yang berdampingan) yang saling berdekatan; di antaranya ada yang
subur dan ada yang tandus; dan di antaranya lagi ada yang kekurangan air dan
yang banyak airnya; hal ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kepada
kekuasaan-Nya (dan kebun-kebun) ladang-ladang (anggur, tanam-tanaman) dibaca
rafa', yaitu zar'un karena diathafkan kepada lafal jannatun. Kalau dibaca
jar, yaitu zar'in diathafkan kepada lafal a'naabin, demikian pula firman-Nya:
(dan pohon kurma yang bercabang) lafal shinwaanun adalah bentuk jamak dari
kata tunggal shinwun, artinya pohon kurma yang banyak cabangnya (dan yang
tidak bercabang) pohon kurma yang tidak banyak cabangnya (disirami) kalau
dibaca tusqaa, artinya kebun-kebun dan pohon-pohon yang ada padanya disirami.
Dan kalau dibaca yusqa, artinya hal tersebut disirami (dengan air yang sama.
Kami melebihkan) dapat dibaca nufadhdhilu dan yufadhdhilu (sebagian
tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya) dapat dibaca
al-ukuli dan al-ukli, artinya dalam hal rasa; yaitu ada yang manis dan ada
yang masam. Hal ini merupakan tanda yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah
swt. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) dalam hal tersebut (terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir) yaitu bagi orang-orang yang mau
memikirkannya.
|
||
Dan jika [ada sesuatu]
yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka:
"Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan
[dikembalikan] menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir
kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah [yang dilekatkan] belenggu di
lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (5)
|
|
وَإِن تَعۡجَبۡ
فَعَجَبٌ۬ قَوۡلُهُمۡ أَءِذَا كُنَّا تُرَٲبًا أَءِنَّا لَفِى خَلۡقٍ۬ جَدِيدٍۗ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّہِمۡۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
ٱلۡأَغۡلَـٰلُ فِىٓ أَعۡنَاقِهِمۡۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ
هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٥)
|
005. (Dan jika kamu merasa heran) hai Muhammad, tentang pendustaan
yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap dirimu (maka yang patut
mengherankan) lebih berhak untuk ditakjubi (adalah ucapan mereka) orang-orang
yang mengingkari adanya hari berbangkit ("Apabila kami telah menjadi
tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?") karena
sesungguhnya Dzat yang mampu menciptakan makhluk dan hal-hal yang telah
disebutkan tadi yang tanpa tandingan mampu pula untuk mengembalikan mereka
menjadi hidup kembali. Sehubungan dengan kedua huruf hamzah pada dua tempat
dalam ayat ini, yaitu a-idzaa dan a-innaa dengan menyebutkan secara jelas
keduanya. Dan dapat pula dibaca secara nyata pada yang pertama sedangkan pada
yang kedua diringankan kemudian dimasukkan huruf alif di antara keduanya
sebagaimana boleh pula huruf alif tidak dimasukkan. Akan tetapi menurut suatu
qiraat, pada tempat yang pertama memakai huruf istifham sehingga menjadi
a-idzaa sedangkan pada yang kedua dibaca dalam bentuk kalimat berita sehingga
bacaannya menjadi innaa lafii khalqin jadiid. Dan menurut qiraat yang lainnya
lagi dibaca secara kebalikannya sehingga menjadi idzaa kunnaa turaaban
a-innaa lafii khalqin jadiid (orang-orang itulah yang kafir kepada Rabb
mereka dan orang-orang itulah yang diletakkan belenggu di lehernya; mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.)
|
||
Mereka meminta
kepadamu supaya disegerakan [datangnya] siksa, sebelum [mereka meminta]
kebaikan [766], padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum
mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan [yang luas] bagi
manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat
keras siksa-Nya. (6)
|
|
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ
بِٱلسَّيِّئَةِ قَبۡلَ ٱلۡحَسَنَةِ وَقَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِمُ ٱلۡمَثُلَـٰتُۗ
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغۡفِرَةٍ۬ لِّلنَّاسِ عَلَىٰ ظُلۡمِهِمۡۖ وَإِنَّ
رَبَّكَ لَشَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٦)
|
[766].
Orang-orang musyrik dengan cara mengejek meminta kepada Nabi Muhammad SAW,
supaya disegerakan turunnya siksa, padahal semestinya mereka lebih dahulu
meminta rahmat dan keselamatan.
|
||
|
||
006. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan permintaan
mereka yang menginginkan disegerakannya azab; mereka kemukakan hal ini dengan
nada mengejek (Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan datangnya
keburukan) yakni azab (sebelum mereka meminta kebaikan) rahmat (padahal telah
terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka) lafal matsulaat merupakan
bentuk jamak dari kata tunggal al-matslah dengan wazan ats-tsamrah; artinya
siksaan-siksaan yang telah menimpa orang-orang seperti mereka dari kalangan
orang-orang yang mendustakan. Mengapa mereka tidak mengambil pelajaran
daripadanya? (Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai ampunan yang luas
bagi manusia sekali pun) walaupun (mereka zalim) dan jika tidak demikian,
niscaya tidak akan tersisa di permukaan bumi ini makhluk yang melata di
atasnya. (Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya)
terhadap orang-orang yang durhaka kepada-Nya.
|
||
Orang-orang yang kafir
berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya [Muhammad] suatu tanda
[kebesaran] dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi
peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.
(7)
|
|
وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِۦۤۗ إِنَّمَآ
أَنتَ مُنذِرٌ۬ۖ وَلِكُلِّ قَوۡمٍ هَادٍ (٧)
|
007. (Orang-orang yang kafir berkata, "Mengapa tidak)
(diturunkan kepadanya) yakni kepada Muhammad (suatu tanda dari Rabbnya?")
yakni mukjizat, seperti tongkat dan tangannya Nabi Musa, dan seperti untanya
Nabi Saleh. Maka Allah berfirman, ("Sesungguhnya kamu hanyalah seorang
pemberi peringatan) juru peringat bagi orang-orang yang kafir; dan tugasmu
bukanlah untuk mendatangkan mukjizat-mukjizat (dan bagi tiap-tiap kaum ada
orang yang memberi petunjuk") seorang nabi yang mengajak mereka untuk
menyembah Rabb mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat yang telah diberikan
oleh-Nya, bukannya mukjizat-mukjiat seperti apa yang orang-orang kafir minta.
|
||
Allah mengetahui apa
yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang
sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
(8)
|
|
ٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا
تَحۡمِلُ ڪُلُّ أُنثَىٰ وَمَا تَغِيضُ ٱلۡأَرۡحَامُ وَمَا تَزۡدَادُۖ وَڪُلُّ
شَىۡءٍ عِندَهُ ۥ بِمِقۡدَارٍ (٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Thabrani dan lain-lainnya
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin
Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir
bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau
berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab,
"Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin
yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?"
Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai
penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut
bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." Lalu mereka berdua keluar dari
majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada
Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara
kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad
setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah
saw. Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah
bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara
kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan
tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. Dan Rasulullah
saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau
berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika
mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar
kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya. Kemudian
turunlah firman-Nya, "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap
perempuan..." (Q.S. Ar-Ra'd 8) sampai dengan firman-Nya, "Dan
Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (Q.S. Ar-Ra'd 13). Imam Nasai
dan Imam Bazzar keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas r.a. yang
menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya kepada
seorang laki-laki jahiliah yang terpandang, yaitu untuk mengajaknya menyembah
Allah. Lalu laki-laki itu menjawab, "Apakah Tuhanmu yang engkau ajak aku
supaya menyembah-Nya; apakah ia terbuat dari besi, atau dari tembaga, atau
dari perak, ataukah dari emas?" Kemudian utusan itu kembali menghadap
kepada Nabi saw. dan menceritakan kepadanya semua apa yang dialaminya. Nabi
saw. mengulangi lagi hal itu untuk yang kedua kalinya, hingga sampai pada
ketiga kalinya, akan tetapi laki-laki jahiliah itu masih tetap membangkang
dan menolak. Lalu Allah mengutus halilintar kepadanya, dan halilintar itu
menyambarnya hingga membakarnya. Maka turunlah ayat berikut ini, "Dan
Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki..." (Q.S. Ar-Ra'd 13).
|
||
|
||
008. (Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap
perempuan) apakah ia laki-laki atau perempuan, dan apakah kandungan itu
berisi satu atau kembar dan lain sebagainya (dan apa yang kurang sempurna)
kekurangan (pada kandungan rahim) tentang masa kandungan (dan apa yang lebih)
daripada masa kandungan itu. (Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya)
menurut kadar dan ukuran yang tidak berlebihan.
|
||
Yang mengetahui semua
yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. (9)
|
|
عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ
وَٱلشَّہَـٰدَةِ ٱلۡڪَبِيرُ ٱلۡمُتَعَالِ (٩)
|
009. (Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak) hal-hal
yang gaib dan hal-hal yang kelihatan (Yang Maha Besar) Maha Agung (lagi Maha
Tinggi) di atas semua makhluk-Nya dengan cara paksa. Lafal al-muta`aal dapat
pula di baca al-muta`aaliy dengan memakai huruf ya di akhirnya.
|
||
Sama saja [bagi
Tuhan], siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang
berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari
dan yang berjalan [menampakkan diri] di siang hari. (10)
|
|
سَوَآءٌ۬ مِّنكُم
مَّنۡ أَسَرَّ ٱلۡقَوۡلَ وَمَن جَهَرَ بِهِۦ وَمَنۡ هُوَ مُسۡتَخۡفِۭ بِٱلَّيۡلِ
وَسَارِبُۢ بِٱلنَّہَارِ (١٠)
|
010. (Sama saja) menurut ilmu Allah swt. (siapa yang
merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang, dan siapa yang
bersembunyi) menyembunyikan dirinya (di malam hari) di dalam kegelapannya
(dan yang berjalan) yang tampak kepergiannya di dalam perjalanannya (di siang
hari).
|
||
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767] Sesungguhnya Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia. (11)
|
|
لَهُ ۥ
مُعَقِّبَـٰتٌ۬ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُ ۥ
مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ
يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ سُوٓءً۬ا
فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ (١١)
|
[767]. Bagi
tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara
bergiliran dan ada pula
beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam
ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat
Hafazhah.
[768]. Tuhan tidak
akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab
kemunduran mereka.
|
||
|
||
011. (Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di
muka) di hadapannya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya
atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan
makhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang
baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat
menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang
telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang
yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri
(seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap
mereka. Huruf min di sini adalah zaidah.
|
||
Dia-lah Tuhan yang
memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan
Dia mengadakan awan mendung. (12)
|
|
هُوَ ٱلَّذِى يُرِيڪُمُ
ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفً۬ا وَطَمَعً۬ا وَيُنشِئُ ٱلسَّحَابَ ٱلثِّقَالَ (١٢)
|
012. (Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepada kalian untuk
menimbulkan ketakutan) terhadap orang-orang yang sedang musafir disebabkan
suara halilintar (dan harapan) bagi orang yang bermukim terhadap turunnya
hujan (dan Dia mengadakan) menciptakan (awan yang tebal) karena mengandung
air hujan.
|
||
Dan guruh itu
bertasbih dengan memuji Allah, [demikian pula] para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa
yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah
Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (13)
|
|
وَيُسَبِّحُ ٱلرَّعۡدُ
بِحَمۡدِهِۦ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ مِنۡ خِيفَتِهِۦ وَيُرۡسِلُ ٱلصَّوَٲعِقَ
فَيُصِيبُ بِہَا مَن يَشَآءُ وَهُمۡ يُجَـٰدِلُونَ فِى ٱللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ
ٱلۡمِحَالِ (١٣)
|
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah
hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang kafir
Mekah berkata kepada Nabi saw., "Jika kamu benar seperti apa yang kamu
katakan (yakni menjadi seorang rasul), maka perlihatkanlah kepada kami engkau
menghidupkan nenek moyang kami yang telah mati, supaya kami dapat berbicara
dengan mereka. Kemudian singkirkanlah bukit-bukit Mekah ini yang mengurungi kami." Lalu turunlah
firman-Nya, "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
bacaan itu gunung-gunung dapat dipindahkan ..." (Q.S. Ar-Ra'd 31). Ibnu
Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Athiyyah
Al-Aufi yang menceritakan, bahwa orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi
saw., "Seandainya engkau dapat menyingkirkan bukit-bukit Mekah itu
daripada kami, sehingga tanah menjadi lapang, maka kami akan bercocok tanam
padanya. Seandainya engkau dapat membelah tanah sebagaimana yang pernah
dilakukan oleh Nabi Sulaiman bagi kaumnya dengan memakai angin. Seandainya
engkau dapat menghidupkan kembali bagi kami orang-orang yang telah mati,
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Isa bagi kaumnya, (niscaya kami
mau beriman kepadamu)." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan
sekiranya ada suatu bacaan..." (Q.S. Ar-Ra'd 31).
|
||
|
||
013. (Dan guruh itu bertasbih) yaitu malaikat yang
diserahi tugas untuk menggiring mendung seraya (memuji Allah) artinya ia
selalu mengucapkan kalimat 'subhaanallaah wa bihamdihi' (dan) demikian pula
bertasbih (para malaikat karena takut kepada-Nya) kepada Allah (dan Allah
melepaskan halilintar) yaitu api yang keluar dari mendung (lalu menimpakannya
kepada siapa yang Dia kehendaki) kemudian halilintar itu membakarnya. Ayat
ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki yang Nabi saw. mengutus
seseorang untuk menyerunya menyembah Allah. Akan tetapi laki-laki itu
menjawab, "Siapakah utusan Allah itu, dan siapakah Allah itu; apakah ia
dari emas atau dari perak atau dari tembaga." Ketika itu juga turunlah
halilintar menyambarnya sehingga hancur tulang batok kepalanya (dan mereka)
orang-orang kafir (berbantah-bantahan) selalu membantah Nabi saw. (tentang
Allah dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras siksa-Nya) Maha Kuat atau Maha Keras
azab-Nya.
|
||
Hanya bagi Allah-lah
[hak mengabulkan] do’a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah
selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya
sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya [769]. Dan do’a [ibadat]
orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (14)
|
|
لَهُ ۥ دَعۡوَةُ
ٱلۡحَقِّۖ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم
بِشَىۡءٍ إِلَّا كَبَـٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُغَ فَاهُ وَمَا
هُوَ بِبَـٰلِغِهِۦۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَـٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ۬ (١٤)
|
[769].
Orang-orang yang mendo'a kepada berhala dimisalkan seperti orang yang
mengulurkan telapak tangannya yang terbuka ke air supaya air sampai ke
mulutnya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena telapak tangan yang terbuka
tidak dapat menampung air.
|
||
|
||
014. (Hanya bagi Dia) bagi Allah swt. (doa yang benar)
artinya kalimat-Nya, yaitu kalimat laa ilaaha illallaah (tiada Tuhan selain
Allah). (Dan berhala-berhala yang mereka seru) dapat dibaca yad'uuna dan
tad`uuna, artinya yang mereka sembah (selain Dia) yakni selain dari Allah,
yaitu berhala-berhala (tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka)
yakni sesuatu dari hal-hal yang mereka minta (melainkan) berkenaan (yang
mirip dengan orang yang membukakan) artinya perihalnya sama dengan seseorang
yang membukakan (kedua telapak tangannya ke dalam air) sedangkan ia berada di
pinggir sumur, seraya menyeru air (supaya sampai kepada mulutnya) sekali pun
tempat ia berada jauh dari air yang ada di dalam sumur itu (padahal air itu
tidak dapat sampai kepadanya) ke mulutnya untuk selama-lamanya. Demikian pula
keadaan para penyembah berhala itu, berhala-berhala yang mereka sembah itu
tidak akan dapat memperkenankan kepada mereka. (Dan doa orang-orang kafir
itu) penyembahan mereka terhadap berhala-berhala atau makna yang dimaksud
adalah doa yang sesungguhnya (hanyalah sia-sia belaka) tidak ada artinya.
|
||
Hanya kepada Allah-lah
sujud [patuh] segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan
sendiri ataupun terpaksa [dan sujud pula] bayang-bayangnya di waktu pagi dan
petang hari. (15)
|
|
وَلِلَّهِ يَسۡجُدُ مَن
فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعً۬ا وَكَرۡهً۬ا وَظِلَـٰلُهُم بِٱلۡغُدُوِّ
وَٱلۡأَصَالِ ۩ (١٥)
|
015. (Hanya kepada Allahlah sujud segala apa yang ada di
langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri) seperti orang-orang yang
beriman (atau pun terpaksa) seperti orang-orang munafik dan orang-orang yang
dipaksa dengan kekerasan (dan) sujud pula (bayang-bayangnya di waktu pagi)
pada pagi hari (dan petang hari) sore hari.
|
||
Katakanlah:
"Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah."
Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari
selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfa’atan dan tidak [pula]
kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama
orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang
benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut
pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". (16)
|
|
قُلۡ مَن رَّبُّ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ قُلِ ٱللَّهُۚ قُلۡ أَفَٱتَّخَذۡتُم مِّن دُونِهِۦۤ
أَوۡلِيَآءَ لَا يَمۡلِكُونَ لِأَنفُسِهِمۡ نَفۡعً۬ا وَلَا ضَرًّ۬اۚ قُلۡ هَلۡ
يَسۡتَوِى ٱلۡأَعۡمَىٰ وَٱلۡبَصِيرُ أَمۡ هَلۡ تَسۡتَوِى ٱلظُّلُمَـٰتُ
وَٱلنُّورُۗ أَمۡ جَعَلُواْ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُواْ كَخَلۡقِهِۦ
فَتَشَـٰبَهَ ٱلۡخَلۡقُ عَلَيۡہِمۡۚ قُلِ ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىۡءٍ۬
وَهُوَ ٱلۡوَٲحِدُ ٱلۡقَهَّـٰرُ (١٦)
|
016. (Katakanlah) hai Muhammad kepada kaummu ("Siapakah
Rabb langit dan bumi?" Jawabnya, "Allah.") jika mereka tidak
mau mengatakannya, maka tiada jawaban lain kecuali itu. (Katakanlah) kepada
mereka ("Maka patutkah kalian mengambil selain Allah) selain-Nya
(sebagai pelindung-pelindung) berhala-berhala yang kalian sembah (padahal mereka
tidak memiliki kekuasaan untuk memberikan kemanfaatan dan tidak pula
kemudaratan bagi diri mereka sendiri?") kemudian kalian meninggalkan
untuk menyembah kepada Yang memiliki dan Yang menguasai kemanfaatan dan
kemudaratan? Kata tanya di sini mengandung pengertian cemoohan dan ejekan.
(Katakanlah, "Adakah sama orang buta dan orang yang melihat?) orang
kafir dan orang mukmin itu apakah sama? (atau samakah gelap-gulita) yakni
kekafiran (dan terang-benderang?) yakni keimanan? Tentu saja tidak. (Apakah
mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti
ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa) artinya sekutu-sekutu itu
dapat menciptakan seperti ciptaan Allah (menurut pandangan mereka?")
sehingga mereka berkeyakinan bahwa berhala-berhala atau sekutu-sekutu itu
berhak untuk disembah oleh sebab kemampuan mereka dalam hal menciptakan? Kata
tanya di sini mengandung makna ingkar; atau dengan kata lain berarti bahwa
hakikatnya tidaklah demikian karena sesungguhnya tidak ada yang berhak untuk
disembah selain daripada Yang Maha Pencipta. (Katakanlah, "Allah adalah
pencipta segala sesuatu) tiada sekutu bagi-Nya di dalam penciptaan ini, maka
tiada sekutu pula bagi-Nya dalam hal disembah (dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa
lagi Maha Perkasa.") di atas semua hamba-hamba-Nya.
|
||
Allah telah menurunkan
air [hujan] dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut
ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa [logam]
yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada
[pula] buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan
[bagi] yang benar dan yang bathil [770] Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya; adapun yang memberi manfa’at kepada manusia, maka ia tetap di bumi.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (17)
|
|
أَنزَلَ مِنَ
ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَسَالَتۡ أَوۡدِيَةُۢ بِقَدَرِهَا فَٱحۡتَمَلَ ٱلسَّيۡلُ
زَبَدً۬ا رَّابِيً۬اۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيۡهِ فِى ٱلنَّارِ ٱبۡتِغَآءَ
حِلۡيَةٍ أَوۡ مَتَـٰعٍ۬ زَبَدٌ۬ مِّثۡلُهُ ۥۚ كَذَٲلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ
ٱلۡحَقَّ وَٱلۡبَـٰطِلَۚ فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذۡهَبُ جُفَآءً۬ۖ وَأَمَّا
مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمۡكُثُ فِى ٱلۡأَرۡضِۚ كَذَٲلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ
ٱلۡأَمۡثَالَ (١٧)
|
[770]. Allah
mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan
logam yang mencair dan buihnya. Yang benar sama dengan air atau logam murni
yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak
ada gunanya bagi manusia.
|
||
|
||
017. Kemudian Allah membuat suatu perumpamaan mengenai
perkara yang hak dan perkara yang batil untuk itu Dia berfirman: (Allah telah
menurunkan) Maha Tinggi Allah (air dari langit) yakni air hujan (maka
mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya) sesuai dengan daya
tampungnya (maka arus itu membawa buih yang mengembang) mengapung di atas air
yang mengandung kotoran dan lain sebagainya. (Dan dari apa yang mereka lebur)
dapat dibaca tuuqiduuna dan yuuqiduuna (dalam api) yaitu berupa logam yang
dikeluarkan dari dalam bumi, seperti emas, perak dan tembaga (untuk membuat)
untuk dijadikan (perhiasan) barang perhiasan (atau alat-alat) perabot-perabot
yang diperlukan, jika kesemuanya itu dilebur (ada pula buihnya) yakni sama
seperti buih arus tadi, yaitu kotorannya kemudian kotoran itu dibuang oleh
orang yang mencetaknya. (Demikianlah) hal yang telah disebutkan itu (Allah
membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang batil) perumpamaan mengenai
keduanya. (Adapun buih itu) buih arus itu dan kotoran barang logam yang
dilebur (akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya) menjadi limbah
yang dibuang (adapun yang memberi manfaat kepada manusia) yaitu air bersih
dan inti logam (maka ia tetap) terkandung (di bumi) selama beberapa masa.
Demikianlah perumpamaan tentang hal yang batil; akan pudar dan lenyap,
sekalipun dalam beberapa waktu dapat mengalahkan perkara yang hak. Akan
tetapi pada akhirnya perkara yang hak jugalah yang akan tetap tegak dan
menang. (Demikian) hal yang disebutkan itu (Allah menjelaskan) menerangkan
(perumpamaan-perumpamaan).
|
||
Bagi orang-orang yang
memenuhi seruan Tuhannya, [disediakan] pembalasan yang baik. Dan orang-orang
yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua [kekayaan]
yang ada di bumi dan [ditambah] sebanyak isi bumi itu lagi besertanya,
niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu
disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahannam
dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. (18)
|
|
لِلَّذِينَ
ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّہِمُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَٱلَّذِينَ لَمۡ يَسۡتَجِيبُواْ
لَهُ ۥ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا وَمِثۡلَهُ ۥ
مَعَهُ ۥ لَٱفۡتَدَوۡاْ بِهِۦۤۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ سُوٓءُ ٱلۡحِسَابِ
وَمَأۡوَٮٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ (١٨) ۞
|
018. (Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Rabbnya) yaitu
mereka yang menjalankan seruan-Nya dengan melakukan ketaatan (disediakan
pembalasan yang baik) yaitu surga (Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan
Rabb) mereka adalah orang-orang kafir (sekiranya mereka mempunyai semua
kekayaan sebanyak isi bumi itu beserta hal yang serupa niscaya mereka akan
menebus dirinya dengan kekayaan itu) dari azab. (Orang-orang itu disediakan
baginya hisab yang buruk) yaitu menghukum semua amal perbuatan yang telah dilakukannya
tanpa ada pengampunan barang sedikit pun daripadanya (dan tempat kediaman
mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman) tempat yang
paling buruk ialah Jahanam.
|
||
Adakah orang yang
mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar
sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran, (19)
|
|
أَفَمَن يَعۡلَمُ
أَنَّمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ كَمَنۡ هُوَ أَعۡمَىٰٓۚ
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (١٩)
|
019. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan sahabat
Hamzah dan Abu Jahal. (Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar) lalu ia beriman kepadanya (sama
dengan orang yang buta?) yaitu orang yang tidak mengetahuinya dan tidak mau
beriman kepadanya. Tentu saja tidak. (Sesungguhnya yang mau mengambil
pelajaran itu) orang-orang yang menasihati dirinya sendiri (hanyalah
orang-orang yang berakal saja) orang-orang yang memiliki akal sehat.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, (20)
|
|
ٱلَّذِينَ يُوفُونَ
بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَـٰقَ (٢٠)
|
020. (Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah) yang telah
mereka ikrarkan di hadapan-Nya, yang hal ini terjadi di alam arwah, atau
makna yang dimaksud adalah setiap janji (dan tidak merusak perjanjian) dengan
meninggalkan keimanan atau meninggalkan hal-hal yang fardu.
|
||
dan orang-orang yang
menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan [771], dan mereka takut
kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (21)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ
مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦۤ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ وَيَخَافُونَ
سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ (٢١)
|
[771]. Yaitu
mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan.
|
||
|
||
021. (Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang
Allah perintahkan supaya dihubungkan) yaitu iman, silaturahmi dan lain
sebagainya (dan mereka takut kepada Rabb mereka) ancaman-Nya (dan takut
kepada hisab yang buruk) penafsiran kalimat ini telah dijelaskan sebelumnya.
|
||
Dan orang-orang yang
sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah
yang mendapat tempat kesudahan [yang baik], (22)
|
|
وَٱلَّذِينَ صَبَرُواْ
ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّہِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا
رَزَقۡنَـٰهُمۡ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ وَيَدۡرَءُونَ بِٱلۡحَسَنَةِ
ٱلسَّيِّئَةَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ (٢٢)
|
022. (Dan orang-orang yang sabar) di dalam menjalankan
ketaatan dan menghadapi musibah serta teguh di dalam menjauhi kemaksiatan
(karena mencari) demi karena (Rabbnya) bukan karena mengharapkan kebendaan
(dan mendirikan salat dan menafkahkan) di jalan ketaatan (sebagian rezeki
yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta
menolak) menghadapi (kejahatan dengan kebaikan) seperti menghadapi kebodohan
dengan sifat penyantun dan menghadapi perlakuan yang menyakitkan dengan
bersabar diri (orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik)
yakni mendapat akibat yang terpuji di kampung akhirat, yaitu:
|
||
[yaitu] surga ’Adn
yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat
masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (23)
|
|
جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬
يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ
وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡۖ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡہِم مِّن كُلِّ
بَابٍ۬ (٢٣)
|
023. (Surga Adn) sebagai tempat tinggalnya (yang mereka masuk
ke dalamnya) bersama (dengan orang-orang yang saleh) orang-orang yang beriman
(dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak-cucunya) sekali pun mereka
tidak mengamalkan seperti apa yang diamalkannya, maka mereka tetap sederajat
dengannya sebagai penghormatan terhadapnya (sedangkan malaikat-malaikat masuk
ke tempat-tempat mereka dari setiap pintu) dari pintu-pintu surga atau
pintu-pintu gedung surga, sewaktu pertama kali mereka memasukinya sebagai
penghormatan dari para malaikat terhadap mereka.
|
||
[sambil mengucapkan]:
"Salamun `alaikum bima shabartum" [772], Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (24)
|
|
سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُم
بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ (٢٤)
|
[772].
Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
|
||
|
||
024. Malaikat-malaikat itu mengucapkan (Kesejahteraan
buat kalian) yakni pahala ini (berkat kesabaran kalian) sewaktu kalian di
dunia (maka alangkah baiknya tempat kesudahan ini) akibat dari perbuatan
kalian itu.
|
||
Orang-orang yang
merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman
yang buruk [Jahannam]. (25)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ
عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَـٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ
بِهِۦۤ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِۙ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ
ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ (٢٥)
|
025. (Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan
dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan
dan mengadakan kerusakan di bumi) dengan melakukan kekafiran dan
perbuatan-perbuatan maksiat (orang-orang itulah yang memperoleh kutukan)
yaitu dijauhkan dari rahmat Allah (dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk) akibat yang buruk di kampung akhirat nanti, yaitu ditempatkan di
neraka Jahanam.
|
||
Allah meluaskan rezki
dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan
kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu [dibanding dengan] kehidupan
akhirat, hanyalah kesenangan [yang sedikit]. (26)
|
|
ٱللَّهُ يَبۡسُطُ
ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ وَفَرِحُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا فِى ٱلۡأَخِرَةِ إِلَّا مَتَـٰعٌ۬ (٢٦)
|
026. (Allah meluaskan rezeki) melebarkannya (bagi siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyempitkannya) artinya Allah pun menyempitkan rezeki
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (Mereka bergembira) yang dimaksud ialah
penduduk Mekah, yaitu dengan kegembiraan yang sombong (dengan kehidupan di
dunia) dengan apa yang telah mereka peroleh daripada perkara duniawi (padahal
kehidupan dunia itu) dibanding dengan (kehidupan di akhirat hanyalah
kesenangan yang sedikit) kesenangan yang bersifat sementara lalu lenyap.
|
||
Orang-orang kafir
berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya [Muhammad] tanda [mu’jizat]
dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan [773] siapa yang Dia
kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada Nya",
(27)
|
|
وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِۦۗ قُلۡ إِنَّ
ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَہۡدِىٓ إِلَيۡهِ مَنۡ أَنَابَ (٢٧)
|
[773]. Lihat
not no. 34. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung
keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini,
karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan
nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
|
||
|
||
027. (Orang-orang kafir berkata) mereka adalah dari
kalangan penduduk Mekah ("Mengapa tidak) (diturunkan kepadanya) yakni
kepada Muhammad (suatu mukjizat dari Rabbnya?") seperti tongkat dan
tangan Nabi Musa dan unta Nabi Saleh. (Katakanlah) kepada mereka (Allah
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki) untuk disesatkan oleh sebab itu tiada
gunanya sedikit pun baginya mukjizat-mukjizat itu (dan menunjuki) memberikan
petunjuk (kepada-Nya) kepada agama-Nya (orang-orang yang bertobat)
kepada-Nya. Kemudian pada ayat selanjutnya diterangkan, siapa yang dimaksud
orang-orang yang bertobat itu.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (28)
|
|
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ
ٱلۡقُلُوبُ (٢٨)
|
028. (Yaitu orang-orang yang beriman dan yang merasa tenang)
tenteram (hati mereka dengan mengingat Allah) mengingat janji-Nya. (Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram) yakni hati orang-orang
yang beriman.
|
||
Orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang
baik. (29)
|
|
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ طُوبَىٰ لَهُمۡ وَحُسۡنُ مَـَٔابٍ۬ (٢٩)
|
029. (Orang-orang yang beriman dan beramal saleh) kalimat ini
menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (alangkah bahagianya) lafal thuubaa
mashdar daripada lafal ath-thiib, adalah nama sebuah pohon di surga,
seseorang yang berkendaraan tidak akan dapat menempuh naungannya sekali pun
berjalan seratus tahun (bagi mereka dan tempat kembali yang baik) tempat
kembali di akhirat.
|
||
Demikianlah, Kami
telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat
sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka [Al Qur’an] yang Kami
wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan [yang berhak disembah]
selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku
bertaubat". (30)
|
|
كَذَٲلِكَ
أَرۡسَلۡنَـٰكَ فِىٓ أُمَّةٍ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهَآ أُمَمٌ۬ لِّتَتۡلُوَاْ
عَلَيۡہِمُ ٱلَّذِىٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ وَهُمۡ يَكۡفُرُونَ بِٱلرَّحۡمَـٰنِۚ
قُلۡ هُوَ رَبِّى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيۡهِ تَوَڪَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ
مَتَابِ (٣٠)
|
030. (Demikianlah) sebagaimana Kami mengutus nabi-nabi
sebelummu (Kami mengutus kamu kepada suatu umat yang sungguh telah berlalu
beberapa umat sebelumnya supaya kamu membacakan) mengajarkan (kepada mereka
apa yang Kami wahyukan kepadamu) yaitu Alquran (padahal mereka kafir kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah) karena mereka mengatakan sewaktu mereka disuruh
sujud atau menyembah kepada-Nya siapakah Tuhan Yang Maha Pemurah?
(Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad ("Dialah Rabbku, tidak ada Tuhan
selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku
bertobat.")
|
||
Dan sekiranya ada
suatu bacaan [kitab suci] yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat
digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang
sudah mati dapat berbicara, [tentu Al Qur’an itulah dia] [774] Sebenarnya segala
urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu
mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki [semua manusia beriman], tentu
Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir
senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana
itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah.
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (31)
|
|
وَلَوۡ أَنَّ
قُرۡءَانً۬ا سُيِّرَتۡ بِهِ ٱلۡجِبَالُ أَوۡ قُطِّعَتۡ بِهِ ٱلۡأَرۡضُ أَوۡ
كُلِّمَ بِهِ ٱلۡمَوۡتَىٰۗ بَل لِّلَّهِ ٱلۡأَمۡرُ جَمِيعًاۗ أَفَلَمۡ
يَاْيۡـَٔسِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن لَّوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَهَدَى ٱلنَّاسَ
جَمِيعً۬اۗ وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ تُصِيبُہُم بِمَا صَنَعُواْ
قَارِعَةٌ أَوۡ تَحُلُّ قَرِيبً۬ا مِّن دَارِهِمۡ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ وَعۡدُ
ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ (٣١)
|
[774]. Dapat
juga ayat ini diartikan: "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci)
yang dengan membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi
terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat bicara (namun
mereka tidak juga akan beriman).
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwasanya sewaktu ayat ini diturunkan, yaitu:
"Dan tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu ayat
(mukjizat) melainkan dengan izin Allah" (Q.S. Ar-Ra'd 38).
|
||
|
||
031. Ayat ini diturunkan ketika orang-orang kafir Mekah
berkata kepada Nabi saw., "Jika engkau ini benar-benar seorang nabi,
maka lenyapkanlah gunung-gunung Mekah ini daripada kami, kemudian jadikanlah
pada tempatnya sungai-sungai dan mata air-mata air supaya kami dapat bercocok
tanam, dan bangkitkanlah nenek moyang kami yang telah mati menjadi hidup
kembali, untuk berbicara kepada kami." (Dan sekiranya ada suatu bacaan
yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat dipindahkan) artinya dapat
dipindahkan dari tempatnya yang semula (atau dapat dibelah) dapat dipotong
(karenanya bumi, atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara)
seumpamanya mereka dapat dihidupkan kembali karenanya, niscaya mereka tetap
tidak akan beriman juga. (Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan
Allah) bukan kepunyaan yang lain-Nya. Oleh sebab itu maka tiada beriman
melainkan orang-orang yang telah dikehendaki oleh Allah untuk beriman,
bukannya orang-orang selain mereka sekali pun didatangkan kepada mereka apa
yang dipintanya itu. Sedangkan ayat selanjutnya ini diturunkan ketika para
sahabat berkehendak untuk menampakkan apa yang mereka minta, karena para
sahabat sangat menginginkan mereka mau beriman, yaitu firman-Nya: (Maka
tidakkah mengetahui) mengerti (orang-orang yang beriman itu, bahwasanya)
huruf an di sini adalah bentuk takhfif daripada anna (seandainya Allah
menghendaki tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya) kepada
keimanan tanpa melalui mukjizat lagi. (Dan orang-orang yang kafir senantiasa)
yakni penduduk Mekah yang kafir (ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka
sendiri) yakni oleh sebab kekafiran mereka itu (yaitu berupa malapetaka) yang
menimpa mereka dengan berbagai macam cobaan, seperti dibunuh, ditawan,
diperangi dan paceklik (atau bencana itu terjadi) hai Muhammad terhadap
pasukanmu (dekat tempat kediaman mereka) yaitu kota Mekah (sehingga datanglah
janji Allah) yaitu memberikan pertolongan-Nya untuk mengalahkan mereka.
(Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji) hal ini telah terjadi di Hudaibiah
sehingga tibalah saatnya penaklukan kota Mekah.
|
||
Dan sesungguhnya telah
diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada
orang-orang kafir itu kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya
siksaan-Ku itu! (32)
|
|
وَلَقَدِ ٱسۡتُہۡزِئَ
بِرُسُلٍ۬ مِّن قَبۡلِكَ فَأَمۡلَيۡتُ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ثُمَّ أَخَذۡتُہُمۡۖ
فَكَيۡفَ ڪَانَ عِقَابِ (٣٢)
|
032. (Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul
sebelum kamu) sebagaimana kamu diperolok-olokkan. Hal ini merupakan penghibur
bagi hati Nabi saw. (maka Aku beri tangguh) menangguhkan (kepada orang-orang
kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka) dengan siksaan (maka sebagaimana
siksaan-Ku terdahulu) artinya siksaan itu benar-benar telah menimpa
orang-orang yang memperolok-olokkan para rasul, demikian pula Aku akan
melakukan hal yang sama terhadap orang-orang yang memperolok-olokkan kamu.
|
||
Maka apakah Tuhan yang
menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya [sama dengan yang tidak
demikian sifatnya]? Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah:
"Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu". Atau apakah kamu hendak
memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau kamu
mengatakan [tentang hal itu] sekedar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya
orang-orang kafir itu dijadikan [oleh syaitan] memandang baik tipu daya
mereka dan dihalanginya dari jalan [yang benar]. Dan barangsiapa yang
disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.
(33)
|
|
أَفَمَنۡ هُوَ
قَآٮِٕمٌ عَلَىٰ كُلِّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡۗ وَجَعَلُواْ لِلَّهِ
شُرَكَآءَ قُلۡ سَمُّوهُمۡۚ أَمۡ تُنَبِّـُٔونَهُ ۥ بِمَا لَا يَعۡلَمُ
فِى ٱلۡأَرۡضِ أَم بِظَـٰهِرٍ۬ مِّنَ ٱلۡقَوۡلِۗ بَلۡ زُيِّنَ لِلَّذِينَ
كَفَرُواْ مَكۡرُهُمۡ وَصُدُّواْ عَنِ ٱلسَّبِيلِۗ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ
فَمَا لَهُ ۥ مِنۡ هَادٍ۬ (٣٣)
|
033. (Maka apakah Tuhan yang menjaga) yakni mengawasi (setiap
diri terhadap apa yang diperbuatnya) yaitu berupa amal kebaikan dan
keburukan, sama keadaan-Nya dengan berhala-berhala yang tidak demikian
keadaannya; tentu saja tidak. Pengertian ini ditunjukkan oleh firman
selanjutnya, yaitu (Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah,
"Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.") kepada-Nya, siapakah
berhala-berhala itu (atau) bahkan apakah (kalian hendak memberitakan kepada
Allah) menceritakan kepada-Nya (mengenai apa) yakni sekutu (yang tidak
diketahui)-Nya (di bumi) istifham atau kata tanya di sini mengandung
pengertian ingkar; artinya jelas tidak ada sekutu itu, sebab jika sekutu itu
ada niscaya Dia akan mengetahuinya, Maha Tinggi Allah dari semua sekutu
(atau) bahkan mereka menamakannya sebagai sekutu-sekutu Allah (kalian
mengatakan sekadar perkataan pada lahirnya) dengan sangkaan yang batil, lagi
hal itu tidak ada kenyataannya pada batinnya. (Sebenarnya orang-orang kafir
itu dijadikan memandang baik tipu daya mereka) yang dimaksud ialah kekafiran
mereka (dan dihalanginya dari jalan yang benar) yaitu hidayah. (Dan barang
siapa yang disesatkan Allah, maka tak ada seorang pun baginya yang akan
memberi petunjuk).
|
||
Bagi mereka azab dalam
kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada
bagi mereka seorang pelindungpun dari [azab] Allah. (34)
|
|
لَّهُمۡ عَذَابٌ۬ فِى
ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَعَذَابُ ٱلۡأَخِرَةِ أَشَقُّۖ وَمَا لَهُم مِّنَ
ٱللَّهِ مِن وَاقٍ۬ (٣٤) ۞
|
034. (Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia) yaitu dengan
dibunuh dan ditawan (dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras) lebih
keras daripada siksaan di dunia (dan tak ada bagi mereka terhadap Allah)
terhadap siksaan-Nya (seorang pelindung pun) yang dapat mencegah siksaan itu.
|
||
Perumpamaan surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah [seperti taman] mengalir
sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya
[demikian pula]. Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa;
sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (35)
|
|
مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُۖ
أُڪُلُهَا دَآٮِٕمٌ۬ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۖ
وَّعُقۡبَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ ٱلنَّارُ (٣٥)
|
035. (Perumpamaan) gambaran (surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang takwa) kalimat ayat ini menjadi mubtada, sedangkan khabarnya
tidak disebutkan, lengkapnya mengatakan: yaitu seperti apa yang akan Kami
ceritakan kepada kalian (mengalir sungai-sungai di bawahnya; buah-buahannya)
artinya apa-apa yang dimakan di dalam surga (tiada henti-hentinya) tidak
pernah lenyap (sedang naungannya) tiada henti-hentinya pula, tidak pernah
terhapus oleh matahari, karena di dalam surga tidak ada matahari. (Itulah)
yakni surga itu (tempat kesudahan) akhir daripada kesudahan (orang-orang yang
bertakwa) takut kepada perbuatan syirik (sedangkan tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka).
|
||
Orang-orang yang telah
Kami berikan kitab kepada mereka [775] bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara
golongan-golongan [Yahudi dan Nasrani] yang bersekutu, ada yang mengingkari
sebahagiannya. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk
menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya
kepada-Nya aku seru [manusia] dan hanya kepada-Nya aku kembali".
(36)
|
|
وَٱلَّذِينَ
ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَۖ وَمِنَ
ٱلۡأَحۡزَابِ مَن يُنكِرُ بَعۡضَهُ ۥۚ قُلۡ إِنَّمَآ أُمِرۡتُ أَنۡ
أَعۡبُدَ ٱللَّهَ وَلَآ أُشۡرِكَ بِهِۦۤۚ إِلَيۡهِ أَدۡعُواْ وَإِلَيۡهِ
مَـَٔابِ (٣٦)
|
[775] Yaitu
orang-orang Yahudi yang telah masuk agama Islam seperti Abdullah bin Salam
dan orang-orang Nasara yang telah memeluk agama Islam.
|
||
|
||
036. (Orang-orang yang Kami berikan kitab kepada
mereka) seperti Abdullah bin Salam dan lain-lainnya dari kalangan orang-orang
Yahudi yang beriman (mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu)
karena Alquran yang diturunkan kepadanya tidak bertentangan dengan kitab
Taurat yang ada pada mereka (dan di antara golongan-golongan) yang telah
bersekutu untuk melawan kamu, yaitu mereka yang terdiri dari kalangan kaum
musyrikin dan orang-orang Yahudi (ada yang menginginkan sebagiannya) yaitu
yang menyangkut tentang penyebutan lafal Ar-Rahman dan hal-hal yang lain
selain yang menyangkut kisah-kisah. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanya
diperintahkan) oleh apa yang diturunkan kepadaku (untuk) supaya (menyembah
Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hanya kepada-Nya aku
berseru dan hanya kepada-Nya aku kembali.") tempat kembaliku.
|
||
Dan demikianlah, Kami
telah menurunkan Al Qur’an itu sebagai peraturan [yang benar] dalam bahasa
Arab [776].
Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
[siksa] Allah. (37)
|
|
وَكَذَٲلِكَ
أَنزَلۡنَـٰهُ حُكۡمًا عَرَبِيًّ۬اۚ وَلَٮِٕنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم
بَعۡدَمَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا
وَاقٍ۬ (٣٧)
|
[776]. Keistimewaan
bahasa Arab itu antara lain ialah : 1. sejak zaman dahulu kala hingga
sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah
bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan
keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif
(konjugasi) yang amat luas sehingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan,
yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain.
|
||
|
||
037. (Dan demikianlah) penurunan itu (Kami telah menurunkannya)
Alquran itu (sebagai peraturan dalam bahasa Arab) yaitu dengan memakai bahasa
Arab, yang dengannya engkau putuskan hukum-hukum di antara manusia. (Dan
seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka) hawa nafsu orang-orang kafir,
dalam hal apa yang mereka inginkan, supaya kamu melakukannya menurut
peraturan agama mereka. Ini hanyalah merupakan perumpamaan (setelah datang
pengetahuan kepadamu) tentang tauhid (maka sekali-kali tidak ada bagimu
terhadap Allah) huruf min di sini adalah zaidah (seorang penolong pun)
penolong yang mau membantu menyelamatkanmu (dan tidak pula seorang
pemelihara) yang dapat mencegah azab Allah yang menimpa dirimu.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri
dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat
[mu’jizat] melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab [yang
tertentu] [777] (38)
|
|
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا
رُسُلاً۬ مِّن قَبۡلِكَ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَذُرِّيَّةً۬ۚ وَمَا
كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ لِكُلِّ
أَجَلٍ۬ ڪِتَابٌ۬ (٣٨)
|
[777]. Tujuan
ayat ini ialah pertama-tama untuk membantah ejekan-ejekan terhadap Nabi
Muhammad SAW dari pihak musuh-musuh beliau, karena hal itu merendahkan
martabat kenabian. Keduanya untuk membantah pendapat mereka bahwa seorang
rasul itu dapat melakukan mu'jizat yang diberikan Allah kepada rasul-Nya
bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. Bagi tiap-tiap rasul
itu ada Kitabnya yang sesuai dengan keadaan masanya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Orang-orang Quraisy berkata
kepada Nabi saw., "Hai Muhammad, kami lihat engkau ini sudah tidak
mempunyai apa-apa lagi, semuanya telah habis untuk menyelesaikan urusan
engkau itu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya yang lain, yaitu:
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan..." (Q.S.
Ar-Ra'd 39).
|
||
|
||
038. Ayat ini diturunkan ketika orang-orang kafir
mencela Nabi saw. karena istrinya banyak, yaitu: (Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka
istri-istri dan keturunan) yakni anak-anak, sedangkan engkau adalah salah
satu di antara para rasul itu. (Dan tidak ada hak bagi seorang rasul) di
antara para rasul itu (mendatangkan sesuatu ayat melainkan dengan izin Allah)
karena para rasul itu tiada lain hanyalah hamba-hamba yang diasuh-Nya. (Bagi
tiap-tiap masa) zaman (ada kitab) yang tertera di dalamnya tentang batas masa
berlakunya.
|
||
Allah menghapuskan apa
yang Dia kehendaki dan menetapkan [apa yang Dia kehendaki], dan di
sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab [Lauh Mahfuzh]. (39)
|
|
يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا
يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ وَعِندَهُ ۥۤ أُمُّ ٱلۡڪِتَـٰبِ (٣٩)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ibnu Jarir mengetengahkan
sebuah hadis melalui Atha Bin Yasar yang menceritakan, bahwasanya ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang (kafir) yang terbunuh ketika perang
Badar yaitu firman-Nya, "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah
menukar nikmat Allah dengan kekafiran..." (Q.S. Ibrahim 28).
|
||
|
||
039. (Allah menghapuskan) daripada kitab itu (apa yang dikehendaki-Nya
dan menetapkan) dapat dibaca yutsbitu atau yutsabbitu, artinya hukum-hukum
dan masalah-masalah lainnya yang dikehendaki-Nya untuk dihapus atau
ditetapkan (dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab) asal kitab yang tidak
berubah sedikit pun daripadanya, yaitu kitab-kitab-Nya di zaman azali.
|
||
Dan jika Kami
perlihatkan kepadamu sebahagian [siksa] yang Kami ancamkan kepada mereka atau
Kami wafatkan kamu [hal itu tidak penting bagimu] karena sesungguhnya tugasmu
hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka. (40)
|
|
وَإِن مَّا نُرِيَنَّكَ
بَعۡضَ ٱلَّذِى نَعِدُهُمۡ أَوۡ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ
ٱلۡبَلَـٰغُ وَعَلَيۡنَا ٱلۡحِسَابُ (٤٠)
|
040. (Dan jika) asalnya lafal immaa ini terdiri daripada in
syarthiyah dan maa zaidah, kemudian keduanya dijadikan satu sehingga jadilah
immaa, artinya seandainya (Kami perlihatkan kepadamu sebagian apa yang Kami
ancamkan kepada mereka) yaitu sebagian daripada azab-Ku sewaktu kamu masih
hidup. Jawab dari in syarthiyah tidak disebutkan, lengkapnya ialah fadzaaka:
itulah azab-Ku (atau Kami wafatkan kamu) sebelum orang-orang kafir itu diazab
(karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja) hal itu tidak penting
bagimu, tugasmu tiada lain hanya menyampaikan (sedangkan Kamilah yang
menghisab amalan mereka) jika mereka telah kembali kepada Kami, maka Kami
akan membalas semua amal perbuatan mereka.
|
||
Dan apakah mereka
tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah [orang-orang
kafir], lalu Kami kurangi daerah-daerah itu [sedikit demi sedikit] dari
tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum [menurut kehendak-Nya], tidak ada
yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya. (41)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
أَنَّا نَأۡتِى ٱلۡأَرۡضَ نَنقُصُہَا مِنۡ أَطۡرَافِهَاۚ وَٱللَّهُ يَحۡكُمُ
لَا مُعَقِّبَ لِحُكۡمِهِۦۚ وَهُوَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ (٤١)
|
041. (Dan apakah mereka tidak melihat) yang dimaksud adalah
penduduk Mekah (bahwa sesungguhnya Kami mendatangkan daerah-daerah)
orang-orang kafir (lalu Kami kurangi daerah-daerah itu dari tepi-tepinya?)
yaitu melalui pembukaan/penaklukan yang dilakukan oleh Nabi saw. (Dan Allah
menetapkan hukum) atas makhluk-Nya menurut kehendak-Nya (tidak ada yang dapat
menolak) tiada seorang pun yang dapat menolak (ketetapan-Nya; dan Dialah Yang
Maha Cepat hisab-Nya.)
|
||
Dan sungguh
orang-orang kafir yang sebelum mereka [kafir Mekah] telah mengadakan tipu
daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui
apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui
untuk siapa tempat kesudahan [yang baik] itu. (42)
|
|
وَقَدۡ مَكَرَ
ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ فَلِلَّهِ ٱلۡمَكۡرُ جَمِيعً۬اۖ يَعۡلَمُ مَا
تَكۡسِبُ كُلُّ نَفۡسٍ۬ۗ وَسَيَعۡلَمُ ٱلۡكُفَّـٰرُ لِمَنۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ (٤٢)
|
042. (Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka telah
mengadakan tipu-daya) yang dimaksud adalah umat-umat terdahulu sebelum
orang-orang kafir Mekah; mereka telah berbuat makar terhadap nabi-nabi-Nya
sebagaimana orang-orang kafir Mekah telah berbuat makar terhadapmu (tetapi
semua tipu-daya itu adalah dalam kekuasaan Allah) tipu daya mereka tidaklah
sama dengan tipu daya-Nya, karena Allah swt. (Dia mengetahui apa yang diusahakan
oleh setiap diri) maka untuk itu Dia telah mempersiapkan balasan usaha itu;
dan inilah yang dinamakan tipu daya secara keseluruhan. Karena sesungguhnya
balasan itu menimpa mereka sewaktu mereka tidak menyadarinya. (Dan
orang-orang kafir akan mengetahui) lafal al-kaafir yang dimaksud adalah makna
jenis sehingga artinya menunjukkan jamak sekalipun lafalnya mufrad. Akan
tetapi menurut qiraat yang lain dibaca al-kuffaaru dalam bentuk jamak (untuk
siapakah tempat kesudahan yang baik itu) akibat yang paling baik di akhirat
kelak; apakah untuk mereka ataukah untuk Nabi saw. dan para sahabatnya?
|
||
Berkatalah orang-orang
kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu dan antara orang yang
mempunyai ilmu Al Kitab". [778] (43)
|
|
وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَسۡتَ مُرۡسَلاً۬ۚ قُلۡ ڪَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدَۢا بَيۡنِى
وَبَيۡنَڪُمۡ وَمَنۡ عِندَهُ ۥ عِلۡمُ ٱلۡكِتَـٰبِ (٤٣)
|
[778] Yaitu
ulama-ulama ahli Kitab yang memeluk agama Islam
|
||
|
||
043. (Berkatalah orang-orang kafir) kepadamu
("Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." Katakanlah) kepada
mereka ("Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kalian) atas
kebenaranku (dan antara orang yang mempunyai ilmu Kitab.") dari kalangan
orang-orang yang beriman, Yahudi dan Nasrani.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 13 - Ar Ra'du (1 - 43)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar