Surah BULAN
|
|
سُوۡرَةُ القَمَر
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Telah disebutkan
dalam hadist Abu Waqid al-Laitsi bahwa Rasulullah SAW pernah membaca surat Qaaf dan
Iqtarabatis Saa’ah (Al-Qamar) dalam sholat ‘Idul Adh-ha dan ‘Idul Fithri.
Kedua surat itu juga dibaca oleh beliau dalam pertemuan-pertemuan besar,
karena keduanya mengandung penyebutan tentang janji, ancaman, permulaan penciptaan
dan pengulangannya, tauhid serta penetapan tentang adanya kenabian dan
tujuan-tujuan besar lainnya.
|
||
|
||
Telah dekat
[datangnya] saat itu dan telah terbelah bulan [1435]. (1)
|
|
ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ
وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ (١)
|
|
||
[1435] Yang dimaksud dengan "saat" di sini ialah
terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan
"terbelahnya bulan" ialah suatu mu'jizat Nabi Muhammad SAW.
|
||
|
||
001. (Telah dekat
datangnya saat itu) dimaksud hari kiamat (dan telah terbelah bulan) menjadi
dua bagian; yang satu di atas bukit Abu Qubais dan yang lainnya tampak di
atas bukit Qaiqa'an; hal itu merupakan mukjizat bagi Nabi saw. yaitu sewaktu
orang-orang Quraisy memintanya, lalu Nabi saw. bersabda, "Saksikanlah
oleh kalian." Demikianlah menurut keterangan hadis yang diketengahkan
oleh Asy Syaikhain.
|
||
|
||
Dan jika mereka
[orang-orang musyrikin] melihat sesuatu tanda [mu’jizat], mereka berpaling
dan berkata: "[Ini adalah] sihir yang terus menerus". (2)
|
|
وَإِن يَرَوۡاْ
ءَايَةً۬ يُعۡرِضُواْ وَيَقُولُواْ سِحۡرٌ۬ مُّسۡتَمِرٌّ۬ (٢)
|
|
||
002. (Dan
jika mereka melihat) yaitu orang-orang kafir Quraisy (sesuatu tanda) suatu
mukjizat yang timbul dari Nabi saw. (mereka berpaling dan berkata,) "Ini
adalah (sihir yang kuat) sihir yang paling kuat", berasal dari kata Al
Mirrah; artinya kuat atau terus menerus.
|
||
|
||
Dan mereka mendustakan
[Nabi] dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada
ketetapannya [1436]. (3)
|
|
وَڪَذَّبُواْ
وَٱتَّبَعُوٓاْ أَهۡوَآءَهُمۡۚ وَڪُلُّ أَمۡرٍ۬ مُّسۡتَقِرٌّ۬ (٣)
|
|
||
[1436]
Maksudnya bahwa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang telah
ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat
Allah pasti sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di
akhirat. Sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada
akhirnya, yaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.
|
||
|
||
003. (Dan
mereka mendustakan) Nabi saw. (dan mengikuti hawa nafsu mereka) dalam perkara
yang batil (sedangkan tiap-tiap urusan) atau perkara yang baik dan perkara
yang buruk (telah ada ketetapannya) bagi pemiliknya masing-masing, yaitu
adakalanya masuk ke surga atau ke neraka.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan [dari
kekafiran], (4)
|
|
وَلَقَدۡ جَآءَهُم
مِّنَ ٱلۡأَنۢبَآءِ مَا فِيهِ مُزۡدَجَرٌ (٤)
|
|
||
004. (Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah) berita-berita tentang
dibinasakan-Nya umat-umat yang telah mendustakan rasul-rasul mereka (yang di
dalamnya terdapat cegahan) bagi mereka untuk melakukan hal yang serupa. Lafal
Muzdajar adalah Mashdar atau Isim yang menunjukkan arti tempat, sedangkan
huruf Dal-nya merupakan pergantian dari Ta Wazan Ifta'ala. Bila dikatakan
Izdajartuhu atau Zajartuhu maka artinya, aku mencegahnya dengan keras. Huruf
Maa adalah Maushulah atau Maa Maushufah.
|
||
|
||
itulah suatu hikmah
yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tiada berguna [bagi mereka]. (5)
|
|
حِڪۡمَةُۢ بَـٰلِغَةٌ۬ۖ
فَمَا تُغۡنِ ٱلنُّذُرُ (٥)
|
|
||
005. (Itulah
suatu hikmah) merupakan Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan, atau
menjadi Badal dari lafal Maa, atau dari lafal Muzdajir (yang sempurna)
maksudnya, hikmah yang lengkap (tetapi tiada berguna) tidak ada gunanya bagi
mereka (peringatan-peringatan itu) lafal An Nudzur adalah bentuk jamak dari
lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yakni hal-hal yang dijadikan
peringatan buat mereka. Lafal Maa boleh dikatakan sebagai huruf Nafi atau
Istifham Inkari; jika dianggap sebagai Istifham Inkari berarti kedudukannya
sebagai Maf'ul Muqaddam.
|
||
|
||
Maka berpalinglah kamu
dari mereka. [Ingatlah] hari [ketika] seorang penyeru [malaikat] menyeru kepada
sesuatu yang tidak menyenangkan [hari pembalasan], (6)
|
|
فَتَوَلَّ عَنۡهُمۡۘ
يَوۡمَ يَدۡعُ ٱلدَّاعِ إِلَىٰ شَىۡءٍ۬ نُّڪُرٍ (٦)
|
|
||
006. (Maka
berpalinglah kamu dari mereka) menjadi pelengkap atau kesimpulan dari
pembahasan sebelumnya (pada hari ketika penyeru memanggil) yaitu malaikat
Israfil. Yang menashabkan lafal Yauma adalah lafal Yakhrujuuna yang
disebutkan dalam ayat berikutnya, artinya, sesudah mereka keluar dari
kuburnya masing-masing yaitu, ketika sang penyeru memanggil mereka (kepada
sesuatu yang tidak menyenangkan) dapat dibaca Nukur atau Nukr, artinya, hal
yang paling tidak disukai oleh jiwa manusia yaitu, hari penghisaban amal
perbuatan.
|
||
|
||
sambil menundukkan
pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang
yang beterbangan, (7)
|
|
خُشَّعًا
أَبۡصَـٰرُهُمۡ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ كَأَنَّہُمۡ جَرَادٌ۬ مُّنتَشِرٌ۬
(٧)
|
|
||
007. (Sambil
menundukkan) keadaan mereka pada saat itu hina Menurut suatu qiraat dibaca
Khaasyi'an (pandangan-pandangan mereka) lafal Khusysya'an menjadi Hal atau
kata keterangan keadaan dari Fa'il (mereka keluar) yakni manusia semuanya
(dari kuburan) dari tempat-tempat mereka dikuburkan (seakan-akan mereka
belalang yang beterbangan) mereka tidak mengetahui hendak ke manakah tujuan
mereka, karena tercekam oleh rasa takut dan bimbang yang amat sangat. Jumlah
kalimat Ka annahum dan seterusnya menjadi Hal dari Fa'il yang terkandung di
dalam lafal Yakhrujuna, demikian pula firman selanjutnya, yaitu,
|
||
|
||
mereka datang dengan
cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari
yang berat". (8)
|
|
مُّهۡطِعِينَ إِلَى
ٱلدَّاعِۖ يَقُولُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ هَـٰذَا يَوۡمٌ عَسِرٌ۬ (٨) ۞
|
|
||
008. (Mereka
datang dengan cepat) seraya menjulurkan leher-leher mereka (kepada penyeru
itu. Orang-orang kafir berkata) orang-orang kafir di antara mereka
mengatakan, ("Ini adalah hari yang berat") atau sulit bagi
orang-orang kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al
Muddatstsir melalui firman-Nya, "Hari yang sulit bagi orang-orang
kafir." (Q.S. Al-Muddatstsir 9-10)
|
||
|
||
Sebelum mereka, telah
mendustakan [pula] kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami [Nuh] dan
mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman".
(9)
|
|
كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ
قَوۡمُ نُوحٍ۬ فَكَذَّبُواْ عَبۡدَنَا وَقَالُواْ مَجۡنُونٌ۬ وَٱزۡدُجِرَ (٩)
|
|
||
009. (Sebelum
mereka telah mendustakan -pula -) yakni sebelum orang-orang Quraisy (kaum
Nuh) dita`nits kannya lafal Kadzdzabat karena memandang segi makna yang
terkandung dalam lafal Qaumun (maka mereka mendustakan hamba Kami) yakni Nabi
Nuh (dan mereka mengatakan, "Dia seorang gila dan dia sudah pernah
diberi ancaman") pernah diperingatkan oleh mereka dengan caci-maki dan
lain sebagainya.
|
||
|
||
Maka dia mengadu
kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh
sebab itu tolonglah [aku]". (10)
|
|
فَدَعَا
رَبَّهُ ۥۤ أَنِّى مَغۡلُوبٌ۬ فَٱنتَصِرۡ (١٠)
|
|
||
010. (Maka
dia mengadu kepada Rabbnya, "Bahwasanya aku ini) dibaca Annii artinya,
bahwa aku ini (adalah orang yang dikalahkan, oleh karena itu menangkanlah
aku")
|
||
|
||
Maka Kami bukakan
pintu-pintu langit dengan [menurunkan] air yang tercurah. (11)
|
|
فَفَتَحۡنَآ أَبۡوَٲبَ
ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٍ۬ مُّنۡہَمِرٍ۬ (١١)
|
|
||
011. (Maka
Kami bukakan) dapat dibaca Fafatahnaa atau Fafattahnaa (pintu-pintu langit
dengan menurunkan air yang tercurah) air yang ditumpahkan dari langit dengan
sangat derasnya.
|
||
|
||
Dan Kami jadikan bumi
memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan
yang sungguh telah ditetapkan. (12)
|
|
وَفَجَّرۡنَا ٱلۡأَرۡضَ
عُيُونً۬ا فَٱلۡتَقَى ٱلۡمَآءُ عَلَىٰٓ أَمۡرٍ۬ قَدۡ قُدِرَ (١٢)
|
|
||
012. (Dan
Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air) yang menyumber dengan
derasnya (maka bertemulah air-air itu) yaitu air yang ditumpahkan dari langit
dan air yang disemburkan dari bumi (untuk suatu urusan) berkedudukan menjadi
Hal (yang sungguh telah ditetapkan) yang telah dipastikan di zaman Azali,
yaitu bahwa mereka dibinasakan dengan ditenggelamkan.
|
||
|
||
Dan Kami angkut Nuh ke
atas [bahtera] yang terbuat dari papan dan paku, (13)
|
|
وَحَمَلۡنَـٰهُ عَلَىٰ
ذَاتِ أَلۡوَٲحٍ۬ وَدُسُرٍ۬ (١٣)
|
|
||
013. (Dan
Kami angkut dia) yakni Nabi Nuh (ke atas) bahtera (yang terbuat dari papan
dan paku) lafal Dusur artinya benda-benda yang dipakai untuk menyambung
kayu-kayu, baik berupa paku atau benda-benda lainnya, bentuk tunggalnya
adalah Disaarun yang wazannya sama dengan lafal Kitaabun
|
||
|
||
Yang berlayar dengan
pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari [Nuh].
(14)
|
|
تَجۡرِى بِأَعۡيُنِنَا
جَزَآءً۬ لِّمَن كَانَ كُفِرَ (١٤)
|
|
||
014. (Yang
berlayar dengan pemeliharaan Kami) atau dalam pengawasan Kami (sebagai
balasan) dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, yakni mereka
ditenggelamkan sebagai pertanda kemenangan (bagi orang yang diingkari) yaitu
bagi Nabi Nuh a.s. Dan menurut suatu qiraat lafal Kufira dibaca Kafar,
artinya, mereka ditenggelamkan sebagai hukuman bagi mereka yang kafir.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran? (15)
|
|
وَلَقَد
تَّرَكۡنَـٰهَآ ءَايَةً۬ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ (١٥)
|
|
||
015. (Dan
sesungguhnya telah Kami tinggalkan) telah Kami biarkan perbuatan Kami itu
(sebagai tanda) bagi orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran buat
dirinya. Makna yang dimaksud ialah, berita mengenai banjir besar ini telah
tersiar dan tetap lestari ketenarannya (maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran?) untuk menasihati dirinya. Asal lafal Muddakir adalah Mudztakir,
lalu huruf Ta diganti menjadi Dal, demikian pula huruf Dzal diganti menjadi
Dal, lalu keduanya diidgamkan menjadi satu sehingga jadilah Muddakir.
|
||
|
||
Maka alangkah
dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (16)
|
|
فَكَيۡفَ كَانَ
عَذَابِى وَنُذُرِ (١٦)
|
|
||
016. (Maka
alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku, Istifham
atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Lafal Kaifa adalah Khabar
dari lafal Kaana, menunjukkan makna pertanyaan tentang keadaan. Pengertiannya
ialah menganggap orang-orang yang diajak berbicara telah mengakui terjadinya.
azab Allah swt. yang telah menimpa orang-orang yang mendustakan Nabi Nuh.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran? (17)
|
|
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا
ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ (١٧)
|
|
||
017. (Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah
memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah
diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya
sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna
perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai
nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang
Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.
|
||
|
||
Kaum ‘Aadpun telah
mendustakan [pula]. Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
(18)
|
|
كَذَّبَتۡ عَادٌ۬
فَكَيۡفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ (١٨)
|
|
||
018. (Kaum Ad
pun telah mendustakan) nabi mereka yaitu Nabi Hud, karena itu mereka diazab.
(Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku
kepada mereka, bahwa mereka akan Kami azab sebelum azab itu turun menimpa
mereka. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya.
|
||
|
||
Sesungguhnya Kami
telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas
yang terus menerus, (19)
|
|
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا
عَلَيۡہِمۡ رِيحً۬ا صَرۡصَرً۬ا فِى يَوۡمِ نَحۡسٍ۬ مُّسۡتَمِرٍّ۬ (١٩)
|
|
||
019.
(Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat
kencang) sangat keras suaranya dan kuat sekali (pada hari nahas) atau pada
hari yang sial (yang terus-menerus) yakin kesialannya terus-menerus. Atau
sangat kuat sialnya, hal itu terjadi pada hari Rabu di penghujung bulan.
|
||
|
||
yang menggelimpangkan
manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. (20)
|
|
تَنزِعُ ٱلنَّاسَ
كَأَنَّہُمۡ أَعۡجَازُ نَخۡلٍ۬ مُّنقَعِرٍ۬ (٢٠)
|
|
||
020. (Yang
mencabut manusia) yang menghempaskan mereka dari tempat perlindungannya di
bawah tanah, kemudian angin itu menjatuhkannya ke kepala mereka sehingga
matilah mereka semua dan terpisahlah kepala dari tubuh mereka (seakan-akan
mereka) yakni keadaan mereka pada waktu itu sebagaimana yang telah disebutkan
tadi (pokok-pokok) atau batang-batang (kurma yang tumbang) maksudnya, keadaan
mereka ketika itu bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang ke bumi. Mereka
diserupakan dengan pokok kurma karena keadaan tubuh mereka yang
tinggi-tinggi. Lafal Munqa'ir disebutkan ayat ini dalam bentuk Mudzakkar,
sedangkan di dalam surah Al Haaqqah kata sifatnya disebutkan dalam bentuk
Ta`nits yaitu, di dalam firman-Nya, "batang-batang pohon kurma yang
telah kosong (lapuk)." (Q.S. Al-Haaqqah, 7) Demikian itu karena demi
memelihara kesamaan bunyi pada akhir ayat pada kedua tempat tersebut.
|
||
|
||
Maka betapakah
dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (21)
|
|
فَكَيۡفَ كَانَ
عَذَابِى وَنُذُرِ (٢١)
|
|
||
021. (Maka
betapa dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku)
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran? (22)
|
|
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا
ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ (٢٢)
|
|
||
022. (Dan
sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?)
|
||
|
||
Kaum Tsamudpun telah
mendustakan ancaman-ancaman [itu]. (23)
|
|
كَذَّبَتۡ ثَمُودُ
بِٱلنُّذُرِ (٢٣)
|
|
||
023. (Kaum
Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) lafal An Nudzur adalah
bentuk jamak dari lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yaitu
perkara-perkara yang dijadikan peringatan oleh nabi mereka (Nabi Saleh) jika
mereka tidak mau beriman dan tidak mau mengikutinya.
|
||
|
||
Maka mereka berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia [biasa] di antara
kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat
dan gila. (24)
|
|
فَقَالُوٓاْ أَبَشَرً۬ا
مِّنَّا وَٲحِدً۬ا نَّتَّبِعُهُ ۥۤ إِنَّآ إِذً۬ا لَّفِى ضَلَـٰلٍ۬
وَسُعُرٍ (٢٤)
|
|
||
024. (Maka
mereka berkata, "Apakah kepada manusia) lafal Basyaran dinashabkan
karena Isytighal (yakni seseorang di antara kami) kedua lafal ini menjadi
sifat bagi lafal Basyaran (kami harus mengikutinya) merupakan penafsir dari
Fi'il yang menashabkan lafal Basyaran. Istifham atau kata tanya di sini
mengandung makna Nafi atau negatif. Maksudnya, bagaimana kami harus
mengikutinya sedangkan kami adalah golongan mayoritas dan dia adalah
seseorang di antara kami, lagi dia bukanlah seorang raja. Maksud mereka ialah
bahwa mereka tidak mau mengikutinya. (Sesungguhnya kami kalau demikian) jika
kami mengikutinya (benar-benar berada dalam kesesatan) atau menyimpang dari
kebenaran (dan gila) atau tidak berakal waras.
|
||
|
||
Apakah wahyu itu
diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat
pendusta lagi sombong". (25)
|
|
أَءُلۡقِىَ ٱلذِّكۡرُ
عَلَيۡهِ مِنۢ بَيۡنِنَا بَلۡ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ۬ (٢٥)
|
|
||
025. (Apakah
diturunkan) boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (wahyu itu) peringatan
itu (kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu diturunkan
kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di dalam
pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan
kepadanya (lagi sombong") congkak dan takabur. Lalu Allah berfirman,
|
||
|
||
Kelak mereka akan
mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (26)
|
|
سَيَعۡلَمُونَ غَدً۬ا
مَّنِ ٱلۡكَذَّابُ ٱلۡأَشِرُ (٢٦)
|
|
||
026.
("Kelak mereka akan mengetahui) di akhirat nanti (siapakah yang
sebenarnya amat pendusta lagi sombong") dia ataukah mereka? Kelak Allah
pasti akan mengazab mereka yang telah mendustakan nabinya yakni, Nabi Saleh.
|
||
|
||
Sesungguhnya Kami akan
mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah [tindakan]
mereka dan bersabarlah. (27)
|
|
إِنَّا مُرۡسِلُواْ
ٱلنَّاقَةِ فِتۡنَةً۬ لَّهُمۡ فَٱرۡتَقِبۡہُمۡ وَٱصۡطَبِرۡ (٢٧)
|
|
||
027.
(Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina) yaitu mengeluarkan unta dari
batu besar yang terdapat di lembah tempat mereka sebagaimana yang mereka
minta (sebagai cobaan) ujian (bagi mereka) Kami lakukan hal itu guna mencoba
mereka (maka tunggulah mereka) hai Saleh apa yang akan mereka kerjakan dan
apa yang akan ditimpakan kepada mereka (dan bersabarlah) atas perlakuan
mereka yang menyakitkan itu terhadap dirimu. Lafal Ishthabir pada asalnya
adalah Ishtabir, kemudian huruf Ta diganti menjadi huruf Tha sehingga jadilah
Ishthabir, maknanya bersabarlah kamu.
|
||
|
||
Dan beritakanlah
kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka [dengan unta
betina itu]; tiap-tiap giliran minum dihadiri [oleh yang punya giliran] [1437] . (28)
|
|
وَنَبِّئۡہُمۡ أَنَّ
ٱلۡمَآءَ قِسۡمَةُۢ بَيۡنَہُمۡۖ كُلُّ شِرۡبٍ۬ مُّحۡتَضَرٌ۬ (٢٨)
|
|
||
[1437] Unta betina ini sebagai mu'jizat Nabi Saleh a.s.
Lihat (surat Hud ayat 64 Hai kaumku, inilah unta betina dari
Allah, sebagai mu’jizat [yang menunjukkan kebenaran] untukmu, sebab itu
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan
gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."), (surat Asy Syu’ara ayat
154. Kamu tidak lain melainkan seorang
manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mu’jizat, jika kamu memang
termasuk orang-orang yang benar.") dan (surat Asy Syu’ara ayat 155 Saleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai
giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk
mendapatkan air di hari yang tertentu)
|
||
|
||
028.
(Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi)
dibagi-bagi (antara mereka) dengan unta betina itu; yakni sehari buat mereka
dan hari yang lainnya buat unta betina, demikianlah seterusnya (tiap-tiap
minum) bagian air (dihadiri) oleh yang punya giliran, yakni kaum Nabi Saleh
dan unta betina. Akhirnya lama kelamaan mereka merasa bosan dengan adanya
pembagian ini, lalu mereka bersepakat untuk membunuh unta betina itu.
|
||
|
||
Maka mereka memanggil
kawannya, lalu kawannya menangkap [unta itu] dan membunuhnya. (29)
|
|
فَنَادَوۡاْ
صَاحِبَهُمۡ فَتَعَاطَىٰ فَعَقَرَ (٢٩)
|
|
||
029. (Maka
mereka memanggil kawannya) yaitu seorang yang gagah perkasa untuk membunuh
unta betina itu (lalu kawannya itu menangkap) unta itu seraya menghunus
pedangnya (dan menyembelihnya) menyembelih unta betina itu dengan pedangnya
dan membunuhnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mereka.
|
||
|
||
Alangkah dahsyatnya
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (30)
|
|
فَكَيۡفَ كَانَ
عَذَابِى وَنُذُرِ (٣٠)
|
|
||
030. (Maka
alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) yakni peringatan-Ku
terhadap mereka sebelum azab diturunkan kepada mereka. Lalu Allah menjelaskan
hal ini melalui firman selanjutnya,
|
||
|
||
Sesungguhnya Kami
menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka
seperti rumput-rumput kering [yang dikumpulkan oleh] yang punya kandang
binatang. (31)
|
|
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا
عَلَيۡہِمۡ صَيۡحَةً۬ وَٲحِدَةً۬ فَكَانُواْ كَهَشِيمِ ٱلۡمُحۡتَظِرِ (٣١)
|
|
||
031.
("Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras
mengguntur, maka jadilah mereka seperti kayu-kayu kering yang dijadikan
sebagai kandang kambing") Al Muhtazhar artinya pohon dan duri-duri yang
kering kemudian dijadikan sebagai kandang kambing untuk menjaga kambing-kambing
dari sergapan binatang buas seperti serigala dan binatang pemangsa lainnya.
Dan kayu-kayu atau duri-duri kering yang terjatuh dari kandang tersebut lalu
diinjak-injak oleh kambing dinamakan Al Hasyiim.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran? (32)
|
|
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا
ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ (٣٢)
|
|
||
032. (Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mau mengambil pelajaran?)
|
||
|
||
Kaum Lutpun telah
mendustakan ancaman-ancaman [Nabinya]. (33)
|
|
كَذَّبَتۡ قَوۡمُ
لُوطِۭ بِٱلنُّذُرِ (٣٣)
|
|
||
033. (Kaum
Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) mendustakan hal-hal yang
diancamkan kepada mereka melalui lisan Nabi Luth.
|
||
|
||
Sesungguhnya Kami
telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu [yang menimpa
mereka], kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar
menyingsing, (34)
|
|
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا
عَلَيۡہِمۡ حَاصِبًا إِلَّآ ءَالَ لُوطٍ۬ۖ نَّجَّيۡنَـٰهُم بِسَحَرٍ۬ (٣٤)
|
|
||
034.
(Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa
terbang batu-batu) yakni angin yang melempari mereka dengan batu-batu yang
diterbangkannya. Al Hashbaa adalah batu-batu kecil yang besarnya lebih kecil
dari genggaman tangan; akhirnya binasalah mereka karenanya (kecuali keluarga
Luth) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya. (Mereka Kami
selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing) berasal dari lafal As-haar
artinya, waktu menjelang subuh dari hari yang tidak ditentukan. Dan
seandainya hari yang dimaksud adalah hari yang ditentukan, niscaya
ungkapannya tidak memakai harakat Tanwin karena termasuk Isim yang Ma'rifat
dan dima'dul dari lafal As Sahar. Karena, bila dimaksud sebagai hari yang
ditentukan pasti memakai Alif dan Lam. Apakah batu kerikil itu dihembuskan kepada
keluarga Nabi Luth atau tidak? Sehubungan dengan hal ini ada dua pendapat.
Menurut pendapat pertama yakni dihembuskan juga, berarti Istisna di sini
bersifat Muttashil. Menurut pendapat kedua yakni, tidak dihembuskan berarti
Istitsnanya bersifat Munqathi'. Akan tetapi pada akhirnya keluarga Nabi Luth
diselamatkan dari azab itu.
|
||
|
||
sebagai ni’mat dari
Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(35)
|
|
نِّعۡمَةً۬ مِّنۡ
عِندِنَاۚ كَذَٲلِكَ نَجۡزِى مَن شَكَرَ (٣٥)
|
|
||
035. (sebagai
nikmat) menjadi mashdar, artinya sebagai pemberian nikmat. (dari sisi Kami.
Demikianlah) sebagaimana pembalasan tersebut (Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur) terhadap nikmat-nikmat Kami; dia adalah orang
mukmin atau orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta menaati
keduanya.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya dia
[Luth] telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan
ancaman-ancaman itu. (36)
|
|
وَلَقَدۡ أَنذَرَهُم
بَطۡشَتَنَا فَتَمَارَوۡاْ بِٱلنُّذُرِ (٣٦)
|
|
||
036. (Dan
sesungguhnya dia telah memperingatkan kepada mereka) yaitu Nabi Luth telah
memberi peringatan kepada mereka (akan azab Kami) akan pembalasan Kami kepada
mereka melalui azab-Nya (maka mereka mendustakan) mereka membantah dan
mendustakan (ancaman-ancaman itu) ancaman-ancaman Nabi Luth.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya
mereka telah membujuknya [agar menyerahkan] tamunya [kepada mereka], lalu
Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
(37)
|
|
وَلَقَدۡ رَٲوَدُوهُ
عَن ضَيۡفِهِۦ فَطَمَسۡنَآ أَعۡيُنَہُمۡ فَذُوقُواْ عَذَابِى وَنُذُرِ (٣٧)
|
|
||
037. (Dan
sesungguhnya mereka telah membujuknya agar menyerahkan tamunya) mereka
membujuknya supaya dia membiarkan mereka dengan orang-orang yang datang
kepadanya sebagai tamu. Mereka bermaksud akan berbuat homosex dengan para
tamunya itu, padahal para tamunya itu adalah malaikat-malaikat yang menjelma
menjadi manusia (lalu Kami butakan mata mereka) Kami jadikan buta mata mereka
dan Kami jadikan mata mereka tertutup rapat atau rata, sama rata dengan
bagian muka yang lainnya. Yaitu, setelah malaikat Jibril menampar mereka
dengan sayapnya (maka rasakanlah) maksudnya, Kami berkata kepada mereka,
"Rasakanlah oleh kalian (azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) ini".
Yakni, ancaman dan peringatan-Ku ini; makna yang dimaksud adalah buah dan
akibat daripada ancaman-Ku.
|
||
|
||
Dan sesungguhnya pada
esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. (38)
|
|
وَلَقَدۡ صَبَّحَهُم
بُكۡرَةً عَذَابٌ۬ مُّسۡتَقِرٌّ۬ (٣٨)
|
|
||
038. (Dan
sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa) yaitu, di waktu subuh dari
hari yang tidak ditentukan itu (azab yang kekal) azab yang terus-menerus
hingga sampai kepada saatnya azab akhirat.
|
||
|
||
Maka rasakanlah
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku [1438]. (39)
|
|
فَذُوقُواْ عَذَابِى
وَنُذُرِ (٣٩)
|
|
||
[1438] lihat
kembali kisah kaum Luth ini pada (surat Hud ayat 77. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami [para malaikat] itu kepada
Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka,
dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit.") dan (surat Hud
ayat 83. yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan
siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim)
|
||
|
||
039. (Maka
rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku)
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran? (40)
|
|
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا
ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ (٤٠)
|
|
||
040. (Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka sudah adakah
orang yang mengambil pelajaran?).
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
datang kepada kaum Fir’aun ancaman-ancaman. (41)
|
|
وَلَقَدۡ جَآءَ ءَالَ
فِرۡعَوۡنَ ٱلنُّذُرُ (٤١)
|
|
||
041. (Dan
sesungguhnya telah datang kepada kaum Firaun) kepada Firaun dan kaumnya
(ancaman-ancaman itu) ancaman-Ku melalui lisan Nabi Musa dan Nabi Harun,
tetapi mereka masih tetap tidak mau beriman. Bahkan,
|
||
|
||
Mereka mendustakan
mu’jizat-mu’jizat Kami kesemuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari
Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa [1439]. (42)
|
|
كَذَّبُواْ
بِـَٔايَـٰتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذۡنَـٰهُمۡ أَخۡذَ عَزِيزٍ۬ مُّقۡتَدِرٍ (٤٢)
|
|
||
[1439] Maksudnya 9 buah mu'jizat yang diberikan Allah kepada
Nabi Musa a.s. Lihat not [927 : Yang dimaksud dengan "tanda-tanda"
di sini ialah tanda-tanda kenabian Musa surat (17) Al Isra'. Pada pertemuan antara nabi Musa a.s. dengan Fir'aun ini,yang
diperlihatkan baru dua, yaitu tongkat nabi Musa a.s. menjadi ular dan
tangannya menjadi putih cemerlang.] Peringatan kepada kaum musyrikin bahwa
mereka tidak lebih kuat dari umat-umat yang telah dihancurkan Allah.
|
||
|
||
042.
(mereka mendustakan ayat-ayat Kami kesemuanya) yakni sembilan ayat yang
diberikan kepada Nabi Musa (lalu Kami azab mereka) yakni, Kami turunkan azab
kepada mereka (sebagai azab dari Yang Maha Perkasa) Yang Maha Kuat (lagi Maha
Kuasa) tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan dan menghalang-halangi-Nya.
|
||
|
||
Apakah orang-orang
kafirmu [hai kaum musyrikin] lebih baik dari mereka itu, atau apakah kamu
telah mempunyai jaminan kebebasan [dari azab] dalam Kitab-kitab yang dahulu? [1440]. (43)
|
|
أَكُفَّارُكُمۡ خَيۡرٌ۬
مِّنۡ أُوْلَـٰٓٮِٕكُمۡ أَمۡ لَكُم
بَرَآءَةٌ۬ فِى ٱلزُّبُرِ (٤٣)
|
|
||
[1440] Maksudnya lebih baik tentang kedudukan duniawi,
kekuasaan dan kekuatan.
|
||
|
||
043. (Apakah
orang-orang kafir kalian) hai orang-orang Quraisy (lebih baik daripada mereka
itu) yang telah disebutkan yaitu, mulai dari kaum Nabi Nuh hingga sampai
kepada Firaun dan kaumnya yang tidak mendapatkan ampunan (atau apakah kalian
telah mempunyai) hai orang-orang kafir Quraisy (jaminan kebebasan) dari azab
(dalam kitab-kitab) yang terdahulu. Istifham yang terdapat pada dua tempat
ini mengandung makna Nafi artinya, kenyataannya tidaklah demikian.
|
||
|
||
Atau apakah mereka
mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti
menang". (44)
|
|
أَمۡ يَقُولُونَ نَحۡنُ
جَمِيعٌ۬ مُّنتَصِرٌ۬ (٤٤)
|
|
||
044. (Atau
apakah mereka mengatakan) yakni orang-orang kafir Quraisy, ("Kami adalah
suatu golongan yang bersatu) orang-orang yang bersatu dalam satu golongan
(yang pasti menang") atas Muhammad. Sewaktu Abu Jahal mengatakan dalam
perang Badar, bahwa sesungguhnya kami adalah golongan yang bersatu yang pasti
menang. Maka turunlah firman-Nya,
|
||
|
||
Golongan itu pasti
akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (45)
|
|
سَيُہۡزَمُ ٱلۡجَمۡعُ
وَيُوَلُّونَ ٱلدُّبُرَ (٤٥)
|
|
||
045.
("Golongan Itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke
belakang") akhirnya mereka dikalahkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam
perang Badar, dan Nabi Muhammad saw. mendapat kemenangan yang gemilang atas
mereka.
|
||
|
||
Sebenarnya hari kiamat
itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan
lebih pahit. (46)
|
|
بَلِ ٱلسَّاعَةُ
مَوۡعِدُهُمۡ وَٱلسَّاعَةُ أَدۡهَىٰ وَأَمَرُّ (٤٦)
|
|
||
046.
(Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka) yaitu azab
akan ditimpakan kepada mereka (dan kiamat itu) azab hari kiamat itu (lebih
dahsyat) lebih besar bencananya (lagi lebih pahit) jauh lebih pahit daripada
azab di dunia.
|
||
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan [di dunia] dan dalam neraka.
(47)
|
|
إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ
فِى ضَلَـٰلٍ۬ وَسُعُرٍ۬ (٤٧)
|
|
||
047.
(Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan) dalam
kebinasaan, mereka akan terbunuh di dunia (dan dalam neraka) neraka yang
besar nyalanya. Maksudnya, kelak di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam
neraka yang apinya menyala-nyala.
|
||
|
||
[Ingatlah] pada hari
mereka diseret ke neraka atas muka mereka. [Dikatakan kepada mereka]:
"Rasakanlah sentuhan api neraka". (48)
|
|
يَوۡمَ يُسۡحَبُونَ فِى
ٱلنَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ ذُوقُواْ مَسَّ سَقَرَ (٤٨)
|
|
||
048. (Pada
hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka) di akhirat kelak, lalu
dikatakan kepada mereka ("Rasakanlah sentuhan api neraka")
rasakanlah panasnya api neraka Jahanam ini oleh kalian.
|
||
|
||
Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (49)
|
|
إِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ
خَلَقۡنَـٰهُ بِقَدَرٍ۬ (٤٩)
|
|
||
049.
(Sesungguhnya segala sesuatu itu Kami) dinashabkan oleh Fi'il yang terdapat
pada firman selanjutnya yang berfungsi menafsirkannya (ciptakan menurut
ukuran) masing-masing. Menurut suatu qiraat lafal Kulla dibaca KuIlu dan
dianggap sebagai Mubtada, sedangkan Khabarnya adalah lafal Khalaqnaahu.
|
||
|
||
Dan perintah Kami
hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (50)
|
|
وَمَآ أَمۡرُنَآ
إِلَّا وَٲحِدَةٌ۬ كَلَمۡحِۭ بِٱلۡبَصَرِ (٥٠)
|
|
||
050. (Dan
tiada lain perintah Kami) terhadap sesuatu yang Kami kehendaki ada (hanyalah)
sekali (satu firman seperti kejapan mata) dalam hal kecepatannya, yaitu
melalui firman-Nya 'Kun' yakni adalah kamu, maka sesuatu yang dikehendaki itu
langsung ada dengan seketika; pengertian ini diungkapkan pula oleh firman
lainnya, yaitu, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah', maka terjadilah ia."
(Q.S. Yaasin, 82)
|
||
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran? (51)
|
|
وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَآ
أَشۡيَاعَكُمۡ فَهَلۡ مِن مُّدَّڪِرٍ۬ (٥١)
|
|
||
051. (Dan
sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kalian) dalam
kekafirannya dari umat-umat terdahulu. (Maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna perintah yakni,
ingatlah kalian dan ambillah hal ini sebagai pelajaran buat kalian!
|
||
|
||
Dan segala sesuatu
yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan [1441]. (52)
|
|
وَكُلُّ شَىۡءٍ۬ فَعَلُوهُ
فِى ٱلزُّبُرِ (٥٢)
|
|
||
[1441]
Maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan malaikat yang mencatat
amal perbuatan manusia.
|
||
|
||
052. (Dan
segala sesuatu yang telah mereka perbuat) apa yang telah dikerjakan oleh
semua hamba-hamba Allah telah tercatat (di dalam buku-buku) catatan amal
perbuatan.
|
||
|
||
Dan segala [urusan]
yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. (53)
|
|
وَكُلُّ صَغِيرٍ۬
وَكَبِيرٍ۬ مُّسۡتَطَرٌ (٥٣)
|
|
||
053. (Dan
segala urusan yang kecil maupun besar) berupa dosa atau amal perbuatan
(adalah tertulis) tercatat di Lohmahfuz.
|
||
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,
(54)
|
|
إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ
فِى جَنَّـٰتٍ۬ وَنَہَرٍ۬ (٥٤)
|
|
||
054.
(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam surga-surga) taman-taman
(dan sungai-sungai makna yang dimaksud adalah jenisnya. Menurut suatu qiraat
lafal Nahar dibaca Nuhur dalam bentuk jamak, yang wazannya sama dengan lafal
Asadun bila dijamakkan menjadi Usudun. Makna yang dimaksud ialah, bahwa
mereka meminum dari sungai-sungai surga itu air, susu, madu dan khamar.
|
||
|
||
di tempat yang
disenangi [1442] di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (55)
|
|
فِى مَقۡعَدِ صِدۡقٍ
عِندَ مَلِيكٍ۬ مُّقۡتَدِرِۭ (٥٥)
|
|
||
[1442]
Maksudnya tempat yang penuh kebahagiaan, yang bersih dari hiruk-pikuk dan perbuatan-perbuatan
dosa.
|
||
|
||
055.
(Di tempat yang benar) di majelis yang benar, karena tidak ada perkataan yang
tidak berguna dan tidak pula ada perkataan yang berdosa di dalamnya;
pengertian Maq'ad di sini adalah ditinjau dari segi jenisnya. Menurut qiraat
yang lain lafal Maq'ad dibaca dalam bentuk jamak yaitu Maqaa'id. Makna yang
dimaksud ialah bahwa ahli surga itu berada di dalam majelis-majelis surga
dalam keadaan bebas dari perkataan yang tidak ada gunanya dan bebas pula dari
hal-hal yang berdosa, keadaan mereka berbeda dengan keadaan majelis-majelis
di dunia. Karena sesungguhnya majelis-majelis di dunia itu jarang sekali
bebas dari hal-hal tersebut. Lafal ayat ini berkedudukan sebagai Khabar yang
kedua, dan lafal Shidqin menjadi Badal dari lafal Shaadiqin, yakni Badal
Ba'dh atau lainnya (di sisi Yang Maha Raja) merupakan perumpamaan yang
mengandung makna Mubalaghah, yakni Maha Raja Yang Maha Perkasa lagi Maha Luas
(lagi Maha Berkuasa) tiada sesuatu pun yang melemahkan-Nya, Dia adalah Allah
swt. Lafal 'Inda menunjukkan isyarat yang mengandung makna derajat dan
kedudukan mereka yang dekat di sisi-Nya, sebagai anugerah dari Allah swt.
kepada para penghuni surga.
|
||
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 54 - Al Qamar (1 - 55)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar