Surah HAJI
|
|
سُوۡرَةُ الحَجّ
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Hai manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar [dahsyat]. (1)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
ٱتَّقُواْ رَبَّڪُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيمٌ۬ (١)
|
|
||
001. (Hai manusia!) yakni penduduk Mekah dan selainnya
(Bertakwalah kepada Rabb kalian) takutlah kalian akan azab-Nya, yaitu dengan taat
kepada-Nya (sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu) yakni saat gempa yang
amat dahsyat menimpa bumi, lalu disusul dengan terbitnya matahari dari tempat
terbenamnya, itulah pertanda kiamat telah di ambang pintu (adalah suatu
kejadian yang sangat besar) sangat mengejutkan manusia hal ini merupakan
semacam azab.
|
||
[Ingatlah] pada hari
[ketika] kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui
anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (2)
|
|
يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا
تَذۡهَلُ ڪُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّآ أَرۡضَعَتۡ وَتَضَعُ ڪُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ
حَمۡلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَـٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَـٰرَىٰ وَلَـٰكِنَّ
عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ۬ (٢)
|
|
||
002. (Pada hari kalian melihat keguncangan itu
lalailah) disebabkannya (semua wanita yang menyusui anaknya) yang sebenarnya
(dari anak yang disusukannya) ia melupakannya (dan gugurlah dari semua wanita
yang sedang mengandung) yakni sedang hamil (kandungannya dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk) disebabkan tercekam perasaan takut yang amat
hebat (padahal sebenarnya mereka tidak mabuk) disebabkan minuman keras (akan
tetapi azab Allah itu sangat keras) maka mereka takut kepada azab itu.
|
||
Di antara manusia ada
orang yang membantah tentang Allah [977] tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat
jahat, (3)
|
|
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ وَيَتَّبِعُ ڪُلَّ شَيۡطَـٰنٍ۬
مَّرِيدٍ۬ (٣)
|
|
||
[977]. Maksud
"membantah tentang Allah" ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan
Allah, misalnya dengan mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah
puteri-puteri Allah dan Al-Qur'an itu adalah dongengan orang-orang dahulu dan
bahwa Allah tidak kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan telah
menjadi tanah.
|
||
|
||
003. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan Nadhr
bin Harits dan para pengikutnya. (Di antara manusia ada orang yang membantah
tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan) mereka mengatakan, bahwa para Malaikat
itu adalah anak-anak perempuan Allah. Alquran adalah dongengan orang-orang
dahulu dan mereka mengingkari adanya hari berbangkit serta dihidupkan-Nya
kembali manusia yang telah menjadi tanah (dan mengikuti) di dalam bantahannya
itu (setiap setan yang sangat jahat) yaitu sangat membangkang.
|
||
yang telah ditetapkan
terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia
akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. (4)
|
|
كُتِبَ عَلَيۡهِ
أَنَّهُ ۥ مَن تَوَلَّاهُ فَأَنَّهُ ۥ يُضِلُّهُ ۥ وَيَہۡدِيهِ
إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ (٤)
|
|
||
004. (Yang telah ditetapkan terhadap setan itu) telah
diputuskan terhadapnya (bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia)
mengikutinya (tentu dia akan menyesatkannya dan membawanya) menjerumuskannya
(ke azab neraka) yang apinya berkobar-kobar.
|
||
Hai manusia, jika kamu
dalam keraguan tentang kebangkitan [dari kubur], maka [ketahuilah]
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian [dengan
berangsur-angsur] kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan [ada pula] di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah
Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (5)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
إِن كُنتُمۡ فِى رَيۡبٍ۬ مِّنَ ٱلۡبَعۡثِ فَإِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن تُرَابٍ۬
ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٍ۬ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ۬ ثُمَّ مِن مُّضۡغَةٍ۬ مُّخَلَّقَةٍ۬
وَغَيۡرِ مُخَلَّقَةٍ۬ لِّنُبَيِّنَ لَكُمۡۚ وَنُقِرُّ فِى ٱلۡأَرۡحَامِ مَا
نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى ثُمَّ نُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلاً۬ ثُمَّ
لِتَبۡلُغُوٓاْ أَشُدَّڪُمۡۖ وَمِنڪُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنڪُم مَّن يُرَدُّ
إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ لِڪَيۡلَا يَعۡلَمَ مِنۢ بَعۡدِ عِلۡمٍ۬ شَيۡـًٔ۬اۚ
وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ هَامِدَةً۬ فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ
ٱهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ وَأَنۢبَتَتۡ مِن ڪُلِّ زَوۡجِۭ بَهِيجٍ۬ (٥)
|
|
||
005. (Hai manusia) yakni penduduk Mekah (jika kalian
dalam keraguan) kalian meragukan (tentang hari berbangkit, sesungguhnya Kami
telah menciptakan kalian) bapak moyang kalian, yaitu Adam (dari tanah,
kemudian) Kami ciptakan anak cucunya (dari setetes nuthfah) air mani
(kemudian dari segumpal darah) darah yang kental (kemudian dari segumpal
daging) daging yang besarnya sekepal tangan (yang sempurna kejadiannya) telah
diberi bentuk berupa makhluk yang sempurna (dan yang tidak sempurna) masih
belum sempurna bentuknya (agar Kami jelaskan kepada kalian) kemahasempurnaan
kekuasaan Kami, yaitu supaya kalian dapat mengambil kesimpulan daripadanya,
bahwa Allah yang memulai penciptaan dapat mengembalikan ciptaan itu kepada
asalnya. (Dan Kami tetapkan) kalimat ayat ini merupakan kalimat baru (di
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan)
hingga ia keluar (kemudian Kami keluarkan kalian) dari perut ibu-ibu kalian
(sebagai bayi) lafal Thiflan sekalipun berbentuk tunggal tetapi makna yang
dimaksud adalah jamak (kemudian) Kami memberi kalian umur secara
berangsur-angsur (hingga sampailah kalian kepada kedewasaan) dewasa dan kuat,
yaitu di antara umur tiga puluh tahun sampai empat puluh tahun (dan di antara
kalian ada yang diwafatkan) yakni mati sebelum mencapai usia dewasa (dan ada
pula di antara kalian yang dipanjangkan umurnya sampai pikun) amat tua
sehingga menjadi pikun (supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang
dahulunya telah diketahuinya). Sehubungan dengan hal ini Ikrimah mengatakan,
"Barang siapa yang biasa membaca Alquran, niscaya ia tidak akan
mengalami nasib yang demikian itu, yakni terlalu tua dan pikun." (Dan kalian
lihat bumi ini kering) gersang (kemudian apabila telah Kami turunkan air
atasnya, hiduplah bumi itu) menjadi hidup (dan suburlah ia) hidup dengan
suburnya (serta dapat menumbuhkan) huruf Min adalah huruf Zaidah (berbagai
macam tumbuh-tumbuhan) beraneka ragam tumbuhan (yang indah) yakni yang baik.
|
||
Yang demikian itu,
karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq [978] dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu, (6)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُ ۥ يُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُ ۥ
عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٦)
|
|
||
[978]. Maksudnya:
Allah-lah Tuhan Yang sebenarnya, Yang wajib disembah, Yang berkuasa dan
sebagainya.
|
||
|
||
006. (Yang demikian itu) yakni hal-hal yang telah
disebutkan itu mulai dari permulaan kejadian manusia hingga dihidupkannya
bumi menjadi subur (karena sesungguhnya) disebabkan bahwa (Allah Dialah yang
hak) Yang Tetap dan Abadi (dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala
yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
|
||
dan sesungguhnya hari
kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur. (7)
|
|
وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ
ءَاتِيَةٌ۬ لَّا رَيۡبَ فِيہَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡعَثُ مَن فِى ٱلۡقُبُورِ (٧)
|
|
||
007. (Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang,
tak ada keraguan) tidak diragukan lagi (padanya; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur).
|
||
Dan di antara manusia
ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa
petunjuk dan tanpa kitab [wahyu] yang bercahaya, [979] (8)
|
|
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ وَلَا هُدً۬ى وَلَا كِتَـٰبٍ۬
مُّنِيرٍ۬ (٨)
|
|
||
[979]. Maksud yang
"bercahaya" ialah: yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil.
|
||
|
||
008. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan Abu
Jahal, yaitu: (Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang
Allah tanpa ilmu pengetahuan dan tanpa petunjuk) yang menjadi pegangannya
(dan tanpa kitab yang bercahaya) kitab yang menjadi pegangannya dan yang
dapat menunjukinya.
|
||
dengan memalingkan
lambungnya [980] untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat
kehinaan di dunia dan di hari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka
yang membakar. (9)
|
|
ثَانِىَ عِطۡفِهِۦ
لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۖ لَهُ ۥ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ۖ
وَنُذِيقُهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (٩)
|
|
||
[980]. Maksudnya:
menyombongkan diri.
|
||
|
||
009. (Dengan memalingkan lambungnya) Lafal ayat ini
berkedudukan menjadi Hal atau keterangan keadaan, maksudnya orang yang
membantah itu memalingkan lehernya dengan penuh kesombongan karena tidak mau
beriman. Pengertian berpaling di sini adalah baik ke kanan maupun ke kiri
sama saja (untuk menyesatkan) dapat dibaca Liyadhilla dan Liyudhilla, untuk
menyesatkan manusia (dari jalan Allah) yakni dari agama-Nya. (Ia mendapat
kehinaan di dunia) azab di dunia, akhirnya ia terbunuh dalam perang Badar
(dan di hari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka yang membakar) ia
akan dibakar oleh api neraka, lalu dikatakan kepadanya,
|
||
[Akan dikatakan
kepadanya]: "Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang
dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali
bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya". (10)
|
|
ذَٲلِكَ بِمَا
قَدَّمَتۡ يَدَاكَ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّـٰمٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ (١٠)
|
|
||
010. ("Yang demikian itu, adalah disebabkan
perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tanganmu dahulu) yakni perbuatan kamu
dahulu. Diungkapkan demikian mengingat, bahwa kebanyakan pekerjaan itu
dilakukan oleh kedua tangan (dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah
penganiaya) suka menganiaya (hamba-hamba-Nya") dengan mengazab mereka
tanpa dosa.
|
||
Dan di antara manusia
ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; [981] maka jika ia
memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh
suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang [982] Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah
kerugian yang nyata. (11)
|
|
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يَعۡبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرۡفٍ۬ۖ فَإِنۡ أَصَابَهُ ۥ خَيۡرٌ ٱطۡمَأَنَّ
بِهِۦۖ وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ فِتۡنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجۡهِهِۦ خَسِرَ
ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةَۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ (١١)
|
|
||
[981]. Maksudnya:
tidak dengan penuh keyakinan.
[982]. Maksudnya:
kembali kafir lagi.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari mengetengahkan
sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ada
seorang lelaki datang ke Madinah,
kemudian ia masuk Islam. Maka setelah itu manakala istrinya melahirkan
seorang bayi laki-laki dan kudanya menghasilkan anak, lalu ia berkata,
"Agama Islam ini adalah agama yang baik". Dan manakala istrinya
tidak melahirkan bayi laki-laki, kemudian kudanya pun tidak menghasilkan
anak, maka ia berkata, "Agama Islam ini adalah agama yang membawa kepada
keburukan atau kesialan". Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan di
antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan perasaan ragu..."
(Q.S. Al Hajj, 11). Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Athiah
yang ia terima dari sahabat Ibnu Masud r.a. yang telah menceritakan, bahwa
seorang lelaki Yahudi masuk Islam, setelah itu matanya menjadi buta dan harta
bendanya ludes serta anak-anaknya mati, lalu ia menganggap sial agama Islam
seraya mengatakan, "Aku tidak mendapatkan kebaikan apa pun dari agamaku yang sekarang
ini; mataku menjadi buta, harta bendaku ludes semuanya, serta anak-anakku
mati semuanya". Maka turunlah ayat, "Dan di antara manusia ada orang
yang menyembah Allah dengan perasaan..." (Q.S. Al Hajj, 11).
|
||
|
||
011. (Dan di antara manusia ada orang yang menyembah
Allah dengan berada di tepi) ia ragu di dalam ibadahnya itu. Keadaannya
diserupakan dengan seseorang yang berada di tepi bukit, yakni ia tidak dapat
berdiri dengan tetap dan mantap (maka jika ia memperoleh kebaikan) maksudnya
kesehatan dan kesejahteraan pada diri dan harta bendanya (tetaplah ia dalam
keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana) cobaan pada hartanya dan
penyakit pada dirinya (berbaliklah ia ke belakang) ia kembali menjadi kafir.
(Rugilah ia di dunia) disebabkan terlepasnya semua apa yang ia harapkan dari
dunia (dan di akhirat) disebabkan kekafirannya itu. (Yang demikian itu adalah
kerugian yang nyata) jelas ruginya.
|
||
Ia menyeru selain
Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak [pula] memberi
manfa’at kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (12)
|
|
يَدۡعُواْ مِن دُونِ
ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ ۥ وَمَا لَا يَنفَعُهُ ۥۚ ذَٲلِكَ هُوَ
ٱلضَّلَـٰلُ ٱلۡبَعِيدُ (١٢)
|
|
||
012. (Ia menyeru) menyembah (selain Allah) yakni
berhala-berhala (sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepada dirinya)
jika ia tidak menyembahnya (dan pula tidak dapat memberi manfaat kepada
dirinya) jika ia menyembahnya. (Yang demikian itu) penyembahan itu (adalah
kesesatan yang jauh) sekali dari kebenaran.
|
||
Ia menyeru sesuatu
yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfa’atnya. Sesungguhnya yang
diserunya itu adalah sejahat-jahat penolong dan sejahat-jahat kawan.
(13)
|
|
يَدۡعُواْ لَمَن
ضَرُّهُ ۥۤ أَقۡرَبُ مِن نَّفۡعِهِۦۚ لَبِئۡسَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَلَبِئۡسَ
ٱلۡعَشِيرُ (١٣)
|
|
||
013. (Ia menyeru sesuatu) huruf Lam adalah Zaidah (yang
sebenarnya mudaratnya) jika ia menyembahnya (lebih dekat dari manfaatnya)
jika menurut khayalannya ia dapat memberikan manfaat. (Sesungguhnya
sejahat-jahat penolong) adalah sesembahan itu (dan sejahat-jahat kawan)
adalah dia pula. Sesudah Allah swt. menyebutkan tentang orang-orang yang ragu
dengan akibatnya yaitu kerugian, kemudian Allah mengiringinya dengan kisah
mengenai orang-orang Mukmin dengan akibatnya, yaitu mendapatkan pahala
dari-Nya. Untuk itu Allah swt. berfirman:
|
||
Sesungguhnya Allah
memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki. (14)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ (١٤)
|
|
||
014. (Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh) amal fardu dan sunah semuanya (ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah
berbuat apa saja yang Dia kehendaki) termasuk memuliakan orang yang taat
kepada-Nya dan menghinakan orang yang durhaka kepada-Nya.
|
||
Barangsiapa yang
menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya [Muhammad] di dunia dan
akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia
melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat
melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya [983]. (15)
|
|
مَن كَانَ يَظُنُّ أَن
لَّن يَنصُرَهُ ٱللَّهُ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ فَلۡيَمۡدُدۡ بِسَبَبٍ
إِلَى ٱلسَّمَآءِ ثُمَّ لۡيَقۡطَعۡ فَلۡيَنظُرۡ هَلۡ يُذۡهِبَنَّ
كَيۡدُهُ ۥ مَا يَغِيظُ (١٥)
|
|
||
[983]. Maksud ayat
ini ialah, seandainya orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW tidak senang atas
kemajuan Islam bisa naik ke langit dan dapat melihat keadaan di sana, tentu
ia akan mengetahui bahwa kemajuan Islam yang tidak ia senangi itu tidak dapat
dihalang-halangi. Sebagian ahli tafsir mengartikan: maka hendaklah ia
merentangkan tali ke loteng rumahnya kemudian ia mencekik lehernya dengan
tali itu.
|
||
|
||
015. (Barang siapa yang menyangka bahwa Allah
sekali-kali tiada menolongnya) menolong Nabi Muhammad saw. (di dunia dan
akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali) tambang (ke langit) yang
dimaksud adalah atap rumahnya, kemudian tali itu diikatkan ke atap rumah dan
ke lehernya (kemudian hendaklah ia memutuskan tali itu) yakni mencekik
dirinya dengan tali itu, maksudnya menggantung diri. Demikianlah sebagaimana
yang disebutkan di dalam hadis-hadis sahih (kemudian hendaklah ia pikirkan,
apakah tipu dayanya itu sungguh dapat melenyapkan) dalam hal tidak
ditolongnya nabi (apa yang menyakitkan hatinya) apa yang membuat ia sakit
hati. Maksudnya, hendaklah ia tercekik oleh kejengkelannya, karena
sesungguhnya Allah pasti akan menolong nabi-Nya.
|
||
Dan demikianlah Kami
telah menurunkan Al Qur’an yang merupakan ayat-ayat yang nyata; dan
bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
(16)
|
|
وَڪَذَٲلِكَ
أَنزَلۡنَـٰهُ ءَايَـٰتِۭ بَيِّنَـٰتٍ۬ وَأَنَّ ٱللَّهَ يَہۡدِى مَن يُرِيدُ (١٦)
|
|
||
016. (Dan demikianlah) sebagaimana Kami turunkan ayat
tadi (Kami telah menurunkan dia) ayat-ayat Alquran selanjutnya (yang
merupakan ayat-ayat yang nyata) lafal Bayyinatin berkedudukan menjadi Hal,
artinya ayat-ayat yang jelas (dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki) untuk mendapatkan petunjuk-Nya; bagian ayat ini
di'athafkan kepada dhamir Ha yang terdapat pada lafal Anzalnaahu.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabiiin [984] orang-orang Nasrani,
orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di
antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala
sesuatu. (17)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ
وَٱلۡمَجُوسَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَڪُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡصِلُ بَيۡنَهُمۡ
يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ (١٧)
|
|
||
[984]. Lihat not 56. Shabiin
ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau
orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
|
||
|
||
017. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
orang-orang Yahudi) mereka adalah pemeluk agama Yahudi (orang-orang Shabi'in)
salah satu sekte dari orang-orang Yahudi (orang-orang Nasrani, orang-orang
Majusi dan orang-orang Musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka
pada hari kiamat) yaitu dengan memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam
surga dan mencampakkan orang-orang selain mereka ke dalam neraka.
(Sesungguhnya Allah terhadap segala sesuatu) yang diperbuat mereka (Maha Menyaksikan)
mengetahuinya secara nyata.
|
||
Apakah kamu tiada
mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi,
matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang
melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang
telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka
tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki. (18)
|
|
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ
ٱللَّهَ يَسۡجُدُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ
وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ
وَڪَثِيرٌ۬ مِّنَ ٱلنَّاسِۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيۡهِ ٱلۡعَذَابُۗ وَمَن
يُہِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا
يَشَآءُ ۩ (١٨) ۞
|
|
||
018. (Apakah kamu tiada melihat) tiada mengetahui
(bahwa kepada Allah bersujud makhluk yang ada di langit dan makhluk yang ada
di bumi dan matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pohon-pohon dan
hewan-hewan yang melata) semuanya tunduk dan patuh menuruti apa yang
dikehendaki-Nya (dan sebagian besar daripada manusia?) adalah orang-orang
Mukmin, yaitu dengan bertambah perasaan rendah diri dalam sujud salat mereka.
(Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya) mereka
adalah orang-orang kafir, karena mereka membangkang tidak mau bersujud,
sedangkan sujud itu adalah pertanda iman. (Dan barang siapa yang dihinakan
Allah) disengsarakan-Nya (maka tidak seorang pun yang memuliakannya) yang
akan membahagiakannya. (Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki)
seperti menghinakan dan memuliakan.
|
||
Inilah dua golongan
[golongan mu’min dan golongan kafir] yang bertengkar, mereka saling
bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk
mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih
ke atas kepala mereka. (19)
|
|
هَـٰذَانِ خَصۡمَانِ
ٱخۡتَصَمُواْ فِى رَبِّہِمۡۖ فَٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٌ۬
مِّن نَّارٍ۬ يُصَبُّ مِن فَوۡقِ رُءُوسِہِمُ ٱلۡحَمِيمُ (١٩)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari dan Imam Muslim serta yang
lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Zar Al Ghiffari
r.a. yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu firman-Nya, "Inilah dua
golongan (yakni golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bertengkar; mereka saling bertengkar
mengenai Rabb mereka." (Q.S. Al Hajj, 19) berkenaan dengan sahabat
Hamzah, sahabat 'Ubaidah, sahabat Ali ibnu Abu Thalib, dan Atabah, Syaibah,
dan Walid ibnu Atabah. Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat
Ali yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu kami melakukan duel dalam perang Badar;
ayat tersebut adalah firman-Nya, "Inilah dua golongan (golongan Mukmin
dan golongan Kafir) yang bersengketa; mereka saling bersengketa mengenai Rabb
mereka..." (Q.S. Al Hajj, 19) sampai dengan firman-Nya, "Rasailah
azab yang membakar ini" (Q.S. Al Hajj, 22)
Imam Hakim
mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ali yang telah menceritakan, bahwa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu
kami melakukan duel dalam perang Badar; ayat tersebut adalah firman-Nya,
"Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang
bersengketa; mereka saling bersengketa mengenai Rabb mereka..." (Q.S. Al
Hajj, 19) sampai dengan firman-Nya, "Rasailah azab yang membakar
ini" (Q.S. Al Haji, 22). Imam Hakim juga mengetengahkan hadis yang sama,
hanya ia melaini jalur, sanad yang lain tetapi sumbernya sama yaitu dari
sahabat Ali r.a. Sahabat Ali ibnu Abu Thalib menceritakan, bahwa ayat tadi
diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang perang tanding dalam perang
Badar; mereka adalah sahabat Hamzah, sahabat Ali, sahabat Ubaidah ibnul
Harits di satu pihak, dan Utbah ibnu Rabiah, Syaibah ibnu Rabiah dan Walid
ibnu Utbah di pihak lain. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui
Aufiy yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a, bahwasanya ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang ahli kitab; mereka berkata kepada
orang-orang Mukmin, "Kami lebih utama terhadap Allah daripada kalian;
dan kitab kami lebih dahulu daripada kitab kalian, serta Nabi kami lebih
dahulu daripada Nabi kalian". Maka orang-orang Mukmin menjawab,
"Kami lebih berhak kepada Allah; kami beriman kepada Muhammad dan Nabi
kalian, serta kepada kitab-kitab lain yang telah diturunkan oleh Allah".
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melaini Qatadah, yang isi hadisnya
sama dengan hadis di atas.
|
||
|
||
019. (Inilah dua golongan yang bertengkar) yaitu
golongan orang-orang Mukmin di satu pihak dan di pihak lain lima golongan
orang-orang kafir yang disebutkan dalam ayat 17. Lafal Khashmun ini dapat
diartikan untuk tunggal dan jamak (mereka saling bertengkar mengenai Rabb
mereka) dalam urusan agama mereka. (Maka orang-orang kafir akan dibuatkan
untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka) yang kemudian mereka pakai,
maksudnya mereka diliputi oleh api neraka. (Disiramkan air yang sedang
mendidih ke atas kepala mereka) yaitu air yang sangat panas.
|
||
Dengan air itu
dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit
[mereka]. (20)
|
|
يُصۡهَرُ بِهِۦ مَا فِى
بُطُونِہِمۡ وَٱلۡجُلُودُ (٢٠)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Hakim mengetengahkan sebuah
hadis melalui sahabat Ali yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu kami melakukan duel
dalam perang Badar; ayat tersebut adalah firman-Nya, "Inilah dua
golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bersengketa; mereka saling
bersengketa mengenai Rabb mereka..." (Q.S. Al Hajj, 19) sampai dengan
firman-Nya, "Rasailah azab yang membakar ini" (Q.S. Al Haji, 22).
Imam Hakim juga mengetengahkan hadis yang sama, hanya ia melaini jalur, sanad
yang lain tetapi sumbernya sama yaitu dari sahabat Ali r.a. Sahabat Ali ibnu
Abu Thalib menceritakan, bahwa ayat tadi diturunkan berkenaan dengan
orang-orang yang perang tanding dalam perang Badar; mereka adalah sahabat
Hamzah, sahabat Ali, sahabat Ubaidah ibnul Harits di satu pihak, dan Utbah
ibnu Rabiah, Syaibah ibnu Rabiah dan Walid ibnu Utbah di pihak lain. Ibnu
Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Aufiy yang ia terima dari sahabat
Ibnu Abbas r.a, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang ahli
kitab; mereka berkata kepada orang-orang Mukmin, "Kami lebih utama
terhadap Allah daripada kalian; dan kitab kami lebih dahulu daripada kitab
kalian, serta Nabi kami lebih dahulu daripada Nabi kalian". Maka
orang-orang Mukmin menjawab, "Kami lebih berhak kepada Allah; kami
beriman kepada Muhammad dan Nabi kalian, serta kepada kitab-kitab lain yang
telah diturunkan oleh Allah". Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis
melaini Qatadah, yang isi hadisnya sama dengan hadis di atas.
|
||
|
||
020. (Dihancur leburkan) diluluhkan (dengan air itu apa
yang ada dalam perut mereka) yakni lemak dan lain-lainnya (dan)
terpangganglah disebabkan panasnya air itu (kulit) mereka.
|
||
Dan untuk mereka
cambuk-cambuk dari besi. (21)
|
|
وَلَهُم مَّقَـٰمِعُ
مِنۡ حَدِيدٍ۬ (٢١)
|
|
||
021. (Dan untuk mereka palu-palu dari besi) untuk
memukul kepala mereka.
|
||
Setiap kali mereka
hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalamnya. [Kepada mereka dikatakan]: "Rasailah azab yang
membakar ini". (22)
|
|
ڪُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ
أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡہَا مِنۡ غَمٍّ أُعِيدُواْ فِيہَا وَذُوقُواْ عَذَابَ
ٱلۡحَرِيقِ (٢٢)
|
|
||
022. (Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka)
tempat mereka diazab (lantaran kesengsaraan mereka) yang menekan diri mereka
di dalam neraka (niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya) mereka dipukuli
dengan palu-palu besi supaya kembali lagi ke neraka. (Dan) dikatakan kepada
mereka, ("Rasailah azab yang membakar ini") azab yang sangat
membakar ini.
|
||
Sesungguhnya Allah
memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka
diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian
mereka adalah sutera. (23)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬
وَلُؤۡلُؤً۬اۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬ (٢٣)
|
|
||
023. Allah swt. berfirman kepada orang-orang Mukmin,
("Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di
surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara)
kalau dibaca Lu-luin maka artinya perhiasan itu terdiri dari emas dan
mutiara, atau emas itu dihiasi dengan mutiara. Jika dibaca Lu-luan berarti ia
di'athafkan secara Mahall kepada lafal Min Asaawira. (Dan pakaian mereka
adalah sutera) yaitu pakaian yang diharamkan bagi kaum lelaki di dunia.
|
||
Dan mereka diberi
petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki [pula] kepada jalan
[Allah] yang terpuji. (24)
|
|
وَهُدُوٓاْ إِلَى
ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ وَهُدُوٓاْ إِلَىٰ صِرَٲطِ ٱلۡحَمِيدِ (٢٤)
|
|
||
024. (Dan mereka diberi petunjuk) di dunia (kepada ucapan-ucapan
yang baik) yaitu kalimat La Ilaaha Illallaah/ tidak ada Tuhan selain Allah
(dan mereka ditunjuki pula kepada jalan yang terpuji) yakni jalan Allah yang
terpuji dan agama-Nya.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil
Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ
maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan
kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa
yang pedih. (25)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ ٱلَّذِى
جَعَلۡنَـٰهُ لِلنَّاسِ سَوَآءً ٱلۡعَـٰكِفُ فِيهِ وَٱلۡبَادِۚ وَمَن يُرِدۡ
فِيهِ بِإِلۡحَادِۭ بِظُلۡمٍ۬ نُّذِقۡهُ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ۬ (٢٥)
|
|
||
025. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan
menghalangi manusia dari jalan Allah) dari ketaatan kepada-Nya (dan) dari
(Masjidilharam yang telah Kami jadikan ia) sebagai manasik dan tempat
beribadah (untuk semua manusia, baik yang bermukim) yang tinggal (di situ
maupun di padang pasir) yakni pendatang (dan siapa yang bermaksud di dalamnya
melakukan kejahatan) huruf Ba di sini adalah Zaidah (secara zalim) yang
menyebabkan orang yang bersangkutan zalim, seumpamanya ia mengerjakan
perbuatan yang terlarang, sekalipun dalam bentuk mencaci pelayan (niscaya
akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih)" yang
menyakitkan. Berdasarkan pengertian ini maka Khabar Inna diambil daripadanya.
Maksudnya, sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari
jalan Allah dan dari Masjidilharam, niscaya Kami akan rasakan kepada mereka
sebagian siksa yang pedih.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah [dengan
mengatakan]: "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan
sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang
beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. (26)
|
|
وَإِذۡ بَوَّأۡنَا
لِإِبۡرَٲهِيمَ مَكَانَ ٱلۡبَيۡتِ أَن لَّا تُشۡرِكۡ بِى شَيۡـًٔ۬ا وَطَهِّرۡ
بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِينَ وَٱلۡقَآٮِٕمِينَ وَٱلرُّڪَّعِ
ٱلسُّجُودِ (٢٦)
|
|
||
026. (Dan) ingatlah (ketika Kami jelaskan) Kami
terangkan (kepada Ibrahim tempat Baitullah) supaya ia membangunnya kembali
karena Baitullah itu telah diangkat sejak zaman banjir besar yakni zamannya
Nabi Nuh, kemudian Kami perintahkan kepada Ibrahim, ("Janganlah kamu
menyekutukan Aku dengan sesuatu pun dan sucikanlah rumah-Ku ini) dari
berhala-berhala (bagi orang-orang yang tawaf dan orang-orang yang bermukim)
yakni orang-orang yang tinggal di sekitarnya (dan orang-orang yang rukuk dan
sujud") Rukka'is-sujuud adalah bentuk jamak dari kata Raaki 'iin dan
Saajidin, maksudnya adalah orang-orang yang salat.
|
||
Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [985] yang datang dari
segenap penjuru yang jauh, (27)
|
|
وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ
بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالاً۬ وَعَلَىٰ ڪُلِّ ضَامِرٍ۬ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ
فَجٍّ عَمِيقٍ۬ (٢٧)
|
|
||
[985]. "Unta
yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah
haji.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Mujahid yang telah menceritakan, bahwa mereka (yakni
orang-orang yang datang untuk mengerjakan ibadah haji) sebelumnya datang
hanya dengan berjalan kaki
dan tidak memakai kendaraan. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang
kurus." (Q.S. Al Hajj, 27). Setelah itu Allah swt. memberikan kemurahan
kepada mereka, sehingga mereka boleh membawa bekal, menaiki kendaraan dan
berniaga dalam bulan haji.
|
||
|
||
027. (Dan berserulah) serukanlah (kepada manusia untuk
mengerjakan haji) kemudian Nabi Ibrahim naik ke puncak bukit Abu Qubais, lalu
ia berseru, "Hai manusia! Sesungguhnya Rabb kalian telah membangun
Baitullah dan Dia telah mewajibkan kalian untuk melakukan haji, maka
sambutlah seruan Rabb kalian ini". Lalu Nabi Ibrahim menolehkan wajahnya
ke kanan dan ke kiri serta ke arah Timur dan ke arah Barat. Maka menjawablah
semua orang yang telah ditentukan baginya dapat berhaji dari tulang-tulang
sulbi kaum lelaki dan rahim-rahim kaum wanita, seraya mengatakan,
"Labbaik allaahumma Labbaika", artinya: Ya Allah, kami penuhi
panggilan-Mu, Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. Sedangkan Jawab dari Amar
yang di muka tadi ialah (niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki) lafal Rijaalan adalah bentuk jamak dari lafal Raajilun, wazannya sama
dengan lafal Qaaimun yang bentuk jamaknya adalah Qiyaamun; artinya berjalan
kaki (dan) dengan berkendaraan (dengan menaiki unta yang kurus) karena
lamanya perjalanan; lafal Dhamirin dapat ditujukan kepada jenis jantan dan
betina (mereka datang) yakni unta-unta kurus itu yang dimaksud adalah
orang-orang yang mengendarainya (dari segenap penjuru yang jauh) dari daerah
yang perjalanannya sangat jauh.
|
||
supaya mereka
menyaksikan berbagai manfa’at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama
Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa
binatang ternak [987] Maka makanlah sebahagian daripadanya dan [sebahagian lagi]
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (28)
|
|
لِّيَشۡهَدُواْ
مَنَـٰفِعَ لَهُمۡ وَيَذۡڪُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِىٓ أَيَّامٍ۬ مَّعۡلُومَـٰتٍ
عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۖ فَكُلُواْ مِنۡہَا
وَأَطۡعِمُواْ ٱلۡبَآٮِٕسَ
ٱلۡفَقِيرَ (٢٨)
|
|
||
[986]. "Hari
yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal
10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
[987]. Lihat not no. 186. Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri. |
||
|
||
028. (Supaya mereka mempersaksikan) yakni mendatangi
(berbagai manfaat untuk mereka) dalam urusan dunia mereka melalui berdagang,
atau urusan akhirat atau untuk keduanya. Sehubungan dengan masalah ini ada
berbagai pendapat mengenainya (dan supaya mereka menyebut nama Allah pada
hari-hari yang telah ditentukan) yakni tanggal sepuluh Zulhijah, atau hari
Arafah, atau hari berkurban hingga akhir hari-hari Tasyriq; mengenai masalah
ini pun ada beberapa pendapat (atas rezeki yang telah Allah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak) unta, sapi dan kambing yang disembelih pada
hari raya kurban dan ternak-ternak yang disembelih sesudahnya sebagai kurban.
(Maka makanlah sebagian daripadanya) jika kalian menyukainya (dan berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir) yakni sangat miskin.
|
||
Kemudian hendaklah
mereka menghilangkan kotoran [988] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan
nazar-nazar mereka [989] dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua
itu [Baitullah]. (29)
|
|
ثُمَّ لۡيَقۡضُواْ
تَفَثَهُمۡ وَلۡيُوفُواْ نُذُورَهُمۡ وَلۡيَطَّوَّفُواْ بِٱلۡبَيۡتِ ٱلۡعَتِيقِ
(٢٩)
|
|
||
[988]. Yang dimaksud
dengan 'menghilangkan kotoran" di sini ialah memotong rambut, mengerat
kuku, dan sebagainya.
[989]. Yang dimaksud dengan "nazar" di sini ialah nazar-nazar yang baik yang akan dilakukan selama ibadah haji. |
||
|
||
029. (Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran
yang ada pada badan mereka) maksudnya hendaklah mereka merapihkan
ketidakrapihan diri mereka seperti memotong rambut dan kuku yang panjang (dan
hendaklah mereka menunaikan) dapat dibaca Walyuufuu dan Walyuwaffuu
(nazar-nazar mereka) dengan menyembelih hewan ternak sebagai hewan kurban
(dan hendaklah mereka melakukan tawaf) tawaf ifadah (sekeliling rumah yang
tua itu) yakni rumah kuno, karena ia adalah rumah pertama yang dibuat untuk
ibadah manusia.
|
||
Demikianlah [perintah
Allah]. Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah [990] maka itu adalah lebih
baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang
ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
(30)
|
|
ذَٲلِكَ وَمَن
يُعَظِّمۡ حُرُمَـٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّهُ ۥ عِندَ رَبِّهِۦۗ
وَأُحِلَّتۡ لَڪُمُ ٱلۡأَنۡعَـٰمُ إِلَّا مَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡڪُمۡۖ
فَٱجۡتَنِبُواْ ٱلرِّجۡسَ مِنَ ٱلۡأَوۡثَـٰنِ وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ (٣٠)
|
|
||
[990]. Lihat arti
"hurumat" dalam not 119. [119] Maksudnya antara lain ialah: bulan
haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah)
dan Ihram.
|
||
|
||
030. (Demikianlah) menjadi Khabar dari Mubtada yang
keberadaannya diperkirakan sebelumnya, yakni perintah Allah itu sebagaimana
yang telah disebutkan (dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat
di sisi Allah) yaitu hal-hal yang tidak boleh dirusak (maka itu adalah)
mengagungkannya (lebih baik baginya di sisi Rabbnya) di akhirat kelak. (Dan
telah dihalalkan bagi kamu sekalian binatang ternak) untuk memakannya sesudah
disembelih terlebih dahulu (kecuali yang diterangkan kepada kalian)
keharamannya di dalam firman yang lainnya yaitu, "Diharamkan bagi kalian
memakan bangkai..." (Q.S. Al-Maidah, 3). Dengan demikian berarti
Istitsna di sini bersifat Munqathi'. Dan dapat pula dikatakan Muttashil,
sedangkan barang yang diharamkan adalah ditujukan kepada hewan yang mati
dengan sendirinya dan oleh penyebab-penyebab lainnya (maka jauhilah oleh
kalian berhala-berhala yang najis itu) huruf Min di sini menunjukkan arti
Bayan atau keterangan, maksudnya barang yang najis itu adalah berhala-berhala
(dan jauhilah perkataan-perkataan dusta) perkataan yang mengandung
kemusyrikan terhadap Allah di dalam bacaan Talbiyah kalian, atau yang
dimaksud adalah kesaksian palsu.
|
||
dengan ikhlas kepada
Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (31)
|
|
حُنَفَآءَ لِلَّهِ
غَيۡرَ مُشۡرِكِينَ بِهِۦۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ
ٱلسَّمَآءِ فَتَخۡطَفُهُ ٱلطَّيۡرُ أَوۡ تَهۡوِى بِهِ ٱلرِّيحُ فِى مَكَانٍ۬
سَحِيقٍ۬ (٣١)
|
|
||
031. (Dengan ikhlas kepada Allah) yakni berserah diri
kepada-Nya serta berpaling dari semua agama selain dari agama-Nya (tidak
mempersekutukan sesuatu dengan Dia) kalimat ayat ini mengukuhkan makna
kalimat yang sebelumnya dan keduanya itu merupakan Hal atau kata keterangan
dari dhamir Wawu. (Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka
adalah ia seolah-olah terjungkal) yakni jatuh (dari langit lalu disambar oleh
burung) diambil dengan cepat (atau diterbangkan oleh angin yang
melemparkannya) yang menjatuhkannya (ke tempat yang jauh sekali) sangat jauh
sehingga tidak dapat diharapkan lagi keselamatannya.
|
||
Demikianlah [perintah
Allah]. Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah [991] maka sesungguhnya itu
timbul dari ketakwaan hati. (32)
|
|
ذَٲلِكَ وَمَن
يُعَظِّمۡ شَعَـٰٓٮِٕرَ ٱللَّهِ
فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ (٣٢)
|
|
||
[991]. Arti syi'ar
Allah lihat no. 389. Syi'ar Allah ialah: segala amalan yang dilakukan dalam
rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.
|
||
|
||
032. (Demikianlah) perintah itu (dan barang siapa
mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu) mengagungkan
syiar-syiar Allah, yaitu menyembelih hewan kurban untuk tanah suci,
seumpamanya hewan kurban itu dipilih yang baik dan digemukkan terlebih dahulu
(timbul dari ketakwaan hati) dalam diri mereka. Hewan-hewan kurban itu
dinamakan Sya'aair disebabkan kesyiarannya yakni kesemarakannya, disebabkan
hewan-hewan tersebut telah diberi tanda yang menunjukkan, bahwa mereka untuk
dikurbankan, yaitu seperti dicap dengan besi panas pada punggungnya, sehingga
menambah semaraknya suasana hari raya.
|
||
Bagi kamu pada
binatang-binatang hadyu [992] itu ada beberapa manfa’at [993] sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib
[serta akhir masa] menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq
[Baitullah]. (33)
|
|
لَكُمۡ فِيہَا
مَنَـٰفِعُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى ثُمَّ مَحِلُّهَآ إِلَى ٱلۡبَيۡتِ
ٱلۡعَتِيقِ (٣٣)
|
|
||
[992]. Lihat not.
391. Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke Ka'bah
untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah haram dan dagingnya
dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji.
[993]. Maksudnya: binatang-binatang hadyu itu boleh kamu ambil manfa'atnya, seperti dikendarai, diambil susunya dan sebagainya, sampai hari nahar. |
||
|
||
033. (Bagi kalian pada binatang-binatang hadyu itu ada
beberapa manfaat) seperti menjadikannya sebagai hewan kendaraan dan untuk
mengangkut barang-barang selagi hal itu tidak membuatnya bahaya atau cacat
(sampai pada waktu yang ditentukan) yaitu waktu disembelih sebagai hewan
kurban (kemudian tempat wajib serta akhir masa penyembelihannya) tempat
diperbolehkan menyembelihnya (ialah setelah sampai ke Baitul Atiq) yaitu
maksudnya di semua tanah suci.
|
||
Dan bagi tiap-tiap
umat telah Kami syari’atkan penyembelihan [korban], supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada
mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah
kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk
patuh [kepada Allah]. (34)
|
|
وَلِڪُلِّ أُمَّةٍ۬
جَعَلۡنَا مَنسَكً۬ا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ
بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۗ فَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ فَلَهُ ۥۤ
أَسۡلِمُواْۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ (٣٤)
|
|
||
034. (Dan bagi tiap-tiap umat) golongan orang-orang
yang beriman yang telah mendahului kalian (telah Kami syariatkan
penyembelihan kurban) kalau dibaca Mansakan adalah Mashdar dan kalau dibaca
Minsakan berarti isim makan atau nama tempat. Maksudnya menyembelih kurban
atau tempat penyembelihannya (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka) sewaktu mereka
menyembelihnya. (Maka Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu
berserah dirilah kalian kepada-Nya) taat dan patuhlah kalian kepada-Nya. (Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah)
orang-orang yang taat dan merendahkan diri kepada-Nya.
|
||
[Yaitu] orang-orang
yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang
sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan
sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebahagian dari apa yang telah
Kami rezkikan kepada mereka. (35)
|
|
ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ
ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَٱلصَّـٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَہُمۡ
وَٱلۡمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣٥)
|
|
||
035. (Yaitu orang-orang yang apabila disebutkan nama
Allah gemetarlah) yakni takutlah (hati mereka, orang-orang yang sabar
terhadap apa yang menimpa mereka) berupa musibah dan malapetaka (orang-orang
yang mendirikan salat) yang mengerjakan salat pada waktu-waktunya (dan
orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan
kepada mereka) mereka menyedekahkannya.
|
||
Dan telah Kami jadikan
untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh
kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam keadaan berdiri [dan telah terikat]. Kemudian apabila
telah roboh [mati], maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya [yang tidak meminta-minta] dan orang yang
meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur. (36)
|
|
وَٱلۡبُدۡنَ
جَعَلۡنَـٰهَا لَكُم مِّن شَعَـٰٓٮِٕرِ
ٱللَّهِ لَكُمۡ فِيہَا خَيۡرٌ۬ۖ فَٱذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَيۡہَا
صَوَآفَّۖ فَإِذَا وَجَبَتۡ جُنُوبُہَا فَكُلُواْ مِنۡہَا وَأَطۡعِمُواْ
ٱلۡقَانِعَ وَٱلۡمُعۡتَرَّۚ كَذَٲلِكَ سَخَّرۡنَـٰهَا لَكُمۡ لَعَلَّكُمۡ
تَشۡكُرُونَ (٣٦)
|
|
||
036. (Dan unta-unta itu) al Budna adalah bentuk jamak
dari lafal Badanah, yaitu hewan unta (Kami jadikan untuk kalian sebagian
syiar Allah) pertanda-pertanda bagi agama-Nya (kalian memperoleh kebaikan
yang banyak padanya) kemanfaatan duniawi sebagaimana yang telah disebutkan
tadi dan pahala di akhirat (maka sebutlah oleh kalian nama Allah ketika
kalian menyembelihnya) sewaktu menyembelihnya (dalam keadaan berdiri) dengan
kaki yang terikat. (Kemudian apabila telah roboh) sesudah disembelih, yaitu
telah mati dan sudah waktunya untuk dapat dimakan (maka makanlah sebagiannya)
jika kalian suka (dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada
padanya) maksudnya orang-orang yang menerima dengan apa yang diberikan oleh
Allah kepadanya dan ia tidak meminta-minta serta tidak pernah memamerkan
dirinya miskin (dan orang yang meminta) yaitu orang yang meminta-minta dan
orang yang menampakkan kemiskinannya. (Demikianlah) sebagaimana penundukan
tadi (Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kalian) sehingga mereka
dapat disembelih dan dapat dinaiki, jika tidak Kami tundukkan maka niscaya
kalian tidak akan mampu terhadapnya (mudah-mudahan kalian bersyukur) atas
nikmat-Ku kepada kalian.
|
||
Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai [keridhaan] Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(37)
|
|
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ
لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ
كَذَٲلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ
ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٣٧) ۞
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Firman Allah swt.,
"Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan)
Allah..." (Q.S. Al Hajj, 37). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah
hadis, melalui Ibnu Juraij yang telah menceritakan, bahwa dahulu orang-orang
jahiliah melumurkan dan menempelkan daging serta darah hewan kurban mereka
pada Kakbah. Hal ini berlangsung sampai masa Islam; kemudian para sahabat
Nabi saw. berkata, "Kami lebih berhak untuk melumurkannya daripada
mereka". Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Duging-daging unta itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah..." (Q.S. Al Hajj,
37).
|
||
|
||
037. (Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali
tidak dapat mencapai keridaan Allah) tidak dapat diterima di sisi-Nya (tetapi
ketakwaan daripada kalianlah yang dapat mencapai keridaan-Nya) yaitu yang
dapat sampai kepada-Nya hanyalah amal saleh yang ikhlas disertai iman.
(Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya) yakni atas petunjuk-Nya yang telah
membimbing kalian sehingga dapat mengetahui pertanda-pertanda agama dan
manasik-manasik haji-Nya. (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik) yaitu orang-orang yang mentauhidkan Allah.
|
||
Sesungguhnya Allah
membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni’mat. (38)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ
يُدَٲفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
خَوَّانٍ۬ كَفُورٍ (٣٨)
|
|
||
038. (Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah
beriman) daripada perbuatan-perbuatan kaum musyrikin. (Sesungguhnya Allah
tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat) di dalam amanat yang
dititipkan kepadanya (lagi mengingkari nikmat) ingkar terhadap
nikmat-nikmat-Nya; mereka adalah orang-orang musyrik. Makna ayat ini ialah
bahwa Allah akan mengazab mereka.
|
||
Telah diizinkan
[berperang] bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah
dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
(39)
|
|
أُذِنَ لِلَّذِينَ
يُقَـٰتَلُونَ بِأَنَّهُمۡ ظُلِمُواْۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصۡرِهِمۡ
لَقَدِيرٌ (٣٩)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad mengetengahkan sebuah
hadis demikian pula Imam Tirmizi yang menilainya Hasan dan juga Imam Hakim
yang menilainya sahih, semuanya melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi
saw. keluar dari Mekah. Dan sahabat Abubakar mengatakan, "Mereka
(orang-orang Quraisy) telah mengusir Nabi mereka yang akibatnya mereka akan
binasa". Lalu Allah swt. menurunkan fiman-Nya, "Telah diizinkan
(berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah
dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu." (Q.S. Al-Hajj 39).
|
||
|
||
039. (Telah diizinkan bagi orang-orang yang diperangi)
yaitu orang-orang Mukmin untuk berperang. Ayat ini adalah ayat pertama yang
diturunkan sehubungan dengan masalah jihad (karena sesungguhnya mereka)
(telah dianiaya) oleh orang-orang kafir. (Dan sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka).
|
||
[yaitu] orang-orang
yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,
kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan
sekiranya Allah tiada menolak [keganasan] sebagian manusia dengan sebagian
yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,
rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak
disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
[agama] -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(40)
|
|
ٱلَّذِينَ أُخۡرِجُواْ
مِن دِيَـٰرِهِم بِغَيۡرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُۗ
وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَہُم بِبَعۡضٍ۬ لَّهُدِّمَتۡ صَوَٲمِعُ
وَبِيَعٌ۬ وَصَلَوَٲتٌ۬ وَمَسَـٰجِدُ يُذۡڪَرُ فِيہَا ٱسۡمُ ٱللَّهِ ڪَثِيرً۬اۗ
وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۥۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ
عَزِيزٌ (٤٠)
|
|
||
040. Mereka adalah (orang-orang yang telah diusir dari
kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar) di dalam pengusiran itu;
mereka sekali-kali tidak diusir (melainkan karena mereka berkata) disebabkan
perkataan yang mereka ucapkan yaitu, ("Rabb kami hanyalah Allah")
semata. Perkataan ini adalah perkataan yang hak dan benar, maka mengusir
hanya dengan alasan karena mengucapkan perkataan itu adalah tidak dibenarkan.
(Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia) lafal
Ba'dhahum menjadi Badal Ba'dh lafal An-Naas (dengan sebagian yang lain,
tentulah telah dirobohkan) dibaca Lahuddimat dengan memakai harakat Tasydid
menunjukkan makna banyak, yakni telah banyak dirobohkan; sebagaimana dapat
dibaca Takhfif yaitu Lahudimat (biara-biara) bagi para rahib (gereja-gereja)
bagi orang-orang Nasrani (rumah-rumah ibadah) bagi orang-orang Yahudi; lafal
shalawaat artinya tempat peribadatan menurut bahasa Ibrani (dan
mesjid-mesjid) bagi kaum Muslimin (yang disebut di dalamnya) maksudnya di
dalam tempat-tempat yang telah disebutkan tadi (nama Allah dengan banyak)
sehingga ibadah menjadi terhenti karena robohnya tempat-tempat tersebut.
(Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya) menolong
agama-Nya. (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat) di atas semua
makhluk-Nya (lagi Maha Perkasa) pengaruh dan kekuasaan-Nya maha perkasa.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan. (41)
|
|
ٱلَّذِينَ إِن
مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّڪَوٰةَ
وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ
ٱلۡأُمُورِ (٤١)
|
|
||
041. (Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi) dengan memberikan pertolongan kepada mereka
sehingga mereka dapat mengalahkan musuh-musuhnya (niscaya mereka mendirikan
salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar) kalimat ayat ini menjadi Jawab Syarat; dan Syarat
beserta Jawabnya menjadi Shilah dari Maushul, kemudian diperkirakan adanya
lafal Hum sebelumnya sebagai Mubtada (dan kepada Allahlah kembali segala
urusan) di akhirat, semua urusan itu kembali kepada-Nya.
|
||
Dan jika mereka
[orang-orang musyrik] mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan
juga sebelum mereka kaum Nuh, ’Aad dan Tsamud, (42)
|
|
وَإِن يُكَذِّبُوكَ
فَقَدۡ ڪَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحٍ۬ وَعَادٌ۬ وَثَمُودُ (٤٢)
|
|
||
042. (Dan jika mereka mendustakan kamu) ayat ini
mengandung makna yang menghibur hati Nabi saw. (maka sesungguhnya telah
mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh) lafal Qaum dimuannatskan karena
memandang dari segi maknanya (Ad) yakni kaum Nabi Hud (dan Tsamud) kaum Nabi
Saleh.
|
||
dan kaum Ibrahim dan
kaum Luth, (43)
|
|
وَقَوۡمُ إِبۡرَٲهِيمَ
وَقَوۡمُ لُوطٍ۬ (٤٣)
|
|
||
043. (Dan kaum Ibrahim, kaum Luth).
|
||
dan penduduk Mad-yan,
dan telah didustakan Musa, lalu Aku tangguhkan [azab-Ku] untuk orang-orang
kafir, kemudian Aku azab mereka, maka [lihatlah] bagaimana besarnya
kebencian-Ku [kepada mereka itu]. (44)
|
|
وَأَصۡحَـٰبُ مَدۡيَنَۖ
وَكُذِّبَ مُوسَىٰ فَأَمۡلَيۡتُ لِلۡڪَـٰفِرِينَ ثُمَّ أَخَذۡتُهُمۡۖ فَكَيۡفَ
ڪَانَ نَكِيرِ (٤٤)
|
|
||
044. (Dan penduduk Madyan) kaum Nabi Syuaib (dan telah
didustakan Musa) didustakan oleh bangsa Koptik bukan oleh kaumnya sendiri
yaitu Bani Israel. Maksudnya mereka semuanya mendustakan rasul-rasul mereka,
hal itu menjadi perumpamaan bagimu (lalu Aku tangguhkan untuk orang-orang
kafir) memberikan tangguh dengan mengakhirkan azab mereka (kemudian Aku balas
mereka) yaitu menimpakan azab kepada mereka (maka lihatlah bagaimana besarnya
kebencian-Ku) kemurkaan-Ku kepada mereka disebabkan kedustaan mereka, maka
Aku binasakan mereka. Istifham di sini mengandung makna Taqrir, maksudnya
azab itu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
|
||
Berapalah banyaknya
kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim,
maka [tembok-tembok] kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan [berapa banyak
pula] sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, (45)
|
|
فَكَأَيِّن مِّن
قَرۡيَةٍ أَهۡلَكۡنَـٰهَا وَهِىَ ظَالِمَةٌ۬ فَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا
وَبِئۡرٍ۬ مُّعَطَّلَةٍ۬ وَقَصۡرٍ۬ مَّشِيدٍ (٤٥)
|
|
||
045. (Berapa banyaknya) sudah berapa banyak (negeri
yang Kami telah membinasakannya) menurut qiraat yang lain dibaca Ahlaktuhaa
(yang penduduknya dalam keadaan zalim) para penghuninya berbuat aniaya,
disebabkan kekafiran mereka (maka runtuhlah) roboh tembok-temboknya (menutupi
atap-atapnya) atap-atap rumah mereka tertutup oleh reruntuhan
tembok-temboknya (dan) berapa banyak pula (sumur yang terlantar) ditinggalkan
begitu saja disebabkan para pemiliknya binasa (dan istana yang tinggi) lagi
sepi disebabkan para pemiliknya telah mati binasa.
|
||
maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada. (46)
|
|
أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ
فِى ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ يَعۡقِلُونَ بِہَآ أَوۡ ءَاذَانٌ۬
يَسۡمَعُونَ بِہَاۖ فَإِنَّہَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى
ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ (٤٦)
|
|
||
046. (Maka apakah mereka tidak berjalan) mereka
orang-orang kafir Mekah itu (di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami) apa yang telah menimpa orang-orang yang
mendustakan sebelum mereka (atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar?) berita-berita tentang dibinasakannya mereka dan hancurnya
negeri-negeri tempat tinggal mereka, oleh sebab itu mereka mengambil
pelajaran darinya. (Karena sesungguhnya) kisah yang sesungguhnya (bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada) kalimat
ayat ini berfungsi mengukuhkan makna sebelumnya.
|
||
Dan mereka meminta
kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu. (47)
|
|
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ
بِٱلۡعَذَابِ وَلَن يُخۡلِفَ ٱللَّهُ وَعۡدَهُ ۥۚ وَإِنَّ يَوۡمًا عِندَ
رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةٍ۬ مِّمَّا تَعُدُّونَ (٤٧)
|
|
||
047. (Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan,
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya) untuk menurunkan
azab itu, maka Dia menurunkannya dalam perang Badar. (Sesungguhnya sehari di
sisi Rabbmu) hari-hari di akhirat disebabkan pedihnya azab (adalah seperti
seribu tahun dari tahun-tahun yang kalian hitung) dapat dibaca Ya'udduuna dan
Ta'udduuna, yakni menurut perhitungan tahun-tahun di dunia.
|
||
Dan berapalah
banyaknya kota yang Aku tangguhkan [azab-Ku] kepadanya, yang penduduknya
berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya
[segala sesuatu]. (48)
|
|
وَڪَأَيِّن مِّن
قَرۡيَةٍ أَمۡلَيۡتُ لَهَا وَهِىَ ظَالِمَةٌ۬ ثُمَّ أَخَذۡتُہَا وَإِلَىَّ
ٱلۡمَصِيرُ (٤٨)
|
|
||
048. (Dan berapa banyaknya kota yang Kami tangguhkan
azab-Ku kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka)
yang dimaksud dengan kota di sini adalah para penduduknya (dan hanya kepada
Akulah kembalinya segala sesuatu).
|
||
Katakanlah: "Hai
manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada
kamu". (49)
|
|
قُلۡ يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلنَّاسُ إِنَّمَآ أَنَا۟ لَكُمۡ نَذِيرٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٤٩)
|
|
||
049. (Katakanlah, "Hai manusia!) yakni penduduk
Mekah (Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada
kalian") dan jelas peringatannya, dan aku adalah pembawa berita gembira
bagi orang-orang yang beriman.
|
||
Maka orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki
yang mulia. (50)
|
|
فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ كَرِيمٌ۬ (٥٠)
|
|
||
050. (Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, bagi mereka ampunan) dari dosa-dosa (dan rezeki yang mulia) yaitu
surga.
|
||
Dan orang-orang yang
berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan [kemauan
untuk beriman]; mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. (51)
|
|
وَٱلَّذِينَ سَعَوۡاْ
فِىٓ ءَايَـٰتِنَا مُعَـٰجِزِينَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَحِيمِ (٥١)
|
|
||
051. (Dan orang-orang yang berusaha terhadap ayat-ayat
Kami) Alquran dengan menentang dan membatalkannya (dengan melemahkan)
orang-orang yang mengikuti Nabi saw., mereka menganggap lemah orang-orang
yang mengikutinya, dan mereka berupaya menghambat kaum Muslimin untuk beriman
kepadanya, atau mereka menganggap lemah Kami untuk dapat mengazab mereka. Dan
menurut qiraat yang lain dibaca Mu'ajjiziina, yakni mereka dapat mendahului
Kami, atau dengan kata lain mereka mengira, bahwa diri mereka yang ingkar
terhadap adanya hari berbangkit dan hari pembalasan mereka mengira akan
selamat dari azab Kami (mereka itu adalah penghuni-penghuni Jahim) yakni
neraka.
|
||
Dan Kami tidak
mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak [pula] seorang nabi,
melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan
godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan
oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (52)
|
|
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن
قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ۬ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلۡقَى ٱلشَّيۡطَـٰنُ
فِىٓ أُمۡنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلۡقِى ٱلشَّيۡطَـٰنُ ثُمَّ
يُحۡڪِمُ ٱللَّهُ ءَايَـٰتِهِۦۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ۬ (٥٢)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim, Ibnu Jarir dan
Ibnu Munzir mengetengahkan hadis melalui satu jalur periwayatan dengan sanad
yang sahih bersumber dari Said ibnu Jubair yang telah menceritakan bahwa Nabi
saw. ketika di Mekah membacakan firman-Nya, "Demi bintang ketika
terbenam." (Q.S. An Najm, 1). Ketika bacaan Nabi saw. sampai kepada
firman-Nya, "Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik)
menganggap Lata dan Uzza, serta Manat yang ketiganya (sebagai sesembahan kalian)."
(Q.S. An Najm, 19-20). Kemudian setan meniupkan godaannya terhadap lisan Nabi
saw. hirigga Nabi saw. mengatakan, "Bintang-bintang yang di langit
tinggi itu, sungguh manfaatnya dapat diharapkan". Maka orang-orang
musyrik mengatakan, "Tidak pernah ia menyebutkan tentang tuhan-tuhan
kami dengan sebutan yang baik, sebelum hari ini". Maka Nabi saw.
melakukan salat, maka mereka pun ikut meniru apa yang dilakukan oleh Nabi
saw. Lalu turunlah ayat, "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang
Rasul pun dan tidak pula seorang Nabi..." (Q.S. Al Hajj, 52). Ibnu
Bazzar dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan hadis serupa dari riwayat yang lain
melalui Said ibnu Jubair yang ia terima menurut dugaanku dari sahabat Ibnu
Abbas r.a. Selanjutnya Bazzar mengatakan, bahwa hadis ini tidak diriwayatkan
secara Muttashil melainkan hanya melalui sanad ini. Dan hadis ini menyendiri
atau membeda dengan hadis-hadis lainnya karena adanya Umaiah ibnu Khalid yang
berfungsi memuttashilkan hadis ini; dia orangnya berpredikat Tsiqah (dapat
dipercaya) dan Masyhur (terkenal banyak hafal hadis). Hadis ini diketengahkan
pula oleh Imam Bukhari melalui sahabat Ibnu Abbas r.a.dengan sanad yang di
dalamnya terdapat Waqidi. Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang sama
melalui Abu Saleh yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Dan Ibnu Jarir
mengetengahkan pula hadis yang sama melalui jalur Aufiy dari sahabat Ibnu
Abbas r.a. Hadis ini dikemukakan pula oleh Ibnu Ishak di dalam kitab 'As
Siirah' melalui Muhammad ibnu Kaab dan Musa ibnu Uqbah yang semuanya bersumber
dari Ibnu Syihab. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis ini melalui Muhammad
ibnu Qais dan demikian pula Ibnu Abu Hatim yang bersumber dari Saddiy;
semuanya bermakna sama. Dan semua hadis yang diketengahkan oleh mereka itu
adakalanya berpredikat Dhaif atau Munqathi' selain hadis yang diketengahkan
melalui Ibnu Jubair yang pertama tadi. Hafiz Ibnu Hajar mengatakan,
"Banyaknya jalur periwayatan menunjukkan, bahwa kisah ini mempunyai
sumber pokok, di samping itu ia mempunyai dua jalur yang sahih keduanya lagi
berpredikat Mursal. Kedua-duanya diketengahkan oleh Ibnu Jarir; salah satu
melalui jalur Zuhri melalui Abu Bakar ibnu Abdurrahman ibnu Harits ibnu
Hisyam, sedangkan yang lain melalui jalur Daud ibnu Hindun yang bersumber
dari Abu Aliyah. Dengan demikian berarti apa yang telah dikatakan oleh Ibnu
Arabi dan Iyadh, bahwa riwayat-riwayat ini batil, tidak ada sumber pokoknya,
tidak dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau pegangan.
|
||
|
||
052. (Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang
rasul pun) rasul adalah seorang nabi yang diperintahkan untuk menyampaikan
wahyu (dan tidak pula seorang nabi) yaitu orang yang diberi wahyu akan tetapi
tidak diperintahkan untuk menyampaikannya (melainkan apabila ia membaca)
membacakan Alquran (setan pun, memasukkan godaan-godaan terhadap bacaannya
itu) membisikkan apa-apa yang bukan Alquran dan disukai oleh orang-orang yang
ia diutus kepada mereka. Sehubungan dengan hal ini Nabi saw. pernah
mengatakan setelah beliau membacakan surah An-Najm, yaitu sesudah firman-Nya,
"Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata,
Uzza dan Manat yang ketiganya ..." (Q.S. An-Najm, 19-2O) lalu beliau
mengatakan, "Bintang-bintang yang ada di langit yang tinggi itu,
sesungguhnya manfaatnya dapat diharapkan". Orang-orang musyrik yang ada
di hadapan Nabi saw. kala itu merasa gembira mendengarnya. Hal ini dilakukan
oleh Nabi saw. di hadapan mereka, dan sewaktu Nabi saw. membacakan ayat di
atas lalu setan meniupkan godaan kepada lisan Nabi saw. tanpa ia sadari,
sehingga keluarlah perkataan itu dari lisannya. Maka malaikat Jibril
memberitahukan kepadanya apa yang telah ditiupkan oleh setan terhadap
lisannya itu, lalu Nabi saw. merasa berduka cita atas peristiwa itu. Hati
Nabi saw. menjadi terhibur kembali setelah turunnya ayat berikut ini,
("Allah menghilangkan) membatalkan (apa yang ditiupkan oleh setan itu,
dan Dia menguatkan ayat-ayat-Nya) memantapkannya. (Dan Allah Maha Mengetahui)
apa yang telah dilancarkan oleh setan tadi (lagi Maha Bijaksana) di dalam
memberikan kesempatan kepada setan untuk dapat meniupkan godaannya kepada
Nabi saw. Dia berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya.
|
||
agar Dia menjadikan
apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di
dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,
(53)
|
|
لِّيَجۡعَلَ مَا يُلۡقِى
ٱلشَّيۡطَـٰنُ فِتۡنَةً۬ لِّلَّذِينَ فِى قُلُوبِہِم مَّرَضٌ۬ وَٱلۡقَاسِيَةِ
قُلُوبُهُمۡۗ وَإِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ لَفِى شِقَاقِۭ بَعِيدٍ۬ (٥٣)
|
|
||
053. (Agar Dia menjadikan apa yang ditiupkan oleh setan
itu sebagai cobaan) yakni musibah (bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit) perselisihan dan kemunafikan (dan yang kasar hatinya) orang-orang
musyrik; hati mereka kasar dan keras tidak mau menerima barang yang hak. (Dan
sesungguhnya orang-orang yang zalim itu) yakni orang-orang kafir (benar-benar
dalam permusuhan yang sangat") mereka berada dalam perselisihan yang
berkepanjangan dengan Nabi saw. dan orang-orang Mukmin, hal ini dapat
diketahui sewaktu terlontar kata-kata dari lisan Nabi saw. yang menyebutkan
tuhan-tuhan mereka dengan sebutan yang membuat mereka suka; hanya saja hal
itu dibatalkan oleh firman Allah selanjutnya.
|
||
dan agar orang-orang
yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari
Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman
kepada jalan yang lurus. (54)
|
|
وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ
أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَيُؤۡمِنُواْ بِهِۦ
فَتُخۡبِتَ لَهُ ۥ قُلُوبُهُمۡۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهَادِ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٥٤)
|
|
||
054. (Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu
meyakini) diberi ilmu tentang ketauhidan dan Alquran (bahwasanya Alquran)
itulah (yang hak dari Rabbmu lalu mereka beriman kepadanya dan tenanglah)
yakni mantaplah (hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan) tuntunan (yang lurus)
yaitu agama Islam.
|
||
Dan senantiasalah
orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur’an, hingga
datang kepada mereka saat [kematiannya] dengan tiba-tiba atau datang kepada
mereka azab hari kiamat. (55)
|
|
وَلَا يَزَالُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِى مِرۡيَةٍ۬ مِّنۡهُ حَتَّىٰ تَأۡتِيَهُمُ ٱلسَّاعَةُ
بَغۡتَةً أَوۡ يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابُ يَوۡمٍ عَقِيمٍ (٥٥)
|
|
||
055. (Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada
dalam keragu-raguan) tidak percaya (terhadap Alquran) disebabkan apa-apa yang
diembuskan oleh setan melalui lisan Nabi, kemudian hal itu dibatalkan (hingga
datang kepada mereka saat ajalnya dengan tiba-tiba) saat kematian mereka,
atau yang dimaksud adalah hari kiamat yang datang secara mendadak (atau
datang kepada mereka azab hari kiamat) yaitu perang Badar, yang di dalam
perang itu tiada kebaikan sedikit pun bagi orang-orang kafir; keadaan pada
hari itu diserupakan bagaikan angin kering yang tidak membawa kebaikan
sedikit pun. Atau makna yang dimaksud adalah azab hari kiamat, yaitu hari
yang tidak ada malam hari lagi sesudahnya.
|
||
Kekuasaan di hari itu
ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang
beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh keni’matan.
(56)
|
|
ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لِّلَّهِ
يَحۡڪُمُ بَيۡنَهُمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فِى
جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ (٥٦)
|
|
||
056. (Kekuasaan di hari itu) yaitu hari kiamat
(hanyalah bagi Allah) semata. Makna Istiqrar atau tetap yang terkandung
sebelum lafal Yaumaidzin adalah 'Amil yang menashabkan Zharaf atau lafal
Yaumaidzin. Maksudnya; kekuasaan pada hari kiamat itu hanyalah tetap bagi
Allah semata (Dia memberi keputusan di antara mereka) antara kaum Mukminin
dan orang-orang kafir, pengertian ini dijelaskan oleh firman selanjutnya,
yaitu, (Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga
yang penuh kenikmatan) penuh dengan anugerah dari Allah.
|
||
Dan orang-orang yang
kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan.
(57)
|
|
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ۬ مُّهِينٌ۬ (٥٧)
|
|
||
057. (Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan) azab yang keras
disebabkan kekafiran mereka.
|
||
Dan orang-orang yang
berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar
Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik [surga]. Dan sesungguhnya
Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki. (58)
|
|
وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ
فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوٓاْ أَوۡ مَاتُواْ لَيَرۡزُقَنَّهُمُ ٱللَّهُ
رِزۡقًا حَسَنً۬اۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٲزِقِينَ (٥٨)
|
|
||
058. (Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah)
jalan ketaatan kepada-Nya, yaitu berhijrah dari Mekah ke Madinah (kemudian
mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka
rezeki yang baik) yakni rezeki di surga. (Dan sesungguhnya Allah adalah
sebaik-baik pemberi rezeki) Pemberi rezeki yang paling utama.
|
||
Sesungguhnya Allah
akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat [surga] yang mereka menyukainya.
Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (59)
|
|
لَيُدۡخِلَنَّهُم
مُّدۡخَلاً۬ يَرۡضَوۡنَهُ ۥۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ۬ (٥٩) ۞
|
|
||
059. (Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke
dalam suatu tempat) dapat dibaca Mudkhalan dan Madkhalan, artinya tempat
masuk atau suatu tempat (yang mereka menyukainya) yaitu surga. (Dan
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang niat mereka (lagi Maha Penyantun)
dari menghukum mereka.
|
||
Demikianlah, dan
barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita
kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun. (60)
|
|
ذَٲلِكَ وَمَنۡ عَاقَبَ
بِمِثۡلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيۡهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُۗ
إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ۬ (٦٠)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Muqatil, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan suatu Sariyah
(pasukan) yang dikirimkan Nabi saw., kemudian Sariyah ini bertemu dengan kaum musyrikin pada dua
malam lagi masuk bulan Muharam. Kemudian sebagian orang-orang musyrik berkata
kepada sebagian yang lainnya, "Mari kita perangi sahabat-sahabat
Muhammad itu, karena sesungguhnya mereka mengharamkan peperangan pada bulan
Muharam". Kemudian para sahabat yang tergabung di dalam Sariyah itu
mengimbau dan mengingatkan kaum musyrikin dengan atas nama Allah, bahwa
janganlah orang-orang musyrik memerangi diri mereka, karena mereka tidak
diperbolehkan melakukan peperangan dalam bulan Suci (bulan haji). Akan tetapi
kaum musyrikin membangkang tidak mau menurut, bahkan memerangi kaum Muslimin
serta memulai serangan. Kaum Muslimin pun meladeni mereka, dan akhirnya kaum
Muslimin menang atas mereka. Kemudian turunlah ayat ini, yaitu Al Hajj ayat
60.
|
||
|
||
060. Perkaranya (demikianlah) apa yang telah Kami
ceritakan kepadamu (dan barang siapa membalas) melakukan pembalasan, yang
dimaksud adalah orang-orang Mukmin (seimbang dengan penganiayaan yang pernah
ia derita) sesuai dengan penganiayaan yang dialaminya dari orang-orang
musyrik yang berbuat aniaya terhadapnya. Atau dengan kata lain, ia memerangi
mereka sebagaimana mereka memeranginya di bulan Muharam (kemudian ia dianiaya
lagi) dan diusir dari kampung halamannya oleh mereka (pasti Allah akan
menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf) terhadap orang-orang
yang beriman (lagi Maha Pengampun) terhadap mereka yang memerangi orang-orang
musyrik, sekalipun dalam bulan Muharam.
|
||
Yang demikian itu,
adalah karena sesungguhnya Allah [kuasa] memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (61)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ يُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيۡلِ
وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ۬ (٦١)
|
|
||
061. (Yang demikian itu) pertolongan atau kemenangan
itu (adalah karena sesungguhnya Allah kuasa memasukkan malam ke dalam siang
dan memasukkan siang ke dalam malam) Dia berkuasa untuk memasukkan
masing-masing di antara keduanya kepada yang lainnya, yaitu dengan
mengembalikan waktu pada salah satu di antaranya. Yang demikian itu merupakan
pengaruh daripada kekuasaan Allah swt. yang dengan kekuasaan-Nya itu kaum
Muslimin dapat kemenangan (dan bahwasanya Allah Maha Mendengar) terhadap
doa-doa kaum Mukminin (lagi Maha Melihat) perihal orang-orang yang beriman,
di mana Dia menjadikan iman dalam diri mereka, kemudian Dia memperkenankan
doa mereka.
|
||
[Kuasa Allah] yang
demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah [Tuhan] Yang Haq dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (62)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلۡبَـٰطِلُ
وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡڪَبِيرُ (٦٢)
|
|
||
062. (Demikian itu) yakni kemenangan itu pun (adalah
karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan yang hak) yang semestinya (dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru) dapat dibaca Yad'uuna dan Tad'uuna,
maksudnya apa saja yang mereka sembah (selain dari Allah) yakni
berhala-berhala (itulah yang batil) yakni yang akan lenyap (dan sesungguhnya
Allah, Dialah Yang Maha Tinggi) atas segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya
(lagi Maha Besar) artinya segala sesuatu selain-Nya adalah kecil.
|
||
Apakah kamu tiada
melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu
hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (63)
|
|
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ
ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَتُصۡبِحُ ٱلۡأَرۡضُ مُخۡضَرَّةًۗ
إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ۬ (٦٣)
|
|
||
063. (Apakah kamu tiada melihat) tidak mengetahui
(bahwasanya Allah menurunkan air dari langit) yakni hujan (lalu jadilah bumi
itu hijau?) disebabkan adanya tumbuh-tumbuhan sesudah itu, hal ini merupakan
bukti bagi kekuasaan Allah. (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Lembut)
terhadap hamba-hamba-Nya, karena itu Dia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan
air hujan itu (lagi Maha Waspada) terhadap apa yang ada dalam hati mereka, di
kala hujan datang terlambat.
|
||
Kepunyaan Allah-lah
segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (64)
|
|
لَّهُ ۥ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلۡغَنِىُّ
ٱلۡحَمِيدُ (٦٤)
|
|
||
064. (Kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan
segala yang ada di bumi) sebagai milik-Nya. (Dan sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya) tidak membutuhkan hamba-hamba-Nya (lagi Maha Terpuji)
terhadap kekasih-kekasih-Nya.
|
||
Apakah kamu tiada
melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera
yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan [benda-benda]
langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia. (65)
|
|
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ
ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡفُلۡكَ تَجۡرِى فِى ٱلۡبَحۡرِ
بِأَمۡرِهِۦ وَيُمۡسِكُ ٱلسَّمَآءَ أَن تَقَعَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا
بِإِذۡنِهِۦۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٦٥)
|
|
||
065. (Apakah kamu tiada melihat) tiada mengetahui
(bahwasanya Allah menundukkan bagi kalian apa yang ada di bumi) berupa
hewan-hewan ternak (dan bahtera) perahu, kapal (yang berlayar di laut) hingga
dapat dinaiki dan dapat membawa muatan (dengan perintah-Nya) dengan
seizin-Nya. (Dan Dia menahan benda-benda langit) (supaya tidak) supaya jangan
(jatuh ke bumi melainkan dengan izin-Nya) oleh sebab itu mereka akan hancur
binasa. (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia) oleh karenanya Dia menundukkan kesemuanya itu, dan menahan
langit supaya tidak jatuh menimpa mereka.
|
||
Dan Dialah Allah yang
telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu
[lagi], sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari ni’mat.
(66)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ
أَحۡيَاڪُمۡ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ
لَڪَفُورٌ۬ (٦٦)
|
|
||
066. (Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kalian)
menumbuhkan kalian (kemudian mematikan kalian) bilamana ajal atau batas umur
kalian telah habis (kemudian menghidupkan kalian lagi) di waktu hari
berbangkit (sesungguhnya manusia itu) yakni orang yang musyrik (benar-benar
sangat mengingkari) kepada nikmat-nikmat Allah, disebabkan mereka tidak mau
mengesakan-Nya.
|
||
Bagi tiap-tiap umat
telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah
sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan [syari’at] ini dan serulah
kepada [agama] Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang
lurus. (67)
|
|
لِّكُلِّ أُمَّةٍ۬
جَعَلۡنَا مَنسَكًا هُمۡ نَاسِڪُوهُۖ فَلَا يُنَـٰزِعُنَّكَ فِى ٱلۡأَمۡرِۚ
وَٱدۡعُ إِلَىٰ رَبِّكَۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدً۬ى مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٦٧)
|
|
||
067. (Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan manasik
tertentu) dapat dibaca Mansakan dan Minsakan artinya syariat (yang mereka
lakukan) yakni mereka amalkan (maka janganlah sekali-kali mereka membantah
kamu) makna yang dimaksud adalah, janganlah kamu membantah mereka (dalam
urusan ini) masalah penyembelihan, karena mereka mengatakan, bahwa apa yang
dimatikan oleh Allah yakni bangkai lebih berhak untuk kalian makan daripada
apa yang kalian sembelih (dan serulah manusia kepada Rabbmu) agama-Nya.
(Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada petunjuk) agama (yang lurus).
|
||
Dan jika mereka
membantah kamu, maka katakanlah: "Allah lebih mengetahui tentang apa
yang kamu kerjakan". (68)
|
|
وَإِن جَـٰدَلُوكَ
فَقُلِ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا تَعۡمَلُونَ (٦٨)
|
|
||
068. (Dan jika mereka membantah kamu) dalam masalah
agama (maka katakanlah! "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kalian
kerjakan") maka Dia akan membalasnya kepada kalian. Ayat ini diturunkan
sebelum ada perintah untuk berperang.
|
||
Allah akan mengadili
di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu
berselisih padanya. (69)
|
|
ٱللَّهُ يَحۡكُمُ
بَيۡنَڪُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ فِيمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ (٦٩)
|
|
||
069. (Allah akan mengadili di antara kalian) hai
orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir (pada hari kiamat tentang apa yang
kalian dahulu selalu berselisih padanya) yaitu satu golongan dengan golongan
lainnya berbeda pendapat.
|
||
Apakah kamu tidak
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit
dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab [Lauh
Mahfuzh]? Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (70)
|
|
أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ
ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۗ إِنَّ ذَٲلِكَ فِى كِتَـٰبٍۚ
إِنَّ ذَٲلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ۬ (٧٠)
|
|
||
070. (Apakah kamu tidak mengetahui) Istifham di sini
bermakna Taqrir, maksudnya bukankah kamu telah mengetahui (bahwa sesungguhnya
Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang
demikian itu) apa yang telah disebutkan tadi (terdapat dalam Kitab?) yang
dimaksud adalah Lohmahfuz. (Sesungguhnya yang demikian itu) pengetahuan apa
yang telah disebutkan tadi (amat mudah bagi Allah.)
|
||
Dan mereka menyembah selain
Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang
mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang
yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun. (71)
|
|
وَيَعۡبُدُونَ مِن
دُونِ ٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَـٰنً۬ا وَمَا لَيۡسَ لَهُم بِهِۦ
عِلۡمٌ۬ۗ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ۬ (٧١)
|
|
||
071. (Dan mereka menyembah) yakni orang-orang musyrik
(selain daripada Allah, apa yang Allah tidak menurunkan tentang itu) yang
dimaksud adalah berhala-berhala (suatu keterangan pun) hujah mengenainya (dan
apa yang mereka sendiri tidak mempunyai pengetahuan terhadapnya) bahwasanya
hal-hal itu adalah tuhan-tuhan. (Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali
tidak ada) zalim karena melakukan kemusyrikan (seorang penolong pun) yang
dapat mencegah azab Allah dari diri mereka.
|
||
Dan apabila dibacakan
di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat
tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka
menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada
itu, yaitu neraka?". Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang
kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (72)
|
|
وَإِذَا تُتۡلَىٰ
عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ۬ تَعۡرِفُ فِى وُجُوهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
ٱلۡمُنڪَرَۖ يَكَادُونَ يَسۡطُونَ بِٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ عَلَيۡهِمۡ
ءَايَـٰتِنَاۗ قُلۡ أَفَأُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ۬ مِّن ذَٲلِكُمُۗ ٱلنَّارُ
وَعَدَهَا ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (٧٢)
|
|
||
072. (Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat
Kami) dari Alquran (yang terang) jelas keadaannya (niscaya kamu melihat
tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu) keingkaran
mereka terhadap ayat-ayat Kami, yaitu sebagai pengaruh dari kebencian mereka
terhadapnya, kelihatan muka mereka sangat masam. (Hampir-hampir mereka
menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka) akan
menimpakan kekerasan terhadap mereka. (Katakanlah! "Apakah akan aku
kabarkan kepada kalian yang lebih buruk daripada itu?) perkara yang lebih
kalian tidak sukai daripada Alquran yang dibacakan kepada kalian ini (Yaitu
neraka". Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir)
bahwasanya tempat kembali mereka adalah neraka. (Dan seburuk-buruk tempat
kembali) itu adalah neraka.
|
||
Hai manusia, telah
dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari
lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah [pulalah] yang
disembah. (73)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
ضُرِبَ مَثَلٌ۬ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن
دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخۡلُقُواْ ذُبَابً۬ا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُ ۥۖ
وَإِن يَسۡلُبۡہُمُ ٱلذُّبَابُ شَيۡـًٔ۬ا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُۚ ضَعُفَ
ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ (٧٣)
|
|
||
073. (Hai manusia,) yakni penduduk Mekah (telah
dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu) yaitu,
(Sesungguhnya segala yang kalian seru) kalian sembah (selain Allah) yaitu
berhala-berhala (sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun) lafal
Dzubaaban adalah isim jenis, yang artinya jamak, sedangkan bentuk tunggalnya
adalah Dzubaabatun; lafal ini dapat dipakai untuk mudzakkar dan muanats
(walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya) untuk membuatnya. (Dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka) apa yang ada pada mereka berupa
wewangian dan minyak Za'faron yang dilumurkan kepada berhala-berhala mereka
itu (tiadalah mereka dapat menyelamatkan sesuatu itu) dapat merampas kembali
sesuatu itu (dari lalat itu) karena mereka tidak mampu, mengapa mereka menyembah
selain Allah? Yaitu apa-apa yang mereka anggap sebagai sekutu-sekutu Allah.
Ini adalah hal yang aneh sekali, diungkapkan oleh peribahasa dengan ungkapan
seperti berikut ini, ("Alangkah lemahnya yang menyeru) yakni yang
menyembah (dan alangkah lemahnya pula yang diseru) yakni yang disembah.
|
||
Mereka tidak mengenal
Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa. (74)
|
|
مَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ
حَقَّ قَدۡرِهِۦۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ (٧٤)
|
|
||
074. (Mereka tidak menganggap Allah) tidak
mengagungkan-Nya (dengan sebenar-benarnya) dengan pengagungan yang
sebenarnya, disebabkan mereka menyekutukan-Nya dengan apa-apa yang tidak
dapat mencegah seekor lalat pun dan tidak dapat pula merebut apa yang telah diambilnya.
(Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa") yakni Maha
Menang.
|
||
Allah memilih
utusan-utusan [Nya] dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (75)
|
|
ٱللَّهُ يَصۡطَفِى مِنَ
ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ رُسُلاً۬ وَمِنَ
ٱلنَّاسِۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ۬ (٧٥)
|
|
||
075. (Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan
dari manusia) sebagai rasul-rasul-Nya. Ayat ini diturunkan ketika orang-orang
musyrik mengatakan, sebagaimana yang telah disitir oleh firman-Nya,
"Mengapa Alquran itu diturunkan kepadanya di antara kita?" (Q.S.
Shad, 8) (sesungguhnya Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapan mereka (lagi Maha
Melihat) utusan yang telah diangkat-Nya, seperti malaikat Jibril, malaikat Mikail,
Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan Rasul-rasul lainnya, semoga selawat dan salam
Allah curahkan kepada mereka semuanya.
|
||
Allah mengetahui apa
yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada
Allah dikembalikan semua urusan. (76)
|
|
يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ
أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۗ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ (٧٦)
|
|
||
076. (Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka
dan apa yang ada di belakang mereka) apa yang akan mereka lakukan dan apa
yang telah mereka lakukan, dan apa yang sekarang sedang mereka lakukan. (Dan
hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan).
|
||
Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu,
sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan. (77)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱرۡڪَعُواْ وَٱسۡجُدُواْ وَٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُواْ
ٱلۡخَيۡرَ لَعَلَّڪُمۡ تُفۡلِحُونَ ۩ (٧٧)
|
|
||
077. (Hai orang-orang yang beriman! Rukuk dan sujudlah
kalian) salatlah kalian (dan sembahlah Rabb kalian) tauhidkanlah Dia (dan
perbuatlah kebaikan) seperti menghubungkan silaturahim dan melakukan
akhlak-akhlak yang mulia (supaya kalian mendapat keberuntungan) kalian
beruntung karena dapat hidup abadi di surga.
|
||
Dan berjihadlah kamu
pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu
dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
[Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu [994] dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap
manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu
pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong. (78)
|
|
وَجَـٰهِدُواْ فِى
ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬ۚ مِّلَّةَ
أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ
ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا
عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ
ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ (٧٨)
|
|
||
[994]. Maksudnya:
dalam kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad SAW
|
||
|
||
078. (Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah) demi
menegakkan agama-Nya (dengan jihad yang sebenar-benarnya) dengan mengerahkan
segala kemampuan kalian di dalamnya. Lafal Haqqa dinashabkan disebabkan
menjadi Mashdar. (Dia telah memilih kalian) untuk membela agama-Nya (dan Dia
sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan)
artinya hal-hal yang membuat kalian sulit untuk melakukannya, untuk itu Dia
memberikan kemudahan kepada kalian dalam keadaan darurat, antara lain boleh
mengkasar salat, bertayamum, memakan bangkai, dan berbuka puasa bagi orang
yang sedang sakit dan bagi yang sedang melakukan perjalanan (sebagaimana
agama orang tua kalian) kedudukan lafal Millata dinashabkan dengan cara
mencabut huruf Jarrnya, yaitu huruf Kaf (Ibrahim) lafal ini menjadi athaf
Bayan. (Dia) yakni Allah (telah menamai kalian orang-orang Muslim dari
dahulu) sebelum diturunkannya Alquran (dan begitu pula dalam Kitab ini) yakni
Alquran (supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian) kelak di hari
kiamat, bahwasanya dia telah menyampaikan kepada kalian (dan kalian) semuanya
(menjadi saksi atas segenap manusia) bahwasanya Rasul-rasul mereka telah
menyampaikan risalah-Nya kepada mereka (maka dirikanlah salat) maksudnya
laksanakanlah salat secara terus-menerus (tunaikanlah zakat dan berpeganglah kalian
kepada Allah) percayalah kalian kepada-Nya (Dia adalah pelindung kalian) yang
menolong kalian dan yang mengurus perkara-perkara kalian (maka sebaik-baik
pelindung) adalah Dia (dan sebaik-baik penolong) kalian adalah Dia.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 22 - Al Hajj (1 - 78)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar