Surah KEMENANGAN
|
|
سُوۡرَةُ الفَتْح
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Sesungguhnya Kami
telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata [1394]. (1)
|
|
إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ
فَتۡحً۬ا مُّبِينً۬ا (١)
|
|
||
[1394]
Menurut pendapat sebagian ahli Tafsir yang dimaksud dengan kemenangan itu
ialah kemenangan penaklukan Mekah, dan ada yang mengatakan penaklukan negeri Rum dan ada pula yang mengatakan Perdamaian
Hudaibiyah. Tetapi kebanyakan ahli Tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud di
sini ialah Perdamaian Hudaibiyah.
|
||
|
||
001. (Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu)
maksudnya Kami telah memastikan kemenangan bagimu atas kota Mekah dan
kota-kota lainnya di masa mendatang secara paksa melalui jihadmu (yaitu
kemenangan yang nyata) artinya, kemenangan yang jelas dan nyata.
|
||
supaya Allah memberi
ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
(2)
|
|
لِّيَغۡفِرَ لَكَ
ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ
نِعۡمَتَهُ ۥ عَلَيۡكَ وَيَہۡدِيَكَ صِرَٲطً۬ا مُّسۡتَقِيمً۬ا (٢)
|
|
||
002. (Supaya Allah memberi ampunan kepadamu) berkat jihadmu
itu (terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang) supaya umatmu mau
berjihad karena akan mendapat ampunan seperti kamu. Pengertian ayat ini
mengandung penakwilan, mengingat para nabi maksum dari segala perbuatan dosa
yang hal ini telah ditetapkan berdasarkan dalil aqli dan naqli. Dengan
demikian maka huruf Lam pada permulaan ayat ini menunjukkan makna Illatul
Ghaaiyyah dan lafal yang dimasukinya merupakan Musabbab bukan Sebab (serta
menyempurnakan) melalui kemenangan tersebut (nikmat-Nya) pemberian nikmat-Nya
(atasmu dan memimpin kamu) melalui kemenangan itu (kepada jalan) yakni
tuntunan (yang lurus) artinya Allah memantapkan kamu pada agama Islam.
|
||
dan supaya Allah
menolongmu dengan pertolongan yang kuat [banyak]. (3)
|
|
وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ
نَصۡرًا عَزِيزًا (٣)
|
|
||
003. (Dan supaya Allah menolongmu) melalui agama Islam itu
(dengan pertolongan yang mulia) tidak pernah hina atau pertolongan yang kuat
dan tidak dapat dikalahkan.
|
||
Dia-lah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka [yang telah ada]. Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi [1395] dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (4)
|
|
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ
ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَـٰنً۬ا مَّعَ
إِيمَـٰنِہِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ
ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمً۬ا (٤)
|
|
||
[1395] Yang
dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah
untuk orang-orang mu'min seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin
taufan dan sebagainya,
|
||
|
||
004. (Dialah yang telah menurunkan ketenangan) yakni ketenteraman
(ke dalam kalbu orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di
samping keimanan mereka) kepada syariat-syariat agama, yaitu sewaktu turun
salah satu daripadanya mereka langsung beriman antara lain ialah syariat
berjihad. (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi) jika Dia
menghendaki untuk menolong agama-Nya tanpa kalian, niscaya Dia dapat
melakukannya (dan adalah Allah Maha Mengetahui) semua makhluk-Nya (lagi Maha
Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.
|
||
supaya Dia memasukkan
orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi
kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang
besar di sisi Allah, (5)
|
|
لِّيُدۡخِلَ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا
ٱلۡأَنۡہَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَا وَيُڪَفِّرَ عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِہِمۡۚ
وَكَانَ ذَٲلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمً۬ا (٥)
|
|
||
005. (Supaya Dia memasukkan) lafal Liyudkhila ini berta'alluq
kepada lafal yang tidak disebutkan, yakni Dia memerintahkan berjihad supaya
memasukkan (orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia
menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah
keberuntungan yang besar di sisi Allah.)
|
||
dan supaya Dia
mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik
laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah.
Mereka akan mendapat giliran [kebinasaan] yang amat buruk dan Allah memurkai
dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan
[neraka Jahannam] itulah sejahat-jahat tempat kembali. (6)
|
|
وَيُعَذِّبَ
ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَـٰفِقَـٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَـٰتِ
ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِۚ عَلَيۡہِمۡ دَآٮِٕرَةُ ٱلسَّوۡءِۖ
وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِمۡ وَلَعَنَهُمۡ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَۖ
وَسَآءَتۡ مَصِيرً۬ا (٦)
|
|
||
006. (Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu
berprasangka buruk terhadap Allah) dapat dibaca As-Sau' atau As-Suu' dan
demikian pula pada ayat selanjutnya. Mereka berprasangka bahwa Allah pasti
tidak akan menolong Nabi Muhammad saw. dan orang-orang mukmin. (Mereka akan
mendapat giliran yang amat buruk) yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab
(dan Allah memurkai mereka dan mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka
dari rahmat-Nya (serta menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka
Jahanam itulah seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling
buruk.
|
||
Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi [1396]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (7)
|
|
وَلِلَّهِ جُنُودُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (٧)
|
|
||
[1396] Lihat
not 1395. Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang
dijadikan Allah untuk orang-orang mu'min seperti malaikat-malaikat,
binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya
|
||
|
||
007. (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi. Dan
adalah Allah Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di
dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.
|
||
Sesungguhnya Kami
mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,
(8)
|
|
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ
شَـٰهِدً۬ا وَمُبَشِّرً۬ا وَنَذِيرً۬ا (٨)
|
|
||
008. (Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi) atas
umatmu pada hari kiamat nanti (dan pembawa berita gembira) kepada mereka di
dunia (dan pemberi peringatan) maksudnya memberi peringatan dan mempertakuti
mereka selama di dunia akan siksa neraka kelak di akhirat bila mereka
melakukan perbuatan yang berdosa.
|
||
supaya kamu sekalian
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan [agama] Nya, membesarkan-Nya.
Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (9)
|
|
لِّتُؤۡمِنُواْ
بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُڪۡرَةً۬
وَأَصِيلاً (٩)
|
|
||
009. (Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya)
lafal Litu`minuu dapat dibaca Liyu`minuu, demikian pula pada tiga tempat
lainnya dalam ayat ini, sesudahnya (menguatkan agama-Nya) maksudnya supaya
kalian menolong agama-Nya; dan menurut suatu qiraat lafal Tu'azziruuhu dibaca
Tu'azzizuuhu (membesarkan-Nya) artinya supaya kalian mengagungkan-Nya, Dhamir
pada kedua fi'il tersebut dapat merujuk, kepada Allah atau Rasul-Nya (dan
supaya kalian bertasbih kepada-Nya) yakni kepada Allah (di waktu pagi dan
petang) pada setiap pagi dan sore.
|
||
Bahwasanya orang-orang
yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada
Allah [1397].
Tangan Allah di atas tangan mereka [1398], maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia
melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati
janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
(10)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيہِمۡۚ
فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا
عَـٰهَدَ عَلَيۡهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا (١٠)
|
|
||
[1397] Pada
bulan Dzulkaedah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikutnya hendak
mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan melihat keluarga-keluarga
mereka yang telah lama
ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin
Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan
kamu muslimin. Mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga
datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar
bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin
melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. Merekapun mengadakan janji
setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai
kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana
tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut "Bai'atur
Ridwan". Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga
mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian
damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan "Shulhul
Hudaibiyah".
[1398] Orang yang berjanji setia biasanya berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. Jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. Hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya. |
||
|
||
010. (Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada
kamu) yaitu melakukan baiat Ridwan di Hudaibiah (sesungguhnya mereka berjanji
setia kepada Allah) pengertian ini sama dengan makna yang terkandung dalam
ayat lainnya, yaitu firman-Nya, "Barang siapa yang menaati rasul,
sesungguhnya ia telah menaati Allah." (Q.S. An-Nisa, 80). (Tangan
kekuasaan Allah berada di atas tangan mereka) yang berbaiat kepada Nabi saw.
Maksudnya, bahwa Allah swt. menyaksikan pembaiatan mereka, maka Dia kelak
akan memberikan balasan pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang
melanggar janjinya) yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya
melanggar) karena itu akibat dari pelanggarannya akan menimpa (dirinya
sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan
memberinya) dapat dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi, kalau dibaca
Fasanu`tihi artinya, Kami akan memberinya (pahala yang besar.)
|
||
Orang-orang Badwi yang
tertinggal [tidak turut ke Hudaibiyah] akan mengatakan: "Harta dan
keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk
kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam
hatinya. Katakanlah: "Maka siapakah [gerangan] yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu
atau jika Dia menghendaki manfa’at bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (11)
|
|
سَيَقُولُ لَكَ
ٱلۡمُخَلَّفُونَ مِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ شَغَلَتۡنَآ أَمۡوَٲلُنَا وَأَهۡلُونَا
فَٱسۡتَغۡفِرۡ لَنَاۚ يَقُولُونَ بِأَلۡسِنَتِهِم مَّا لَيۡسَ فِى قُلُوبِهِمۡۚ
قُلۡ فَمَن يَمۡلِكُ لَكُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡـًٔا إِنۡ أَرَادَ بِكُمۡ ضَرًّا
أَوۡ أَرَادَ بِكُمۡ نَفۡعَۢاۚ بَلۡ كَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرَۢا
(١١)
|
|
||
011. (Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan) yang
dimaksud adalah mereka yang tinggal di sekitar kota Madinah yang tidak mau
ikut dengan kamu sewaktu kamu meminta mereka supaya berangkat bersamamu ke
Mekah pada tahun perjanjian Hudaibiah karena merasa takut orang-orang Quraisy
nanti akan mencegatmu. Mereka akan mengatakan sekembalimu dari Mekah,
("Harta dan keluarga kami telah merintangi kami) sehingga kami tidak
dapat keluar untuk berangkat bersamamu (maka mohonkanlah ampunan untuk
kami") kepada Allah, karena kami tidak dapat ikut keluar bersamamu. Lalu
Allah menjawab kepada mereka seraya mendustakan alasan mereka itu melalui firman
selanjutnya, ("Mereka mengucapkan dengan lidahnya) yaitu meminta untuk
memohonkan ampunan buat mereka dan perkataan mereka yang lainnya sebelum itu
(apa yang tidak ada dalam hatinya) karena mereka adalah orang-orang yang
berdusta di dalam alasannya. (Katakanlah, "Maka siapakah) Istifham atau
kata tanya di sini mengandung makna negatif, yakni tidak ada seorang pun
(yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki
kemudaratan bagi kalian) dapat dibaca Dharran atau Dhurran (atau jika Dia
menghendaki manfaat bagi kalian." Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kalian kerjakan) artinya Dia terus-menerus bersifat demikian.
|
||
Tetapi kamu menyangka
bahwa Rasul dan orang-orang mu’min tidak sekali-kali akan kembali kepada
keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang
baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan
yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa. (12)
|
|
بَلۡ ظَنَنتُمۡ أَن
لَّن يَنقَلِبَ ٱلرَّسُولُ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِلَىٰٓ أَهۡلِيهِمۡ أَبَدً۬ا
وَزُيِّنَ ذَٲلِكَ فِى قُلُوبِكُمۡ وَظَنَنتُمۡ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِ وَڪُنتُمۡ
قَوۡمَۢا بُورً۬ا (١٢)
|
|
||
012. (Tetapi) lafal Bal pada kedua tempat, yakni pada ayat ini
dan ayat sebelumnya, menunjukkan makna Intiqal atau perpindahan dari suatu
pembahasan kepada pembahasan yang lain (kalian menyangka bahwa rasul dan
orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarganya untuk
selama-lamanya dan hal tersebut dipandang baik menurut hati kalian) yakni
bahwa mereka mengharapkan supaya rasul dan orang-orang mukmin tertumpas habis
sehingga mereka tidak kembali lagi ke Madinah (dan kalian telah menyangka
dengan sangkaan-sangkaan yang buruk) yakni sangkaan seperti ini dan
sangkaan-sangkaan yang buruk lainnya (dan kalian menjadi kaum yang binasa)
lafal Buura adalah bentuk jamak dari lafal Baairun, yakni binasa menurut
Allah dengan berprasangka seperti itu.
|
||
Dan barangsiapa yang tidak
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk
orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala. (13)
|
|
وَمَن لَّمۡ يُؤۡمِنۢ
بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ فَإِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلۡكَـٰفِرِينَ سَعِيرً۬ا (١٣)
|
|
||
013. (Dan barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan
rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang kafir neraka
yang menyala-nyala) neraka yang apinya sangat besar nyalanya.
|
||
Dan hanya kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (14)
|
|
وَلِلَّهِ مُلۡكُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۚ
وَڪَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا (١٤)
|
|
||
014. (Dan hanya kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi,
Dia memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang
dikehendaki-Nya Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang")
Dia terus menerus bersifat demikian.
|
||
Orang-orang Badwi yang
tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang
rampasan: [1399] "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu; mereka
hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak [boleh]
mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan
mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami". Bahkan mereka
tidak mengerti melainkan sedikit sekali. (15)
|
|
سَيَقُولُ
ٱلۡمُخَلَّفُونَ إِذَا ٱنطَلَقۡتُمۡ إِلَىٰ مَغَانِمَ لِتَأۡخُذُوهَا ذَرُونَا
نَتَّبِعۡكُمۡۖ يُرِيدُونَ أَن يُبَدِّلُواْ كَلَـٰمَ ٱللَّهِۚ قُل لَّن
تَتَّبِعُونَا ڪَذَٲلِكُمۡ قَالَ ٱللَّهُ مِن قَبۡلُۖ فَسَيَقُولُونَ بَلۡ
تَحۡسُدُونَنَاۚ بَلۡ كَانُواْ لَا يَفۡقَهُونَ إِلَّا قَلِيلاً۬ (١٥)
|
|
||
[1399]
Maksudnya : berangkat untuk pergi berperang.
|
||
|
||
015. (Orang-orang yang
tertinggal itu akan berkata) yakni mereka yang telah disebutkan tadi (apabila
kalian berangkat menuju tempat barang rampasan) yang dimaksud adalah ganimah
perang Khaibar (untuk mengambilnya, "Biarkanlah kami) maksudnya
janganlah kalian halangi kami (mengikuti kalian") supaya kami dapat
mengambil sebagian dari ganimah tersebut (mereka bermaksud) dengan sikap
mereka yang demikian itu (hendak merubah keputusan Allah) menurut suatu
qiraat dibaca Kalimullah artinya, janji atau ancaman-Nya. Maksudnya, mereka
mengubah ancaman Allah dengan ganimah Khaibar yang khusus hanya untuk mereka
yang ikut dalam baiat Ridwan di Hudaibiyah. (Katakanlah, "Kalian
sekali-kali tidak boleh mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan
sebelumnya") sebelum kami kembali (mereka akan mengatakan,
"Sebenarnya kalian dengki kepada kami") bila kami ikut memperoleh
ganimah bersama kalian, karena bagian kalian akan berkurang jadinya. (Bahkan
mereka tidak mengerti) masalah agama (melainkan sedikit sekali) dari kalangan
mereka yang mengerti tentangnya.
|
||
Katakanlah kepada
orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk [memerangi]
kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau
mereka menyerah [masuk Islam]. Maka jika kamu patuhi [ajakan itu] niscaya
Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling
sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu
dengan azab yang pedih". (16)
|
|
قُل لِّلۡمُخَلَّفِينَ
مِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ سَتُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ قَوۡمٍ أُوْلِى بَأۡسٍ۬ شَدِيدٍ۬
تُقَـٰتِلُونَہُمۡ أَوۡ يُسۡلِمُونَۖ فَإِن تُطِيعُواْ يُؤۡتِكُمُ ٱللَّهُ
أَجۡرًا حَسَنً۬اۖ وَإِن تَتَوَلَّوۡاْ كَمَا تَوَلَّيۡتُم مِّن قَبۡلُ
يُعَذِّبۡكُمۡ عَذَابًا أَلِيمً۬ا (١٦)
|
|
||
016. (Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal,)
yakni orang-orang Badui yang tertinggal tadi sebagai cobaan buat mereka
("Kalian akan diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai) kaum yang
memiliki (kekuatan yang besar) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa yang
dimaksud adalah menghadapi orang-orang Bani Hanifah yang menguasai tanah
Yamamah, dan menurut pendapat yang lain lagi, yang dimaksud adalah kerajaan
Persia dan kerajaan Romawi (kalian akan memerangi mereka) lafal ayat ini
menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal yang diperkirakan
keberadaannya, yaitu kaum yang dimaksud tadi (atau) mereka (menyerah) karena
itu maka kalian tidak berperang lagi. (Maka jika kalian patuhi) ajakan untuk
memerangi mereka itu (niscaya Allah akan memberikan kepada kalian pahala yang
baik dan jika kalian berpaling sebagaimana kalian telah berpaling sebelumnya,
niscaya Dia akan mengazab kalian dengan azab yang pedih") azab yang
menyakitkan.
|
||
Tiada dosa atas
orang-orang yang buta dan atas orang-orang yang pincang dan atas orang yang
sakit [apabila tidak ikut berperang]. Dan barangsiapa yang ta’at kepada Allah
dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan
diazab-Nya dengan azab yang pedih. (17)
|
|
لَّيۡسَ عَلَى
ٱلۡأَعۡمَىٰ حَرَجٌ۬ وَلَا عَلَى ٱلۡأَعۡرَجِ حَرَجٌ۬ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرِيضِ
حَرَجٌ۬ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّـٰتٍ۬
تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُۖ وَمَن يَتَوَلَّ يُعَذِّبۡهُ عَذَابًا
أَلِيمً۬ا (١٧) ۞
|
|
||
017. (Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang
yang pincang dan atas orang yang sakit) apabila tidak ikut berjihad. (Dan
barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan
memasukkannya) dapat dibaca Yudkhilhu atau Nudkhilhu, kalau dibaca Nudkhilhu
artinya, niscaya Kami akan memasukkannya (ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan
diazab-Nya) dapat dibaca Yu'adzdzibhu atau Nu'adzdzibhu, kalau dibaca
Nu'adzdzibhu artinya, niscaya Kami akan mengazabnya (dengan azab yang pedih.)
|
||
Sesungguhnya Allah
telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu
di bawah pohon [1400], maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat [1401] [waktunya]. (18)
|
|
لَّقَدۡ رَضِىَ ٱللَّهُ
عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِى
قُلُوبِہِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡہِمۡ وَأَثَـٰبَهُمۡ فَتۡحً۬ا
قَرِيبً۬ا (١٨)
|
|
||
[1400] Lihat
not 1397. Pada bulan Dzulkaedah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad SAW beserta
pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan
melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau
berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk
menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. Mereka menanti-nanti
kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum
musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu
Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada
beliau. Merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan
memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian
setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini,
karena itu disebut "Bai'atur Ridwan". Bai'atur Ridwan ini
menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim
utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini
terkenal dengan "Shulhul Hudaibiyah".
[1401] Yang dimaksud dengan "kemenangan yang dekat" ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar. |
||
|
||
018. (Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang
mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu) di Hudaibiyah (di bawah pohon)
yaitu pohon Samurah, jumlah mereka yang menyatakan baiat itu ada seribu tiga ratus
orang atau lebih. Kemudian mereka berbaiat kepada Nabi saw. yaitu hendaknya
mereka saling bahu-membahu melawan orang-orang Quraisy dan janganlah mereka
lari karena takut mati (maka Dia mengetahui) yakni Allah mengetahui (apa yang
ada dalam hati mereka) yaitu kejujuran dan kesetiaan mereka (lalu menurunkan
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan
yang dekat waktunya) yaitu takluknya tanah Khaibar sesudah mereka kembali
dari Hudaibiyah.
|
||
Serta harta rampasan
yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (19)
|
|
وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً۬
يَأۡخُذُونَہَاۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا (١٩)
|
|
||
019. (Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka
ambil) dari tanah Khaibar. (Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana) Dia terus-menerus bersifat demikian.
|
||
Allah menjanjikan
kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka
disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu [1402] dan Dia menahan tangan manusia dari [membinasakan]mu [agar kamu
mensyukuri-Nya] dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu’min dan
agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus. (20)
|
|
وَعَدَكُمُ ٱللَّهُ
مَغَانِمَ ڪَثِيرَةً۬ تَأۡخُذُونَہَا فَعَجَّلَ لَكُمۡ هَـٰذِهِۦ وَكَفَّ
أَيۡدِىَ ٱلنَّاسِ عَنكُمۡ وَلِتَكُونَ ءَايَةً۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
وَيَهۡدِيَكُمۡ صِرَٲطً۬ا مُّسۡتَقِيمً۬ا (٢٠)
|
|
||
[1402]
Maksudnya: Allah menjanjikan harta rampasan yang banyak kepada kaum muslimin,
sebagai pendahuluan dari harta rampasan yang banyak yang dikaruniakan-Nya
itu, Allah memberikan harta rampasan yang mereka peroleh pada perang Khaibar
itu.
|
||
|
||
020. (Allah menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang
banyak yang dapat kalian ambil) dari penaklukan-penaklukan (maka disegerakan-Nya
harta rampasan ini untuk kalian) yang dimaksud adalah harta rampasan tanah
Khaibar (dan Dia menahan tangan manusia dari kalian) yakni ulah mereka
terhadap anak-anak dan istri-istri kalian sewaktu kalian berangkat berperang
dan memang orang-orang Yahudi, sewaktu kalian keluar bermaksud untuk
membinasakan mereka, akan tetapi Allah melemparkan ke dalam hati mereka rasa
takut sehingga mereka tidak berani melakukannya (dan agar hal itu) yakni
harta rampasan yang disegerakan itu; lafal ayat ini diathafkan kepada lafal
yang diperkirakan keberadaannya; yaitu lafal Litasykuruuhu yang artinya,
supaya kalian bersyukur kepada-Nya (menjadi bukti bagi orang-orang mukmin)
yang menunjukkan bahwa mereka mendapat pertolongan dari Allah (dan agar Dia
menunjuki kalian kepada jalan yang lurus) yakni jalan untuk bertawakal dan
menyerahkan segala sesuatu kepada Allah swt.
|
||
Dan [telah menjanjikan
pula kemenangan-kemenangan] yang lain [atas negeri-negeri] yang kamu belum
dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya [1403]. Dan adalah Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (21)
|
|
وَأُخۡرَىٰ لَمۡ
تَقۡدِرُواْ عَلَيۡہَا قَدۡ أَحَاطَ ٱللَّهُ بِہَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ
ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرً۬ا (٢١)
|
|
||
[1403]
Maksudnya: Allah telah menjanjikan kepada kaum muslimin untuk menaklukkan negeri-negeri
yang lain yang di waktu itu mereka belum dapat menaklukkannya; tetapi
negeri-negeri itu telah dipastikan Allah untuk ditaklukkan oleh kaum Muslimin
dan dijaga-Nya dari penaklukan-penaklukan orang-orang lain. Janji Allah ini
telah terbukti dengan ditaklukkannya negeri-negeri Persia dan Rumawi oleh
kaum Muslimin.
|
||
|
||
021. (Dan harta-harta rampasan yang lain) lafal Ukhraa ini
menjadi Sifat dari lafal yang diperkirakan keberadaannya yaitu Maghaanima
yang berkedudukan menjadi Mubtada (yang kalian belum dapat menguasainya)
yaitu harta rampasan dari negeri Persia dan negeri Romawi (yang sungguh Allah
telah meliputinya) dengan ilmu-Nya bahwa semuanya kelak akan kalian raih.
(Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) yakni Dia terus menerus
bersifat demikian.
|
||
Dan sekiranya
orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri
ke belakang [kalah] kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak
[pula] menolong. (22)
|
|
وَلَوۡ قَـٰتَلَكُمُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوَلَّوُاْ ٱلۡأَدۡبَـٰرَ ثُمَّ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّ۬ا
وَلَا نَصِيرً۬ا (٢٢)
|
|
||
022. (Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kalian)
sewaktu kalian di Hudaibiah (pastilah mereka berbalik melarikan diri ke
belakang, kemudian mereka tiada memperoleh pelindung) yang dapat memelihara
dan menjaga mereka (dan tidak pula penolong.)
|
||
Sebagai suatu
sunnatullah [1404] yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan
menemukan perubahan bagi sunatullah itu. (23)
|
|
سُنَّةَ ٱللَّهِ
ٱلَّتِى قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلاً۬ (٢٣)
|
|
||
[1404] "
Sunnatullah " yaitu hukum Allah yang telah ditetapkanNya.
|
||
|
||
023. (Sebagai suatu sunatullah) lafal ayat ini adalah Mashdar
yang berfungsi mengukuhkan makna jumlah kalimat sebelumnya, yaitu mengenai
kalahnya orang-orang kafir dan ditolong-Nya orang-orang mukmin. Maksudnya
yang demikian itu merupakan suatu sunatullah (yang telah berlaku sejak
dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu)
sebagai ganti darinya.
|
||
Dan Dialah yang
menahan tangan mereka dari [membinasakan] kamu dan [menahan] tangan kamu dari
[membinasakan] mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu
atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (24)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى كَفَّ
أَيۡدِيَهُمۡ عَنكُمۡ وَأَيۡدِيَكُمۡ عَنۡہُم بِبَطۡنِ مَكَّةَ مِنۢ بَعۡدِ أَنۡ
أَظۡفَرَكُمۡ عَلَيۡهِمۡۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا (٢٤)
|
|
||
024. (Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari kalian dan
tangan kalian dari mereka di lembah Mekah) yakni di Hudaibiah (sesudah Allah
memenangkan kalian atas mereka) karena sesungguhnya delapan puluh orang
lelaki dari kalangan mereka mengelilingi perkemahan kalian dengan tujuan
untuk menyergap kalian, tetapi akhirnya mereka dapat dilumpuhkan dan mereka
dihadapkan kepada Rasulullah saw. maka ia memberi maaf kepada mereka lalu
dilepaskannya mereka dengan bebas. Hal ini merupakan penyebab adanya
perjanjian gencatan senjata (dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kalian
kerjakan.) Lafal Ta'maluuna dapat dibaca Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna
maka artinya, "Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan." Maksud ungkapan ayat ini ialah bahwa Allah masih tetap
bersifat demikian.
|
||
Merekalah orang-orang
yang kafir yang menghalangi kamu dari [masuk] Masjidil Haram dan menghalangi
hewan korban sampai ke tempat [penyembelihan] nya. Dan kalau tidaklah karena
laki-laki yang mu’min dan perempuan-perempuan yang mu’min yang tiada kamu
ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa
kesusahan tanpa pengetahuanmu [tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu
dari membinasakan mereka]. Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya
ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami
akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.
(25)
|
|
هُمُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ وَصَدُّوڪُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ وَٱلۡهَدۡىَ مَعۡكُوفًا أَن
يَبۡلُغَ مَحِلَّهُ ۥۚ وَلَوۡلَا رِجَالٌ۬ مُّؤۡمِنُونَ وَنِسَآءٌ۬
مُّؤۡمِنَـٰتٌ۬ لَّمۡ تَعۡلَمُوهُمۡ أَن تَطَـُٔوهُمۡ فَتُصِيبَكُم مِّنۡهُم
مَّعَرَّةُۢ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ۖ لِّيُدۡخِلَ ٱللَّهُ فِى رَحۡمَتِهِۦ مَن
يَشَآءُۚ لَوۡ تَزَيَّلُواْ لَعَذَّبۡنَا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡهُمۡ
عَذَابًا أَلِيمًا (٢٥)
|
|
||
025. (Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kalian
dari Masjidilharam) yakni menghalangi kalian untuk memasukinya (dan hewan
kurban) diathafkan kepada Dhamir Kum yang ada pada lafal Washadduukum (dalam
keadaan tertahan) yakni terhenti, lafal ini menjadi Hal atau kata keterangan
keadaan (tidak dapat mencapai tempatnya) yaitu tempat penyembelihannya
sebagaimana biasanya, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Badal Isytimal.
(Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang
mukmin) yang masih ada tinggal bersama dengan orang-orang kafir di Mekah
(yang tiada kalian ketahui) keimanan mereka (bahwa kalian akan membunuh
mereka) kalian akan membunuh mereka bersama dengan orang-orang kafir,
sekiranya kalian diizinkan-Nya untuk melakukan penaklukan. Lafal ayat ini
menjadi Badal Isytimal dari Dhamir Hum yang terdapat pada lafal Lam
Ta'lamuuhum (yang menyebabkan kalian berdosa) yakni perbuatan yang berdosa
(tanpa pengetahuan) kalian tentangnya. Semua Dhamir Ghaibah yang ada menunjukkan
makna untuk kedua jenis, yaitu jenis lelaki dan perempuan, hal tersebut hanya
memprioritaskan Mudzakkar. Jawab dari lafal Laulaa tidak disebutkan, yakni
tentulah Allah mengizinkan kalian untuk melakukan penaklukan, tetapi ketika
itu Dia ternyata tidak mengizinkan kalian melakukan hal itu. (Supaya Allah
memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya) seperti
orang-orang mukmin yang telah disebutkan tadi. (Sekiranya mereka tidak
bercampur-baur) seandainya mereka membedakan dari orang-orang kafir (tentulah
Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka) yakni di antara
penduduk Mekah pada saat itu juga, seumpamanya Kami memberikan izin kepada
kalian untuk melakukan penaklukan (dengan azab yang pedih) azab yang
menyakitkan.
|
||
Ketika orang-orang
kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan [yaitu] kesombongan jahiliyah
lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang
mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa [1405] dan adalah mereka
berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (26)
|
|
إِذۡ جَعَلَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلۡحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ ٱلۡجَـٰهِلِيَّةِ فَأَنزَلَ
ٱللَّهُ سَڪِينَتَهُ ۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَأَلۡزَمَهُمۡ
ڪَلِمَةَ ٱلتَّقۡوَىٰ وَكَانُوٓاْ أَحَقَّ بِہَا وَأَهۡلَهَاۚ وَكَانَ ٱللَّهُ
بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمً۬ا (٢٦)
|
|
||
[1405]
"Kalimat" takwa ialah kalimat tauhid dan memurnikan keta'atan
kepada Allah.
|
||
|
||
026. (Ketika menanamkan) berta'alluq kepada lafal
La'adzdzabnaa (orang-orang kafir itu) menjadi Fa'il dari lafal Ja'ala (ke
dalam hati mereka kesombongan) perasaan tinggi diri dari sesuatu (yaitu
kesombongan jahiliah) menjadi Badal dari lafal Hamiyah. Makna yang dimaksud
ialah hambatan dan cegahan mereka terhadap Nabi dan para sahabatnya untuk
mencapai Masjidilharam (lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan
kepada orang-orang mukmin) lalu akhirnya Nabi saw. dan para sahabatnya
mengadakan perdamaian dengan mereka, yaitu hendaknya mereka diperbolehkan
kembali ke Mekah tahun depan dan ternyata mereka tidak terbakar atau terpancing
oleh panasnya perasaan, tidak sebagaimana yang menimpa orang-orang kafir,
akhirnya peperangan antara mereka terhindarkan (dan Allah mewajibkan kepada
mereka) yakni kepada orang-orang mukmin (kalimat takwa) yaitu "Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah", kalimat ini dikaitkan
dengan takwa, karena merupakan penyebabnya (dan adalah mereka lebih berhak
dengannya) yakni dengan kalimat takwa itu daripada orang-orang kafir (dan
patut memilikinya) merupakan Athaf Tafsir. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu) artinya Dia tetap bersifat demikian, dan di antara apa yang
diketahui oleh Allah swt. ialah bahwa orang-orang mukmin itu berhak memiliki
kalimat takwa itu.
|
||
Sesungguhnya Allah
akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya [yaitu] bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil
Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa
yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.
[1406]
(27)
|
|
لَّقَدۡ صَدَقَ ٱللَّهُ
رَسُولَهُ ٱلرُّءۡيَا بِٱلۡحَقِّۖ لَتَدۡخُلُنَّ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ إِن
شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمۡ وَمُقَصِّرِينَ لَا
تَخَافُونَۖ فَعَلِمَ مَا لَمۡ تَعۡلَمُواْ فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٲلِكَ
فَتۡحً۬ا قَرِيبًا (٢٧)
|
|
||
[1406] Selang
beberapa lama sebelum
terjadi "Perdamaian Hudaibiyah" Nabi Muhammad SAW bermimpi bahwa
beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam
keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting.
Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita
ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi
dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu
itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang munafik memperolok-olokkan
Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi
itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi
Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum
itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada
tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah,
maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang
berada dalam kota Mekah waktu itu.
|
||
|
||
027. (Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya
tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya) Rasulullah saw. bermimpi pada
tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum beliau berangkat menuju
ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah bersama-sama dengan para
sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka dapat bercukur dan ada pula yang
hanya memendekkan rambutnya. Kemudian Rasulullah saw. menceritakan hal
mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka sangat gembira mendengarnya.
Ketika para sahabat berangkat bersama Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba
mereka dihalang-halangi oleh orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di
Hudaibiah. Akhirnya mereka kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat,
pada saat itu timbullah rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang
munafik, lalu turunlah ayat ini. Firman-Nya, "Bil haqqi"
berta'alluq kepada lafal Shadaqa, atau merupakan Hal atau kata keterangan
keadaan dari lafal Ar-Ru'yaa sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi
penafsirnya (yaitu bahwa sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki
Masjidilharam, insya Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah
menghendaki, hanyalah sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta
keberkahan (dalam keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua
rambut kepala (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua
lafal ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (sedangkan
kalian tidak merasa takut) selama-lamanya (Maka Allah mengetahui) di dalam
perjanjian damai itu (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai kemaslahatan
yang terkandung di dalamnya (dan Dia memberikan sebelum itu) sebelum kalian
memasuki Mekah (kemenangan yang dekat) yaitu ditaklukkannya tanah Khaibar,
kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada tahun berikutnya.
|
||
Dia-lah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (28)
|
|
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ
رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى
ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا (٢٨)
|
|
||
028. (Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk
dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya) agama yang hak itu (terhadap semua
agama) atas agama-agama yang lainnya. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi)
bahwasanya kamu diutus untuk membawa hal tersebut, sebagaimana yang
diungkapkan-Nya pada ayat berikut ini.
|
||
Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka
ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud [1407]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak
lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir [dengan kekuatan
orang-orang mu’min]. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
(29)
|
|
مُّحَمَّدٌ۬ رَّسُولُ
ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُ ۥۤ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ
بَيۡنَہُمۡۖ تَرَٮٰهُمۡ رُكَّعً۬ا
سُجَّدً۬ا يَبۡتَغُونَ فَضۡلاً۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٲنً۬اۖ سِيمَاهُمۡ فِى
وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَٲلِكَ مَثَلُهُمۡ فِى ٱلتَّوۡرَٮٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِى
ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡـَٔهُ ۥ فَـَٔازَرَهُ ۥ
فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ
بِہِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنۡہُم مَّغۡفِرَةً۬ وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا (٢٩)
|
|
||
[1407]
Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
|
||
|
||
029. (Muhammad itu) lafal ayat ini berkedudukan menjadi
Mubtada (adalah utusan Allah) menjadi Khabar dari Mubtada (dan orang-orang
yang bersama dengan dia) yakni para sahabatnya yang terdiri dari kaum
mukminin. Lafal ayat ini menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya ialah (adalah keras)
yakni mereka adalah orang-orang yang bersikap keras (terhadap orang-orang
kafir) mereka tidak mengasihaninya (tetapi berkasih sayang sesama mereka)
menjadi Khabar yang kedua; yakni mereka saling kasih-mengasihi di antara
sesama mukmin bagaikan kasih orang tua kepada anaknya (kamu lihat mereka)
kamu perhatikan mereka (rukuk dan sujud) keduanya merupakan Hal atau kata
keterangan keadaan (mencari) lafal ayat ini merupakan jumlah Isti`naf, yakni
mereka melakukan demikian dalam rangka mencari (karunia Allah dan
keridaan-Nya, tanda-tanda mereka) ciri-ciri mereka, lafal ayat ini menjadi
Mubtada (tampak pada muka mereka) menjadi Khabar dari Mubtada. Tanda-tanda
tersebut berupa nur dan sinar yang putih bersih yang menjadi ciri khas mereka
kelak di akhirat, sebagai pertanda bahwa mereka orang-orang yang gemar
bersujud sewaktu di dunia (dari bekas sujud.) Lafal ayat ini berta'alluq
kepada lafal yang menjadi Ta'alluq atau gantungan bagi Khabar, yaitu lafal
Kaainatan. Kemudian dii'rabkan sebagai Hal karena mengingat Dhamirnya yang
dipindahkan kepada Khabar. (Demikianlah) sifat-sifat yang telah disebutkan
tadi (sifat-sifat mereka) yakni gambaran tentang mereka, kalimat ayat ini
menjadi Mubtada (di dalam kitab Taurat) menjadi Khabarnya (dan sifat-sifat
mereka dalam kitab Injil) menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya adalah (yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya) dapat dibaca Syath`ahu atau
Syatha`ahu, yakni tunasnya (maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat) dapat
dibaca Fa`aazarahuu atau Fa`azarahu, yakni tunas itu membuat tanaman menjadi
kuat (lalu menjadi besarlah dia) membesarlah dia (dan tegak lurus) yakni kuat
dan tegak lurus (di atas pokoknya) lafal Suuq ini adalah bentuk jamak dari
lafal Saaqun (tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya) karena
keindahannya. Perumpamaan ini merupakan gambaran tentang keadaan para sahabat
karena mereka pada mulanya berjumlah sedikit lagi masih lemah, kemudian
jumlah mereka makin bertambah banyak dan bertambah kuat dengan sistem yang
sangat rapi (karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan
kekuatan orang-orang mukmin) lafal ayat ini berta'alluq kepada lafal yang
tidak disebutkan yang disimpulkan dari kalimat sebelumnya, yakni mereka
diserupakan demikian karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh dari kalangan mereka) yakni para sahabat; huruf Min di sini menunjukkan
makna Bayanul Jinsi atau untuk menjelaskan jenis, bukan untuk menunjukkan
makna Tab'idh atau sebagian, demikian itu karena para sahabat semuanya
memiliki sifat-sifat tersebut (ampunan dan pahala yang besar) yakni surga;
kedua pahala itu berlaku pula bagi orang-orang sesudah mereka, sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam berbagai ayat lainnya.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 48 - Al Fath (1 - 29)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar