Surah PEMBEDA
|
|
سُوۡرَةُ الفُرقان
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Maha Suci Allah yang
telah menurunkan Al-Furqaan [Al Qur’an] kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam [1053], (1)
|
|
تَبَارَكَ ٱلَّذِى
نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَـٰلَمِينَ نَذِيرًا (١)
|
|
||
[1053]
Maksudnya jin dan manusia.
|
||
|
||
001. (Maha Suci) Allah swt. (yang telah menurunkan
Alfurqan) yakni Alquran, ia dinamakan Alfurqan karena kandungannya membedakan
antara perkara yang hak dan perkara yang batil (kepada hamba-Nya) yakni Nabi
Muhammad (agar dia menyampaikannya kepada seluruh alam) yaitu kepada bangsa
manusia dan bangsa jin, selain bangsa malaikat (sebagai pemberi peringatan)
kepada mereka, dengan memperingatkan mereka akan azab Allah.
|
||
yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan [Nya], dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya [1054]. (2)
|
|
ٱلَّذِى لَهُ ۥ
مُلۡكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدً۬ا وَلَمۡ يَكُن
لَّهُ ۥ شَرِيكٌ۬ فِى ٱلۡمُلۡكِ وَخَلَقَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬ فَقَدَّرَهُ ۥ
تَقۡدِيرً۬ا (٢)
|
|
||
[1054] Maksudnya:
segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan
persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya
masing-masing dalam hidup.
|
||
|
||
002. (Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu) karena hanya Dialah
yang mampu menciptakan kesemuanya itu (dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya) secara tepat dan sempurna.
|
||
Kemudian mereka
mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya [untuk disembah], yang tuhan-tuhan
itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak
kuasa untuk [menolak] sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak [pula untuk
mengambil] sesuatu kemanfa’atanpun dan [juga] tidak kuasa mematikan,
menghidupkan dan tidak [pula] membangkitkan. (3)
|
|
وَٱتَّخَذُواْ مِن
دُونِهِۦۤ ءَالِهَةً۬ لَّا يَخۡلُقُونَ شَيۡـًٔ۬ا وَهُمۡ يُخۡلَقُونَ وَلَا
يَمۡلِكُونَ لِأَنفُسِهِمۡ ضَرًّ۬ا وَلَا نَفۡعً۬ا وَلَا يَمۡلِكُونَ مَوۡتً۬ا
وَلَا حَيٰوةً وَلَا نُشُورً۬ا (٣)
|
|
||
003. (Kemudian mereka mengambil) yang dimaksud adalah
orang-orang kafir (selain daripada-Nya) selain Allah swt. (sebagai
tuhan-tuhan) berupa berhala-berhala (yang mereka tidak menciptakan apa pun,
bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk menolak sesuatu
kemudaratan dari dirinya) tidak akan mampu menolak bahaya yang mengancam
dirinya (dan tidak pula untuk mengambil suatu manfaat pun) artinya tidak
dapat menghasilkan manfaat bagi dirinya (dan juga tidak kuasa mematikan,
menghidupkan) yakni tidak mampu mematikan seseorang dan tidak pula mampu menghidupkannya
(dan tidak pula membangkitkan) tidak mampu membangkitkan orang-orang yang
mati untuk dapat hidup kembali.
|
||
Dan orang-orang kafir
berkata: "Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan
oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain" [1055]; maka sesungguhnya
mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. (4)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ إِفۡكٌ ٱفۡتَرَٮٰهُ وَأَعَانَهُ ۥ عَلَيۡهِ قَوۡمٌ ءَاخَرُونَۖ فَقَدۡ
جَآءُو ظُلۡمً۬ا وَزُورً۬ا (٤)
|
|
||
[1055] Yang
dimaksud oleh mereka dengan "kaum yang lain" itu ialah orang-orang
yang sudah masuk islam.
|
||
|
||
004. (Dan orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya
ini) Alquran ini (tidak lain hanyalah kebohongan-kebohongan) yakni kedustaan
(yang diada-adakan olehnya) oleh Muhammad sendiri (dan dia dibantu oleh kaum
yang lain) yakni oleh sebagian dari orang-orang ahli kitab. Allah berfirman:
(Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kelaliman dan dusta yang
besar") yakni kekafiran dan kedustaan.
|
||
Dan mereka berkata:
"Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan,
maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."
(5)
|
|
وَقَالُوٓاْ
أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ٱڪۡتَتَبَهَا فَهِىَ تُمۡلَىٰ عَلَيۡهِ بُڪۡرَةً۬
وَأَصِيلاً۬ (٥)
|
|
||
005. (Dan mereka berkata,) pula bahwa Alquran itu
("Dongengan-dongengan orang-orang dahulu) yakni kedustaan-kedustaan
mereka. Lafal Asaathiir adalah bentuk jamak dari lafal Usthuurah (dimintanya
supaya dituliskan) telah menukilnya dari kaum tersebut melalui orang lain
(maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya) supaya ia hafal (setiap pagi dan
petang.") Kemudian Allah berfirman menyanggah ucapan mereka:
|
||
Katakanlah: "Al
Qur’an itu diturunkan oleh [Allah] yang mengetahui rahasia di langit dan di
bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(6)
|
|
قُلۡ أَنزَلَهُ ٱلَّذِى
يَعۡلَمُ ٱلسِّرَّ فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّهُ ۥ ڪَانَ
غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا (٦)
|
|
||
006. (Katakanlah! "Alquran ini diturunkan oleh Allah yang
mengetahui rahasia) hal-hal yang gaib (di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun) kepada orang-orang yang beriman (lagi Maha
Penyayang") kepada mereka.
|
||
Dan mereka berkata:
"Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa
tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan
peringatan bersama-sama dengan dia?, (7)
|
|
وَقَالُواْ مَالِ
هَـٰذَا ٱلرَّسُولِ يَأۡڪُلُ ٱلطَّعَامَ وَيَمۡشِى فِى ٱلۡأَسۡوَاقِۙ لَوۡلَآ
أُنزِلَ إِلَيۡهِ مَلَكٌ۬ فَيَكُونَ مَعَهُ ۥ نَذِيرًا (٧)
|
|
||
007. (Dan mereka berkata, "Mengapa Rasul ini memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak) (diturunkan kepadanya
Malaikat, agar Malaikat itu memberikan peringatan bersama dengan dia?)
maksudnya yang membenarkan kerasulannya.
|
||
atau [mengapa tidak]
diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau [mengapa tidak] ada kebun baginya,
yang dia dapat makan dari [hasil] nya?" Dan orang-orang yang zalim itu
berkata: "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki
yang kena sihir." (8)
|
|
أَوۡ يُلۡقَىٰٓ
إِلَيۡهِ ڪَنزٌ أَوۡ تَكُونُ لَهُ ۥ جَنَّةٌ۬ يَأۡڪُلُ مِنۡهَاۚ وَقَالَ
ٱلظَّـٰلِمُونَ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا رَجُلاً۬ مَّسۡحُورًا (٨)
|
|
||
008. (Atau mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan)
dari langit yang kemudian ia membelanjakannya, sehingga ia tidak usah
berjalan-jalan di pasar lagi untuk mencari penghidupan (atau mengapa tidak
ada kebun baginya) yaitu ladang yang menjadi miliknya (yang dapat dia makan
dari hasilnya") buah-buahannya, sehingga hal itu menjadi kecukupan
baginya. Menurut qiraat yang lain dibaca Na'kulu Minhaa, artinya; yang kami
dapat ikut makan dari kebunnya. Maksudnya, supaya memiliki kelebihan di atas
kami. (Dan orang-orang yang zalim itu berkata:) orang-orang kafir itu kepada
orang-orang Mukmin, ("Tidak lain kamu sekalian hanyalah mengikuti
seorang lelaki yang kena sihir") orang yang akalnya tidak waras karena
pengaruh sihir. Maka Allah berfirman pada ayat selanjutnya:
|
||
Perhatikanlah,
bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah
mereka, mereka tidak sanggup [mendapatkan] jalan [untuk menentang
kerasulanmu]. (9)
|
|
ٱنظُرۡ ڪَيۡفَ
ضَرَبُواْ لَكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ فَضَلُّواْ فَلَا يَسۡتَطِيعُونَ سَبِيلاً۬ (٩)
|
|
||
009. (Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat
perumpamaan-perumpamaan tentang kamu) dengan julukan sebagai orang yang kena
pengaruh sihir, orang yang membutuhkan nafkah, orang yang harus ditemani oleh
Malaikat yang bersama-sama menyampaikan tugasnya (lalu sesatlah mereka) dari
petunjuk disebabkan ucapannya itu (mereka tidak sanggup mendapatkan jalan
untuk menentang kerasulannya) maksudnya mereka tidak akan dapat menemukan
jalan untuk menentangnya.
|
||
Maha Suci [Allah] yang
jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang
demikian, [yaitu] surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan
dijadikan-Nya [pula] untukmu istana-istana [1056]. (10)
|
|
تَبَارَكَ ٱلَّذِىٓ إِن
شَآءَ جَعَلَ لَكَ خَيۡرً۬ا مِّن ذَٲلِكَ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا
ٱلۡأَنۡهَـٰرُ وَيَجۡعَل لَّكَ قُصُورَۢا (١٠)
|
|
||
[1056]
Maksudnya: Kalau Allah menghendaki niscaya dijadikanNya untuk Muhammad SAW
surga-surga dan istana-istana seperti yang bakal diperolehnya di akhirat.
Tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian agar manusia itu tunduk dan
beriman kepada Allah bukanlah karena dipengaruhi oleh benda, melainkan
berdasarkan kepada bukti-bukti dan dalil-dalil yang nyata.
|
||
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Syaibah di dalam kitab
Mushannaf-nya dan Ibnu Jarir serta Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis
melalui Khaitsamah yang menceritakan bahwa pada suatu hari dikatakan kepada
Nabi saw., "Jika kamu suka maka Kami akan memberimu kunci-kunci
perbendaharaan bumi, sedikit pun tidak akan mengurangi pahalamu di sisi Kami
kelak di akhirat. Jika kamu suka, Kami akan menghimpun keduanya kelak di
akhirat untukmu". Nabi saw. menjawab, "Tidak, tetapi himpunlan
keduanya untukku kelak di akhirat". Kemudian turunlah firman-Nya,
"Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya
bagimu yang lebih baik dari yang demikian." (Q.S. Al Furqan, 10).
|
||
|
||
010. (Maha Agung Allah) Maha Kaya akan kebaikan (yang
jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang
demikian) yakni lebih baik daripada perbendaharaan harta dan kebun yang
mereka mintakan di dunia ini (yaitu surga-surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai) karena Dia telah menjanjikan akan memberikan kepadanya nanti
di akhirat (dan dijadikan-Nya pula) lafal ayat ini dibaca Jazm (untukmu
istana-istana) dan menurut qiraat yang lain, lafal Yaj'al dibaca Yaj'alu
sehingga kedudukannya menjadi kalimat Isti'naf, atau kalimat baru.
|
||
Bahkan mereka mendustakan
hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang
mendustakan hari kiamat. (11)
|
|
بَلۡ كَذَّبُواْ
بِٱلسَّاعَةِۖ وَأَعۡتَدۡنَا لِمَن ڪَذَّبَ بِٱلسَّاعَةِ سَعِيرًا (١١)
|
|
||
011. (Bahkan mereka mendustakan hari kiamat) hari terakhir
yang tiada hari lagi sesudahnya. (Dan Kami menyediakan neraka yang
menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat) neraka yang apinya
menyala-nyala dengan nyala yang besar.
|
||
Apabila neraka itu
melihat [1057] mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan
suara nyalanya. (12)
|
|
إِذَا رَأَتۡهُم مِّن
مَّكَانِۭ بَعِيدٍ۬ سَمِعُواْ لَهَا تَغَيُّظً۬ا وَزَفِيرً۬ا (١٢)
|
|
||
[1057] Zahir
ayat ini menunjukkan
bahwa mereka itu dapat melihat, dan ini mungkin terjadi dengan kekuasaan
Allah. Atau ayat ini menggambarkan bagaimana dahsyat dan seramnya neraka itu
agar setiap orang dapat menggambarkannya.
|
||
|
||
012. (Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat
yang jauh, mereka mendengar kegeramannya) yakni suara mendidihnya seperti
halnya orang yang sedang marah (dan suara nyalanya) suara yang keras sekali
dari nyala apinya. Atau makna yang dimaksud adalah jika orang-orang tersebut
melihat neraka sekalipun dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar suara
gemuruh dan nyala apinya.
|
||
Dan apabila mereka
dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di
sana mengharapkan kebinasaan [1058]. (13)
|
|
وَإِذَآ أُلۡقُواْ
مِنۡہَا مَكَانً۬ا ضَيِّقً۬ا مُّقَرَّنِينَ دَعَوۡاْ هُنَالِكَ ثُبُورً۬ا (١٣)
|
|
||
[1058]
Maksudnya: Mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksaan yang
amat besar, yaitu azab di neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat
yang sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.
|
||
|
||
013. (Dan apabila mereka dicampakkan ke tempat yang
sempit di neraka itu) dapat dibaca Dhayyiqan dengan memakai harakat Tasydid
pada huruf Ya, dapat pula dibaca Takhfif atau tanpa Tasydid sehingga
bacaannya menjadi Dhayqan, maksudnya neraka itu menghimpit mereka. Lafal
Minhaa berkedudukan menjadi Hal dari lafal Makaanan, karena pada asalnya ia
adalah kata sifat baginya (dengan dibelenggu) yakni tangan dan leher mereka
dibelenggu menjadi satu; harakat Tasydid yang ada pada lafal Muqarraniina
menunjukkan makna Taktsir atau banyak (mereka di sana mengharapkan
kebinasaan) maksudnya mereka ingin mati saja karena pedihnya siksaan.
Dikatakan oleh Allah swt. kepada mereka,
|
||
[Akan dikatakan kepada
mereka]: "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan
harapkanlah kebinasaan yang banyak." [1059] (14)
|
|
لَّا تَدۡعُواْ
ٱلۡيَوۡمَ ثُبُورً۬ا وَٲحِدً۬ا وَٱدۡعُواْ ثُبُورً۬ا ڪَثِيرً۬ا (١٤)
|
|
||
[1059]
Harapan mereka untuk dibinasakan sekaligus tidak dikabulkan Allah; tetapi
mereka akan mengalami azab yang lebih besar selama-lamanya.
|
||
|
||
014. ("Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu
kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak") sesuai dengan
azab yang menimpa kalian ini.
|
||
Katakanlah: "Apa
[azab] yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?" "Dia menjadi balasan
dan tempat kembali bagi mereka?" (15)
|
|
قُلۡ أَذَٲلِكَ خَيۡرٌ
أَمۡ جَنَّةُ ٱلۡخُلۡدِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۚ كَانَتۡ لَهُمۡ
جَزَآءً۬ وَمَصِيرً۬ا (١٥)
|
|
||
015. (Katakanlah! "Apa yang demikian itukah) hal yang
telah disebutkan itukah, yaitu ancaman dan gambaran tentang neraka (yang
baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan) (kepada orang-orang yang
bertakwa?" Surga itu untuk mereka) menurut ilmu Allah (sebagai balasan)
sebagai pahala (dan tempat kembali) tempat menetap yang abadi.
|
||
Bagi mereka di dalam
surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal [di dalamnya]. [Hal
itu] adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan [kepada-Nya]. (16)
|
|
لَّهُمۡ فِيهَا مَا
يَشَآءُونَ خَـٰلِدِينَۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ وَعۡدً۬ا مَّسۡـُٔولاً۬ (١٦)
|
|
||
016. (Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka
kehendaki, sedangkan mereka kekal) lafal Khaalidiina menjadi Hal yang
bersifat Lazimah atau harus (adalah) janji mereka seperti yang telah
disebutkan tadi (janji dari Rabbmu yang patut dimohonkan kepada-Nya) artinya
orang yang telah dijanjikan kepadanya hal itu patut untuk memohon kepada-Nya,
sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb
kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau." (Q.S. Ali Imran, 194) atau hal itu
dimintakan oleh para Malaikat buat mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh
firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb kami! Masukkanlah mereka ke dalam
surga Adn yang telah Engkau janjikan-kepada mereka." (Q.S. Al Mukmin,
8).
|
||
Dan [ingatlah] suatu
hari [ketika] Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah
selain Allah, lalu Allah berkata [kepada yang disembah]: "Apakah kamu
yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari
jalan [yang benar]?" (17)
|
|
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ
وَمَا يَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَقُولُ ءَأَنتُمۡ أَضۡلَلۡتُمۡ عِبَادِى
هَـٰٓؤُلَآءِ أَمۡ هُمۡ ضَلُّواْ ٱلسَّبِيلَ (١٧)
|
|
||
17. (Dan pada suatu hari ketika Allah menghimpunkan mereka)
lafal Yahsyuruhum dapat pula dibaca Nahsyuruhum, sehingga artinya menjadi,
Kami menghimpun mereka (beserta apa yang mereka sembah selain Allah) yakni
seperti malaikat; Nabi Isa, dan Nabi Uzair, serta jin (lalu Allah berkata:)
kepada mereka yang disembah untuk memantapkan hujah-Nya terhadap orang-orang
yang menyembah mereka. Lafal Fayaquulu dapat pula dibaca Fanaquulu, artinya,
Kami berkata, ("Apakah kalian) lafal A-antum dapat dibaca secara Tahqiq
yaitu dengan menyatakan kedua Hamzahnya, dan dapat pula dibaca Tas-hil yaitu
dengan menggantikan Hamzah yang kedua menjadi Alif sehingga bacaan Hamzahnya
menjadi panjang, dapat pula dibaca pendek yakni tanpa memakai Alif (yang
menyesatkan hamba-hamba-Ku itu) artinya apakah kalian telah menjerumuskan
mereka ke dalam kesesatan dengan perintah kalian kepada mereka, supaya mereka
menyembah kalian? (atau mereka sendirilah yang sesat dari jalan yang
benar?") yakni atas kehendak mereka sendiri.
|
||
Mereka [yang disembah
itu] menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil
selain Engkau [untuk jadi] pelindung [1060], akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka
keni’matan hidup, sampai mereka lupa mengingati [Engkau]; dan mereka adalah
kaum yang binasa." (18)
|
|
قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ
مَا كَانَ يَنۢبَغِى لَنَآ أَن نَّتَّخِذَ مِن دُونِكَ مِنۡ أَوۡلِيَآءَ
وَلَـٰكِن مَّتَّعۡتَهُمۡ وَءَابَآءَهُمۡ حَتَّىٰ نَسُواْ ٱلذِّڪۡرَ وَكَانُواْ
قَوۡمَۢا بُورً۬ا (١٨)
|
|
||
[1060]
Maksudnya: setelah mereka dikumpulkan bersama-sama apa yang mereka sembah,
yaitu: malaikat, Uzair, nabi Isa a.s dan berhala-berhala dan setelah Tuhan
menanyakan kepada yang disembah itu, apakah mereka yang menyesatkan
orang-orang itu ataukah orang-orang itu yang sesat sendirinya, maka yang
disembah itu menjawab bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk menyembah selain
Allah, apalagi untuk menyuruh orang lain menyembah selain Allah.
|
||
|
||
018. (Mereka yang disembah itu menjawab, "Maha
Suci Engkau,) dari apa yang tidak layak bagi Engkau (tidaklah patut) tidaklah
dibenarkan (bagi kami mengambil selain Engkau) (untuk jadi pelindung) lafal
Min Auliyaa berkedudukan menjadi Maf'ul pertama, sedangkan huruf Min adalah
Zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna Nafi. Lafal sebelumnya berkedudukan
menjadi Maf'ul kedua. Maksudnya, mana mungkin kami memerintahkan mereka untuk
menyembah kami (akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak
mereka kenikmatan hidup) sebelumnya yaitu di dunia, dengan umur yang panjang
dan rezeki yang luas. (Sampai mereka lupa akan peringatan) yakni nasihat dan
iman kepada Alquran (dan mereka adalah kaum yang binasa.") Allah
berfirman:
|
||
Maka sesungguhnya
mereka [yang disembah itu] telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu
katakan maka kamu tidak akan dapat menolak [azab] dan tidak [pula] menolong
[dirimu], dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami
rasakan kepadanya azab yang besar. (19)
|
|
فَقَدۡ ڪَذَّبُوكُم
بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسۡتَطِيعُونَ صَرۡفً۬ا وَلَا نَصۡرً۬اۚ وَمَن يَظۡلِم
مِّنڪُمۡ نُذِقۡهُ عَذَابً۬ا ڪَبِيرً۬ا (١٩)
|
|
||
019. ("Maka sesungguhnya mereka yang disembah itu telah
mendustakan kalian) yang disembah itu berdusta kepada mereka yang
menyembahnya (tentang apa yang kalian katakan) bahwasanya mereka adalah
tuhan-tuhan (maka kalian tidak akan dapat) kalau dibaca yastathii'uuna
artinya maka mereka tidak akan dapat; maksudnya baik mereka atau pun kalian
(menolak) azab dari diri kalian (dan tidak pula menolong) mencegah azab yang
menimpa diri kalian (dan barang siapa berbuat zalim) dengan memperbuat
kemusyrikan (di antara kalian, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang
besar) azab yang keras di akhirat.
|
||
Dan Kami tidak
mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan
berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi
sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.
(20)
|
|
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا
قَبۡلَكَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمۡ لَيَأۡكُلُونَ ٱلطَّعَامَ
وَيَمۡشُونَ فِى ٱلۡأَسۡوَاقِۗ وَجَعَلۡنَا بَعۡضَڪُمۡ لِبَعۡضٍ۬ فِتۡنَةً
أَتَصۡبِرُونَۗ وَڪَانَ رَبُّكَ بَصِيرً۬ا (٢٠) ۞
|
|
||
020. (Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu,
melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar) maka
kamu adalah sama seperti mereka dalam hal ini. Maksudnya, telah dikatakan
pula hal yang serupa terhadap mereka, sebagaimana apa yang dikatakan kepadamu
sekarang ini. (Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang
lain) yakni orang yang kaya dicoba dengan adanya orang fakir dan orang yang
sehat dicoba dengan adanya orang yang sakit, dan orang yang terhormat dicoba
dengan adanya orang yang rendah. Maka golongan yang kedua dari orang-orang
tadi mengatakan, 'Mengapa aku tidak seperti dia dalam segala hal?' (Maukah
kalian bersabar?) di dalam menghadapi perkataan yang kalian dengar dari
orang-orang yang kalian mendapat cobaan dari mereka. Istifham atau kata tanya
di sini mengandung arti perintah, maksudnya bersabarlah kalian (dan adalah
Rabbmu Maha Melihat") terhadap orang-orang yang sabar dan yang tidak
sabar.
|
||
Berkatalah orang-orang
yang tidak menanti-nanti pertemuan [nya] dengan Kami: "Mengapakah tidak
diturunkan kepada kita malaikat atau [mengapa] kita [tidak] melihat Tuhan
kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan
mereka benar-benar telah melampaui batas [dalam melakukan] kezaliman.
(21)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا
يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ أَوۡ نَرَىٰ
رَبَّنَاۗ لَقَدِ ٱسۡتَكۡبَرُواْ فِىٓ أَنفُسِهِمۡ وَعَتَوۡ عُتُوًّ۬ا
كَبِيرً۬ا (٢١)
|
|
||
021. (Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti
pertemuannya dengan Kami,) yakni orang-orang yang tidak takut kepada adanya
hari berbangkit dan hari pembalasan ("Mengapakah tidak) (diturunkan
kepada kita malaikat) yang menjadi Rasul-rasul kepada kita (atau mengapa kita
tidak melihat Rabb kita?") kemudian kita diberi tahu, bahwa Muhammad
adalah Rasul-Nya. Lalu Allah berfirman, ("Sesungguhnya mereka memandang
besar) merasa besar (tentang diri mereka dan mereka telah melampaui batas)
berlaku sangat kurang ajar (dengan kelewat batas yang sangat besar)
disebabkan mereka berani meminta melihat Allah swt. di dunia. Lafal 'Atauw
dengan memakai huruf Wau sesuai dengan kata asalnya, berbeda dengan lafal
'Ataa yang huruf akhirnya telah diganti menjadi Ya, seperti dalam surah
Maryam.
|
||
Pada hari mereka
melihat malaikat [1061] di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang
berdosa dan mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa". [1062] (22)
|
|
يَوۡمَ يَرَوۡنَ
ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةَ لَا بُشۡرَىٰ
يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لِّلۡمُجۡرِمِينَ
وَيَقُولُونَ حِجۡرً۬ا مَّحۡجُورً۬ا (٢٢)
|
|
||
[1061]
Maksudnya: di hari mereka menemui kamatian atau di hari kiamat.
[1062] Ini suatu ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat dielakkan lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan ini berarti: "Semoga Allah menghindari bahaya ini dari saya". |
||
|
||
022. (Pada hari mereka melihat Malaikat) di antara
makhluk-makhluk Allah yang lainnya, yaitu pada hari kiamat. Lafal Yauma
dinashabkan oleh lafal Udzkur, yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya;
maksudnya, ingatlah pada hari mereka melihat Malaikat (di hari itu tidak ada
kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir, berbeda
keadaannya dengan orang-orang Mukmin, bagi mereka kabar gembira yaitu
mendapatkan surga (dan mereka berkata: 'Hijran mahjuuran'") sebagaimana
kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, artinya:
lindungilah kami di tempat perlindungan. Mereka pada hari itu meminta perlindungan
kepada Malaikat. Kemudian Allah berfirman,
|
||
Dan Kami hadapi segala
amal yang mereka kerjakan [1063], lalu Kami jadikan amal itu [bagaikan] debu yang berterbangan.
(23)
|
|
وَقَدِمۡنَآ إِلَىٰ
مَا عَمِلُواْ مِنۡ عَمَلٍ۬ فَجَعَلۡنَـٰهُ هَبَآءً۬ مَّنثُورًا (٢٣)
|
|
||
[1063] Yang
dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang
mereka kerjakan di dunia Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka
tidak beriman.
|
||
|
||
023. ("Dan Kami hadapi) kami hadapkan (segala amal
yang mereka kerjakan) amal kebaikan seperti sedekah, menghubungkan
silaturahmi, menjamu tamu dan menolong orang yang memerlukan pertolongan
sewaktu di dunia (lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang
beterbangan.") amal perbuatan mereka tidak bermanfaat sama sekali pada
hari itu, tidak ada pahalanya sebab syaratnya tak terpenuhi, yaitu iman, akan
tetapi mereka telah mendapatkan balasannya selagi mereka di dunia.
|
||
Penghuni-penghuni
surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat
istirahatnya. (24)
|
|
أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ
يَوۡمَٮِٕذٍ خَيۡرٌ۬
مُّسۡتَقَرًّ۬ا وَأَحۡسَنُ مَقِيلاً۬ (٢٤)
|
|
||
024. (Penghuni-penghuni surga pada hari itu) di hari kiamat
(paling baik tempat tinggalnya) lebih baik daripada tempat tinggal
orang-orang kafir sewaktu di dunia (dan paling indah tempat istirahatnya)
lebih indah daripada tempat istirahat mereka sewaktu di dunia. Lafal Maqiila
artinya tempat untuk beristirahat di tengah hari yang panas. Kemudian dari
pengertian ini dapat diambil kesimpulan makna tentang selesainya masa perhitungan
amal perbuatan, yaitu di waktu tengah hari, hanya memakan waktu setengah
hari, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis.
|
||
Dan [ingatlah] hari
[ketika] langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah
malaikat bergelombang-gelombang. (25)
|
|
وَيَوۡمَ تَشَقَّقُ
ٱلسَّمَآءُ بِٱلۡغَمَـٰمِ وَنُزِّلَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ تَنزِيلاً (٢٥)
|
|
||
025. (Dan ingatlah di hari ketika langit pecah) yaitu semua
langit (mengeluarkan kabut) seraya mengeluarkan kabut yang berwarna putih
(dan diturunkan Malaikat) dari setiap lapisan langit (bergelombang-gelombang)
pada hari kiamat itu. Dinashabkannya lafal Yauma karena pada sebelumnya
diperkirakan ada lafal Udzkur. Menurut qiraat yang lain lafal Tasyaqqaqu
dibaca Tasysyaqqaqu dengan ditasydidkannya huruf Syin yang diambil dari asal
kata Tatasyaqqaqu. Kemudian huruf Ta yang kedua diganti menjadi Syin lalu
diidgamkan kepada Syin yang kedua sehingga menjadi Tasysyaqqaqu. Sedangkan
menurut qiraat yang lainnya lagi lafal Nuzzila dibaca Nunzilu dan lafal Al Malaaikatu
dibaca Al Malaaikata, sehingga bacaan lengkapnya menurut qiraat ini menjadi
Nunzilul Malaaikata, artinya, Kami menurunkan Malaikat-malaikat.
|
||
Kerajaan yang hak [1064] pada hari itu adalah
kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah [ hari itu], satu hari yang
penuh kesukaran bagi orang-orang kafir. (26)
|
|
ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ ٱلۡحَقُّ
لِلرَّحۡمَـٰنِۚ وَڪَانَ يَوۡمًا عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ عَسِيرً۬ا (٢٦)
|
|
||
[1064] Yang
dimaksud dengan "kerajaan yang hak" ialah kekuasaan yang mutlak
yang tak dapat disertai oleh suatu apapun juga.
|
||
|
||
026. (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan
Allah Yang Maha Pemurah) tiada seorang pun yang menyaingi-Nya dalam hal ini.
(Dan adalah) hari itu (satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir)
berbeda dengan keadaan orang-orang yang beriman.
|
||
Dan [ingatlah] hari
[ketika itu] orang yang zalim menggigit dua tangannya [1065], seraya berkata:
"Aduhai kiranya [dulu] aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."
(27)
|
|
وَيَوۡمَ يَعَضُّ
ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَـٰلَيۡتَنِى ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ
سَبِيلاً۬ (٢٧)
|
|
||
[1065]
Menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya.
|
||
|
||
027. (Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim)
orang musyrik, yaitu Uqbah bin Mu'ith yang pernah membaca dua kalimat
syahadat, kemudian ia menjadi murtad demi mengambil hati Ubay bin Khalaf
(menggigit dua tangannya) karena menyesal dan kecewa, di hari kiamat (seraya
berkata, "Aduhai!) huruf Ya menunjukkan makna penyesalan (Kiranya dahulu
aku mengambil bersama Rasul) yakni Nabi Muhammad (jalan) petunjuk.
|
||
Kecelakaan besarlah
bagiku; kiranya aku [dulu] tidak menjadikan si fulan [1066] itu teman akrab [ku].
(28)
|
|
يَـٰوَيۡلَتَىٰ
لَيۡتَنِى لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلاً۬ (٢٨)
|
|
||
[1066] Yang
dimaksud dengan si Fulan, ialah syaitan atau orang yang telah menyesatkannya
di dunia.
|
||
|
||
028. (Kecelakaan besar bagiku) huruf Alif dari lafal
Yaa Wailataa merupakan pergantian Ya Idhafah, asalnya adalah Yaa Wailatii
maknanya alangkah binasanya aku (kiranya aku dahulu tidak menjadikan si Polan
itu) yakni Ubay bin Khalaf yang dijilatnya tadi (teman akrab).
|
||
Sesungguhnya dia telah
menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku.
Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (29)
|
|
لَّقَدۡ أَضَلَّنِى
عَنِ ٱلذِّڪۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِىۗ وَڪَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِلۡإِنسَـٰنِ
خَذُولاً۬ (٢٩)
|
|
||
029. (Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari peringatan)
Alquran (sesudah peringatan itu datang kepadaku") karena dialah yang
menjadikan aku murtad dan tidak beriman lagi kepada Alquran. Kemudian Allah
berfirman, ("Dan adalah setan itu terhadap manusia) yang kafir (selalu
membuat kecewa.") karena ia akan meninggalkannya begitu saja, cuci
tangan bilamana manusia tertimpa malapetaka.
|
||
Berkatalah Rasul:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang
tidak diacuhkan". (30)
|
|
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ
يَـٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِى ٱتَّخَذُواْ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورً۬ا (٣٠)
|
|
||
030. (Berkatalah Rasul) Nabi Muhammad, ("Ya Rabbku!
Sesungguhnya kaumku) kabilah Quraisy (menjadikan Alquran ini suatu yang
diasingkan") ditinggal begitu saja. Maka Allah swt. berfirman,
|
||
Dan seperti itulah,
telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa.
Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (31)
|
|
وَكَذَٲلِكَ جَعَلۡنَا
لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّ۬ا مِّنَ ٱلۡمُجۡرِمِينَۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيً۬ا
وَنَصِيرً۬ا (٣١)
|
|
||
031. ("Dan seperti itulah) sebagaimana Kami telah
menjadikan bagimu musuh dari kalangan orang-orang musyrik kaummu sendiri
(Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi) sebelum kamu (musuh dari orang-orang yang
berdosa) yakni orang-orang musyrik maka bersabarlah sebagaimana mereka
bersabar. (Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk) bagimu (dan
Penolong") yang menolong kamu terhadap musuh-musuhmu.
|
||
Berkatalah orang-orang
yang kafir: "Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali
turun saja?"; demikianlah [1067] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya
secara tartil [teratur dan benar]. (32)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلۡقُرۡءَانُ جُمۡلَةً۬ وَٲحِدَةً۬ۚ
ڪَذَٲلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَۖ وَرَتَّلۡنَـٰهُ تَرۡتِيلاً۬ (٣٢)
|
|
||
[1067] Maksudnya:
Al-Qur'an itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara
berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap.
|
||
|
||
032. (Berkatalah orang-orang yang kafir, "Mengapa
tidak) (diturunkan kepadanya Alquran sekali turun saja?") sebagaimana
kitab Taurat, kitab Injil dan kitab Zabur. Allah menjawab melalui firman-Nya,
"Kami sengaja menurunkannya (demikian) secara terpisah-pisah (supaya
Kami perkuat hatimu dengannya) Kami menguatkan kalbumu dengan Alquran (dan
Kami membacakannya kelompok demi kelompok") Kami menurunkannya tahap
demi tahap secara perlahan dan tidak tergesa-gesa, supaya mudah dipahami dan
dihafal.
|
||
Tidaklah orang-orang
kafir itu datang kepadamu [membawa] sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan
kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya [1068] (33)
|
|
وَلَا يَأۡتُونَكَ
بِمَثَلٍ إِلَّا جِئۡنَـٰكَ بِٱلۡحَقِّ وَأَحۡسَنَ تَفۡسِيرًا (٣٣)
|
|
||
[1068]
Maksudnya: setiap kali mereka datang kepada nabi Muhammad s.a.w membawa suatu
hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang
benar dan nyata.
|
||
|
||
033. (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu
membawa sesuatu yang ganjil) untuk membatalkan perkaramu (melainkan Kami
datangkan kepadamu suatu yang benar) yang menolak dan membantahnya (dan yang
paling baik penjelasannya) untuk menjelaskan perkara yang sebenarnya kepada
mereka.
|
||
Orang-orang yang
dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka
itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.
(34)
|
|
ٱلَّذِينَ يُحۡشَرُونَ
عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ شَرٌّ۬ مَّكَانً۬ا وَأَضَلُّ سَبِيلاً۬ (٣٤)
|
|
||
034. Mereka adalah (orang-orang yang dihimpunkan dengan
diseret atas muka-muka mereka) mereka digiring seraya diseret (ke neraka
Jahanam, mereka itulah orang-orang yang paling buruk tempatnya) yaitu neraka
Jahanam (dan paling sesat jalannya) paling keliru jalannya bila dibandingkan
dengan selain mereka, sebab kekafirannya.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah memberikan Al Kitab [Taurat] kepada Musa dan Kami telah menjadikan
Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir [pembantu]. (35)
|
|
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا
مُوسَى ٱلۡڪِتَـٰبَ وَجَعَلۡنَا مَعَهُ ۥۤ أَخَاهُ هَـٰرُونَ وَزِيرً۬ا (٣٥)
|
|
||
035. (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa
kitab) Taurat (dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia
sebagai wazir) yang membantunya di dalam menyampaikan tugas risalahnya.
|
||
Kemudian Kami
berfirman kepada keduanya: "Pergilah kamu berdua kepada kaum yang
mendustakan ayat-ayat Kami". Maka Kami membinasakan mereka
sehancur-hancurnya. (36)
|
|
فَقُلۡنَا ٱذۡهَبَآ
إِلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا فَدَمَّرۡنَـٰهُمۡ
تَدۡمِيرً۬ا (٣٦)
|
|
||
036. (Kemudian Kami berfirman kepada keduanya, "Pergilah
kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami") yakni bangsa
Koptik, Firaun dan kaumnya, lalu keduanya berangkat ke negeri mereka, akan
tetapi mereka mendustakannya. (Maka Kami membinasakan mereka
sehancur-hancurnya) Kami menumpas mereka sampai binasa.
|
||
Dan [telah Kami
binasakan] kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan
mereka dan Kami jadikan [cerita] mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami
telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; (37)
|
|
وَقَوۡمَ نُوحٍ۬
لَّمَّا ڪَذَّبُواْ ٱلرُّسُلَ أَغۡرَقۡنَـٰهُمۡ وَجَعَلۡنَـٰهُمۡ لِلنَّاسِ
ءَايَةً۬ۖ وَأَعۡتَدۡنَا لِلظَّـٰلِمِينَ عَذَابًا أَلِيمً۬ا (٣٧)
|
|
||
037. (Dan) ingatlah (kaum Nuh tatkala mereka mendustakan
Rasul-rasul) mereka mendustakan Nabi Nuh, mengingat Nabi Nuh tinggal bersama
mereka dalam kurun waktu yang lama sekali, maka diungkapkan dalam ayat ini
seolah-olah Nabi Nuh menduduki tempat Rasul-rasul. Atau karena dengan
mendustakan Nabi Nuh maka seolah-olah mereka mendustakan Rasul-rasul lainnya
yang membawa risalah yang sama dengan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh, yaitu
ajaran Tauhid (Kami tenggelamkan mereka) lafal ayat ini menjadi jawab dari
Lamma (dan Kami jadikan cerita mereka bagi manusia) sesudah mereka (sebagai
tanda) pelajaran (dan Kami telah menyediakan) di akhirat (untuk orang-orang
yang zalim) yakni orang-orang kafir (azab yang pedih) siksaan yang sangat
menyakitkan di samping azab yang telah mereka rasakan sewaktu hidup di dunia.
|
||
dan [Kami binasakan]
kaum ’Aad dan Tsamud dan penduduk Rass [1069] dan banyak [lagi] generasi-generasi di antara kaum-kaum
tersebut. (38)
|
|
وَعَادً۬ا وَثَمُودَاْ
وَأَصۡحَـٰبَ ٱلرَّسِّ وَقُرُونَۢا بَيۡنَ ذَٲلِكَ كَثِيرً۬ا (٣٨)
|
|
||
[1069]
"Rass" adalah telaga yang sudah kering airnya. Kemudian dijadikan
nama suatu kaum, yaitu kaum Rass. Mereka menyembah patung, lalu Allah
mengutus Nabi Syuaib a.s. kepada mereka.
|
||
|
||
038. (Dan) ingatlah (kaum Ad) yakni kaum Nabi Hud (dan
Tsamud) kaum Nabi Saleh (dan penduduk Rass) nama sebuah sumur; Nabi mereka
menurut suatu pendapat adalah Nabi Syuaib, tetapi menurut pendapat yang lain
bukan Nabi Syuaib. Mereka tinggal di sekitar sumur itu, kemudian sumur itu
amblas berikut orang-orang yang tinggal di sekitarnya dan rumah-rumah mereka
pun ikut amblas (dan banyak lagi generasi-generasi) kaum-kaum (di antara
kaum-kaum tersebut) yakni antara kaum Ad dan penduduk Rass.
|
||
Dan Kami jadikan bagi
masing-masing mereka perumpamaan dan masing-masing mereka itu benar-benar
telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya. (39)
|
|
وَڪُلاًّ۬ ضَرَبۡنَا
لَهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَۖ وَڪُلاًّ۬ تَبَّرۡنَا تَتۡبِيرً۬ا (٣٩)
|
|
||
039. (Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka tamsil) untuk
menegakkan hujah terhadap mereka, oleh karenanya tidak sekali-kali Kami
membinasakan mereka melainkan sesudah mereka Kami beri peringatan (dan
masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan
sehancur-hancurnya) yakni Kami tumpas mereka hingga binasa, disebabkan mereka
telah mendustakan nabi-nabi mereka.
|
||
Dan sesungguhnya
mereka [kaum musyrik Mekah] telah melalui sebuah negeri [Sadum] yang [dulu]
dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya [hujan batu]. Maka apakah mereka
tidak menyaksikan runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan
akan kebangkitan. (40)
|
|
وَلَقَدۡ أَتَوۡاْ
عَلَى ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِىٓ أُمۡطِرَتۡ مَطَرَ ٱلسَّوۡءِۚ أَفَلَمۡ يَڪُونُواْ
يَرَوۡنَهَاۚ بَلۡ ڪَانُواْ لَا يَرۡجُونَ نُشُورً۬ا (٤٠)
|
|
||
040. (Dan sesungguhnya mereka telah melalui) yakni orang-orang
kafir Mekah itu sering melewati (sebuah negeri yang dihujani dengan hujan
yang sejelek-jeleknya) lafal As Sau' adalah bentuk Mashdar dari lafal Saa-a.
Maksudnya mereka telah dihujani dengan batu-batu; negeri tempat tinggal
mereka adalah suatu kota yang paling besar bagi kaum Nabi Luth, kemudian
Allah membinasakan mereka sebab mereka gemar melakukan perbuatan yang keji.
(Maka apakah mereka tidak menyaksikan bekas-bekasnya) di dalam perjalanan
mereka menuju ke negeri Syam, kemudian mereka mengambil pelajaran darinya?
Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung makna Taqrir, maksudnya,
hendaklah mereka mengambil pelajaran dari bekas-bekas itu (bahkan adalah
mereka itu tidak mengharapkan) mereka tidak takut sama sekali (akan
kebangkitan) maksudnya hari mereka dihidupkan kembali, mereka sama sekali
tidak beriman kepadanya.
|
||
Dan apabila mereka
melihat kamu [Muhammad], mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan
[dengan mengatakan]: "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?
(41)
|
|
وَإِذَا رَأَوۡكَ إِن
يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَـٰذَا ٱلَّذِى بَعَثَ ٱللَّهُ رَسُولاً (٤١)
|
|
||
041. (Dan apabila mereka melihat kamu, maka tidak lain)
(mereka menjadikan kamu sebagai ejekan) sasaran ejekan mereka, di dalam
ejekannya itu mereka mengatakan, ("Inikah orangnya yang diutus oleh
Allah sebagai Rasul?) menurut pengakuannya. Mereka mengatakan demikian dengan
nada menghina dan menganggap remeh risalah yang dibawanya.
|
||
Sesungguhnya hampirlah
ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar
[menyembah] nya" Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat
azab, siapa yang paling sesat jalannya. (42)
|
|
إِن ڪَادَ لَيُضِلُّنَا
عَنۡ ءَالِهَتِنَا لَوۡلَآ أَن صَبَرۡنَا عَلَيۡهَاۚ وَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ
حِينَ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ مَنۡ أَضَلُّ سَبِيلاً (٤٢)
|
|
||
042. (Sesungguhnya) lafal In adalah bentuk Takhfif dari lafal
Inna, sedangkan isimnya tidak disebutkan, jadi bentuk lengkapnya adalah
Innahuu, artinya, sesungguhnya ia (hampirlah ia menyesatkan kita) memalingkan
diri kita (dari sesembahan-sesembahan kita, seandainya kita tidak sabar
menyembahnya.") niscaya kita dapat dipalingkan dari sesembahan-sesembahan
kita olehnya. Maka Allah berfirman, ("Dan mereka kelak akan mengetahui
di saat mereka melihat azab) secara terang-terangan kelak di akhirat (siapa
yang paling sesat jalannya") yang paling keliru tuntunannya, apakah
mereka ataukah orang-orang yang beriman?
|
||
Terangkanlah kepadaku
tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah
kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (43)
|
|
أَرَءَيۡتَ مَنِ
ٱتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ ۥ هَوَٮٰهُ
أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيۡهِ وَڪِيلاً (٤٣)
|
|
||
043. (Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah kepada-Ku (tentang
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) maksudnya orang-orang
yang menurutkan hawa nafsunya; dalam ungkapan ayat ini Maf'ul kedua
didahulukan mengingat kedudukannya yang penting, yaitu lafal Ilaahahu.
Sedangkan jumlah Manittakhadza Hawaahu adalah Maf'ul Awwal dari lafal
Ara-aita, dan Maf'ul yang kedua adalah lafal Ilaahahu yang didahulukan tadi.
(Maka apakah kamu dapat menjadi pemeliharanya?) yang dapat memelihara dia
untuk tidak mengikuti hawa nafsunya? Tentu saja tidak.
|
||
atau apakah kamu
mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak
lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
[dari binatang ternak itu]. (44)
|
|
أَمۡ تَحۡسَبُ أَنَّ
أَڪۡثَرَهُمۡ يَسۡمَعُونَ أَوۡ يَعۡقِلُونَۚ إِنۡ هُمۡ إِلَّا كَٱلۡأَنۡعَـٰمِۖ
بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ سَبِيلاً (٤٤)
|
|
||
044. (Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar) dengan pendengaran yang dibarengi dengan pengertian (atau
memahami) apa yang kamu katakan kepada mereka. (Tiada lain) (mereka itu
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi jalannya)
daripada binatang ternak itu, karena binatang ternak mau menurut dan patuh
kepada penggembalanya, sedangkan mereka tidak mau menaati Pemeliharanya,
yaitu Allah, yang telah memberikan kenikmatan kepada mereka.
|
||
Apakah kamu tidak
memperhatikan [penciptaan] Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan [dan
memendekkan] bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan
tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas
bayang-bayang itu, (45)
|
|
أَلَمۡ تَرَ إِلَىٰ
رَبِّكَ كَيۡفَ مَدَّ ٱلظِّلَّ وَلَوۡ شَآءَ لَجَعَلَهُ ۥ سَاكِنً۬ا ثُمَّ
جَعَلۡنَا ٱلشَّمۡسَ عَلَيۡهِ دَلِيلاً۬ (٤٥)
|
|
||
045. (Apakah kamu tidak memperhatikan) yakni tidak melihat
(kepada) ciptaan (Rabbmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang) mulai
dari tenggelamnya matahari sampai dengan hendak terbitnya (dan kalau Dia
menghendaki) yakni Rabbmu (niscaya Dia menjadikan bayang-bayang itu tetap)
artinya tidak hilang sekalipun matahari terbit (kemudian Kami jadikan
matahari atasnya) yakni bayang-bayang atau gelap itu (sebagai petunjuk)
karena seandainya tidak ada matahari maka niscaya bayang-bayang atau gelap
itu tidak akan dikenal.
|
||
kemudian Kami menarik
bayang-bayang itu kepada Kami [1070], dengan tarikan yang perlahan-lahan. (46)
|
|
ثُمَّ قَبَضۡنَـٰهُ
إِلَيۡنَا قَبۡضً۬ا يَسِيرً۬ا (٤٦)
|
|
||
[1070]
Maksudnya: Bayang-bayang itu Kami hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai
dengan terbenamnya matahari sedikit demi sedikit.
|
||
|
||
046. (Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu) yakni
bayang-bayang yang memanjang itu (kepada Kami dengan tarikan yang
perlahan-lahan), yaitu dengan terbitnya matahari.
|
||
Dialah yang menjadikan
untukmu malam [sebagai] pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
menjadikan siang untuk bangun berusaha. (47)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ
لَكُمُ ٱلَّيۡلَ لِبَاسً۬ا وَٱلنَّوۡمَ سُبَاتً۬ا وَجَعَلَ ٱلنَّہَارَ نُشُورً۬ا
(٤٧)
|
|
||
047. (Dialah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai
pakaian) yakni yang menutupi bagaikan pakaian (dan tidur untuk istirahat)
bagi tubuh setelah selesai dari bekerja (dan Dia menjadikan siang untuk
bangun berusaha) kalian bangun di waktu itu untuk mencari rezeki dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
|
||
Dialah yang meniupkan
angin [sebagai] pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmatnya
[hujan]; dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, (48)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ
أَرۡسَلَ ٱلرِّيَـٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ
ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ طَهُورً۬ا (٤٨)
|
|
||
048. (Dialah yang meniupkan angin) menurut qiraat yang lain
lafal Ar-Riih dibaca Ar-Riyah (pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya) yakni dekat sebelum hujan. Lafal Nusyuran menurut suatu qiraat
dibaca Nusyran, artinya secara terpisah-pisah yakni dibaca secara Takhfif
supaya ringan bacaannya. Menurut qiraat yang lain dibaca Nasyran karena
dianggap sebagai Mashdar. Menurut qiraat lainnya lagi dibaca Busyra, artinya
sebagai pembawa kabar gembira. Bentuk tunggal bacaan pertama adalah Nusyurun,
wazannya sama dengan lafal Rasulun yang bentuk jamaknya adalah Rusulun.
Sedangkan bentuk tunggal dari bacaan yang kedua yaitu Busyran ialah Basyirun,
artinya pembawa kabar gembira (dan Kami turunkan dan langit air yang amat
bersih) yaitu air yang dapat dipakai untuk bersuci, atau air yang menyucikan.
|
||
agar Kami menghidupkan
dengan air itu negeri [tanah] yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan
air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan
manusia yang banyak. (49)
|
|
لِّنُحۡـِۧىَ بِهِۦ
بَلۡدَةً۬ مَّيۡتً۬ا وَنُسۡقِيَهُ ۥ مِمَّا خَلَقۡنَآ أَنۡعَـٰمً۬ا
وَأَنَاسِىَّ ڪَثِيرً۬ا (٤٩)
|
|
||
049. (Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri atau tanah
yang mati) lafal Maitan dibaca Takhfif bentuk Mudzakkar dan Muannatsnya sama
saja. Disebutkan dengan maksud, bahwa yang mati itu adalah tanah negeri itu
(dan agar Kami memberi minum dengannya) dengan air itu (sebagian besar dari
makhluk Kami, binatang-binatang ternak) unta, sapi dan kambing (dan manusia
yang banyak) lafal Anaasiyyu merupakan bentuk jamak dari lafal Insaanun,
bentuk asalnya adalah Anaasiinu, kemudian huruf Nun diganti menjadi Ya, lalu
huruf Ya yang pertama diidgamkan kepadanya sehingga jadilah Anaasiyyu. Atau
lafal Anaasiyyu ini adalah bentuk jamak dari lafal Insiyyun.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil
pelajaran [daripadanya]; maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali
mengingkari [ni’mat]. (50)
|
|
وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَـٰهُ
بَيۡنَہُمۡ لِيَذَّكَّرُواْ فَأَبَىٰٓ أَڪۡثَرُ ٱلنَّاسِ إِلَّا ڪُفُورً۬ا (٥٠)
|
|
||
050. (Dan sesungguhnya Kami telah menggilirnya) yakni air
hujan itu (di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran daripadanya)
Yadzdzakkaruu asalnya Yatadzakkaruu, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada
huruf Dzal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dzal pula, sehingga
jadilah Yadzdzakkaruu. Menurut suatu qiraat dibaca Liyadzkuruu, sehingga
artinya menjadi: supaya mereka ingat akan nikmat Allah dengan adanya air
tersebut (maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari) nikmat
Allah, karena mereka mengatakan bahwa hujan kita ini disebabkan munculnya
bintang anu.
|
||
Dan andai kata Kami
menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang
memberi peringatan [rasul]. (51)
|
|
وَلَوۡ شِئۡنَا
لَبَعَثۡنَا فِى ڪُلِّ قَرۡيَةٍ۬ نَّذِيرً۬ا (٥١)
|
|
||
051. (Dan andai kata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami
utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan) untuk mengingatkan
penduduknya, akan tetapi Kami mengutus kamu, hai Muhammad, kepada penduduk
semua negeri sebagai pemberi peringatan kepada mereka semuanya, supaya
pahalamu menjadi besar.
|
||
Maka janganlah kamu
mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur’an
dengan jihad yang besar. (52)
|
|
فَلَا تُطِعِ
ٱلۡڪَـٰفِرِينَ وَجَـٰهِدۡهُم بِهِۦ جِهَادً۬ا ڪَبِيرً۬ا (٥٢) ۞
|
|
||
052. (Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir)
memperturutkan hawa nafsu mereka (dan berjihadlah terhadap mereka dengannya)
dengan Alquran (dengan jihad yang besar).
|
||
Dan Dialah yang
membiarkan dua laut mengalir [berdampingan]; yang ini tawar lagi segar dan
yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas
yang menghalangi. (53)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى مَرَجَ
ٱلۡبَحۡرَيۡنِ هَـٰذَا عَذۡبٌ۬ فُرَاتٌ۬ وَهَـٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجٌ۬ وَجَعَلَ
بَيۡنَہُمَا بَرۡزَخً۬ا وَحِجۡرً۬ا مَّحۡجُورً۬ا (٥٣)
|
|
||
053. (Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir) secara
berdampingan (yang ini tawar lagi segar) sangat tawar lagi menyegarkan (dan
yang lain asin lagi pahit) asin sekali sehingga rasanya pahit (dan Dia
jadikan antara keduanya dinding) batas yang menyebabkan kedua air tersebut
tidak membaur, antara yang satu dengan yang lainnya (dan batas yang
menghalangi) yakni penghalang yang mencegah keduanya untuk bercampur.
|
||
Dan Dia [pula] yang
menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu [punya] keturunan
dan mushaharah [1071], dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (54)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ
مِنَ ٱلۡمَآءِ بَشَرً۬ا فَجَعَلَهُ ۥ نَسَبً۬ا وَصِهۡرً۬اۗ وَكَانَ
رَبُّكَ قَدِيرً۬ا (٥٤)
|
|
||
[1071]
"Mushaharah" artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari
perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya.
|
||
|
||
054. (Dan Dia pula yang menciptakan manusia dari air)
yakni dari air mani; lafal Basyar adalah sinonim dari lafal Insaan (lalu Dia
jadikan manusia itu punya keturunan) punya hubungan nasab (dan mushaharah)
punya hubungan mushaharah, misalnya seorang lelaki atau perempuan melakukan
perkawinan dengan pasangannya untuk memperoleh keturunan, maka hubungan
kekeluargaan dari perkawinan ini dinamakan hubungan Mushaharah (dan adalah
Rabbmu Maha Kuasa) untuk menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
|
||
Dan mereka menyembah
selain Allah apa yang tidak memberi manfa’at kepada mereka dan tidak [pula]
memberi mudharat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong
[syaitan untuk berbuat durhaka] terhadap Tuhannya. (55)
|
|
وَيَعۡبُدُونَ مِن
دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُهُمۡ وَلَا يَضُرُّهُمۡۗ وَكَانَ ٱلۡكَافِرُ
عَلَىٰ رَبِّهِۦ ظَهِيرً۬ا (٥٥)
|
|
||
055. (Dan mereka menyembah) yakni orang-orang kafir (selain
Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka) dengan menyembahnya (dan
tidak pula memberi mudarat kepada mereka) jika tidak disembah, yang dimaksud
adalah berhala-berhala. (Adalah orang kafir itu selalu menentang Rabbnya)
selalu membantu setan dengan cara taat kepadanya dan menentang Rabbnya.
|
||
Dan tidaklah Kami
mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan. (56)
|
|
وَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ
إِلَّا مُبَشِّرً۬ا وَنَذِيرً۬ا (٥٦)
|
|
||
056. (Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai
pembawa kabar gembira) (dan pemberi peringatan) yang memperingatkan manusia
tentang neraka.
|
||
Katakanlah: "Aku
tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu,
melainkan [mengharapkan kepatuhan] orang-orang yang mau mengambil jalan
kepada Tuhannya. (57)
|
|
قُلۡ مَآ
أَسۡـَٔلُڪُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍ إِلَّا مَن شَآءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ
رَبِّهِۦ سَبِيلاً۬ (٥٧)
|
|
||
057. (Katakanlah! "Aku tidak meminta kepada kalian dalam
menyampaikan hal ini) yakni menyampaikan apa yang aku diutus untuk menyampaikannya
(upah sedikit pun, melainkan) tetapi hanya mengharapkan kepatuhan
(orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Rabbnya) dengan cara
menginfakkan harta bendanya ke jalan keridaan-Nya, maka untuk hal ini aku
tidak mencegahnya.
|
||
Dan bertawakkallah kepada
Allah Yang Hidup [Kekal] Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.
Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya, (58)
|
|
وَتَوَڪَّلۡ عَلَى
ٱلۡحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهِۦۚ وَڪَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ
عِبَادِهِۦ خَبِيرًا (٥٨)
|
|
||
058. (Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup Kekal Yang
tidak mati, dan bertasbihlah) seraya (memuji kepada-Nya) yakni, katakanlah,
'Subhanallah Wal Hamdulillah' yang artinya; Maha Suci Allah dan segala puji
bagi Allah. (Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya) lafal
Bihi berta'alluq kepada lafal Dzunubi.
|
||
Yang menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian
Dia bersemayam di atas ’Arsy [1072], [Dialah] Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah [tentang Allah]
kepada yang lebih mengetahui [Muhammad]. (59)
|
|
ٱلَّذِى خَلَقَ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ۬ ثُمَّ
ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۚ ٱلرَّحۡمَـٰنُ فَسۡـَٔلۡ بِهِۦ خَبِيرً۬ا (٥٩)
|
|
||
[1072] Lihat
not 548. Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita
imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
|
||
|
||
059. Dia adalah (Yang menciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari) dari hari-hari dunia menurut
perkiraan; karena pada masa itu masih belum ada matahari. Akan tetapi jika
Dia menghendaki niscaya Dia dapat menciptakan kesemuanya dalam waktu sekejap
saja. Sengaja Dia memakai cara ini dengan maksud untuk mengajari makhluk-Nya
supaya berlaku perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa dalam segala hal
(kemudian Dia berkuasa di atas Arasy) arti kata Arasy menurut istilah bahasa
adalah singgasana raja. (yakni Allah Yang Maha Penyayang) lafal Ar-Rahmaan
ini berkedudukan menjadi Badal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal
Istawaa Makna Istawaa ialah bersemayam, karena ungkapan inilah yang sesuai
dengan keagungan dan kebesaran-Nya (maka tanyakanlah) hai manusia (tentang
Dia) tentang Allah Yang Maha Pemurah (kepada orang yang mengetahui.")
tentang-Nya, dia akan menceritakan kepada-Mu mengenai sifat-sifat-Nya.
|
||
Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang",
mereka menjawab: "Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan
sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami [bersujud kepada-Nya]?",
dan [perintah sujud itu] menambah mereka jauh [dari iman]. (60)
|
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ
ٱسۡجُدُواْ لِلرَّحۡمَـٰنِ قَالُواْ وَمَا ٱلرَّحۡمَـٰنُ أَنَسۡجُدُ لِمَا
تَأۡمُرُنَا وَزَادَهُمۡ نُفُورً۬ا ۩ (٦٠)
|
|
||
060. (Dan apabila dikatakan kepada mereka) yaitu penduduk
Mekah ("Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Pemurah", mereka
menjawab, "Siapakah Yang Maha Pemurah itu? Apakah kami akan sujud kepada
Tuhan yang kamu perintahkan kami bersujud kepada-Nya?") lafal Ta`muruuna
dapat dibaca Ya`muruuna dan yang memerintahkan kepada mereka untuk bersujud
adalah Nabi Muhammad. Makna ayat; kami tidak mengetahui-Nya, maka kami tidak
mau bersujud kepada-Nya (dan makin menambah mereka) perintah bersujud yang
ditujukan kepada mereka itu menambah mereka (semakin jauh) dari iman. Maka
Allah swt. berfirman,
|
||
Maha Suci Allah yang
menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya
matahari dan bulan yang bercahaya. (61)
|
|
تَبَارَكَ ٱلَّذِى
جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجً۬ا وَجَعَلَ فِيہَا سِرَٲجً۬ا وَقَمَرً۬ا
مُّنِيرً۬ا (٦١)
|
|
||
061. (Maha Suci) yakni Maha Agung (Allah yang telah menjadikan
di langit gugusan-gugusan bintang) yang ada dua belas, yaitu: Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius
dan Pisces. Gugusan-gugusan tersebut merupakan garis edar dari tujuh planet
yang beredar, yaitu planet Mars mempunyai Aries dan Scorpio, Gemini dan
Virgo, planet Bulan mempunyai Cancer, planet Matahari mempunyai Leo, planet
Yupiter mempunyai Sagitarius dan Pisces, planet Uranus mempunyai Capricornus
dan Aquarius (dan Dia menjadikan padanya) juga (lampu) yakni matahari (dan bulan
yang bercahaya) menurut suatu qiraat lafal Siraajan dibaca Suruujan dengan
ungkapan jamak. Arti Muniiran adalah Nayyiraatin yakni yang bercahaya.
Sengaja di sini hanya disebutkan bulan di antara planet-planet tersebut
karena mengingat keutamaan yang dimilikinya.
|
||
Dan Dia [pula] yang
menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil
pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (62)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ
ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ خِلۡفَةً۬ لِّمَنۡ أَرَادَ أَن يَذَّڪَّرَ أَوۡ أَرَادَ
شُڪُورً۬ا (٦٢)
|
|
||
062. (Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih
berganti) yakni satu sama lainnya saling silih berganti dengan yang lainnya
(bagi orang yang ingin mengambil pelajaran) dapat dibaca Yadzdzakkara dan
Yadzkura, yang pembahasannya sebagaimana pada ayat sebelumnya. Yakni, ia
ingat akan kebaikan yang tidak dilakukan pada salah satu di antaranya,
kemudian ia melakukan pada waktu yang lainnya, sebagai ganti dari apa yang
tidak dilakukannya di waktu yang pertama tadi (atau orang yang ingin
bersyukur) atas nikmat Rabb yang telah dilimpahkan kepadanya pada dua waktu
itu.
|
||
Dan hamba-hamba Tuhan
Yang Maha Penyayang itu [ialah] orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata yang baik. (63)
|
|
وَعِبَادُ
ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنً۬ا وَإِذَا
خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَـٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَـٰمً۬ا (٦٣)
|
|
||
063. (Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu) yakni
hamba-hamba-Nya yang baik. Lafal ayat ini dan kalimat sesudahnya,
berkedudukan menjadi Mubtada, yaitu sampai dengan firman-Nya, "Ulaika
Yujzauna" dan seterusnya, tanpa ada jumlah lain yang menyisipinya (yaitu
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati) dengan tenang dan
rendah diri (dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka) mengajak mereka
berbicara mengenai hal-hal yang tidak disukainya (mereka mengucapkan
kata-kata yang mengandung keselamatan) perkataan yang menghindarkan diri
mereka dari dosa.
|
||
Dan orang yang melalui
malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka [1073]. (64)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ
لِرَبِّهِمۡ سُجَّدً۬ا وَقِيَـٰمً۬ا (٦٤)
|
|
||
[1073]
Maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajjud di malam hari semata-mata
karena Allah.
|
||
|
||
064. (Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan
bersujud kepada Rabb mereka) lafal Sujjadan merupakan bentuk jamak dari lafal
Saajidun (dan berdiri) pada malam harinya mereka mengerjakan salat.
|
||
Dan orang-orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya
azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". (65)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا ٱصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (٦٥)
|
|
||
065. (Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami!
Jauhkanlah azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan
yang kekal") yang abadi.
|
||
Sesungguhnya Jahannam
itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (66)
|
|
إِنَّهَا سَآءَتۡ
مُسۡتَقَرًّ۬ا وَمُقَامً۬ا (٦٦)
|
|
||
066. (Sesungguhnya ia adalah seburuk-buruk) sejelek-jelek
(tempat menetap dan tempat kediaman) yakni Jahanam adalah tempat menetap dan
tempat tinggal yang paling buruk.
|
||
Dan orang-orang yang
apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak
[pula] kikir, dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengah antara yang
demikian. (67)
|
|
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ
لَمۡ يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَڪَانَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ قَوَامً۬ا (٦٧)
|
|
||
067. (Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya
kepada anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir)
dapat dibaca Yaqturuu dan Yuqtiruu, artinya tidak mempersempit
perbelanjaannya (dan adalah) nafkah mereka (di antara yang demikian itu) di
antara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan) yakni
tengah-tengah.
|
||
Dan orang-orang yang
tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah [membunuhnya] kecuali dengan [alasan] yang benar, dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
[pembalasan] dosa [nya], (68)
|
|
وَٱلَّذِينَ لَا
يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى
حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ
يَلۡقَ أَثَامً۬ا (٦٨)
|
|
||
068. (Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah) membunuhnya
(kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan demikian itu) yakni salah satu di antara ketiga perbuatan tadi
(niscaya dia mendapat pembalasan dosanya) hukumannya.
|
||
[yakni] akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu,
dalam keadaan terhina, (69)
|
|
يُضَـٰعَفۡ لَهُ
ٱلۡعَذَابُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَيَخۡلُدۡ فِيهِۦ مُهَانًا (٦٩)
|
|
||
069. (Yakni akan dilipatkan) menurut qiraat yang lain ia
dibaca Yudha'afu dengan ditasydidkan huruf `Ainnya (azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu) Fi'il tadi bila dibaca Jazm yakni
Yudha'af dan Yakhlud maka kedudukannya menjadi Badal, jika keduanya dibaca
Rafa' yakni Yudha'afu dan Yakhludu berarti keduanya merupakan jumlah Isti'naf
(dalam keadaan terhina) lafal Muhaanan berkedudukan menjadi Hal atau
keterangan keadaan.
|
||
kecuali orang-orang
yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (70)
|
|
إِلَّا مَن تَابَ
وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً۬ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتٍ۬ۗ وَكَانَ
ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا (٧٠)
|
|
||
070. (Kecuali orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal
saleh) dari kalangan mereka (maka kejahatan mereka itu diganti Allah)
maksudnya dosa-dosa yang telah disebutkan tadi diganti oleh Allah (dengan
kebaikan) di akhirat kelak. (Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)
Dia tetap bersifat demikian.
|
||
Dan orang yang
bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada
Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (71)
|
|
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ
صَـٰلِحً۬ا فَإِنَّهُ ۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابً۬ا (٧١)
|
|
||
071. (Dan orang yang bertobat) dari dosa-dosanya selain dari
orang-orang yang telah disebutkan tadi (dan mengerjakan amal saleh, maka
sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya)
dia kembali kepada-Nya dengan bertobat, maka Dia akan membalasnya dengan
kebaikan.
|
||
Dan orang-orang yang
tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan
[orang-orang] yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka lalui [saja] dengan menjaga kehormatan dirinya. (72)
|
|
وَٱلَّذِينَ لَا
يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّواْ بِٱللَّغۡوِ مَرُّواْ ڪِرَامً۬ا (٧٢)
|
|
||
072. (Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu)
yakni kesaksian yang dusta dan batil (dan apabila mereka bertemu dengan
orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah)
seperti perkataan-perkataan yang buruk dan perbuatan-perbuatan yang lainnya
(mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya) mereka berpaling
daripadanya.
|
||
Dan orang-orang yang
apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah
menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. (73)
|
|
وَٱلَّذِينَ إِذَا
ذُڪِّرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ لَمۡ يَخِرُّواْ عَلَيۡهَا صُمًّ۬ا
وَعُمۡيَانً۬ا (٧٣)
|
|
||
073. (Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan) diberi
nasihat dan pelajaran (dengan ayat-ayat Rabb mereka) yakni Alquran (mereka
tidak menghadapinya) mereka tidak menanggapinya (sebagai orang-orang yang
tuli dan buta) tetapi mereka menghadapinya dengan cara mendengarkannya
sepenuh hati dan memikirkan isinya serta mengambil manfaat daripadanya.
|
||
Dan orang-orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati [kami], dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa. (74)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬
وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)
|
|
||
074. (Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami!
Anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami) ia dapat
dibaca secara jamak sehingga menjadi Dzurriyyaatinaa, dapat pula dibaca
secara Mufrad, yakni Dzurriyyatinaa (sebagai penyenang hati kami) artinya
kami melihat mereka selalu taat kepada-Mu (dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.") yakni pemimpin dalam kebaikan.
|
||
Mereka itulah orang
yang dibalasi dengan martabat yang tinggi [dalam surga] karena kesabaran
mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di
dalamnya, (75)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُجۡزَوۡنَ
ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةً۬ وَسَلَـٰمًا
(٧٥)
|
|
||
075. (Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat
yang tinggi) di surga kelak (karena kesabaran mereka) di dalam menjalankan
taat kepada Allah (dan mereka disambut) dapat dibaca Yulaqqauna dengan
memakai Tasydid, sebagaimana dapat pula dibaca Yalqauna (di dalamnya) yakni
di surga yang paling tinggi martabatnya itu (dengan penghormatan dan ucapan
selamat) dari para Malaikat.
|
||
mereka kekal di dalamnya.
Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (76)
|
|
خَـٰلِدِينَ فِيهَاۚ
حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّ۬ا وَمُقَامً۬ا (٧٦)
|
|
||
076. (Mereka kekal di dalamnya, surga itulah sebaik-baik
tempat menetap dan tempat kediaman) yakni tempat kediaman buat mereka. Lafal
Ulaaika dan sesudahnya menjadi Khabar dari lafal 'Ibaadur Rahmaan pada ayat
63 tadi.
|
||
Katakanlah [kepada
orang-orang musyrik]: "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau
ada ibadatmu. [Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya], padahal kamu
sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak [azab] pasti
[menimpamu]". (77)
|
|
قُلۡ مَا يَعۡبَؤُاْ
بِكُمۡ رَبِّى لَوۡلَا دُعَآؤُڪُمۡۖ فَقَدۡ كَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ يَڪُونُ
لِزَامَۢا (٧٧)
|
|
||
077. (Katakanlah,) hai Muhammad kepada penduduk Mekah
("Tiada) lafal Maa bermakna Nafi (mengindahkan) menghiraukan (Rabbku
akan kalian melainkan kalau ada ibadah kalian) kepada-Nya di waktu kalian
tertimpa kesengsaraan dan musibah, kemudian Dia menghilangkannya dari kalian
(padahal sesungguhnya) maksudnya mana mungkin Dia memperhatikan kalian,
(sedangkan kalian telah mendustakan) Rasul dan Alquran (karena itu kelak akan
ada) azab (yang pasti.") menimpa kalian di akhirat, selain daripada azab
yang akan menimpa kalian di dunia. Akhirnya di antara mereka banyak yang
terbunuh di dalam perang Badar; jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh
orang. Sedangkan yang menjadi Jawab dari lafal Laulaa terkandung di dalam
pengertian kalimat yang sebelumnya.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 25 - Al Furqaan (1 - 77)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar