|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Selasa, 30 April 2013
Al Qur'anul Karim
Senin, 29 April 2013
Surah 1 - Al Faatihah (1 - 7)
Surah PEMBUKAAN
|
سُوۡرَةُ الفَاتِحَة
|
|
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang [1] (1)
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (١)
|
|
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini
dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai
dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan
sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan
sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang
membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang
memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya,
sedang ar-Rahiim
(Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah
yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
|
||
001. (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang)
|
||
Segala
puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam [3] (2)
|
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ
رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢)
|
|
[2] Alhamdu (segala puji). Memuji
orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan
sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang
baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang
terhadap ni'mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah
ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji
[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki,
Mendidik dan Memelihara. Lafadz "rabb" tidak dapat dipakai selain
untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua
yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti:
alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya.
Allah pencipta semua alam-alam itu.
|
||
002. (Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini
merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah
berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala
adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau
makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka
puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. (Tuhan
semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya,
yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan
lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam
manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk
jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk
menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal
dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang
menciptakannya.
|
||
Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang, (3)
|
ٱلرَّحۡمَـٰنِ
ٱلرَّحِيمِ (٣)
|
|
003. (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang
yang menerimanya.
|
||
Yang
menguasai [4] hari
pembalasan [5] (4)
|
مَـٰلِكِ يَوۡمِ
ٱلدِّينِ (٤)
|
|
[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan
"mim", yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan (dengan
memendekkan mim),
artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu
masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang
buruk. Yaumiddin
disebut juga yaumulqiyaamah,
yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
|
||
004. (Yang menguasai hari pembalasan) di hari
kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu
tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata,
sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah
kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan." (Q.S. Al-Mukmin 16) Bagi orang yang membacanya 'maaliki'
maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat".
Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama
dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' (Yang
mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini
sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah (dikenal).
|
||
Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah [6] dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan [7] (5)
|
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسۡتَعِينُ (٥)
|
|
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan
ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai
Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang
mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan),
terambil dari kata isti'aanah:
mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak
sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
|
||
005. (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan
hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan) Artinya kami beribadah hanya
kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan
hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya.
|
||
Tunjukilah
[8] kami
jalan yang lurus (6)
|
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٲطَ
ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (٦)
|
|
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari
kata "hidayaat": memberi
petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan
sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
|
||
006. (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus)
Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat
berikutnya, yaitu:
|
||
[yaitu]
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni‘mat kepada mereka; bukan
[jalan] mereka yang dimurkai [orang-orang yang mengetahui kebenaran dan
meninggalkannya], dan bukan [pula jalan] mereka yang sesat [orang-orang yang
meninggalkan kebenaran karena ketidaktahuan dan kejahilan]. [9] (7)
|
صِرَٲطَ ٱلَّذِينَ
أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ (٧)
|
|
[9] Yang
dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang
sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
|
||
007. (Jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka), yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian
diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut: (Bukan (jalan) mereka yang
dimurkai) Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. (Dan bukan pula) dan
selain (mereka yang sesat.) Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen. Faedah
adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang
mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang
Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah
dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya,
selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah
sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada
kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar.
|
Langganan:
Postingan (Atom)