Surah SEMUT
|
|
سُوۡرَةُ النَّمل
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Thaa Siin [1091]. [Surat] ini adalah
ayat-ayat Al Qur’an, dan [ayat-ayat] Kitab yang menjelaskan, (1)
|
|
طسٓۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ
ٱلۡقُرۡءَانِ وَڪِتَابٍ۬ مُّبِينٍ (١)
|
|
||
[1091]. Lihat not no.
10. Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim
shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para
pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa
Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari
huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari
Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat
semacam Al Quran itu.
|
||
|
||
001. (Tha Sin) hanya Allah saja yang mengetahui
maksudnya (ini) yakni ayat-ayat ini (adalah ayat-ayat Alquran) sebagian
daripada Alquran (dan ayat-ayat Kitab yang menjelaskan) yang memenangkan perkara
yang hak di atas perkara yang batil. Lafal Kitabin di'athafkan kepada lafal
yang sebelumnya dengan ditambahi sifat.
|
||
untuk menjadi petunjuk
dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman, (2)
|
|
هُدً۬ى وَبُشۡرَىٰ
لِلۡمُؤۡمِنِينَ (٢)
|
|
||
002. Ia adalah (petunjuk) yang memberi petunjuk agar
tidak sesat (dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman) yang percaya
kepadanya, yaitu akan diberi surga.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya
negeri akhirat. (3)
|
|
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ
ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّڪَوٰةَ وَهُم بِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٣)
|
|
||
003. (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) yakni
menunaikannya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya (dan menunaikan) memberikan
(zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat) artinya mereka mengetahui
melalui dalil-dalil Alquran. Hum diulang karena antara Hum yang pertama
dengan Khabarnya ada pemisah.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang [dalam
kesesatan]. (4)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فَهُمۡ يَعۡمَهُونَ
(٤)
|
|
||
004. (Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka) yang buruk, yaitu dengan membarakan nafsu syahwat
mereka, lalu hal itu mereka pandang baik (maka mereka bergelimang) merasa
kebingungan di dalamnya, sebab hal itu dianggap buruk oleh kita.
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang mendapat [di dunia] azab yang buruk dan mereka di akhirat
adalah orang-orang yang paling merugi. (5)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ لَهُمۡ
سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ وَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ (٥)
|
|
||
005. (Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang
buruk) yang keras di dunia, yaitu dengan dibunuh dan ditawan (dan mereka di
akhirat adalah orang-orang yang paling merugi) karena tempat mereka adalah
neraka, mereka kekal di dalamnya.
|
||
Dan sesungguhnya kamu
benar-benar diberi Al Qur’an dari sisi [Allah] Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui. (6)
|
|
وَإِنَّكَ لَتُلَقَّى
ٱلۡقُرۡءَانَ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ عَلِيمٍ (٦)
|
|
||
006. (Dan sesungguhnya kamu) khithab atau perintah ini
ditujukan kepada Nabi saw. (benar-benar diberi Alquran) yakni diturunkan
dengan sungguh-sungguh kepadamu (dari sisi) hadirat (Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui) mengenai hal tersebut.
|
||
[Ingatlah] ketika Musa
berkata kepada keluarganya: "Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak
akan membawa kepadamu kabar daripadanya, atau aku membawa kepadamu suluh api
supaya kamu dapat berdiang". (7)
|
|
إِذۡ قَالَ مُوسَىٰ
لِأَهۡلِهِۦۤ إِنِّىٓ ءَانَسۡتُ نَارً۬ا سَـَٔاتِيكُم مِّنۡہَا بِخَبَرٍ أَوۡ
ءَاتِيكُم بِشِہَابٍ۬ قَبَسٍ۬ لَّعَلَّكُمۡ تَصۡطَلُونَ (٧)
|
|
||
007. Ingatlah (ketika Musa berkata kepada keluarganya)
yaitu istrinya sewaktu ia berjalan dari Madyan menuju ke Mesir,
("Sesungguhnya aku melihat) dari jauh (api. Aku kelak akan membawa
kepadamu kabar daripadanya) mengenai jalan yang harus kita tempuh, karena
pada saat itu Nabi Musa tersesat (atau aku membawa kepadamu) dari api itu
(suluh api). Jika dibaca Bisyihabi Qabasin, maka Idhafah di sini mengandung
makna Bayan. Dapat pula dibaca Bisyihabin Qabasin, artinya obor api yang
dinyalakan pada sumbu atau kayu (supaya kamu dapat berdiang") huruf Tha
pada lafal Tashthaluna adalah pengganti dari huruf Ta asal, karena wazannya
adalah Tafta'iluna, yaitu berasal dari Shaliya atau Shala yang artinya
berdiang pada api untuk menghilangkan rasa dingin.
|
||
Maka tatkala dia tiba
di [tempat] api itu, diserulah dia: "Bahwa telah diberkati orang-orang
yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan
Maha Suci Allah, Tuhan semesta Alam". (8)
|
|
فَلَمَّا جَآءَهَا
نُودِىَ أَنۢ بُورِكَ مَن فِى ٱلنَّارِ وَمَنۡ حَوۡلَهَا وَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ
رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٨)
|
|
||
008. (Maka tatkala ia tiba di tempat api itu, diserulah
dia, "Bahwa telah diberkati) yakni semoga Allah memberkati (orang yang
berada di dekat api itu) yaitu Nabi Musa (dan orang-orang yang berada di
sekitarnya) yang terdiri dari para Malaikat. Atau maknanya terbalik, yakni
malaikat dahulu kemudian Nabi Musa. Lafal Baraka ini bermuta'addi dengan
sendirinya sebagaimana dapat bermuta'addi dengan huruf. Kemudian setelah
lafal Fi diperkirakan adanya lafal Makani, maksudnya Fi Makanin Nari, yaitu
orang-orang yang ada di sekitar api. (Dan Maha Suci Allah, Rabb semesta alam)
dari semua apa yang diserukan-Nya, maksudnya Maha Suci Allah dari keburukan.
|
||
[Allah berfirman]:
"Hai Musa, sesungguhnya Akulah Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana, (9)
|
|
يَـٰمُوسَىٰٓ
إِنَّهُ ۥۤ أَنَا ٱللَّهُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (٩)
|
|
||
009. (Hai Musa! Sesungguhnya) keadaan yang sebenarnya
(Akulah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
|
||
dan lemparkanlah
tongkatmu". Maka tatkala [tongkat itu menjadi ular dan] Musa melihatnya
bergerak-gerak seperti dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke
belakang tanpa menoleh. "Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya
orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku, (10)
|
|
وَأَلۡقِ عَصَاكَۚ
فَلَمَّا رَءَاهَا تَہۡتَزُّ كَأَنَّہَا جَآنٌّ۬ وَلَّىٰ مُدۡبِرً۬ا وَلَمۡ
يُعَقِّبۡۚ يَـٰمُوسَىٰ لَا تَخَفۡ إِنِّى لَا يَخَافُ لَدَىَّ ٱلۡمُرۡسَلُونَ
(١٠)
|
|
||
010. (Dan lemparkanlah tongkatmu") Musa
melemparkannya. (Tatkala Musa melihat tongkatnya bergerak-gerak) bergerak ke
sana dan ke mari (seperti seekor ular yang gesit) ular yang sangat besar tapi
gesit gerakannya (larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh) karena
takut. Allah swt. berfirman, ("Hai Musa! Janganlah kamu takut) oleh ular
itu. (Sesungguhnya tidak takut di hadapan-Ku) yakni di sisi-Ku (orang-orang
yang dijadikan Rasul) mereka tidak takut oleh ular dan selainnya.
|
||
tetapi orang yang
berlaku zalim, kemudian ditukarnya kezalimannya dengan kebaikan [Allah akan
mengampuninya]; maka sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(11)
|
|
إِلَّا مَن ظَلَمَ
ثُمَّ بَدَّلَ حُسۡنَۢا بَعۡدَ سُوٓءٍ۬ فَإِنِّى غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١١)
|
|
||
011. (Tetapi) (orang-orang yang berlaku zalim) berbuat
aniaya terhadap dirinya sendiri (kemudian menggantinya dengan kebaikan) yang
ia lakukan (sesudah keburukannya itu) bertobat daripadanya (maka sesungguhnya
Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) menerima tobatnya dan mengampuninya
|
||
Dan masukkanlah
tanganmu ke leher bajumu [1092], niscaya ia akan keluar putih [bersinar] bukan karena penyakit.
[Kedua mu’jizat ini] termasuk sembilan buah mu’jizat [yang akan dikemukakan]
kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik".
(12)
|
|
وَأَدۡخِلۡ يَدَكَ فِى
جَيۡبِكَ تَخۡرُجۡ بَيۡضَآءَ مِنۡ غَيۡرِ سُوٓءٍ۬ۖ فِى تِسۡعِ ءَايَـٰتٍ
إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَقَوۡمِهِۦۤۚ إِنَّہُمۡ كَانُواْ قَوۡمً۬ا فَـٰسِقِينَ (١٢)
|
|
||
[1092]. Maksudnya:
Meletakkan tangan ke dada melalui leher baju.
|
||
|
||
012. (Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu) yakni
kerah bajumu (niscaya ia akan keluar) berbeda keadaannya dengan warna kulit
tangan biasa (putih bukan karena penyakit) supak, dan memancarkan cahaya yang
menyilaukan mata, hal itu sebagai mukjizat (termasuk sembilan buah mukjizat)
yang kamu diutus untuk membawanya (yang akan dikemukakan kepada Firaun dan
kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik") .
|
||
Maka tatkala
mu’jizat-mu’jizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah
mereka: "Ini adalah sihir yang nyata". (13)
|
|
فَلَمَّا جَآءَتۡہُمۡ ءَايَـٰتُنَا
مُبۡصِرَةً۬ قَالُواْ هَـٰذَا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬ (١٣)
|
|
||
013. (Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas
itu sampai kepada mereka) tampak dengan cemerlang lagi jelas (berkatalah
mereka, "Ini adalah sihir yang nyata") yakni jelas ilmu sihirnya.
|
||
Dan mereka
mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan [mereka] padahal hati mereka
meyakini [kebenaran] nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang
yang berbuat kebinasaan. (14)
|
|
وَجَحَدُواْ بِہَا
وَٱسۡتَيۡقَنَتۡهَآ أَنفُسُہُمۡ ظُلۡمً۬ا وَعُلُوًّ۬اۚ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ
عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ (١٤)
|
|
||
014. (Dan mereka mengingkarinya) maksudnya mereka tidak
mengakuinya sebagai mukjizat (padahal) sesungguhnya (hati mereka meyakininya)
bahwa hal itu semuanya datang dari sisi Allah dan bukan ilmu sihir (tetapi
kelaliman dan kesombonganlah) yang mencegah mereka dari beriman kepada apa
yang dibawa oleh Nabi Musa itu, karenanya mereka ingkar. (Maka perhatikanlah)
hai Muhammad (betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan itu)
sebagaimana yang kamu ketahui, yaitu mereka dibinasakan.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan:
"Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hamba-Nya yang beriman". (15)
|
|
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا
دَاوُ ۥدَ وَسُلَيۡمَـٰنَ عِلۡمً۬اۖ وَقَالَا ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى
فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ۬ مِّنۡ عِبَادِهِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٥)
|
|
||
015. (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada
Daud dan Sulaiman) yakni anak Daud (ilmu) tentang peradilan di antara manusia
dan bahasa burung serta lain-lainnya (dan keduanya mengucapkan) sebagai tanda
syukur mereka kepada Allah, ("Segala puji bagi Allah yang telah
melebihkan kami) dengan kenabian dan ditundukkannya jin, manusia dan setan-setan
(dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman").
|
||
Dan Sulaiman telah
mewarisi Daud [1093], dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
[semua] ini benar-benar suatu karunia yang nyata". (16)
|
|
وَوَرِثَ سُلَيۡمَـٰنُ
دَاوُ ۥدَۖ وَقَالَ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنطِقَ ٱلطَّيۡرِ
وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىۡءٍۖ إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡمُبِينُ (١٦)
|
|
||
[1093]. Maksudnya
Nabi Sulaiman menggantikan kenabian dan kerajaan nabi Daud a.s. serta
mewarisi ilmu pengetahuannya dan kitab Zabur yang diturunkan kepadanya.
|
||
|
||
016. (Dan Sulaiman telah mewarisi Daud) yakni kenabian
dan ilmunya tidak kepada putra-putra Nabi Daud yang lainnya (dan dia berkata,
"Hai manusia! Kami telah diberi pengertian tentang ucapan burung) yakni
ia memahami suara-suaranya dan apa yang dimaksudnya (dan kami diberi segala
sesuatu) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi dan para raja.
(Sesungguhnya ini) semua yang diberikan ini (benar-benar satu karunia yang
nyata") .
|
||
Dan dihimpunkan untuk
Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur
dengan tertib [dalam barisan]. (17)
|
|
وَحُشِرَ
لِسُلَيۡمَـٰنَ جُنُودُهُ ۥ مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ وَٱلطَّيۡرِ فَهُمۡ
يُوزَعُونَ (١٧)
|
|
||
017. (Dan dihimpunkan) dapat dikumpulkan (untuk
Sulaiman bala tentaranya dari golongan jin, manusia dan burung-burung) di
dalam perjalanan yang dilakukannya (lalu mereka diatur dengan tertib) yakni
dikumpulkan, kemudian digerakkan dengan teratur dan tertib.
|
||
Hingga apabila mereka
sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke
dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari"; (18)
|
|
حَتَّىٰٓ إِذَآ
أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٌ۬ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ
ٱدۡخُلُواْ مَسَـٰكِنَڪُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَـٰنُ وَجُنُودُهُ ۥ
وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (١٨)
|
|
||
018. (Sehingga apabila mereka sampai di lembah semut)
yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam; yang dimaksud adalah semut-semut
kecil dan semut-semut besar (berkatalah seekor semut) yaitu raja semut,
sewaktu melihat bala tentara Nabi Sulaiman, ("Hai semut-semut! Masuklah
ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak) yakni tidak
terinjak-injak (oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari") semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara, mereka
melakukan pembicaraan sesama mereka.
|
||
maka dia tersenyum
dengan tertawa karena [mendengar] perkataan semut itu. Dan dia berdo’a:
"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat-Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (19)
|
|
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكً۬ا
مِّن قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ
أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَدۡخِلۡنِى
بِرَحۡمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٩)
|
|
||
019. (Maka tersenyum) Nabi Sulaiman pada permulaannya
(tertawa) pada akhirnya (karena mendengar perkataan semut itu) dia telah
mendengarnya walaupun jaraknya masih jauh yakni tiga mil, kemudian suara itu
dibawa oleh angin. Nabi Sulaiman menahan bala tentaranya sewaktu mereka
hampir sampai ke lembah semut, sambil menunggu supaya semut-semut itu memasuki
sarang-sarangnya terlebih dahulu. Bala tentara Nabi Sulaiman dalam perjalanan
ini ada yang menaiki kendaraan dan ada pula yang berjalan kaki (dan dia
berdoa, "Ya Rabbku! Berilah aku) berilah aku ilham (untuk tetap
mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan) nikmat-nikmat itu
(kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang Saleh") yakni para Nabi dan para Wali.
|
||
Dan dia memeriksa
burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud [1094], apakah dia termasuk
yang tidak hadir. (20)
|
|
وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيۡرَ
فَقَالَ مَا لِىَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ ڪَانَ مِنَ ٱلۡغَآٮِٕبِينَ (٢٠)
|
|
||
[1094]. Hud-hud:
sejenis burung pelatuk.
|
||
|
||
020. (Dan dia memeriksa burung-burung) untuk mencari
burung Hud-hud yang ditugaskan untuk meneliti adanya sumber air di bawah
tanah, melalui paruhnya yang ia patuk-patukkan ke tanah yang dimaksud pada
saat itu Nabi Sulaiman membutuhkan air untuk salat, ternyata dia tidak melihat
burung Hud-hud itu (lalu ia berkata, "Mengapa aku tidak melihat
Hud-hud?) apakah gerangan yang menyebabkan hingga aku tidak melihatnya?, coba
jelaskan kepadaku ke mana dia? (apakah dia termasuk yang tidak hadir?")
Nabi Sulaiman tidak melihatnya karena tidak ada di tempat, setelah terbukti
Hud-hud tidak ada.
|
||
Sungguh aku
benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar
menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan
yang terang". (21)
|
|
لَأُعَذِّبَنَّهُ ۥ
عَذَابً۬ا شَدِيدًا أَوۡ لَأَاْذۡبَحَنَّهُ ۥۤ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّى
بِسُلۡطَـٰنٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٢١)
|
|
||
021. Nabi Sulaiman berkata, ("Sungguh aku
benar-benar akan mengazabnya dengan azab) yakni hukuman (yang keras) yaitu
akan dicabuti bulu-bulu sayap dan ekornya, kemudian akan dicampakkan di
tempat yang amat panas, sehingga ia tidak dapat menghindarkan diri dari
bahaya binatang melata dan serangga yang akan memakannya (atau aku
benar-benar menyembelihnya) yaitu memotong lehernya (atau benar-benar dia datang
kepadaku) dapat dibaca Laya'tiyanniy dan Laya'tiynaniy (dengan alasan yang
terang") yang menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
|
||
Maka tidak lama
kemudian [datanglah hud-hud], lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui
sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba [1095], suatu berita penting
yang diyakini, (22)
|
|
فَمَكَثَ غَيۡرَ
بَعِيدٍ۬ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ وَجِئۡتُكَ مِن سَبَإِۭ
بِنَبَإٍ۬ يَقِينٍ (٢٢)
|
|
||
[1095]. Saba nama
kerajaan di zaman dahulu, ibu kotanya Ma'rib yang letaknya dekat kota San'a
ibu kota Yaman sekarang.
|
||
|
||
022. (Maka diamlah Nabi Sulaiman) dapat dibaca Famakutsa
dan Famakatsa (dalam waktu yang tidak lama) tidak lama setelah itu datanglah
burung Hud-hud ke hadapan Nabi Sulaiman seraya merendahkan diri, yakni dengan
mengangkat kepalanya dan merendahkan kedua sayap dan ekornya. Akhirnya Nabi
Sulaiman memaafkannya, lalu Nabi Sulaiman menanyakan kepadanya tentang apa
yang ia jumpai selama ketidakhadirannya itu (Hud-hud berkata, "Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya) yakni aku telah menyaksikan
apa yang belum pernah kamu saksikan (dan kubawakan kepadamu dari negeri Saba)
dapat dibaca Saba-in dan Saba-a nama suatu kabilah yang diam di negeri Yaman.
Mereka dinamakan dengan nama kakek moyangnya. Berdasarkan ketentuan ini lafal
Saba menerima Tanwin (suatu berita) yakni kabar (yang diyakini) .
|
||
Sesungguhnya aku
menjumpai seorang wanita [1096] yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu
serta mempunyai singgasana yang besar. (23)
|
|
إِنِّى وَجَدتُّ
ٱمۡرَأَةً۬ تَمۡلِڪُهُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٌ۬
(٢٣)
|
|
||
[1096]. Yaitu ratu
Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.
|
||
|
||
023. (Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang
memerintah mereka) dia adalah ratu mereka bernama Balqis (dan dia dianugerahi
segala sesuatu) yang diperlukan oleh seorang raja, seperti perlengkapan
senjata dan peralatan lainnya (serta mempunyai singgasana) tempat duduk raja
(yang besar) panjangnya kira-kira delapan puluh hasta dan lebarnya empat
puluh hasta, sedangkan tingginya tiga puluh hasta, semuanya terbuat dari emas
dan perak, kemudian bertahtakan mutiara, batu permata yaqut merah, batu zabarjad
yang hijau dan tiang-tiangnya terbuat dari yaqut merah, zabarjad yang hijau
dan zamrud. Kemudian singgasana itu memiliki tujuh pintu masuk yang selalu
dijaga dengan ketat sekali.
|
||
Aku mendapati dia dan
kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan
[Allah], sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (24)
|
|
وَجَدتُّهَا
وَقَوۡمَهَا يَسۡجُدُونَ لِلشَّمۡسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ
أَعۡمَـٰلَهُمۡ فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمۡ لَا يَهۡتَدُونَ (٢٤)
|
|
||
024. (Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan) yang benar
(sehingga mereka tidak dapat petunjuk) .
|
||
agar mereka tidak
menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi [1097] dan Yang mengetahui
apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. (25)
|
|
أَلَّا يَسۡجُدُواْ
لِلَّهِ ٱلَّذِى يُخۡرِجُ ٱلۡخَبۡءَ فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَيَعۡلَمُ
مَا تُخۡفُونَ وَمَا تُعۡلِنُونَ (٢٥)
|
|
||
[1097]. Umpamanya:
Menurunkan hujan dari langit,menumbuhkan tanam-tanaman, mengeluarkan logam
dari bumi dan sebagainya.
|
||
|
||
025. (Agar mereka tidak menyembah Allah), ditambahkan
An pada la yasjudu kemudian An di-idgamkan kepada la sehingga menjadi Alla
Yasjudu perihalnya sama dengan lafal yang terdapat di dalam firman-Nya,
'Lialla Ya'lama Ahlul Kitabi.' Bentuk asalnya La Ya'lama lalu ditambah An dan
sebelum itu lam Ta'lil. Kedudukan Alla Yasjudu menjadi Maf'ul secara Mahal
dari lafal Yahtaduna, yaitu dengan menggugurkan huruf Ila (Yang mengeluarkan
apa yang terpendam) lafal Al Khab-a adalah Mashdar, yang maknanya apa-apa
yang terpendam di dalam hujan dan tumbuh-tumbuhan (di langit dan di bumi dan
Yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan) di dalam kalbu kalian (dan apa
yang kalian nyatakan) melalui perkataan kalian.
|
||
Allah, tiada Tuhan
[yang berhak disembah] kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ’Arsy yang
besar". (26)
|
|
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ
إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ ۩ (٢٦) ۞
|
|
||
026. (Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan
hanya Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar") ayat ini merupakan
jumIah Isti'naf, dimaksud sebagai pujian yang menyangkut pula di dalamnya
sebutan Arasy Tuhan Yang Maha Penyayang sebagai imbangan dari arasy ratu
Balqis, sekalipun perbedaan antara keduanya jauh sekali.
|
||
Berkata Sulaiman:
"Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang
berdusta. (27)
|
|
قَالَ سَنَنظُرُ
أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَـٰذِبِينَ (٢٧)
|
|
||
027. (Berkatalah) Nabi Sulaiman kepada burung Hud-hud
("Akan kami lihat, apakah kamu benar) di dalam berita yang kamu
sampaikan kepada kami ini (ataukah kamu termasuk yang berdusta") yakni
kamu termasuk satu di antara mereka. Ungkapan ini jauh lebih sopan daripada
seandainya dikatakan, "Ataukah kamu berdusta dalam hal ini".
Kemudian burung Hud-hud menunjukkan sumber air itu kepada mereka lalu
dikeluarkan airnya; mereka meminumnya sehingga menjadi segar kembali, mereka
berwudu, lalu melakukan salat. Sesudah itu Nabi Sulaiman menulis surah kepada
ratu Balqis yang bunyinya seperti berikut, "Dari hamba Allah, Sulaiman
ibnu Daud kepada ratu Balqis, ratu negeri Saba. Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk.
Amma Ba'du, Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Setelah itu Nabi
Sulaiman menuliskannya dengan minyak kesturi lalu dicapnya dengan cincinnya.
Maka berkatalah ia kepada burung Hud-hud,
|
||
Pergilah dengan
[membawa] suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah
dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan" (28)
|
|
ٱذۡهَب بِّكِتَـٰبِى
هَـٰذَا فَأَلۡقِهۡ إِلَيۡہِمۡ ثُمَّ تَوَلَّ عَنۡہُمۡ فَٱنظُرۡ مَاذَا
يَرۡجِعُونَ (٢٨)
|
|
||
028. ("Pergilah membawa surahku ini, lalu jatuhkan
kepada mereka) kepada ratu Balqis dan kaumnya (kemudian berpalinglah)
pergilah (dari mereka) dengan tidak terlalu jauh dari mereka (lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.") yakni, jawaban atau reaksi
apakah yang bakal mereka lakukan. Kemudian burung Hud-hud membawa surah itu
lalu mendatangi ratu Balqis yang pada waktu itu berada di tengah-tengah bala
tentaranya. Kemudian burung Hud-hud menjatuhkan surah Nabi Sulaiman itu ke
pangkuannya. Ketika ratu Balqis membaca surah tersebut, tubuhnya gemetar dan
lemas karena takut, kemudian ia memikirkan isi surah tersebut.
|
||
Berkata ia [Balqis]:
"Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah
surat yang mulia. (29)
|
|
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩)
|
|
||
029. Selanjutnya (Ia berkata) yakni ratu Balqis kepada
pemuka pemuka kaumnya, ("Hai pembesar-pembesar! Sesungguhnya aku) dapat
dibaca Al Mala-u Inni dan Al Mala-u winni, yakni bacaan secara Tahqiq dan
Tas-hil (telah dijatuhkan kepadaku sebuah surah yang mulia) yakni surah yang
berstempel.
|
||
Sesungguhnya surat
itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30)
|
|
إِنَّهُ ۥ مِن
سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠)
|
|
||
030. (Sesungguhnya surah itu dari Sulaiman dan
sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, ('Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) .
|
||
Bahwa janganlah kamu
sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai
orang-orang berserah diri’". (31)
|
|
أَلَّا تَعۡلُواْ
عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ (٣١)
|
|
||
031. (Janganlah kamu sekalian berlaku sombong
terhadapku dan datanglah kepadaku, sebagai orang-orang yang berserah
diri')" .
|
||
Berkata dia [Balqis]:
"Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku [ini] aku
tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majlis
[ku]". (32)
|
|
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِى فِىٓ أَمۡرِى مَا ڪُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا حَتَّىٰ
تَشۡہَدُونِ (٣٢)
|
|
||
032. (Berkata dia, "Hai para pembesar! Berilah aku
pertimbangan) dapat dibaca Al Mala-u Aftuni dan Al Mala-uwaftuni, maksudnya,
kemukakanlah saran kamu sekalian kepadaku (dalam urusanku ini, aku tidak
pernah memutuskan suatu persoalan) karena aku belum pernah memutuskannya
(sebelum kalian berada dalam majelisku") sebelum kalian semua hadir di
majelisku ini.
|
||
Mereka menjawab:
"Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan [juga] memiliki
keberanian yang sangat [dalam peperangan], dan keputusan berada di tanganmu;
maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan". (33)
|
|
قَالُواْ نَحۡنُ
أُوْلُواْ قُوَّةٍ۬ وَأُوْلُواْ بَأۡسٍ۬ شَدِيدٍ۬ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ
فَٱنظُرِى مَاذَا تَأۡمُرِينَ (٣٣)
|
|
||
033. (Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang
yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam
peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang
akan kamu perintahkan") kami akan menaati perintahmu.
|
||
Dia berkata:
"Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (34)
|
|
قَالَتۡ إِنَّ
ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ
أَهۡلِهَآ أَذِلَّةً۬ۖ وَكَذَٲلِكَ يَفۡعَلُونَ (٣٤)
|
|
||
034. (Dia berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila
memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) melakukan pengrusakan
di dalamnya (dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian
pula yang akan mereka perbuat) yang akan dilakukan oleh para pengirim surah
ini.
|
||
Dan sesungguhnya aku
akan mengirim utusan kepada mereka dengan [membawa] hadiah, dan [aku akan]
menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu."
(35)
|
|
وَإِنِّى مُرۡسِلَةٌ
إِلَيۡہِم بِهَدِيَّةٍ۬ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ (٣٥)
|
|
||
035. (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada
mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa
kembali oleh utusan-utusan itu") apakah mereka akan menerima hadiahku
ini atau menolaknya. Jika ia seorang raja niscaya ia akan menerimanya, jika
ia seorang Nabi niscaya ia akan menolaknya. Kemudian ratu Balqis mengirimkan
para pelayan lelaki dan perempuan yang jumlahnya dua ribu orang; separuh
laki-laki dan separuh lagi perempuan. Para utusan itu membawa lima ratus
balok emas, sebuah mahkota yang bertatahkan permata, minyak kesturi, minyak
anbar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surah jawaban. Burung Hud-hud
segera terbang menuju ke Nabi Sulaiman untuk memberitakan kepadanya semua apa
yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah Nabi Sulaiman mendapat berita dari
burung Hud-hud, maka segera ia memerintahkan pasukannya untuk membuat batu
bata dari emas dan perak, hendaknya dari tempat ia berkemah sampai dengan
sembilan farsakh dihampari permadani, kemudian di sekelilingnya dibangun
tembok yang terbuat dari batu bata emas dan perak, kemudian ia memerintahkan
kepada anak-anak jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang
paling indah untuk ditaruh di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana
yang dibangunnya itu.
|
||
Maka tatkala utusan
itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah [patut] kamu
menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik
daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan
hadiahmu. (36)
|
|
فَلَمَّا جَآءَ
سُلَيۡمَـٰنَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ۬ فَمَآ ءَاتَٮٰنِۦَ ٱللَّهُ خَيۡرٌ۬
مِّمَّآ ءَاتَٮٰكُم بَلۡ أَنتُم
بِہَدِيَّتِكُمۡ تَفۡرَحُونَ (٣٦)
|
|
||
036. (Maka tatkala utusan itu sampai) utusan ratu
Balqis yang membawa hadiah berikut dengan pengiring-pengiringnya (kepada
Sulaiman. Sulaiman berkata, "Apakah patut kalian menolong aku dengan
harta?, apa yang diberikan Allah kepadaku) berupa kenabian dan kerajaan
(lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian) yakni keduniaan
yang diberikan kepada kalian (tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah
kalian itu) karena kalian merasa bangga dengan harta keduniaan yang kalian
miliki.
|
||
Kembalilah kepada
mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka
tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu
[Saba] dengan terhina dan mereka menjadi [tawanan-tawanan] yang hina
dina". (37)
|
|
ٱرۡجِعۡ إِلَيۡہِمۡ
فَلَنَأۡتِيَنَّهُم بِجُنُودٍ۬ لَّا قِبَلَ لَهُم بِہَا وَلَنُخۡرِجَنَّہُم
مِّنۡہَآ أَذِلَّةً۬ وَهُمۡ صَـٰغِرُونَ (٣٧)
|
|
||
037. (Kembalilah kepada mereka) dengan hadiah yang kamu
bawa itu (sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka
tidak mempunyai kekuatan) tidak berdaya lagi (untuk melawannya, dan pasti
kami akan mengusir mereka dari negeri itu) dari negeri tempat tinggal mereka,
yaitu negeri Saba'. Negeri ini dinamai dengan nama kakek moyang mereka
(dengan terhina dan mereka menjadi tawanan") jika mereka tidak mau
datang kepadaku dengan berserah diri. Ketika utusan itu kembali kepada ratu
Balqis berikut dengan hadiah yang mereka bawa sebelumnya, ratu Balqis
menempatkan singgasananya di dalam keratonnya yang berpintu tujuh, sedangkan
keraton ratu Balqis berada di dalam tujuh keraton yang besar-besar. Kemudian
semua pintu-pintunya dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala
tentaranya untuk menjaga keraton dan singgasananya. Setelah itu ia
bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menghadap Nabi Sulaiman, untuk
melihat apa yang bakal diperintahkan oleh Nabi Sulaiman kepada dirinya.
Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua belas ribu pasukannya; menurut
pendapat yang lain disebutkan bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada saat
itu sangat banyak, sehingga dari jarak satu farsakh dapat terdengar suara
gemuruhnya.
|
||
Berkata Sulaiman:
"Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri". (38)
|
|
قَالَ يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمَلَؤُاْ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِى بِعَرۡشِہَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِى
مُسۡلِمِينَ (٣٨)
|
|
||
038. (Berkata Sulaiman, "Hai pembesar-pembesar!
Siapakah di antara kamu sekalian) lafal ayat ini dapat dibaca secara Tahqiq
dan dapat pula ia dibaca secara Tas-hil sebagaimana keterangan sebelumnya
(yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri?") yakni taat dan tunduk
kepadaku. Maka aku harus mengambil singgasananya itu sebelum mereka datang,
bukan sesudahnya.
|
||
Berkata `Ifrit [yang
cerdik] dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya". (39)
|
|
قَالَ عِفۡرِيتٌ۬ مِّنَ
ٱلۡجِنِّ أَنَا۟ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّى
عَلَيۡهِ لَقَوِىٌّ أَمِينٌ۬ (٣٩)
|
|
||
039. (Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang
paling kuat lagi keras ("Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari majelis tempat
ia melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai
tengah hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi
dapat dipercaya.") atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang
ada pada singgasananya itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, "Aku
menginginkan yang lebih cepat dari itu".
|
||
Berkatalah seorang
yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: [1098] "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba
aku apakah aku bersyukur atau mengingkari [akan ni’mat-Nya]. Dan barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk [kebaikan] dirinya sendiri
dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia". (40)
|
|
قَالَ ٱلَّذِى
عِندَهُ ۥ عِلۡمٌ۬ مِّنَ ٱلۡكِتَـٰبِ أَنَا۟ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن
يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُ ۥ
قَالَ هَـٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّى لِيَبۡلُوَنِىٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ
وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى
غَنِىٌّ۬ كَرِيمٌ۬ (٤٠)
|
|
||
[1098]. Al Kitab di
sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah
Taurat dan Zabur.
|
||
|
||
040. (Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab) yang
diturunkan (berkata,) ia bernama Ashif ibnu Barkhiya; dia terkenal sangat
jujur dan mengetahui tentang asma Allah Yang Teragung, yaitu suatu asma
apabila dipanjatkan doa niscaya doa itu dikabulkan ("Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip") jika kamu tujukan
pandanganmu itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepadanya, "Coba
lihat langit itu", maka Nabi Sulaiman pun menujukan pandangannya ke
langit, setelah itu ia mengembalikan pandangannya ke arah semula sebagaimana
biasanya, tiba-tiba ia menjumpai singgasana ratu Balqis itu telah ada di
hadapannya. Ketika Nabi Sulaiman mengarahkan pandangannya ke langit, pada
saat itulah Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A'zham, seraya meminta
kepada Allah supaya Dia mendatangkan singgasana tersebut, maka dikabulkan
permintaan Ashif itu oleh Allah. Sehingga dengan seketika singgasana itu
telah berada di hadapannya. Ibaratnya Allah meletakkan singgasana itu di
bawah bumi, lalu dimunculkan-Nya di bawah singgasana Nabi Sulaiman. (Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak) telah berada (di
hadapannya, ia pun berkata, "Ini) yakni didatangkannya singgasana itu
untukku (termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku) untuk menguji diriku
(apakah aku bersyukur) mensyukuri nikmat, lafal ayat ini dapat dibaca Tahqiq
dan Tas-hil (atau mengingkari) nikmat-Nya. (Dan barang siapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya) artinya pahalanya itu
untuk dirinya sendiri (dan barang siapa yang ingkar) akan nikmat-Nya (maka
sesungguhnya Rabbku Maha Kaya) tidak membutuhkan kesyukurannya (lagi Maha
Mulia") yakni tetap memberikan kemurahan kepada orang-orang yang
mengingkari nikmat-Nya.
|
||
Dia berkata:
"Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal [nya]".
(41)
|
|
قَالَ نَكِّرُواْ لَهَا
عَرۡشَہَا نَنظُرۡ أَتَہۡتَدِىٓ أَمۡ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا يَہۡتَدُونَ
(٤١)
|
|
||
041. (Dia berkata, "Ubahlah baginya singgasananya)
yaitu bentuknya sehingga bila kelak ia melihatnya tidak yakin bahwa
singgasana itu miliknya sendiri, (maka kita akan melihat apakah dia mengenal)
yakni dapat mengetahuinya (ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak
mengenalnya") tidak mengetahuinya karena telah mengalami perubahan. Nabi
Sulaiman sengaja melakukan hal ini untuk menguji kecerdasan akalnya, karena
menurut kata orang-orang dia berakal cerdas. Maka mereka segera mengubah
singgasana itu dengan cara menambahi dan mengurangi serta memoles
bagian-bagiannya.
|
||
Dan ketika Balqis
datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia
menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya [1099] dan kami adalah orang-orang yang berserah diri". (42)
|
|
فَلَمَّا جَآءَتۡ
قِيلَ أَهَـٰكَذَا عَرۡشُكِۖ قَالَتۡ كَأَنَّهُ ۥ هُوَۚ وَأُوتِينَا
ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهَا وَكُنَّا مُسۡلِمِينَ (٤٢)
|
|
||
[1099]. Maksudnya
pengetahuan tentang kenabian Sulaiman a.s. Balqis telah mengetahui kenabian
Sulaiman itu, sebelum dipindahkan singgasananya dari negeri Saba' ke Palestina dalam sekejap mata.
|
||
|
||
042. (Dan ketika Balqis datang, ditanyakan) kepadanya,
("Serupa inikah singgasanamu?") apakah singgasanamu mirip seperti
ini. (Dia menjawab, "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku")
ternyata dia masih mengetahuinya dan di dalam jawabannya ini Balqis
mengungkapkannya dengan memakai kata seakan-akan, sebagaimana apa yang telah
mereka perbuat terhadap dirinya. Karena jika ditanyakan, "Inikah
singgasanamu?", maka niscaya dia akan menjawab. "Ya". Maka
Nabi Sulaiman berkata setelah mengetahui bahwa Balqis mempunyai makrifat dan
ilmu ("Dan kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah
orang-orang yang berserah diri") kepada Allah swt.
|
||
Dan apa yang
disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya [untuk melahirkan
keislamannya], karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang
kafir. (43)
|
|
وَصَدَّهَا مَا كَانَت
تَّعۡبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ إِنَّہَا كَانَتۡ مِن قَوۡمٍ۬ كَـٰفِرِينَ (٤٣)
|
|
||
043. (Dan telah mencegahnya) dari menyembah Allah (apa
yang selama ini ia sembah selain Allah) (karena sesungguhnya dia dahulunya
termasuk orang-orang yang kafir) .
|
||
Dikatakan kepadanya:
"Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana
itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari
kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah
berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah, Tuhan semesta alam". (44)
|
|
قِيلَ لَهَا ٱدۡخُلِى
ٱلصَّرۡحَۖ فَلَمَّا رَأَتۡهُ حَسِبَتۡهُ لُجَّةً۬ وَكَشَفَتۡ عَن سَاقَيۡهَاۚ
قَالَ إِنَّهُ ۥ صَرۡحٌ۬ مُّمَرَّدٌ۬ مِّن قَوَارِيرَۗ قَالَتۡ رَبِّ
إِنِّى ظَلَمۡتُ نَفۡسِى وَأَسۡلَمۡتُ مَعَ سُلَيۡمَـٰنَ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٤٤)
|
|
||
044. (Dan dikatakan pula kepadanya, "Masuklah ke
dalam istana!") yang lantainya terbuat dari kaca yang bening sekali,
kemudian di bawahnya ada air tawar yang mengalir yang ada ikannya. Nabi
Sulaiman sengaja melakukan demikian sewaktu ia mendengar berita bahwa kedua
betis ratu Balqis dan kedua telapak kakinya seperti keledai. (Maka tatkala
dia melihat lantai istana itu dikiranya kolam air) yakni kolam yang penuh
dengan air (dan disingkapkannya kedua betisnya) untuk menyeberangi yang ia
duga sebagai kolam, sedangkan Nabi Sulaiman pada saat itu duduk di atas
singgasananya di ujung lantai kaca itu, maka ternyata ia melihat kedua betis
dan kedua telapak kakinya indah. (Sulaiman berkata) kepada Balqis,
("Sesungguhnya ia adalah istana licin) dan halus (yang terbuat dari
kaca") kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya untuk masuk Islam. (Balqis
berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku sendiri) dengan menyembah selain Engkau (dan aku berserah diri) mulai
saat ini (bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam.") kemudian
Nabi Sulaiman berkehendak untuk mengawininya tetapi ia tidak menyukai rambut
yang ada pada kedua betisnya. Maka setan-setan membuat cahaya untuk Nabi
Sulaiman, dengan cahaya itu lenyaplah bulu-bulu betisnya. Nabi Sulaiman
menikahinya serta mencintainya, kemudian Nabi Sulaiman mengakui kerajaannya.
Tersebutlah, bahwa Nabi Sulaiman menggilirnya sekali setiap bulan, kemudian
ia tinggal bersamanya selama tiga hari untuk setiap giliran. Disebutkan di
dalam suatu riwayat, bahwa Nabi Sulaiman telah diangkat menjadi raja sejak ia
berumur tiga belas tahun. Pada saat ia meninggal dunia umurnya mencapai lima
puluh tiga tahun; Maha Suci Allah yang tiada habis bagi kerajaan-Nya.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus kepada [kaum] Tsamud saudara mereka Saleh [yang berseru]:
"Sembahlah Allah". Tetapi tiba-tiba mereka [jadi] dua golongan yang
bermusuhan. (45)
|
|
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ
إِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَـٰلِحًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ فَإِذَا هُمۡ
فَرِيقَانِ يَخۡتَصِمُونَ (٤٥)
|
|
||
045. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kaum
Tsamud saudara mereka) yang satu kabilah (Saleh, yang berseru,
"Sembahlah Allah!") tauhidkanlah Dia. (Tetapi tiba-tiba mereka jadi
dua golongan yang bermusuhan) dalam masalah agama; segolongan terdiri dari
orang-orang yang beriman kepadanya sejak ia diutus kepada mereka dan golongan
yang lain adalah orang-orang kafir.
|
||
Dia berkata: "Hai
kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum [kamu minta]
kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat
rahmat". (46)
|
|
قَالَ يَـٰقَوۡمِ لِمَ
تَسۡتَعۡجِلُونَ بِٱلسَّيِّئَةِ قَبۡلَ ٱلۡحَسَنَةِۖ لَوۡلَا تَسۡتَغۡفِرُونَ
ٱللَّهَ لَعَلَّڪُمۡ تُرۡحَمُونَ (٤٦)
|
|
||
046. (Dia berkata) kepada orang-orang yang
mendustakannya. ("Hai kaumku! Mengapa kalian minta disegerakan keburukan
sebelum kamu minta kebaikan?) yakni meminta disegerakan turunnya azab sebelum
rahmat, karena kalian telah mengatakan, 'Jika apa yang kamu datangkan kepada
kami itu adalah benar, maka turunkanlah azab kepada kami', (Mengapa tidak)
(kalian meminta ampun kepada Allah) dari kemusyrikan (agar kalian mendapat
rahmat") karenanya kalian tidak akan diazab.
|
||
Mereka menjawab:
"Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang
besertamu". Shaleh berkata: "Nasibmu ada pada sisi Allah, [bukan
kami yang menjadi sebab], tetapi kamu kaum yang diuji". (47)
|
|
قَالُواْ ٱطَّيَّرۡنَا
بِكَ وَبِمَن مَّعَكَۚ قَالَ طَـٰٓٮِٕرُكُمۡ
عِندَ ٱللَّهِۖ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٌ۬ تُفۡتَنُونَ (٤٧)
|
|
||
047. (Mereka menjawab, "Kami mendapat kesialan)
asalnya adalah Tathayyarna, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Tha
setelah diganti menjadi Tha, kemudian ditarik Hamzah Washal, sehingga menjadi
Iththayyarna. Artinya, kami merasa sial (disebabkan kamu dan orang-orang yang
besertamu") yakni orang-orang Mukmin yang besertamu. Mereka mengatakan
demikian karena mereka tertimpa kemarau panjang dan paceklik. (Saleh berkata,
"Nasib kalian) yakni kesialan kalian (adapada sisi Allah) Dia-lah yang
telah mendatangkannya kepada kalian, bukan kami (tetapi kalian kaum yang
diuji") maksudnya sedang dicoba dengan kebaikan dan keburukan.
|
||
Dan adalah di kota itu
[1100],
sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka
tidak berbuat kebaikan. (48)
|
|
وَكَانَ فِى
ٱلۡمَدِينَةِ تِسۡعَةُ رَهۡطٍ۬ يُفۡسِدُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا يُصۡلِحُونَ (٤٨)
|
|
||
[1100]. Menurut ahli
Tafsir yang dimaksud dengan kota ini ialah kota kaum Tsamud yaitu kota Al
Hijr.
|
||
|
||
048. (Dan adalah di kota itu) yakni kota kaum Tsamud
itu (sembilan orang laki-laki) dari kalangan kaum laki-laki (yang gemar
membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat
antara lain mereka merentenkan uang-uang Dirham (dan mereka tidak berbuat
kebaikan) tidak pernah melakukan ketaatan.
|
||
Mereka berkata:
"Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan
menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian
kita katakan kepada warisnya [bahwa] kita tidak menyaksikan kematian
keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar".
(49)
|
|
قَالُواْ تَقَاسَمُواْ
بِٱللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ ۥ وَأَهۡلَهُ ۥ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ
لِوَلِيِّهِۦ مَا شَہِدۡنَا مَهۡلِكَ أَهۡلِهِۦ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ (٤٩)
|
|
||
049. (Mereka berkata) sebagian dari mereka berkata
kepada sebagian yang lainnya, ("Bersumpahlah kalian) lakukanlah sumpah oleh
kalian (dengan nama Allah bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan
tiba-tiba di malam hari) lafal Lanubayyitannahu ini dapat pula dibaca
Latubayyitunnahu (beserta keluarganya) yakni orang-orang yang beriman
kepadanya. Maksudnya, kami bunuh mereka di malam hari secara
sekonyong-konyong (kemudian kita katakan) dapat dibaca Lanaqulanna dan
Lataqulunna (kepada ahli warisnya) yakni kepada orang-orang yang memiliki
darahnya (bahwa kita tidak menyaksikan) tidak terlibat (kematian keluarganya)
dapat dibaca Mahlika dan Muhlika, maksudnya, kami tidak mengetahui siapakah
yang telah membunuh mereka (dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang
benar") .
|
||
Dan merekapun
merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar [pula],
sedang mereka tidak menyadari. (50)
|
|
وَمَكَرُواْ مَڪۡرً۬ا
وَمَكَرۡنَا مَڪۡرً۬ا وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (٥٠)
|
|
||
050. (Dan mereka pun merencanakan makar) untuk membunuh
Nabi Saleh dan para pengikutnya (dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan
makar pula) membalasnya dengan menyegerakan hukuman kepada mereka (sedangkan
mereka tidak menyadari).
|
||
Maka perhatikanlah
betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan
mereka dan kaum mereka semuanya. (51)
|
|
فَٱنظُرۡ كَيۡفَ ڪَانَ عَـٰقِبَةُ
مَكۡرِهِمۡ أَنَّا دَمَّرۡنَـٰهُمۡ وَقَوۡمَهُمۡ أَجۡمَعِينَ (٥١)
|
|
||
051. (Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat
makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka) sebagai balasannya
(dan kaum mereka semuanya) dengan jeritan malaikat Jibril atau para Malaikat
melempari mereka dengan batu-batu sedangkan mereka tidak melihat
malaikat-malaikat itu tetapi para malaikat melihat mereka.
|
||
Maka itulah
rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka.
Sesungguhnya pada yang demikian itu [terdapat] pelajaran bagi kaum yang
mengetahui. (52)
|
|
فَتِلۡكَ بُيُوتُهُمۡ
خَاوِيَةَۢ بِمَا ظَلَمُوٓاْۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬
يَعۡلَمُونَ (٥٢)
|
|
||
052. (Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan
runtuh) yaitu kosong. Lafal Khawiyatan dinashabkan karena berkedudukan
sebagai Hal, sedangkan 'Amil-nya atau yang mempengaruhinya adalah makna yang
terkandung di dalam Isim Isyarat atau lafal Tilka (disebabkan kelaliman
mereka) disebabkan kekafiran mereka. (Sesungguhnya yang demikian itu terdapat
pelajaran) yaitu contoh yang dapat dijadikan sebagai pelajaran (bagi kaum
yang mengetahui) kekuasaan Kami, karenanya mereka mengambil pelajaran
darinya.
|
||
Dan telah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman [1101] dan mereka itu selalu bertakwa. (53)
|
|
وَأَنجَيۡنَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَڪَانُواْ يَتَّقُونَ (٥٣)
|
|
||
[1101]. Yaitu Shaleh
a.s. dan orang-orang yang beriman kepada Allah yang bersama dengan dia.
|
||
|
||
053. (Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang
beriman) kepada Nabi Saleh, yang jumlah mereka mencapai empat ribu orang (dan
mereka itu selalu bertakwa) selalu memelihara diri dari perbuatan musyrik.
|
||
Dan [ingatlah kisah]
Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan
perbuatan fahisyah [1102] itu sedang kamu melihat [nya]?" (54)
|
|
وَلُوطًا إِذۡ قَالَ
لِقَوۡمِهِۦۤ أَتَأۡتُونَ ٱلۡفَـٰحِشَةَ وَأَنتُمۡ تُبۡصِرُونَ (٥٤)
|
|
||
[1102]. Lihat not
275. Perbuatan keji : menurut jumhur mufassirin yang dimaksud perbuatan keji
ialah perbuatan zina, sedang menurut pendapat yang lain ialah segala
perbuatan mesum seperti : zina, homo sek dan yang sejenisnya. Menurut
pendapat Muslim dan Mujahid yang dimaksud dengan perbuatan keji ialah
musahaqah (homosek antara wanita dengan wanita).
|
||
|
||
054. (Dan ingatlah kisah Luth) lafal Luthan
di-nashab-kan oleh lafal Udzkur yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya, kemudian
dijelaskan oleh Badalnya (yaitu ketika dia berkata kepada kaumnya,
"Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu) yakni perbuatan
sodomi atau homosex (sedangkan kalian mengetahuinya) sebagian di antara
kalian melihat sebagian yang lain bergelimang di dalam melakukan perbuatan
yang jelas kejinya itu.
|
||
Mengapa kamu
mendatangi laki-laki untuk [memenuhi] nafsu [mu], bukan [mendatangi] wanita?
Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui [akibat perbuatanmu]".
(55)
|
|
أَٮِٕنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ
ٱلرِّجَالَ شَہۡوَةً۬ مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِۚ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٌ۬
تَجۡهَلُونَ (٥٥) ۞
|
|
||
055. (Mengapa kalian) dapat dibaca secara Tahqiq dan
Tashil (mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsu syahwat kalian, bukan
mendatangi wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang tidak
mengetahui.") akibat dari perbuatan kalian itu.
|
||
Maka tidak lain
jawaban kaumnya melainkan mengatakan: "Usirlah Luth beserta keluarganya
dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang [mendakwakan
dirinya] bersih" [1103] (56)
|
|
فَمَا ڪَانَ جَوَابَ
قَوۡمِهِۦۤ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ أَخۡرِجُوٓاْ ءَالَ لُوطٍ۬ مِّن قَرۡيَتِكُمۡۖ
إِنَّهُمۡ أُنَاسٌ۬ يَتَطَهَّرُونَ (٥٦)
|
|
||
[1103]. Perkataan
kaum Luth kepada sesamanya ini
merupakan ejekan terhadap Luth dan orang-orang beriman kepadanya, karena Luth
dan orang-orang yang bersamanya tidak mau mengerjakan perbuatan mereka.
|
||
|
||
056. (Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan
mengatakan "Usirlah Luth beserta keluarganya) (dari negeri kalian,
karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang mengklaim dirinya
bersih") dari dubur kaum laki-laki, yakni tidak mau melakukan homosex.
|
||
Maka Kami selamatkan
dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah menakdirkan dia
termasuk orang-orang yang tertinggal [dibinasakan]. (57)
|
|
فَأَنجَيۡنَـٰهُ
وَأَهۡلَهُ ۥۤ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُ ۥ قَدَّرۡنَـٰهَا مِنَ
ٱلۡغَـٰبِرِينَ (٥٧)
|
|
||
057. (Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya
kecuali istrinya, Kami telah menakdirkan dia) telah memastikannya (termasuk
orang-orang yang tertinggal) tetap terkena azab.
|
||
Dan Kami turunkan
hujan atas mereka [hujan batu], maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas
orang-orang yang diberi peringatan itu. (58)
|
|
وَأَمۡطَرۡنَا
عَلَيۡهِم مَّطَرً۬اۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلۡمُنذَرِينَ (٥٨)
|
|
||
058. (Dan Kami turunkan hujan atas mereka) berupa batu
dari sijjil, maka binasalah mereka (maka amat buruklah) seburuk-buruk (hujan
yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu) yaitu hujan azab
yang ditimpakan atas mereka.
|
||
Katakanlah:
"Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka
persekutukan dengan Dia?" (59)
|
|
قُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ
وَسَلَـٰمٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَىٰٓۗ ءَآللَّهُ خَيۡرٌ أَمَّا
يُشۡرِكُونَ (٥٩)
|
|
||
059. (Katakanlah) hai Muhammad!, ("Segala puji
bagi Allah) atas binasanya orang-orang kafir dari umat-umat terdahulu (dan
kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya) yakni mereka yang
dipilih-Nya (Apakah Allah) Allah dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (yang lebih
baik) bagi orang yang menyembah-Nya (ataukah apa yang mereka persekutukan
dengan Dia) dapat dibaca, Yusyrikuna dan Tusyrikuna. Maksudnya apa yang
dipersekutukan oleh para kuffar Mekah yaitu berhala-berhala. Apakah
berhala-berhala itu lebih baik bagi para penyembahnya?
|
||
Atau siapakah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari
langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan
indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah
di samping Allah ada tuhan [yang lain]? Bahkan [sebenarnya] mereka adalah
orang-orang yang menyimpang [dari kebenaran]. (60)
|
|
أَمَّنۡ خَلَقَ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَأَنزَلَ لَڪُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬
فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ حَدَآٮِٕقَ
ذَاتَ بَهۡجَةٍ۬ مَّا ڪَانَ لَكُمۡ أَن تُنۢبِتُواْ شَجَرَهَآۗ أَءِلَـٰهٌ۬
مَّعَ ٱللَّهِۚ بَلۡ هُمۡ قَوۡمٌ۬ يَعۡدِلُونَ (٦٠)
|
|
||
060. (Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan yang menurunkan air dari langit buat kalian, lalu Kami tumbuhkan) di
dalam ungkapan ini terdapat Iltifat yakni sindiran dari Ghaibah kepada
Mutakallim (dengan air itu kebun-kebun) lafal Hada-iq bentuk jamak dari lafal
Hadiqatun artinya kebun yang dipagari (yang berpemandangan indah) tampak
indah (yang kalian sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?)
karena kalian tidak akan mempunyai kemampuan dan kekuasaan untuk itu. (Apakah
ada tuhan) a-ilahun dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (di samping Allah) yang
membantu-Nya untuk melakukan hal-hal tersebut? Maksudnya tidak ada tuhan lain
di samping Dia. (Bahkan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang)
yakni menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
|
||
Atau siapakah yang
telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
[mengokohkan]nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? [1104] Apakah di samping
Allah ada tuhan [yang lain]? Bahkan [sebenarnya] kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui. (61)
|
|
أَمَّن جَعَلَ
ٱلۡأَرۡضَ قَرَارً۬ا وَجَعَلَ خِلَـٰلَهَآ أَنۡهَـٰرً۬ا وَجَعَلَ لَهَا
رَوَٲسِىَ وَجَعَلَ بَيۡنَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ حَاجِزًاۗ أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِۚ
بَلۡ أَڪۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٦١)
|
|
||
[1104]. Yang dimaksud
dua laut di sini ialah laut yang asin dan sungai yang besar bermuara ke laut.
Sungai yang tawar itu setelah sampai di muara tidak langsung menjadi asin.
|
||
|
||
061. (Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam) sehingga ia tidak menggoncangkan penduduknya (dan yang
menjadikan di cekah-celahnya) yakni di antara celah-celahnya (sungai-sungai
dan yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkannya) sebagai pengokoh Bumi
(dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut) antara air tawar dan air asin,
satu sama lainnya tidak bercampur baur. (Apakah di samping Allah ada tuhan
yang lain? Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui)
keesaaan-Nya
|
||
Atau siapakah yang
memperkenankan [do’a] orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
[manusia] sebagai khalifah di bumi [1105]? Apakah di samping Allah ada tuhan [yang lain]? Amat sedikitlah
kamu mengingati [Nya]. (62)
|
|
أَمَّن يُجِيبُ
ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجۡعَلُڪُمۡ خُلَفَآءَ ٱلۡأَرۡضِۗ
أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِۚ قَلِيلاً۬ مَّا تَذَڪَّرُونَ (٦٢)
|
|
||
[1105]. Yang dimaksud
dengan "menjadikan manusia sebagai khalifah" ialah menjadikan
manusia berkuasa di bumi.
|
||
|
||
062. (Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang
dalam kesulitan) orang yang sengsara kemudian tertimpa kemudaratan (apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan) dari dirinya dan dari
diri orang selainnya (dan yang menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi)
Idhafah dalam lafal Khulafa-al Ardhi mengandung makna Fi. Maksudnya. setiap
generasi menjadi pengganti generasi sebelumnya. (Apakah di samping Allah ada
tuhan yang lain? Amat sedikitlah kalian mengingati-Nya) mengambil pelajaran
dari hal ini. Lafal Tadzakkaruna dapat pula dibaca Yadzdzakkaruna; kemudian
huruf Ta di-idgham-kan kepada huruf Dzal. Dan huruf Ma di sini untuk
menunjukkan makna sedikit sekali. bintang sebagai pemandunya di waktu tengah
malam, dan, dengan tanda-tanda yang ada di daratan di waktu siang hari
|
||
Atau siapakah yang
memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa [pula] kah yang
mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum [kedatangan] rahmat-Nya? [1106] Apakah di samping
Allah ada tuhan [yang lain]? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka
persekutukan [dengan-Nya]. (63)
|
|
أَمَّن يَهۡدِيڪُمۡ فِى
ظُلُمَـٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَمَن يُرۡسِلُ ٱلرِّيَـٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ
يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦۤۗ أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِۚ تَعَـٰلَى ٱللَّهُ عَمَّا
يُشۡرِڪُونَ (٦٣)
|
|
||
[1106]. Yang dimaksud
dengan rahmat Tuhan di sini ialah air
hujan yang menyebabkan suburnya tumbuh-tumbuhan.
|
||
|
||
063. (Atau siapakah yang memimpin kalian) yakni yang
membimbing kalian kepada tujuan-tujuan kalian (dalam kegelapan di daratan dan
lautan) dengan bintang-bintang sebagai pemandunya di waktu tengah malam dan
dengan tanda-tanda yang ada di daratan di waktu siang hari (dan siapa pulakah
yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya)
sebelum hujan tiba (Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Maha Tinggi
Allah terhadap apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya.
|
||
Atau siapakah yang
menciptakan [manusia dari permulaannya], kemudian mengulanginya [lagi], dan
siapa [pula] yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di
samping Allah ada tuhan [yang lain]?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti
kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (64)
|
|
أَمَّن يَبۡدَؤُاْ
ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۥ وَمَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ
وَٱلۡأَرۡضِۗ أَءِلَـٰهٌ۬ مَّعَ ٱللَّهِۚ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَـٰنَكُمۡ إِن
كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٦٤)
|
|
||
064. (Atau siapakah yang menciptakan manusia dari
permulaannya) di dalam rahim, yakni dari air mani (kemudian mengulanginya
lagi) menghidupkannya kembali sesudah mati, sekalipun kalian tidak mengakui
adanya hari berbangkit itu, karena bukti-bukti yang menunjukkannya telah
jelas (dan siapa pula yang memberikan rezeki dari langit) melalui hujan (dan
bumi?) melalui tumbuh-tumbuhan. (Apakah di samping Allah ada tuhan yang
lain?") maksudnya, tidak ada yang dapat melakukan sedikit pun dari
hal-hal yang telah disebutkan tadi melainkan hanya Allah semata, dan tiada
Tuhan selain-Nya. (Katakanlah) hai Muhammad!, ("Unjukkanlah bukti
kebenaran kalian) argumentasi kalian (jika kalian memang orang-orang yang
benar") bahwasanya di samping-Ku ada tuhan lain yang mampu berbuat
sesuatu dari hal-hal yang telah disebutkan tadi. Kemudian orang-orang kafir
itu bertanya kepada Nabi saw. tentang waktu kiamat, maka turunlah firman-Nya,
|
||
Katakanlah:
"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan. (65)
|
|
قُل
لَّا يَعۡلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ ٱلۡغَيۡبَ إِلَّا ٱللَّهُۚ
وَمَا يَشۡعُرُونَ أَيَّانَ يُبۡعَثُونَ (٦٥)
|
|
||
065. (Katakanlah!, "Tidak ada seorang pun di
langit dan di bumi yang mengetahui) baik dari kalangan para Malaikat maupun
manusia (perkara yang gaib) dari mereka (kecuali) hanya (Allah saja) yang
mengetahuinya (dan mereka tidak mengetahui) maksudnya orang-orang kafir Mekah
sama pula dengan orang-orang selain mereka (bila) kapan waktunya (mereka
dibangkitkan hidup kembali.")
|
||
Sebenarnya pengetahuan
mereka tentang akhirat tidak sampai [ke sana] malahan mereka ragu-ragu
tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya. (66)
|
|
بَلِ ٱدَّٲرَكَ
عِلۡمُهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِۚ بَلۡ هُمۡ فِى شَكٍّ۬ مِّنۡہَاۖ بَلۡ هُم
مِّنۡهَا عَمُونَ (٦٦)
|
|
||
066. (Apakah) lafal Bal di sini bermakna Hal, yakni
apakah (sampai ke sana) lafal Iddaraka pada asalnya adalah Tadaraka, kemudian
huruf Ta diganti menjadi Dal kemudian di-idgam-kan kepada Dal, lalu
ditariklah Hamzali Washal, artinya sama dengan lafal Balagha, Lahiqa, atau
Tataba'a dan Talahaqa, yaitu, sampai ke sana. Menurut qiraat yang lain dibaca
Adraka menurut wazan Akrama, sehingga artinya menjadi, Apakah telah sampai ke
sana (pengetahuan mereka tentang akhirat?) yakni mengenai hari akhirat,
sehingga mereka menanyakan tentang kedatangannya. Pada kenyataannya tidaklah demikian
(sebenarnya mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, bahkan mereka buta
daripadanya) 'Amuna berasal dari kata Umyul Qalbi yang artinya buta hatinya;
pengertian ungkapan ini lebih mengena daripada kalimat sebelumnya. Pada
asalnya lafal 'Amuna adalah 'Amiyuna, oleh karena harakat Dhammah atas Ya
dianggap berat untuk diucapkan, maka harakat Dhammah-nya dipindahkan kepada
Mim, hal ini dilakukan sesudah terlebih dahulu harakat Kasrah-nya dibuang,
sehingga jadilah 'Amuna.
|
||
Berkatalah orang-orang
yang kafir; "Apakah setelah kita menjadi tanah dan [begitu pula]
bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan [dari kubur]?
(67)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُوٓاْ أَءِذَا كُنَّا تُرَٲبً۬ا وَءَابَآؤُنَآ أَٮِٕنَّا لَمُخۡرَجُونَ
(٦٧)
|
|
||
067. (Berkata pula orang-orang kafir) yang mengingkari
adanya hari berbangkit ("Apakah setelah kita menjadi tanah dan begitu
pula bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan kembali?)
dari kuburan kita, maksudnya akan dihidupkan kembali.
|
||
Sesungguhnya kami
telah diberi ancaman dengan ini [1107] dan [juga] bapak-bapak kami dahulu; ini tidak lain hanyalah
dongengan-dongengan orang dahulu kala". (68)
|
|
لَقَدۡ وُعِدۡنَا
هَـٰذَا نَحۡنُ وَءَابَآؤُنَا مِن قَبۡلُ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ
ٱلۡأَوَّلِينَ (٦٨)
|
|
||
[1107]. Maksudnya:
hari kebangkitan.
|
||
|
||
068. (Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini
dan juga bapak-bapak kami dahulu, tiada lain) yakni tidak lain (ini hanyalah
dongeng-dongengan orang dahulu kala") lafal Asathir bentuk jamak dari
lafal Usthurah, artinya dongeng yang tidak ada kenyataannya, atau cerita
dusta.
|
||
Katakanlah:
"Berjalanlah kamu [di muka] bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang berdosa." (69)
|
|
قُلۡ سِيرُواْ فِى
ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ ڪَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ (٦٩)
|
|
||
069. (Katakanlah!, "Berjalanlah kalian di muka
bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa) karena
ingkar kepada adanya hari berbangkit, yaitu dibinasakan-Nya mereka oleh
azab-Nya.
|
||
Dan janganlah kamu
berduka cita terhadap mereka, dan janganlah [dadamu] merasa sempit terhadap
apa yang mereka tipudayakan. (70)
|
|
وَلَا تَحۡزَنۡ
عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُن فِى ضَيۡقٍ۬ مِّمَّا يَمۡكُرُونَ (٧٠)
|
|
||
070. (Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka
dan janganlah dadamu merasa sempit terhadap apa yang mereka tipu
dayakan") ayat ini merupakan hiburan dan penenang hati Nabi saw.
Maksudnya, janganlah kamu hiraukan makar mereka terhadap dirimu, karena
sesungguhnya Kami akan menolong kamu dari mereka.
|
||
Dan mereka [orang-orang
kafir] berkata: "Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu
orang-orang yang benar". (71)
|
|
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ
هَـٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٧١)
|
|
||
071. (Dan mereka berkata, "Bilakah datangnya
ancaman itu) azab yang diancamkan itu (jika memang kamu orang-orang yang
benar.") di dalam pengakuanmu itu.
|
||
Katakanlah:
"Mungkin telah hampir datang kepadamu sebagian dari [azab] yang kamu
minta [supaya] disegerakan itu." [1108] (72)
|
|
قُلۡ عَسَىٰٓ أَن
يَكُونَ رَدِفَ لَكُم بَعۡضُ ٱلَّذِى تَسۡتَعۡجِلُونَ (٧٢)
|
|
||
[1108]. Maksudnya:
Allah menerangkan bahwa kedatangan sebagian azab kepada mereka telah pasti.
Para mufassirin menafsirkan bahwa azab yang akan segera mereka alami ialah
kekalahan mereka di peperangan Badar.
|
||
|
||
072. (Katakanlah!, "Mungkin telah hampir datang)
artinya telah dekat (kepada kalian sebagian dari azab yang kalian minta
supaya disegerakan itu.") maka terjadilah hal itu, yaitu dengan
dibunuhnya mereka dalam perang Badar, sedangkan azab yang lainnya akan
menimpa mereka sesudah mereka mati.
|
||
Dan sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar [yang diberikan-Nya] kepada
manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri [nya]. (73)
|
|
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضۡلٍ
عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ لَا يَشۡكُرُونَ (٧٣)
|
|
||
073. (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mempunyai
karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia) antara lain;
penangguhan azab atas orang-orang kafir (tetapi kebanyakan mereka tidak
mensyukurinya) orang-orang kafir tidak mensyukuri ditangguhkannya azab atas
mereka, karena mereka tidak mempercayai akan adanya azab itu.
|
||
Dan sesungguhnya
Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa
yang mereka nyatakan. (74)
|
|
وَإِنَّ رَبَّكَ
لَيَعۡلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمۡ وَمَا يُعۡلِنُونَ (٧٤)
|
|
||
074. (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mengetahui
apa yang disembunyikan hati mereka) maksudnya apa yang tersimpan di dalam
hati mereka (dan apa yang mereka nyatakan) melalui lisan-lisan mereka.
|
||
Tiada sesuatupun yang
ghaib di langit dan di bumi, melainkan [terdapat] dalam kitab yang nyata
[Lauh Mahfuzh]. (75)
|
|
وَمَا مِنۡ غَآٮِٕبَةٍ۬ فِى
ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ۬ مُّبِينٍ (٧٥)
|
|
||
075. (Tiada sesuatu pun yang gaib di langit dan di
bumi) huruf Ha pada lafal Ghaibah untuk menunjukkan makna Mubalaghah atau
sangat, maksudnya sangat gaib di mata manusia (melainkan terdapat dalam kitab
yang nyata) yakni Lohmahfuz dan rahasia ilmu Allah swt. antara lain diazabnya
orang-orang kafir.
|
||
Sesungguhnya Al Qur’an
ini menjelaskan kepada Bani Israil sebahagian besar dari [perkara-perkara]
yang mereka berselisih tentangnya. (76)
|
|
إِنَّ هَـٰذَا
ٱلۡقُرۡءَانَ يَقُصُّ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ أَڪۡثَرَ ٱلَّذِى هُمۡ فِيهِ
يَخۡتَلِفُونَ (٧٦)
|
|
||
076. (Sesungguhnya Alquran ini menjelaskan kepada Bani
Israel) yang ada di zaman Nabi saw. (sebagian besar dari perkara-perkara yang
mereka berselisih tentangnya) dengan menjelaskan hal tersebut sesuai dengan
kedudukannya, sehingga hilanglah semua perselisihan yang ada pada mereka,
jika mereka mau mengambilnya dan masuk Islam.
|
||
Dan sesungguhnya Al
Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (77)
|
|
وَإِنَّهُ ۥ
لَهُدً۬ى وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ (٧٧)
|
|
||
077. (Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar menjadi
petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) yakni
terhindar dari azab.
|
||
Sesungguhnya Tuhanmu
akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. (78)
|
|
إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِى
بَيۡنَہُم بِحُكۡمِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡعَلِيمُ (٧٨)
|
|
||
078. (Sesungguhnya Rabbmu akan menyelesaikan perkara di
antara mereka) sama dengan orang-orang selain mereka, kelak di hari kiamat
(dengan keputusan-Nya) dengan keadilan-Nya. (Dan Dia-lah yang Maha Perkasa)
Maha Menang (lagi Maha Mengetahui) tentang ketentuan yang akan
diputuskan-Nya, tidak mungkin bagi seorang pun menentangnya, tidak sebagaimana
di dunia di mana orang-orang kafir masih dapat menentang Nabi-nabi-Nya.
|
||
Sebab itu
bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang
nyata. (79)
|
|
فَتَوَكَّلۡ عَلَى
ٱللَّهِۖ إِنَّكَ عَلَى ٱلۡحَقِّ ٱلۡمُبِينِ (٧٩)
|
|
||
079. (Sebab itu bertakwalah kepada Allah) percayakanlah
kepada-Nya (sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata) yakni
agama yang nyata, maka akibatnya kamulah yang akan mendapat kemenangan atas
orang-orang kafir. Kemudian pada ayat selanjutnya Allah membuat perumpamaan
tentang orang-orang kafir, sebagai orang-orang mati, tuli dan buta, untuk itu
Allah swt. berfirman,
|
||
Sesungguhnya kamu
tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan [tidak pula]
menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah
berpaling membelakang. (80)
|
|
إِنَّكَ لَا تُسۡمِعُ
ٱلۡمَوۡتَىٰ وَلَا تُسۡمِعُ ٱلصُّمَّ ٱلدُّعَآءَ إِذَا وَلَّوۡاْ مُدۡبِرِينَ (٨٠)
|
|
||
080. ("Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan
orang-orang yang mati mendengar dan tidak pula menjadikan orang-orang yang
tuli mendengar panggilan, apabila) dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (mereka
telah berpaling membelakang) .
|
||
Dan kamu sekali-kali
tidak dapat memimpin [memalingkan] orang-orang buta dari kesesatan mereka.
Kamu tidak dapat menjadikan [seorang pun] mendengar, kecuali orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. (81)
|
|
وَمَآ أَنتَ بِہَـٰدِى
ٱلۡعُمۡىِ عَن ضَلَـٰلَتِهِمۡۖ إِن تُسۡمِعُ إِلَّا مَن يُؤۡمِنُ
بِـَٔايَـٰتِنَا فَهُم مُّسۡلِمُونَ (٨١) ۞
|
|
||
081. (Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin
orang-orang buta dari kesesatan mereka, tidak lain kamu hanya dapat membuat
mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman dan mau menerima apa
yang didengarnya yaitu (orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami)
kepada Alquran (lalu mereka berserah diri) mengikhlaskan diri mereka untuk
mentauhidkan Allah.
|
||
Dan apabila perkataan
telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi
yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak
yakin kepada ayat-ayat Kami [1109]. (82)
|
|
وَإِذَا وَقَعَ
ٱلۡقَوۡلُ عَلَيۡہِمۡ أَخۡرَجۡنَا لَهُمۡ دَآبَّةً۬ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ
تُكَلِّمُهُمۡ أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ (٨٢)
|
|
||
[1109]. Yang dimaksud
dengan "perkataan" di sini ialah ketentuan datangnya masa
kehancuran alam. Salah satu dari tanda-tanda kehancuran alam ialah keluarnya
sejenis binatang melata yang disebut dalam ayat ini.
|
||
|
||
082. (Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka)
yakni azab telah pasti menimpa mereka termasuk orang-orang kafir lainnya.
(Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada
mereka) yaitu akan berbicara kepada orang-orang yang ada dari kalangan
mereka; sewaktu binatang melata itu keluar ia langsung berbicara kepada
mereka dengan memakai bahasa Arab. Dan garis besar dari apa yang dikatakannya
itu ialah (bahwa sesungguhnya manusia) orang-orang kafir Mekah. Lafal Anna
menurut qiraat yang lain dibaca Inna; qiraat ini dapat dipakai pula bilamana
diperkirakan adanya huruf Ba sesudah lafal Tukallimuhum (dahulu tidak yakin
kepada ayat-ayat Kami.") mereka tidak beriman kepada Alquran yang di
dalamnya disebutkan tentang adanya hari berbangkit, hari hisab amal perbuatan
dan hari pembalasan. Dengan keluarnya binatang melata ini, maka terhentilah
fungsi Amar Makruf dan Nahi Mungkar dan orang kafir yang beriman pada saat
itu tidak dianggap lagi keimanannya, sebagaimana yang telah diwahyukan oleh
Allah swt. kepada Nabi Nuh melalui firman-Nya, "Bahwasanya sekali-kali,
tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang-orang yang telah beriman
saja." (Q.S. 11 Hud, 36).
|
||
Dan [ingatlah] hari
[ketika] Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi [dalam
kelompok-kelompok]. (83)
|
|
وَيَوۡمَ نَحۡشُرُ مِن
ڪُلِّ أُمَّةٍ۬ فَوۡجً۬ا مِّمَّن يُكَذِّبُ بِـَٔايَـٰتِنَا فَهُمۡ يُوزَعُونَ (٨٣)
|
|
||
083. (Dan) ingatlah (hari ketika Kami kumpulkan dari
tiap-tiap umat segolongan) yakni sekumpulan (orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami) mereka adalah pemimpin-pemimpin yang menjadi panutannya (lalu
mereka dibagi-bagi) dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kemudian mereka digiring.
|
||
Hingga apabila mereka
datang, Allah berfirman: "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku,
padahal ilmu kamu tidak meliputinya [1110], atau apakah yang telah kamu kerjakan?" (84)
|
|
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُو
قَالَ أَڪَذَّبۡتُم بِـَٔايَـٰتِى وَلَمۡ تُحِيطُواْ بِہَا عِلۡمًا أَمَّاذَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٨٤)
|
|
||
[1110]. Maksudnya:
orang-orang musyrik Arab mendustakan ayat-ayat Allah, tanpa memikirkannya
lebih dahulu.
|
||
|
||
084. (Sehingga apabila mereka datang) di tempat
perhitungan amal perbuatan (Allah berfirman) kepada mereka, ("Apakah
kalian telah mendustakan) nabi-nabi-Ku yang membawa (ayat-ayat-Ku, padahal tidak
sampai ke sana) disebabkan kalian tidak mempercayainya (ilmu kalian, atau
apakah) pada lafal Amma ini terdapat Ma Istifham yang diidgamkan kepada Am
(yang) Dza di sini merupakan Isim Maushul, artinya apakah yang (telah kalian
kerjakan?") dari apa yang telah diperintahkan kepada kalian untuk
melakukannya.
|
||
Dan jatuhlah perkataan
[azab] atas mereka disebabkan kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat
berkata [apa-apa]. (85)
|
|
وَوَقَعَ ٱلۡقَوۡلُ
عَلَيۡہِم بِمَا ظَلَمُواْ فَهُمۡ لَا يَنطِقُونَ (٨٥)
|
|
||
085. (Dan jatuhlah perkataan) yakni telah pasti azab
(atas mereka disebabkan kelaliman mereka) disebabkan kemusyrikan mereka (maka
mereka tidak dapat berkata apa-apa) karena mereka tidak mempunyai
argumentasi.
|
||
Apakah mereka tidak
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka
beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang
beriman. (86)
|
|
أَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّا
جَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِيَسۡكُنُواْ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبۡصِرًاۚ إِنَّ فِى
ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٨٦)
|
|
||
086. (Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Kami telah menjadikan) maksudnya telah menciptakan (malam supaya
mereka beristirahat padanya) sama dengan orang-orang lain (dan siang yang
menerangi?) supaya mereka dapat berusaha padanya. (Sesuugguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah swt.
(bagi orang-orang yang beriman) di sini hanya disebutkan mereka yang beriman,
karena hanya mereka sajalah yang dapat mengambil manfaat dari hal ini untuk
mempertebal keimanan mereka, berbeda halnya dengan orang-orang kafir.
|
||
Dan [ingatlah] hari
[ketika] ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala
yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang
menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (87)
|
|
وَيَوۡمَ يُنفَخُ فِى
ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا مَن
شَآءَ ٱللَّهُۚ وَكُلٌّ أَتَوۡهُ دَٲخِرِينَ (٨٧)
|
|
||
087. (Dan hari ketika ditiup sangkakala) tiupan
sangkakala malaikat Israfil yang pertama (maka terkejutlah segala yang di
langit dan segala yang di bumi) mereka ketakutan, sehingga ketakutan itu
mematikan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu
dengan ungkapan Sha'iqa, yakni terkejut yang mematikan. Dan ungkapan dalam
ayat ini dipakai Fi'il Madhi untuk menggambarkan kepastian terjadinya hal ini
(kecuali siapa yang dikehendaki Allah) yaitu malaikat Jibril, malaikat
Mikail, malaikat Israfil dan malaikat Maut. Tetapi menurut suatu riwayat yang
bersumber dari sahabat Ibnu Abbas disebutkan, bahwa mereka yang tidak
terkejut adalah para Syuhada, karena mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan
diberi rezeki. (Dan semua mereka) lafal Kullun ini harakat Tanwinnya
merupakan pergantian daripada Mudhaf Ilaih, artinya mereka semua sesudah
dihidupkan kembali di hari kiamat (datang menghadap kepada-Nya) dapat dibaca
Atauhu dan Atuhu (dengan merendahkan diri) artinya merasa rendah diri. Dan
ungkapan lafal Atauhu dengan memakai Fi'il Madhi untuk menunjukkan, bahwa hal
itu pasti terjadi.
|
||
Dan kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. [Begitulah] perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(88)
|
|
وَتَرَى ٱلۡجِبَالَ
تَحۡسَبُہَا جَامِدَةً۬ وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِۚ صُنۡعَ ٱللَّهِ
ٱلَّذِىٓ أَتۡقَنَ كُلَّ شَىۡءٍۚ إِنَّهُ ۥ خَبِيرُۢ بِمَا تَفۡعَلُونَ (٨٨)
|
|
||
088. (Dan kamu lihat gunung-gunung itu) yakni kamu
saksikan gunung-gunung itu sewaktu terjadinya tiupan malaikat Israfil (kamu
sangka dia) (tetap) diam di tempatnya karena besarnya (padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan) bagaikan hujan yang tertiup angin, maksudnya
gunung-gunung itu tampak seolah-olah tetap, padahal berjalan lambat saking
besarnya, kemudian jatuh ke bumi lalu hancur lebur kemudian menjadi abu
bagaikan bulu-bulu yang beterbangan. (Begitulah perbuatan Allah) lafal Shun'a
merupakan Mashdar yang mengukuhkan jumlah sebelumnya yang kemudian
di-mudhaf-kan kepada Fa'il-nya Sesudah 'Amil-nya dibuang, bentuk asalnya
ialah Shana'allahu Dzalika Shun'an. Selanjutnya hanya disebutkan lafal Shun'a
yang kemudian dimudhaf-kan kepada Fa'il-nya yaitu lafal Allah, sehingga
jadilah Shun'allahi; artinya begitulah perbuatan Allah (yang membuat dengan
kokoh) rapih dan kokoh (tiap-tiap sesuatu) yang dibuat-Nya (sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) lafal Taf'aluna dapat dibaca
Yaf'aluna, yakni perbuatan maksiat yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya dan
perbuatan taat yang dilakukan oleh kekasih-kekasih-Nya.
|
||
Barangsiapa yang
membawa kebaikan, maka ia memperoleh [balasan] yang lebih baik daripadanya,
sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang
dahsyat pada hari itu. (89)
|
|
مَن جَآءَ
بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُ ۥ خَيۡرٌ۬ مِّنۡہَا وَهُم مِّن فَزَعٍ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ ءَامِنُونَ (٨٩)
|
|
||
089. (Barang siapa yang membawa kebaikan) yakni membawa
pengamalan kalimah "La ilaha illallah" kelak di hari kiamat (maka
ia memperoleh kebaikan) pahala (daripadanya) disebabkan,lafal Khairun di sini
bukan mengandung arti Tafdhil, karena tiada suatu pekerjaan pun yang lebih
baik daripadanya. Di dalam ayat lain disebutkan bahwa pahala itu ialah
sepuluh kali lipat daripadanya (sedangkan mereka) orang-orang yang datang
membawanya (daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu) dapat dibaca Faza'i
Yaumaidzin dan Faza'in Yaumaidzin (merasa aman tenteram) .
|
||
Dan barangsiapa yang
membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah
kamu dibalasi, melainkan [setimpal] dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.
(90)
|
|
وَمَن جَآءَ
بِٱلسَّيِّئَةِ فَكُبَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فِى ٱلنَّارِ هَلۡ تُجۡزَوۡنَ إِلَّا مَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٩٠)
|
|
||
090. (Dan barang siapa yang membawa kejahatan) yakni
kemusyrikan (maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka) disebabkan
berpaling daripadanya. Di sini hanya disebutkan muka, karena merupakan
anggota tubuh yang paling mulia, pengertiannya; semua anggota tubuhnya lebih
disungkurkan lagi. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada mencemoohkan.
(Tiadalah kalian dibalasi melainkan) pembalasan yang setimpal (dengan apa
yang dahulu kamu sekalian kerjakan) berupa kemusyrikan dan kemaksiatan.
Katakanlah kepada mereka,
|
||
Aku hanya
diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini [Mekah] Yang telah
menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (91)
|
|
إِنَّمَآ أُمِرۡتُ
أَنۡ أَعۡبُدَ رَبَّ هَـٰذِهِ ٱلۡبَلۡدَةِ ٱلَّذِى حَرَّمَهَا وَلَهُ ۥ
ڪُلُّ شَىۡءٍ۬ۖ وَأُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (٩١)
|
|
||
091. ("Aku hanya diperintahkan untuk menyembah
Rabb negeri ini) yakni Mekah (yang telah menjadihannya kota suci) suci dan
aman, tidak boleh dialirkan darah manusia di dalamnya, dan tidak boleh
seseorang pun dianiaya, serta binatang buruannya tidak boleh diburu dan
pepohonannya tidak boleh ditebang. Yang demikian itu merupakan nikmat-nikmat Allah
yang dilimpahkan kepada kabilah Quraisy sebagai penduduknya, sehingga Allah
tidak menurunkan azab atas negeri mereka dan selamat Pula dari fitnah-fitnah
yang melanda kawasan negeri Arab lainnya (dan kepunyaan-Nya-lah) yakni
kepunyaan Allah swt. (segala sesuatu) Dia adalah Rabb, pencipta dan pemilik
semuanya (dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri) kepada Allah yaitu dengan mentauhidkan-Nya.
|
||
Dan supaya aku
membacakan Al Qur’an [kepada manusia]. Maka barangsiapa yang mendapat
petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk [kebaikan]
dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku
[ini] tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (92)
|
|
وَأَنۡ أَتۡلُوَاْ
ٱلۡقُرۡءَانَۖ فَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَہۡتَدِى لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن
ضَلَّ فَقُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ (٩٢)
|
|
||
092. (Dan supaya aku membacakan Alquran) kepada kalian
dengan bacaan yang mengajak kalian untuk beriman (Maka barang siapa yang
mendapat petunjuk) dari Alquran (maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat
petunjuk untuk kebaikan dirinya) karena dia sendirilah yang mendapat kan
pahalanya (dan barang siapa yang sesat) dari jalan iman, dan sesat dari jalan
petunjuk (maka katakanlah) kepadanya, ('Sesungguhnya aku ini tidak lain
hanyalah salah seorang pemberi peringatan.'") yang menakut-nakuti
kalian, maka tidak ada hak bagiku melainkan hanya menyampaikan saja. Ayat ini
diturunkan sebelum ada perintah dari Allah untuk berperang.
|
||
Dan katakanlah: "Segala
puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya,
maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu
kerjakan". (93)
|
|
وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ سَيُرِيكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ فَتَعۡرِفُونَہَاۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ
عَمَّا تَعۡمَلُونَ (٩٣)
|
|
||
093. (Dan katakanlah!, "Segala puji bagi Allah,
Dia akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kalian
akan mengetahuinya) Allah memperlihatkannya kepada mereka dalam perang Badar,
yaitu dengan dibunuhnya mereka dan sebagian lagi ada yang tertawan, serta
para Malaikat memukuli muka dan belakang mereka, dan Allah menyegerakan
mereka untuk masuk ke dalam neraka. (Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang
kalian kerjakan.") lafal Taa'maluna dapat dibaca Ya'maluna. Dan
sesungguhnya Allah menangguhkan mereka hanya sampai pada saatnya saja.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 27 - An Naml (1 - 93)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar