Surah THAAHAA
|
|
سُوۡرَةُ طٰه
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Thaahaa [912] (1)
|
|
طه (١)
|
[912]
"Thaahaa" termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan
sebagian daripada surat-surat Al-Qur'an, selanjutnya lihat not. [10]. Ialah
huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat
Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan
sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya
kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula
yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya
sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu
gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an
itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam
bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya
bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW
semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
|
||
|
||
001. (Tha Ha) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya
|
||
Kami tidak menurunkan
Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; (2)
|
|
مَآ أَنزَلۡنَا
عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰٓ (٢)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Murdawaih mengetengahkan
sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa ketika permulaan wahyu
turun kepada Nabi saw. beliau sedang salat, sewaktu
berdiri beliau menjinjitkan kakinya. Allah menurunkan firman-Nya,
"Thaha. Kami tidak menurunkan Alquran ini
kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.S. Thaha, 1-2). Abdullah ibnu
Humaid di dalam kitab tafsirnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Rabi'
ibnu Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi saw. selalu menjinjitkan kedua
telapak kakinya, agar dapat terlihat oleh semua orang yang hadir bersamanya,
sehingga turunlah firman-Nya, "Kami tidak menurunkan Alquran ini
kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.8. 20 Thaha. 2). Ibnu Murdawaih
mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Aufiy yang ia terima dari Ibnu
Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan bahwa orang-orang musyrik telah
mengatakan, "Sesungguhnya lelaki ini (yakni Nabi Muhammad) telah dibuat
susah oleh Rabbnya". Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Thaha.
Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.."
(Q.S. Thaha, 1-2).
|
||
|
||
002. (Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu) hai
Muhammad (agar kamu menjadi susah) supaya kamu letih dan payah disebabkan apa
yang kamu kerjakan sesudah ia diturunkan, sehingga kamu harus berkepanjangan
berdiri di dalam melakukan salat malam. Maksudnya berilah kesempatan
istirahat bagi dirimu.
|
||
tetapi sebagai
peringatan bagi orang yang takut [kepada Allah], (3)
|
|
إِلَّا تَذۡڪِرَةً۬
لِّمَن يَخۡشَىٰ (٣)
|
003. (Tetapi) Kami turunkan Alquran ini (sebagai peringatan)
melalui apa yang dikandungnya (bagi orang yang takut) kepada Allah.
|
||
yaitu diturunkan dari
Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (4)
|
|
تَنزِيلاً۬ مِّمَّنۡ
خَلَقَ ٱلۡأَرۡضَ وَٱلسَّمَـٰوَٲتِ ٱلۡعُلَى (٤)
|
004. (Yaitu diturunkan) lafal Tanziilan ini menjadi
Badal dari lafal Fi'il yang menashabkannya, yakni Nazzalahu Tanziilan (dari
Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi). Lafal Al 'Ula merupakan
bentuk jamak dari kata 'Ulyaa, keadaannya sama dengan lafal Kubraa dan Kubar.
|
||
[Yaitu] Tuhan Yang
Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ’Arsy. [913] (5)
|
|
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى
ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ (٥)
|
[913] lihat
not. no. 548 Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita
imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
|
||
|
||
005. Yaitu (Tuhan Yang Maha Pemurah, yang di atas
Arasy) lafal Arasy ini menurut pengertian bahasa diartikan singgasana raja
(berkuasa) yakni bersemayam sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.
|
||
Kepunyaan-Nya-lah
semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya
dan semua yang di bawah tanah. (6)
|
|
لَهُ ۥ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَہُمَا وَمَا تَحۡتَ ٱلثَّرَىٰ (٦)
|
006. (Kepunyaan-Nyalah semua yang ada di langit, semua yang
ada di bumi, semua yang ada di antara keduanya) yakni makhluk-makhluk yang
ada di antara keduanya (dan semua yang di bawah tanah) yaitu lapisan tanah
yang masih basah, yang dimaksud adalah di bawah semua lapisan bumi yang
tujuh, karena lapisan bumi yang berjumlah tujuh itu berada di bawah lapisan
tanah yang basah.
|
||
Dan jika kamu
mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih
tersembunyi [914]. (7)
|
|
وَإِن تَجۡهَرۡ بِٱلۡقَوۡلِ
فَإِنَّهُ ۥ يَعۡلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخۡفَى (٧)
|
[914] Maksud
ayat ini ialah: tidak perlu mengeraskan suara dalam mendo'a, karena Allah
mendengar semua do'a itu walaupun diucapkan dengan suara rendah.
|
||
|
||
007. (Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu) di dalam
berzikir atau berdoa, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan suara keras
engkau sewaktu melakukan hal tersebut (maka sesungguhnya Dia mengetahui
rahasia dan yang lebih tersembunyi) daripada rahasia, maksudnya adalah semua
apa yang ada dalam hati manusia yang tidak diungkapkannya, maka janganlah
engkau memayahkan dirimu dengan mengeraskan suaramu.
|
||
Dialah Allah, tidak
ada Tuhan [yang berhak disembah] melainkan Dia, Dia mempunyai asmaul husna
[nama-nama yang baik]. (8)
|
|
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا
هُوَۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ (٨)
|
008. (Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia
mempunyai Asmaulhusna) jumlahnya sebanyak yang disebutkan di dalam hadis
yaitu sembilan puluh sembilan nama-nama yang baik. Lafal Al Husna bentuk Muannats
daripada lafal Al Ahsan.
|
||
Apakah telah sampai
kepadamu kisah Musa? (9)
|
|
وَهَلۡ أَتَٮٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ
(٩)
|
009. (Apakah) telah (datang kepadamu kisah Musa?)
|
||
Ketika ia melihat api,
lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu [di sini],
sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit
daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu".
(10)
|
|
إِذۡ رَءَا نَارً۬ا
فَقَالَ لِأَهۡلِهِ ٱمۡكُثُوٓاْ إِنِّىٓ ءَانَسۡتُ نَارً۬ا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم
مِّنۡہَا بِقَبَسٍ أَوۡ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدً۬ى (١٠)
|
010. (Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada
keluarganya) yakni kepada istrinya, ("Tinggallah kamu) di sini, hal itu
terjadi sewaktu ia berada dalam perjalanan dari Madyan menuju ke negeri Mesir
(sesungguhnya aku melihat) menyaksikan (api, mudah-mudahan aku dapat membawa
sedikit daripadanya untuk kalian) berupa obor yang dinyalakan pada sumbu atau
kayu (atau aku akan mendapatkan petunjuk di tempat itu") yang dapat
menunjukkan jalan; karena pada saat itu Nabi Musa kehilangan arah jalan
disebabkan gelapnya malam. Nabi Musa mengungkapkan kata-katanya dengan
memakai istilah La'alla yang artinya mudah-mudahan karena ia merasa kurang
pasti dengan apa yang telah dijanjikannya itu.
|
||
Maka ketika ia datang
ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa! (11)
|
|
فَلَمَّآ أَتَٮٰهَا نُودِىَ
يَـٰمُوسَىٰٓ (١١)
|
011. (Maka ketika ia datang ke tempat api itu) yaitu di
pohon 'Ausaj (ia dipanggil, "Hai Musa!)
|
||
Sesungguhnya Aku
inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada
di lembah yang suci, Thuwa. (12)
|
|
إِنِّىٓ أَنَا۟ رَبُّكَ
فَٱخۡلَعۡ نَعۡلَيۡكَۖ إِنَّكَ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوً۬ى (١٢)
|
012. (Sesungguhnya Aku) dibaca Innii karena dengan menganggap lafal
Nudiya bermakna Qiila. Dan bila dibaca Annii maka diperkirakan adanya huruf
Ba sebelumnya (inilah) lafal Anaa di sini berfungsi mentaukidkan makna yang
terkandung di dalam Ya Mutakallim (Rabbmu, maka tanggalkanlah kedua
terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci) lembah yang
disucikan, atau lembah yang diberkati (Thuwa) menjadi Badal atau 'Athaf
Bayan. Kalau dibaca Thuwan maka dianggap sebagai nama tempat saja dan jika
dibaca Thuwa dalam bentuk lafal yang Muannats, maka dianggap sebagai nama
daerah dan 'Alamiyah, sehingga tidak menerima harakat Tanwin.
|
||
Dan Aku telah memilih
kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan [kepadamu]. (13)
|
|
وَأَنَا ٱخۡتَرۡتُكَ
فَٱسۡتَمِعۡ لِمَا يُوحَىٰٓ (١٣)
|
013. (Dan Aku telah memilih kamu) dari kaummu (maka
dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu) dari-Ku.
|
||
Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan [yang hak] selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (14)
|
|
إِنَّنِىٓ أَنَا
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟ فَٱعۡبُدۡنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ
لِذِڪۡرِىٓ (١٤)
|
014. (Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku) di dalam
salat itu.
|
||
Sesungguhnya hari
kiamat itu akan datang Aku merahasiakan [waktunya] agar supaya tiap-tiap diri
itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (15)
|
|
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ
ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخۡفِيہَا لِتُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۭ بِمَا تَسۡعَىٰ (١٥)
|
015. (Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku
merahasiakan waktunya) dari manusia dan menampakkan kepada mereka hanya
dekatnya hari kiamat melalui alamat-alamatnya supaya mendapatkan balasan) di
hari itu (tiap-tiap diri itu dengan apa yang ia usahakan) apakah kebaikan
ataukah keburukan.
|
||
Maka sekali-kali
janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman
kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu
jadi binasa". (16)
|
|
فَلَا يَصُدَّنَّكَ
عَنۡہَا مَن لَّا يُؤۡمِنُ بِہَا وَٱتَّبَعَ هَوَٮٰهُ فَتَرۡدَىٰ (١٦)
|
016. (Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan) dibelokkan
(daripadanya) dari iman kepada adanya hari kiamat (oleh orang yang tidak
beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya) untuk ingkar
kepada adanya hari kiamat (yang menyebabkan kamu jadi binasa") sedangkan
mereka pasti akan binasa.
|
||
Apakah itu yang di
tangan kananmu, hai Musa? (17)
|
|
وَمَا تِلۡكَ
بِيَمِينِكَ يَـٰمُوسَىٰ (١٧)
|
017. (Apakah itu) yang berada (di tangan kananmu, hai Musa?)
Kata tanya atau Istifham di sini mengandung makna Taqrir, maksudnya supaya
Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Musa dengan melalui tongkatnya itu.
|
||
Berkata Musa:
"Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul [daun]
dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain
padanya". (18)
|
|
قَالَ هِىَ عَصَاىَ
أَتَوَڪَّؤُاْ عَلَيۡہَا وَأَهُشُّ بِہَا عَلَىٰ غَنَمِى وَلِىَ فِيہَا
مَـَٔارِبُ أُخۡرَىٰ (١٨)
|
018. (Berkata Musa, "Ini adalah tongkatku, aku
bertelekan) berpegangan (padanya) sewaktu aku melompat dan berjalan (dan aku
pukul) aku memukul daun-daun pohon (dengannya) supaya daun-daun itu
berjatuhan (untuk kambingku) lalu kambing-kambingku itu memakannya (dan
bagiku ada lagi padanya keperluan). Lafal Ma'aarib adalah bentuk jamak dari
lafal Ma'ribah atau Ma'rabah atau Ma'rubah, artinya keperluan-keperluan (yang
lain") seperti untuk memikul bekal dan air minum, serta untuk mengusir
binatang buas. Kemudian Allah menambahkan jawaban, sebagai penjelasan bahwa
pada tongkat itu masih terdapat kegunaan lainnya, yaitu:
|
||
Allah berfirman:
"Lemparkanlah ia, hai Musa!" (19)
|
|
قَالَ أَلۡقِهَا
يَـٰمُوسَىٰ (١٩)
|
019. (Allah berfirman, "Lemparkanlah tongkat itu, hai
Musa!")
|
||
Lalu dilemparkannyalah
tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
(20)
|
|
فَأَلۡقَٮٰهَا فَإِذَا هِىَ
حَيَّةٌ۬ تَسۡعَىٰ (٢٠)
|
020. (Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia
menjadi seekor ular) yang sangat besar (yang merayap) yakni berjalan cepat
dengan perutnya seperti ular kecil, di dalam ayat lain disebutkan Al Jaan,
bukan Hayyatun.
|
||
Allah berfirman:
"Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada
keadaannya semula, (21)
|
|
قَالَ خُذۡهَا وَلَا
تَخَفۡۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا ٱلۡأُولَىٰ (٢١)
|
021. (Allah berfirman, "Peganglah ia dan jangan
takut) kepadanya (Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya) lafal
Siiratahaa dinashabkan dengan mencabut huruf Jarnya, maksudnya ke dalam
bentuknya (yang semula) kemudian Nabi Musa memasukkan tangannya ke mulut ular
besar itu, maka kembalilah kepada keadaan semula yaitu menjadi tongkat lagi.
Jelaslah bahwa tempat untuk memasukkan tangannya adalah tempat pegangan
tongkat, yaitu di antara kedua rahang ular tersebut. Allah swt. sengaja
memperlihatkan hal itu kepada Nabi Musa, supaya ia jangan kaget bila tongkat
itu berubah menjadi ular besar di hadapan raja Firaun nanti.
|
||
dan kepitkanlah
tanganmu ke ketiakmu niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacad,
sebagai mu’jizat yang lain [pula], (22)
|
|
وَٱضۡمُمۡ يَدَكَ
إِلَىٰ جَنَاحِكَ تَخۡرُجۡ بَيۡضَآءَ مِنۡ غَيۡرِ سُوٓءٍ ءَايَةً أُخۡرَىٰ (٢٢)
|
022. (Dan kepitkanlah tanganmu) yang sebelah kanan, yang
dimaksud adalah telapak tangannya (ke ketiakmu) yakni dijepitkan pada tubuhmu
yang sebelah kiri, yaitu pada tempat antara ketiak dan lenganmu, kemudian
keluarkanlah ia (niscaya ia keluar) dalam keadaan berbeda dengan warna kulit
yang sebelumnya, yaitu (menjadi putih cemerlang tanpa cacat) putih bersinar
dengan cemerlang sebagaimana sinar matahari, dan sinarnya itu menyilaukan
pandangan mata (sebagai mukjizat yang lain) tangan itu bisa menjadi putih
bersinar; lafal Baidhaa'a dan lafal Aayatan Ukhraa keduanya menjadi Hal atau
kata keterangan keadaan bagi Dhamir yang terkandung di dalam lafal Takhruj.
|
||
untuk Kami perlihatkan
kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar,
(23)
|
|
لِنُرِيَكَ مِنۡ
ءَايَـٰتِنَا ٱلۡكُبۡرَى (٢٣)
|
023. (Untuk Kami perlihatkan kepadamu) Kami sengaja melakukan
hal itu bilamana kamu sewaktu-waktu mau menggunakannya, untuk memperlihatkan
kepadamu (sebagian tanda-tanda kekuasaan Kami) bukti kekuasaan Kami (yang
sangat besar) bukti yang besar bagi kerasulanmu. Apabila Nabi Musa hendak
mengembalikan tangannya seperti semula, maka ia mengepitkannya lagi pada
ketiaknya seperti yang dilakukannya semula, kemudian mengeluarkannya
kembali.
|
||
Pergilah kepada
Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas". (24)
|
|
ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ
فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُ ۥ طَغَىٰ (٢٤)
|
024. (Pergilah) sebagai seorang Rasul (kepada Firaun)
dan orang-orang yang mengikutinya (sesungguhnya ia telah melampaui
batas)" sangat keterlaluan di dalam kekafirannya, hingga ia berani
mengaku menjadi tuhan.
|
||
Berkata Musa: "Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, [915] (25)
|
|
قَالَ رَبِّ ٱشۡرَحۡ
لِى صَدۡرِى (٢٥)
|
[915] Nabi
Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi
Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.
|
||
|
||
025. (Berkata Musa, "Ya Rabbku! Lapangkanlah
untukku dadaku,) maksudnya lapangkanlah dadaku supaya mampu mengemban
risalah-Mu.
|
||
dan mudahkanlah
untukku urusanku, (26)
|
|
وَيَسِّرۡ لِىٓ أَمۡرِى
(٢٦)
|
026. (Dan mudahkanlah) permudahlah (untukku urusanku) supaya
aku dapat menyampaikannya.
|
||
dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, (27)
|
|
وَٱحۡلُلۡ عُقۡدَةً۬
مِّن لِّسَانِى (٢٧)
|
027. (Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku) keadaan ini
terjadi sejak lidahnya terbakar bara api yang ia masukkan ke dalam mulutnya
sewaktu masih kecil.
|
||
supaya mereka mengerti
perkataanku, (28)
|
|
يَفۡقَهُواْ قَوۡلِى (٢٨)
|
028. (Supaya mereka mengerti) yakni dapat memahami
(perkataanku) di waktu aku menyampaikan risalah kepada mereka.
|
||
dan jadikanlah untukku
seorang pembantu dari keluargaku, (29)
|
|
وَٱجۡعَل لِّى
وَزِيرً۬ا مِّنۡ أَهۡلِى (٢٩)
|
029. (Dan jadikanlah untukku seorang pembantu) orang yang
membantuku di dalam menyampaikan risalah-Mu (dari keluargaku).
|
||
[yaitu] Harun,
saudaraku, (30)
|
|
هَـٰرُونَ أَخِى (٣٠)
|
030. (Yaitu Harun) lafal Haaruna menjadi Maf'ul Tsani
(saudaraku) lafal Akhii menjadi 'Athaf Rayan.
|
||
teguhkanlah dengan dia
kekuatanku, (31)
|
|
ٱشۡدُدۡ بِهِۦۤ أَزۡرِى
(٣١)
|
031. (Teguhkanlah dengan dia kekuatanku) kemampuanku.
|
||
dan jadikanlah dia
sekutu dalam urusanku, (32)
|
|
وَأَشۡرِكۡهُ فِىٓ
أَمۡرِى (٣٢)
|
032. (Dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku) yakni
ikut mengemban risalah ini. Kedua Fi'il tadi yaitu Usydud dan Asyrik dapat
pula dibaca sebagai Fi'il Mudhari' yang dijazamkan sehingga menjadi Asydud
Bihi dan Usyrik-hu, keduanya merupakan Jawab dari Thalab atau permintaan.
|
||
supaya kami banyak
bertasbih kepada Engkau, (33)
|
|
كَىۡ نُسَبِّحَكَ
كَثِيرً۬ا (٣٣)
|
033. (Supaya kami dapat bertasbih kepada-Mu) yakni melakukan
tasbih (dengan banyak).
|
||
dan banyak mengingat
Engkau. (34)
|
|
وَنَذۡكُرَكَ كَثِيرًا
(٣٤)
|
034. (Dan dapat mengingat-Mu) berzikir kepada-Mu (dengan
banyak pula).
|
||
Sesungguhnya Engkau
adalah Maha Melihat [keadaan] kami". (35)
|
|
إِنَّكَ كُنتَ بِنَا
بَصِيرً۬ا (٣٥)
|
035. (Sesungguhnya Engkau adalah Maha Mengetahui keadaan
kami)" Maha Mengetahuinya, oleh sebab itu maka Engkau akan memberikan
nikmat-Mu kepadaku dengan mengangkat Harun menjadi Rasul.
|
||
Allah berfirman:
"Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa."
(36)
|
|
قَالَ قَدۡ أُوتِيتَ
سُؤۡلَكَ يَـٰمُوسَىٰ (٣٦)
|
036. (Allah berfirman, "Sesungguhnya telah dikabulkan
permintaanmu, hai Musa) sebagai anugerah Kami kepadamu.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah memberi ni’mat kepadamu pada kali yang lain. (37)
|
|
وَلَقَدۡ مَنَنَّا
عَلَيۡكَ مَرَّةً أُخۡرَىٰٓ (٣٧)
|
037. (Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada
kali yang lain).
|
||
yaitu ketika Kami
mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, (38)
|
|
إِذۡ أَوۡحَيۡنَآ
إِلَىٰٓ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰٓ (٣٨)
|
038. (Yaitu ketika) lafal Idz di sini mengandung makna
Ta'lil (mengilhamkan kepada ibumu) di dalam mimpi, atau berupa inspirasi,
yaitu sewaktu ibumu melahirkan dirimu, dan ia merasa khawatir Firaun akan membunuhmu
bersama-sama dengan anak-anak lelaki lainnya yang baru dilahirkan saat itu
(suatu yang diilhamkan") mengenai urusanmu. Selanjutnya dijelaskan ilham
tersebut dalam firman selanjutnya:
|
||
Yaitu:
"Letakkanlah ia [Musa] di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai
[Nil], maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh
[Fir’aun] musuh-Ku dan musuhnya". Dan Aku telah melimpahkan kepadamu
kasih sayang yang datang dari-Ku; [916] dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (39)
|
|
أَنِ ٱقۡذِفِيهِ فِى
ٱلتَّابُوتِ فَٱقۡذِفِيهِ فِى ٱلۡيَمِّ فَلۡيُلۡقِهِ ٱلۡيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ
يَأۡخُذۡهُ عَدُوٌّ۬ لِّى وَعَدُوٌّ۬ لَّهُ ۥۚ وَأَلۡقَيۡتُ عَلَيۡكَ
مَحَبَّةً۬ مِّنِّى وَلِتُصۡنَعَ عَلَىٰ عَيۡنِىٓ (٣٩)
|
[916]
Maksudnya: setiap orang yang memandang Nabi Musa a.s. akan merasa kasih
sayang kepadanya.
|
||
|
||
039. (Yaitu, "Letakkanlah ia) tarohlah ia (di
dalam sebuah peti, kemudian lemparkanlah ia) yakni peti itu (ke sungai) yakni
sungai Nil (maka pasti sungai itu membawanya ke tepi) ke pinggirnya. Kata perintah
di sini mengandung makna kalimat berita (supaya diambil oleh musuh-Ku dan
musuhnya) yaitu raja Firaun. (Dan Aku telah melimpahkan) sesudah Firaun
mengambil anakmu darimu (kepadamu kasih sayang yang datang daripada-Ku)
supaya semua orang merasa kasih sayang kepadamu, lalu Firaun akan merasa
sayang kepadamu, demikian pula setiap orang yang melihatmu (dan supaya kamu
diasuh di bawah pengawasan-Ku) kamu dipelihara di bawah asuhan dan
penjagaan-Ku.
|
||
[Yaitu] ketika
saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada [keluarga Fir’aun]:
"Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?"
Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka
cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, [917] lalu Kami selamatkan
kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka
kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Mad-yan, [918] kemudian kamu datang
menurut waktu yang ditetapkan [919] hai Musa, (40)
|
|
إِذۡ تَمۡشِىٓ أُخۡتُكَ
فَتَقُولُ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ مَن يَكۡفُلُهُ ۥۖ فَرَجَعۡنَـٰكَ
إِلَىٰٓ أُمِّكَ كَىۡ تَقَرَّ عَيۡنُہَا وَلَا تَحۡزَنَۚ وَقَتَلۡتَ نَفۡسً۬ا
فَنَجَّيۡنَـٰكَ مِنَ ٱلۡغَمِّ وَفَتَنَّـٰكَ فُتُونً۬اۚ فَلَبِثۡتَ سِنِينَ
فِىٓ أَهۡلِ مَدۡيَنَ ثُمَّ جِئۡتَ عَلَىٰ قَدَرٍ۬ يَـٰمُوسَىٰ (٤٠)
|
[917] Yang
dibunuh Musa a.s. ini ialah seorang bangsa Qibthi yang sedang berkelahi
dengan seorang Bani Israil,sebagaimana yang dikisahkan dalam surat (28) Al
Qashash ayat 15.
[918] Nabi Musa a.s. datang ke negeri Mad-yan untuk melarikan diri, di sana dia dikawinkan oleh Nabi Syu'aib a.s. dengan salah seorang puterinya dan menetap beberapa tahun lamanya. [919] Maksudnya: Nabi Musa a.s. datang ke lembah Thuwa untuk menerima wahyu dan kerasulan. |
||
|
||
040. (Yaitu ketika) lafal Idz di sini bermakna Ta'lil
(saudaramu yang perempuan berjalan) namanya Maryam untuk menyelidiki
beritamu. Karena sesungguhnya Firaun dan keluarganya telah mendatangkan
orang-orang perempuan yang menyusui, sedangkan kamu tidak mau menerima air
susu seorang pun di antara mereka (lalu ia berkata, 'Bolehkah saya
menunjukkan kepada kalian orang yang akan memeliharanya?') kemudian usulnya
itu ternyata diperkenankan oleh keluarga Firaun, maka segera Maryam
mendatangkan ibunya, lalu Nabi Musa mau menerima air susunya. (Maka Kami mengembalikanmu
kepada ibumu, agar senang hatinya) karena bertemu kembali denganmu (dan tidak
berduka cita) sejak saat itu. (Dan kamu pernah membunuh seorang manusia)
yaitu seorang bangsa Qibti di Mesir. Maka kamu merasa susah dan khawatir
setelah membunuh orang itu terhadap pembalasan raja Firaun (lalu Kami
selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa
cobaan) Kami telah mengujimu dengan beberapa cobaan selain dari peristiwa
itu, kemudian Kami selamatkan pula kamu daripadanya (maka kamu tinggal
beberapa tahun) yakni selama sepuluh tahun (di antara penduduk Madyan)
sesudah kamu datang ke tempat itu dari negeri Mesir, yaitu kamu tinggal di
tempat Nabi Syuaib yang kemudian ia mengawinkanmu dengan putrinya (kemudian
kamu datang menurut waktu yang ditetapkan) di dalam ilmu-Ku dengan membawa
risalah, yaitu dalam usia empat puluh tahun (hai Musa!).
|
||
dan Aku telah
memilihmu untuk diri-Ku. [920] (41)
|
|
وَٱصۡطَنَعۡتُكَ
لِنَفۡسِى (٤١)
|
[920] Maksudnya:
memilih untuk menjadi rasul-Ku.
|
||
|
||
041. (Dan Aku telah memilihmu) telah menjadikanmu
sebagai orang yang terpilih (untuk diri-Ku) untuk mengemban risalah.
|
||
Pergilah kamu beserta
saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam
mengingat-Ku; (42)
|
|
ٱذۡهَبۡ أَنتَ وَأَخُوكَ
بِـَٔايَـٰتِى وَلَا تَنِيَا فِى ذِكۡرِى (٤٢)
|
042. (Pergilah kamu beserta saudaramu) kepada manusia (dengan
membawa ayat-ayat-Ku) yang berjumlah sembilan ayat (dan janganlah kamu berdua
lalai) melalaikan (dalam mengingat-Ku) yaitu dengan cara bertasbih dan
cara-cara lainnya.
|
||
Pergilah kamu berdua
kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; (43)
|
|
ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ
فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُ ۥ طَغَىٰ (٤٣)
|
043. (Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia
telah melampaui batas) karena ia mengaku menjadi tuhan.
|
||
maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat
atau takut. (44)
|
|
فَقُولَا لَهُ ۥ
قَوۡلاً۬ لَّيِّنً۬ا لَّعَلَّهُ ۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ (٤٤)
|
044. (Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut) untuk menyadarkannya supaya jangan mengaku menjadi tuhan
(mudah-mudahan ia ingat) yakni sadar dan mau menerimanya (atau takut")
kepada Allah lalu karenanya ia mau sadar. Ungkapan 'mudah-mudahan' berkaitan
dengan pengetahuan Nabi Musa dan Nabi Harun. Adapun menurut pengetahuan
Allah, maka Dia telah mengetahui bahwa Firaun tidak akan mau sadar dari
perbuatannya.
|
||
Berkatalah mereka
berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera
menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". (45)
|
|
قَالَا رَبَّنَآ
إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفۡرُطَ عَلَيۡنَآ أَوۡ أَن يَطۡغَىٰ (٤٥)
|
045. (Berkatalah mereka berdua, "Ya Rabb kami!
Sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami) mengambil keputusan
yang cepat untuk menyiksa kami (atau akan bertambah melampaui batas")
terhadap kami, yakni bertambah takabbur.
|
||
Allah berfirman:
"Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua,
Aku mendengar dan melihat". (46)
|
|
قَالَ لَا تَخَافَآۖ
إِنَّنِى مَعَڪُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَىٰ (٤٦)
|
046. (Allah berfirman, "Janganlah kamu berdua
takut sesungguhnya Aku beserta kamu berdua) Aku akan membantu kamu berdua
(Aku mendengar) apa yang dikatakannya (dan melihat) apa yang dikerjakannya.
|
||
Maka datanglah kamu
berdua kepadanya [Fir’aun] dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua
adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan
janganlah kamu menyiksa mereka. [921] Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti
[atas kerasulan kami] dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada
orang yang mengikuti petunjuk. (47)
|
|
فَأۡتِيَاهُ فَقُولَآ
إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرۡسِلۡ مَعَنَا بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ وَلَا
تُعَذِّبۡہُمۡۖ قَدۡ جِئۡنَـٰكَ بِـَٔايَةٍ۬ مِّن رَّبِّكَۖ وَٱلسَّلَـٰمُ
عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلۡهُدَىٰٓ (٤٧)
|
[921] Bani
Israil di waktu mereka berada di Mesir adalah di bawah perbudakan Fir'aun.
Mereka dipekerjakan untuk mendirikan bangunan-bangunan yang besar dan kota-kota
dengan kerja paksa. Maka Nabi Musa a.s. meminta kepada Fir'aun agar mereka
dibebaskan.
|
||
|
||
047. (Maka datanglah kamu berdua kepadanya dan
katakanlah, " Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Rabbmu, maka
lepaskanlah Bani Israel bersama kami) untuk berangkat ke negeri Syam (dan
janganlah kamu menyiksa mereka) lepaskanlah mereka dari perbudakanmu yang
telah kamu pekerjakan dengan kerja-kerja yang berat seperti menggali,
membangun bangunan dan mengangkat barang-barang yang berat. (Sesungguhnya
kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti) yakni hujah (dari Rabbmu)
yang membenarkan kerasulan kami. (Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada
orang yang mengikuti petunjuk) keselamatan dari azab bagi orang yang
mengikutinya.
|
||
Sesungguhnya telah
diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu [ditimpakan] atas orang-orang yang
mendustakan [922] dan berpaling". [923] (48)
|
|
إِنَّا قَدۡ أُوحِىَ
إِلَيۡنَآ أَنَّ ٱلۡعَذَابَ عَلَىٰ مَن ڪَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ (٤٨)
|
[922]
Maksudnya: mendustakan ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh
rasul.
[923] Maksudnya:
tidak memperdulikan ajaran dan petunjuk-petunjuk rasul.
|
||
|
||
048. (Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami, bahwa
siksa itu ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan) apa yang kami
datangkan ini (dan berpaling") daripadanya. Kemudian Nabi Musa dan Nabi
Harun mendatangi Firaun dan keduanya mengatakan semuanya itu kepadanya.
|
||
Berkata Fir’aun:
"Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?" [924] (49)
|
|
قَالَ فَمَن
رَّبُّكُمَا يَـٰمُوسَىٰ (٤٩)
|
[924] Setelah
nabi Musa a.s. dan nabi Harus a.s mendapat perintah dari Allah s.w.t.
pergilah mereka kepada Fir'aun dan terjadilah soal-jawab sebagai yang
disebutkan pada ayat 49 dan ayat berikutnya.
|
||
|
||
049. (Berkata Firaun, "Maka siapakah Rabbmu
berdua, hai Musa?") ungkapan ini ditujukan kepada Nabi Musa, karena
dialah asal pembawa risalah Allah dan yang mendapatkan pemeliharaan dari-Nya.
|
||
Musa berkata:
"Tuhan kami ialah [Tuhan] yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu
bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." [925] (50)
|
|
قَالَ رَبُّنَا
ٱلَّذِىٓ أَعۡطَىٰ كُلَّ شَىۡءٍ خَلۡقَهُ ۥ ثُمَّ هَدَىٰ (٥٠)
|
[925] Maksudnya:
memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan
hidupnya masing-masing.
|
||
|
||
050. (Musa berkata, "Rabb kami ialah yang telah
memberikan kepada tiap-tiap sesuatu) yakni tiap-tiap makhluk (bentuk
kejadiannya) yang membedakannya daripada makhluk yang lain (kemudian
memberinya petunjuk") sehingga mengetahui makanan, minuman dan cara
mengembangkan keturunannya serta hal-hal lain yang menyangkut kehidupannya.
|
||
Berkata Fir’aun:
"Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" (51)
|
|
قَالَ فَمَا بَالُ
ٱلۡقُرُونِ ٱلۡأُولَىٰ (٥١)
|
051. (Berkatalah ia) yakni Firaun, ("Maka bagaimanakah)
keadaan (umat-umat) yakni bangsa-bangsa (yang dahulu?") seperti kaum
Nabi Nuh, kaum Nabi Hud, kaum Nabi Luth dan kaum Nabi Saleh, tentang
penyembahan mereka kepada berhala-berhala.
|
||
Musa menjawab:
"Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, [926] Tuhan kami tidak akan
salah dan tidak [pula] lupa; (52)
|
|
قَالَ عِلۡمُهَا عِندَ
رَبِّى فِى كِتَـٰبٍ۬ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى (٥٢)
|
[926]
Maksudnya: Lauh Mahfuzh.
|
||
|
||
052. (Ia berkata) yakni Nabi Musa, ("Pengetahuan
tentang itu) pengetahuan mengenai keadaan mereka berada (di sisi Rabbku, di
dalam sebuah kitab) yaitu Lohmahfuz; Dia akan membalas mereka kelak di hari
kiamat. (Tidak akan salah) tidak akan lenyap (dari Rabbku) segala sesuatu
(dan tidak pula lupa) akan sesuatu.
|
||
Yang telah menjadikan
bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu
jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan
air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (53)
|
|
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ
ٱلۡأَرۡضَ مَهۡدً۬ا وَسَلَكَ لَكُمۡ فِيہَا سُبُلاً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ
مَآءً۬ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦۤ أَزۡوَٲجً۬ا مِّن نَّبَاتٍ۬ شَتَّىٰ (٥٣)
|
053. Dia (yang telah menjadikan bagi kalian) di antara sekian
banyak makhluk-Nya (bumi sebagai hamparan) tempat berpijak (dan Dia
memudahkan) mempermudah (bagi kalian di bumi itu jalan-jalan) tempat-tempat
untuk berjalan (dan Dia menurunkan dari langit air hujan) yakni merupakan
hujan. Allah berfirman menggambarkan apa yang telah disebutkan-Nya itu
sebagai nikmat dari-Nya, kepada Nabi Musa dan dianggap sebagai khithab untuk
penduduk Mekah. (Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis)
bermacam-macam (tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam). Lafal Syattaa ini
menjadi kata sifat daripada lafal Azwaajan, maksudnya, yang berbeda-beda
warna dan rasa serta lain-lainnya. Lafal syattaa ini adalah bentuk jamak dari
lafal Syatiitun, wazannya sama dengan lafal Mardhaa sebagai jamak dari lafal
Mariidhun. Ia berasal dari kata kerja Syatta artinya Tafarraqa atau
berbeda-beda.
|
||
Makanlah dan
gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu,
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
(54)
|
|
كُلُواْ وَٱرۡعَوۡاْ
أَنۡعَـٰمَكُمۡۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّأُوْلِى ٱلنُّهَىٰ (٥٤) ۞
|
054. (Makanlah) daripadanya (dan gembalakanlah ternak kalian)
di dalamnya. Lafal An'am adalah bentuk jamak dari lafal Ni'amun, yang artinya
mencakup unta, sapi dan kambing. Dikatakan, Ru'tul An'aama atau aku menggembalakan
ternak dan Ra'aituhaa atau aku telah menggembalakannya. Pengertian yang
terkandung di dalam perintah ini menunjukkan makna ibahah atau boleh dan
sekaligus sebagai pengingat akan nikmat-nikmat-Nya. Jumlah keseluruhan ayat
ini menjadi kata keterangan keadaan daripada Dhamir yang terkandung di dalam
lafal Akhrajnaa. Maksudnya, Kami memperbolehkan bagi kalian untuk memakannya
dan mengembalakan ternak padanya. (sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni
pada hal-hal yang telah disebutkan dalam ayat ini (terdapat tanda-tanda)
pelajaran-pelajaran (bagi orang-orang yang berakal) lafal Nuhaa adalah bentuk
jamak dan lafal Nuhyah, wazannya sama dengan lafal Ghurfah yang jamaknya
Ghuraf. Akal dinamakan dengan istilah ini, karena dapat mencegah pemiliknya dari
melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.
|
||
Dari bumi [tanah]
itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan
daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. (55)
|
|
مِنۡہَا خَلَقۡنَـٰكُمۡ
وَفِيہَا نُعِيدُكُمۡ وَمِنۡہَا نُخۡرِجُكُمۡ تَارَةً أُخۡرَىٰ (٥٥)
|
055. (Dari bumi itulah) dari tanah (Kami menjadikan kalian)
dengan menciptakan nenek moyang kalian Adam daripadanya (dan kepadanya Kami
akan mengembalikan kalian) kalian akan dikuburkan di dalamnya sesudah mati
(dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kalian) pada hari berbangkit (pada
kali) untuk kali (yang lain) sebagaimana Kami mengeluarkan kalian pada
permulaan penciptaan kalian.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah perlihatkan kepadanya [Fir’aun] tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya, [927] maka ia mendustakan
dan enggan [menerima kebenaran]. (56)
|
|
وَلَقَدۡ أَرَيۡنَـٰهُ
ءَايَـٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَىٰ (٥٦)
|
[927] Yang
dimaksud dengan "tanda-tanda" di sini ialah tanda-tanda kenabian
Musa surat (17) Al Isra'. Pada pertemuan antara nabi
Musa a.s. dengan Fir'aun ini,yang diperlihatkan baru dua, yaitu tongkat nabi
Musa a.s. menjadi ular dan tangannya menjadi putih cemerlang.
|
||
|
||
056. (Dan sesungguhnya telah Kami perlihatkan
kepadanya) kepada Firaun (ayat-ayat Kami semuanya) yang berjumlah sembilan
ayat itu (maka ia mendustakan) nya dan menuduh bahwa ayat-ayat itu adalah
sihir (dan ia enggan) untuk mengesakan Allah swt.
|
||
Berkata Fir’aun:
"Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami
[ini] dengan sihirmu, hai Musa? (57)
|
|
قَالَ أَجِئۡتَنَا
لِتُخۡرِجَنَا مِنۡ أَرۡضِنَا بِسِحۡرِكَ يَـٰمُوسَىٰ (٥٧)
|
057. (Berkata Firaun, "Adakah kamu datang kepada
kami untuk mengusir kami dari negeri kami) yakni dari negeri Mesir, kemudian
kamu menjadi raja padanya (dengan sihirmu, hai Musa?")
|
||
Dan kamipun pasti akan
mendatangkan [pula] kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu
untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan
tidak [pula] kamu di suatu tempat yang pertengahan [letaknya]".
(58)
|
|
فَلَنَأۡتِيَنَّكَ
بِسِحۡرٍ۬ مِّثۡلِهِۦ فَٱجۡعَلۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكَ مَوۡعِدً۬ا لَّا
نُخۡلِفُهُ ۥ نَحۡنُ وَلَآ أَنتَ مَكَانً۬ا سُوً۬ى (٥٨)
|
058. ("Dan kami pun pasti akan mendatangkan pula kepadamu
sihir semacam itu) yang akan melawannya (maka buatlah suatu waktu antara kami
dan kamu) untuk pertemuan itu (yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak
pula kamu, di suatu tempat) lafal Makaanan ini dinashabkan dengan mencabut
huruf Jarnya, maksudnya, di tempat (yang pertengahan") lafal Suwan dapat
pula dibaca Siwan, artinya, tempat yang letaknya pertengahan, dari arah mana
saja didatangi oleh kedua pihak jaraknya sama.
|
||
Berkata Musa:
"Waktu untuk pertemuan [kami dengan] kamu itu ialah di hari raya dan
hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik".
(59)
|
|
قَالَ مَوۡعِدُكُمۡ
يَوۡمُ ٱلزِّينَةِ وَأَن يُحۡشَرَ ٱلنَّاسُ ضُحً۬ى (٥٩)
|
059. (Berkatalah ia) Nabi Musa, ("Waktu untuk pertemuan
kami dengan kalian itu adalah hari raya) yakni hari raya Firaun dan kaumnya,
yang pada hari itu mereka berhias diri dan berkumpul-kumpul (dan hendaklah
dikumpulkan manusia) semua penduduk negeri Mesir dikumpulkan (pada waktu
matahari naik sepenggalah") untuk menyaksikan apa yang akan terjadi.
|
||
Maka Fir’aun
meninggalkan [tempat itu], lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. [929] (60)
|
|
فَتَوَلَّىٰ فِرۡعَوۡنُ
فَجَمَعَ ڪَيۡدَهُ ۥ ثُمَّ أَتَىٰ (٦٠)
|
[929] Maksudnya:
sete;ah Fir'aun mengatur tipu dayanya dan waktu untuk pertemuan telah datang
yaitu hari raya, maka Fir'aun bersama pengikut-pengikut nya datanglah
ketempat yang ditentukan itu
|
||
|
||
060. (Maka Firaun meninggalkan) pergi meninggalkan
tempat itu (lalu ia mengatur tipu muslihatnya) ia mulai mengumpulkan para
ahli sihirnya (kemudian ia datang) bersama mereka pada waktu yang telah
ditentukan itu.
|
||
Berkata Musa kepada
mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan
terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan
sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (61)
|
|
قَالَ لَهُم مُّوسَىٰ
وَيۡلَكُمۡ لَا تَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ڪَذِبً۬ا فَيُسۡحِتَكُم بِعَذَابٍ۬ۖ
وَقَدۡ خَابَ مَنِ ٱفۡتَرَىٰ (٦١)
|
061. (Berkata Musa kepada mereka,) jumlah para ahli sihir
Firaun ada tujuh puluh dua orang; setiap orang dari mereka memegang tali dan
tongkat ("Celakalah kalian) maksudnya semoga Allah menimpakan kecelakaan
kepada kalian (janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah)
dengan menyekutukan seseorang bersama-Nya (maka Dia membinasakan kalian) ia
dapat dibaca Fayushitakum dan Fayashitakum, artinya Dia akan membinasakan
kalian, karena perbuatan musyrik itu (dengan siksa") dari sisi-Nya. (Dan
sesungguhnya telah kecewa) merugi (orang yang mengada-adakan kedustaan)
terhadap Allah.
|
||
Maka mereka
berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka
merahasiakan percakapan [mereka]. (62)
|
|
فَتَنَـٰزَعُوٓاْ
أَمۡرَهُم بَيۡنَهُمۡ وَأَسَرُّواْ ٱلنَّجۡوَىٰ (٦٢)
|
062. (Maka mereka berbantah-bantahan di antara mereka tentang
urusannya) yakni mengenai Nabi Musa dan saudaranya itu (dan mereka
merahasiakan percakapan) mereka yang menyangkut Nabi Musa dan Nabi Harun.
|
||
Mereka berkata:
"Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak
mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan
kedudukan kamu yang utama. [930] (63)
|
|
قَالُوٓاْ إِنۡ
هَـٰذَٲنِ لَسَـٰحِرَٲنِ يُرِيدَانِ أَن يُخۡرِجَاكُم مِّنۡ أَرۡضِكُم بِسِحۡرِهِمَا
وَيَذۡهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ ٱلۡمُثۡلَىٰ (٦٣)
|
[930]
Maksudnya: kedatangan Musa a.s dan Harun a.s. ke Mesir itu ialah hendak
menggantikan kamu sebagai penguasa di Mesir. Sebagian ahli tafsir mengartikan
"thariqah" di sini dengan "keyakinan (agama)".
|
||
|
||
063. (Mereka berkata) kepada diri mereka sendiri,
("Sesungguhnya dua orang ini) ungkapan Haadzaani dijadikan hujah atau
alasan bagi sebagian ahli Nahwu yang menetapkan huruf Alif pada isim
Tatsniyah dalam tiga keadaan. Akan tetapi menurut qiraat Abu 'Amr, lafal
Haadzaani ini dibaca Haadzaini (adalah benar-benar ahli sihir yang hendak
mengusir kalian, dari negeri kalian dengan sihirnya dan hendak melenyapkan
kedudukan kalian yang utama") lafal Mutslaa adalah bentuk Muannats dari
lafal Amtsal; maksudnya yang mulia. Artinya, keduanya akan melenyapkan
kemuliaan kalian, bila mereka berdua dibiarkan menang, kemudian kalian
cenderung kepada keduanya.
|
||
Maka himpunkanlah
segala daya [sihir] kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya
beruntunglah orang yang menang pada hari ini." [931] (64)
|
|
فَأَجۡمِعُواْ
ڪَيۡدَكُمۡ ثُمَّ ٱئۡتُواْ صَفًّ۬اۚ وَقَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡيَوۡمَ مَنِ
ٱسۡتَعۡلَىٰ (٦٤)
|
[931] Maksud
"hari ini" ialah hari berlangsungnya pertandingan.
|
||
|
||
064. ("Maka himpunkanlah segala daya upaya kalian)
semua kekuatan dan keahlian sihir kalian. Kalau dibaca Fajma'uu berasal dari
lafal Jama'a dan kalau dibaca Fa-ajmi'uu berasal dari lafal Ajma'a, artinya
kerahkanlah (kemudian datanglah dengan berbaris). Lafal Shaffan adalah Hal
atau kata keterangan keadaan, maksudnya dalam keadaan berbaris (dan
sesungguhnya beruntunglah) yakni akan memperoleh keuntungan (orang yang
menang pada hari ini") yakni yang dapat mengalahkan musuhnya.
|
||
[Setelah mereka
berkumpul] mereka berkata: "Hai Musa [pilihlah], apakah kamu yang
melemparkan [dahulu] atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?"
(65)
|
|
قَالُواْ
يَـٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلۡقِىَ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنۡ
أَلۡقَىٰ (٦٥)
|
065. (Mereka berkata, "Hai Musa!) Pilihlah (apakah kamu
yang melemparkan dahulu) tongkatmu (atau kamikah orang yang mula-mula
melemparkan?") tongkat.
|
||
Berkata Musa:
"Silakan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat,
lantaran sihir mereka. (66)
|
|
قَالَ بَلۡ أَلۡقُواْۖ
فَإِذَا حِبَالُهُمۡ وَعِصِيُّهُمۡ يُخَيَّلُ إِلَيۡهِ مِن سِحۡرِهِمۡ أَنَّہَا
تَسۡعَىٰ (٦٦)
|
066. (Berkata Musa, "Silakan kamu sekalian
melemparkan") maka mereka melemparkannya. (Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka) asal kata 'Ishiyyun adalah 'Ushuwwun, kemudian kedua
huruf Wawu ditukar menjadi Ya, selanjutnya harakat huruf 'Ain dan Shad
dikasrahkan, maka menjadi 'Ishiyyun (terbayang kepada Musa seakan-akan karena
pengaruh sihir mereka ia) merupakan ular-ular (yang berjalan) atau merayap
pada perutnya.
|
||
Maka Musa merasa takut
dalam hatinya. (67)
|
|
فَأَوۡجَسَ فِى
نَفۡسِهِۦ خِيفَةً۬ مُّوسَىٰ (٦٧)
|
067. (Maka timbullah perasaan) muncul perasaan (takut dalam
hati Musa) dia merasa takut karena ternyata sihir mereka sejenis dengan
mukjizatnya, sehingga akibatnya akan mengaburkan mana yang hak dan mana yang
batil di mata orang banyak, yang nantinya mereka tidak mau beriman,
disebabkan kejadian itu.
|
||
Kami berkata:
"Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul [menang].
(68)
|
|
قُلۡنَا لَا تَخَفۡ
إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡأَعۡلَىٰ (٦٨)
|
068. (Kami berkata) kepada Musa, ("Janganlah kamu takut,
sesungguhnya kamulah yang paling unggul) kamulah yang akan mengungguli
mereka.
|
||
Dan lemparkanlah apa
yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.
Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir
[belaka]. Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang". (69)
|
|
وَأَلۡقِ مَا فِى
يَمِينِكَ تَلۡقَفۡ مَا صَنَعُوٓاْۖ إِنَّمَا صَنَعُواْ كَيۡدُ سَـٰحِرٍ۬ۖ
وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيۡثُ أَتَىٰ (٦٩)
|
069. (Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu) yakni
tongkat (niscaya ia akan menelan) yakni akan melahap (apa yang mereka
perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang
sihir) ulah tukang sihir belaka. (Dan tidak akan menang tukang sihir itu,
dari mana saja ia datang") dengan sihirnya itu. Lalu Nabi Musa
melemparkan tongkatnya, maka tongkat Nabi Musa itu menjadi ular yang besar
dan menelan semua apa yang diperbuat oleh para ahli sihir.
|
||
Lalu tukang-tukang
sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah
percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (70)
|
|
فَأُلۡقِىَ ٱلسَّحَرَةُ
سُجَّدً۬ا قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِرَبِّ هَـٰرُونَ وَمُوسَىٰ (٧٠)
|
070. (Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud)
yakni mereka bersujud kepada Allah swt. (seraya berkata, "Kami telah
percaya kepada Rabb Harun dan Musa").
|
||
Berkata Fir’aun:
"Apakah kamu telah beriman kepadanya [Musa] sebelum aku memberi izin
kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir
kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu
sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, [932] dan sesungguhnya aku
akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu
akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal
siksanya". (71)
|
|
قَالَ ءَامَنتُمۡ
لَهُ ۥ قَبۡلَ أَنۡ ءَاذَنَ لَكُمۡۖ إِنَّهُ ۥ لَكَبِيرُكُمُ ٱلَّذِى
عَلَّمَكُمُ ٱلسِّحۡرَۖ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيۡدِيَكُمۡ وَأَرۡجُلَكُم مِّنۡ
خِلَـٰفٍ۬ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمۡ فِى جُذُوعِ ٱلنَّخۡلِ وَلَتَعۡلَمُنَّ
أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابً۬ا وَأَبۡقَىٰ (٧١)
|
[932] lihat no. 555 Fir'aun
adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Fir'aun di masa
Nabi Musa a.s. ialah Menephthah (1232-1224 ###.) anak dari Ramses.
|
||
|
||
071. (Berkatalah) Firaun, ("Apakah kalian telah
beriman) dapat dibaca A-amantum dan Aamantum (kepada Musa sebelum aku memberi
izin) sebelum aku mengizinkan (kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah
pemimpin kalian) guru kalian (yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka
sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang
secara bertimbal balik) lafal Min Khilaafin berkedudukan menjadi Hal, artinya
secara bersilang, yaitu tangan kanan dengan kaki kiri (dan sesungguhnya aku
akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma) yakni pada pohon kurma (dan
sesungguhnya kalian akan mengetahui siapa di antara kita) yakni diri Firaun
sendiri dan Rabb Nabi Musa (yang lebih pedih dan lebih kekal
siksaannya") bila ada orang yang melanggar kepadanya.
|
||
Mereka berkata:
"Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang
nyata [mu’jizat], yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah
menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.
Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini
saja. (72)
|
|
قَالُواْ لَن
نُّؤۡثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَآءَنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَـٰتِ وَٱلَّذِى فَطَرَنَاۖ
فَٱقۡضِ مَآ أَنتَ قَاضٍۖ إِنَّمَا تَقۡضِى هَـٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَآ
(٧٢)
|
072. (Mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak akan
mengutamakan kamu) kami tidak akan memilih kamu (daripada bukti-bukti yang
nyata yang telah datang kepada kami) bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran
Nabi Musa (dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami) yakni Allah yang
telah menjadikan kami. Kalimat ini dapat diartikan sebagai Qasam atau sumpah
atau di'athafkan kepada lafal Ma (maka putuskanlah apa yang hendak kamu
putuskan) artinya lakukanlah apa yang kamu ucapkan itu. (Sesungguhnya kamu
hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia saja) dinashabkannya
lafal Al-Hayaatad Dun-yaa menunjukkan makna Ittisa', maksudnya peradilan di
dunia dan kelak kamu akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat akibat
dari perbuatanmu itu.
|
||
Sesungguhnya kami
telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami
dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih
baik [pahala-Nya] dan lebih kekal [azab-Nya]" (73)
|
|
إِنَّآ ءَامَنَّا
بِرَبِّنَا لِيَغۡفِرَ لَنَا خَطَـٰيَـٰنَا وَمَآ أَكۡرَهۡتَنَا عَلَيۡهِ مِنَ
ٱلسِّحۡرِۗ وَٱللَّهُ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰٓ (٧٣)
|
073. (Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar
Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami) dari kemusyrikan dan dosa-dosa
lainnya yang pernah kami lakukan (dan sihir yang telah kamu paksakan kepada
kami melakukannya) mulai dari belajar sampai dengan mempraktekkannya untuk
melawan Nabi Musa. (Dan Allah lebih baik) pahala-Nya daripada kamu, jika Dia
ditaati (dan lebih kekal") azab-Nya daripada kamu, jika didurhakai.
|
||
Sesungguhnya
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya
baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati [933] di dalamnya dan tidak [pula] hidup. (74)
|
|
إِنَّهُ ۥ مَن
يَأۡتِ رَبَّهُ ۥ مُجۡرِمً۬ا فَإِنَّ لَهُ ۥ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ
فِيہَا وَلَا يَحۡيَىٰ (٧٤)
|
[933] Maksud
"tidak mati" ialah dia selalu merasakan azab dan maksud "tidak
hidup" ialah hidup yang dapat dipergunakannya untuk bertaubat.
|
||
|
||
074. Allah berfirman (Sesungguhnya barang siapa yang
datang kepada Rabbnya dalam keadaan berdosa) yakni dalam keadaan kafir,
sebagaimana Firaun (maka sesungguhnya baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati
di dalamnya) sehingga ia dapat istirahat dari kepedihan azab (dan tidak pula
hidup) dengan kehidupan yang layak dan bermanfaat bagi dirinya.
|
||
Dan barangsiapa datang
kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal
saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang
tinggi [mulia], (75)
|
|
وَمَن يَأۡتِهِۦ
مُؤۡمِنً۬ا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَـٰتُ ٱلۡعُلَىٰ (٧٥)
|
075. (Dan barang siapa yang datang kepada Rabbnya dalam
keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh) mengerjakan
amal-amal fardu dan amal-amal sunah (maka mereka itulah orang-orang yang
memperoleh kedudukan-kedudukan yang tinggi) lafal Al 'Ulaa adalah bentuk
jamak daripada lafal Al 'Ulyaa muannats daripada lafal Al A'laa artinya yang
paling tinggi.
|
||
[yaitu] surga ’Adn yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan
bagi orang yang bersih [dari kekafiran dan kema’siatan]. (76)
|
|
جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬
تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَاۚ وَذَٲلِكَ جَزَآءُ
مَن تَزَكَّىٰ (٧٦)
|
076. (Yaitu surga Adn) sebagai tempat tinggalnya, lafal
Jannaatu 'Adnin merupakan penjelasan daripada kedudukan tadi (yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan
bagi orang yang bersih) daripada dosa-dosa.
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku [Bani
Israil] di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut
itu, [934]
kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut [akan
tenggelam]". (77)
|
|
وَلَقَدۡ أَوۡحَيۡنَآ
إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَسۡرِ بِعِبَادِى فَٱضۡرِبۡ لَهُمۡ طَرِيقً۬ا فِى
ٱلۡبَحۡرِ يَبَسً۬ا لَّا تَخَـٰفُ دَرَكً۬ا وَلَا تَخۡشَىٰ (٧٧)
|
[934]
"Membuat jalan yang kering di dalam laut itu" ialah dengan memukul
laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63 surat (26) Asy Syu'araa.
|
||
|
||
077. (Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa,
"Pergilah kalian dengan hamba-hamba-Ku di malam hari) jika dibaca Asri
berasal dari Asraa dan jika dibaca Anisri dengan memakai Hamzah Washal,
berasal dari kata Saraa, demikian menurut dua pendapat mengenainya, artinya:
bawalah mereka pergi di malam hari dari negeri Mesir (maka buatlah untuk
mereka) dengan tongkatmu itu (jalan yang kering di laut itu) artinya, jalan
yang keadaannya telah kering. Nabi Musa mengerjakan apa yang telah
diperintahkan kepadanya, lalu Allah mengeringkan jalan yang dilalui mereka,
sehingga mereka dapat melaluinya (kamu tak usah khawatir akan tersusul) dapat
terkejar oleh Firaun (dan tidak usah takut") tenggelam.
|
||
Maka Fir’aun dengan
bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang
menenggelamkan mereka. (78)
|
|
فَأَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ
بِجُنُودِهِۦ فَغَشِيَہُم مِّنَ ٱلۡيَمِّ مَا غَشِيَہُمۡ (٧٨)
|
078. (Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka)
Firaun pun ikut bersama dengan bala tentaranya (lalu mereka ditutup oleh
laut) yakni laut itu melanda mereka (yang menenggelamkan mereka) akhirnya
Firaun bersama dengan balatentaranya tenggelam.
|
||
Dan Fir’aun telah
menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. (79)
|
|
وَأَضَلَّ فِرۡعَوۡنُ
قَوۡمَهُ ۥ وَمَا هَدَىٰ (٧٩)
|
079. (Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya) dengan menyeru
mereka supaya menyembah dirinya (dan tidak memberi petunjuk) akan tetapi
justru Firaun menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, berbeda halnya dengan
apa yang telah diungkapkannya, yang kemudian disitir oleh firman-Nya, yaitu:
(Firaun berkata), "Dan aku tiada menunjukkan kepada kalian melainkan
jalan yang benar" (Q.S. Al-Mukmin 29).
|
||
Hai Bani Israil,
sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami
telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian [untuk munajat] di sebelah
kanan [935]
gunung itu [936] dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa.
[937] (80)
|
|
يَـٰبَنِىٓ
إِسۡرَٲٓءِيلَ قَدۡ أَنجَيۡنَـٰكُم مِّنۡ عَدُوِّكُمۡ وَوَٲعَدۡنَـٰكُمۡ جَانِبَ
ٱلطُّورِ ٱلۡأَيۡمَنَ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَنَّ وَٱلسَّلۡوَىٰ (٨٠)
|
[935]
Sebahagian Ahli Tarsir menafsirkan "al aiman" dengan "Yang
diberkati".
[936] Yang dimaksud dengan"gunung itu" disini ialah Gunung Sinai. [937] Yang bermunajat dengan Allah ialah Nabi Musa a.s. Tetapi disini disebut "kamu sekalian" karena manfaat munajat itu kembali kepada Nabi Musa a.s.dan Bani Israil kesemuanya. Perjanjian yang dijanjikan itu ialah untuk bermunajat dan menerima Taurat. Arti "manna" dan "salwa" lihat not. 53. Salah satu ni'mat Tuhan kepada mereka ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. Manna ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa ialah: burung sebangsa puyuh. |
||
|
||
080. (Hai Bani Israel! Sesungguhnya Kami telah menyelamatkan
kamu sekalian dari musuh kalian) yakni Firaun dengan menenggelamkannya (dan
Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian di sebelah kanan bukit
Thur) kemudian Kami memberikan kitab Taurat kepada Musa untuk diamalkan (dan
Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa) yaitu dinamakan
pula Taranjabin dan burung Sammani. Sedangkan orang-orang yang diseru dalam
ayat ini adalah orang-orang Yahudi yang hidup di masa Nabi saw. Allah swt.
berbicara kepada mereka seraya mengingatkan akan nikmat-nikmat yang telah
dilimpahkan-Nya kepada kakek moyang mereka di zaman Nabi Musa. Dimaksud
sebagai pendahuluan terhadap apa yang akan diungkapkan oleh Allah pada firman
selanjutnya, yaitu:
|
||
Makanlah di antara
rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui
batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa
ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (81)
|
|
كُلُواْ مِن
طَيِّبَـٰتِ مَا رَزَقۡنَـٰكُمۡ وَلَا تَطۡغَوۡاْ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ
غَضَبِىۖ وَمَن يَحۡلِلۡ عَلَيۡهِ غَضَبِى فَقَدۡ هَوَىٰ (٨١)
|
081. (Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami
berikan kepada kalian) yakni nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian (dan
janganlah melampaui batas padanya) seumpamanya kalian mengingkari
nikmat-nikmat itu (yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian) bila dibaca
Yahilla artinya wajib kemurkaan-Ku menimpa kalian. Dan jika dibaca Yahulla
artinya, pasti kemurkaan-Ku menimpa kalian (Dan barang siapa ditimpa oleh
kemurkaan-Ku) lafal Yahlil dapat pula dibaca Yahlul (maka sungguh binasalah
ia) terjerumuslah ia ke dalam neraka.
|
||
Dan sesungguhnya Aku
Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian
tetap di jalan yang benar. (82)
|
|
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ۬
لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا ثُمَّ ٱهۡتَدَىٰ (٨٢) ۞
|
082. (Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertobat) dari kemusyrikan (dan beriman) mentauhidkan Allah (dan beramal
saleh) yakni mengamalkan fardu dan sunah (kemudian tetap di jalan yang benar)
tetap mengamalkan apa yang telah disebutkan di atas hingga umurnya habis.
|
||
Mengapa kamu datang
lebih cepat daripada kaummu, hai Musa? (83)
|
|
وَمَآ أَعۡجَلَكَ عَن
قَوۡمِكَ يَـٰمُوسَىٰ (٨٣)
|
083. (Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu)
lebih cepat dari janji yang telah ditentukan untuk mengambil kitab Taurat
(hai Musa?)
|
||
Berkata Musa:
"Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya
Tuhanku, agar supaya Engkau ridha [kepadaku]". (84)
|
|
قَالَ هُمۡ أُوْلَآءِ
عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلۡتُ إِلَيۡكَ رَبِّ لِتَرۡضَىٰ (٨٤)
|
084. (Berkata Musa, "Itulah mereka) dekat denganku
berdatangan (sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Rabbku,
supaya Engkau rida") kepadaku, lebih daripada keridaan-Mu kepadaku
sebelumnya. Sebelum menjawab pertanyaan Allah, Nabi Musa terlebih dahulu
memohon maaf kepada-Nya, hal ini dia lakukan menurut dugaannya. Akan tetapi
ternyata kenyataannya berbeda dengan apa yang diduga sebelumnya, yaitu ketika
Allah berfirman pada ayat selanjutnya.
|
||
Allah berfirman:
"Maka sesungguhnya kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan,
dan mereka telah disesatkan oleh Samiri." [938] (85)
|
|
قَالَ فَإِنَّا قَدۡ
فَتَنَّا قَوۡمَكَ مِنۢ بَعۡدِكَ وَأَضَلَّهُمُ ٱلسَّامِرِىُّ (٨٥)
|
[938] Samiri
ialah seorang dan Bani Israil dari suku Assamirah.
|
||
|
||
085. (Berfirman Allah) subhaanahu wa taala, ("Maka
sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan) sesudah kamu
berpisah meninggalkan mereka (dan mereka telah disesatkan oleh Samiri")
yang menjerumuskan mereka sehingga mereka menyembah anak sapi.
|
||
Kemudian Musa kembali
kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai
kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka
apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar
kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan
aku?" (86)
|
|
فَرَجَعَ مُوسَىٰٓ
إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ غَضۡبَـٰنَ أَسِفً۬اۚ قَالَ يَـٰقَوۡمِ أَلَمۡ يَعِدۡكُمۡ
رَبُّكُمۡ وَعۡدًا حَسَنًاۚ أَفَطَالَ عَلَيۡڪُمُ ٱلۡعَهۡدُ أَمۡ أَرَدتُّمۡ
أَن يَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ غَضَبٌ۬ مِّن رَّبِّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُم مَّوۡعِدِى (٨٦)
|
086. (Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah)
disebabkan tingkah laku kaumnya itu (dan bersedih hati) yakni dengan hati
yang sangat sedih (Berkata Musa, "Hai kaumku! Bukankah Rabb kalian telah
menjanjikan kepada kalian suatu janji yang baik?) janji yang benar, bahwa Dia
akan memberi kitab Taurat kepada kalian. (Maka apakah terasa lama masa yang
berlalu itu bagi kalian) yakni masa perpisahanku dengan kalian (atau kalian
menghendaki agar menimpa) (kalian kemurkaan dari Rabb kalian) disebabkan
kalian menyembah anak sapi (dan kalian melanggar perjanjian kalian dengan
aku?") padahal sebelumnya kalian telah berjanji akan datang sesudahku,
tetapi ternyata kalian tidak mau datang.
|
||
Mereka berkata:
"Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami
sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu,
maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri
melemparkannya". [939] (87)
|
|
قَالُواْ مَآ
أَخۡلَفۡنَا مَوۡعِدَكَ بِمَلۡكِنَا وَلَـٰكِنَّا حُمِّلۡنَآ أَوۡزَارً۬ا مِّن
زِينَةِ ٱلۡقَوۡمِ فَقَذَفۡنَـٰهَا فَكَذَٲلِكَ أَلۡقَى ٱلسَّامِرِىُّ (٨٧)
|
[939] Maksudnya:
mereka disuruh membawa perhiasan dari emas kepunyaan orang-orang Mesir. lalu
oleh Samiri dianjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah
dinyalakannya dalam suatu lobang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu.
Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Lihat
selanjutnya Not. 570.
|
||
|
||
087. (Mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak
melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri) lafal Bimalkinaa dapat
pula dibaca Bimilkinaa atau Bimulkinaa, artinya dengan kehendak kami sendiri,
atau dengan kemauan kami sendiri (tetapi kami disuruh membawa) dapat dibaca
Hammalnaa atau Hummilnaa (beban-beban) yakni beban yang berat-berat (dari
perhiasan kaum itu) yakni perhiasan milik kaum Firaun, yang mereka pinjam
dahulu untuk keperluan pengantin, kini perhiasan itu masih berada di tangan
mereka (maka kami telah melemparkannya) kami mencampakkannya ke dalam api
atas perintah Samiri (dan demikian pula) sebagaimana kami melemparkannya
(Samiri melemparkannya") yakni ia pun ikut melemparkan perhiasan kaum
Firaun yang masih ada padanya dan ia melemparkan pula tanah Yang ia ambil
dari bekas teracak kuda malaikat Jibril dengan cara seperti berikut ini.
|
||
kemudian Samiri
mengeluarkan untuk mereka [dari lobang itu] anak lembu yang bertubuh dan
bersuara, [940] maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi
Musa telah lupa". (88)
|
|
فَأَخۡرَجَ لَهُمۡ
عِجۡلاً۬ جَسَدً۬ا لَّهُ ۥ خُوَارٌ۬ فَقَالُواْ هَـٰذَآ إِلَـٰهُڪُمۡ
وَإِلَـٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِىَ (٨٨)
|
[940] Lihat
not 570. Mereka membuat patung anak lembu dari emas. Para Mufassirin
berpendapat bahwa patung itu tetap patung tidak bernyawa dan suara yang
seperti lembu itu hanyalah disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam rongga
patung itu dengan tekhnik yang dikenal oleh Samiri waktu itu dan sebagian
mufassirin ada yang menafsirkan bahwa patung yang dibuat dari emas itu
kemudian menjadi tubuh yang bernyawa dan mempunyai suara lembu.
|
||
|
||
088. (Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka anak
lembu) yang berhasil ia cetak dari perhiasan itu (yang bertubuh) yakni ada
daging dan darahnya (dan bersuara) suaranya dapat didengar. Anak lembu itu
menjadi demikian disebabkan pengaruh tanah bekas teracak kuda malaikat
Jibril, sehingga ia dapat hidup. Tanah itu diletakkan oleh Samiri ke dalam
mulut lembu itu sesudah dicetak, lalu anak lembu itu menjadi hidup (maka
mereka berkata) yakni Samiri dan para pengikutnya, ("Inilah Tuhan kalian
dan Tuhan Musa, tetapi ia telah lupa") Musa telah lupa akan Tuhannya,
bahwa Dia ada di sini, lalu pergi mencari-Nya. Maka Allah berfirman:
|
||
Maka apakah mereka
tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban
kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak
[pula] kemanfa’atan? (89)
|
|
أَفَلَا يَرَوۡنَ
أَلَّا يَرۡجِعُ إِلَيۡهِمۡ قَوۡلاً۬ وَلَا يَمۡلِكُ لَهُمۡ ضَرًّ۬ا وَلَا
نَفۡعً۬ا (٨٩)
|
089. (Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak
lembu itu) lafal Allaa merupakan gabungan daripada Ann yang ditakhfif dari
Anna dan Laa, sedangkan isim Ann tidak disebutkan, asalnya Annahu Laa,
artinya, bahwasanya anak lembu itu (tidak dapat memberi) tidak dapat
memberikan (jawaban kepada mereka) yakni tidak dapat menyahuti perkataan
mereka (dan tidak dapat memberi kemudaratan kepada mereka) maksudnya tidak
dapat menolak kemudaratan yang menimpa mereka (dan tidak pula kemanfaatan?)
tidak dapat mendatangkan kemanfaatan buat mereka. Maksudnya, mengapa mereka
menjadikannya sebagai Tuhan?
|
||
Dan sesungguhnya Harun
telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu
hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah
[Tuhan] Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta’atilah perintahku".
(90)
|
|
وَلَقَدۡ قَالَ لَهُمۡ
هَـٰرُونُ مِن قَبۡلُ يَـٰقَوۡمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ
ٱلرَّحۡمَـٰنُ فَٱتَّبِعُونِى وَأَطِيعُوٓاْ أَمۡرِى (٩٠)
|
090. (Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada
mereka sebelumnya) sebelum Nabi Musa kembali kepada mereka ("Hai kaumku!
Sesungguhnya kalian hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan
sesungguhnya Rabb kalian ialah Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku) yakni
menyembah kepada-Nya (dan taatilah perintahku") di dalam menyembah
kepada-Nya.
|
||
Mereka menjawab:
"Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali
kepada kami." (91)
|
|
قَالُواْ لَن نَّبۡرَحَ
عَلَيۡهِ عَـٰكِفِينَ حَتَّىٰ يَرۡجِعَ إِلَيۡنَا مُوسَىٰ (٩١)
|
091. (Mereka menjawab, "Kami akan tetap) kami akan terus
(menyembah patung anak lembu ini) (hingga Musa kembali kepada kami").
|
||
Berkata Musa:
"Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah
sesat, (92)
|
|
قَالَ يَـٰهَـٰرُونُ
مَا مَنَعَكَ إِذۡ رَأَيۡتَهُمۡ ضَلُّوٓاْ (٩٢)
|
092. (Berkata Musa) setelah ia kembali kepada mereka,
("Hai Harun! Apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka
sesat,) ketika mereka menyembah patung anak lembu itu.
|
||
[sehingga] kamu tidak
mengikuti aku? Maka apakah kamu telah [sengaja] mendurhakai perintahku?"
(93)
|
|
أَلَّا تَتَّبِعَنِۖ
أَفَعَصَيۡتَ أَمۡرِى (٩٣)
|
093. (Sehingga kamu tidak mengikuti aku?) huruf Laa di
sini Zaidah. (Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?")
disebabkan kamu tinggal diam di antara orang-orang yang menyembah selain
Allah swt.
|
||
Harun menjawab:
"Hai putera ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan jangan [pula]
kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata [kepadaku]:
"Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara
amanatku." (94)
|
|
قَالَ يَبۡنَؤُمَّ لَا
تَأۡخُذۡ بِلِحۡيَتِى وَلَا بِرَأۡسِىٓۖ إِنِّى خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقۡتَ
بَيۡنَ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ وَلَمۡ تَرۡقُبۡ قَوۡلِى (٩٤)
|
094. (Berkatalah) Harun ("Hai putra ibuku!) dapat dibaca
Ummi dan Umma maksudnya ibuku, Nabi Harun sengaja menyebut nama ini untuk
mengharapkan belas kasihan dari Nabi Musa (Janganlah kamu pegang janggutku)
Nabi Musa memegang janggut Nabi Harun dengan tangan kirinya (dan jangan pula
kepalaku) Nabi Musa memegang rambut kepala Nabi Harun dengan tangan kanannya
sebagai pelampiasan kemarahannya (sesungguhnya aku khawatir) seandainya aku
mengikutimu, maka pastilah akan mengikutiku pula segolongan orang-orang yang
menyembah anak lembu itu (bahwa kamu akan berkata kepadaku, 'Kamu telah
memecah belah antara Bani Israel) lalu kamu marah kepadaku (dan kamu tidak
menunggu) (perintahku") di dalam mengambil sikap.
|
||
Berkata Musa:
"Apakah yang mendorongmu [berbuat demikian] hai Samiri?" (95)
|
|
قَالَ فَمَا خَطۡبُكَ
يَـٰسَـٰمِرِىُّ (٩٥)
|
095. Berkata Musa, "Apakah yang mendorongmu) berbuat
demikian (hai Samiri?")
|
||
Samiri menjawab:
"Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil
segenggam dari jejak rasul [941] lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku
membujukku". (96)
|
|
قَالَ بَصُرۡتُ بِمَا
لَمۡ يَبۡصُرُواْ بِهِۦ فَقَبَضۡتُ قَبۡضَةً۬ مِّنۡ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ
فَنَبَذۡتُهَا وَڪَذَٲلِكَ سَوَّلَتۡ لِى نَفۡسِى (٩٦)
|
[941] Yang
dimaksud dengan "jejak rasul" di sini ialah ajaran-ajarannya.
Menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian dari ajaran-ajaran Musa
kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga dia menjadi sesat. Menurut
sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "jejak rasul" ialah
jejak telapak kuda Jibril a.s. Artinya Samiri mengambil segumpal tanah dari
jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga
logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
|
||
|
||
096. (Samiri menjawab, "Aku mengetahui sesuatu
yang mereka tidak mengetahuinya) dapat dibaca Yabshuruu dan Tabshuruu,
artinya, aku mengetahui apa yang tidak mereka ketahui (maka aku ambil
segenggam dari) tanah (bekas) jejak teracak kuda (rasul) yakni malaikat
Jibril (lalu aku melemparkannya) yakni aku menaruhnya pada patung anak lembu
yang telah dicetak (dan demikianlah telah menggoda) telah membujuk (aku hawa
nafsuku") untuk menaruhnya ke dalam tubuhnya, yaitu setelah terlebih
dahulu aku mengambil segenggam tanah bekas jejak teracak kuda malaikat
Jibril. Lalu tanah itu aku taruh ke dalam patung yang tidak bernyawa, hingga
patung itu menjadi hidup bagaikan ada rohnya. Kemudian aku melihat bahwa
kaummu meminta kepadamu untuk menjadikan tuhan buat mereka. Lalu hatiku
menggodaku untuk menjadikan patung anak lembu itu sebagai tuhan mereka.
|
||
Berkata Musa:
"Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini
[hanya dapat] mengatakan: ’Janganlah menyentuh [aku]’. [942] Dan sesungguhnya
bagimu hukuman [di akhirat] yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya,
dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan
membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam
laut [berupa abu yang berserakan]. (97)
|
|
قَالَ فَٱذۡهَبۡ
فَإِنَّ لَكَ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ أَن تَقُولَ لَا مِسَاسَۖ وَإِنَّ لَكَ
مَوۡعِدً۬ا لَّن تُخۡلَفَهُ ۥۖ وَٱنظُرۡ إِلَىٰٓ إِلَـٰهِكَ ٱلَّذِى
ظَلۡتَ عَلَيۡهِ عَاكِفً۬اۖ لَّنُحَرِّقَنَّهُ ۥ ثُمَّ
لَنَنسِفَنَّهُ ۥ فِى ٱلۡيَمِّ نَسۡفًا (٩٧)
|
[942]
Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia.
Dan sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan di didalam neraka.
|
||
|
||
097. (Berkata Musa) kepada Samiri, ("Pergilah
kamu) dari kalangan kami ini (maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di
dunia ini) selama kamu hidup di dalamnya (hanya dapat mengatakan) kepada
orang-orang yang kamu bertemu dengannya, ('Janganlah menyentuhku') janganlah
kamu mendekat kepadaku. Dan disebutkan bahwa sejak saat itu Samiri mengembara
tanpa tujuan dan jika ada seseorang menyentuhnya atau dia menyentuhnya, maka
semuanya kena penyakit demam. (Dan sesungguhnya bagimu telah ada ketentuan
waktu) bagi hukumanmu (yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya) jika
dibaca Lan tukhlifahu artinya, kamu tidak dapat selamat dari azab itu. Dan
jika dibaca Lan Tukhlafahu artinya, kamu dibangkitkan kelak di hari kiamat
untuk diazab (dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap) lafal Zhalta asalnya
dibaca Zhalilta, kemudian Lam yang pertama dibuang sehingga jadilah Zhalta
artinya yang kamu selamanya (menyembah kepadanya) tetap menyembahnya.
(Sesungguhnya kami akan membakarnya) dengan api (kemudian kami
sungguh-sungguh akan menghambur-hamburkannya ke dalam laut) berupa abu yang
berserakan terbawa oleh angin laut. Dan Nabi Musa mengerjakan apa yang telah
dikatakannya itu setelah terlebih dahulu menyembelihnya.
|
||
Sesungguhnya Tuhanmu
hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia.
Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu". (98)
|
|
إِنَّمَآ إِلَـٰهُكُمُ
ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۚ وَسِعَ ڪُلَّ شَىۡءٍ عِلۡمً۬ا (٩٨)
|
098. (Sesungguhnya Tuhan kalian hanyalah Allah yang tidak ada
Tuhan selain Dia, pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu) lafal 'Ilman
adalah Tamyiz yang dipindahkan dari bentuk Fa'ilnya, artinya, pengetahuan-Nya
meliputi segala sesuatu.
|
||
Demikianlah Kami
kisahkan kepadamu [Muhammad] sebagian kisah umat yang telah lalu, dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan [Al Qur’an].
(99)
|
|
كَذَٲلِكَ نَقُصُّ
عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ مَا قَدۡ سَبَقَۚ وَقَدۡ ءَاتَيۡنَـٰكَ مِن لَّدُنَّا
ذِڪۡرً۬ا (٩٩)
|
099. (Demikianlah) sebagaimana Kami telah mengisahkan
cerita ini kepadamu, hai Muhammad (Kami kisahkan kepadamu sebagian kisah)
berita (umat yang telah silam) yakni bangsa-bangsa di masa lampau (dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu) yakni Kami telah memberimu (dari
sisi Kami) yakni dari hadirat Kami (suatu peringatan) yakni Alquran.
|
||
Barangsiapa berpaling
daripada Al Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari
kiamat, (100)
|
|
مَّنۡ أَعۡرَضَ عَنۡهُ
فَإِنَّهُ ۥ يَحۡمِلُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وِزۡرًا (١٠٠)
|
100. (Barang siapa berpaling daripada Alquran) artinya
ia tidak beriman kepada Alquran (maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang
besar di hari kiamat) beban yang sangat berat berupa dosa-dosa.
|
||
mereka kekal di dalam
keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari
kiamat, (101)
|
|
خَـٰلِدِينَ فِيهِۖ
وَسَآءَ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ حِمۡلاً۬ (١٠١)
|
101. (Mereka kekal di dalamnya) menanggung azab dosanya untuk
selamanya. (Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari
kiamat) lafal Himlan merupakan Tamyiz yang menafsirkan makna Dhamir dalam lafal
Saa'a, sedangkan subjek yang dicelanya dibuang yaitu lafal Wizrahum, artinya
dosa mereka. Huruf Lam yang ada pada lafal Lahum berfungsi untuk menerangkan.
Kemudian lafal Yaumal Qiyaamah dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu:
|
||
[yaitu] di hari [yang
di waktu itu] ditiup sangkakala [943] dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang
berdosa dengan muka yang biru muram; (102)
|
|
يَوۡمَ يُنفَخُ فِى
ٱلصُّورِۚ وَنَحۡشُرُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ زُرۡقً۬ا (١٠٢)
|
[943]
Maksudnya: Tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan
manusia dari kuburnya atau menghidupkannya kembali.
|
||
|
||
102. (Yaitu di hari yang di waktu itu ditiup
sangkakala) untuk tiupan yang kedua kalinya (dan Kami akan mengumpulkan
orang-orang yang berdosa) yaitu orang-orang kafir (pada hari itu dengan mata
yang biru muram) yakni mata mereka tampak membiru dan muka mereka tampak
hitam karena muram.
|
||
mereka berbisik-bisik
di antara mereka: "Kamu tidak berdiam [di dunia] melainkan hanyalah
sepuluh [hari]". (103)
|
|
يَتَخَـٰفَتُونَ
بَيۡنَہُمۡ إِن لَّبِثۡتُمۡ إِلَّا عَشۡرً۬ا (١٠٣)
|
103. (Mereka berbisik-bisik di antara mereka sendiri) yaitu
berbicara dengan suara yang pelan-pelan ("Tidaklah) (kalian tinggal) di
dunia (melainkan sepuluh) hari."
|
||
Kami lebih mengetahui
apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya [944] di antara mereka:
"Kamu tidak berdiam [di dunia] melainkan hanyalah sehari saja".
(104)
|
|
نَّحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَا
يَقُولُونَ إِذۡ يَقُولُ أَمۡثَلُهُمۡ طَرِيقَةً إِن لَّبِثۡتُمۡ إِلَّا
يَوۡمً۬ا (١٠٤)
|
[944] Yang
dimaksud dengan "lurus jalannya", ialah orang yang agak lurus
pikirannya atau amalannya di antara orang-orang yang berdosa itu.
|
||
|
||
104. (Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan)
dalam bisikan mereka itu. Maksudnya, keadaannya tidaklah seperti apa yang
mereka katakan (ketika berkata orang yang paling tepat di antara mereka)
yakni paling lurus (penilaiannya) sehubungan dengan hal ini, ("Kalian
tidak berdiam di dunia melainkan hanya sehari saja") mereka menilai
minim sekali masa tinggal mereka di dunia, hal ini disebabkan
kengerian-kengerian yang mereka saksikan di alam akhirat.
|
||
Dan mereka bertanya
kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan
menghancurkannya [di hari kiamat] sehancur-hancurnya, (105)
|
|
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلۡجِبَالِ فَقُلۡ يَنسِفُهَا رَبِّى نَسۡفً۬ا (١٠٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Mundzir mengetengahkan
sebuah hadis melalui Ibnu Juraij yang menceritakan, bahwa orang-orang Quraisy
berkata, "Hai Muhammad! Apakah yang diperbuat
oleh Tuhanmu terhadap gunung-gunung ini di hari
kiamat nanti?" Maka turunlah firman-Nya, "Dan mereka bertanya
kepadamu tentang gunung-gunung itu...." (Q.S. Thaha 105).
|
||
|
||
105. (Dan mereka bertanya kepadamu tentang
gunung-gunung,) bagaimana jadinya di hari kiamat nanti? (maka katakanlah)
kepada mereka ("Rabbku akan menghancurkannya sehancur-hancurnya,) seumpamanya
Dia meleburkannya menjadi debu yang lembut kemudian diterbangkan-Nya dengan
angin.
|
||
maka Dia akan
menjadikan [bekas] gunung-gunung itu datar sama sekali, (106)
|
|
فَيَذَرُهَا قَاعً۬ا
صَفۡصَفً۬ا (١٠٦)
|
106. (Maka Dia akan menjadikan bekas gunung-gunung itu datar)
merata (dengan tanah) yakni rata sama sekali tiada bekasnya.
|
||
tidak ada sedikitpun
kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (107)
|
|
لَّا تَرَىٰ فِيہَا
عِوَجً۬ا وَلَآ أَمۡتً۬ا (١٠٧)
|
107. (Tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang
melengkung) tempat yang rendah (dan tidak pula tempat yang tinggi) tempat
yang tinggi-tinggi.
|
||
pada hari itu manusia
mengikuti [menuju kepada suara] penyeru [945] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.
(108)
|
|
يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَتَّبِعُونَ
ٱلدَّاعِىَ لَا عِوَجَ لَهُ ۥۖ وَخَشَعَتِ ٱلۡأَصۡوَاتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ
فَلَا تَسۡمَعُ إِلَّا هَمۡسً۬ا (١٠٨)
|
[945] Yang
dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk
menghadap ke hadirat Allah.
|
||
|
||
108. (Pada hari itu) pada hari ketika gunung-gunung itu
dihancurkan (manusia mengikuti) manusia semuanya mengikuti sesudah mereka
dibangunkan dari kuburannya (penyeru) yang menggiring mereka dengan suaranya
ke padang Mahsyar, dia adalah malaikat Israfil. Dia mengatakan,
"Kemarilah kamu sekalian ke hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah"
(dengan tidak berbelok-belok) sewaktu mereka menuruti panggilan suara itu.
Atau dengan kata lain mereka tidak mempunyai kemampuan untuk tidak mengikuti
anjuran suara itu (dan merendahlah) yakni menjadi tenanglah (semua suara
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar melainkan hanya
bisikan saja) suara telapak kaki mereka sewaktu berjalan menuju ke padang
Mahsyar bagaikan suara teracak kaki unta bila berjalan.
|
||
Pada hari itu tidak
berguna syafa’at, kecuali [syafa’at], [946] orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan
Dia telah meridhai perkataannya. (109)
|
|
يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لَّا تَنفَعُ
ٱلشَّفَـٰعَةُ إِلَّا مَنۡ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَرَضِىَ لَهُ ۥ
قَوۡلاً۬ (١٠٩)
|
[946] Lihat yang
dimaksud dengan syafaat not no. 46.
|
||
109. (Pada hari itu tidak berguna syafaat) seseorang
(kecuali syafaat orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya)
untuk memberi syafaat (dan Dia telah meridai perkataannya) seumpamanya orang
yang diberi izin itu mengatakan, "La Ilaaha Illallaah atau tidak ada
Tuhan selain Allah."
|
||
Dia mengetahui apa
yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu
mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. (110)
|
|
يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ
أَيۡدِيہِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِۦ عِلۡمً۬ا (١١٠) ۞
|
110. (Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka)
yaitu perkara-perkara akhirat (dan apa yang ada di belakang mereka)
perkara-perkara dunia (sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi
ilmu-Nya") yakni mereka tidak mengetahui hal tersebut.
|
||
Dan tunduklah semua
muka [dengan berendah diri] kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa
mengurus [makhluk-Nya]. Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan
kezaliman. (111)
|
|
وَعَنَتِ ٱلۡوُجُوهُ
لِلۡحَىِّ ٱلۡقَيُّومِۖ وَقَدۡ خَابَ مَنۡ حَمَلَ ظُلۡمً۬ا (١١١)
|
111. (Dan tunduklah semua muka) tunduk merendahkan diri
(kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi Maha Memelihara) yakni Allah swt. (Dan
sesungguhnya telah merugilah) (orang yang melakukan kelaliman) yakni
kemusyrikan.
|
||
Dan barangsiapa
mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak
khawatir akan perlakuan yang tidak adil [terhadapnya] dan tidak [pula] akan
pengurangan haknya. (112)
|
|
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَا يَخَافُ ظُلۡمً۬ا وَلَا هَضۡمً۬ا (١١٢)
|
112. (Dan barang siapa mengerjakan amal yang saleh)
amal-amal ketaatan (dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan
diperlakukan tidak adil) dengan diberatkan dosanya (dan tidak pula akan
pengurangan haknya) dikurangi pahala kebaikannya.
|
||
Dan demikianlah Kami
menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan
berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau
[agar] Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (113)
|
|
وَكَذَٲلِكَ
أَنزَلۡنَـٰهُ قُرۡءَانًا عَرَبِيًّ۬ا وَصَرَّفۡنَا فِيهِ مِنَ ٱلۡوَعِيدِ
لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ أَوۡ يُحۡدِثُ لَهُمۡ ذِكۡرً۬ا (١١٣)
|
113. (Dan demikianlah) lafal Kadzaalika dia'athafkan
kepada Kadzaalika Naqushshu pada ayat sembilan puluh sembilan. Artinya:
Demikianlah sebagaimana diturunkannya apa yang telah Kami ceritakan tadi
(Kami menurunkannya) Alquran (dalam bahasa Arab dan Kami telah menerangkan
dengan berulang-ulang) (di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa) takut kepada kemusyrikan (atau agar ia menimbulkan) Alquran ini
(pengajaran bagi mereka) melalui kebinasaan yang telah dialami oleh umat-umat
sebelumnya sehingga mereka mengambil pelajaran daripadanya.
|
||
Maka Maha Tinggi Allah
Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, [947] dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan." (114)
|
|
فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ
ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّۗ وَلَا تَعۡجَلۡ بِٱلۡقُرۡءَانِ مِن قَبۡلِ أَن يُقۡضَىٰٓ
إِلَيۡكَ وَحۡيُهُ ۥۖ وَقُل رَّبِّ زِدۡنِى عِلۡمً۬ا (١١٤)
|
[947] Maksudnya: Nabi
Muhammad SAW dilarang oleh Allah menirukan bacaan
Jibril a.s. kalimat demi kalimat,sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya,
agar dapat Nabi Muhammad SAW menghafal dan memahami betul-betul ayat yang
diturunkan itu.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Saddiy yang menceritakan, bahwa Nabi saw. bilamana turun
kepadanya malaikat Jibril membawa wahyu, maka Nabi saw. tergesa-gesa
membacanya sehingga dirinya merasa kepayahan; ia lakukan demikian itu karena
khawatir malaikat Jibril segera naik ke langit sedangkan ia masih belum
hafal. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu
tergesa-gesa dalam membacakan Alquran...." (Q.S. Thaha 114). Di dalam
Asbabun Nuzul surah An Nisa telah disebutkan penyebab lain bagi turunnya ayat
ini dan lebih sahih predikatnya.
|
||
114. (Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sesungguhnya)
daripada apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik (dan janganlah kamu
tergesa-gesa terhadap Alquran) sewaktu kamu membacanya (sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu) sebelum malaikat Jibril selesai menyampaikannya (dan
katakanlah, "Ya Rabbku! Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan")
tentang Alquran, sehingga setiap kali diturunkan kepadanya Alquran, makin
bertambah ilmu pengetahuannya.
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami perintahkan [948] kepada Adam dahulu, maka ia lupa [akan perintah itu], dan tidak
Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (115)
|
|
وَلَقَدۡ عَهِدۡنَآ
إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبۡلُ فَنَسِىَ وَلَمۡ نَجِدۡ لَهُ ۥ عَزۡمً۬ا (١١٥)
|
[948] Perintah Allah ini
tersebut dalam ayat 35 surat (2) Al Baqarah.
|
||
115. (Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada
Adam) Kami telah berwasiat kepadanya, janganlah ia memakan buah pohon
terlarang ini (dahulu) sebelum ia memakannya (maka ia lupa) melupakan
perintah kami itu (dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat) keteguhan
dan kesabaran daripada apa yang Kami larang ia mengerjakannya.
|
||
Dan [ingatlah] ketika
Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka
mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. (116)
|
|
وَإِذۡ قُلۡنَا
لِلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ ٱسۡجُدُواْ
لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ (١١٦)
|
116. (Dan) ingatlah (ketika Kami berkata kepada
Malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam!" Maka mereka sujud kecuali
iblis) dia adalah bapaknya jin, dia dahulu berteman dengan para Malaikat dan
ikut menyembah Allah bersama dengan para Malaikat (ia membangkang) tidak mau
sujud kepada Nabi Adam; bahkan mengatakan sebagaimana yang telah disitir oleh
firman-Nya; Iblis menjawab, "Saya lebih baik daripadanya..." (Q.S.
Al-A'raf, 12).
|
||
Maka kami berkata:
"Hai Adam, sesungguhnya ini [iblis] adalah musuh bagimu dan bagi
isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (117)
|
|
فَقُلۡنَا
يَـٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَـٰذَا عَدُوٌّ۬ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا
يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ (١١٧)
|
117. (Maka Kami berkata, "Hai Adam! Sesungguhnya
iblis ini adalah musuh bagimu dan bagi istrimu) yakni Siti Hawa (maka sekali-kali
janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan
kamu menjadi sengsara) hidup sengsara disebabkan terlebih dahulu kamu harus
mencangkul, menanam, menuai, menumbuk, membuat roti dan lain sebagainya.
Ungkapan sengsara di sini ditujukan hanya kepada Nabi Adam, disebabkan secara
fitrah suami itu mencari nafkah buat istrinya.
|
||
Sesungguhnya kamu
tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. (118)
|
|
إِنَّ لَكَ أَلَّا
تَجُوعَ فِيہَا وَلَا تَعۡرَىٰ (١١٨)
|
118. (Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di
dalamnya dan tidak akan telanjang). Lafal Allaa adalah gabungan daripada
huruf An dan Laa.
|
||
dan sesungguhnya kamu
tidak akan merasa dahaga dan tidak [pula] akan ditimpa panas matahari di
dalamnya". (119)
|
|
وَأَنَّكَ لَا
تَظۡمَؤُاْ فِيہَا وَلَا تَضۡحَىٰ (١١٩)
|
119. (Dan sesungguhnya kamu) baik dibaca Annaka atau
Innaka, diathafkan kepada isimnya Inna pada ayat sebelumnya dan jumlah
kalimat kelanjutannya ialah (tidak akan merasa dahaga di dalamnya) yakni tidak
akan merasa haus (dan tidak pula akan ditimpa panas matahari di
dalamnya") yaitu sinar matahari di waktu dhuha tidak akan kamu alami
lagi, karena di dalam surga tidak ada matahari.
|
||
Kemudian syaitan
membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah
saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi [949] dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (120)
|
|
فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ
ٱلشَّيۡطَـٰنُ قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ
وَمُلۡكٍ۬ لَّا يَبۡلَىٰ (١٢٠)
|
[949] Pohon itu
dinamakan "Syajaratulkhuldi" (Pohon kekekalan), karena menurut
syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, selanjutnya
not. 37.
|
||
120. (Kemudian setan membisikkan pikiran jahat
kepadanya seraya berkata, "Hai Adam! Maukah saya tunjukkan kepada kamu
pohon keabadian) yaitu pohon yang barang siapa memakan buahnya akan hidup
kekal (dan kerajaan yang tidak akan binasa?") yakni kerajaan yang kekal.
|
||
Maka keduanya memakan
dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun [yang ada di] surga, dan durhakalah
Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. [950] (121)
|
|
فَأَڪَلَا مِنۡہَا
فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ
ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُ ۥ فَغَوَىٰ (١٢١)
|
[950] Yang dimaksud
dengan "durhaka" di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam
ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan "sesat" ialah
mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s. meskipun tidak
begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat,
karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang
besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang
bagaimanapun kecilnya.
|
||
121. (Maka keduanya memakan) yakni Adam dan Hawa (dari
buah pohon itu, lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya) yakni keduanya
dapat melihat kemaluan masing-masing. Kedua aurat itu dinamakan kemaluan disebabkan
jika kelihatan maka orang yang memilikinya menjadi malu (dan mulailah
keduanya menutupi) keduanya menempelkan kepada (aurat masing-masing dengan
daun-daun yang ada di surga) untuk menutupi auratnya (dan durhakalah Adam
kepada Rabbnya dan sesatlah ia) disebabkan memakan buah pohon yang terlarang
itu.
|
||
Kemudian Tuhannya
memilihnya [951] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.
(122)
|
|
ثُمَّ ٱجۡتَبَـٰهُ
رَبُّهُ ۥ فَتَابَ عَلَيۡهِ وَهَدَىٰ (١٢٢)
|
[951] Maksudnya:
Allah memilih Nabi Adam a.s. untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
|
||
122. (Kemudian Rabbnya memilihnya) yakni mendekatkannya
ke sisi-Nya (maka Dia menerima tobatnya) sebelum Nabi Adam bertobat (dan
memberinya petunjuk) supaya terus-menerus bertobat.
|
||
Allah berfirman:
"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi
musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk
daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka. (123)
|
|
قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا
جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬ۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّڪُم مِّنِّى
هُدً۬ى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ (١٢٣)
|
123. (Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua) Adam
dan Hawa berikut apa yang telah dikandung oleh kalian yaitu anak cucu kalian
(daripadanya) dari surga (bersama-sama, sebagian kalian) sebagian keturunan
kalian (menjadi musuh bagi sebagian yang lain) disebabkan sebagian dari
mereka berbuat zalim terhadap sebagian yang lain. (Maka jika) lafal Imma ini
asalnya terdiri dari In Syarthiyah yang diidgamkan kepada Ma Zaidah (jika
datang kepada kalian petunjuk daripada-Ku maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku) yakni Alquran (maka ia tidak akan sesat) di dunia (dan tidak
akan celaka) di akhirat nanti.
|
||
Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta". (124)
|
|
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن
ذِڪۡرِى فَإِنَّ لَهُ ۥ مَعِيشَةً۬ ضَنكً۬ا وَنَحۡشُرُهُ ۥ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ (١٢٤)
|
124. (Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku)
yakni Alquran, yaitu dia tidak beriman kepadanya (maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit) lafal Dhankan ini merupakan Mashdar artinya sempit.
Ditafsirkan oleh sebuah hadis, bahwa hal ini menunjukkan tentang diazabnya
orang kafir di dalam kuburnya (dan Kami akan mengumpulkannya) orang yang
berpaling dari Alquran (pada hari kiamat dalam keadaan buta")
penglihatannya.
|
||
Berkatalah ia:
"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" (125)
|
|
قَالَ رَبِّ لِمَ
حَشَرۡتَنِىٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرً۬ا (١٢٥)
|
125. (Berkatalah ia, "Ya Rabbku! Mengapa Engkau
menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku adalah orang yang
melihat?") yakni di kala ia hidup di dunia melihat tetapi di kala ia
dibangkitkan hidup kembali buta.
|
||
Allah berfirman:
"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya,
dan begitu [pula] pada hari ini kamupun dilupakan". (126)
|
|
قَالَ كَذَٲلِكَ
أَتَتۡكَ ءَايَـٰتُنَا فَنَسِيتَہَاۖ وَكَذَٲلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ (١٢٦)
|
126. (Allah berfirman,) perkaranya ("Demikianlah,
telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya) kamu
meninggalkannya dan tidak mau beriman kepadanya (dan begitu pula) sebagaimana
kamu lupa kepada ayat-ayat Kami (pada hari ini kamu pun dilupakan")
dibiarkan tinggal di dalam neraka.
|
||
Dan demikianlah Kami
membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat
Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
(127)
|
|
وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى
مَنۡ أَسۡرَفَ وَلَمۡ يُؤۡمِنۢ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِۦۚ وَلَعَذَابُ ٱلۡأَخِرَةِ
أَشَدُّ وَأَبۡقَىٰٓ (١٢٧)
|
127. (Dan demikianlah) sebagaimana Kami membalas kepada
orang yang berpaling daripada Alquran (Kami membalas orang yang melampaui
batas) orang yang musyrik (dan tidak percaya kepada ayat-ayat Rabbnya. Dan
sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat) daripada azab di dunia dan azab
kubur (dan lebih kekal) lebih abadi.
|
||
Maka tidakkah menjadi
petunjuk bagi mereka [kaum musyrikin] berapa banyaknya Kami membinasakan
umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan [di bekas-bekas] tempat
tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal. (128)
|
|
أَفَلَمۡ يَہۡدِ لَهُمۡ
كَمۡ أَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُم مِّنَ ٱلۡقُرُونِ يَمۡشُونَ فِى مَسَـٰكِنِہِمۡۗ
إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّأُوْلِى ٱلنُّهَىٰ (١٢٨)
|
128. (Maka tidakkah menjadi petunjuk) yakni tidak jelas
(bagi mereka) orang-orang kafir Mekah (berapa banyak) lafal Kam di sini
adalah kalimat berita yang berkedudukan menjadi maf'ul (Kami membinasakan)
sudah berapa banyak telah Kami binasakan (umat-umat sebelum mereka) umat-umat
terdahulu disebabkan mereka mendustakan Rasul-rasul (padahal mereka berjalan)
Lafal Yamsyuuna ini menjadi Hal daripada Dhamir Lahum (melewati peninggalan
umat-umat itu?) sewaktu mereka berniaga ke negeri Syam dan negeri-negeri yang
lain, seharusnya mereka mengambil pelajaran daripadanya. Disebutkan
pengertian membinasakan, hal ini diambil dari Fi'il atau kata kerjanya tanpa
memakai huruf Mashdar demi memelihara keselarasan makna, maka hal ini tidak
dilarang. (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda)
pelajaran-pelajaran (bagi orang-orang yang berakal) yakni bagi mereka yang
berakal.
|
||
Dan sekiranya tidak
ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang
telah ditentukan, pasti [azab itu] menimpa mereka. (129)
|
|
وَلَوۡلَا كَلِمَةٌ۬
سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامً۬ا وَأَجَلٌ۬ مُّسَمًّ۬ى (١٢٩)
|
129. (Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari
Rabbmu yang telah terdahulu) untuk menangguhkan azab daripada mereka hingga hari
kemudian (niscayalah) pembinasaan itu (pasti) menimpa mereka sejak di dunia
(dan waktu yang telah ditentukan) waktu yang telah dipastikan bagi azab
mereka. Kalimat ayat ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam
lafal Kaana dan menjadi pemisah di antara keduanya adalah Khabar Kaana yang
berfungsi sebagai pengukuh makna. Maksudnya; dan di hari kemudian, azab akan
menimpa mereka pula.
|
||
Maka sabarlah kamu
atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum
terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada
waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu
merasa senang. (130)
|
|
فَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَا
يَقُولُونَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ قَبۡلَ طُلُوعِ ٱلشَّمۡسِ وَقَبۡلَ غُرُوبِہَاۖ
وَمِنۡ ءَانَآىِٕ ٱلَّيۡلِ فَسَبِّحۡ وَأَطۡرَافَ ٱلنَّہَارِ لَعَلَّكَ
تَرۡضَىٰ (١٣٠)
|
130. (Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan)
hanya saja ayat ini dimansukh oleh ayat berperang (dan bertasbihlah) salatlah
(dengan memuji Rabbmu) lafal Bihamdi Rabbika merupakan Hal atau kata
keterangan keadaan, maksudnya seraya memuji-Nya (sebelum terbit matahari)
yaitu salat Subuh (dan sebelum terbenamnya) salat Asar (dan pada waktu-waktu
di malam hari) saat-saat malam hari (bertasbih pulalah) yaitu salat Magrib
dan salat Isyaklah kamu (dan pada waktu-waktu di siang hari) ia di'athafkan
secara Mahal kepada lafal Ana yang dinashabkan. Maksudnya salat Zuhurlah
kamu; karena waktu salat Zuhur itu mulai sejak bergeser matahari dari garis
pertengahan langit; yaitu bergesernya matahari dari bagian pertengahan
pertama menuju kepada bagian pertengahan kedua (supaya kamu merasa senang)
dengan pahala yang akan diberikan kepadamu.
|
||
Dan janganlah kamu
tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai
mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
(131)
|
|
وَلَا تَمُدَّنَّ
عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا بِهِۦۤ أَزۡوَٲجً۬ا مِّنۡہُمۡ زَهۡرَةَ
ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا لِنَفۡتِنَہُمۡ فِيهِۚ وَرِزۡقُ رَبِّكَ خَيۡرٌ۬
وَأَبۡقَىٰ (١٣١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Syaibah, Ibnu
Murdawaih, Al Bazzar dan Abu Ya'la mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu
Rafi' yang menceritakan, bahwa Nabi saw. menerima tamu dan mau menjamunya.
Kemudian Nabi saw. mengutusku kepada seorang lelaki Yahudi untuk meminjam
daripadanya sekantong terigu yang akan dibayar nanti pada permulaan bulan
Rajab. Orang Yahudi itu berkata, "Tidak, kecuali jika memakai
jaminan". Lalu aku datang kepada Nabi saw. dan melaporkan kepadanya apa
yang dikatakan oleh lelaki Yahudi. itu. Nabi saw. bersabda, "Ingatlah,
demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang dipercaya di langit dan
dipercaya pula di muka bumi ini". Aku tidak berpamitan meninggalkan
majlis Nabi saw, hingga turunlah ayat, "Dan janganlah kamu tujukan kedua
matamu kepada apa-apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari
mereka...." (Q.S. Thaha, 131).
|
||
131. (Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada
apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan) yakni berbagai macam
golongan (dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia) sebagai perhiasan dan
kesemarakan kehidupan dunia (Kami cobai mereka dengannya) seumpamanya mereka
makin kelewat batas karenanya. (Dan karunia Rabbmu) di surga (adalah lebih
baik) daripada keduniaan yang diberikan kepada mereka (dan lebih kekal) yakni
lebih abadi.
|
||
Dan perintahkanlah
kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki
kepadamu. Dan akibat [yang baik] itu adalah bagi orang yang bertakwa.
(132)
|
|
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ
بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡہَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقً۬اۖ نَّحۡنُ
نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ (١٣٢)
|
132. (Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
salat dan bersabarlah kamu) teguh dan sabarlah kamu (dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta kepadamu) tidak membebankan kepadamu (rezeki) untuk dirimu
dan tidak pula untuk orang lain (Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan
akibat yang baik itu) yakni pahala surga (hanyalah bagi ketakwaan) bagi orang
yang bertakwa.
|
||
Dan mereka berkata:
"Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan
apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di
dalam kitab-kitab yang dahulu? (133)
|
|
وَقَالُواْ لَوۡلَا
يَأۡتِينَا بِـَٔايَةٍ۬ مِّن رَّبِّهِۦۤۚ أَوَلَمۡ تَأۡتِہِم بَيِّنَةُ مَا فِى
ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ (١٣٣)
|
133. (Dan mereka berkata,) orang-orang musyrik
("Mengapa tidak) tidakkah (ia datang kepada kami) yakni Nabi Muhammad
(dengan membawa bukti dari Rabbnya?") sesuai dengan apa yang diminta
mereka. (Dan apakah belum datang kepada mereka) dapat dibaca Ta-tihim dan
Ya-tihim (bukti yang nyata) yakni penjelasan (dari apa yang tersebut di dalam
kitab-kitab yang terdahulu?) yang kesemuanya disebutkan oleh Alquran, yaitu
mengenai berita umat-umat terdahulu yang telah dibinasakan disebabkan mereka
mendustakan para Rasul.
|
||
Dan sekiranya Kami
binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al Qur’an itu [diturunkan],
tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus
seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami
menjadi hina dan rendah?" (134)
|
|
وَلَوۡ أَنَّآ
أَهۡلَكۡنَـٰهُم بِعَذَابٍ۬ مِّن قَبۡلِهِۦ لَقَالُواْ رَبَّنَا لَوۡلَآ
أَرۡسَلۡتَ إِلَيۡنَا رَسُولاً۬ فَنَتَّبِعَ ءَايَـٰتِكَ مِن قَبۡلِ أَن
نَّذِلَّ وَنَخۡزَىٰ (١٣٤)
|
134. (Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu
azab sebelum ia diutus) sebelum Rasulullah diutus (tentulah mereka berkata)
di hari kiamat nanti, ("Ya Rabb kami! Mengapa tidak) (Engkau utus seorang
Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau) yang dibawa olehnya
(sebelum kami menjadi hina) di hari kiamat (dan rendah?") dijebloskan ke
dalam neraka Jahanam.
|
||
Katakanlah:
"Masing-masing [kita] menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka
kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa
yang telah mendapat petunjuk". (135)
|
|
قُلۡ
ڪُلٌّ۬ مُّتَرَبِّصٌ۬ فَتَرَبَّصُواْۖ فَسَتَعۡلَمُونَ مَنۡ أَصۡحَـٰبُ
ٱلصِّرَٲطِ ٱلسَّوِىِّ وَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ (١٣٥)
|
135. (Katakanlah:) kepada mereka, ("Masing-masing)
di antara kami dan kalian (menanti) menunggu apa yang bakal terjadi padanya
di hari kiamat itu (maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Kelak kalian akan
mengetahui) di hari kiamat itu (siapa yang menempuh jalan) yakni tuntunan
(yang lurus) yang tidak menyimpang (dan siapa yang telah mendapat
petunjuk") sehingga selamat dari kesesatan, kami ataukah kalian?
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 20 - Thaahaa (1 - 135)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar