Surah BINTANG
|
|
سُوۡرَةُ النّجْم
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Demi bintang ketika
terbenam, (1)
|
|
وَٱلنَّجۡمِ إِذَا
هَوَىٰ (١)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim, Ibnu Jarir dan
Ibnu Munzir mengetengahkan hadis melalui satu jalur periwayatan dengan sanad
yang sahih bersumber dari Said ibnu Jubair yang telah menceritakan bahwa Nabi
saw. ketika di Mekah membacakan firman-Nya, "Demi bintang ketika terbenam."
(Q.S. An Najm, 1). Ketika bacaan Nabi saw. sampai kepada firman-Nya,
"Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan
Uzza, serta Manat yang ketiganya (sebagai sesembahan kalian)." (Q.S. An
Najm, 19-20). Kemudian setan meniupkan godaannya terhadap lisan Nabi saw.
hirigga Nabi saw. mengatakan, "Bintang-bintang yang di langit tinggi
itu, sungguh manfaatnya dapat diharapkan". Maka orang-orang musyrik
mengatakan, "Tidak pernah ia menyebutkan tentang tuhan-tuhan kami dengan
sebutan yang baik, sebelum hari ini". Maka Nabi saw. melakukan salat,
maka mereka pun ikut meniru apa yang dilakukan oleh Nabi saw. Lalu turunlah
ayat, "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun dan tidak
pula seorang Nabi..." (Q.S. Al Hajj, 52). Ibnu Bazzar dan Ibnu Murdawaih
mengetengahkan hadis serupa dari riwayat yang lain melalui Said ibnu Jubair
yang ia terima menurut dugaanku dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Selanjutnya
Bazzar mengatakan, bahwa hadis ini tidak diriwayatkan secara Muttashil
melainkan hanya melalui sanad ini. Dan hadis ini menyendiri atau membeda
dengan hadis-hadis lainnya karena adanya Umaiah ibnu Khalid yang berfungsi
memuttashilkan hadis ini; dia orangnya berpredikat Tsiqah (dapat dipercaya)
dan Masyhur (terkenal banyak hafal hadis). Hadis ini diketengahkan pula oleh
Imam Bukhari melalui sahabat Ibnu Abbas r.a.dengan sanad yang di dalamnya
terdapat Waqidi. Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang sama melalui
Abu Saleh yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Dan Ibnu Jarir mengetengahkan
pula hadis yang sama melalui jalur Aufiy dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Hadis
ini dikemukakan pula oleh Ibnu Ishak di dalam kitab 'As Siirah' melalui
Muhammad ibnu Kaab dan Musa ibnu Uqbah yang semuanya bersumber dari Ibnu
Syihab. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis ini melalui Muhammad ibnu Qais
dan demikian pula Ibnu Abu Hatim yang bersumber dari Saddiy; semuanya
bermakna sama. Dan semua hadis yang diketengahkan oleh mereka itu adakalanya
berpredikat Dhaif atau Munqathi' selain hadis yang diketengahkan melalui Ibnu
Jubair yang pertama tadi. Hafiz Ibnu Hajar mengatakan, "Banyaknya jalur
periwayatan menunjukkan, bahwa kisah ini mempunyai sumber pokok, di samping
itu ia mempunyai dua jalur yang sahih keduanya lagi berpredikat Mursal. Kedua-duanya
diketengahkan oleh Ibnu Jarir; salah satu melalui jalur Zuhri melalui Abu
Bakar ibnu Abdurrahman ibnu Harits ibnu Hisyam, sedangkan yang lain melalui
jalur Daud ibnu Hindun yang bersumber dari Abu Aliyah. Dengan demikian
berarti apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Arabi dan Iyadh, bahwa
riwayat-riwayat ini batil, tidak ada sumber pokoknya, tidak dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan atau pegangan.
|
||
|
||
001. (Demi bintang) yaitu bintang Tsurayya (ketika
terbenam) sewaktu terbenam.
|
||
kawanmu [Muhammad] tidak
sesat dan tidak pula keliru, (2)
|
|
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ
وَمَا غَوَىٰ (٢)
|
|
||
002. (Kawanmu tidak sesat) artinya, Nabi Muhammad saw.
tidak sesat dari jalan petunjuk (dan tidak pula keliru) tidak pula salah,
yang dimaksud adalah dia tidak bodoh tentang akidah yang rusak.
|
||
dan tiadalah yang
diucapkannya itu [Al Qur’an] menurut kemauan hawa nafsunya. (3)
|
|
وَمَا يَنطِقُ عَنِ
ٱلۡهَوَىٰٓ (٣)
|
|
||
003. (Dan tiadalah apa yang diucapkannya itu) apa yang
disampaikannya kepada kalian (menurut kemauan hawa nafsunya) menurut
kehendaknya sendiri.
|
||
Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya], (4)
|
|
إِنۡ هُوَ إِلَّا
وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ (٤)
|
|
||
004. (Tiada lain) tidak lain (ucapannya itu hanyalah
wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
|
||
yang diajarkan
kepadanya oleh [Jibril] yang sangat kuat, (5)
|
|
عَلَّمَهُ ۥ
شَدِيدُ ٱلۡقُوَىٰ (٥)
|
|
||
005. (Yang diajarkan kepadanya) oleh malaikat (yang
sangat kuat).
|
||
Yang mempunyai akal
yang cerdas; dan [Jibril itu] menampakkan diri dengan rupa yang asli,
(6)
|
|
ذُو مِرَّةٍ۬
فَٱسۡتَوَىٰ (٦)
|
|
||
006. (Yang mempunyai kecerdasan) yang mempunyai
kekuatan dan keperkasaan, atau yang mempunyai pandangan yang baik, yang
dimaksud adalah malaikat Jibril a.s. (maka menetaplah ia) maksudnya,
menampakkan diri dengan rupa aslinya.
|
||
sedang dia berada di
ufuk yang tinggi. (7)
|
|
وَهُوَ بِٱلۡأُفُقِ
ٱلۡأَعۡلَىٰ (٧)
|
|
||
007. (Sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi) berada
pada tempat terbitnya matahari dalam bentuk aslinya ketika ia diciptakan.
Nabi saw., melihatnya sewaktu berada di gua Hira; dan ternyata tubuh malaikat
Jibril menutupi cakrawala tempat terbitnya matahari hingga sampai ke
cakrawala bagian timur. Lalu Nabi saw. pingsan tidak sadarkan diri setelah
melihat wujud asli malaikat Jibril itu. Nabi saw. pernah meminta kepada
malaikat Jibril supaya menampakkan wujud aslinya sebagaimana ketika ia
diciptakan oleh Allah, lalu malaikat Jibril menjanjikan akan memenuhi hal
tersebut di gua Hira. Setelah itu baru malaikat Jibril turun untuk menemuinya
dalam bentuk Bani Adam.
|
||
Kemudian dia mendekat,
lalu bertambah dekat lagi, (8)
|
|
ثُمَّ دَنَا
فَتَدَلَّىٰ (٨)
|
|
||
008. (Kemudian dia mendekat) kepadanya (lalu bertambah
dekat) semakin dekat dengannya.
|
||
maka jadilah dia dekat
[pada Muhammad sejarak] dua ujung busur panah atau lebih dekat [lagi].
(9)
|
|
فَكَانَ قَابَ
قَوۡسَيۡنِ أَوۡ أَدۡنَىٰ (٩)
|
|
||
009. (Maka jadilah dia) padanya (mendekat) dalam jarak
(dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi) dari tempatnya yang semula
sehingga nabi menjadi sadar kembali dan hilanglah rasa takutnya.
|
||
Lalu dia menyampaikan
kepada hamba-Nya [Muhammad] apa yang telah Allah wahyukan. (10)
|
|
فَأَوۡحَىٰٓ إِلَىٰ
عَبۡدِهِۦ مَآ أَوۡحَىٰ (١٠)
|
|
||
010. (Lalu Dia menyampaikan) yakni Allah swt. (kepada
hamba-Nya) yaitu malaikat Jibril (apa yang telah diwahyukan)-Nya kepada
malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi saw. Di sini yang mewahyukan
tidak disebutkan karena mengagungkan kedudukan-Naa.
|
||
Hatinya tidak mendustakan
apa yang telah dilihatnya [1430]. (11)
|
|
مَا كَذَبَ ٱلۡفُؤَادُ
مَا رَأَىٰٓ (١١)
|
|
||
[1430] Ayat 4-11
menggambarkan peristiwa turunnya wahyu yang pertama di gua Hira.
|
||
|
||
011. (Tiada mendustakan) dapat dibaca Kadzaba atau
Kadzdzaba, artinya tiada mengingkari (hati) atau kalbu Nabi saw. (apa yang
telah dilihatnya) dengan mata kepalanya sendiri tentang rupa malaikat Jibril.
|
||
Maka apakah kamu
[musyrikin Mekah] hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
(12)
|
|
أَفَتُمَـٰرُونَهُ ۥ
عَلَىٰ مَا يَرَىٰ (١٢)
|
|
||
012. (Maka apakah kalian hendak membantahnya) apakah
kalian hendak mendebatnya dan mengalahkannya (tentang apa yang telah
dilihatnya?) khithab di sini ditujukan kepada orang-orang musyrik yang tidak
mempercayai bahwa Nabi saw. melihat malaikat Jibril.
|
||
Dan sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril itu [dalam rupanya yang asli] pada waktu yang
lain, (13)
|
|
وَلَقَدۡ رَءَاهُ
نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ (١٣)
|
|
||
013. (Dan sesungguhnya dia telah melihat Jibril itu)
dalam rupa yang asli (pada waktu) pada kesempatan (yang lain).
|
||
[yaitu] di Sidratil
Muntaha [1431]. (14)
|
|
عِندَ سِدۡرَةِ
ٱلۡمُنتَهَىٰ (١٤)
|
|
||
[1431] Sidratil
Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di
atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
|
||
|
||
014. (Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya
Isra ke langit. Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak
di sebelah kanan Arasy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang
lainnya dapat melewati tempat itu.
|
||
Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
(15)
|
|
عِندَهَا جَنَّةُ
ٱلۡمَأۡوَىٰٓ (١٥)
|
|
||
015. (Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat
tinggal para malaikat dan arwah-arwah para syuhada dan orang-orang yang
bertakwa.
|
||
[Muhammad melihat
Jibril] ketika Sidratulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
(16)
|
|
إِذۡ يَغۡشَى
ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦)
|
|
||
016. (Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal
Idz menjadi Ma'mul dari lafal Ra-aahu.
|
||
Penglihatannya
[Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula]
melampauinya. (17)
|
|
مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ
وَمَا طَغَىٰ (١٧)
|
|
||
017. (Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan Nabi
saw. tidak berpaling (dan tidak melampauinya) maksudnya, tidak berpaling dari
apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui apa yang dilihatnya pada malam
ketika ia diisrakkan.
|
||
Sesungguhnya dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda [kekuasaan] Tuhannya yang paling besar. (18)
|
|
لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ
ءَايَـٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ (١٨)
|
|
||
018. (Sesungguhnya dia telah melihat) pada malam itu
(sebagian tanda-tanda kekuasaan Rabbnya yang paling besar) yang paling agung,
dimaksud adalah sebagian dari tanda-tanda itu, maka dia melihat sebagian dari
keajaiban-keajaiban alam malakut, dan Rafraf berwarna hijau menutupi
cakrawala langit, dan malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap.
|
||
Maka apakah patut kamu
[hai orang-orang musyrik] menganggap Al Lata dan Al Uzza, (19)
|
|
أَفَرَءَيۡتُمُ
ٱللَّـٰتَ وَٱلۡعُزَّىٰ (١٩)
|
|
||
019. (Maka apakah patut kalian menganggap Laata dan Al
Uzzaa).
|
||
dan Manah yang ketiga,
yang paling terkemudian [sebagai anak perempuan Allah]? [1432] (20)
|
|
وَمَنَوٰةَ
ٱلثَّالِثَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ (٢٠)
|
|
||
[1432] Al Lata, al
Uzza dan Manah adalah nama berhala-berhala yang disembah orang Arab Jahiliyah
dan dianggapnya anak-anak perempuan Tuhan.
|
||
|
||
020. (Dan Manat yang ketiga) yang ketiga dari yang
telah disebutkan tadi (yang paling terkemudian) berkedudukan sebagai sifat
yang mengandung makna celaan. Ketiganya adalah nama berhala-berhala yang
terbuat dari batu. Orang-orang musyrik dahulu menyembahnya, karena mereka
menduga, bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri
mereka di sisi Allah. Maf'ul pertama bagi lafal Afara`aytum adalah lafal Al
Laata dan lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya. Sedangkan Maf'ul yang
keduanya tidak disebutkan. Makna ayat, "Ceritakanlah kepadaku, apakah
berhala-berhala ini memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu yang karena itu
kalian menyembahnya selain Allah Yang memiliki kemampuan untuk melakukan
hal-hal yang telah disebutkan tadi." Ketika mereka menduga bahwa
malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, sedangkan mereka
sendiri tidak menyukai anak-anak perempuan, lalu turunlah firman-Nya berikut
ini,
|
||
Apakah [patut] untuk
kamu [anak] laki-laki dan untuk Allah [anak] perempuan? (21)
|
|
أَلَكُمُ ٱلذَّكَرُ
وَلَهُ ٱلۡأُنثَىٰ (٢١)
|
|
||
021. ("Apakah patut untuk kalian anak laki-laki
dan untuk Allah -anak -perempuan?").
|
||
Yang demikian itu
tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (22)
|
|
تِلۡكَ إِذً۬ا
قِسۡمَةٌ۬ ضِيزَىٰٓ (٢٢)
|
|
||
022. (Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang
tidak adil) pembagian yang lalim; berasal dari lafal Dhaazahu Yadhiizuhu,
artinya berlaku aniaya dan melampaui batas.
|
||
Itu tidak lain
hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah
tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk [menyembah] nya. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu
mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan
mereka. (23)
|
|
إِنۡ هِىَ إِلَّآ
أَسۡمَآءٌ۬ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِہَا
مِن سُلۡطَـٰنٍۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَمَا تَهۡوَى ٱلۡأَنفُسُۖ
وَلَقَدۡ جَآءَهُم مِّن رَّبِّہِمُ ٱلۡهُدَىٰٓ (٢٣)
|
|
||
023. (Itu tidak lain) apa-apa yang telah disebutkan itu
(hanyalah nama-nama yang kalian adakan) kalian menamakannya (yakni oleh
kalian dan bapak-bapak kalian) sebagai berhala-berhala yang kalian
menyembahnya (Allah tidak menurunkan tentangnya) tentang menyembah kepada
berhala-berhala itu (suatu keterangan pun) yakni bukti dan hujjah (tiada
lain) (mereka hanya mengikuti) di dalam menyembah berhala-berhala itu
(sangkaan saja dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsu mereka) mengikuti apa
yang dihiaskan oleh setan, ke dalam hati mereka, yaitu bahwasanya
berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi Allah
swt. (dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka)
melalui lisan Nabi saw. yang membawa bukti yang pasti, akan tetapi mereka
tidak mau meninggalkan apa yang biasa mereka lakukan itu, yaitu menyembah
berhala.
|
||
Atau apakah manusia
akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (24)
|
|
أَمۡ لِلۡإِنسَـٰنِ مَا
تَمَنَّىٰ (٢٤)
|
|
||
024. (Atau apakah manusia akan mendapat) bagi
masing-masing dari mereka (segala yang dicita-citakannya) yang beranggapan,
bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada mereka? Padahal
kenyataannya tidaklah demikian.
|
||
[Tidak], maka hanya
bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (25)
|
|
فَلِلَّهِ ٱلۡأَخِرَةُ
وَٱلۡأُولَىٰ (٢٥) ۞
|
|
||
025. (Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan
dunia) tiada sesuatu pun yang terjadi pada keduanya melainkan sesuai dengan
apa yang dikehendaki-Nya.
|
||
Dan berapa banyaknya
malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah
Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai [Nya]. (26)
|
|
وَكَم مِّن مَّلَكٍ۬
فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ لَا تُغۡنِى شَفَـٰعَتُہُمۡ شَيۡـًٔا إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ أَن
يَأۡذَنَ ٱللَّهُ لِمَن يَشَآءُ وَيَرۡضَىٰٓ (٢٦)
|
|
||
026. (Dan berapa banyaknya malaikat) banyak di antara
para Malaikat (di langit) yang sangat dimuliakan oleh Allah di sisi-Nya
(syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan)
kepada mereka untuk memberikan syafaat (bagi orang yang dikehendaki)-Nya di
antara hamba-hamba-Nya (dan diridai) ia diridai oleh-Nya, karena ada firman
lainnya yang menyatakan, "..dan mereka tiada memberi syafaat melainkan
kepada orang yang diridai Allah." (Q.S. Al Anbiya, 28) Sudah kita
maklumi bahwa syafaat para malaikat itu baru ada setelah terlebih dahulu
mendapat izin dari Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya,
yaitu firman-Nya, "Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah
tanpa izin-Nya?" (Q.S. Al-Baqarah, 255)
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar
menamakan malaikat itu dengan nama perempuan. (27)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ لَيُسَمُّونَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةَ تَسۡمِيَةَ ٱلۡأُنثَىٰ (٢٧)
|
|
||
027. (Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman
kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan
nama perempuan) karena mereka telah mengatakan, bahwa para malaikat itu
adalah anak-anak perempuan Allah.
|
||
Dan mereka tidak
mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah
sedikitpun terhadap kebenaran. (28)
|
|
وَمَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ
عِلۡمٍۖ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّۖ وَإِنَّ ٱلظَّنَّ لَا يُغۡنِى مِنَ
ٱلۡحَقِّ شَيۡـًٔ۬ا (٢٨)
|
|
||
028. (Dan mereka tidak mendasari perkataan mereka itu)
ucapan mereka itu tidak didasari (dengan sesuatu pengetahuan pun tentangnya.
Tiada lain) mereka hanya mengikuti) dalam hal tersebut (prasangka) yang
mereka khayalkan (sedangkan sesungguhnya prasangka itu tiada berfaedah
sedikit pun terhadap kebenaran) maksudnya, tiada sedikit pun pengetahuan yang
bermanfaat dalam prasangka itu di dalam menelaah hal-hal yang dituntut adanya
pengetahuan.
|
||
Maka berpalinglah [hai
Muhammad] dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak
mengingini kecuali kehidupan duniawi. (29)
|
|
فَأَعۡرِضۡ عَن مَّن
تَوَلَّىٰ عَن ذِكۡرِنَا وَلَمۡ يُرِدۡ إِلَّا ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (٢٩)
|
|
||
029. (Maka berpalinglah dari orang yang berpaling dari
peringatan Kami) orang yang berpaling dari Alquran (dan tidak mengingini
kecuali kehidupan duniawi) ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berjihad
dari Allah.
|
||
Itulah sejauh-jauh
pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk. (30)
|
|
ذَٲلِكَ مَبۡلَغُهُم
مِّنَ ٱلۡعِلۡمِۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ
وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱهۡتَدَىٰ (٣٠)
|
|
||
030. (Yang demikian itu) yakni mencari keduniaan
(adalah sejauh-jauh pengetahuan mereka) artinya, tujuan pengetahuan mereka
ialah memilih keduniawian daripada akhirat. (Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah
yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah
yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk) atau Dia mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat, kelak Dia akan
memberikan balasan-Nya kepada masing-masing.
|
||
Dan hanya kepunyaan
Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka
kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan
pahala yang lebih baik [surga]. (31)
|
|
وَلِلَّهِ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ لِيَجۡزِىَ ٱلَّذِينَ أَسَـٰٓـُٔواْ بِمَا
عَمِلُواْ وَيَجۡزِىَ ٱلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ بِٱلۡحُسۡنَى (٣١)
|
|
||
031. (Dia hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi) Dia-lah yang memiliki kesemuanya itu; antara
lain ialah orang yang tersesat dan orang yang mendapat petunjuk; Dia
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia memberikan petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya (supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan) berupa kemusyrikan dan
perbuatan-perbuatan dosa lainnya (dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik) maksudnya, mereka yang mengerjakan ketauhidan dan amal-amal
ketaatan lainnya (dengan pahala yang lebih baik) yakni surga. Kemudian Allah
menjelaskan siapakah yang disebut orang-orang yang telah berbuat baik itu
melalui firman selanjutnya,
|
||
[Yaitu] orang yang
menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan
Dia lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari
tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu
mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa. (32)
|
|
ٱلَّذِينَ
يَجۡتَنِبُونَ كَبَـٰٓٮِٕرَ
ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡفَوَٲحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٲسِعُ
ٱلۡمَغۡفِرَةِۚ هُوَ أَعۡلَمُ بِكُمۡ إِذۡ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَإِذۡ
أَنتُمۡ أَجِنَّةٌ۬ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡۖ فَلَا تُزَكُّوٓاْ
أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ (٣٢)
|
|
||
032. ("Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan-perbuatan keji selain dari kesalahan-kesalahan kecil)
yang dimaksud dari lafal Al Lamam adalah dosa-dosa kecil seperti, melihat
wanita lain, menciumnya dan menyentuhnya. Istitsna atau pengecualian di sini
bersifat Munqathi' artinya dosa-dosa kecil itu diampuni oleh sebab menjauhi
dosa-dosa besar. (Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya) disebabkan hal
tersebut, sebab Dia Penerima Tobat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan
orang-orang yang telah mengatakan, salat kami, shaum kami dan haji kami (Dia
lebih mengetahui) (tentang kalian ketika Dia menjadikan kalian dari tanah)
ketika Dia menciptakan bapak moyang kalian yaitu Adam dari tanah (dan ketika
kalian masih berupa janin lafal Ajinnatin adalah bentuk jamak dari lafal
Janiin (dalam perut ibu kalian; maka janganlah kalian mengatakan diri kalian
suci) janganlah kalian memuji-muji diri kalian sendiri dengan cara ujub atau
takabur, akan tetapi bila kalian melakukannya dengan cara mengakui nikmat
Allah, maka hal ini dianggap baik (Dia-lah Yang paling mengetahui) Yang
mengetahui (tentang orang yang bertakwa").
|
||
Maka apakah kamu
melihat orang yang berpaling [dari Al Qur’an]?, (33)
|
|
أَفَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى
تَوَلَّىٰ (٣٣)
|
|
||
033. (Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling)
dari keimanan, orang tersebut murtad dari Islam, yaitu ketika ia dicela
karena masuk Islam. Lalu ia menjawab, "Sesungguhnya aku takut akan azab
atau siksaan Allah". Lalu orang yang mencelanya itu mau menanggung
siksaan Allah yang akan diterimanya, bila ia kembali kepada kemusyrikan, dan
orang yang menanggung itu bersedia untuk memberikan hartanya kepada dia,
sejumlah sekian. Akhirnya dia mau kembali kepada kemusyrikannya.
|
||
serta memberi sedikit
dan tidak mau memberi lagi? (34)
|
|
وَأَعۡطَىٰ قَلِيلاً۬
وَأَكۡدَىٰٓ (٣٤)
|
|
||
034. (Serta memberi sedikit) dari harta yang telah
disebutkan tadi (dan tidak mau memberi lagi?) yaitu dia tidak mau memberikan
sisanya. Lafal Akdaa diambil dari asal kata Al Kidyah, arti asalnya adalah
tanah yang keras seperti tanah yang berbatu, sehingga penggali sumur bila
sampai kepada lapisan yang berbatu itu tidak dapat melanjutkan penggaliannya.
|
||
Apakah dia mempunyai
pengetahuan tentang yang ghaib sehingga dia mengetahui [apa yang dikatakan]?
(35)
|
|
أَعِندَهُ ۥ
عِلۡمُ ٱلۡغَيۡبِ فَهُوَ يَرَىٰٓ (٣٥)
|
|
||
035. (Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang
gaib sehingga dia mengetahui) sebagiannya, yaitu bahwa seseorang dapat
menanggung azab akhirat yang diterima oleh orang lain? Jawabannya tentu saja
tidak. Orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah Walid ibnu Mughirah atau
lainnya. Jumlah kalimat A'indahuu merupakan Maf'ul kedua dari lafal Ra-ayta,
yang maknanya Akhbirnii, yakni ceritakanlah kepada-Ku.
|
||
Ataukah belum
diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, (36)
|
|
أَمۡ لَمۡ يُنَبَّأۡ
بِمَا فِى صُحُفِ مُوسَىٰ (٣٦)
|
|
||
036. (Ataukah) yakni sebenarnya (belum diberitakan
kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa) yaitu lembaran-lembaran
kitab Taurat atau lembaran-lembaran kitab suci sebelumnya.
|
||
dan lembaran-lembaran
Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?, (37)
|
|
وَإِبۡرَٲهِيمَ ٱلَّذِى
وَفَّىٰٓ (٣٧)
|
|
||
037. (Dan) lembaran-lembaran (Ibrahim yang selalu memenuhi
janji) maksudnya Nabi Ibrahim itu selalu menepati apa yang diperintahkan
kepadanya,, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu
firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa
kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya dengan
lengkap." (Q.S. Al Baqarah, 124) Kemudian pengertian yang terkandung di
dalam lafal Maa pada ayat sebelumnya, dijelaskan oleh firman berikutnya,
|
||
[yaitu] bahwasanya
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, (38)
|
|
أَلَّا تَزِرُ
وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ (٣٨)
|
|
||
038. ("Yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain) dan seterusnya. Lafal An adalah bentuk
Mukhaffafah dari Anna; artinya bahwa setiap diri itu tidak dapat menanggung
dosa orang lain.
|
||
dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (39)
|
|
وَأَن لَّيۡسَ
لِلۡإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ (٣٩)
|
|
||
039. (Dan bahwasanya) bahwasanya perkara yang
sesungguhnya itu ialah (seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya) yaitu memperoleh kebaikan dari usahanya yang baik, maka
dia tidak akan memperoleh kebaikan sedikit pun dari apa yang diusahakan oleh
orang lain.
|
||
Dan bahwasanya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan [kepadanya]. (40)
|
|
وَأَنَّ
سَعۡيَهُ ۥ سَوۡفَ يُرَىٰ (٤٠)
|
|
||
040. (Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan
diperlihatkan) kepadanya di akhirat.
|
||
Kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (41)
|
|
ثُمَّ يُجۡزَٮٰهُ ٱلۡجَزَآءَ
ٱلۡأَوۡفَىٰ (٤١)
|
|
||
041. (Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna") pembalasan yang paling lengkap. Diambil
dari asal kata, Jazaituhu Sa'yahu atau Bisa'yihi, artinya, "Aku
memberikan balasan terhadap usahanya, atau aku memberikannya balasan atas
usahanya." Dengan kata lain lafal Jazaa ini boleh dibilang sebagai Fi'il
Muta'addi atau Fi'il Lazim.
|
||
dan bahwasanya kepada
Tuhanmulah kesudahan [segala sesuatu], (42)
|
|
وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ
ٱلۡمُنتَہَىٰ (٤٢)
|
|
||
042. (Dan bahwasanya) jika dibaca Anna berarti
di'athafkan kepada kalimat sebelumnya, jika dibaca Inna berarti merupakan
jumlah Isti-naf atau kalimat baru. Hal ini berlaku pula terhadap lafal yang
sama yang jatuh sesudahnya, dengan demikian maka pengertian yang terkandung
pada kalimat sesudah Anna pertama bukan termasuk ke dalam pengertian yang
terkandung di dalam lembaran-lembaran Ibrahim (kepada Rabbmulah kesudahan)
tempat kembali sesudah mati, lalu Dia memberikan balasan yang setimpal kepada
mereka masing-masing.
|
||
dan bahwasanya Dialah
yang menjadikan orang tertawa dan menangis, (43)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ هُوَ
أَضۡحَكَ وَأَبۡكَىٰ (٤٣)
|
|
||
043. (Dan bahwasanya Dia-lah yang membuat orang
tertawa) yang menjadikan gembira siapa yang dikehendaki-Nya (dan menangis)
yang menjadikan sedih siapa yang dikehendaki-Nya.
|
||
dan bahwasanya Dialah
yang mematikan dan menghidupkan, (44)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ هُوَ
أَمَاتَ وَأَحۡيَا (٤٤)
|
|
||
044. (Dan bahwasanya Dia-lah yang mematikan dan yang menghidupkan)
kembali pada hari berbangkit nanti.
|
||
dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, (45)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ
خَلَقَ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰ (٤٥)
|
|
||
045. (Dan bahwasanya Dia-lah yang
menciptakan berpasang-pasangan) kedua jenis yang berpasangan (laki-laki dan
perempuan).
|
||
dari air mani, apabila
dipancarkan. (46)
|
|
مِن نُّطۡفَةٍ إِذَا
تُمۡنَىٰ (٤٦)
|
|
||
046. (Dari nuthfah) yakni air mani (apabila
dipancarkan) bila ditumpahkan ke dalam rahim.
|
||
Dan bahwasanya Dia-lah
yang menetapkan kejadian yang lain [kebangkitan sesudah mati], (47)
|
|
وَأَنَّ عَلَيۡهِ
ٱلنَّشۡأَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰ (٤٧)
|
|
||
047. (Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian)
huruf Hamzah lafal An Nasy`ah boleh dibaca panjang dan boleh dibaca pendek
(yang lain) kejadian yang lain untuk dibangkitkan menjadi hidup kembali,
sesudah penciptaan yang pertama.
|
||
dan bahwasanya Dia
yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan. (48)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ هُوَ
أَغۡنَىٰ وَأَقۡنَىٰ (٤٨)
|
|
||
048. (Dan bahwasanya Dia yang memberi kekayaan) kepada
manusia berupa harta benda (dan yang memberikan kecukupan) Dia memberikan
harta untuk mencukupi kebutuhan orang itu.
|
||
dan bahwasanya
Dia-lah Tuhan [yang memiliki] bintang syi`ra [1433]. (49)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ هُوَ
رَبُّ ٱلشِّعۡرَىٰ (٤٩)
|
|
||
[1433] Bintang Syi'ra
ialah bintang yang disembah oleh orang-orang Arab pada masa Jahiliyah.
|
||
|
||
049. (Dan bahwasanya Dia-lah Rabb bintang syi'ra) nama
bintang yang berada di belakang bintang Jauza; bintang itu pada zaman
jahiliah disembah-sembah.
|
||
dan bahwasanya Dia
telah membinasakan kaum ’Aad yang pertama, (50)
|
|
وَأَنَّهُ ۥۤ
أَهۡلَكَ عَادًا ٱلۡأُولَىٰ (٥٠)
|
|
||
050. (Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad
yang pertama) menurut suatu qiraat harakat Tanwinnya diidgamkan kepada huruf
Lam, bila huruf Lamnya didamahkan, tanpa memakai Hamzah. Ad adalah nama suatu
kaum yang dikenal dengan nama kaum 'Ad, sedangkan kaum yang lainnya adalah
kaum Nabi Saleh.
|
||
dan kaum Tsamud. Maka
tidak seorangpun yang ditinggalkan-Nya [hidup]. (51)
|
|
وَثَمُودَاْ فَمَآ
أَبۡقَىٰ (٥١)
|
|
||
051. (Dan kaum Tsamud) jika dibaca Sharf, dengan
memakai Tanwin berarti nama kakek moyang, bila dibaca dengan tidak memakai
Tanwin berarti nama suatu kabilah, berarti di'athafkan kepada lafal Ad. (Maka
tidak seorang pun yang ditinggalkan) hidup; maksudnya tiada seorang pun di
antara mereka yang dibiarkan hidup oleh-Nya.
|
||
Dan kaum Nuh sebelum
itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling
durhaka, (52)
|
|
وَقَوۡمَ نُوحٍ۬ مِّن
قَبۡلُۖ إِنَّہُمۡ كَانُواْ هُمۡ أَظۡلَمَ وَأَطۡغَىٰ (٥٢)
|
|
||
052. (Dan Kaum Nuh sebelum itu) sebelum kaum Ad dan
kaum Tsamud; kami binasakan mereka semuanya. (Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang paling lalim dan paling durhaka) yakni kaum Nabi Nuh itu
jauh lebih lalim dan lebih durhaka daripada kaum 'Ad dan kaum Tsamud, karena
Nabi Nuh tinggal bersama mereka dalam waktu yang lama sekali sebagaimana yang
diungkapkan oleh Allah dalam firman-Nya, "maka ia tinggal di antara mereka
seribu tahun kurang lima puluh tahun." (Q.S. Al 'Ankabut, 14) Di samping
mereka tidak mau beriman kepada Nabi Nuh, mereka juga menyakiti bahkan
memukulinya.
|
||
dan negeri-negeri kaum
Luth yang telah dihancurkan Allah [1434]. (53)
|
|
وَٱلۡمُؤۡتَفِكَةَ
أَهۡوَىٰ (٥٣)
|
|
||
[1434] Lihat footnote
[649] 'Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk
Madyan ialah kaum Nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah
kaum Nabi Luth a.s.
|
||
|
||
053. (Dan penduduk Mu`tafikah) yaitu negeri-negeri
tempat tinggal kaum Nabi Luth (yang telah dihancurkan) yaitu dijatuhkan dari
atas langit sesudah diangkat dalam keadaan terbalik, lalu dijatuhkan ke bumi
oleh malaikat Jibril atas perintah Allah swt.
|
||
lalu Allah menimpakan
atas negeri itu azab besar yang menimpanya. (54)
|
|
فَغَشَّٮٰهَا مَا غَشَّىٰ
(٥٤)
|
|
||
054. (Lalu Allah menimpakan atas negeri-negeri itu)
batu-batu sesudah dibalikkan (azab besar yang menimpanya) di dalam ungkapan
ayat azab yang dimaksud sengaja tidak disebutkan secara jelas, sebagai
gambaran tentang kengeriannya yang tak terperikan, hingga tidak dapat
diungkapkan oleh kata-kata. Azab ini dijelaskan pula dalam surah Hud, melalui
firman-Nya, "Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah
(Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar." (Q.S. Hud, 82)
|
||
Maka terhadap
ni’mat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu? (55)
|
|
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ
رَبِّكَ تَتَمَارَىٰ (٥٥)
|
|
||
055. (Maka terhadap nikmat Rabbmu yang manakah) yakni
nikmat-nikmat-Nya yang menunjukkan kepada keesaan dan kekuasaan-Nya (kamu
ragu-ragu) kamu meragukannya, hai manusia. Atau, kamu mendustakannya hai
manusia?
|
||
Ini [Muhammad] adalah
seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah
terdahulu. (56)
|
|
هَـٰذَا نَذِيرٌ۬ مِّنَ
ٱلنُّذُرِ ٱلۡأُولَىٰٓ (٥٦)
|
|
||
056. (Ini) Muhammad ini (adalah seorang pemberi
peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu) artinya, sama
dengan mereka. Maksudnya, dia adalah seorang rasul yang sama dengan
rasul-rasul lain sebelumnya; ia diutus kepada kalian, sebagaimana para rasul
terdahulu diutus kepada kaumnya masing-masing.
|
||
Telah dekat terjadinya
hari kiamat. (57)
|
|
أَزِفَتِ ٱلۡأَزِفَةُ
(٥٧)
|
|
||
057. (Telah dekat terjadinya hari kiamat) kiamat telah
dekat masanya.
|
||
Tidak ada yang akan
menyatakan terjadinya hari itu selain Allah. (58)
|
|
لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ
ٱللَّهِ كَاشِفَةٌ (٥٨)
|
|
||
058. (Tiada baginya selain dari Allah) tiada seorang
pun selain Allah (yang dapat menyatakan terjadinya) tiada yang mengetahui
kapan terjadi dan tiada seorang pun yang dapat menyatakan kejadiannya selain
Allah. Ayat ini mempunyai arti yang senada dengan ayat lainnya yaitu,
firman-Nya, "tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia." (Q.S. Al A'raf, 187).
|
||
Maka apakah kamu
merasa heran terhadap pemberitaan ini? (59)
|
|
أَفَمِنۡ هَـٰذَا
ٱلۡحَدِيثِ تَعۡجَبُونَ (٥٩)
|
|
||
059. (Maka apakah terhadap pemberitaan ini) Alquran ini
(kalian merasa heran?) makna yang dimaksud ialah mendustakannya.
|
||
Dan kamu menertawakan
dan tidak menangis? (60)
|
|
وَتَضۡحَكُونَ وَلَا
تَبۡكُونَ (٦٠)
|
|
||
060. (Dan kalian menertawakan) karena
memperolok-olokkannya (dan tidak menangis) sewaktu kalian mendengarkan
ancaman dan peringatannya.
|
||
Sedang kamu
melengahkan [nya]? (61)
|
|
وَأَنتُمۡ سَـٰمِدُونَ
(٦١)
|
|
||
061. (Sedangkan kalian melengahkannya) lengah dan lalai
mengenai apa yang diwajibkan kepada kalian untuk mengerjakannya.
|
||
Maka bersujudlah
kepada Allah dan sembahlah [Dia]. (62)
|
|
فَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ
وَٱعۡبُدُواْ ۩ (٦٢)
|
|
||
062. (Maka bersujudlah kalian kepada Allah) Yang telah
menciptakan kalian (dan sembahlah) Dia, dan janganlah kalian menyembah dan
bersujud kepada berhala-berhala.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 53 - An Najm (1 - 62)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar