Surah LEBAH
|
|
سُوۡرَةُ النّحل
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Telah pasti datangnya
ketetapan Allah [818] maka janganlah kamu meminta agar disegerakan [datang] nya. Maha
Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (1)
|
|
أَتَىٰٓ أَمۡرُ ٱللَّهِ
فَلَا تَسۡتَعۡجِلُوهُۚ سُبۡحَـٰنَهُ ۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (١)
|
[818]
Ketetapan Allah di sini ialah hari kiamat yang telah diancamkan kepada
orang-orang musyrikin.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Aliyah yang
menceritakan, bahwa ada seorang laki-laki dari
kalangan kaum musyrikin berutang kepada seorang laki-laki dari kalangan kaum
Muslimin. Kemudian lelaki muslim itu datang menagih kepadanya; dan di antara
perkataan yang diucapkan oleh lelaki muslim itu ialah, "Aku sangat
berharap sekali sesudah mati, utang itu menjadi pahala sebesar demikian dan
demikian." Maka lelaki musyrik itu menjawabnya, "Sesungguhnya kamu
ini menduga bahwa kamu akan dibangkitkan kembali sesudah mati." Kemudian
lelaki musyrik itu bersumpah dengan memakai nama Allah secara
sungguh-sungguh, lalu ia melanjutkan perkataannya, "Allah tidak akan
membangkitkan orang yang sudah mati." Maka turunlah ayat ini.
|
||
|
||
001. Ketika orang-orang musyrik merasa lambat akan
datangnya azab yang diancamkan kepada mereka, lalu turunlah firman-Nya:
(Telah pasti datangnya ketetapan Allah) yakni hari kiamat. Lafal ataa
diungkapkan dalam bentuk fi`il madhi untuk menunjukkan kepastian kejadiannya,
artinya telah dekat (maka janganlah kalian meminta disegerakan datangnya)
artinya janganlah kalian meminta disegerakan sebelum saatnya karena
sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan terjadi (Maha Suci Allah) kalimat ini
mengandung makna memahasucikan Dia (dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan) di samping-Nya.
|
||
Dia menurunkan para
malaikat dengan [membawa] wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu
sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan [yang hak] melainkan Aku, maka hendaklah
kamu bertakwa kepada-Ku". (2)
|
|
يُنَزِّلُ
ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةَ بِٱلرُّوحِ مِنۡ أَمۡرِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ
عِبَادِهِۦۤ أَنۡ أَنذِرُوٓاْ أَنَّهُ ۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟
فَٱتَّقُونِ (٢)
|
002. (Dia menurunkan malaikat) yakni malaikat Jibril (dengan
wahyu) dengan membawa wahyu (atas perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya
(kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya) mereka adalah
para nabi (yaitu) huruf an di sini bermakna mufassirah atau kata penafsir
(peringatkanlah olehmu sekalian) peringatkanlah orang-orang kafir dengan
azab, dan beritahukanlah kepada mereka (bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan
Aku, maka hendaklah kalian bertakwa kepada-Ku) artinya takutlah kalian
kepada-Ku.
|
||
Dia menciptakan langit
dan bumi dengan hak [819]. Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan.
(3)
|
|
خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۚ تَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ (٣)
|
[819] Lihat
ayat 5 surat (10) Yunus. Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
[tempat-tempat] bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan [waktu]. Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda [kebesaran-Nya] kepada
orang-orang yang mengetahui.
|
||
|
||
003. (Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak)
artinya secara sungguh-sungguh. (Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka
persekutukan) bersama-Nya yaitu berhala-berhala.
|
||
Dia telah menciptakan
manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (4)
|
|
خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ
مِن نُّطۡفَةٍ۬ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٤)
|
004. (Dia telah menciptakan manusia dari mani) mulai dari mani
hingga menjadi manusia yang kuat lagi kekar (tiba-tiba ia menjadi pembantah)
sangat memusuhi (yang nyata) lalu Allah menjelaskan tentang bantahan manusia
itu yang tidak mempercayai adanya hari berbangkit, yaitu melalui firman-Nya
yang lain: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah
hancur luluh." (Q.S. Yasin 78)
|
||
Dan Dia telah
menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada [bulu] yang menghangatkan
dan berbagai-bagai manfa’at, dan sebagiannya kamu makan. (5)
|
|
وَٱلۡأَنۡعَـٰمَ
خَلَقَهَاۗ لَڪُمۡ فِيهَا دِفۡءٌ۬ وَمَنَـٰفِعُ وَمِنۡهَا تَأۡڪُلُونَ (٥)
|
005. (Dan binatang ternak) yakni unta, sapi dan kambing. Lafal
al-an`aam dibaca nashab karena dinashabkan oleh fi`il yang diperkirakan
keberadaannya lalu fi`il tersebut ditafsirkan atau dijelaskan oleh lafal
berikut ini, yaitu: (Dia telah menciptakannya untuk kalian) sebagian dari
manusia (padanya ada kehangatan) yaitu bulu dan kulitnya dapat dibuat pakaian
dan selimut untuk penghangat tubuh kalian (dan berbagai manfaat) yaitu dari
anak-anaknya, air susunya dan dapat dijadikan sebagai kendaraan (dan
sebagiannya kalian makan) zharaf didahulukan karena untuk tujuan fashilah.
|
||
Dan kamu memperoleh
pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan
ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. (6)
|
|
وَلَكُمۡ فِيهَا
جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسۡرَحُونَ (٦)
|
006. (Dan kalian memperoleh pandangan yang indah padanya)
yakni sebagai perhiasan kalian (ketika kalian membawanya kembali ke kandang)
ketika kalian menggiringnya kembali ke kandangnya di waktu sore hari (dan
ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan) kalian mengeluarkannya
dari kandangnya menuju ke tempat penggembalaan di waktu pagi hari.
|
||
Dan ia memikul
beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran [yang memayahkan] diri. Sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (7)
|
|
وَتَحۡمِلُ
أَثۡقَالَڪُمۡ إِلَىٰ بَلَدٍ۬ لَّمۡ تَكُونُواْ بَـٰلِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ
ٱلۡأَنفُسِۚ إِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٧)
|
007. (Dan ia dapat memikul beban-beban kalian) barang-barang
kalian (ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya) kalian
tidak sanggup mencapainya tanpa memakai kendaraan unta (melainkan dengan
kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri) yang membuat payah diri kalian.
(Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
terhadap kalian, Dia telah menciptakannya untuk kalian manfaatkan.
|
||
dan [Dia telah
menciptakan] kuda, bagal [820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan [menjadikannya]
perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (8)
|
|
وَٱلۡخَيۡلَ
وَٱلۡبِغَالَ وَٱلۡحَمِيرَ لِتَرۡڪَبُوهَا وَزِينَةً۬ۚ وَيَخۡلُقُ مَا لَا
تَعۡلَمُونَ (٨)
|
[820] Bagal
yaitu peranakan kuda dengan keledai.
|
||
|
||
008. (Dan) Dia telah menciptakan (kuda, bighal dan
keledai agar kalian menungganginya dan menjadikannya sebagai perhiasan) lafal
ziinatan menjadi maf`ul lah. Disebutkannya kedua `illat itu, yaitu untuk
ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan hal ini sama sekali tidak
bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya. Seperti halnya pada kuda,
selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan dagingnya dapat dimakan, hal
ini telah ditetapkan berdasarkan hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim. (Dan
Allah menciptakan apa yang kalian tidak mengetahuinya) berupa hal-hal yang
aneh dan menakjubkan.
|
||
Dan hak bagi Allah
[menerangkan] jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok.
Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya [kepada
jalan yang benar]. (9)
|
|
وَعَلَى ٱللَّهِ قَصۡدُ
ٱلسَّبِيلِ وَمِنۡهَا جَآٮِٕرٌ۬ۚ وَلَوۡ شَآءَ لَهَدَٮٰڪُمۡ أَجۡمَعِينَ (٩)
|
009. (Dan hak bagi Allah menerangkan jalan yang lurus) hak
bagi Allah menjelaskannya (dan di antara jalan-jalan) tersebut (ada yang
bengkok) menyimpang dari jalan yang lurus. (Dan jika Dia menghendaki) untuk
memberi petunjuk kepada kalian (niscaya Dia memberi petunjuk kepada kalian)
ke jalan yang lurus (semuanya) sehingga kalian semua mendapat petunjuk ke
jalan yang lurus itu atas kehendak kalian sendiri.
|
||
Dia-lah, Yang telah
menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman
dan sebahagiannya [menyuburkan] tumbuh-tumbuhan, yang pada [tempat tumbuhnya]
kamu menggembalakan ternakmu. (10)
|
|
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ
مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ۖ لَّكُم مِّنۡهُ شَرَابٌ۬ وَمِنۡهُ شَجَرٌ۬ فِيهِ
تُسِيمُونَ (١٠)
|
010. (Dialah Yang telah menurunkan air hujan itu dari langit
untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman) untuk kalian minum (dan
sebagiannya menjadi tumbuh-tumbuhan) maksudnya oleh sebab air itu menjadi
suburlah tumbuh-tumbuhan (yang pada tempat tumbuhnya kalian menggembalakan
ternak kalian) kalian jadikan sebagai tempat menggembalakan ternak.
|
||
Dia menumbuhkan bagi
kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
[kekuasaan Allah] bagi kaum yang memikirkan. (11)
|
|
يُنۢبِتُ لَكُم بِهِ
ٱلزَّرۡعَ وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلنَّخِيلَ وَٱلۡأَعۡنَـٰبَ وَمِن ڪُلِّ
ٱلثَّمَرَٲتِۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَتَفَڪَّرُونَ (١١)
|
011. (Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air itu
tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu
(benar-benar ada tanda) yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum
yang memikirkan) mengenai ciptaan-Nya sehingga mereka mau beriman karenanya.
|
||
Dan Dia menundukkan
malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu
ditundukkan [untukmu] dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi kaum yang memahami
[nya], (12)
|
|
وَسَخَّرَ لَڪُمُ
ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٲتُۢ
بِأَمۡرِهِۦۤۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ (١٢)
|
012. (Dan Dia menundukkan malam dan siang untuk kalian, dan
matahari) lafal wasysyamsa bila dibaca nashab berarti diathafkan kepada lafal
sebelumnya, bila dibaca rafa' berarti menjadi mubtada (bulan dan
bintang-bintang) kedua lafal ini dapat dibaca nashab dan rafa` (ditundukkan)
kalau dibaca nashab, maka berkedudukan menjadi hal, dan kalau dibaca rafa`
maka menjadi khabar (dengan perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang memahami-Nya) bagi kaum yang mau memikirkannya.
|
||
dan Dia [menundukkan
pula] apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan
macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
[kekuasaan Allah] bagi kaum yang mengambil pelajaran. (13)
|
|
وَمَا ذَرَأَ لَڪُمۡ
فِى ٱلۡأَرۡضِ مُخۡتَلِفًا أَلۡوَٲنُهُ ۥۤۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬
لِّقَوۡمٍ۬ يَذَّڪَّرُونَ (١٣)
|
013. (Dan) Dia menundukkan pula bagi kalian (apa yang Dia
ciptakan) makhluk yang telah Dia ciptakan (untuk kalian di bumi ini) berupa
hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan serta lain-lainnya (dengan berlain-lainan
warnanya) seperti ada yang merah, kuning, hijau dan lain sebagainya
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang mengingatnya) mengambilnya sebagai pelajaran.
|
||
Dan Dia-lah, Allah
yang menundukkan lautan [untukmu] agar kamu dapat memakan daripadanya daging
yang segar [ikan], dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
[keuntungan] dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (14)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى سَخَّرَ
ٱلۡبَحۡرَ لِتَأۡڪُلُواْ مِنۡهُ لَحۡمً۬ا طَرِيًّ۬ا وَتَسۡتَخۡرِجُواْ مِنۡهُ
حِلۡيَةً۬ تَلۡبَسُونَهَا وَتَرَى ٱلۡفُلۡكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبۡتَغُواْ
مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (١٤)
|
014. (Dan Dialah yang menundukkan lautan) Dia telah membuatnya
jinak sehingga dapat dinaiki dan diselami (agar kalian dapat memakan
daripadanya daging yang segar) yaitu ikan (dan kalian mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kalian pakai) yaitu berupa mutiara dan marjan (dan
kamu melihat) menyaksikan (bahtera) perahu-perahu (berlayar padanya) dapat
melaju di atas air; artinya dapat membelah ombak melaju ke depan atau ke
belakang hanya ditiup oleh satu arah angin (dan supaya kalian mencari) lafal
ini diathafkan kepada lafal lita'kuluu, artinya supaya kalian mencari
keuntungan (dari karunia-Nya) karunia Allah swt. lewat berniaga (dan supaya
kalian bersyukur) kepada Allah swt. atas karunia itu.
|
||
Dan Dia menancapkan
gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, [dan Dia
menciptakan] sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
(15)
|
|
وَأَلۡقَىٰ فِى
ٱلۡأَرۡضِ رَوَٲسِىَ أَن تَمِيدَ بِڪُمۡ وَأَنۡہَـٰرً۬ا وَسُبُلاً۬ لَّعَلَّڪُمۡ
تَہۡتَدُونَ (١٥)
|
015. (Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi dengan
kokohnya) gunung-gunung yang tegak kokoh supaya (tidak) jangan (bumi itu
goncang) bergerak (bersama kalian dan) Dia telah menciptakan padanya
(sungai-sungai) seperti sungai Nil (dan jalan-jalan) jalan untuk dilalui
(agar kalian mendapat petunjuk) untuk sampai kepada tujuan-tujuan kalian.
|
||
dan [Dia ciptakan]
tanda-tanda [penunjuk jalan]. Dan dengan bintang-bintang itulah mereka
mendapat petunjuk. (16)
|
|
وَعَلَـٰمَـٰتٍ۬ۚ
وَبِٱلنَّجۡمِ هُمۡ يَہۡتَدُونَ (١٦)
|
016. (Dan Dia ciptakan, tanda-tanda) dengan melaluinya kalian
mendapat petunjuk arah jalan yang kalian lalui, seperti gunung-gunung dan
sungai-sungai. (Dan dengan bintang-bintang itulah) yang dimaksud adalah
bentuk jamak sekalipun lafalnya mufrad (mereka mendapat petunjuk) jalan dan
arah kiblat di waktu malam hari.
|
||
Maka apakah [Allah]
yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan [apa-apa]? Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. (17)
|
|
أَفَمَن يَخۡلُقُ كَمَن
لَّا يَخۡلُقُۗ أَفَلَا تَذَڪَّرُونَ (١٧)
|
017. (Maka apakah Tuhan yang menciptakan itu) itu Allah (sama
dengan yang tidak menciptakan apa-apa) yang dimaksud adalah berhala-berhala,
karena mereka menyekutukannya bersama dengan Allah dalam hal beribadah? Tentu
saja tidak. (Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran) dari hal ini,
karenanya kemudian kalian beriman?
|
||
Dan jika kamu
menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (18)
|
|
وَإِن تَعُدُّواْ
نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٨)
|
018. (Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kalian tak dapat menentukan jumlahnya) tidak dapat menghitungnya terlebih
lagi untuk mensyukurinya secara layak kalian tidak akan mampu melakukannya
(Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) karena
Dia telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kalian padahal kalian meremehkan dan
mendurhakai-Nya.
|
||
Dan Allah mengetahui
apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan. (19)
|
|
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا
تُسِرُّونَ وَمَا تُعۡلِنُونَ (١٩)
|
019. (Dan Allah mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa
yang kalian lahirkan.)
|
||
Dan berhala-berhala
yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang
berhala-berhala itu [sendiri] dibuat orang. (20)
|
|
وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ
مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَخۡلُقُونَ شَيۡـًٔ۬ا وَهُمۡ يُخۡلَقُونَ (٢٠)
|
020. (Dan berhala-berhala yang mereka seru) dapat dibaca
yad`uuna dan tad`uuna, artinya yang mereka sembah (selain Allah) yang
dimaksud adalah berhala-berhala (tidak dapat membuat sesuatu apa pun
sedangkan berhala-berhala itu sendiri dibuat orang) mereka pahat dari batu
atau dari bahan-bahan yang lain.
|
||
[Berhala-berhala itu]
benda mati tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah
penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. (21)
|
|
أَمۡوَٲتٌ غَيۡرُ
أَحۡيَآءٍ۬ۖ وَمَا يَشۡعُرُونَ أَيَّانَ يُبۡعَثُونَ (٢١)
|
021. (Berhala-berhala itu benda mati) tidak ada rohnya; lafal
ini menjadi khabar yang kedua (tidak hidup) berkedudukan menjadi taukid atau
pengukuh (dan mereka tidak mengetahui) berhala-berhala tersebut tidak
mengetahui (bilakah) menunjukkan makna waktu (mereka akan dibangkitkan) yang
dimaksud adalah makhluk semuanya; maka jika keadaannya demikian mengapa
berhala-berhala itu mereka sembah? Kalau demikian berarti tiada tuhan melainkan
hanya Yang Maha Pencipta, Yang Maha Hidup dan Yang Maha Mengetahui semua yang
gaib.
|
||
Tuhan kamu adalah
Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati
mereka mengingkari [keesaan Allah], sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang
yang sombong. (22)
|
|
إِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬
وَٲحِدٌ۬ۚ فَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ قُلُوبُہُم مُّنكِرَةٌ۬
وَهُم مُّسۡتَكۡبِرُونَ (٢٢)
|
022. (Tuhan kalian) berhak untuk disembah oleh kalian (adalah
Tuhan Yang Maha Esa) tidak ada tandingan-Nya, baik dalam Dzat-Nya maupun
sifat-Nya, yaitu Allah swt. (Maka orang-orang yang tidak beriman kepada
akhirat hati mereka mengingkari) keesaan Allah (sedangkan mereka sendiri
adalah orang-orang yang sombong) orang-orang yang takabur tidak mau beriman
kepada adanya hari akhirat.
|
||
Tidak diragukan lagi
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang
mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
(23)
|
|
لَا جَرَمَ أَنَّ
ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ إِنَّهُ ۥ لَا
يُحِبُّ ٱلۡمُسۡتَكۡبِرِينَ (٢٣)
|
023. (Tidak diragukan lagi) memang benar (bahwa sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan) maka
Dia membalas mereka berdasarkan hal tersebut. (Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong) dengan pengertian, bahwa Dia akan menyiksa
mereka.
|
||
Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu". (24)
|
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُم
مَّاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡۙ قَالُوٓاْ أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٢٤)
|
024. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Nadhr bin Harits
(Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah) maa di sini bermakna
istifham atau kata tanya (yang) dzaa di sini berfungsi sebagai maushul (telah
diturunkan Rabb kalian?") kepada Muhammad. (Mereka menjawab,) yaitu
("Dongeng-dongengan) buat-buatan (orang-orang dahulu.") untuk
menyesatkan manusia.
|
||
[ucapan mereka]
menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari
kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak
mengetahui sedikitpun [bahwa mereka disesatkan]. Ingatlah, amat buruklah dosa
yang mereka pikul itu. (25)
|
|
لِيَحۡمِلُوٓاْ
أَوۡزَارَهُمۡ كَامِلَةً۬ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۙ وَمِنۡ أَوۡزَارِ ٱلَّذِينَ
يُضِلُّونَهُم بِغَيۡرِ عِلۡمٍۗ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ (٢٥)
|
025. (Ucapan mereka, menyebabkan mereka memikul) akibatnya
mereka akan memikul (dosa-dosanya) kesalahan-kesalahannya (dengan sepenuhnya)
artinya tidak ada sesuatu pun yang dapat dijadikan sebagai tebusan
daripadanya (pada hari kiamat, dan sebagian) ditimpakan pula kepada mereka
sebagian (dosa-dosa orang-orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit
pun) bahwa mereka disesatkan, karena mereka mengajak orang-orang yang
diserunya ke jalan yang sesat, kemudian orang-orang yang diserunya itu
mengikuti langkah mereka. Dengan demikian maka orang-orang yang menyeru
mereka ikut andil dalam dosanya. (Ingatlah, amat buruklah) amat jeleklah (apa
yang mereka pikul itu) yakni, dosa-dosa yang mereka pikul itu adalah
seburuk-buruk dosa.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah
menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap [rumah itu] jatuh
menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat
yang tidak mereka sadari. (26)
|
|
قَدۡ مَڪَرَ ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلِهِمۡ فَأَتَى ٱللَّهُ بُنۡيَـٰنَهُم مِّنَ ٱلۡقَوَاعِدِ فَخَرَّ
عَلَيۡہِمُ ٱلسَّقۡفُ مِن فَوۡقِهِمۡ وَأَتَٮٰهُمُ ٱلۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا
يَشۡعُرُونَ (٢٦)
|
026. (Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah
mengadakan makar) yaitu seperti apa yang telah dilakukan oleh raja Namrudz;
ia membangun sebuah pencakar langit, lalu ia menaikinya dengan maksud untuk
memerangi penduduk langit (maka Allah menghancurkan) bertujuan untuk
menghancurkan (rumah-rumah mereka dari fondasinya) untuk itu maka Allah
mengirimkan angin topan dan gempa bumi yang keras sehingga hancur leburlah
apa yang telah mereka bangun itu (lalu atap rumah-rumah mereka jatuh menimpa
mereka dari atas) artinya mereka ada di bawahnya lalu tertimpa hal tersebut
(dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari)
artinya azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga
sebelumnya. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ini hanya
tamtsil tentang dibinasakannya makar mereka yang telah direncanakan
sebelumnya terhadap rasul.
|
||
Kemudian Allah
menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: "Di manakah
sekutu-sekutu-Ku itu [yang karena membelanya] kamu selalu memusuhi mereka
[nabi-nabi dan orang-orang mu’min]?" Berkatalah orang-orang yang telah
diberi ilmu: [821] "Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas
orang-orang yang kafir". (27)
|
|
ثُمَّ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ يُخۡزِيهِمۡ وَيَقُولُ أَيۡنَ شُرَڪَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمۡ
تُشَـٰٓقُّونَ فِيہِمۡۚ قَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ إِنَّ ٱلۡخِزۡىَ
ٱلۡيَوۡمَ وَٱلسُّوٓءَ عَلَى ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (٢٧)
|
[821] Yang
dimaksud dengan orang-orang yang diberi ilmu ialah : para malaikat, nabi-nabi
dan orang-orang mu'min.
|
||
|
||
027. (Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat)
membuat mereka hina (dan berfirman)-lah Allah kepada mereka melalui lisan
malaikat-Nya dengan nada mengejek ("Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?)
yang menurut dugaan kalian itu (yang karena membelanya kalian selalu
memusuhi) menentang kaum mukminin (tentang perihal mereka.") mengenai
perkara mereka. (Berkatalah) artinya nanti akan berkata/menjawab (orang-orang
yang diberi ilmu) yaitu para nabi dan orang-orang mukmin ("Sesungguhnya
kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.")
para nabi dan orang-orang mukmin mengatakan demikian sebagai ejekan yang
ditujukan kepada orang-orang kafir.
|
||
[Yaitu] orang-orang
yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri
mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri [sambil berkata]; "Kami
sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". [Malaikat
menjawab]: "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu
kerjakan". (28)
|
|
ٱلَّذِينَ
تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِہِمۡۖ فَأَلۡقَوُاْ
ٱلسَّلَمَ مَا ڪُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ بَلَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ
بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٢٨)
|
028. (Orang-orang yang dimatikan) dapat dibaca tatawaffaahum
dan yatawaffaahum (oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri
mereka sendiri) karena melakukan kekufuran (lalu mereka menyerahkan diri)
mereka tunduk dan berserah diri ketika maut menjelang mereka seraya berkata
("Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan suatu kejahatan pun.")
yaitu perbuatan musyrik. Maka para malaikat berkata kepada mereka ("Ada,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan.")
oleh sebab itu Dia membalaskannya kepada diri kalian.
|
||
Maka masukilah
pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah
tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (29)
|
|
فَٱدۡخُلُوٓاْ
أَبۡوَٲبَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيہَاۖ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ
(٢٩) ۞
|
029. Lalu dikatakan kepada mereka ("Maka masukilah
pintu-pintu neraka Jahanam, kalian kekal di dalamnya. Maka amat buruklah
tempat) menetap (orang-orang yang menyombongkan diri itu.")
|
||
Dan dikatakan kepada
orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "[Allah telah menurunkan]
kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
[pembalasan] yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik
dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (30)
|
|
وَقِيلَ لِلَّذِينَ
ٱتَّقَوۡاْ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡۚ قَالُواْ خَيۡرً۬اۗ لِّلَّذِينَ
أَحۡسَنُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ۬ۚ وَلَدَارُ ٱلۡأَخِرَةِ خَيۡرٌ۬ۚ
وَلَنِعۡمَ دَارُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣٠)
|
030. (Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa) yang
memelihara diri dari kemusyrikan ("Apakah yang telah diturunkan oleh
Rabb kalian?" Mereka menjawab, "Kebaikan." Orang-orang yang
telah berbuat baik) karena beriman (di dunia ini mendapat pembalasan yang
baik) yakni kehidupan yang baik. (Dan sesungguhnya kampung akhirat) yakni
surga (lebih baik) daripada kehidupan dunia berikut semua isinya. Lalu Allah
berfirman di dalam kampung akhirat itu. (Dan sebaik-baik tempat bagi
orang-orang yang bertakwa) adalah surga itu.
|
||
[yaitu] surga ’Adn
yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam
surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah
memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (31)
|
|
جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬
يَدۡخُلُونَہَا تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُۖ لَهُمۡ فِيہَا مَا
يَشَآءُونَۚ كَذَٲلِكَ يَجۡزِى ٱللَّهُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣١)
|
031. (Yaitu surga Adn) sebagai tempat tinggal. Lafal jannaatu
Adn adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (mereka masuk ke dalamnya;
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah) pembalasan itu (Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bertakwa.)
|
||
[yaitu] orang-orang
yang diwafatkan dalam keadaan baik [822] oleh para malaikat dengan mengatakan [kepada mereka]:
"Salaamun`alaikum [823] masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan". (32)
|
|
ٱلَّذِينَ
تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ طَيِّبِينَۙ يَقُولُونَ سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمُ
ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٣٢)
|
[822]
Maksudnya: wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kema'siatan atau dapat
juga berarti mereka mati dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari
malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
[823] Artinya selamat sejahtera bagimu. |
||
|
||
032. (Yaitu orang-orang) lafal alladziina di sini
menjadi na`at atau sifat (yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan
baik) yakni suci dari kekafiran (dengan mengatakan) para malaikat itu berkata
kepada mereka ketika akan diwafatkan ("Salaamun `alaikum.") dan
dikatakan pula kepada mereka kelak di hari akhirat ("Masuklah kalian ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.")
|
||
Tidak ada yang
ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka
[824] atau datangnya
perintah Tuhanmu [825] Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang [kafir]
sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
selalu menganiaya diri mereka sendiri. (33)
|
|
هَلۡ يَنظُرُونَ
إِلَّآ أَن تَأۡتِيَهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَوۡ يَأۡتِىَ أَمۡرُ رَبِّكَۚ
كَذَٲلِكَ فَعَلَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ
وَلَـٰكِن ڪَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ (٣٣)
|
[824] Ya'ni:
kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa mereka.
[825] Ya'ni: kedatangan azab dari Allah untuk memusnahkan mereka. |
||
|
||
033. (Tidak ada) tiada (yang ditunggu-tunggu) oleh
orang-orang kafir (selain datang kepada mereka) dapat dibaca ta'tiyahum atau
ya'tiyahum (para malaikat) untuk mencabut nyawa mereka (atau datangnya
perintah Rabbmu) yakni azab atau hari kiamat yang terdapat di dalamnya azab
buat mereka. (Demikianlah) seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka
(telah dilakukan pula oleh orang-orang sebelum mereka) daripada umat-umat terdahulu
yang mendustakan rasul-rasul mereka kemudian mereka dibinasakan. (Dan
sekali-kali Allah tidak menganiaya mereka) dengan membinasakan mereka tanpa
dosa (akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri)
karena melakukan kekafiran.
|
||
Maka mereka ditimpa
oleh [akibat] kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang
selalu mereka perolok-olokkan. (34)
|
|
فَأَصَابَهُمۡ
سَيِّـَٔاتُ مَا عَمِلُواْ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَہۡزِءُونَ (٣٤)
|
034. (Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan perbuatan
mereka sendiri) yakni pembalasannya (dan dibinasakanlah) diazablah (mereka
oleh apa yang selalu mereka perolok-olokkan) yaitu azab.
|
||
Dan berkatalah
orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan
menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan
tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa [izin] -Nya". Demikianlah
yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para
rasul, selain dari menyampaikan [amanat Allah] dengan terang. (35)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
أَشۡرَكُواْ لَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا عَبَدۡنَا مِن دُونِهِۦ مِن شَىۡءٍ۬
نَّحۡنُ وَلَآ ءَابَآؤُنَا وَلَا حَرَّمۡنَا مِن دُونِهِۦ مِن شَىۡءٍ۬ۚ
كَذَٲلِكَ فَعَلَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ فَهَلۡ عَلَى ٱلرُّسُلِ إِلَّا
ٱلۡبَلَـٰغُ ٱلۡمُبِينُ (٣٥)
|
035. (Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan
penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan
menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan
tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan
bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan kami dan pengharaman kami
ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah
berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang
sebelum mereka) artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang
apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas
para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang) dan mereka
tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat [untuk menyerukan]: "Sembahlah
Allah [saja], dan jauhilah Thaghut [826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya [827] Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan [rasul-rasul]. (36)
|
|
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى
ڪُلِّ أُمَّةٍ۬ رَّسُولاً أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّـٰغُوتَۖ
فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَـٰلَةُۚ
فَسِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ
(٣٦)
|
[826] Lihat
not 162 tentang arti "Thaghut". Thaghut, ialah syaitan dan apa saja yang
disembah selain dari Allah s.w.t.
[827] Lihat not 34
tentang arti "disesatkan Allah". Disesatkan Allah berarti: bahwa
orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami
petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak
mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka
mereka itu menjadi sesat.
|
||
|
||
036. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat) seperti Aku mengutus kamu kepada mereka (untuk) artinya untuk
menyerukan ('Sembahlah Allah) esakanlah Dia (dan jauhilah thaghut,')
berhala-berhala itu janganlah kalian sembah (maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) lalu ia beriman (dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti) telah ditentukan (kesesatan baginya)
menurut ilmu Allah, sehingga ia tidak beriman. (Maka berjalanlah kalian) hai
orang-orang kafir Mekah (di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan) rasul-rasul mereka, yakni kebinasaan yang akan
mereka alami nanti.
|
||
Jika kamu sangat
mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada
memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka
tiada mempunyai penolong. (37)
|
|
إِن تَحۡرِصۡ عَلَىٰ
هُدَٮٰهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى مَن يُضِلُّۖ وَمَا لَهُم مِّن
نَّـٰصِرِينَ (٣٧)
|
037. (Jika kamu sangat mengharapkan) hai Muhammad (agar mereka
dapat petunjuk) sedangkan Allah telah menyesatkan mereka niscaya kamu tidak
akan mampu melakukan hal itu (maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk
kepada orang yang disesatkan-Nya) dapat dibaca yudhillu dan yudhallu, artinya
orang yang dikehendaki-Nya sesat (dan sekali-kali mereka tiada mempunyai
penolong") yang dapat mencegah azab Allah atas diri mereka.
|
||
Mereka bersumpah
dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak
akan membangkitkan orang yang mati". [Tidak demikian], bahkan [pasti
Allah akan membangkitkannya], sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (38)
|
|
وَأَقۡسَمُواْ
بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَـٰنِهِمۡۙ لَا يَبۡعَثُ ٱللَّهُ مَن يَمُوتُۚ بَلَىٰ
وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقًّ۬ا وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٨)
|
038. (Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh) artinya mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh ("Allah
tidak akan membangkitkan orang yang mati.") maka Allah berfirman
menyanggah mereka (Tidak demikian, bahkan) Allah pasti akan membangkitkan
mereka (sebagai suatu janji yang benar dari Allah) lafal wa`dan dan haqqan
kedua-duanya adalah bentuk mashdar yang fungsinya mengukuhkan makna fi`ilnya
dan dinashabkan oleh fi`ilnya yang keberadaannya diperkirakan; artinya Allah
sungguh telah menjanjikan hal tersebut dan Allah akan membuktikannya dengan
benar (akan tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tiada mengetahui) hal
tersebut.
|
||
agar Allah menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang-orang kafir
itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta. (39)
|
|
لِيُبَيِّنَ لَهُمُ
ٱلَّذِى يَخۡتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّہُمۡ
كَانُواْ ڪَـٰذِبِينَ (٣٩)
|
039. (Agar Allah menjelaskan) lafal liyubayyina ini berta`lluq
kepada lafal yab`atsuhum yang keberadaannya diperkirakan (kepada mereka apa
yang mereka perselisihkan itu) bersama dengan orang-orang mukmin (tentangnya)
tentang masalah agama; melalui cara mengazab orang-orang kafir dan memberi
pahala orang-orang mukmin (agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya
mereka adalah orang-orang yang berdusta) disebabkan mereka mengingkari adanya
hari berbangkit.
|
||
Sesungguhnya perkataan
Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan
kepadanya: "Kun [jadilah]", maka jadilah ia. (40)
|
|
إِنَّمَا قَوۡلُنَا
لِشَىۡءٍ إِذَآ أَرَدۡنَـٰهُ أَن نَّقُولَ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ (٤٠)
|
040. (Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya) artinya Kami berkehendak untuk mengadakannya. Lafal
qaulunaa adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (Kami hanya mengatakan
kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia) artinya, maka sesuatu yang
dikehendaki-Nya itu ada seketika. Menurut qiraat lafal fayakuunu dibaca nashab
sehingga menjadi fayakuuna karena diathafkan kepada lafal naquula. Ayat ini
menunjukkan makna menetapkan kekuasaan Allah di dalam membangkitkan makhluk.
|
||
Dan orang-orang yang
berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan
tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (41)
|
|
وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ
فِى ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا ظُلِمُواْ لَنُبَوِّئَنَّهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا
حَسَنَةً۬ۖ وَلَأَجۡرُ ٱلۡأَخِرَةِ أَكۡبَرُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ (١٤)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Daud bin Abu Hindun yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu,
"Dan orang orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka
dianiaya..." (An-Nahl 41) sampai dengan firman-Nya, "...dan hanya
kepada Rabb mereka sajalah mereka bertawakkal." (Q.S. An-Nahl 42).
Ayat-ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Jandal bin Suhail.
|
||
|
||
041. (Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah)
untuk menegakkan agama-Nya (sesudah mereka dianiaya) mengalami penganiayaan
dari penduduk kota Mekah yang dimaksud adalah Nabi saw. dan para sahabatnya
(pasti Kami akan memberikan tempat buat mereka) menempatkan mereka (di dunia
ini) pada suatu tempat tinggal (yang baik) yakni kota Madinah. (Dan
sesungguhnya pahala di akhirat) yaitu surga itu (adalah lebih besar) lebih
agung (kalau mereka mengetahui) maksudnya kalau orang-orang kafir itu atau
orang-orang yang tidak ikut hijrah benar-benar mengetahui tentang kemuliaan
yang diperoleh oleh orang-orang yang berhijrah, niscaya mereka akan ikut
hijrah bersama dengan orang-orang yang berhijrah.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal. (42)
|
|
ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ
وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَڪَّلُونَ (٤٢)
|
042. Mereka adalah (orang-orang yang sabar) di dalam
menghadapi penganiayaan kaum musyrikin dan berhijrah demi untuk memenangkan
agama Islam (dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakal) maka Allah pasti
memberi mereka rezeki dari jalan yang tiada mereka perhitungkan sebelumnya.
|
||
Dan Kami tidak
mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada
mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak
mengetahui, (43)
|
|
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن
قَبۡلِكَ إِلَّا رِجَالاً۬ نُّوحِىٓ إِلَيۡہِمۡۚ فَسۡـَٔلُوٓاْ أَهۡلَ
ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ (٤٣)
|
[828] Ya'ni:
orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.
|
||
|
||
043. (Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka) bukannya para malaikat
(maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan) yakni para ulama
yang ahli dalam kitab Taurat dan kitab Injil (jika kalian tidak mengetahui)
hal tersebut, mereka pasti mengetahuinya karena kepercayaan kalian kepada
mereka lebih dekat daripada kepercayaan kalian terhadap Nabi Muhammad saw.
|
||
keterangan-keterangan
[mu’jizat] dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka [829] dan supaya mereka
memikirkan, (44)
|
|
بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ
وَٱلزُّبُرِۗ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّڪۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا
نُزِّلَ إِلَيۡہِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ (٤٤)
|
[829] Ya'ni:
perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat
dalam Al-Qur'an.
|
||
|
||
044. (Dengan membawa keterangan-keterangan) lafal ini
berta`alluq kepada fi`il yang tidak disebutkan; artinya Kami utus mereka
dengan membawa hujah-hujah yang jelas (dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab
suci. (Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di
dalamnya dibedakan antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan)
tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya.
|
||
maka apakah
orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman [dari bencana]
ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada
mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, (45)
|
|
أَفَأَمِنَ ٱلَّذِينَ
مَكَرُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن يَخۡسِفَ ٱللَّهُ بِہِمُ ٱلۡأَرۡضَ أَوۡ
يَأۡتِيَهُمُ ٱلۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُونَ (٤٥)
|
045. (Maka apakah merasa aman orang-orang yang membuat makar)
tipu daya (yang jahat itu) terhadap diri Nabi saw. sewaktu mereka berunding
di Darun Nadwah untuk mengikatnya, atau membunuhnya atau mengusirnya
sebagaimana penjelasan yang telah dikemukakan dalam surah Al-Anfal (dari
bencana ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka) seperti apa yang
terjadi terhadap diri Qarun (atau datangnya azab kepada mereka dari tempat
yang tidak mereka sadari) dari arah yang tidak pernah mereka duga sebelumnya;
dan sungguh mereka benar-benar dibinasakan dalam perang Badar, hal tersebut
tidak masuk ke dalam perhitungan mereka sebelumnya.
|
||
atau Allah mengazab
mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat
menolak [azab itu], (46)
|
|
أَوۡ يَأۡخُذَهُمۡ فِى
تَقَلُّبِهِمۡ فَمَا هُم بِمُعۡجِزِينَ (٤٦)
|
046. (Atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam
perjalanan) sewaktu mereka sedang dalam perjalanan untuk berniaga (maka
sekali-kali mereka tidak dapat menolak) azab itu.
|
||
atau Allah mengazab
mereka dengan berangsur-angsur [sampai binasa] [830]. Maka sesungguhnya
Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (47)
|
|
أَوۡ يَأۡخُذَهُمۡ
عَلَىٰ تَخَوُّفٍ۬ فَإِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ (٤٧)
|
[830] Menurut
sebahagian ahli tafsir, "Takhawwuf" berarti dalam keadaan takut.
|
||
|
||
047. (Atau Allah mengazab mereka secara
berangsur-angsur) sedikit demi sedikit hingga semuanya binasa; lafal
takhawwufin menjadi hal dari fa`il atau dari maf'ul (maka sesungguhnya Rabb
kalian adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) karena Dia tidak
menyegerakan siksa-Nya terhadap mereka.
|
||
Dan apakah mereka
tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang
bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada
Allah, sedang mereka berendah diri? (48)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
إِلَىٰ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَىۡءٍ۬ يَتَفَيَّؤُاْ ظِلَـٰلُهُ ۥ عَنِ
ٱلۡيَمِينِ وَٱلشَّمَآٮِٕلِ سُجَّدً۬ا لِّلَّهِ وَهُمۡ دَٲخِرُونَ (٤٨)
|
048. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu
yang telah diciptakan Allah) yang ia mempunyai bayangan, seperti pohon dan
gunung (yang berbolak-balik) condong ke sana dan condong ke mari (bayangannya
ke kanan dan ke kiri) lafal asysyamaail adalah bentuk jamak dari lafal
syimaal; artinya bayangan itu condong ke arah dua sisinya, pertama di
permulaan siang hari dan yang kedua pada sore harinya (dalam keadaan sujud
kepada Allah) lafal sujjadan menjadi hal; artinya mereka lakukan demikian
dalam keadaan tunduk kepada Allah sesuai dengan karakter mereka (sedangkan
mereka) yakni bayangan-bayangan itu (berendah diri?) merendahkan dirinya
terhadap Allah; bayangan-bayangan tersebut diungkapkan seolah-olah mereka
berakal.
|
||
Dan kepada Allah
sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang
melata di bumi dan [juga] para malaikat, sedang mereka [malaikat] tidak
menyombongkan diri. (49)
|
|
وَلِلَّهِ يَسۡجُدُ مَا
فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ مِن دَآبَّةٍ۬ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ
وَهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ (٤٩)
|
049. (Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada
di langit dan semua makhluk yang melata di bumi) artinya semua makhluk itu
tunduk kepada-Nya. Sesuai dengan karakternya; kemudian mereka diungkapkan
dalam bentuk yang tidak berakal, mengingat mereka yang tidak berakal
jumlahnya lebih banyak (dan juga para malaikat) mereka disebutkan secara
khusus di sini karena mengingat keutamaan yang mereka miliki (sedangkan para
malaikat itu tidak menyombongkan diri) tidak pernah sekejap pun meninggalkan
beribadah kepada-Nya.
|
||
Mereka takut kepada
Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan
[kepada mereka]. (50)
|
|
يَخَافُونَ رَبَّہُم
مِّن فَوۡقِهِمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ۩ (٥٠)۞
|
050. (Mereka takut) yakni para malaikat; lafal ini menjadi hal
dari dhamir yang terkandung di dalam lafal yastakbiruuna (kepada Rabb mereka
yang berkuasa atas mereka) lafal fauqahum menjadi hal daripada dhamir hum;
artinya yang menguasai mereka dengan keperkasaan-Nya (dan melaksanakan apa
yang diperintahkan kepada mereka) untuk melakukannya.
|
||
Allah berfirman:
"Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang
Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". (51)
|
|
وَقَالَ ٱللَّهُ لَا
تَتَّخِذُوٓاْ إِلَـٰهَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ۖ
فَإِيَّـٰىَ فَٱرۡهَبُونِ (٥١)
|
051. (Allah berfirman, "Janganlah kalian menyembah dua
tuhan) lafal istnaini berfungsi sebagai taukid atau pengukuhan makna (Sesungguhnya
Dialah Tuhan Yang Maha Esa) disebutkannya lafal ilaahun dan waahidun untuk
menetapkan sifat uluhiah dan sifat wahdaniah Allah (maka hendaklah kepada-Ku
saja kalian takut.") janganlah kalian takut kepada selain Aku. Di dalam
ungkapan ini terkandung pengertian iltifat dari dhamir gaib.
|
||
Dan kepunyaan-Nya-lah
segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah keta’atan itu
selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah? (52)
|
|
وَلَهُ ۥ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَهُ ٱلدِّينُ وَاصِبًاۚ أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ
تَتَّقُونَ (٥٢)
|
052. (Dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di langit dan
di bumi) sebagai milik, makhluk dan hamba-Nya (dan untuk-Nyalah agama itu)
ketaatan itu (selama-lamanya) untuk selamanya; lafal waashiban menjadi hal
dari lafal ad-diin, sedangkan sebagai `amilnya adalah makna zharaf. (Maka
mengapa kalian bertakwa kepada selain Allah?) sedangkan Dia adalah Tuhan yang
sebenarnya, dan tiada Tuhan selain-Nya. Istifham atau kata tanya di sini
mengandung pengertian ingkar dan celaan.
|
||
Dan apa saja ni’mat
yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah [datangnya], dan bila kamu ditimpa
oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (53)
|
|
وَمَا بِكُم مِّن
نِّعۡمَةٍ۬ فَمِنَ ٱللَّهِۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ
تَجۡـَٔرُونَ (٥٣)
|
053. (Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian maka dari
Allahlah datangnya) tiada yang dapat mendatangkannya selain Dia. Huruf maa di
sini adalah syarthiyah atau maushulah (dan bila kalian ditimpa) tertimpa
(kemudaratan) seperti kemiskinan dan sakit (maka hanya kepada-Nyalah kalian
meminta pertolongan) mengangkat suara kalian untuk meminta pertolongan seraya
berdoa kepada-Nya, dan niscaya kalian tidak akan meminta kepada selain-Nya.
|
||
Kemudian apabila Dia
telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba-tiba sebahagian
daripada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan [yang lain], (54)
|
|
ثُمَّ إِذَا
كَشَفَ ٱلضُّرَّ عَنكُمۡ إِذَا فَرِيقٌ۬ مِّنكُم بِرَبِّہِمۡ يُشۡرِكُونَ (٥٤)
|
054. (Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudaratan itu
daripada kalian, tiba-tiba sebagian daripada kalian mempersekutukan Rabbnya
dengan yang lain).
|
||
biarlah mereka
mengingkari ni’mat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka
bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui [akibatnya]. (55)
|
|
لِيَكۡفُرُواْ بِمَآ
ءَاتَيۡنَـٰهُمۡۚ فَتَمَتَّعُواْۖ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ (٥٥)
|
055. (Biarkanlah mereka mengingkari apa yang telah Kami
berikan kepada mereka) yaitu nikmat (maka bersenang-senanglah kalian) sebab
kesepakatan kalian untuk menyembah berhala-berhala. Amar atau perintah di
sini mengandung pengertian ancaman. (Kelak kalian akan mengetahui) akibat
daripada hal tersebut.
|
||
Dan mereka sediakan
untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui [kekuasaannya], satu
bahagian dari rezki yang telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah,
sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.
(56)
|
|
وَيَجۡعَلُونَ لِمَا
لَا يَعۡلَمُونَ نَصِيبً۬ا مِّمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡۗ تَٱللَّهِ لَتُسۡـَٔلُنَّ
عَمَّا كُنتُمۡ تَفۡتَرُونَ (٥٦)
|
056. (Dan mereka menyediakan) yakni orang-orang musyrik itu
(untuk apa-apa yang mereka tiada mengetahui) bahwa hal itu mendatangkan
mudarat dan tidak bermanfaat sama sekali; yang dimaksud adalah untuk
berhala-berhala (satu bagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada
mereka) berupa ladang dan ternak, yaitu melalui perkataan mereka, ini adalah
untuk Allah dan ini adalah untuk sekutu-sekutu kami. (Demi Allah sesungguhnya
kalian akan ditanya) dengan pertanyaan yang bernada mencela; di dalam
ungkapan ini iltifat dari ghaibah (tentang apa yang telah kalian ada-adakan)
terhadap Allah di mana kalian telah mengatakan bahwa Allah telah
memerintahkan kalian untuk berbuat hal itu.
|
||
Dan mereka menetapkan
bagi Allah anak-anak perempuan. [831] Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri [mereka tetapkan]
apa yang mereka sukai [yaitu anak-anak laki-laki]. (57)
|
|
وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ
ٱلۡبَنَـٰتِ سُبۡحَـٰنَهُ ۥۙ وَلَهُم مَّا يَشۡتَہُونَ (٥٧)
|
[831] Mereka
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan yaitu malaikat-malaikat
karena mereka sangat benci kepada anak-anak perempuan sebagaimana tersebut
dalam ayat berikutnya.
|
||
|
||
057. (Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak
perempuan) yaitu melalui perkataan mereka, bahwa para malaikat itu adalah
anak-anak perempuan Allah (Maha Suci Allah) ungkapan yang menyucikan-Nya
daripada apa yang mereka duga (sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka
sukai) memilihnya, artinya anak-anak lelaki. Jumlah kalimat ini menjadi mahal
rafa', atau menjadi mahal nashab dari fi'il yaj'aluuna. Artinya mereka
menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan yang mereka sendiri membencinya,
sedangkan pada kenyataannya Dia Maha Suci dari mempunyai anak, kemudian
mereka menetapkan untuk diri mereka sendiri anak-anak lelaki yang mereka
pilih sendiri. Dengan demikian berarti mereka ingin merasa lebih unggul,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya yang lain, yaitu,
"Tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah)
apakah untuk Rabb kalian anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak
laki-laki." (Ash-Shaffat 149).
|
||
Dan apabila seseorang
dari mereka diberi kabar dengan [kelahiran] anak perempuan, hitamlah [merah
padamlah] mukanya, dan dia sangat marah. (58)
|
|
وَإِذَا بُشِّرَ
أَحَدُهُم بِٱلۡأُنثَىٰ ظَلَّ وَجۡهُهُ ۥ مُسۡوَدًّ۬ا وَهُوَ كَظِيمٌ۬ (٥٨)
|
058. (Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan
kelahiran anak perempuan) ia mempunyai anak perempuan yang baru dilahirkan
(maka jadilah) maka berubahlah (roman mukanya menjadi hitam) dengan perubahan
yang menunjukkan kedukaan dan kesusahan (dan dia sangat marah) marah sekali,
maka mengapa mereka menisbatkan anak-anak perempuan terhadap Allah swt.?
|
||
Ia menyembunyikan
dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah
akan menguburkannya ke dalam tanah [hidup-hidup]? Ketahuilah, alangkah
buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (59)
|
|
يَتَوَٲرَىٰ مِنَ
ٱلۡقَوۡمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦۤۚ أَيُمۡسِكُهُ ۥ عَلَىٰ هُونٍ
أَمۡ يَدُسُّهُ ۥ فِى ٱلتُّرَابِۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحۡكُمُونَ (٥٩)
|
059. (Ia menyembunyikan dirinya) menghilang (dari orang
banyak) dari pandangan kaumnya (disebabkan buruknya berita yang disampaikan
kepadanya) karena ia takut akan mendapat celaan, sedangkan ia dalam keadaan
bingung untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai pemecahannya. (Apakah
dia akan memeliharanya) yakni membiarkannya tanpa dibunuh (dengan menanggung
kehinaan) hina dan direndahkan (ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah
hidup-hidup) seumpamanya ia memendam anak perempuan itu ke dalam tanah.
(Ketahuilah, alangkah buruknya) alangkah jeleknya (apa yang mereka tetapkan
itu) keputusan mereka itu karena mereka telah menisbatkan kepada Tuhan yang
menciptakan mereka mempunyai anak-anak perempuan padahal anak-anak perempuan
itu kedudukannya di kalangan mereka serendah itu.
|
||
Orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah
mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (60)
|
|
لِلَّذِينَ لَا
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ مَثَلُ ٱلسَّوۡءِۖ وَلِلَّهِ ٱلۡمَثَلُ ٱلۡأَعۡلَىٰۚ
وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ (٦٠)
|
060. (Bagi orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat) yaitu orang-orang kafir (ada perumpamaan yang buruk) sifat yang
buruk, yaitu kebiasaan mereka mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan
padahal mereka membutuhkannya (dan bagi Allah ada perumpamaan yang maha
tinggi) sifat yang maha tinggi, yaitu bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia
(dan Dialah Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di
dalam mengatur makhluk-Nya.
|
||
Jikalau Allah
menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di
muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan
mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu
[yang ditentukan] bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak [pula] mendahulukannya. (61)
|
|
وَلَوۡ يُؤَاخِذُ
ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلۡمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيۡہَا مِن دَآبَّةٍ۬ وَلَـٰكِن
يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ىۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا
يَسۡتَـٔۡخِرُونَ سَاعَةً۬ۖ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ (٦١)
|
061. (Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya)
disebabkan kedurhakaan-kedurhakaan mereka (niscaya tidak akan
ditinggalkan-Nya padanya) yakni di muka bumi ini sesuatu pun (dari makhluk
yang melata) makhluk yang hidup di permukaannya (tetapi Allah menangguhkan
mereka sampai pada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu yang
ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkan) waktunya (barang
sesaat pun dan tidak pula mendahulukan) waktunya.
|
||
Dan mereka menetapkan
bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan
kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan.
Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka
segera dimasukkan [ke dalamnya]. (62)
|
|
وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ
مَا يَكۡرَهُونَ وَتَصِفُ أَلۡسِنَتُهُمُ ٱلۡكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ ٱلۡحُسۡنَىٰۖ
لَا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ ٱلنَّارَ وَأَنَّہُم مُّفۡرَطُونَ (٦٢)
|
062. (Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri
membencinya) untuk diri mereka sendiri, yaitu anak-anak perempuan;
menisbatkan sekutu kepada-Nya dan menghina rasul-rasul (dan keluarlah)
perkataan (dari lidah mereka) selain dari hal-hal tersebut (kedustaan) yaitu
(bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan) di sisi Allah,
yaitu mendapat surga; hal ini dijelaskan oleh firman Allah swt. yang lain,
yaitu, "Dan jika aku dikembalikan kepada Rabbku, maka sesungguhnya aku
akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya." (Fushshilat 50). Selanjutnya
Allah swt. berfirman: (Tiadalah diragukan) sudah dipastikan (bahwa nerakalah
bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan ke dalamnya) artinya
mereka dibiarkan di dalam neraka, atau mereka dijebloskan ke dalamnya.
Menurut suatu qiraat lafal mufrathuuna dibaca mufrithuuna, artinya
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang melampaui batas.
|
||
Demi Allah,
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum
kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka
[yang buruk], maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi
mereka azab yang sangat pedih. (63)
|
|
تَٱللَّهِ لَقَدۡ
أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ۬ مِّن قَبۡلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ
أَعۡمَـٰلَهُمۡ فَهُوَ وَلِيُّہُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٦٣)
|
063. (Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus kepada
umat-umat sebelum kamu) telah mengutus rasul-rasul Kami (tetapi setan
menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka) yang buruk itu
sehingga perbuatan-perbuatan mereka yang buruk itu dilihatnya baik; oleh
karenanya mereka mendustakan rasul-rasul (maka setan menjadi pemimpin mereka)
yang mengatur urusan-urusan mereka (di hari itu) yakni di dalam kehidupan
dunia (dan bagi mereka azab yang sangat pedih) yang sangat menyakitkan kelak
di hari kemudian. Menurut suatu pendapat dikatakan bahwa makna yang dimaksud
dengan hari ini ialah hari kiamat; ungkapan ini menggambarkan tentang
kejadian di masa mendatang dalam bentuk sekarang; artinya tidak ada seorang
penolong pun bagi mereka selain Dia, sedangkan setan sendiri tidak mampu
untuk menyelamatkan dirinya sendiri, mana mungkin ia dapat menyelamatkan
orang lain.
|
||
Dan Kami tidak
menurunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] ini, melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (64)
|
|
وَمَآ أَنزَلۡنَا
عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِى ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۙ
وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٦٤)
|
064. (Dan Kami tidak menurunkan kepadamu) hai Muhammad
(Alkitab ini) Alquran ini (melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada
mereka apa yang mereka perselisihkan itu) yaitu tentang perkara agama (dan
menjadi petunjuk) diathafkan kepada lafal litubayyina (dan rahmat bagi kaum
yang beriman) kepada Alquran itu.
|
||
Dan Allah menurunkan
dari langit air [hujan] dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
[kebesaran Tuhan] bagi orang-orang yang mendengarkan [pelajaran]. (65)
|
|
وَٱللَّهُ أَنزَلَ مِنَ
ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَآۚ إِنَّ فِى
ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَسۡمَعُونَ (٦٥)
|
065. (Dan Allah menurunkan dari langit air hujan dan dengan
air itu dihidupkan-Nya bumi) dengan tumbuh-tumbuhan (sesudah matinya)
dimaksud sesudah mengalami kekeringan. (Sesungguhnya pada yang demikian itu)
dalam hal yang telah disebutkan itu (benar benar terdapat tanda) yang
menunjukkan adanya hari berbangkit (bagi orang-orang yang mendengarkan)
dengan pendengaran dibarengi dengan pemikiran.
|
||
Dan sesungguhnya pada
binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu
minum daripada apa yang berada dalam perutnya [berupa] susu yang bersih
antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
(66)
|
|
وَإِنَّ لَكُمۡ فِى
ٱلۡأَنۡعَـٰمِ لَعِبۡرَةً۬ۖ نُّسۡقِيكُم مِّمَّا فِى بُطُونِهِۦ مِنۢ بَيۡنِ
فَرۡثٍ۬ وَدَمٍ۬ لَّبَنًا خَالِصً۬ا سَآٮِٕغً۬ا لِّلشَّـٰرِبِينَ (٦٦)
|
066. (Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi kalian) bahan pelajaran. (Kami memberi kalian minum)
lafal ini berfungsi sebagai penjelas daripada pengertian pelajaran tadi
(daripada apa yang berada dalam perutnya) dalam perut binatang ternak itu
(di) huruf min di sini menunjukkan makna ibtida dan bertaalluq kepada lafal
nusqiikum (antara kotoran) yakni lemak ususnya (dan darah berupa air susu
yang bersih) sedikit pun tidak bercampur kotoran dan darah baik dari segi
rasa, bau atau warnanya atau campuran di antara keduanya (yang mudah ditelan
bagi orang-orang yang meminumnya) lewat dengan mudah di tenggorokan mereka
dan tidak sulit untuk ditelan.
|
||
Dan dari buah korma
dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda [kebesaran
Allah] bagi orang yang memikirkan. (67)
|
|
وَمِن ثَمَرَٲتِ
ٱلنَّخِيلِ وَٱلۡأَعۡنَـٰبِ تَتَّخِذُونَ مِنۡهُ سَڪَرً۬ا وَرِزۡقًا حَسَنًاۗ
إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ (٦٧)
|
067. (Dan dari buah kurma dan anggur) terdapat jenis
buah-buahan (yang kalian dapat membuat minuman yang memabukkan daripadanya)
dimaksud khamar yang dapat memabukkan. Di sini kata muskiran disebutkan
dengan memakai mashdarnya, yaitu sakaran. Hal ini diturunkan sebelum adanya
pengharaman khamar (dan rezeki yang baik) seperti selai kurma, anggur kering,
cuka dan sirup. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah
disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah
swt. (bagi orang-orang yang berakal) yang memikirkannya.
|
||
Dan Tuhanmu
mengilhamkan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". (68)
|
|
وَأَوۡحَىٰ رَبُّكَ
إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتً۬ا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ
وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ (٦٨)
|
068. (Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah) dalam bentuk ilham
(hendaknya) huruf an di sini dapat diartikan sebagai an mashdariyah atau an
mufassirah (buatlah sarang-sarang di bukit-bukit) tempat kamu berdiam (dan di
pohon-pohon) sebagai tempat tinggal (dan di tempat-tempat yang dibikin manusia)
sarang-sarang buatan manusia untuk kamu, jika kamu tidak suka kepada sarang
buatan manusia, kamu boleh menempati tempat yang lainnya.
|
||
kemudian makanlah dari
tiap-tiap [macam] buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan [bagimu]. Dari perut lebah itu keluar minuman [madu] yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
[kebesaran Tuhan] bagi orang-orang yang memikirkan. (69)
|
|
ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ
ٱلثَّمَرَٲتِ فَٱسۡلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً۬ۚ يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا
شَرَابٌ۬ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٲنُهُ ۥ فِيهِ شِفَآءٌ۬ لِّلنَّاسِۗ إِنَّ
فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَتَفَكَّرُونَ (٦٩)
|
069. (Kemudian makanlah dari setiap buah-buahan dan tempuhlah)
masukilah (jalan Rabbmu) jalan-jalan yang telah ditunjukkan oleh-Nya kepadamu
di dalam mencari rezekimu (yang telah dimudahkan) lafal dzululan ini adalah
bentuk jamak dari lafal tunggal dzaluulun; berkedudukan menjadi hal dari lafal
subula rabbiki. Artinya jalan yang telah dimudahkan bagimu sehingga amat
mudah ditempuh sekali pun sangat sulit dan kamu tidak akan sesat untuk
kembali ke sarangmu dari tempat itu betapa pun jauhnya. Akan tetapi menurut
pendapat yang lain dikatakan bahwa lafal dzululan ini menjadi hal daripada
dhamir yang terdapat di dalam lafal uslukiy sehingga artinya menjadi: yang
telah ditundukkan untuk memenuhi kehendakmu. (Dari perut lebah itu keluar
minuman) yakni berupa madu (yang bermacam-macam warnanya di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia) dari berbagai macam penyakit. Menurut
suatu pendapat dikatakan dari sebagian penyakit saja karena ditunjukkan oleh
pengertian ungkapan lafal syifaaun yang memakai nakirah. Atau sebagai obat
untuk berbagai macam penyakit bila digabungkan dengan obat-obat lainnya. Aku
katakan bila tidak dicampur dengan obat yang lain, maka sesuai dengan niat
peminumnya. Sungguh Nabi saw. telah memerintahkan untuk meminum madu bagi
orang yang perutnya kembung demikianlah menurut riwayat yang telah
dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Muslim. (Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
memikirkan) ciptaan-Nya
|
||
Allah menciptakan
kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan
kepada umur yang paling lemah [pikun], supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa. (70)
|
|
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ
ثُمَّ يَتَوَفَّٮٰكُمۡۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ
لِكَىۡ لَا يَعۡلَمَ بَعۡدَ عِلۡمٍ۬ شَيۡـًٔاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ۬ قَدِيرٌ۬
(٧٠)
|
070. (Allah menciptakan kalian) yang sebelumnya kalian bukan
merupakan apa-apa (kemudian mewafatkan kalian) bila ajal kalian telah tiba (dan
di antara kalian ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah) umur
yang sangat lanjut dan pikun (supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun
yang pernah diketahuinya) Ikrimah mengatakan, bahwa barang siapa yang selalu
membaca Alquran, maka ia tidak akan sampai kepada keadaan seperti ini.
(Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) di dalam mengatur makhluk-Nya (lagi Maha
Kuasa) terhadap apa yang dikehendaki-Nya.
|
||
Dan Allah melebihkan
sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang
yang dilebihkan [rezkinya itu] tidak mau memberikan rezki mereka kepada
budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama [merasakan] rezki itu. Maka
mengapa mereka mengingkari ni’mat Allah? [832] (71)
|
|
وَٱللَّهُ فَضَّلَ
بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ فِى ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ
بِرَآدِّى رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَڪَتۡ أَيۡمَـٰنُہُمۡ فَهُمۡ فِيهِ
سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ (٧١)
|
[832] Ayat ini salah satu dasar Ukhuwah dan Persamaaan dalam
Islam.
|
||
|
||
071. (Dan Allah melebihkan sebagian kalian dari
sebagian yang lain dalam hal rezeki) di antara kalian ada yang kaya dan ada
pula yang miskin, serta ada pula yang menjadi raja dan yang menjadi hamba
sahaya (tetapi orang-orang yang dilebihkan rezekinya tidak mau) yakni tuan-tuan
pemilik hamba sahaya (memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka
miliki) artinya mereka tidak mau menjadikan rezeki yang Kami limpahkan kepada
mereka menjadi milik bersama antara mereka dan hamba-hamba sahaya mereka
(agar mereka) yakni para pemilik hamba sahaya dan para hamba sahaya yang
dimilikinya (sama merasakan rezeki itu) bersekutu memilikinya. Makna yang
dimaksud ialah, bahwa mereka tidak akan mau menjadikan harta mereka untuk
milik bersama dengan hamba-hamba sahaya mereka, maka mengapa mereka
menjadikan sebagian daripada milik-milik Allah menjadi sekutu-sekutu-Nya.
(Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?) karena ternyata mereka telah
menjadikan bagi-Nya sekutu-sekutu.
|
||
Allah menjadikan bagi
kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari
yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari ni’mat Allah?" (72)
|
|
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم
مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَجَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَزۡوَٲجِڪُم بَنِينَ
وَحَفَدَةً۬ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِۚ أَفَبِٱلۡبَـٰطِلِ يُؤۡمِنُونَ
وَبِنِعۡمَتِ ٱللَّهِ هُمۡ يَكۡفُرُونَ (٧٢)
|
072. (Allah menjadikan bagi kalian istri-istri dari jenis
kalian sendiri) maka Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam
dan semua manusia lainnya dari mani kaum laki-laki dan wanita (dan menjadikan
bagi kalian dari istri-istri kalian itu, anak-anak dan cucu-cucu) keturunan
dari anak-anaknya (dan memberi kalian rezeki dari yang baik-baik) berupa
berbagai macam buah-buahan, biji-bijian dan hewan-hewan ternak (maka mengapa
kepada yang batil) kepada berhala (mereka beriman dan mengapa mereka ingkar
terhadap nikmat Allah) dengan menyekutukan-Nya.
|
||
Dan mereka menyembah
selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa [sedikit jua pun].
(73)
|
|
وَيَعۡبُدُونَ مِن
دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَمۡلِكُ لَهُمۡ رِزۡقً۬ا مِّنَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضِ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا يَسۡتَطِيعُونَ (٧٣)
|
073. (Dan mereka menyembah selain Allah) (sesuatu yang tidak
dapat memberikan rezeki kepada mereka dari langit) yang dimaksud adalah hujan
(dan bumi) yakni tumbuh-tumbuhan (barang sedikit pun) lafal syaian
berkedudukan menjadi badal atau pengganti dari lafal rizqan (dan tidak
berkuasa) tidak mampu berbuat apa-apa sedikit pun, yang dimaksud adalah
berhala-berhala.
|
||
Maka janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (74)
|
|
فَلَا تَضۡرِبُواْ
لِلَّهِ ٱلۡأَمۡثَالَۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ (٧٤) ۞
|
074. (Maka janganlah kalian menjadikan bagi Allah
tandingan-tandingan) artinya janganlah kalian menjadikan bagi Allah
persamaan-persamaan yang kalian sekutukan mereka dengan-Nya. (Sesungguhnya
Allah mengetahui) bahwa tiada tandingan bagi-Nya (sedangkan kalian tidak
mengetahui) hal tersebut.
|
||
Allah membuat
perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat
bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki yang baik dari
Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara
terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi
kebanyakan mereka tiada mengetahui. [833] (75)
|
|
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلاً
عَبۡدً۬ا مَّمۡلُوكً۬ا لَّا يَقۡدِرُ عَلَىٰ شَىۡءٍ۬ وَمَن رَّزَقۡنَـٰهُ مِنَّا
رِزۡقًا حَسَنً۬ا فَهُوَ يُنفِقُ مِنۡهُ سِرًّ۬ا وَجَهۡرًاۖ هَلۡ
يَسۡتَوُ ۥنَۚ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِۚ بَلۡ أَڪۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٧٥)
|
[833] Maksud dari
perumpamaan ini ialah untuk membantah orang-orang musyrikin yang menyamakan
Tuhan yang memberi rezki dengan berhala-berhala yang tidak berdaya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan firman-Nya, "Allah
membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki." (Q.S.
An-Nahl 75). Ibnu Abbas r.a. mengatakan, bahwa ayat di atas diturunkan
berkenaan dengan seorang lelaki dari kalangan kaum Quraisy dan hamba sahaya
miliknya. Dan sehubungan dengan firman-Nya, "Dua orang lelaki yang
seorang bisu..." (Q.S. An-Nahl 76) Ibnu Abbas mengatakan pula, bahwa
ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Usman bin Affan dan seorang hamba
sahaya miliknya yang membenci Islam kemudian hamba sahaya itu menganjurkan
Usman untuk tidak bersedekah dan berbuat amal kebaikan. Maka turunlah
firman-Nya yang di atas tadi.
|
||
|
||
075. (Allah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini
kemudian dijelaskan oleh badalnya yaitu (dengan seorang hamba sahaya yang
dimiliki) lafal mamlukan ini berkedudukan menjadi sifat dari lafal `abdan,
dimaksud untuk membedakannya dari manusia yang merdeka, karena manusia yang
merdeka disebutkan dengan istilah Abdullaah atau hamba Allah (yang tidak
dapat bertindak terhadap sesuatu) karena ia tidak memiliki apa pun (dan
seorang) lafal man di sini nakirah maushufah, artinya seorang yang merdeka,
bukan hamba sahaya (yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia
menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara
terang-terangan) artinya dia menafkahkannya sekehendak hatinya. Misal yang
pertama untuk menggambarkan tentang berhala dan misal yang kedua untuk
menggambarkan tentang Allah swt. (adakah mereka itu sama?) antara hamba
sahaya dan orang merdeka yang bebas dalam bertindak; tentu saja tidak.
(Segala puji bagi Allah) semata (tetapi kebanyakan mereka) yakni penduduk
kota Mekah (tidak mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka kelak yaitu
berupa azab, yang karena ketidaktahuan mereka itu akhirnya mereka
menyekutukan Allah swt.
|
||
Dan Allah membuat
[pula] perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat
sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh
oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun.
Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada
pula di atas jalan yang lurus? (76)
|
|
وَضَرَبَ ٱللَّهُ
مَثَلاً۬ رَّجُلَيۡنِ أَحَدُهُمَآ أَبۡڪَمُ لَا يَقۡدِرُ عَلَىٰ شَىۡءٍ۬ وَهُوَ
ڪَلٌّ عَلَىٰ مَوۡلَٮٰهُ أَيۡنَمَا يُوَجِّههُّ لَا يَأۡتِ بِخَيۡرٍۖ هَلۡ
يَسۡتَوِى هُوَ وَمَن يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِۙ وَهُوَ عَلَىٰ صِرَٲطٍ۬
مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٧٦)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada seorang lelaki
badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu bertanya kepada
Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah swt., "Dan
Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumah kalian sebagai tempat tinggal."
(Q.S. An-Nahl 80) kemudian lelaki badui itu menjawab, "Ya."
Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia menjadikan bagi
kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kalian
merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian
bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab, "Ya."
Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut sedangkan lelaki
badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah bacaan Nabi saw.
kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas
kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S. An-Nahl 81) Akan
tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu berpaling pergi dari
Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Mereka
mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl 83).
|
||
|
||
076. (Dan Allah membuat pula perumpamaan) lafal
matsalan ini kemudian dijelaskan oleh badalnya, yaitu (dua orang lelaki yang
seorang bisu) dilahirkan dalam keadaan cacat tidak dapat berbicara (tidak
dapat berbuat sesuatu pun) karenanya ia tidak dapat menangkap pemahaman dan
tidak pula dapat memberikan pemahaman (dan dia menjadi beban) yang berat
(atas orang yang menanggungnya) atas walinya (ke mana saja dia diarahkan)
disuruh (dia tidak dapat mendatangkan) dari tindakannya itu (suatu kebaikan
pun) artinya ia tidak pernah berhasil; ini perumpamaan orang kafir. (Samakah
orang itu) orang yang bisu itu (dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan)
artinya dengan orang yang dapat berbicara dan pembicaraannya itu bermanfaat
bagi manusia karena ia menyuruh dan menganjurkan manusia untuk berbuat
keadilan (dan dia berada pula di atas jalan) di jalan (yang lurus) ini
perumpamaan orang yang kedua, yaitu orang muslim. Tentu saja keduanya tidak
sama. Akan tetapi menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang kedua ini
merupakan misal bagi Allah sedangkan misal yang pertama ditujukan untuk
berhala-berhala. Sedangkan perumpamaan yang ada pada ayat sebelumnya adalah
perumpamaan antara orang kafir dan orang mukmin.
|
||
Dan kepunyaan
Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah
kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat [lagi].
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (77)
|
|
وَلِلَّهِ غَيۡبُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَمَآ أَمۡرُ ٱلسَّاعَةِ إِلَّا كَلَمۡحِ
ٱلۡبَصَرِ أَوۡ هُوَ أَقۡرَبُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٧٧)
|
077. (Dan kepunyaan Allahlah segala apa yang tersembunyi di
langit dan di bumi) artinya Allah mengetahui semua yang gaib pada keduanya
(Tidak adalah kejadian kiamat itu melainkan seperti sekejap mata atau lebih
cepat lagi) karena hal itu berlangsung hanya dengan kalimat kun terjadilah
ia. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.)
|
||
Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(78)
|
|
وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم
مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـًٔ۬ا وَجَعَلَ لَكُمُ
ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَـٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَۙ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (٧٨)
|
078. (Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun) jumlah kalimat laa ta'lamuuna
syaian berkedudukan menjadi hal atau kalimat keterangan (dan Dia memberi
kalian pendengaran) lafal as-sam'u bermakna jamak sekali pun lafalnya mufrad
(penglihatan dan hati) kalbu (agar kalian bersyukur) kepada-Nya atas hal-hal
tersebut, oleh karenanya kalian beriman kepada-Nya.
|
||
Tidakkah mereka
memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak
ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda [kebesaran Tuhan] bagi orang-orang yang
beriman. (79)
|
|
أَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَى
ٱلطَّيۡرِ مُسَخَّرَٲتٍ۬ فِى جَوِّ ٱلسَّمَآءِ مَا يُمۡسِكُهُنَّ إِلَّا
ٱللَّهُۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٧٩)
|
079. (Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
dimudahkan) terbang (di angkasa bebas) di udara antara langit dan bumi.
(Tidak ada yang menahannya) sewaktu ia melipat sayap atau mengembangkannya
sehingga ia tidak jatuh ke bawah (selain daripada Allah) yakni dengan
kekuasaan-Nya. (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman) yaitu penciptaan
burung itu sehingga dapat terbang dan penciptaan udara sehingga dapat
memungkinkan bagi burung untuk terbang mengarunginya dan menahan burung untuk
tidak jatuh ke tanah.
|
||
Dan Allah menjadikan
bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu
rumah-rumah [kemah-kemah] dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan
[membawa]nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan
[dijadikan-Nya pula] dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat
rumah tangga dan perhiasan [yang kamu pakai] sampai waktu [tertentu].
(80)
|
|
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم
مِّنۢ بُيُوتِڪُمۡ سَكَنً۬ا وَجَعَلَ لَكُم مِّن جُلُودِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ
بُيُوتً۬ا تَسۡتَخِفُّونَهَا يَوۡمَ ظَعۡنِكُمۡ وَيَوۡمَ إِقَامَتِڪُمۡۙ وَمِنۡ
أَصۡوَافِهَا وَأَوۡبَارِهَا وَأَشۡعَارِهَآ أَثَـٰثً۬ا وَمَتَـٰعًا إِلَىٰ
حِينٍ۬ (٨٠)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada seorang lelaki
badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu bertanya kepada
Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah swt., "Dan
Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumah kalian sebagai tempat tinggal."
(Q.S. An-Nahl 80) kemudian lelaki badui itu menjawab, "Ya."
Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia menjadikan bagi
kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kalian
merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian
bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab, "Ya."
Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut sedangkan lelaki
badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah bacaan Nabi saw.
kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas
kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S. An-Nahl 81) Akan
tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu berpaling pergi dari
Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Mereka
mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl 83).
|
||
|
||
080. (Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumah
kalian sebagai tempat tinggal) tempat kalian menetap di dalamnya (dan Dia
menjadikan bagi kalian rumah-rumah dari kulit binatang ternak) seperti
kemah-kemah dan tenda-tenda (yang kalian merasa ringan) ketika membawanya (di
waktu kalian berjalan) mengadakan perjalanan (dan waktu kalian bermukim, dan
dijadikan-Nya pula, dari bulunya) dari bulu domba (bulu unta) (dan bulu
kambing) (alat-alat) perabot rumah tangga kalian; seperti permadani dan
perhiasan dinding rumah (dan perhiasan) yang kalian dapat menikmatinya
(sampai waktu yang tertentu) sehingga barang-barang itu rusak.
|
||
Dan Allah menjadikan
bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan
bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian
yang memeliharamu dari panas dan pakaian [baju besi] yang memelihara kamu
dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu agar
kamu berserah diri [kepada-Nya]. (81)
|
|
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم
مِّمَّا خَلَقَ ظِلَـٰلاً۬ وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡجِبَالِ أَڪۡنَـٰنً۬ا
وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَٲبِيلَ تَقِيڪُمُ ٱلۡحَرَّ وَسَرَٲبِيلَ تَقِيكُم
بَأۡسَڪُمۡۚ كَذَٲلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُ ۥ عَلَيۡڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ
تُسۡلِمُونَ (٨١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada
seorang lelaki badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu
bertanya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah
swt., "Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumah kalian sebagai tempat
tinggal." (Q.S. An-Nahl 80) kemudian lelaki badui itu menjawab,
"Ya." Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia
menjadikan bagi kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak
yang kalian merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu
kalian bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab,
"Ya." Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut
sedangkan lelaki badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah
bacaan Nabi saw. kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan
nikmat-Nya atas kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S.
An-Nahl 81) Akan tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu
berpaling pergi dari Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan
firman-Nya, "Mereka mengetahui nikmat Allah kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir."
(Q.S. An-Nahl 83).
|
||
|
||
081. (Dan Allah menjadikan bagi kalian dari apa yang
telah Dia ciptakan) seperti rumah-rumah, pohon-pohon dan mendung (sebagai
tempat bernaung) lafal zhilaalan adalah bentuk jamak dari lafal zhillun; yang
dapat melindungi diri kalian dari sengatan panas matahari (dan Dia jadikan
bagi kalian tempat-tempat tinggal di gunung-gunung) lafal aknaanan adalah
bentuk jamak dari lafal kinnun, yang artinya tempat untuk tinggal seperti gua
dan liang besar (dan Dia jadikan bagi kalian pakaian) baju-baju gamis (yang
memelihara kalian dari panas) dan dari dingin (dan pakaian/baju besi yang
memelihara kalian dalam peperangan) sewaktu kalian berperang yakni dari
tusukan dan pukulan senjata di dalam peperangan, seperti baju dan topi besi.
(Demikianlah) sebagaimana Dia telah menciptakan semuanya itu (Allah
menyempurnakan nikmat-Nya) di dunia (atas kalian) dengan menciptakan segala
sesuatu yang menjadi keperluan kalian (agar kalian) hai penduduk Mekah (masuk
Islam) agar kalian mengesakan-Nya.
|
||
Jika mereka tetap
berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu [Muhammad]
hanyalah menyampaikan [amanat Allah] dengan terang [834]. (82)
|
|
فَإِن تَوَلَّوۡاْ
فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَـٰغُ ٱلۡمُبِينُ (٨٢)
|
[834]
Maksudnya: Nabi Muhammad SAW tidak dapat memberi taufiq dan hidayah kepada
seseorang sehingga dia beriman.
|
||
|
||
082. (Jika mereka tetap berpaling) tidak juga mau masuk
Islam (maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan kepadamu) hai Muhammad
(hanyalah menyampaikan amanat Allah, dengan terang) ayat ini diturunkan
sebelum ada perintah untuk memerangi orang-orang kafir.
|
||
Mereka mengetahui
ni’mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang kafir. (83)
|
|
يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ
ٱللَّهِ ثُمَّ يُنڪِرُونَہَا وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ (٨٣)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Buraidah yang menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan
berkenaan dengan berbaiat kepada Nabi saw.
|
||
|
||
083. (Mereka mengetahui nikmat Allah) artinya mereka
mengakui bahwa semua nikmat itu dari sisi-Nya (kemudian mereka
mengingkarinya) karena ternyata mereka menyekutukan-Nya (dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang kafir).
|
||
Dan [ingatlah] akan hari
[ketika] Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi [rasul], kemudian
tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir [untuk membela diri] dan tidak
[pula] mereka dibolehkan meminta ma’af. (84)
|
|
وَيَوۡمَ نَبۡعَثُ مِن
كُلِّ أُمَّةٍ۬ شَهِيدً۬ا ثُمَّ لَا يُؤۡذَنُ لِلَّذِينَ ڪَفَرُواْ وَلَا هُمۡ
يُسۡتَعۡتَبُونَ (٨٤)
|
084. (Dan) ingatlah (akan hari ketika Kami membangkitkan dari
tiap-tiap umat seorang saksi) yakni nabinya yang berkesaksian tentang kebaikan
atau keburukan yang dilakukan oleh umatnya, yaitu pada hari kiamat nanti
(kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir) untuk mengemukakan
alasannya (dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf) artinya mereka
tidak diperkenankan untuk minta maaf kepada Allah swt.
|
||
Dan apabila
orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi
mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh. (85)
|
|
وَإِذَا رَءَا
ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلۡعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنۡہُمۡ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ
(٨٥)
|
085. (Dan apabila orang-orang lalim telah menyaksikan) yang
dimaksud adalah orang-orang yang kafir (azab) yakni neraka (maka tidak
diringankan bagi mereka) azab itu (dan tidak pula mereka diberi tangguh)
ditangguhkan dari siksa neraka bila mereka telah melihatnya.
|
||
Dan apabila
orang-orang yang mempersekutukan [Allah] melihat sekutu-sekutu mereka [835] mereka berkata:
"Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah
selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta". (86)
|
|
وَإِذَا رَءَا
ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ شُرَڪَآءَهُمۡ قَالُواْ رَبَّنَا هَـٰٓؤُلَآءِ
شُرَڪَآؤُنَا ٱلَّذِينَ كُنَّا نَدۡعُواْ مِن دُونِكَۖ فَأَلۡقَوۡاْ
إِلَيۡهِمُ ٱلۡقَوۡلَ إِنَّكُمۡ لَڪَـٰذِبُونَ (٨٦)
|
[835] Yang
dimaksud dengan "sekutu" di sini ialah apa-apa yang mereka sembah
selain Allah atau syaitan-syaitan yang menganjurkan mereka menyembah berhala.
|
||
|
||
086. (Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan
Allah melihat sekutu-sekutu mereka) yang terdiri daripada setan-setan dan
lain-lainnya (mereka berkata, "Ya Rabb kami! Mereka inilah sekutu-sekutu
kami yang dahulu kami seru) kami sembah (selain dari Engkau." Lalu
sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka) artinya para sekutu mereka itu
berkata kepada mereka ("Sesungguhnya kalian benar-benar orang-orang yang
dusta.") di dalam pengakuan kalian itu, yang mengatakan bahwa kalian
telah menyembah kami, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam ayat yang
lain, yaitu melalui firman-Nya, "Mereka sekali-kali tidak menyembah
kami." (Al-Qashash 63). Sekutu-sekutu itu pasti akan mengingkari
penyembahan mereka terhadap dirinya.
|
||
Dan mereka menyatakan
ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang
selalu mereka ada-adakan [836]. (87)
|
|
وَأَلۡقَوۡاْ إِلَى
ٱللَّهِ يَوۡمَٮِٕذٍ ٱلسَّلَمَۖ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ (٨٧)
|
[836] Yang
mereka ada-adakan itu ialah kepercayaan, bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu
dan sekutu-sekutu itu dapat memberi syafa'at kepada mereka di samping Allah
s.w.t.
|
||
|
||
087. (Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah
pada hari itu) artinya mereka tunduk terhadap keputusan Allah (dan hilanglah)
lenyaplah (dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan) yang menyatakan
bahwa sekutu-sekutu mereka itu dapat memberikan syafaat bagi mereka.
|
||
Orang-orang yang kafir
dan menghalangi [manusia] dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka
siksaan di atas siksaan [837] disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (88)
|
|
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ زِدۡنَـٰهُمۡ عَذَابً۬ا فَوۡقَ ٱلۡعَذَابِ بِمَا
ڪَانُواْ يُفۡسِدُونَ (٨٨)
|
[837]
Maksudnya: siksaan yang berlipat ganda.
|
||
|
||
088. (Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi)
manusia (dari jalan Allah) dari agama-Nya (Kami tambahkan kepada mereka
siksaan di atas siksaan) yakni di atas siksaan yang berhak mereka terima
dikarenakan kekafiran mereka. Ibnu Masud r.a. mengatakan, bahwa siksaan
tambahan itu berupa kelabang-kelabang yang taringnya bagaikan batang-batang
pohon kurma yang tinggi (disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan) karena
mereka telah mencegah manusia untuk beriman kepada Allah.
|
||
[Dan ingatlah] akan
hari [ketika] Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu [Muhammad] menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. (89)
|
|
وَيَوۡمَ نَبۡعَثُ فِى
كُلِّ أُمَّةٍ۬ شَهِيدًا عَلَيۡهِم مِّنۡ أَنفُسِہِمۡۖ وَجِئۡنَا بِكَ شَہِيدًا
عَلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِۚ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ تِبۡيَـٰنً۬ا
لِّكُلِّ شَىۡءٍ۬ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ (٨٩) ۞
|
089. (Dan) ingatlah (akan hari ketika Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri) yakni nabi
mereka sendiri (dan Kami datangkan kamu) hai Muhammad (menjadi saksi atas
mereka) bagi kaummu. (Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab) yakni Alquran
(untuk menjelaskan) untuk menerangkan (segala sesuatu) yang diperlukan oleh
umat manusia menyangkut masalah syariat (dan petunjuk) supaya jangan tersesat
(serta rahmat dan kabar gembira) memperoleh surga (bagi orang-orang yang
beriman) bagi orang-orang yang mentauhidkan Allah.
|
||
Sesungguhnya Allah
menyuruh [kamu] berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
(90)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ
بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِيتَآىِٕ ذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ
ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنڪَرِ وَٱلۡبَغۡىِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّڪُمۡ تَذَكَّرُونَ
(٩٠)
|
090. (Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil)
bertauhid atau berlaku adil dengan sesungguhnya (dan berbuat kebaikan)
menunaikan fardu-fardu, atau hendaknya kamu menyembah Allah seolah-olah kamu
melihat-Nya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis (memberi) bantuan
(kepada kaum kerabat) famili; mereka disebutkan secara khusus di sini,
sebagai pertanda bahwa mereka harus dipentingkan terlebih dahulu (dan Allah
melarang dari perbuatan keji) yakni zina (dan kemungkaran) menurut hukum
syariat, yaitu berupa perbuatan kekafiran dan kemaksiatan (dan permusuhan)
menganiaya orang lain. Lafal al-baghyu disebutkan di sini secara khusus
sebagai pertanda, bahwa ia harus lebih dijauhi; dan demikian pula halnya
dengan penyebutan lafal al-fahsyaa (Dia memberi pengajaran kepada kalian)
melalui perintah dan larangan-Nya (agar kalian dapat mengambil pelajaran)
mengambil pelajaran dari hal tersebut. Di dalam lafal tadzakkaruuna menurut
bentuk asalnya ialah huruf ta-nya diidghamkan kepada huruf dzal. Di dalam
kitab Al-Mustadrak disebutkan suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Masud
yang telah mengatakan, bahwa ayat ini yakni ayat 90 surah An-Nahl, adalah
ayat yang paling padat mengandung anjuran melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan di dalam Alquran.
|
||
Dan tepatilah
perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah [mu] itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu [terhadap sumpah-sumpah itu]. Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat. (91)
|
|
وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِ
ٱللَّهِ إِذَا عَـٰهَدتُّمۡ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَـٰنَ بَعۡدَ تَوۡڪِيدِهَا
وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ ٱللَّهَ عَلَيۡڪُمۡ كَفِيلاًۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا
تَفۡعَلُونَ (٩١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Abu Bakar bin Abu Hafsh r.a.
yang menceritakan bahwa ada seorang wanita yang dikenal dengan nama Saidah
Al-Asadiyah; ia adalah wanita yang gila, pekerjaan sehari-harinya hanyalah
mengumpulkan rambut dan serat-serat. Ayat berikut ini
diturunkan berkenaan dengan sifat-sifatnya, yaitu, "Dan janganlah kalian
seperti seorang perempuan yang menguraikan kembali hasil pintalannya..."
(Q.S. An-Nahl 92).
|
||
|
||
091. (Dan tepatilah perjanjian dengan Allah) dalam
masalah jual beli dan sumpah-sumpah serta masalah-masalah yang lain (apabila
kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah
meneguhkannya) artinya sesudah sumpah-sumpah itu kalian teguhkan (sedangkan
kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian) untuk memenuhinya, karena
kalian telah bersumpah dengan memakai nama-Nya; jumlah ayat ini berkedudukan
menjadi hal atau kalimat keterangan. (Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
kalian perbuat) ayat ini merupakan ancaman buat mereka yang membatalkan
sumpahnya.
|
||
Dan janganlah kamu
seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah
[perjanjian]mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu
golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain [838]. Sesungguhnya Allah
hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan
dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. (92)
|
|
وَلَا تَكُونُواْ
كَٱلَّتِى نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ أَنڪَـٰثً۬ا تَتَّخِذُونَ
أَيۡمَـٰنَكُمۡ دَخَلاَۢ بَيۡنَكُمۡ أَن تَكُونَ أُمَّةٌ هِىَ أَرۡبَىٰ مِنۡ
أُمَّةٍۚ إِنَّمَا يَبۡلُوڪُمُ ٱللَّهُ بِهِۦۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمۡ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ مَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ (٩٢)
|
[838] Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu telah
mengadakan perjanjian yang kuat dengan Nabi di waktu mereka melihat
orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah
keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW itu.
Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah s.w.t.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis dengan sanad yang dha'if (lemah) melalui jalur Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan,
bahwa Rasulullah saw. mengajarkan agama Islam kepada seorang pendeta Nasrani
di Mekah yang dikenal dengan nama Bal'am. Bal'am berbahasa ajam. Dan
orang-orang musyrik sering melihat Rasulullah saw. mengunjunginya dan keluar
daripadanya. Maka mereka mengatakan, "Sesungguhnya dia (Muhammad) belajar kepada Bal'am." Maka Allah
swt. menurunkan firman-Nya, "Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa
mereka berkata, 'Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia
kepadanya (Muhammad)'..." (Q.S. An Nahl 103). Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Hushain dari Abdullah bin Muslim
Al-Hadhrami yang menceritakan, bahwa kami mempunyai dua orang hamba sahaya;
salah seorang di antaranya bernama Yasar, sedangkan yang lainnya bernama Jabbar;
keduanya berasal dari Shaqliyah (Sicilia). Keduanya selalu membaca kitab
mereka dan mengajarkannya kepada orang lain. Dan Rasulullah saw. sering lewat
kepada keduanya, kemudian mendengarkan bacaan keduanya. Maka orang-orang
musyrik mengatakan, "Sesungguhnya dia (Muhammad) belajar dari kedua
orang itu". Lalu Allah menurunkan firman-Nya.
|
||
|
||
092. (Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan
yang menguraikan) merusak (benangnya) hasil apa yang telah dipintalnya (yang
sudah dipintal dengan kuat) sudah dijadikan benang (menjadi cerai-berai
kembali) lafal ankaatsan berkedudukan menjadi hal, bentuk jamak daripada
lafal naktsun; artinya mencerai-beraikan benang yang sudah dipintal kuat. Hal
ini merupakan gambaran tentang seorang wanita penduduk kota Mekah; ia setiap
hari memintal benang, tetapi sesudah benang itu jadi, lalu ia uraikan
kembali; wanita itu dikenal sebagai wanita yang tolol (kalian menjadikan)
lafal tattakhidzuuna menjadi hal dari dhamir lafal takuunuu; artinya
janganlah kalian seperti wanita yang tolol itu, yaitu kalian menjadikan
(sumpah kalian sebagai alat penipu) arti dakhalan ialah memasukkan sesuatu
bukan pada tempatnya dan ia bukan merupakan bagian daripadanya; makna yang
dimaksud ialah menimbulkan kerusakan atau tipu muslihat (di antara kalian)
seumpamanya kalian merusak sumpah itu (disebabkan) lafal an di sini asalnya
lian (adanya satu golongan) satu kelompok (yang lebih banyak) jumlahnya (dari
golongan yang lain). Disebutkan bahwa mereka mengadakan sumpah perjanjian
pertahanan dengan suatu golongan, tetapi bila mereka melihat ada golongan
yang lain yang lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya, lalu mereka merusak dan
membatalkan perjanjiannya dengan golongan yang pertama itu, kemudian mereka
mengadakan perjanjian pertahanan dengan golongan yang baru dan yang lebih
kuat itu. (Sesungguhnya kalian dicoba) diuji (oleh Allah dengannya) yakni
dengan perintah supaya kalian memenuhi sumpah, agar Dia melihat siapakah yang
taat di antara kalian dan siapa yang durhaka. Atau membuat suatu umat yang
kuat agar Dia melihat apakah mereka memenuhi janjinya atau tidak. (Dan
sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepada kalian apa yang dahulu
kalian perselisihkan itu) sewaktu di dunia menyangkut masalah sumpah dan
masalah-masalah lainnya; kelak Dia akan mengazab orang yang melanggar
sumpahnya dan akan memberi pahala kepada orang yang memenuhinya.
|
||
Dan kalau Allah
menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat [saja], tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah
kamu kerjakan. (93)
|
|
وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ
لَجَعَلَڪُمۡ أُمَّةً۬ وَٲحِدَةً۬ وَلَـٰكِن يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِى مَن
يَشَآءُۚ وَلَتُسۡـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٩٣)
|
093. (Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan
kalian satu umat) menjadi pemeluk satu agama (tetapi Allah menyesatkan siapa
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan sesungguhnya kalian akan ditanya) kelak di hari kiamat dengan pertanyaan
yang keras (tentang apa yang telah kalian kerjakan) kemudian kalian
mendapatkan balasannya.
|
||
Dan janganlah kamu
jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan
tergelincir kaki [mu] sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan
[di dunia] karena kamu menghalangi [manusia] dari jalan Allah: dan bagimu
azab yang besar. (94)
|
|
وَلَا تَتَّخِذُوٓاْ
أَيۡمَـٰنَكُمۡ دَخَلاَۢ بَيۡنَڪُمۡ فَتَزِلَّ قَدَمُۢ بَعۡدَ ثُبُوتِہَا
وَتَذُوقُواْ ٱلسُّوٓءَ بِمَا صَدَدتُّمۡ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَلَكُمۡ
عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٩٤)
|
094. (Dan janganlah kalian jadikan sumpah-sumpah kalian
sebagai alat penipu di antara kalian) Allah swt. mengulang-ulang kalimat ini
untuk mengukuhkannya (yang menyebabkan tergelincir kaki kalian) artinya
kalian tergelincir dari ajaran Islam (sesudah kokoh tegaknya) sesudah kalian
teguh memegangnya (dan kalian rasakan azab) siksaan (karena kalian
menghalangi manusia dari jalan Allah) artinya disebabkan kalian tidak mau
memenuhi janji kalian sendiri, atau disebabkan kalian menghalang-halangi
orang lain untuk memenuhi sumpah dan janjinya, kemudian orang lain itu
menuruti perintah kalian (dan bagi kalian azab yang besar) di akhirat nanti.
|
||
Dan janganlah kamu
tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit [murah],
sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. (95)
|
|
وَلَا تَشۡتَرُواْ
بِعَهۡدِ ٱللَّهِ ثَمَنً۬ا قَلِيلاًۚ إِنَّمَا عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيۡرٌ۬
لَّكُمۡ إِن ڪُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٩٥)
|
095. (Dan janganlah kalian tukar perjanjian kalian dengan
Allah dengan harga yang sedikit) berupa keduniaan, seumpamanya kalian
membatalkan janji itu demi karena perkara duniawi (sesungguhnya apa yang ada
di sisi Allah) berupa pahala (itulah yang lebih baik bagi kalian) daripada
apa yang terdapat di dunia (jika kalian mengetahui) hal tersebut; maka oleh
sebab itu janganlah kalian merusak janji kalian.
|
||
Apa yang di sisimu
akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya
Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (96)
|
|
مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُۖ
وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٍ۬ۗ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم
بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٩٦)
|
096. (Apa yang di sisi kalian) berupa duniawi (akan lenyap)
akan musnah (dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal) abadi. (Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan) dapat dibaca walayajziyanna dan
walanajziyanna (orang-orang yang sabar) demi menunaikan janjinya (dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan) lafal ahsana di
sini maknanya sama dengan hasuna.
|
||
Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [839] dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan. (97)
|
|
مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا
مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬
طَيِّبَةً۬ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ
يَعۡمَلُونَ (٩٧)
|
[839] Ditekankan
dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan
dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai
iman.
|
||
|
||
097. (Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa
yang dimaksud adalah kehidupan di surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan
adalah kehidupan dunia, yaitu dengan mendapatkan rasa qana`ah atau menerima
apa adanya atau ia mendapatkan rezeki yang halal (dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan).
|
||
Apabila kamu membaca
Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk. (98)
|
|
فَإِذَا قَرَأۡتَ
ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ ٱلرَّجِيمِ (٩٨)
|
098. (Apabila kamu membaca Alquran) artinya bila kamu hendak
membaca Alquran (hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan
yang terkutuk) artinya ucapkanlah a`uudzu billaahi minasy syaithaanirrajiim.
|
||
Sesungguhnya syaitan
itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal
kepada Tuhannya. (99)
|
|
إِنَّهُ ۥ لَيۡسَ
لَهُ ۥ سُلۡطَـٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَڪَّلُونَ
(٩٩)
|
099. (Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan baginya)
tidak mempunyai pengaruh (atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada
Rabbnya.)
|
||
Sesungguhnya
kekuasaannya [syaitan] hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin
dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (100)
|
|
إِنَّمَا
سُلۡطَـٰنُهُ ۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُ ۥ وَٱلَّذِينَ هُم
بِهِۦ مُشۡرِكُونَ (١٠٠)
|
100. (Sesungguhnya kekuasaannya hanyalah atas orang-orang yang
mengambilnya sebagai pemimpin) yaitu yang taat kepadanya (dan atas
orang-orang yang terhadap-Nya) maksudnya kepada Allah (mereka
mempersekutukan.)
|
||
Dan apabila Kami
letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal
Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata:
"Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan
kebanyakan mereka tiada mengetahui. (101)
|
|
وَإِذَا بَدَّلۡنَآ
ءَايَةً۬ مَّڪَانَ ءَايَةٍ۬ۙ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوٓاْ
إِنَّمَآ أَنتَ مُفۡتَرِۭۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (١٠١)
|
101. (Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang
lain) artinya dengan memansukhnya kemudian menggantinya dengan ayat yang lain
demi kemaslahatan semua hamba (padahal Allah lebih mengetahui apa yang
diturunkan-Nya, mereka berkata) orang-orang kafir kepada Nabi saw.
("Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-ada saja.") seorang pendusta
yang pandai membuat-buat perkataan dari dirimu sendiri. (Bahkan kebanyakan
mereka tiada mengetahui) hakikat Alquran dan faedah yang terkandung di dalam
penasikhan ini.
|
||
Katakanlah:
"Ruhul Qudus [Jibril] menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan [hati] orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri [kepada
Allah]". (102)
|
|
قُلۡ نَزَّلَهُ ۥ
رُوحُ ٱلۡقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَهُدً۬ى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ (١٠٢)
|
102. (Katakanlah) kepada mereka! ("Ruh Quduslah yang
telah menurunkannya) yakni Alquran itu (dari sisi Rabbmu dengan benar) lafal
bilhaqqi berta`alluq kepada lafal nazzalahu (untuk meneguhkan hati
orang-orang yang beriman) dengan keimanan mereka kepada Alquran (dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.")
|
||
Dan sesungguhnya Kami
mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur’an itu diajarkan
oleh seorang manusia kepadanya [Muhammad]". Padahal bahasa orang yang
mereka tuduhkan [bahwa] Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam [840], sedang Al Qur’an
adalah dalam bahasa Arab yang terang. (103)
|
|
وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ
أَنَّهُمۡ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ ۥ بَشَرٌ۬ۗ لِّسَانُ ٱلَّذِى
يُلۡحِدُونَ إِلَيۡهِ أَعۡجَمِىٌّ۬ وَهَـٰذَا لِسَانٌ عَرَبِىٌّ۬ مُّبِينٌ (١٠٣)
|
[840] Bahasa
'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang
tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab
dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ketika Nabi saw.
bermaksud untuk hijrah ke Madinah, lalu
orang-orang musyrik menangkap Bilal, Khabbab dan Ammar bin Yasir. Maka Ammar
mengucapkan kata-kata yang membuat kaum musyrikin merasa takjub karenanya;
Ammar sengaja melakukan hal itu demi untuk keselamatan dirinya yaitu
bertaqiyyah. Ketika ia kembali kepada Rasulullah saw. lalu ia menceritakan
hal tersebut kepadanya. Maka Rasulullah saw. bertanya kepadanya,
"Bagaimanakah dengan hatimu sewaktu kamu mengucapkan kalimat tersebut?
Apakah kamu merasa lega dengan apa yang kamu ucapkan itu?" Ammar
menjawab, "Tidak". Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Kecuali
orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia
tidak berdosa)." (Q.S. An-Nahl 106). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula sebuah hadis yang lain melalui Mujahid yang
menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan sebagian
penduduk Mekah yang telah beriman. Kemudian sebagian para sahabat menulis
surah kepada mereka dari Madinah, yang isinya menganjurkan mereka untuk
berhijrah. Lalu mereka keluar berangkat menuju ke Madinah. Akan tetapi di
tengah jalan mereka dikejar oleh orang-orang Quraisy; kemudian orang-orang
Quraisy menyiksa mereka, sehingga mereka mengucapkan kalimat kufur karena
dipaksa. Maka ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan mereka itu. Ibnu Saad
di dalam kitabnya Ath-Thabaqaat mengetengahkan sebuah hadis melalui Umar bin
Hakam yang menceritakan, bahwa Ammar bin Yasir mengalami siksaan yang amat
berat sekali sehingga ia tidak sadar lagi apa yang dikatakan oleh mulutnya. Dan
demikian pula Shuhaib ia mengalami siksaan yang berat juga, sehingga ia tidak
sadar lagi apa yang dikatakan oleh lisannya. Dan Fukaihah mengalami siksaan
yang berat pula sehingga ia tidak sadar lagi apa yang dikatakan oleh
mulutnya. Bilal, Amir bin Fuhairah dan segolongan kaum Muslimin mengalami
siksaan yang berat dari kaum musyrikin; maka berkenaan dengan merekalah ayat
berikut ini diturunkan, yaitu firman-Nya, "Dan sesungguhnya Rabbmu
(pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan."
(Q.S. An-Nahl 110).
|
||
|
||
103. (Dan sesungguhnya) lafal qad di sini menunjukkan
makna tahqiq (Kami mengetahui bahwa mereka berkata, "Sesungguhnya ia itu
diajarkan kepadanya) yakni Alquran itu (oleh seorang manusia.") dimaksud
adalah seorang pendeta Nasrani yang Nabi saw. pernah berkunjung kepadanya;
lalu Allah swt. menyanggah melalui firman-Nya: (Padahal bahasa) atau logat
(yang mereka tuduhkan) mereka sangkakan (kepada Muhammad) bahwa ia belajar
daripadanya (adalah bahasa ajam sedangkan ini) yakni Alquran ini (adalah
dalam bahasa Arab yang terang) memiliki kejelasan dan kefasihan, maka mengapa
bahasa ini diajarkan oleh orang asing?
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah [Al Qur’an] Allah tidak
akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.
(104)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا
يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ لَا يَہۡدِيہِمُ ٱللَّهُ وَلَهُمۡ عَذَابٌ
أَلِيمٌ (١٠٤)
|
104. (Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi
mereka azab yang pedih) azab yang menyakitkan.
|
||
Sesungguhnya yang
mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (105)
|
|
إِنَّمَا يَفۡتَرِى
ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
هُمُ ٱلۡڪَـٰذِبُونَ (١٠٥)
|
105. (Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah) yakni Alquran; melalui
tuduhan mereka yang mengatakan, bahwa Alquran adalah perkataan manusia (dan
mereka itulah orang-orang pendusta) pengertian taukid di sini disimpulkan
dari pengulangan dhamir. Ayat ini merupakan sanggahan terhadap perkataan
mereka sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya yang lain, yaitu,
"Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-ada saja." (Q.S.
An-Nahl 101).
|
||
Barangsiapa yang kafir
kepada Allah sesudah dia beriman [dia mendapat kemurkaan Allah], kecuali
orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman [dia
tidak berdosa], akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran,
maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (106)
|
|
مَن ڪَفَرَ بِٱللَّهِ
مِنۢ بَعۡدِ إِيمَـٰنِهِۦۤ إِلَّا مَنۡ أُڪۡرِهَ وَقَلۡبُهُ ۥ
مُطۡمَٮِٕنُّۢ بِٱلۡإِيمَـٰنِ وَلَـٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلۡكُفۡرِ صَدۡرً۬ا
فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (١٠٦)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Hakim, Imam Baihaqi di
dalam kitab Ad-Dala`ilnya, dan Imam Bazzar mengetengahkan sebuah hadis melalui
Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. berdiri di hadapan
jenazah Hamzah ketika ia gugur sebagai syahid, sedangkan keadaannya sangat
menyedihkan sekali karena tercincang. Maka Rasulullah saw. bersumpah kala itu
melalui sabdanya, "Sungguh aku akan membalas perbuatan ini dengan tujuh
puluh orang dari kalangan mereka sebagai penggantimu." Maka pada saat
itu juga turunlah malaikat Jibril kepada Nabi saw. yang pada waktu itu sedang
berdiri, seraya membawa wahyu ayat-ayat terakhir surah An-Nahl, yaitu mulai
dari firman-Nya, "Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah
dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian."
(Q.S. An-Nahl 126) sampai dengan akhir surah An-Nahl. Kemudian Rasulullah
saw. berhenti dan menahan diri dari apa yang dikehendakinya itu. Imam Tirmizi
mengetengahkan sebuah hadis yang ia nilai sebagai hadis hasan, dan demikian
pula Imam Hakim dengan melalui jalur sanad Ubay bin
Kaab r.a. yang menceritakan, bahwa ketika perang Uhud usai di antara orang-orang
yang gugur dari kalangan sahabat Ansar berjumlah enam puluh empat orang,
sedangkan mereka yang gugur dari kalangan sahabat Muhajirin berjumlah enam
orang; satu orang di antaranya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
saw.). Dan ternyata jenazah mereka semuanya dalam keadaan yang menyedihkan,
yaitu tercincang-cincang. Maka sahabat Ansar berkata, "Seandainya kami
dapat membunuh mereka di lain kesempatan, dalam peristiwa seperti ini, maka
niscaya kami akan berlaku lebih kejam daripada mereka". Maka ketika
pembukaan kota Mekah Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kalian
memberikan balasan, maka balaslah..." (Q.S. An-Nahl 126). Menurut
keterangan yang kuat, ayat di atas diturunkan selang beberapa masa kemudian,
yaitu hingga pembukaan kota Mekah. Tetapi menurut riwayat hadis Yang sebelum
ini disebutkan bahwa ayat ini diturunkan sewaktu perang Uhud. Kemudian Ibnu
Hashshar mengambil kesimpulan dari keseluruhannya itu, bahwa ayat ini pada
awal mulanya diturunkan di Mekah, kemudian di Uhud, dan terakhir di Mekah
lagi, dimaksud sebagai peringatan dari Allah buat hamba-hamba-Nya.
|
||
|
||
106. (Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia
beriman, kecuali orang yang dipaksa) untuk mengucapkan kalimat kekafiran
kemudian ia terpaksa mengucapkannya (padahal hatinya tetap tenang dalam
beriman) lafal man dianggap sebagai mubtada, atau syarthiyah sedangkan khabar
atau jawabnya ialah: maka bagi mereka ancaman yang keras. Pengertian ini
ditunjukkan oleh firman selanjutnya, yaitu: (akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran) yakni hatinya menerima kekafiran dengan
lapang (maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar).
|
||
Yang demikian itu
disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari
akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
(107)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمُ
ٱسۡتَحَبُّواْ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا عَلَى ٱلۡأَخِرَةِ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا
يَهۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (١٠٧)
|
107. (Yang demikian itu) ancaman yang ditujukan kepada mereka
itu (disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia)
mereka memilihnya (lebih dari akhirat dan bahwasanya Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir.)
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh
Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (108)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
ٱلَّذِينَ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَـٰرِهِمۡۖ
وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ (١٠٨)
|
108. (Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya
dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah
orang-orang yang lalai) dari apa yang dikehendaki terhadap diri mereka.
|
||
Pastilah bahwa mereka
di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi. (109)
|
|
لَا جَرَمَ أَنَّهُمۡ
فِى ٱلۡأَخِرَةِ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ (١٠٩)
|
109. (Tidak diragukan lagi) pastilah (bahwa mereka di akhirat
nanti adalah orang-orang yang merugi) karena tempat kembali mereka adalah
neraka dan mereka kekal di dalamnya.
|
||
Dan sesungguhnya
Tuhanmu [pelindung] bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan,
kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (110)
|
|
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ
لِلَّذِينَ هَاجَرُواْ مِنۢ بَعۡدِ مَا فُتِنُواْ ثُمَّ جَـٰهَدُواْ
وَصَبَرُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١١٠) ۞
|
110. (Dan sesungguhnya Rabbmu terhadap orang-orang yang
berhijrah) ke Madinah (sesudah menderita cobaan) sesudah mereka disiksa dan
dipaksa mengucapkan kalimat kekafiran. Menurut qiraat lafal futinuu dibaca
fatanuu; artinya sesudah mereka kafir, atau sesudah mereka memfitnah manusia
supaya jangan beriman (kemudian mereka berjihad dan sabar) di dalam melakukan
ketaatan (sesungguhnya Rabbmu sesudah itu) sesudah cobaan itu (benar-benar
Maha Pengampun) kepada mereka (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.
Khabarnya inna yang pertama sama dengan khabar inna yang kedua.
|
||
[Ingatlah] suatu hari
[ketika] tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi
tiap-tiap diri disempurnakan [balasan] apa yang telah dikerjakannya, sedang
mereka tidak dianiaya [dirugikan]. (111)
|
|
يَوۡمَ تَأۡتِى ڪُلُّ
نَفۡسٍ۬ تُجَـٰدِلُ عَن نَّفۡسِہَا وَتُوَفَّىٰ ڪُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّا عَمِلَتۡ
وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١١١)
|
111. Ingatlah (suatu hari ketika tiap-tiap diri datang untuk
membela) berhujah untuk membela (dirinya sendiri) ia tidak menghiraukan
selain daripada dirinya sendiri, yaitu hari kiamat (dan bagi tiap-tiap diri
disempurnakan) balasan (apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak
dianiaya) sedikit pun juga.
|
||
Dan Allah telah
membuat suatu perumpamaan [dengan] sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
[penduduk]nya mengingkari ni’mat-ni’mat Allah; karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian [841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat. (112)
|
|
وَضَرَبَ ٱللَّهُ
مَثَلاً۬ قَرۡيَةً۬ ڪَانَتۡ ءَامِنَةً۬ مُّطۡمَٮِٕنَّةً۬ يَأۡتِيهَا رِزۡقُهَا
رَغَدً۬ا مِّن كُلِّ مَكَانٍ۬ فَڪَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٲقَهَا
ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا ڪَانُواْ يَصۡنَعُونَ (١١٢)
|
[841]
Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian
meliputi tubuh mereka.
|
||
|
||
112. (Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan) kata
perumpamaan ini dijelaskan oleh badalnya, yaitu (dengan sebuah negeri) yaitu
Mekah, yang dimaksud adalah penduduknya (dahulunya aman) dari serbuan musuh
dan tidak pernah ada kerusuhan (lagi tenteram) tidak perlu pindah karena
alasan sempit atau takut (rezekinya datang kepadanya melimpah-ruah) dengan
luas (dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat
Allah) disebabkan mereka mendustakan Nabi saw. (karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan) sehingga mereka mengalami paceklik selama
tujuh tahun (dan ketakutan) terhadap pasukan-pasukan tentara Nabi saw.
(disebabkan apa yang selalu mereka perbuat).
|
||
Dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri tetapi mereka
mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah
orang-orang yang zalim. (113)
|
|
وَلَقَدۡ جَآءَهُمۡ
رَسُولٌ۬ مِّنۡہُمۡ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَهُمۡ ظَـٰلِمُونَ (١١٣)
|
113. (Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang
rasul dari mereka sendiri) yaitu Nabi Muhammad saw. (tetapi mereka
mendustakannya karena itu mereka ditimpa azab) yaitu berupa kelaparan dan
dicekam rasa takut (sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim).
|
||
Maka makanlah yang
halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah ni’mat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
(114)
|
|
فَكُلُواْ مِمَّا
رَزَقَڪُمُ ٱللَّهُ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَٱشۡڪُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن
كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ (١١٤)
|
114. (Maka makanlah) hai orang-orang yang beriman (yang halal
lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian dan syukurilah
nikmat Allah jika kalian hanya kepada-Nya saja menyembah).
|
||
Sesungguhnya Allah
hanya mengharamkan atasmu [memakan] bangkai, darah, daging babi dan apa yang
disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang
terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas,
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (115)
|
|
إِنَّمَا حَرَّمَ
عَلَيۡڪُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ
ٱللَّهِ بِهِۦۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ۬ وَلَا عَادٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١١٥)
|
115. (Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atas kalian bangkai,
darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah;
tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan
tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.)
|
||
Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta
"Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
tiadalah beruntung. (116)
|
|
وَلَا تَقُولُواْ لِمَا
تَصِفُ أَلۡسِنَتُڪُمُ ٱلۡكَذِبَ هَـٰذَا حَلَـٰلٌ۬ وَهَـٰذَا حَرَامٌ۬
لِّتَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى
ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ (١١٦)
|
116. (Dan janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang
disebut-sebut oleh lidah kalian) yang sering digambarkan oleh lisan kalian
(secara dusta, "Ini halal dan ini haram.") terhadap apa yang tidak
dihalalkan oleh Allah dan apa yang tidak diharamkan oleh-Nya (untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah) dengan menisbatkan hal itu
kepada-Nya. (Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah tiadalah beruntung).
|
||
[Itu adalah]
kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka azab yang pedih. (117)
|
|
مَتَـٰعٌ۬ قَلِيلٌ۬
وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (١١٧)
|
117. Bagi mereka yang mengada-adakan kedustaan atas nama Allah
(kesenangan yang sedikit) di dunia (dan bagi mereka) kelak di akhirat (azab
yang pedih) azab yang menyakitkan.
|
||
Dan terhadap
orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu
kepadamu; [842] dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (118)
|
|
وَعَلَى ٱلَّذِينَ
هَادُواْ حَرَّمۡنَا مَا قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ مِن قَبۡلُۖ وَمَا ظَلَمۡنَـٰهُمۡ
وَلَـٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ يَظۡلِمُونَ (١١٨)
|
[842] Lihat
surat Al An'aam ayat 146. “Dan kepada orang-orang Yahudi,
Kami haramkan segala binatang yang berkuku; dan dari sapi dan domba, Kami
haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat
di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur
dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka;
dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.”
|
||
|
||
118. (Dan terhadap orang-orang Yahudi) dimaksud para
pemeluk agama Yahudi (Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu
kepadamu) di dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan kepada orang-orang
Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku..." (Q.S. Al-An'am 146)
(dan Kami tiada menganiaya mereka) dengan mengharamkan hal tersebut kepada
mereka (akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) dengan
melakukan perbuatan-perbuatan maksiat yang menyebabkan diharamkannya hal-hal
tersebut.
|
||
Kemudian, sesungguhnya
Tuhanmu [mengampuni] bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena
kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki
[dirinya]; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (119)
|
|
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ
لِلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ
ذَٲلِكَ وَأَصۡلَحُوٓاْ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ (١١٩)
|
119. (Kemudian sesungguhnya Rabbmu terhadap orang-orang yang
mengerjakan keburukan) kemusyrikan (karena kebodohannya kemudian mereka
bertobat) kembali kepada Allah (sesudah itu dan memperbaiki dirinya)
memperbaiki amal perbuatannya (sesungguhnya Rabbmu sesudah itu) sesudah
kebodohannya dan sesudah bertobat (benar-benar Maha Pengampun) kepada mereka
(lagi Maha Penyayang) kepada mereka.
|
||
Sesungguhnya Ibrahim
adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan
hanif. [843]
Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
[Tuhan], (120)
|
|
إِنَّ إِبۡرَٲهِيمَ
كَانَ أُمَّةً۬ قَانِتً۬ا لِّلَّهِ حَنِيفً۬ا وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٢٠)
|
[843] Hanif
maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah
meninggalkannya.
|
||
|
||
120. (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam) seorang
penghulu yang menjadi panutan dan di dalam dirinya terkandung semua akhlak
yang baik (lagi patuh) sangat taat (kepada Allah dan hanif) cenderung kepada
agama yang lurus. (Dan sekali-kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.)
|
||
[lagi] yang mensyukuri
ni’mat-ni’mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan
yang lurus. (121)
|
|
شَاڪِرً۬ا
لِّأَنۡعُمِهِۚ ٱجۡتَبَٮٰهُ وَهَدَٮٰهُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (١٢١)
|
121. (Lagi yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah
memilihnya) menjadikannya sebagai pilihan-Nya (dan menunjukkannya kepada
jalan yang lurus.)
|
||
Dan Kami berikan
kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar
termasuk orang-orang yang saleh. (122)
|
|
وَءَاتَيۡنَـٰهُ فِى
ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ۖ وَإِنَّهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ
(١٢٢)
|
122. (Dan Kami berikan kepadanya) di dalam ungkapan ini
terkandung pengertian iltifat dari gaibah, atau perpindahan ungkapan dari
dhamir gaib kepada dhamir mutakallim (kebaikan di dunia) yaitu mendapatkan
pujian dari kalangan semua agama. (Dan sesungguhnya dia di akhirat
benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) yaitu orang-orang yang memiliki
derajat yang tinggi di akhirat.
|
||
Kemudian Kami wahyukan
kepadamu [Muhammad]: "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif."
dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (123)
|
|
ثُمَّ أَوۡحَيۡنَآ
إِلَيۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬اۖ وَمَا كَانَ مِنَ
ٱلۡمُشۡرِڪِينَ (١٢٣)
|
123. (Kemudian Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (ikutilah
millah) yakni agama (Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan) Allah swt. mengulangi ayat ini untuk
menyanggah anggapan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang mengakui
bahwa Nabi Ibrahim adalah pemeluk agama mereka.
|
||
Sesungguhnya
diwajibkan [menghormati] [844] hari Sabtu atas orang-orang [Yahudi] yang berselisih padanya.
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di
hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. (124)
|
|
إِنَّمَا جُعِلَ
ٱلسَّبۡتُ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۚ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَحۡكُمُ
بَيۡنَہُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ فِيمَا ڪَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ (١٢٤)
|
[844]
Menghormati hari Sabtu itu ialah dengan jalan memperbanyak ibadat dan
amalan-amalan yang saleh serta meninggalkan pekerjaan sehari-hari.
|
||
|
||
124. (Sesungguhnya telah dijadikan hari Sabtu)
diwajibkan menghormatinya (atas orang-orang Yahudi yang berselisih
mengenainya) dengan nabi mereka; mereka adalah orang-orang Yahudi yang
diperintahkan oleh Allah supaya mereka menyibukkan dirinya untuk beribadah di
hari Jumat, akan tetapi mereka mengatakan, "Kami tidak
menghendakinya," lalu mereka memilih hari Sabtu sebagai hari untuk
ibadah. Akhirnya Allah memperketat peraturan kepada mereka di hari Sabtu.
(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di
hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu) yaitu Dia kelak
akan memberi pahala kepada orang yang taat, dan Dia akan mengazab orang-orang
yang durhaka melanggar hal-hal yang diharamkan-Nya.
|
||
Serulah [manusia]
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (125)
|
|
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ
رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى
هِىَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦۖ
وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٢٥)
|
[845] Hikmah: ialah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan
yang bathil.
|
||
|
||
125. (Serulah) manusia, hai Muhammad (kepada jalan
Rabbmu) yakni agama-Nya (dengan hikmah) dengan Alquran (dan pelajaran yang
baik) pelajaran yang baik atau nasihat yang lembut (dan bantahlah mereka
dengan cara) bantahan (yang baik) seperti menyeru mereka untuk menyembah
Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran-Nya atau dengan
hujah-hujah yang jelas. (Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang lebih mengetahui)
Maha Mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas
mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang
kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang; ketika
Nabi saw. melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau saw. bersumpah melalui
sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka
sebagai penggantimu."
|
||
Dan jika kamu
memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan
yang ditimpakan kepadamu. [846] Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang sabar. (126)
|
|
وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ
فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦۖ وَلَٮِٕن صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ
خَيۡرٌ۬ لِّلصَّـٰبِرِينَ (١٢٦)
|
[846]
Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari
siksaan yang ditimpakan atas kita.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abdul Barr mengetengahkan sebuah hadis dengan
sanad yang dha'if melalui Siti Aisyah r.a. yang menceritakan, bahwa Siti
Khadijah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang anak-anak kaum musyrikin.
Rasulullah saw. menjawab, "Mereka berasal dari bapak-bapak mereka."
Kemudian sesudah itu Siti Khadijah bertanya lagi kepada Rasulullah saw. maka
Rasulullah saw. menjawab, "Allah lebih mengetahui tentang apa yang
mereka lakukan (nanti seandainya mereka hidup)." Kemudian Siti Khadijah
bertanya lagi kepada Rasulullah saw. sesudah agama Islam kuat, lalu turunlah
firman-Nya, "Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang
lain." (Q.S. Al-Isra 15). Dan Rasulullah saw. bersabda, "Anak-anak
orang-orang musyrik itu berada dalam fitrah (agama Islam)," atau beliau
bersabda, "(Mereka) berada dalam surga."
|
||
|
||
126. (Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah
dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian. Akan
tetapi jika kalian bersabar) tidak mau membalas (sesungguhnya itulah)
bersikap sabar itulah (yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar) kemudian
Nabi saw. membatalkan sumpahnya itu, dan membayar kafaratnya. Demikianlah
menurut hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bazzar.
|
||
Bersabarlah [hai
Muhammad] dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap [kekafiran] mereka dan janganlah kamu
bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (127)
|
|
وَٱصۡبِرۡ وَمَا
صَبۡرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِى ضَيۡقٍ۬
مِّمَّا يَمۡڪُرُونَ (١٢٧)
|
127. (Bersabarlah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan
dengan pertolongan Allah) berkat taufiq-Nya (dan janganlah kamu bersedih hati
terhadap kekafiran mereka) terhadap kekafiran orang-orang kafir, jika mereka
tidak juga mau beriman, karena kamu menginginkan dengan sangat akan keimanan
mereka (dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka
tipu-dayakan) artinya janganlah engkau hiraukan tipu muslihat mereka, karena
sesungguhnya Akulah yang akan menolongmu dalam menghadapi mereka.
|
||
Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
(128)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ
ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ (١٢٨)
|
128. (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa)
orang-orang yang takut terhadap kekafiran dan kemaksiatan (dan orang-orang
yang berbuat kebaikan) dengan menjalankan ketaatan, kesabaran; Allah akan
menolong mereka dengan bantuan dan pertolongan-Nya.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 16 - An Nahl (1 - 128)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar