Surah SAPI
BETINA
|
سُوۡرَةُ البَقَرَة
|
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
Alif laam miim [10]. (1)
|
الٓمٓ (١)
|
|
[10] Ialah
huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat
Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan
sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya
kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula
yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya
sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu
gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an
itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam
bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya
bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW
semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
|
||
001. (Alif laam miim) Allah yang lebih mengetahui akan
maksudnya.
|
||
Kitab [11] [Al Qur’an] ini tidak
ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa [12], (2)
|
ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ
لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ (٢)
|
|
[11] Tuhan
menamakan Al-Qur'an dengan Al Kitab yang di sini berarti "yang
ditulis", sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa yaitu
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja.
|
||
002. (Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad saw.
(tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari
Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan
kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. (menjadi petunjuk)
sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun (bagi orang-orang yang
bertakwa) maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi
takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri
dari api neraka.
|
||
[yaitu] mereka yang
beriman [13] kepada yang ghaib [14] yang mendirikan shalat [15] dan menafkahkan sebahagian rezki [16]
yang Kami anugerahkan kepada mereka, (3)
|
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ
بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣)
|
|
[13] Iman
ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan
jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh
iman itu.
[14] Yang ghaib ialah
yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu,
meng-i'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat
ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya,
seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
[15] Shalat menurut
bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal,
yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk
membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat
ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat,
rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti
khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala
yang dapat diambil manfa'atnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan
sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang
disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang
miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
|
||
003. (Orang-orang yang beriman) yang membenarkan
(kepada yang gaib) yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti
kebangkitan, surga dan neraka (dan mendirikan salat) artinya melakukannya
sebagaimana mestinya (dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka) yang
Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki (mereka nafkahkan) mereka
belanjakan untuk jalan menaati Allah.
|
||
dan mereka yang
beriman kepada Kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu [17]
serta mereka yakin akan adanya [kehidupan]
akhirat [18] (4)
|
وَٱلَّذِينَ
يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ
وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤)
|
|
[17]
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad SAW ialah kitab-kitab yang
diturunkan sebelum Al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf
yang tersebut dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada para Rasul. Allah
menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril
a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul.
[18] Yakin ialah
kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat
lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin
akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan
sesudah dunia berakhir.
|
||
004. (Dan orang-orang yang beriman pada apa yang
diturunkan kepadamu) maksudnya Alquran, (dan apa yang diturunkan sebelummu)
yaitu Taurat, Injil dan selainnya (serta mereka yakin akan hari akhirat),
artinya mengetahui secara pasti.
|
||
Mereka itulah yang
tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung [19] (5)
|
أُوْلَـٰٓٮٕكَ عَلَىٰ هُدً۬ى مِّن رَّبِّهِمۡۖ
وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (٥)
|
|
[19] Ialah
orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah
mengusahakannya.
|
||
005. (Merekalah), yakni orang-orang yang memenuhi
sifat-sifat yang disebutkan di atas (yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka
dan merekalah orang-orang yang beruntung) yang akan berhasil meraih surga dan
terlepas dari siksa neraka.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak
kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (6)
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا
يُؤۡمِنُونَ (٦)
|
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari
jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari
Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang
kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut
turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi`
bin Anas, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu,
'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai
dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S.
Al-Baqarah 6-7).
|
||
006. (Sesungguhnya orang-orang kafir) seperti Abu
Jahal, Abu Lahab dan lainnya (sama saja bagi mereka, apakah kamu beri
peringatan) dibaca, a-andzartahum, yakni dengan dua buah hamzah secara tegas.
Dapat pula hamzah yang kedua dilebur menjadi alif hingga hanya tinggal satu
hamzah saja yang dibaca panjang (atau tidak kamu beri peringatan, mereka
tidak juga akan beriman.) Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah
kamu berharap mereka akan beriman. 'Indzar' atau peringatan, artinya
pemberitahuan disertai ancaman.
|
||
Allah telah
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20]
dan penglihatan mereka ditutup [21] Dan bagi mereka siksa
yang amat berat. (7)
|
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ
قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةٌ۬ۖ
وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٧)
|
|
[20] Yakni
orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak
akan berbekas padanya.
[21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari
jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari
Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang
kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun
berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin
Anas, katanya, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu,
yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka',
sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S.
Al-Baqarah 6-7).
|
||
007. (Allah mengunci mati hati mereka) maksudnya
menutup rapat hati mereka sehingga tidak dapat dimasuki oleh kebaikan (begitu
pun pendengaran mereka) maksudnya alat-alat atau sumber-sumber pendengaran
mereka dikunci sehingga mereka tidak memperoleh manfaat dari kebenaran yang
mereka terima (sedangkan penglihatan mereka ditutup) dengan penutup yang
menutupinya sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran (dan bagi mereka
siksa yang besar) yang berat lagi tetap. Terhadap orang-orang munafik
diturunkan:
|
||
Di antara manusia ada
yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian" [22], padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (8)
|
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ (٨)
|
|
[22] Hari
kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai
waktu yang tak ada batasnya.
|
||
008. (Di antara manusia ada orang yang mengatakan,
"Kami beriman kepada Allah dan hari akhir.") yaitu hari kiamat,
karena hari itu adalah hari terakhir. (Padahal mereka bukan orang-orang yang
beriman). Di sini ditekankan arti kata 'orang', jika kata ganti yang
disebutkan lafalnya, yakni 'mereka'.
|
||
Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya
sendiri sedang mereka tidak sadar. (9)
|
يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا
يَشۡعُرُونَ (٩)
|
|
009. (Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman)
yakni dengan berpura-pura beriman dan menyembunyikan kekafiran guna
melindungi diri mereka dari hukum-hukum duniawi (padahal mereka hanya menipu
diri mereka sendiri) karena bencana tipu daya itu akan kembali menimpa diri
mereka sendiri. Di dunia, rahasia mereka akan diketahui juga dengan dibuka
Allah kepada Nabi-Nya, sedangkan di akhirat mereka akan menerima hukuman
setimpal (tetapi mereka tidak menyadari) dan tidak menginsafi bahwa tipu daya
mereka itu menimpa diri mereka sendiri. Mukhada`ah atau tipu-menipu di sini
muncul dari satu pihak, jadi bukan berarti berserikat di antara dua belah
pihak. Contoh yang lainnya mu`aqabatul lish yang berarti menghukum pencuri.
Menyebutkan Allah di sana hanya merupakan salah satu dari gaya bahasa saja.
Menurut suatu qiraat tidak tercantum 'wamaa yasy`uruuna' tetapi 'wamaa
yakhda`uuna', artinya 'tetapi mereka tidak berhasil menipu'.
|
||
Dalam hati mereka ada
penyakit [23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta. (10)
|
فِى قُلُوبِهِم
مَّرَضٌ۬ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضً۬اۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا
كَانُواْ يَكۡذِبُونَ (١٠)
|
|
[23] Yakni
keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad SAW lemah. Kelemahan
keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi SAW,
agama dan orang-orang Islam.
|
||
010. (Dalam hati mereka ada penyakit) berupa
keragu-raguan dan kemunafikan yang menyebabkan sakit atau lemahnya hati
mereka. (Lalu ditambah Allah penyakit mereka) dengan menurunkan Alquran yang
mereka ingkari itu. (Dan bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan
(disebabkan kedustaan mereka.) Yukadzdzibuuna dibaca pakai tasydid, artinya
amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah dan tanpa tasydid 'yakdzibuuna'
yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.
|
||
Dan bila dikatakan
kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi [24], mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
(11)
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ (١١)
|
|
[24]
Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda,
melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang
orang-orang Islam.
|
||
011. (Dan jika dikatakan kepada mereka,) maksudnya kepada orang-orang
munafik tadi ("Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!")
yakni dengan kekafiran dan menyimpang dari keimanan. (Jawab mereka,
"Sesungguhnya kami ini berbuat kebaikan.") dan tidak dijumpai pada
perbuatan kami hal-hal yang menjurus pada kebinasaan. Maka Allah swt.
berfirman sebagai sanggahan atas ucapan mereka itu:
|
||
Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
(12)
|
أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا يَشۡعُرُونَ (١٢)
|
|
012. (Ingatlah!) Seruan untuk membangkitkan perhatian.
(Sesungguhnya mereka itulah yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak
sadar) akan kenyataan itu.
|
||
Apabila dikatakan
kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah
beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (13)
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ كَمَآ ءَامَنَ
ٱلنَّاسُ قَالُوٓاْ أَنُؤۡمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُۗ أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَـٰكِن لَّا يَعۡلَمُونَ (١٣)
|
|
013. (Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain beriman!") yakni sebagaimana berimannya
para sahabat Nabi. (Jawab mereka, "Apakah kami akan beriman sebagaimana
berimannya orang-orang yang bodoh?") Artinya kami tidak akan melakukan
seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh itu. Maka firman Allah
menolak ucapan mereka itu: (Ketahuilah, merekalah orang-orang bodoh tetapi
mereka tidak tahu) akan hal itu.
|
||
Dan bila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah
beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka [25] mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (14)
|
وَإِذَا لَقُواْ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ إِلَىٰ
شَيَـٰطِينِهِمۡ قَالُوٓاْ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَہۡزِءُونَ (١٤)
|
|
[25] Maksudnya:
pemimpin-pemimpin mereka.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Wahidi dan Tsa`labi, dari jalur
Muhammad bin Marwan dan Assadiyush Shaghir, dari Al-Kalbiy, dari Abu Shalih,
dari Ibnu Abbas, katanya, "Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin
Ubay dan konco-konconya. Ceritanya bahwa pada suatu hari mereka keluar lalu
ditemui oleh beberapa sahabat Rasulullah saw., lalu Abdullah bin Ubay
berkata, 'Lihatlah, bagaimana orang-orang bodoh itu kuusir dari kalian!' Lalu
ia maju ke depan dan menjabat tangan Abu Bakar seraya berkata, 'Selamat untuk
Shiddiq penghulu Bani Tamim dan sesepuh agama Islam, pendamping Rasulullah di
dalam gua dan telah membaktikan raga dan hartanya untuk Rasulullah.' Kemudian
dijabatnya pula tangan Umar seraya berkata, 'Selamat untuk penghulu Bani Adi
bin Kaab, Faruq yang perkasa (Umar) dalam agama Allah dan telah menyerahkan
raga dan hartanya untuk Rasulullah.' Setelah itu disambutnya pula tangan Ali
seraya berkata, 'Selamat untuk saudara sepupu dan menantu Rasulullah,
penghulu Bani Hasyim selain Rasulullah.' Kemudian mereka berpisah, Abdullah
mengatakan kepada anak buahnya, 'Bagaimana pendapat kalian tentang
perbuatanku tadi? Nah, jika kalian menemui mereka, lakukanlah seperti yang
telah aku lakukan itu!' Mereka memuji perbuatannya itu, sementara kaum
muslimin kembali kepada Nabi saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka
turunlah ayat ini." Isnad dari riwayat ini lemah sekali, karena
Assadiyush Saghir itu seorang pembohong, demikian pula Al-Kalbiy dan Abu
Saleh adalah orang-orang yang akurasinya lemah.
|
||
014. (Dan jika mereka berjumpa) asalnya 'laqiyuu' lalu damah pada ya
dibuang karena beratnya pada lidah berikut ya itu sendiri karena bertemunya
dalam keadaan sukun dengan wau sehingga menjadi 'laquu' (dengan orang yang
beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman." Dan bila mereka
telah berpisah) dengan orang-orang yang beriman dan kembali (kepada
setan-setan mereka) maksudnya pemimpin-pemimpin mereka. (Kata mereka,
"Sesungguhnya kami ini bersama kamu) maksudnya sependirian dengan kamu
dalam keagamaan, (kami ini hanya berolok-olok.") dengan berpura-pura
beriman.
|
||
Allah akan [membalas]
olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan
mereka. (15)
|
ٱللَّهُ يَسۡتَہۡزِئُ
بِہِمۡ وَيَمُدُّهُمۡ فِى طُغۡيَـٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ (١٥)
|
|
015. (Allahlah yang memperolok-olokkan mereka) artinya
membalas olok-olokkan itu dengan memperolok-olokkan mereka pula (dan
membiarkan mereka) terpedaya (dalam kesesatan mereka) yakni melanggar batas
disebabkan kekafiran (terumbang-ambing) dalam keadaan bingung tanpa tujuan
atau pegangan.
|
||
Mereka itulah orang
yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan
mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (16)
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَـٰلَةَ
بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَـٰرَتُهُمۡ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ (١٦)
|
|
016. (Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk) artinya mengambil kesesatan sebagai pengganti petunjuk (maka
tidaklah beruntung perniagaan mereka) bahkan sebaliknya mereka merugi, karena
membawa mereka ke dalam neraka yang menjadi tempat kediaman mereka untuk
selama-lamanya. (Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan perbuatan
mereka itu.
|
||
Perumpamaan mereka
adalah seperti orang yang menyalakan api [26] maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan
cahaya [yang menyinari] mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat. (17)
|
مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ
ٱلَّذِى ٱسۡتَوۡقَدَ نَارً۬ا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُ ۥ ذَهَبَ
ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ (١٧)
|
|
[26]
Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk
yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam
dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di
atas.
|
||
017. (Perumpamaan mereka) sifat mereka dalam kemunafikannya itu, (seperti
orang yang menyalakan) atau menghidupkan (api) dalam kegelapan (dan setelah
api itu menerangi) atau menyinari (apa yang di sekelilingnya) hingga ia dapat
melihat, berdiang dan merasa aman dari apa yang ditakutinya (Allah pun
menghilangkan cahaya yang menyinari mereka) yaitu dengan memadamkannya. Kata
ganti orang dijadikan jamak 'him' merujuk kepada makna 'alladzii' (dan meninggalkan
mereka dalam kegelapan tidak dapat melihat) apa yang terdapat di sekeliling
mereka, sehingga tidak tahu jalan dan mereka dalam keadaan kecemasan.
Demikianlah halnya orang-orang munafik yang mengucapkan kata-kata beriman,
bila mereka mati mereka akan ditimpa ketakutan dan azab.
|
||
Mereka tuli, bisu dan
buta [27] maka
tidaklah mereka akan kembali [ke jalan yang benar]. (18)
|
صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ۬
فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُونَ (١٨)
|
|
[27] Walaupun
pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena
tidak dapat menerima kebenaran.
|
||
018.
(Mereka tuli) terhadap kebenaran, maksudnya tidak mau menerima kebenaran yang
didengarnya (bisu) terhadap kebaikan hingga tidak mampu mengucapkannya (buta)
terhadap jalan kebenaran dan petunjuk Allah sehingga tidak dapat melihatnya,
(maka mereka tidaklah akan kembali) dari kesesatan.
|
||
atau seperti
[orang-orang yang ditimpa] hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
[mendengar suara] petir, sebab takut akan mati [28]. Dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir [29]. (19)
|
أَوۡ كَصَيِّبٍ۬ مِّنَ
ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَـٰتٌ۬ وَرَعۡدٌ۬ وَبَرۡقٌ۬ يَجۡعَلُونَ أَصَـٰبِعَهُمۡ
فِىٓ ءَاذَانِہِم مِّنَ ٱلصَّوَٲعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ
بِٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٩)
|
|
[28] Keadaan
orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung
peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. Mereka
menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan
Al-Qur'an itu.
[29] Maksudnya pengetahuan
dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu Jarir, dari jalur Assadiyul
Kabir, dari Abu Malik dan Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu
Masud, segolongan sahabat, kata mereka, "Ada dua orang laki-laki dari
kaum munafik warga kota Madinah, melarikan diri dari Rasulullah kepada
golongan musyrik, mereka ditimpa hujan lebat yang disebutkan Allah itu,
diiringi guruh dan petir serta kilat yang memancar-mancar tiap petir itu datang,
mereka pun menyumbat anak telinga mereka dengan jari, karena takut akan
dimasukinya hingga mereka tewas karenanya. Jika kilat memancar, mereka pun
berjalan dalam cahayanya, tetapi jika cahayanya padam, mereka berhenti karena
tidak melihat apa-apa. Akhirnya dengan berjalan seperti itu sampailah mereka
ke tempat yang dituju, lalu kata mereka; 'Wahai, cepatlah kiranya datang
waktu pagi, hingga kita dapat menemui Muhammad dan berbaiat kepadanya.'
Demikianlah mereka menemuinya serta berbaiat kepadanya lalu masuk Islam serta
baiklah keislaman mereka." Maka Allah pun menjadikan perilaku kedua
orang munafik yang melarikan diri ini sebagai tamsil perbandingan bagi
orang-orang munafik yang ada di Madinah. Orang-orang munafik itu, jika mereka
hadir dalam majelis Nabi saw. menaruh jari-jiri mereka ke telinga
masing-masing karena takut akan ucapan Nabi saw. kalau-kalau ada wahyu turun
mengenal diri mereka, atau disebutkan sesuatu tentang perilaku mereka hingga
mereka menemui ajal karenanya, sebagaimana yang dilakukan serta dikhawatirkan
oleh kedua orang munafik yang melarikan diri tadi. Jika ada cahaya, mereka
pun berjalan, artinya jika telah banyak harta benda dan anak-anak mereka,
serta mereka beroleh harta rampasan atau mencapai suatu kemenangan, mereka
pun maju ke depan, lalu kata mereka ketika itu, "Benarlah agama
Muhammad", dan mereka berpegang teguh kepadanya, tak ubahnya bagai dua
orang munafik tadi yang berjalan setiap kilat memancar; dan jika hari gelap,
mereka berhenti, artinya jika harta benda dan anak-anak mereka habis, punah,
atau jika mereka ditimpa malapetaka, maka kata mereka, "Ini tidak lain
hanyalah karena ulah agama Muhammad, dan mereka berbalik kafir seperti halnya
kedua orang munafik tadi, yakni jika kilat tidak memancar lagi."
|
||
019. (Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat) maksudnya
seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat; asal kata shayyibin dari
shaaba-yashuubu, artinya turun (dari langit) maksudnya dari awan (padanya)
yakni pada awan itu (kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya malaikat
yang mengurusnya. Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu, (dan
kilat) yakni kilatan suara yang dikeluarkannya untuk menghardik, (mereka
menaruh) maksudnya orang-orang yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari mereka)
maksudnya dengan ujung jari, (pada telinga mereka, dari) maksudnya disebabkan
(bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak kedengaran karena (takut mati)
bila mendengarnya. Demikianlah orang-orang tadi, jika diturunkan kepada
mereka Alquran disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap gulita,
ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta keterangan-keterangan nyata yang
disamakan dengan kilat, mereka menyumbat anak-anak telinga mereka agar tidak
mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung kepada keimanan
yang akan menyebabkan mereka meninggalkan agama mereka, yang bagi mereka sama
artinya dengan kematian. (Dan Allah meliputi orang-orang kafir) baik dengan
ilmu maupun dengan kekuasaan-Nya hingga tidak sesuatu pun yang luput dari-Nya.
|
||
Hampir-hampir kilat
itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
(20)
|
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ
يَخۡطَفُ أَبۡصَـٰرَهُمۡۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ
أَظۡلَمَ عَلَيۡہِمۡ قَامُواْۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ
وَأَبۡصَـٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٢٠)
|
|
020. (Hampir saja) maksudnya mendekati (kilat menyambar
penglihatan mereka) merebutnya dengan cepat. (Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan padanya) maksudnya pada cahaya atau di bawah
sinarnya, (dan bila gelap menimpa mereka, mereka pun berhenti) sebagai tamsil
dari bukti-bukti keterangan ayat-ayat Alquran yang mengejutkan hati mereka.
Mereka membenarkannya setelah mendengar padanya hal-hal yang mereka senangi
sehingga mereka berhenti dari apa-apa yang dibencinya. (Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya dilenyapkan-Nya pendengaran dan penglihatan mereka) baik
yang lahir maupun yang batin (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu) yang dikehendaki-Nya, termasuk apa-apa yang telah disebutkan tadi.
|
||
Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa. (21)
|
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ
ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ
لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (٢١)
|
|
021. (Hai manusia!) Maksudnya warga Mekah, (Sembahlah olehmu)
dengan bertauhid atau mengesakan (Tuhanmu yang telah menciptakanmu) padahal
sebelum itu kamu dalam keadaan tiada (dan) diciptakan-Nya pula (orang-orang
yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa), artinya terpelihara dari siksa dan
azab-Nya yakni dengan jalan beribadah kepada-Nya. Pada asalnya 'la`alla'
mengungkapkan harapan, tetapi pada firman Allah berarti menyatakan kepastian.
|
||
Dialah Yang menjadikan
bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
[hujan] dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah [30] padahal kamu mengetahui. (22)
|
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ
ٱلۡأَرۡضَ فِرَشً۬ا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬
فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ رِزۡقً۬ا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ
لِلَّهِ أَندَادً۬ا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٢)
|
|
[30] Ialah
segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti
berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.
|
||
022. (Dialah yang telah menjadikan)
menciptakan (bagimu bumi sebagai hamparan), yakni hamparan yang tidak begitu
keras dan tidak pula begitu lunak sehingga tidak mungkin didiami secara tetap
(dan langit sebagai naungan) sebagai atap (dan diturunkan-Nya dari langit air
hujan lalu dikeluarkan-Nya daripadanya) maksudnya bermacam (buah-buahan
sebagai rezeki bagi kamu) buat kamu makan dan kamu berikan rumputnya pada
binatang ternakmu (maka janganlah kamu adakan sekutu-sekutu bagi Allah),
artinya serikat-serikat-Nya dalam pengabdian (padahal kamu mengetahui) bahwa
Dia adalah pencipta, sedangkan mereka itu tidak dapat menciptakan apa-apa,
maka tidaklah layak disebut dan dikatakan tuhan.
|
||
Dan jika kamu [tetap]
dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
[Muhammad], buatlah [31] satu surat [saja] yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (23)
|
وَإِن ڪُنتُمۡ فِى
رَيۡبٍ۬ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٍ۬ مِّن
مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ
صَـٰدِقِينَ (٢٣)
|
|
[31] Ayat ini
merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al-Qur'an
itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan
bahasa karena ia merupakan mu'jizat Nabi Muhammad SAW
|
||
023. (Sekiranya kamu merasa ragu) atau
bimbang (tentang apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami) maksudnya tentang Alquran
yang Kami wahyukan kepada Muhammad, bahwa itu benar-benar dari Allah, (maka
buatlah sebuah surah yang sebanding dengannya) dengan surah yang diwahyukan
itu. 'Min mitslihi', min yang berarti dari, maksudnya di sini ialah untuk
menjadi keterangan atau penjelasan, hingga artinya ialah yang sebanding
dengannya, baik dalam kedalaman makna maupun dalam keindahan susunan kata
serta pemberitaan tentang hal-hal gaib dan sebagainya. Yang dimaksud dengan
'surah' ialah suatu penggal perkataan yang mempunyai permulaan kesudahan dan
sekurang-kurangnya terdiri dari tiga ayat. (Dan ajaklah saksi-saksimu)
maksudnya tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu (selain dari Allah) untuk
menjadi penolong-penolongmu, (jika kamu orang-orang yang benar) bahwa Alquran
itu hanyalah buatan dan ucapan Muhammad belaka, maka cobalah lakukan
demikian, bukankah kamu orang-orang yang berlidah fasih seperti Muhammad
pula?
|
||
Maka jika kamu tidak
dapat membuat [nya] dan pasti kamu tidak akan dapat membuat [nya],
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir. (24)
|
فَإِن لَّمۡ
تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا
ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِينَ (٢٤)
|
|
024. Tatkala mereka tidak mampu memenuhi permintaan itu, maka
Allah swt. berfirman, (Dan jika kamu tidak dapat melakukan) apa yang
disebutkan itu disebabkan kelemahan dan ketidakmampuanmu (dan kamu pasti
tidak akan dapat melakukannya) demikian itu untuk selama-lamanya disebabkan terhalang
mukjizat Alquran itu, (maka jagalah dirimu dari neraka) dengan jalan beriman
kepada Allah dan meyakini bahwa Alquran itu bukanlah ucapan manusia (yang
kayu apinya terdiri dari manusia), yakni orang-orang kafir (dan batu),
misalnya yang dipakai untuk membuat patung-patung atau berhala-berhala
mereka. Maksudnya api neraka itu amat panas dan tambah menyala dengan bahan
bakar manusia dan batu jadi bukan seperti api dunia yang hanya dapat
dinyalakan dengan kayu bakar atau yang lainnya (yang disediakan bagi
orang-orang kafir) sebagai alat untuk menyiksa mereka. Kalimat belakang ini
dapat menjadi kalimat baru atau menunjukkan keadaan yang lazim.
|
||
Dan sampaikanlah
berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya [32] (25)
|
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُۖ ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬اۙ
قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ
مُتَشَـٰبِهً۬اۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٲجٌ۬ مُّطَهَّرَةٌ۬ۖ وَهُمۡ فِيهَا
خَـٰلِدُونَ (٢٥) ۞
|
|
[32] Keni'matan di syurga itu adalah
keni'matan yang serba lengkap
|
||
025. (Dan sampaikanlah berita gembira) kabarkanlah
(kepada orang-orang yang beriman) yang membenarkan Allah (dan mengerjakan
kebaikan), baik yang fardu atau yang sunah (bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga), yaitu taman-taman yang ada pepohonan dan tempat-tempat kediaman
(yang mengalir di bawahnya) maksudnya di bawah kayu-kayuan dan
mahligai-mahligainya (sungai-sungai) maksudnya air yang berada di
sungai-sungai itu, karena sungai artinya ialah galian tempat mengalirnya air,
sebab airlah yang telah menggali atau menjadikannya 'nahr' dan menisbatkan
'mengalir' pada selokan disebut 'majaz' atau simbolisme. (Setiap mereka
diberi rezeki di dalam surga itu) maksudnya diberi makanan (berupa
buah-buahan, mereka mengatakan, "Inilah yang pernah) maksudnya seperti
inilah yang pernah (diberikan kepada kami dulu"), yakni sebelum masuk
surga, karena buah-buahan itu seperti itu pula ciri masing-masingnya, hampir
serupa. (Mereka disuguhi) atau dipetikkan buah itu (dalam keadaan serupa),
yakni warnanya tetapi berbeda rasanya, (dan diberi istri-istri) berupa wanita-wanita
cantik dan selainnya, (yang suci) suci dari haid dan dari kotoran lainnya,
(dan mereka kekal di dalamnya) untuk selama-lamanya, hingga mereka tak pernah
fana dan tidak pula dikeluarkan dari dalamnya.
|
||
Sesungguhnya Allah
tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu
[33] Adapun orang-orang
yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang
yang disesatkan Allah [34] dan dengan perumpamaan itu [pula] banyak orang yang diberi-Nya
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
(26)
|
إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَسۡتَحۡىِۦۤ أَن يَضۡرِبَ مَثَلاً۬ مَّا بَعُوضَةً۬ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا
ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَـٰذَا مَثَلاً۬ۘ
يُضِلُّ بِهِۦ ڪَثِيرً۬ا وَيَهۡدِى بِهِۦ كَثِيرً۬اۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦۤ
إِلَّا ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٦)
|
|
[33] Diwaktu
turunnya ayat 73 surat 23 Al Hajj yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa
berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun
mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya ayat 41 surat Al Ankabuut yang di
dalamnya Tuhan menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh
orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang
laba-laba.
[34] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Jarir dari As-Saddiy dengan sanad-sanadnya, tatkala Allah membuat dua buah
perumpamaan ini bagi orang-orang munafik, yakni firman-Nya, "Perumpamaan
mereka adalah seperti orang yang menyalakan api" dan firman-Nya,
"Atau seperti hujan lebat dari langit", orang-orang munafik
mengatakan bahwa Allah lebih tinggi dan lebih agung-sampai membuat
perumpamaan-perumpamaan ini. Maka Allah menurunkan, "Sesungguhnya Allah
tidak merasa malu untuk membuat tamsil perumpamaan.." sampai dengan firman-Nya
"... merekalah orang-orang yang merugi." (Q.S. Al-Baqarah 26-27)
Diketengahkan oleh Wahidi dari jalur Abdul Ghani bin Said As-Tsaqafi, dari
Musa bin Abdurrahman, dari Ibnu Juraij, dari Atha, dari Ibnu Abbas, katanya,
"Allah menyebutkan tuhan-tuhan pujaan orang-orang musyrik, maka
firman-Nya, 'Dan sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka,' (Al-Hajj 73)
lalu disebutnya pula tipu daya tuhan-tuhan itu, dan dianggap-Nya seperti
sarang laba-laba, maka kata mereka 'Bagaimana pendapatmu ketika Allah
menyebut-nyebut lalat dan laba-laba dalam Alquran yang diturunkan-Nya, apa
maksud-Nya dengan ini?' Maka Allah pun menurunkan ayat ini." Abdul Ghani
adalah orang yang amat lemah. Abdur Razaq mengatakan dalam Tafsirnya,
"Mu`ammar menyampaikan dari Qatadah tatkala Allah menyebut-nyebut soal
lalat dan laba-laba, bahwa orang-orang musyrik berkata, 'Kenapa pula soal
lalat dan laba-laba ini disebut-sebut?' Maka Allah menurunkan ayat ini."
Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Hasan, katanya, "Tatkala turun
ayat, 'Hai manusia! Diberikan kepada kamu tamsil perbandingan', (Al-Hajj 73)
orang-orang musyrik berkata, 'Tamsil perbandingan apa pulakah itu sehingga
dibuat?' Atau 'Peristiwa apa yang serupa dengan tamsil perbandingan ini?'
Maka Allah menurunkan ayat, 'Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk
membuat suatu perumpamaan...' sampai dengan akhir ayat." (Q.S.
Al-Baqarah 26). Komentar saya, "Isnad keterangan pertama lebih sah dan
lebih cocok dengan apa yang dikemukakan pada awal surat, apa lagi menyebutkan
orang-orang musyrik tidak cocok dengan kedudukan ayat ini sebagai ayat
Madaniyah. Riwayat yang kita kemukakan dari Qatadah dan Hasan, diceritakan
pula oleh Wahidi tanpa isnad dengan lafal, 'Kata orang-orang Yahudi.' Hal ini
lebih cocok."
|
||
026. Untuk menolak perkataan orang-orang Yahudi,
"Apa maksud Allah menyebutkan barang-barang hina ini", yakni ketika
Allah mengambil perbandingan pada lalat dalam firman-Nya, "...dan
sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka" dan pada laba-laba dalam
firman-Nya, "Tak ubahnya seperti laba-laba," Allah menurunkan:
(Sesungguhnya Allah tidak segan membuat) atau mengambil (perbandingan)
berfungsi sebagai maf`ul awal atau obyek pertama, sedangkan (apa juga) kata
penyerta yang diberi keterangan dengan kata-kata yang di belakangnya menjadi
maf`ul tsani atau obyek kedua hingga berarti tamsil perbandingan apa pun jua.
Atau dapat juga sebagai tambahan untuk memperkuat kehinaan, sedangkan
kata-kata di belakangnya menjadi maf`ul tsani (seekor nyamuk) yakni serangga
kecil, (atau yang lebih atas dari itu) artinya yang lebih besar dari itu,
maksudnya Allah tak hendak mengabaikan hal-hal tersebut, karena mengandung
hukum yang perlu diterangkan-Nya. (Ada pun orang-orang yang beriman, maka
mereka yakin bahwa ia), maksudnya perumpamaan itu (benar), tepat dan cocok dengan
situasinya (dari Tuhan mereka, tetapi orang-orang kafir mengatakan,
"Apakah maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?") Matsalan
atau perumpamaan itu berfungsi sebagai tamyiz hingga berarti dengan
perumpamaan ini. 'Ma' yang berarti 'apakah' merupakan kata-kata pertanyaan
disertai kecaman dan berfungsi sebagai mubtada atau subyek. Sedangkan 'dza'
berarti yang berikut shilahnya atau kata-kata pelengkapnya menjadi khabar
atau predikat, hingga maksudnya ialah 'apa gunanya?' Sebagai jawaban terhadap
mereka Allah berfirman: (Allah menyesatkan dengannya), maksudnya dengan
tamsil perbandingan ini, (banyak manusia) berpaling dari kebenaran disebabkan
kekafiran mereka terhadapnya, (dan dengan perumpamaan itu, banyak pula orang
yang diberi-Nya petunjuk), yaitu dari golongan orang-orang beriman disebabkan
mereka membenarkan dan mempercayainya (Tetapi yang disesatkan-Nya itu
hanyalah orang-orang yang fasik), yakni yang menyimpang dan tak mau
menaati-Nya.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan
apa yang diperintahkan Allah [kepada mereka] untuk menghubungkannya dan
membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
(27)
|
ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ
عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَـٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ
بِهِۦۤ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ (٢٧)
|
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Jarir dari As-Saddiy dengan sanad-sanadnya, tatkala Allah membuat dua buah
perumpamaan ini bagi orang-orang munafik, yakni firman-Nya, "Perumpamaan
mereka adalah seperti orang yang menyalakan api" dan firman-Nya, "Atau
seperti hujan lebat dari langit", orang-orang munafik mengatakan bahwa
Allah lebih tinggi dan lebih agung-sampai membuat perumpamaan-perumpamaan
ini. Maka Allah menurunkan, "Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk
membuat tamsil perumpamaan.." sampai dengan firman-Nya "...
merekalah orang-orang yang merugi." (Q.S. Al-Baqarah 26-27)
Diketengahkan oleh Wahidi dari jalur Abdul Ghani bin Said As-Tsaqafi, dari
Musa bin Abdurrahman, dari Ibnu Juraij, dari Atha, dari Ibnu Abbas, katanya,
"Allah menyebutkan tuhan-tuhan pujaan orang-orang musyrik, maka
firman-Nya, 'Dan sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka,' (Al-Hajj 73)
lalu disebutnya pula tipu daya tuhan-tuhan itu, dan dianggap-Nya seperti
sarang laba-laba, maka kata mereka 'Bagaimana pendapatmu ketika Allah menyebut-nyebut
lalat dan laba-laba dalam Alquran yang diturunkan-Nya, apa maksud-Nya dengan
ini?' Maka Allah pun menurunkan ayat ini." Abdul Ghani adalah orang yang
amat lemah. Abdur Razaq mengatakan dalam Tafsirnya, "Mu`ammar
menyampaikan dari Qatadah tatkala Allah menyebut-nyebut soal lalat dan
laba-laba, bahwa orang-orang musyrik berkata, 'Kenapa pula soal lalat dan
laba-laba ini disebut-sebut?' Maka Allah menurunkan ayat ini."
|
||
027. (Orang-orang yang) merupakan 'na`at'
atau sifat (melanggar janji Allah) melanggar kewajiban yang ditugaskan Allah
kepada mereka dalam Kitab-Kitab Suci berupa keimanan kepada Nabi Muhammad
saw. (setelah teguhnya) setelah kukuhnya perjanjian itu, (dan memutus apa
yang diperintahkan Allah dengannya untuk dihubungkan), yakni beriman dan
menghubungkan silaturahmi dengan Nabi saw. serta lain-lainnya. Anak kalimat
'untuk dihubungkan' menjadi kata ganti dari 'dengannya', (dan membuat
kerusakan di muka bumi) dengan melakukan maksiat serta menyimpang dari
keimanan (merekalah) orang-orang yang mempunyai sifat seperti yang dilukiskan
itu (orang-orang yang rugi) karena mereka dimasukkan ke dalam neraka untuk
selama-lamanya.
|
||
Mengapa kamu kafir
kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan? (28)
|
كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ
بِٱللَّهِ وَڪُنتُمۡ أَمۡوَٲتً۬ا فَأَحۡيَـٰڪُمۡۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ
يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (٢٨)
|
|
028. (Mengapa kamu kafir) hai warga Mekah? (kepada Allah,
padahal) sesungguhnya (tadinya kamu mati) yakni ketika masih menjadi mani
dalam sulbi bapakmu (lalu kamu dihidupkan-Nya) dalam rahim ibumu dan di dunia
dengan jalan meniupkan roh pada tubuhmu. Pertanyaan di sini untuk menyatakan
keheranan atas kekafiran mereka padahal bukti-bukti cukup ada atau dapat juga
sebagai celaan dan kecaman terhadap mereka, (kemudian dimatikan-Nya) ketika
sampainya ajalmu (lalu dihidupkan-Nya kembali) pada saat berbangkit (kemudian
kamu dikembalikan kepada-Nya) yakni setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya
amal perbuatanmu. Sebagai alasan kemungkinan saat berbangkit, Allah
berfirman,
|
||
Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu. (29)
|
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ
لَكُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّٮٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬ۚ وَهُوَ بِكُلِّ
شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٢٩)
|
|
029. (Dialah yang telah menciptakan bagimu segala yang
terdapat di muka bumi) yaitu menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya)
agar kamu memperoleh manfaat dan mengambil perbandingan darinya, (kemudian
Dia hendak menyengaja hendak menciptakan) artinya setelah menciptakan bumi tadi
Dia bermaksud hendak menciptakan pula (langit, maka dijadikan-Nya langit itu)
'hunna' sebagai kata ganti benda yang dimaksud adalah langit itu. Maksudnya
ialah dijadikan-Nya, sebagaimana didapati pada ayat yang lain,
'faqadhaahunna,' yang berarti maka ditetapkan-Nya mereka, (tujuh langit dan
Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu) dikemukakan secara 'mujmal' ringkas
atau secara mufasshal terinci, maksudnya, "Tidakkah Allah yang mampu
menciptakan semua itu dari mula pertama, padahal Dia lebih besar dan lebih
hebat daripada kamu, akan mampu pula menghidupkan kamu kembali?"
|
||
Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (30)
|
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ
لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ
خَلِيفَةً۬ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا وَيَسۡفِكُ
ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ
أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ (٣٠)
|
|
030. (Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan
hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu Adam. (Kata mereka,
"Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan berbuat
kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah)
artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh
bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan,
Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau
dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu
mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca 'subhaanallaah
wabihamdih', artinya 'Maha suci Allah dan aku memuji-Nya'. (dan
menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf
lam pada 'laka' itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak
'padahal' berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya
adalah, 'padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'"
(Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam
dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka
hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka,
"Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu
dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak
dilihatnya." Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau
lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang
segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan
ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah
sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.
|
||
Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama [benda-benda] seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (31)
|
وَعَلَّمَ ءَادَمَ
ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسۡمَآءِ
هَـٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٣١)
|
|
031. (Dan diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama) maksudnya
nama-nama benda (kesemuanya) dengan jalan memasukkan ke dalam kalbunya
pengetahuan tentang benda-benda itu (kemudian dikemukakan-Nya mereka)
maksudnya benda-benda tadi yang ternyata bukan saja benda-benda mati, tetapi
juga makhluk-makhluk berakal, (kepada para malaikat, lalu Allah berfirman)
untuk memojokkan mereka, ("Beritahukanlah kepada-Ku) sebutkanlah
(nama-nama mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu memang benar.")
bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara makhluk-makhluk yang
Kuciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak untuk menjadi khalifah.
Sebagai 'jawab syarat' ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.
|
||
Mereka menjawab:
"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. [35] (32)
|
قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ
لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ
ٱلۡحَكِيمُ (٣٢)
|
|
[35]
Sebenarnya terjemahan "Hakim" dengan "Maha Bijaksana"
kurang tepat, karena arti "Hakim" ialah: yang mempunyai hikmah.
Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan
faedahnya. Di sini diartikan dengan "Maha Bijaksana" karena
dianggap arti tersebut hampir mendekati arti "Hakim".
|
||
032. (Jawab mereka, "Maha suci
Engkau!) artinya tidak sepatutnya kami akan menyanggah kehendak dan
rencana-Mu (Tak ada yang kami ketahui, kecuali sekadar yang telah Engkau
ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya Engkaulah)
sebagai 'taukid' atau penguat bagi Engkau yang pertama, (Yang Maha Tahu lagi
Maha Bijaksana.") hingga tidak seorang pun yang lepas dari pengetahuan
serta hikmah kebijaksanaan-Mu.
|
||
Allah berfirman:
"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan?" (33)
|
قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ
أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡۖ
فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ
قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ
وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ (٣٣)
|
|
033. (Allah berfirman, "Hai Adam! Beritahukanlah kepada
mereka) maksudnya kepada para malaikat itu (nama mereka") yakni
benda-benda itu. Maka disebutnya satu persatu menurut nama masing-masing
berikut hikmah diciptakannya oleh Allah. (Maka setelah diberitahukannya
kepada mereka nama benda-benda itu, Allah berfirman) kepada mereka guna
mencela mereka, ("Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian bahwa Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi) maksudnya mengetahui barang yang
tersembunyi pada keduanya, (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan) yaitu
ucapan yang kamu keluarkan, yaitu, 'Kenapa hendak Engkau jadikan...dan
seterusnya' (dan apa yang kamu sembunyikan.") yaitu ucapan yang kamu
sembunyikan, seperti "Allah tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih
mulia dan lebih pandai dari kami."
|
||
Dan [ingatlah] ketika
Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah [36] kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (34)
|
وَإِذۡ قُلۡنَا
لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ
إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٤)
|
|
[36] Sujud di
sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah
semata-mata kepada Allah.
|
||
034. (Dan) ingatlah! (Ketika Kami
berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam!")
Maksudnya sujud sebagai penghormatan dengan cara membungkukkan badan, (maka
mereka pun sujud, kecuali Iblis) yakni nenek moyang bangsa jin yang ada di
antara para malaikat, (ia enggan) tak hendak sujud (dan menyombongkan diri)
dengan mengatakan bahwa ia lebih mulia daripada Adam (dan Iblis termasuk
golongan yang kafir) dalam ilmu Allah Taala.
|
||
Dan Kami berfirman:
"Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, [37] yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim. (35)
|
وَقُلۡنَا
يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا
حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ
ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥)
|
|
[37] Pohon
yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al-Qur'an dan
Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana
tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan
syaitan.
|
||
035. (Dan Kami berfirman, "Hai Adam!
Berdiamlah kamu) yakni kamu sendiri 'kamu' yang kedua berfungsi sebagai
penguat bagi yang pertama dan dihubungkan dengannya yang ditampilkan sebagai
dhamir atau kata ganti yang tersembunyi (bersama istrimu) yakni Hawa yang
diciptakan dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri (dalam surga ini dan
makanlah di antara makanan-makanannya) (yang banyak) dan tidak dilarang (di
mana saja kamu sukai, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini) pohon anggur
atau batang gandum ini atau lain-lainnya, maksudnya jangan memakan buahnya
(hingga kamu menjadi orang-orang yang lalim.") atau durhaka.
|
||
Lalu keduanya
digelincirkan oleh syaitan dari surga itu [38]
dan dikeluarkan dari keadaan semula [39] dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan". (36)
|
فَأَزَلَّهُمَا
ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلۡنَا
ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬
وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦)
|
|
[38] Adam dan
Hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang
mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke
dunia. Yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah Iblis yang disebut dalam ayat
34 surat Al Baqarah di atas.
[39] Maksud keadaan semula ialah keni'matan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga. |
||
036. (Lalu keduanya digelincirkan oleh
setan) oleh Iblis dan menurut suatu qiraat 'fa-azaalahumaa', artinya maka
Iblis pun menyingkirkan keduanya (daripadanya), maksudnya dari dalam surga
dengan memperdayakan serta mengatakan kepada mereka, "Maukah kalian saya
tunjukkan suatu macam pohon kekal yang akan mengekalkan kehidupan kalian?
Itulah dia syajaratul khuldi atau pohon keabadian?" Ia tidak lupa
bersumpah atas nama Allah bahwa mereka hanyalah hendak menyampaikan nasihat
dan anjuran baik belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu, (dan Allah
mengeluarkan mereka dari keadaan yang mereka alami semula), yakni dari nikmat
surga (dan firman Kami, "Turunlah kalian!") maksudnya ke bumi,
yakni kalian berdua bersama anak cucu kalian itu (menjadi musuh bagi yang
lain) disebabkan penganiayaan sebagian kalian terhadap lainnya, (dan bagi
kalian tersedia tempat kediaman di bumi), artinya tempat menetap (dan
kesenangan) berupa hasil tumbuh-tumbuhan yang kalian senangi dan dapat kalian
nikmati (sampai waktu tertentu) maksudnya hingga saat datangnya ajal kalian
nanti.
|
||
Kemudian Adam menerima
beberapa kalimat [40] dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (37)
|
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ
مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ
ٱلرَّحِيمُ (٣٧)
|
|
[40] Tentang
beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam
sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
|
||
037. (Kemudian Adam menerima beberapa
kalimat dari Tuhannya), yakni dengan diilhamkan-Nya kepadanya, menurut suatu
qiraat 'Adama' dibaca nashab, sedangkan 'kalimatun' dibaca rafa`, sehingga
arti kalimat menjadi, "maka datanglah kepada Adam kalimat dari Tuhannya",
yakni yang berbunyi "rabbanaa zhalamnaa anfusanaa", artinya
"Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya kepada diri kami... dan
seterusnya". Maka Adam pun menyampaikan doanya dengan ayat tersebut.
(maka Allah menerima tobatnya), artinya mengampuni dosanya (Sesungguhnya Dia
Maha Penerima tobat) terhadap hamba-hamba-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap
mereka.
|
||
Kami berfirman:
"Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak [pula] mereka bersedih hati". (38)
|
قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ
مِنۡہَا جَمِيعً۬اۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدً۬ى فَمَن تَبِعَ
هُدَاىَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٣٨)
|
|
038. (Kami berfirman, "Turunlah kalian daripadanya")
maksudnya dari surga (semuanya) diulanginya dan dihubungkan-Nya dengan
kalimat yang mula-mula tadi (kemudian jika) asalnya dari 'in maa' yang
diidgamkan menjadi 'immaa' yang berarti jika; 'in' huruf syarat dan 'maa'
sebagai tambahan. (datang petunjuk-Ku kepada kalian) berupa Kitab dan rasul,
(maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia beriman kepada-Ku dan
beramal serta taat kepada-Ku (niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka dan
tidak pula mereka berduka cita), yakni di akhirat kelak, karena mereka akan
masuk surga.
|
||
Adapun orang-orang
yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (39)
|
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٣٩)
|
|
039. (Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat
Kami) mendustakan kitab-kitab suci Kami (mereka itu penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya) mereka tetap tinggal di sana untuk selama-lamanya, tidak
akan mati dan tidak pula akan keluar.
|
||
Hai Bani Israil [41] ingatlah akan
ni’mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu
kepada-Ku [42] niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah
kamu harus takut [tunduk]. (40)
|
يَـٰبَنِىٓ
إِسۡرَٲٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِىَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ
وَأَوۡفُواْ بِعَہۡدِىٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ وَإِيَّـٰىَ فَٱرۡهَبُونِ (٤٠)
|
|
[41] Israil
adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah turunan Nabi Ya'qub;
sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi.
[42]
Janji Bani Israil kepada Tuhan ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan
tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada
Rasul-Rasul-nya di antaranya Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang tersebut di
dalam Taurat.
|
||
040. (Hai Bani Israel!) maksudnya ialah
anak cucu Yakub (Ingatlah akan nikmat karunia-Ku yang telah Kuberikan kepada
kalian) maksudnya kepada nenek moyang kalian, berupa menyelamatkan kalian
dari kejaran Firaun, membelah lautan, menaungkan awan dan lain-lain, yaitu
mensyukurinya dengan jalan taat kepada-Ku, (dan penuhilah janji kalian
kepada-Ku) yang telah kalian janjikan dulu, berupa keimanan kepada Muhammad
(niscaya Kupenuhi pula janji-Ku kepada kalian) berupa pemberian pahala dan
masuk surga (dan hanya kepada-Kulah kalian harus takut) hingga kalian tidak
berani menyalahi janji itu, dan kalian tidak perlu takut kepada pihak lain.
|
||
Dan berimanlah kamu
kepada apa yang telah Aku turunkan [Al Qur’an] yang membenarkan apa yang ada
padamu [Taurat], dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir
kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang
rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. (41)
|
وَءَامِنُواْ بِمَآ
أَنزَلۡتُ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا مَعَكُمۡ وَلَا تَكُونُوٓاْ أَوَّلَ كَافِرِۭ
بِهِۦۖ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِـَٔايَـٰتِى ثَمَنً۬ا قَلِيلاً۬ وَإِيَّـٰىَ
فَٱتَّقُونِ (٤١)
|
|
041. (Dan berimanlah kalian pada apa yang Kuturunkan), yakni
Alquran (yang membenarkan apa yang ada beserta kalian), yaitu Taurat berupa
kesamaan dalam ketauhidan kenabian Muhammad (dan janganlah kalian menjadi
orang yang pertama kafir kepadanya), yakni dari golongan Ahlul Kitab karena
orang-orang yang di belakang itu hanya akan mengikuti sikap dan tindakan
kalian, sehingga dosa kekafiran mereka akan terpikul di atas pundak kalian
(dan janganlah kalian jual) janganlah kalian tukar (ayat-ayat-Ku) yang
terdapat dalam Kitab Suci kalian tentang sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad
(dengan harga yang rendah) dengan pengganti yang rendah nilainya berupa harta
dunia. Maksudnya janganlah kalian sembunyikan karena khawatir tidak akan
memperoleh lagi keuntungan-keuntungan yang kalian dapatkan selama ini dari
nenek moyang kalian (dan hanya kepada-Kulah kalian harus bertakwa) maksudnya
harus takut dalam hal itu dan bukan kepada selain-Ku.
|
||
Dan janganlah kamu
campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan
yang hak itu [43] sedang kamu mengetahui. (42)
|
وَلَا تَلۡبِسُواْ
ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٤٢)
|
|
[43] Di
antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Tuhan akan mengutus seorang Nabi
dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang besar di belakang hari,
yaitu Nabi Muhammad SAW
|
||
042. (Dan janganlah kalian campur aduk)
(barang yang hak) yang telah Kuturunkan kepada kalian (dengan yang batil)
yang kamu ada-adakan (dan) jangan pula (kalian sembunyikan yang hak itu)
berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad (sedangkan kalian mengetahui) bahwa ia
hak adanya.
|
||
Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ [44]. (43)
|
وَأَقِيمُواْ
ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٲكِعِينَ (٤٣) ۞
|
|
[44] Yang
dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: Tunduklah kepada
perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
|
||
043. (Dan dirikanlah salat, bayarkan
zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama
Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah Taala menunjukkan kepada para ulama
mereka yang pernah memesankan kepada kaum kerabat mereka yang masuk Islam,
"Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah agama yang
benar!"
|
||
Mengapa kamu suruh
orang lain [mengerjakan] kebaikan, sedang kamu melupakan diri [kewajiban]mu
sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab [Taurat]? Maka tidakkah kamu berpikir?
(44)
|
أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ
بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَۚ أَفَلَا
تَعۡقِلُونَ (٤٤)
|
|
044. (Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan),
yaitu beriman pada kerasulan Muhammad (sedang kamu melupakan dirimu sendiri)
hingga kamu mengabaikannya dan tak mau beriman kepadanya (padahal kamu
membaca Kitab), yakni Taurat, di dalamnya tercantum ancaman atau siksaan
terhadap orang yang tidak sesuai perkataan dengan perbuatannya! (Tidaklah
kamu pikirkan?) akan akibat jelek perbuatanmu agar kamu insaf? Yang menjadi
bahan pertanyaan dan kecaman ialah kalimat "sedang kamu melupakan .....
dan seterusnya".
|
||
Dan mintalah
pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’, (45)
|
وَٱسۡتَعِينُواْ
بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى
ٱلۡخَـٰشِعِينَ (٤٥)
|
|
045. (Mintalah pertolongan) dalam menghadapi urusan atau
kesulitan-kesulitanmu (dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang
tidak baik (dengan salat). Khusus disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana
pentingnya salat itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi saw.
hatinya risau disebabkan sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat.
Ada pula yang mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang
Yahudi yang terhalang beriman disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka
mereka disuruh bersabar yang maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat
melenyapkan itu. Salat, karena dapat menimbulkan kekhusyukan dan membasmi
ketakaburan. (Dan sesungguhnya ia) maksudnya salat (amat berat) akan terasa
berat (kecuali bagi orang-orang yang khusyuk) yang cenderung kepada berbuat
taat.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya. (46)
|
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم
مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ (٤٦)
|
|
046. (Orang-orang yang yakin) (bahwa mereka akan menemui Tuhan
mereka) ketika berbangkit (dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya), yaitu
di akhirat dan bahwa Dia akan membalas segala perbuatan mereka.
|
||
Hai Bani Israil,
ingatlah akan ni’mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan [ingatlah
pula] bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat [45]. (47)
|
يَـٰبَنِىٓ
إِسۡرَٲٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِىَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّى
فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٤٧)
|
|
[45] Bani
Israil yang telah diberi rahmat oleh Allah dan dilebihkannya dari segala
ummat ialah nenek moyang mereka yang berada di masa Nabi Musa a.s.
|
||
047. (Hai Bani Israel! Ingatlah akan nikmat-Ku
yang telah Kuanugerahkan kepadamu), yaitu mensyukurinya dengan jalan
menaati-Ku (dan ingatlah pula bahwa Aku telah mengistimewakan kamu) maksudnya
nenek moyangmu (atas penduduk dunia) maksudnya penduduk di zaman mereka itu.
|
||
Dan jagalah dirimu
dari [azab] hari [kiamat, yang pada hari itu] seseorang tidak dapat membela
orang lain, walau sedikitpun; dan [begitu pula] tidak diterima syafa’at [46] dan tebusan
daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (48)
|
وَٱتَّقُواْ يَوۡمً۬ا
لَّا تَجۡزِى نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٍ۬ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡہَا شَفَـٰعَةٌ۬
وَلَا يُؤۡخَذُ مِنۡہَا عَدۡلٌ۬ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ (٤٨)
|
|
[46]
Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa'at bagi orang lain
atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak
diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
|
||
048. (Dan takutlah olehmu) (suatu hari,
yang pada hari itu tidak dapat membela) (seseorang atas orang lainnya walau
sedikit pun) yakni pada hari kiamat (dan tidak diterima) ada yang membaca
tuqbalu dengan ta dan ada pula yuqbalu dengan ya (daripadanya syafaat)
artinya pada hari kiamat tidak ada perantara dan tak ada orang yang dapat
dijadikan sebagai perantara (dan tidak pula tebusan) (dan tidaklah mereka
akan ditolong) artinya dibebaskan dari azab Allah.
|
||
Dan [ingatlah] ketika
Kami selamatkan kamu dari [Fir’aun] dan pengikut-pengikutnya; mereka
menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih
anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan.
Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.
(49)
|
وَإِذۡ نَجَّيۡنَـٰڪُم
مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ يَسُومُونَكُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ يُذَبِّحُونَ
أَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُونَ نِسَآءَكُمۡۚ وَفِى ذَٲلِكُم بَلَآءٌ۬ مِّن
رَّبِّكُمۡ عَظِيمٌ۬ (٤٩)
|
|
049. (Dan) ingatlah (ketika Kami membebaskan kamu) maksudnya
nenek moyangmu, ucapan ini dan yang berikutnya ditujukan kepada generasi yang
terdapat di masa nabi kita, mengenai nikmat karunia yang dilimpahkan kepada
nenek moyang mereka itu, agar mereka ingat kepadanya dan beriman kepada Allah
Taala (dari kaum keluarga Firaun yang merasakan kepadamu) maksudnya
menimpakan (sejelek-jelek siksaan) artinya siksaan yang amat berat. Kalimat itu
merupakan 'hal' bagi kata ganti orang yang terdapat pada 'membebaskan kamu'.
(Mereka menyembelih) merupakan penjelasan bagi kalimat yang sebelumnya
(anak-anak lelakimu) (dan membiarkan hidup) artinya tidak membunuh (anak-anak
perempuanmu). Hal ini disebabkan ramalan tukang tenung bahwa akan ada seorang
anak lelaki kelahiran Bani Israel yang akan menjadi penyebab lenyapnya
kerajaan Firaun itu. (Dan hal yang demikian itu) yakni siksaan atau
pembebasan (menjadi cobaan) ujian atau pemberian nikmat (yang amat besar dari
Tuhanmu)?
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan
[Fir’aun] dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan [47] . (50)
|
وَإِذۡ فَرَقۡنَا
بِكُمُ ٱلۡبَحۡرَ فَأَنجَيۡنَـٰڪُمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ وَأَنتُمۡ
تَنظُرُونَ (٥٠)
|
|
[47] Waktu
Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina
dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut Merah sebelah Utara. Maka
Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Perintah
itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan
raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan
kaumnya ke seberang. Sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan
itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah
laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.
|
||
050. (Dan) ingatlah (ketika Kami pisah)
Kami belah (demi karenamu) (lautan) sehingga kamu dapat masuk dan
melintasinya ketika melarikan diri dari musuhmu (lalu Kami selamatkan kamu)
dari bahaya tenggelam, (dan Kami tenggelamkan keluarga Firaun) beserta
kaumnya (sedang kamu sendiri menyaksikan) hal itu, yaitu bertautnya lautan
yang menyungkup mereka.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami berjanji kepada Musa [memberikan Taurat, sesudah] empat puluh malam,
lalu kamu menjadikan anak lembu [48] [sembahanmu]
sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (51)
|
وَإِذۡ وَٲعَدۡنَا
مُوسَىٰٓ أَرۡبَعِينَ لَيۡلَةً۬ ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ
وَأَنتُمۡ ظَـٰلِمُونَ (٥١)
|
|
[48] Anak
lembu itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.
|
||
051. (Dan ingatlah ketika Kami
menjanjikan) dalam sekian masa (kepada Musa selama empat puluh malam)
maksudnya Kami janjikan akan memberinya Taurat setelah 40 malam untuk menjadi
pedoman bagi kamu (lalu kamu ambil anak lembu) maksudnya patung anak lembu
yang ditempa oleh Samiri menjadi tuhan (sepeninggalnya) artinya setelah ia
pergi memenuhi perjanjian dengan Kami itu, (dan kamu adalah orang-orang
aniaya) disebabkan menaruh sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu mengambil anak
lembu itu sebagai sembahan.
|
||
Kemudian sesudah itu
Kami ma’afkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur. (52)
|
ثُمَّ عَفَوۡنَا عَنكُم
مِّنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (٥٢)
|
|
052. (Kemudian Kami maafkan kamu) Kami hapus dan ampuni
kesalahanmu (setelah itu) setelah pengambilan patung menjadi tuhan (agar kamu
bersyukur) dan menyadari nikmat karunia Kami kepadamu.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami berikan kepada Musa Al Kitab [Taurat] dan keterangan yang membedakan
antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. (53)
|
وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا
مُوسَى ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ (٥٣)
|
|
053. (Dan ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Alkitab)
yakni kitab Taurat (dan pemisah) merupakan 'athaf tafsir' hubungan sebagai
penjelasan bagi Taurat yang menjadi pemisah di antara yang hak dengan yang
batil, yang halal dengan yang haram (agar kamu peroleh petunjuk) dengannya
dari kesesatan.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah
menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
[sembahanmu], maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan
bunuhlah dirimu [49]. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang
menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (54)
|
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوۡمِهِۦ يَـٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَڪُم بِٱتِّخَاذِكُمُ
ٱلۡعِجۡلَ فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِٮِٕكُمۡ
فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٲلِكُمۡ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ عِندَ بَارِٮِٕكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡۚ إِنَّهُ ۥ
هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ (٥٤)
|
|
[49]
"Membunuh dirimu" ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak
menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Adapula yang
mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling
bunuh-membunuh, dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri
mereka masing-masing untuk bertaubat.
|
||
054. (Dan ketika Musa berkata kepada
kaumnya) yang telah menyembah patung anak lembu itu ("Hai kaumku!
Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil anak
lembu) sebagai sembahan, (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) yang telah
menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, (maka bunuhlah
dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh yang
bersalah. (Demikian itu) yakni membunuh itu (lebih baik bagimu di sisi
Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya dan dikirim-Nya awan
hitam agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan
timbulnya rasa kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini.
Maka berhasillah pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu
tidak kurang dari tujuh puluh ribu orang banyaknya. (Maka Allah menerima
tobatmu. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang").
|
||
Dan [ingatlah], ketika
kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan terang", [50] karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya [51]. (55)
|
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ
يَـٰمُوسَىٰ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهۡرَةً۬ فَأَخَذَتۡكُمُ
ٱلصَّـٰعِقَةُ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ (٥٥)
|
|
[50]
Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
[51]
Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan
mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Tuhan.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Abu Hatim dan Adani dalam Musnadnya, dari jalur Ibnu Abu Najih, dari Mujahid,
Kata Salman, "Saya tanyakan kepada Nabi saw. tentang penganut-penganut
agama yang saya anut dulu, dan saya sebutkan tentang salat dan ibadah mereka,
maka turunlah ayat. 'Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang
Yahudi...' sampai dengan akhir ayat." Diketengahkan oleh Wahidi dari
jalur Abdullah bin Katsir dari Mujahid, katanya, "Tatkala dikisahkan
oleh Salman kepada Rasulullah saw. riwayat sahabat-sahabatnya, maka jawabnya,
'Mereka dalam neraka.' Kata Salman, 'Bumi terasa gelap olehku (karena jawaban
itu)', maka turunlah ayat, 'Sesungguhnya orang-orang beriman dan orang-orang
Yahudi...' sampai dengan '...berdukacita.' (Q.S. Al-Baqarah 62) Kata Salman
pula, 'Maka seolah-olah lenyaplah semua beban yang menggunung dariku'."
Diketengahkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim, dari Sadiy katanya,
"Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sahabat-sahabat Salman
Al-Farisi."
|
||
055. (Dan ketika kamu berkata) yaitu
setelah kamu pergi bersama Musa untuk memohon ampun kepada Allah sebab
menyembah patung anak lembu dan telah kamu dengar pula firman-Nya. ("Hai
Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah secara
terang!") secara nyata. (Sebab itu kamu disambar petir) atau halilintar
hingga kamu tewas (sedang kamu menyaksikannya) atas peristiwa yang menimpa
dirimu itu.
|
||
Setelah itu Kami bangkitkan
kamu sesudah kamu mati [52], supaya kamu bersyukur. (56)
|
ثُمَّ بَعَثۡنَـٰكُم
مِّنۢ بَعۡدِ مَوۡتِكُمۡ لَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (٥٦)
|
|
[52] Yang
dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian Mufassirin ialah : mati yang
sebenarnya, dan menurut sebagian yang lain ialah: pingsan akibat sambaran
halilintar.
|
||
056. (Setelah itu Kami bangkitkan kamu)
maksudnya Kami hidupkan kembali kamu, (setelah kematian kamu agar kamu
bersyukur) atas nikmat karunia Kami itu.
|
||
Dan Kami naungi kamu
dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan
"salwa" [53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (57)
|
وَظَلَّلۡنَا
عَلَيۡڪُمُ ٱلۡغَمَامَ وَأَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَنَّ وَٱلسَّلۡوَىٰۖ
كُلُواْ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا رَزَقۡنَـٰكُمۡۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـٰكِن
كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ (٥٧)
|
|
[53] Salah
satu ni'mat Tuhan kepada mereka ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu
mereka berjalan di panas terik padang pasir. Manna ialah: makanan manis
sebagai madu. Salwa ialah: burung sebangsa puyuh.
|
||
057. (Dan Kami naungi kamu dengan awan),
artinya Kami taruh awan tipis di atas kepalamu agar kamu terlindung dari
panasnya cahaya matahari di padang Tih, (dan Kami turunkan padamu) di padang
Tih itu (manna dan salwa) yakni makanan manis seperti madu dan daging burung
sebangsa puyuh dan firman Kami, ("Makanlah di antara makanan yang baik
yang Kami karuniakan kepadamu.") dan janganlah kamu simpan! Tetapi
mereka mengingkari nikmat itu dan mereka menyimpannya. Maka Allah pun
menghentikan rezeki itu atas mereka (dan tidaklah mereka menganiaya Kami)
dengan perbuatan itu, (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena
bencananya kembali kepada mereka juga.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini [Baitul Maqdis], dan
makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai,
dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud [54], dan katakanlah:
"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah [pemberian Kami] kepada
orang-orang yang berbuat baik". (58)
|
وَإِذۡ قُلۡنَا
ٱدۡخُلُواْ هَـٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةَ فَڪُلُواْ مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدً۬ا
وَٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدً۬ا وَقُولُواْ حِطَّةٌ۬ نَّغۡفِرۡ لَكُمۡ
خَطَـٰيَـٰكُمۡۚ وَسَنَزِيدُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٥٨)
|
|
[54]
Maksudnya menurut sebagian ahli tafsir: menundukkan diri.
|
||
058. (Dan ingatlah ketika Kami
berfirman,) kepada mereka setelah mereka keluar dari bukit Tih,
("Masuklah kamu ke negeri ini"), yakni Baitulmakdis atau Yerusalem
dan ada pula yang mengatakannya 'Ariha' (Maka makanlah di antara makanannya
yang baik lagi enak mana yang kamu sukai) tanpa ada larangan (dan masukilah
pintu gerbangnya) (dalam keadaan bersujud) artinya menundukkan diri (dan
ucapkanlah) sebagai permohonan, ("Bebaskanlah kami dari dosa!")
(niscaya Kami ampuni) menurut suatu qiraat 'yughfar', sedangkan menurut suatu
qiraat lainnya 'tughfar', keduanya kata kerja pasif yang berarti 'diampuni'
(bagimu kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula pemberian Kami kepada
orang-orang yang berbuat baik) maksudnya diampuni karena berlaku taat, diberi
tambahan, yakni pahalanya.
|
||
Lalu orang-orang yang
zalim mengganti perintah dengan [mengerjakan] yang tidak diperintahkan kepada
mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari
langit, karena mereka berbuat fasik. (59)
|
فَبَدَّلَ ٱلَّذِينَ
ظَلَمُواْ قَوۡلاً غَيۡرَ ٱلَّذِى قِيلَ لَهُمۡ فَأَنزَلۡنَا عَلَى ٱلَّذِينَ
ظَلَمُواْ رِجۡزً۬ا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ (٥٩) ۞
|
|
059. (Lalu orang-orang yang aniaya mengubah) di antara mereka
(perintah yang tidak dititahkan kepada mereka) mereka mengatakan, habbatun fi
sya`ratin , bahkan mereka memasukinya bukan dengan bersujud tetapi merangkak
di atas pantat mereka. (Maka Kami timpakan atas orang-orang yang aniaya itu)
di sini disebutkan "atas orang-orang yang aniaya itu", yang
sebenarnya cukup dengan kata ganti 'mereka' saja, dengan maksud sebagai kecaman
(siksa) berupa penyakit taun (dari langit disebabkan kefasikan mereka)
disebabkan mereka melanggar ketaatan. Maka dalam waktu satu jam ada 70 ribu
orang atau mendekati jumlah itu di antara mereka yang mati.
|
||
Dan [ingatlah] ketika
Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu
dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya [masing-masing]. [55] Makan dan minumlah
rezki [yang diberikan] Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan. (60)
|
وَإِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰ
مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ فَقُلۡنَا ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ فَٱنفَجَرَتۡ
مِنۡهُ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنً۬اۖ قَدۡ عَلِمَ ڪُلُّ أُنَاسٍ۬ مَّشۡرَبَهُمۡۖ
ڪُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ مِن رِّزۡقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِى ٱلۡأَرۡضِ
مُفۡسِدِينَ (٦٠)
|
|
[55] Ialah
sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat
160.
|
||
060. (Dan) ingatlah (ketika Musa memohon
air) (untuk kaumnya) yakni ketika mereka telah kehausan di padang Tih (lalu
firman Kami, "Pukulkanlah tongkatmu ke atas batu itu!") yaitu batu
yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis persegi empat sebesar
kepala manusia, batu lunak atau seperti keduanya lalu dipukulkannya (maka
terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air (daripadanya dua belas
mata air) yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israel (sesungguhnya telah
mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara mereka (tempat
minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut. Lalu firman
Kami kepada mereka, ("Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah dan
janganlah kamu berbuat keonaran di muka bumi dengan melakukan
pengrusakan!") 'Mufsidiin' menjadi 'hal' yang memperkuat perbuatan pelaku
'`atsiya' yang berarti berbuat keonaran.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar [tahan] dengan satu macam
makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayur,
ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya". Musa berkata:
"Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih
baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta".
Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. Hal itu [terjadi] karena mereka selalu mengingkari
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian
itu [terjadi] karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (61)
|
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ
يَـٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ۬ وَٲحِدٍ۬ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ
يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّآٮِٕهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِہَا وَبَصَلِهَاۖ
قَالَ أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِى هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِى هُوَ خَيۡرٌۚ
ٱهۡبِطُواْ مِصۡرً۬ا فَإِنَّ لَڪُم مَّا سَأَلۡتُمۡۗ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ
ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡڪَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِۗ ذَٲلِكَ
بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ
ٱلنَّبِيِّـۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٲلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّڪَانُواْ
يَعۡتَدُونَ (٦١)
|
|
061. (Dan ketika kamu berkata, "Hai Musa! Kami tidak bisa
tahan dengan satu makanan saja!") maksudnya satu macam saja, yaitu manna
dan salwa. (Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami) sesuatu (dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa)
sebagai penjelasan (sayur-mayur, ketimun, bawang putih) (kacang adas dan
bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab Musa kepada mereka, ("Maukah
kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah atau lebih jelek sebagai pengganti)
(dari yang lebih baik) atau lebih utama?" Pertanyaan ini berarti
penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu hingga Musa pun
berdoa kepada Allah, maka Allah Taala berfirman, ("Turunlah kamu)
pergilah (ke salah satu kota) di antara kota-kota (pastilah kamu akan
memperoleh) di sana (apa yang kamu minta") dari tumbuh-tumbuhan itu.
(Lalu dipukulkan) ditimpakan (atas mereka kenistaan) kehinaan dan kenistaan
(dan kemiskinan) yakni bekas-bekas dan pengaruh kemiskinan berupa sikap
statis dan rendah diri yang akan selalu menyertai mereka walaupun mereka
kaya, tak ubahnya bagai mata uang yang selalu menurut dan tidak akan lepas
dari cetakannya, (dan kembalilah mereka) (membawa kemurkaan dari Allah,
demikian itu), yakni pukulan dan kemurkaan Allah itu (disebabkan mereka)
(mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi) seperti Nabi Zakaria dan
Yahya (tanpa hak) hanya karena keaniayaan semata. (Demikian itu terjadi karena
mereka selalu berbuat kedurhakaan dan karena mereka melanggar batas) artinya
batas-batas peraturan hingga jatuh ke dalam maksiat. Kalimat pertama
diulangnya untuk memperkuatnya.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin [56],
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah [57], hari kemudian dan
beramal saleh [58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak [pula] mereka bersedih hati.
(62)
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ مَنۡ
ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَلَهُمۡ
أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢)
|
|
[56] Shabiin
ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau
orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57]
Orang-orang mu'min begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman
kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad SAW, percaya kepada hari akhirat
dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
[58]
Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang
berhubungan dengan agama atau tidak.
|
||
062. (Sesungguhnya orang-orang yang
beriman) kepada para nabi di masa lalu (dan orang-orang Yahudi) (orang-orang
Kristen dan orang-orang Shabiin) yakni segolongan dari orang-orang Yahudi
atau Nasrani (siapa saja yang beriman) di antara mereka (kepada Allah dan
hari akhir) di masa nabi kita (serta mengerjakan amal saleh) yaitu syariatnya
(mereka akan memperoleh pahala) sebagai ganjaran dari amal perbuatan mereka
itu (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
pula mereka berduka cita). Dhamir atau kata ganti orang pada 'aamana',
'amila' dan sesudahnya hendaklah diartikan secara umum atau siapa saja.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung [Thursina] di atasmu
[seraya Kami berfirman]: "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan
kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu
bertakwa". (63)
|
وَإِذۡ أَخَذۡنَا
مِيثَـٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَـٰكُم
بِقُوَّةٍ۬ وَٱذۡكُرُواْ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (٦٣)
|
|
063. (Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil ikrar darimu) yakni
ikrar bahwa kamu akan melakukan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Taurat.
(dan) sesungguhnya (Kami angkat gunung Thursina ke atasmu) artinya Kami cabut
dari dasarnya untuk ditimpakan kepadamu, yakni tatkala kamu tidak mau
berikrar seraya Kami berfirman, ("Peganglah dengan teguh apa yang Kami
berikan kepadamu ini!) maksudnya secara giat dan sungguh-sungguh (dan ingatlah
baik-baik apa yang ada di dalamnya) yakni dengan mengamalkannya (agar kamu
termasuk orang-orang yang bertakwa.") Artinya terpelihara dirimu dari
api neraka dan perbuatan durhaka.
|
||
Kemudian kamu
berpaling setelah [adanya perjanjian] itu, maka kalau tidak ada karunia Allah
dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang rugi.
(64)
|
ثُمَّ تَوَلَّيۡتُم
مِّنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَۖ فَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ
وَرَحۡمَتُهُ ۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٦٤)
|
|
064. (Kemudian kamu berpaling) menyalahi ikrar (setelah itu)
maksudnya setelah berikrar tadi (maka kalau tidak ada karunia Allah dan
rahmat-Nya kepadamu) yaitu dengan menerima tobatnya atau menangguhkan siksa
terhadapmu (niscayalah kamu akan termasuk orang-orang yang merugi) atau celaka.
|
||
Dan sesungguhnya telah
kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu [59], lalu Kami berfirman
kepada mereka: "Jadilah kamu kera [60]
yang
hina". (65)
|
وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ
ٱلَّذِينَ ٱعۡتَدَوۡاْ مِنكُمۡ فِى ٱلسَّبۡتِ فَقُلۡنَا لَهُمۡ كُونُواْ
قِرَدَةً خَـٰسِـِٔينَ (٦٥)
|
|
[59] Hari
Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
[60]
Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan, artinya
hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan
peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi
kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari
tiga hari.
|
||
065. (Dan sesungguhnya) lam-nya 'lam
qasam' menyatakan bersumpah artinya 'demi' (kamu telah mengetahui)
(orang-orang yang melanggar) peraturan (di antaramu pada hari Sabtu) yakni
dengan menangkap ikan padahal Kami telah melarangmu dari demikian; dan mereka
ini ialah penduduk Eilat atau Ayilah (lalu Kami titahkan kepada mereka,
"Jadilah kalian kera yang hina!") artinya yang terkucil. Apa yang
dikehendaki Allah itu pun terlaksana dan setelah masa tiga hari mereka
menemui kematian.
|
||
Maka Kami jadikan yang
demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang
datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa
(66)
|
فَجَعَلۡنَـٰهَا
نَكَـٰلاً۬ لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡہَا وَمَا خَلۡفَهَا وَمَوۡعِظَةً۬
لِّلۡمُتَّقِينَ (٦٦)
|
|
066. (Maka Kami jadikan dia) maksudnya hukuman tersebut
(sebagai peringatan) cermin perbandingan hingga mereka tidak melakukannya
lagi (bagi umat-umat di masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian) (serta
menjadi pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah Taala.
Dikhususkan bagi orang-orang ini, karena hanya merekalah yang dapat mengambil
manfaat darinya sedangkan orang lain tidak.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu
hendak menjadikan kami buah ejekan?" [62]
Musa
menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang
dari orang-orang yang jahil". (67)
|
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوۡمِهِۦۤ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةً۬ۖ قَالُوٓاْ
أَتَتَّخِذُنَا هُزُوً۬اۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ مِنَ
ٱلۡجَـٰهِلِينَ (٦٧)
|
|
[62] Hikmah Allah
menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka
terhadap sapi yang pernah mereka sembah.
|
||
067. (Dan) ingatlah (ketika Musa berkata
kepada kaumnya,) yakni ketika ada di antara mereka itu seseorang yang
terbunuh sedangkan mereka tidak tahu siapa pembunuhnya, lalu mereka minta
kepada Musa untuk memohonkan kepada Allah agar Dia dapat memberitahukan siapa
pembunuhnya itu. Maka dia memohon, lalu katanya, ("Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Jawab mereka,
"Apakah kamu hendak menjadikan kami sebagai bahan ejekan?") artinya
suruhan kamu itu akan menyebabkan kami menjadi sasaran olok-olok dan
tertawaan orang. (Jawab Musa, "Aku berlindung) maksudnya aku tidak sudi
(kepada Allah) akan (menjadi golongan orang-orang yang jahil.") yang
suka berolok-olok. Tatkala mereka ketahui bahwa Musa bersungguh-sungguh.
|
||
Mereka menjawab:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada
kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman
bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu". (68)
|
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا
رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَۚ قَالَ إِنَّهُ ۥ يَقُولُ إِنَّہَا بَقَرَةٌ۬
لَّا فَارِضٌ۬ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٲلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا
تُؤۡمَرُونَ (٦٨)
|
|
068. (Mereka bertanya, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar
Dia menjelaskan kepada kami, sapi betina yang manakah itu?") maksudnya
tentang usianya, apakah yang tua atau yang muda? (Jawab Musa, "Allah
berfirman bahwa sapi itu ialah sapi betina yang tidak tua) berusia lanjut
(dan tidak pula muda) atau terlalu kecil, tetapi (pertengahan) (di antara
demikian), yakni di antara tua dan muda tadi (maka lakukanlah apa yang
diperintahkan kepadamu.") yaitu supaya menyembelih sapi yang telah
dijelaskan itu.
|
||
Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami
apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa
sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya,
lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya." (69)
|
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا
رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوۡنُهَاۚ قَالَ إِنَّهُ ۥ يَقُولُ إِنَّہَا
بَقَرَةٌ۬ صَفۡرَآءُ فَاقِعٌ۬ لَّوۡنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّـٰظِرِينَ (٦٩)
|
|
069. (Kata mereka, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami
agar dijelaskan-Nya kepada kami apa warnanya!" Jawab Musa, "Allah
berfirman bahwa sapi betina itu ialah sapi betina yang kuning, yakni yang
kuning tua warnanya, maksudnya yang kuning pekat (yang menyenangkan
orang-orang yang memandang.") artinya menarik hati mereka disebabkan
keelokannya.
|
||
Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami
bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu [masih] samar
bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk [untuk
memperoleh sapi itu]." (70)
|
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا
رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَـٰبَهَ عَلَيۡنَا
وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهۡتَدُونَ (٧٠)
|
|
070. (Kata mereka, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami
agar dijelaskan-Nya bagi kami hakikat sapi betina itu) apakah yang dimanjakan
ataukah yang dipekerjakan? (karena sesungguhnya sapi itu) yakni kalau
jenisnya baru yang disebutkan sifatnya itu (masih samar bagi kami) karena
banyaknya hingga kami tidak mengetahui mana yang dimaksud (dan sesungguhnya
kami insya Allah akan memperoleh petunjuk.") untuk mendapatkannya. Dalam
sebuah hadis disebutkan bahwa sekiranya mereka tidak mengucapkan insya Allah,
tidaklah akan dijelaskan kepada mereka untuk selama-lamanya.
|
||
Musa berkata:
"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina
yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi
tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata:
"Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang
sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakan perintah itu [63]. (71)
|
قَالَ إِنَّهُ ۥ
يَقُولُ إِنَّہَا بَقَرَةٌ۬ لَّا ذَلُولٌ۬ تُثِيرُ ٱلۡأَرۡضَ وَلَا تَسۡقِى
ٱلۡحَرۡثَ مُسَلَّمَةٌ۬ لَّا شِيَةَ فِيهَاۚ قَالُواْ ٱلۡـَٔـٰنَ جِئۡتَ
بِٱلۡحَقِّۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُواْ يَفۡعَلُونَ (٧١)
|
|
[63] Karena
sapi yang menurut syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh, hampir mereka
tidak dapat menemukannya.
|
||
071. (Kata Musa, "Allah berfirman
bahwa sapi betina itu ialah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk
bekerja) (membajak tanah) untuk ditanami. Kalimat belakang ini menjadi sifat
bagi 'dipakai untuk bekerja' dan termasuk barang yang dinafikan. (dan tidak
pula untuk mengairi tanaman) atau tanah yang dipersiapkan untuk ditanami
tumbuh-tumbuhan (tidak bercacat) bebas dari aib dan bekas-bekas bekerja berat
(tidak ada belangnya.") tidak ada warna lain dari warna aslinya. (Kata
mereka, "Sekarang barulah kamu mengatakan kebenaran.") Maksudnya
memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang sapi yang dimaksud. Mereka
cari sapi tersebut dan kebetulan ditemukan pada seorang anak muda yang berbakti
kepada ibunya, lalu mereka beli dengan emas sepenuh bungkusan yang terbuat
dari kulit sapi itu. (Lalu mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakannya) karena harganya yang tinggi. Dalam sebuah hadis disebutkan,
seandainya mereka segera menyembelih seekor sapi betina yang ada tanpa banyak
tanya, yang demikian itu akan mencukupi. Tetapi mereka menyusahkan diri
mereka sendiri sehingga dipersulit oleh Allah.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan
Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. (72)
|
وَإِذۡ قَتَلۡتُمۡ
نَفۡسً۬ا فَٱدَّٲرَٲٔۡتُمۡ فِيہَاۖ وَٱللَّهُ مُخۡرِجٌ۬ مَّا كُنتُمۡ
تَكۡتُمُونَ (٧٢)
|
|
072. (Dan ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu
tuduh-menuduh tentang hal itu) asalnya fatadaara'tum, lalu ta diidgamkan ke
dal yang berarti bertengkar dan saling menuduh (sedangkan Allah
menyingkapkan) atau memperlihatkan (apa yang kamu sembunyikan) tentang
persoalan tersebut. Kalimat ini adalah suatu interupsi dan merupakan awal
kisah
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 2 - Al Baqarah (1 - 72)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar