Senin, 29 April 2013

Surah 78 - An Nabaa (1 - 40)

Surah BERITA BESAR

سُوۡرَةُ النّبَإِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? (1) 

عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ (١) 

001. (Tentang apakah) mengenai apakah (mereka saling bertanya-tanya?) yakni orang-orang Quraisy sebagian di antara mereka bertanya-tanya kepada sebagian yang lainnya.

Tentang berita yang besar [1545], (2) 

عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ (٢) 

[1545] Yang dimaksud dengan berita yang besar ialah berita tentang hari berbangkit.

002. (Tentang berita yang besar) ayat ini merupakan penjelasan bagi sesuatu yang dipertanyakan mereka itu. Sedangkan Istifham atau kata tanya pada ayat yang pertama tadi mengandung makna yang mengagungkannya. Hal yang dimaksud adalah Alquran yang disampaikan oleh Nabi saw. yang di dalamnya terkandung berita mengenai adanya hari berbangkit dan hal-hal lainnya.

yang mereka perselisihkan tentang ini. (3) 

ٱلَّذِى هُمۡ فِيهِ مُخۡتَلِفُونَ (٣) 

003. (Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.

Sekali-kali tidak; [1546] kelak mereka akan mengetahui, (4) 

كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ (٤) 

[1546] Ini adalah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.

004. (Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan kepada orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Alquran.

kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (5)

ثُمَّ كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ (٥) 

005. (Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, (6) 

أَلَمۡ نَجۡعَلِ ٱلۡأَرۡضَ مِهَـٰدً۬ا (٦) 

006. (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan) yakni terhampar bagaikan permadani.

dan gunung-gunung sebagai pasak?, (7) 

وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادً۬ا (٧) 

007. (Dan gunung-gunung sebagai pasak) yang menstabilkan bumi, sebagaimana halnya kemah yang berdiri dengan mantapnya berkat patok-patok yang menyangganya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan.

dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, (8) 

وَخَلَقۡنَـٰكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا (٨) 

008. (Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan) yaitu terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan.

dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, (9) 

وَجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتً۬ا (٩) 

009. (Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat) untuk istirahat bagi tubuh kalian.

dan Kami jadikan malam sebagai pakaian [1547], (10) 

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِبَاسً۬ا (١٠) 

[1547] Malam itu disebut sebagai "pakaian" karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.

010. (Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian) sebagai penutup karena kegelapannya.

dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, (11) 

وَجَعَلۡنَا ٱلنَّہَارَ مَعَاشً۬ا (١١) 

011. (Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan) yaitu waktu untuk mencari penghidupan.

dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah [langit] yang kokoh, (12) 

وَبَنَيۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعً۬ا شِدَادً۬ا (١٢)

012. (Dan Kami bina di atas kalian tujuh lapis) maksudnya langit yang berlapis tujuh (yang kokoh) lafal Syidaadan adalah bentuk jamak dari lafal Syadidatun, artinya sangat kuat lagi sangat rapi yang tidak terpengaruh oleh berlalunya zaman.

dan Kami jadikan pelita yang amat terang [matahari], (13) 

وَجَعَلۡنَا سِرَاجً۬ا وَهَّاجً۬ا (١٣) 

013. (Dan Kami jadikan pelita) yang menerangi (yang amat terang) yang dimaksud adalah matahari.

dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, (14)

وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡمُعۡصِرَٲتِ مَآءً۬ ثَجَّاجً۬ا (١٤) 

014. (Dan Kami turunkan dari awan yang tebal) yaitu awan yang banyak mengandung air dan sudah saatnya menurunkan air yang dikandungnya, sebagaimana halnya seorang gadis yang sudah masanya untuk berhaid (air yang tercurah) artinya bagaikan air yang dicurahkan.

supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, (15) 

لِّنُخۡرِجَ بِهِۦ حَبًّ۬ا وَنَبَاتً۬ا (١٥) 

015. (Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian) seperti biji gandum (dan tumbuh-tumbuhan) seperti buah Tin.

dan kebun-kebun yang lebat? (16) 

وَجَنَّـٰتٍ أَلۡفَافًا (١٦) 

016. (Dan kebun-kebun) atau taman-taman (yang lebat) tumbuh-tumbuhannya; lafal Alfaafan bentuk jamak dari lafal Lafiifun, wazannya sama dengan lafal Syariifun yang bentuk jamaknya adalah Asyraafun.

Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, (17) 

إِنَّ يَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ كَانَ مِيقَـٰتً۬ا (١٧)

017. (Sesungguhnya hari keputusan) di antara semua makhluk (adalah suatu waktu yang ditetapkan) waktu yang ditentukan untuk memberi pahala dan menimpakan siksaan.

yaitu hari [yang pada waktu itu] ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok, (18) 

يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَتَأۡتُونَ أَفۡوَاجً۬ا (١٨) 

018. (Yaitu hari ditiup sangkakala) menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashl; atau merupakan Bayan daripadanya; yang meniupnya adalah malaikat Israfil (lalu kalian datang) dari kuburan kalian menuju ke Mauqif atau tempat penantian (berkelompok-kelompok) secara bergelombang yang masing-masing gelombang berbeda dari gelombang yang lainnya.

dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu, (19) 

وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتۡ أَبۡوَٲبً۬ا (١٩)

019. (Dan dibukalah langit) dapat dibaca Futtihat dan Futihat, artinya langit terbelah karena para malaikat turun (maka terdapatlah beberapa pintu) yakni langit itu membentuk beberapa pintu.

dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (20) 

وَسُيِّرَتِ ٱلۡجِبَالُ فَكَانَتۡ سَرَابًا (٢٠) 

020. (Dan dijalankanlah gunung-gunung) maksudnya, lenyap dari tempat-tempatnya (maka menjadi fatamorganalah ia) menjadi debu yang beterbangan, atau dengan kata lain gunung-gunung itu menjadi sangat ringan jalannya bagaikan debu yang diterbangkan.

Sesungguhnya neraka Jahannam itu [padanya] ada tempat pengintai [1548], (21) 

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتۡ مِرۡصَادً۬ا (٢١) 

[1548] Maksudnya; di neraka Jahannam ada suatu tempat yang dari tempat itu para penjaga neraka mengintai dan mengawasi isi neraka.

021. (Sesungguhnya neraka Jahanam itu padanya ada tempat pengintaian) artinya, selalu mengintai atau ada tempat pengintaian.

lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, (22) 

لِّلطَّـٰغِينَ مَـَٔابً۬ا (٢٢) 

022. (Bagi orang-orang yang melampaui batas) karena itu mereka tidak akan dapat menyelamatkan diri daripadanya (sebagai tempat kembali) bagi mereka, karena mereka akan dimasukkan ke dalamnya.

mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, (23) 

لَّـٰبِثِينَ فِيہَآ أَحۡقَابً۬ا (٢٣) 

023. (Mereka tinggal) lafal Laabitsiina adalah Haal bagi lafal yang tidak disebutkan, yakni telah dipastikan penempatan mereka (di dalamnya berabad-abad) yakni untuk selama-lamanya tanpa ada batasnya; lafal Ahqaaban bentuk jamak dari lafal Huqban.

mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak [pula mendapat] minuman, (24) 

لَّا يَذُوقُونَ فِيہَا بَرۡدً۬ا وَلَا شَرَابًا (٢٤)

024. (Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya) mereka tidak pernah merasakan tidur di dalamnya (dan tidak pula mendapat minuman) minuman yang lezat.

selain air yang mendidih dan nanah, (25) 

إِلَّا حَمِيمً۬ا وَغَسَّاقً۬ا (٢٥) 

025. (Kecuali) atau selain (air yang mendidih) yaitu air yang panasnya tak terperikan (dan nanah) dapat dibaca Ghasaaqan dan Ghassaaqan artinya nanah yang keluar dari tubuh penghuni-penghuni neraka; mereka diperbolehkan untuk meminumnya.

sebagai pembalasan yang setimpal. (26)

جَزَآءً۬ وِفَاقًا (٢٦) 

026. (Sebagai pembalasan yang setimpal) atau sesuai dengan amal perbuatan mereka, karena tiada suatu dosa pun yang lebih besar daripada kekafiran, dan tiada azab yang lebih besar daripada azab neraka.

Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab, (27) 

إِنَّہُمۡ ڪَانُواْ لَا يَرۡجُونَ حِسَابً۬ا (٢٧) 

027. (Sesungguhnya mereka tidak mengharapkan) artinya, mereka tidak takut (kepada hisab) karena mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit.

dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya, (28) 

وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا كِذَّابً۬ا (٢٨) 

028. (Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami) mendustakan Alquran (dengan sesungguh-sungguhnya) maksudnya, dengan kedustaan yang sesungguhnya.

dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab [1549]. (29) 

وَكُلَّ شَىۡءٍ أَحۡصَيۡنَـٰهُ ڪِتَـٰبً۬ا (٢٩)

[1549] Yang dimaksud dengan "kitab" di sini adalah buku catatan amalan manusia.

029. (Dan segala sesuatu) dari amal-amal perbuatan (telah Kami hitung) telah Kami catat (dalam suatu kitab) yaitu dalam catatan-catatan di Lohmahfuz supaya Kami memberikan balasan kepadanya, antara lain karena kedustaan mereka terhadap Alquran.

Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab. (30) 

فَذُوقُواْ فَلَن نَّزِيدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا (٣٠) 

030. (Karena itu rasakanlah) artinya, lalu dikatakan kepada mereka sewaktu azab menimpa mereka, "Rasakanlah pembalasan kalian ini." (Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain daripada azab) di samping azab yang kalian rasakan sekarang.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (31) 

إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) 

031. (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan) maksudnya, mendapat tempat kemenangan di surga.

 [yaitu] kebun-kebun dan buah anggur, (32) 

حَدَآٮِٕقَ وَأَعۡنَـٰبً۬ا (٣٢) 

032. (Yaitu kebun-kebun) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Mafaazan, atau sebagai penjelasan daripadanya (dan buah anggur) di'athafkan kepada lafal Mafaazan.

dan gadis-gadis remaja yang sebaya, (33) 

وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابً۬ا (٣٣) 

033. (Dan gadis-gadis remaja) yaitu gadis-gadis yang buah dadanya sedang ranum-ranumnya. Lafal Kawaa'ib bentuk jamak dari lafal Kaa'ib (yang sebaya) umurnya, lafal Atraaban bentuk jamak dari lafal Tirbun.

dan gelas-gelas yang penuh [berisi minuman]. (34) 

وَكَأۡسً۬ا دِهَاقً۬ا (٣٤) 

034. (Dan gelas-gelas yang penuh) berisi khamar; dan di dalam surah Muhammad disebutkan pada salah satu ayat-Nya, "...sungai-sungai dari khamar (arak)." (Q.S. Muhammad, 15)

Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak [pula perkataan] dusta. (35) 

لَّا يَسۡمَعُونَ فِيہَا لَغۡوً۬ا وَلَا كِذَّٲبً۬ا (٣٥) 


035. (Di dalamnya mereka tidak mendengar) yakni di dalam surga itu sewaktu mereka sedang meminum khamar dan merasakan kelezatan-kelezatan lainnya (perkataan yang sia-sia) perkataan yang batil (dan tidak pula dusta) jika dibaca Kidzaaban artinya dusta, jika dibaca Kidzdzaaban artinya kedustaan yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lainnya, keadaannya berbeda dengan apa yang terjadi di dunia sewaktu khamar diminum.

Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak, (36) 

جَزَآءً۬ مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابً۬ا (٣٦) 

036. (Sebagai balasan dari Rabbmu) dari Allah swt. memberikan hal tersebut kepada penghuni-penghuni surga sebagai pembalasan dari-Nya (dan pemberian) menjadi Badal daripada lafal Jazaa-an (yang cukup banyak) sebagai pembalasan yang banyak; pengertian ini diambil dari perkataan orang-orang Arab: A'thaanii Fa'ahsabanii, arti-Nya, "Dia memberiku dengan pemberian yang cukup banyak." Atau dengan kata lain bahwa memberikan pemberian yang banyak kepadaku sehingga aku mengatakan, "Cukuplah!"

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. (37) 

رَّبِّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَہُمَا ٱلرَّحۡمَـٰنِ‌ۖ لَا يَمۡلِكُونَ مِنۡهُ خِطَابً۬ا (٣٧) 

037. (Rabb langit dan bumi) dapat dibaca Rabbis Samaawaati Wal Ardhi dan Rabus Samaawaati Wal Ardhi (dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah) demikian pula lafal Ar-Rahmaan dapat dibaca Ar-Rahmaanu dan Ar-Rahmaani disesuaikan dengan lafal Rabbun tadi. (Mereka tiada memiliki) yakni makhluk semuanya (di hadapan-Nya) di hadapan Allah swt. (sepatah kata pun) yaitu tiada seseorang pun yang dapat berbicara kepada-Nya karena takut kepada-Nya.

Pada hari, ketika ruh [1550] dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (38) 

يَوۡمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ صَفًّ۬ا‌ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنۡ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَقَالَ صَوَابً۬ا (٣٨) 

[1550] Para ahli tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud "ruh" dalam ayat ini. Ada yang mengatakan "Jibril", ada yang mengatakan "tentara Allah", ada pula yang mengatakan "ruh manusia".

038. (Pada hari itu) lafal Yauma merupakan Zharaf bagi lafal Laa Yamlikuuna (ketika ruh berdiri) yakni malaikat Jibril atau bala tentara Allah swt. (dan para malaikat dengan bershaf-shaf) lafal Shaffan menjadi Haal artinya dalam keadaan berbaris bershaf-shaf (mereka tidak berkata-kata) yakni makhluk semuanya (kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah) untuk berbicara (dan ia mengucapkan) perkataan (yang benar) mereka terdiri dari orang-orang yang beriman dan para Malaikat, seumpamanya mereka memberikan syafaat kepada orang-orang yang diridai oleh-Nya untuk mendapatkan syafaat.

Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. (39) 

ذَٲلِكَ ٱلۡيَوۡمُ ٱلۡحَقُّ‌ۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ مَـَٔابًا (٣٩) 

039. (Itulah hari yang pasti terjadi) hari yang pasti kejadiannya, yaitu hari kiamat. (Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Rabbnya) yakni, kembali kepada Allah dengan mengerjakan ketaatan kepada-Nya, supaya ia selamat dari azab-Nya pada hari kiamat itu.

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu [hai orang kafir] siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (40)

إِنَّآ أَنذَرۡنَـٰكُمۡ عَذَابً۬ا قَرِيبً۬ا يَوۡمَ يَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلۡكَافِرُ يَـٰلَيۡتَنِى كُنتُ تُرَٲبَۢا (٤٠)

040. (Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian) hai orang-orang kafir Mekah (siksa yang dekat) yakni siksa pada hari kiamat yang akan datang nanti; dan setiap sesuatu yang akan datang itu berarti masa terjadinya sudah dekat (pada hari) menjadi Zharaf dari lafal 'Adzaaban berikut sifatnya yakni berikut lafal Qariiban (manusia melihat) setiap manusia melihat (apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya) yakni perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah dikerjakannya semasa di dunia (dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya) huruf Ya di sini bermakna Tanbih (sekiranya aku dahulu adalah tanah") maka aku tidak akan disiksa. Ia mengatakan demikian sewaktu Allah berfirman kepada binatang-binatang semuanya sesudah Dia melakukan hukum kisas sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain: "Jadilah kamu sekalian tanah!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar