Surah YAASIIN
|
|
سُوۡرَةُ یسٓ
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Yaa Siin [1264]. (1)
|
|
يسٓ (١)
|
|
||
[1264] lihat
not no.10 Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim
shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para
pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa
Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari
huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari
Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat
semacam Al Quran itu.
|
||
|
||
001. (Yaa siin) hanya Allahlah yang mengetahui
maksudnya.
|
||
Demi Al Qur’an yang
penuh hikmah, (2)
|
|
وَٱلۡقُرۡءَانِ
ٱلۡحَكِيمِ (٢)
|
|
||
002. (Demi Alquran yang penuh hikmah) yang padat dengan
hikmah-hikmah, susunan kata-katanya amat mengagumkan dan makna-maknanya
sangat indah lagi memukau.
|
||
sesungguhnya kamu
salah seorang dari rasul-rasul, (3)
|
|
إِنَّكَ لَمِنَ
ٱلۡمُرۡسَلِينَ (٣)
|
|
||
003. (Sesungguhnya kamu) hai Muhammad (salah seorang dari
rasul-rasul.)
|
||
[yang berada] di atas
jalan yang lurus, (4)
|
|
عَلَىٰ صِرَٲطٍ۬
مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٤)
|
|
||
004. (Yang berada di atas) berta'alluq kepada ayat sebelumnya
(jalan yang lurus) jalannya para nabi sebelum kamu, yaitu jalan tauhid dan
hidayah. Ungkapan yang memakai kata pengukuh sumpah dan pengukuh lainnya,
dimaksud sebagai sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang ditujukan
kepada Nabi Muhammad, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd 43.)
|
||
[sebagai wahyu] yang
diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (5)
|
|
تَنزِيلَ ٱلۡعَزِيزِ
ٱلرَّحِيمِ (٥)
|
|
||
005. (Sebagai wahyu yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa) di
dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Penyayang) kepada makhluk-Nya. Khabar dari
Mubtada diperkirakan keberadaannya, yaitu lafal Alquran. Maksudnya, Alquran
ini sebagai wahyu yang diturunkan.
|
||
Agar kamu memberi
peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi
peringatan, karena itu mereka lalai. (6)
|
|
لِتُنذِرَ قَوۡمً۬ا
مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمۡ فَهُمۡ غَـٰفِلُونَ (٦)
|
|
||
006. (Agar kamu memberi peringatan) dengan Alquran itu (kepada
kaum) lafal Litundzira berta'alluq kepada lafal Tanziilun (yang bapak-bapak
mereka belum pernah diberi peringatan) mereka belum pernah diberi peringatan
karena hidup di zaman fatrah atau zaman kekosongan nabi dan rasul (karena itu
mereka) yakni kaum itu (dalam keadaan lalai) lalai dari iman dan petunjuk.
|
||
Sesungguhnya telah
pasti berlaku perkataan [ketentuan Allah] terhadap kebanyakan mereka, karena
mereka tidak beriman. (7)
|
|
لَقَدۡ حَقَّ ٱلۡقَوۡلُ
عَلَىٰٓ أَكۡثَرِهِمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٧)
|
|
||
007. (Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan) yakni
ketentuan Allah telah pasti (terhadap kebanyakan mereka) yakni azab-Nya telah
pasti atas mereka (karena mereka tidak beriman) kebanyakan dari mereka tidak
beriman.
|
||
Sesungguhnya Kami
telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka [diangkat] ke
dagu, maka karena itu mereka tertengadah. (8)
|
|
إِنَّا جَعَلۡنَا فِىٓ
أَعۡنَـٰقِهِمۡ أَغۡلَـٰلاً۬ فَهِىَ إِلَى ٱلۡأَذۡقَانِ فَهُم مُّقۡمَحُونَ (٨)
|
|
||
008. (Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher
mereka) tangan mereka disatukan dengan leher mereka dalam satu belenggu,
karena pengertian lafal Al-Ghillu ialah mengikatkan kedua tangan ke leher
(lalu tangan mereka) yaitu tangan-tangan mereka diangkat dan disatukan (ke
dagu) mereka, lafal Adzqaan bentuk jamak dari lafal Dzaqanun yaitu tempat
tumbuh janggut (maka karena itu mereka tertengadah) kepala mereka terangkat
dan tidak dapat ditundukkan. Ini merupakan tamtsil, yang dimaksud ialah
mereka tidak mau taat untuk beriman, dan mereka sama sekali tidak mau
menundukkan kepalanya dalam arti kata tidak mau beriman.
|
||
Dan Kami adakan di
hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding [pula], dan Kami tutup
[mata] mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (9)
|
|
وَجَعَلۡنَا مِنۢ
بَيۡنِ أَيۡدِيہِمۡ سَدًّ۬ا وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّ۬ا فَأَغۡشَيۡنَـٰهُمۡ
فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ (٩)
|
|
||
009. (Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di
belakang mereka dinding) lafal Saddan dalam dua tempat tadi boleh dibaca
Suddan (dan Kami tutup -mata- mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.)
Ini merupakan tamtsil yang menggambarkan tertutupnya jalan iman bagi mereka.
|
||
Sama saja bagi mereka
apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan
kepada mereka, mereka tidak akan beriman. (10)
|
|
وَسَوَآءٌ عَلَيۡہِمۡ
ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (١٠)
|
|
||
010. (Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan
kepada mereka) dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (ataukah
kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.)
|
||
Sesungguhnya kamu
hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan [1265] dan yang takut kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka
kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (11)
|
|
إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ
ٱتَّبَعَ ٱلذِّڪۡرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحۡمَـٰنَ بِٱلۡغَيۡبِۖ فَبَشِّرۡهُ
بِمَغۡفِرَةٍ۬ وَأَجۡرٍ۬ ڪَرِيمٍ (١١)
|
|
||
[1265]
Maksudnya peringatan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW hanyalah berguna bagi orang
yang mau mengikutinya.
|
||
|
||
011. (Sesungguhnya Kamu hanya dapat memperingati) yakni
akan dapat mengambil manfaat dari peringatanmu (orang yang mau mengikuti
peringatan) petunjuk Alquran (dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
walaupun Dia tidak melihat-Nya) yakni ia tetap takut kepada-Nya sekalipun ia
tidak melihat-Nya. (Maka berilah ia kabar gembira dengan ampunan dan pahala
yang mulia) yaitu mendapat surga.
|
||
Sesungguhnya Kami
menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata [Lauh Mahfuzh]. (12)
|
|
إِنَّا نَحۡنُ نُحۡىِ
ٱلۡمَوۡتَىٰ وَنَڪۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَىۡءٍ
أَحۡصَيۡنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍ۬ مُّبِينٍ۬ (١٢)
|
|
||
012. (Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati) yakni
menghidupkannya kembali (dan Kami menuliskan) di Lohmahfuz (apa yang telah
mereka kerjakan) selama hidup di dunia berupa kebaikan dan keburukan, lalu
Kami membalasnya kepada mereka (dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan)
hal-hal yang dijadikan panutan dari perbuatan mereka sesudah mereka tiada
(serta segala sesuatu) dinashabkannya lafal Kulla oleh pengaruh Fiil atau
kata kerja yang menjelaskannya, yaitu kalimat berikutnya (Kami catat) Kami
kumpulkan satu persatu secara mendetail (di dalam kitab induk yang nyata)
yaitu di Lohmahfuz.
|
||
Dan buatlah bagi
mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan
datang kepada mereka; (13)
|
|
وَٱضۡرِبۡ لَهُم
مَّثَلاً أَصۡحَـٰبَ ٱلۡقَرۡيَةِ إِذۡ جَآءَهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ (١٣)
|
|
||
013. (Dan buatlah) adakanlah (buat mereka suatu perumpamaan)
lafal Matsalan adalah Maf'ul Awal (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi
Maf'ul yang kedua (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah (ketika datang kepada
mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal Isytimal
dari lafal Ashhaabal Qaryah (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi Isa.
|
||
[yaitu] ketika Kami
mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;
kemudian Kami kuatkan dengan [utusan] yang ketiga, maka ketiga utusan itu
berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus
kepadamu". (14)
|
|
إِذۡ أَرۡسَلۡنَآ
إِلَيۡہِمُ ٱثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ۬ فَقَالُوٓاْ
إِنَّآ إِلَيۡكُم مُّرۡسَلُونَ (١٤)
|
|
||
014. (Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang
utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan
sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua
utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi
Fa'azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa
(dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata,
"Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")
|
||
Mereka menjawab:
"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha
Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta
belaka". (15)
|
|
قَالُواْ مَآ أَنتُمۡ
إِلَّا بَشَرٌ۬ مِّثۡلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ
أَنتُمۡ إِلَّا تَكۡذِبُونَ (١٥)
|
|
||
015. (Mereka menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah
manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu
pun. Tidak lain) (kalian hanyalah pendusta belaka.")
|
||
Mereka berkata:
"Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus
kepada kamu. (16)
|
|
قَالُواْ رَبُّنَا
يَعۡلَمُ إِنَّآ إِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُونَ (١٦)
|
|
||
016. (Mereka berkata, "Rabb kami mengetahui) kalimat ayat
ini mengandung makna qasam, kemudian pengukuhannya ditambah dengan adanya
huruf Lam pada lafal Lamursaluuna, sebagai sanggahan terhadap perkataan
mereka (bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada
kalian.)
|
||
Dan kewajiban kami
tidak lain hanyalah menyampaikan [perintah Allah] dengan jelas". (17)
|
|
وَمَا عَلَيۡنَآ
إِلَّا ٱلۡبَلَـٰغُ ٱلۡمُبِينُ (١٧)
|
|
||
017. (Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan
-perintah Allah- dengan jelas") menyampaikan yang jelas dan gamblang
melalui mukjizat-mukjizat yang terang, yaitu dapat menyembuhkan orang buta,
yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang mati.
|
||
Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti [menyeru kami], niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti
akan mendapat siksa yang pedih dari kami". (18)
|
|
قَالُوٓاْ إِنَّا
تَطَيَّرۡنَا بِكُمۡۖ لَٮِٕن
لَّمۡ تَنتَهُواْ لَنَرۡجُمَنَّكُمۡ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ۬
(١٨)
|
|
||
018. (Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami bernasib
malang) mengalami kesialan (karena kalian) kami mengalami kekeringan dan
tidak pernah turun hujan sebab ada kalian (sesungguhnya jika) huruf Lam di
sini bermakna qasam (kalian tidak berhenti -menyeru kami-, niscaya kami akan
merajam kalian) dengan batu-batu (dan kalian pasti akan mendapat siksa yang
pedih dari kami.") siksa yang menyakitkan.
|
||
Utusan-utusan itu
berkata: "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika
kamu diberi peringatan [kamu mengancam kami]? Sebenarnya kamu adalah kaum
yang melampaui batas". (19)
|
|
قَالُواْ طَـٰٓٮِٕرُكُم مَّعَكُمۡۚ أَٮِٕن ذُڪِّرۡتُمۚ بَلۡ
أَنتُمۡ قَوۡمٌ۬ مُّسۡرِفُونَ (١٩)
|
|
||
019. (Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian)
yakni kesialan kalian itu (adalah karena kalian sendiri") disebabkan
ulah kalian sendiri karena kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan
dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca
Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab
Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi
peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian
terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud
adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang
melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.
|
||
Dan datanglah dari
ujung kota, seorang laki-laki [Habib An Najjar] dengan bergegas-gegas ia
berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, (20)
|
|
وَجَآءَ مِنۡ أَقۡصَا
ٱلۡمَدِينَةِ رَجُلٌ۬ يَسۡعَىٰ قَالَ يَـٰقَوۡمِ ٱتَّبِعُواْ ٱلۡمُرۡسَلِينَ (٢٠)
|
|
||
020. (Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki) Habib
An Najjar atau Habib si tukang kayu; dia telah beriman kepada utusan-utusan
Nabi Isa, dan tempat tinggalnya berada di ujung kota Inthakiyah (dengan
bergegas-gegas) lari dengan cepat, tatkala ia mendengar berita bahwa kaumnya
mendustakan utusan-utusan itu (ia berkata, "Hai kaumku! Ikutilah
utusan-utusan itu.)
|
||
ikutilah orang yang
tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (21)
|
|
ٱتَّبِعُواْ مَن لَّا
يَسۡـَٔلُكُمۡ أَجۡرً۬ا وَهُم مُّهۡتَدُونَ (٢١)
|
|
||
021. (Ikutilah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal yang
sama pada ayat sebelumnya (orang yang tiada minta balasan kepada kalian) atas
misi risalah yang disampaikannya itu (dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk) lalu dikatakan kepadanya, "Kamu seagama dengan
mereka."
|
||
Mengapa aku tidak
menyembah [Tuhan] yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu
[semua] akan dikembalikan? (22)
|
|
وَمَا لِىَ لَآ
أَعۡبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (٢٢)
|
|
||
022. Lalu laki-laki itu berkata, ("Mengapa aku tidak
menyembah -Tuhan- yang telah menciptakan aku) yang telah menjadikan aku.
Maksudnya, tidak ada yang mencegahku untuk menyembah-Nya, karena ada
bukti-buktinya yang jelas, seharusnya kalian menyembah Dia (dan hanya
kepada-Nya kalian semua akan dikembalikan?) sesudah mati, kemudian Dia akan
membalas kekafiran kalian itu.
|
||
Mengapa aku akan
menyembah tuhan-tuhan selain-Nya, jika [Allah] Yang Maha Pemurah menghendaki
kemudharatan terhadapku, niscaya syafa’at mereka tidak memberi manfa’at
sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak [pula] dapat menyelamatkanku?
(23)
|
|
ءَأَتَّخِذُ مِن
دُونِهِۦۤ ءَالِهَةً إِن يُرِدۡنِ ٱلرَّحۡمَـٰنُ بِضُرٍّ۬ لَّا تُغۡنِ عَنِّى
شَفَـٰعَتُهُمۡ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا يُنقِذُونِ (٢٣)
|
|
||
023. (Mengapa aku akan menjadikan) Istifham atau kata tanya di
sini mengandung arti kalimat negatif; dan lafal ayat ini sama dengan lafal
A-andzartahum tadi, yaitu dapat dibaca Tahqiq dan Tashil (selain Allah) yakni
selain-Nya (sebagai tuhan-tuhan -yang disembah-) maksudnya berhala-berhala
(jika Allah Yang Maha Pemurah menghendaki kemudaratan terhadapku, niscaya
syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku) seperti yang
kalian dugakan itu (dan mereka tidak -pula- dapat menyelamatkanku) lafal ayat
ini menjadi sifat bagi lafal Aalihatan.
|
||
Sesungguhnya aku kalau
begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. (24)
|
|
إِنِّىٓ إِذً۬ا لَّفِى
ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (٢٤)
|
|
||
024. (Sesungguhnya aku kalau begitu) seandainya aku menyembah
selain Allah (berada dalam kesesatan yang nyata) benar-benar sesat.
|
||
Sesungguhnya aku telah
beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah [pengakuan keimanan] ku. (25)
|
|
إِنِّىٓ ءَامَنتُ
بِرَبِّكُمۡ فَٱسۡمَعُونِ (٢٥)
|
|
||
025. (Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb kalian, maka
dengarkanlah pengakuan keimananku.") dengarkanlah perkataanku ini. Lalu
mereka merajamnya hingga mati.
|
||
Dikatakan [kepadanya]:
"Masuklah ke surga". [1266] Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,
(26)
|
|
قِيلَ ٱدۡخُلِ ٱلۡجَنَّةَۖ
قَالَ يَـٰلَيۡتَ قَوۡمِى يَعۡلَمُونَ (٢٦)
|
|
||
[1266]
Menurut riwayat, laki-laki itu dibunuh oleh kaumnya setelah ia mengucapkan
kata-katanya sebagai nasihat kepada kaumnya sebagaimana tersebut dalam ayat
20 s/d 25. Ketika dia akan meninggal. Malaikat turun memberitahukan bahwa
Allah telah mengampuni dosanya dan dia akan masuk syurga.
|
||
|
||
026. (Dikatakan) kepadanya sesudah ia mati,
("Masuklah ke surga") menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa Habib
An Najjar itu masuk ke dalam surga dalam keadaan hidup. (Ia berkata,
"Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna tanbih atau penyesalan
(sekiranya kaumku mengetahui.)
|
||
apa yang menyebabkan
Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang
dimuliakan". (27)
|
|
بِمَا غَفَرَ لِى
رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ (٢٧) ۞
|
|
||
027. (Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku)
yakni penyebab Allah memberikan ampunan kepadanya (dan menjadikan aku
termasuk orang-orang yang dimuliakan.")
|
||
Dan kami tidak
menurunkan kepada kaumnya sesudah dia [meninggal] suatu pasukanpun dari
langit dan tidak layak Kami menurunkannya. (28)
|
|
وَمَآ أَنزَلۡنَا
عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ مِنۢ بَعۡدِهِۦ مِن جُندٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا
مُنزِلِينَ (٢٨)
|
|
||
028. (Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada
kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati
karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu
malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami
menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.
|
||
Tidak ada siksaan atas
mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya
mati. (29)
|
|
إِن كَانَتۡ إِلَّا
صَيۡحَةً۬ وَٲحِدَةً۬ فَإِذَا هُمۡ خَـٰمِدُونَ (٢٩)
|
|
||
029. (Tidak ada siksaan) yakni hukuman atas mereka (melainkan
satu teriakan saja) malaikat Jibril berteriak keras kepada mereka (maka
tiba-tiba mereka semuanya mati) tak bergerak lagi, mati semuanya.
|
||
Alangkah besarnya
penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada
mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (30)
|
|
يَـٰحَسۡرَةً عَلَى
ٱلۡعِبَادِۚ مَا يَأۡتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُواْ بِهِۦ
يَسۡتَہۡزِءُونَ (٣٠)
|
|
||
030. (Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu)
terhadap mereka dan orang-orang yang seperti mereka, yaitu orang-orang yang
mendustakan rasul-rasul, karena akhirnya mereka dibinasakan. Yang dimaksud
dengan penyesalan di sini adalah perasaan sakit yang amat sangat akibat suara
malaikat Jibril. Kata Nida atau kata seru pada lafal Yaa hasratan hanyalah
merupakan kata kiasan, maknanya sudah saatnya bagimu, maka menghadaplah kamu
(tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya)
ungkapan-ungkapan ini untuk menjelaskan penyebab dari penyesalan tadi. Di
dalamnya terkandung pengertian ejekan mereka yang menyebabkan diri mereka
binasa, setelah itu mereka menyesal karenanya.
|
||
Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami
binasakan, bahwasanya orang-orang [yang telah Kami binasakan] itu tiada
kembali kepada mereka [1267]. (31)
|
|
أَلَمۡ يَرَوۡاْ كَمۡ
أَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُم مِّنَ ٱلۡقُرُونِ أَنَّہُمۡ إِلَيۡہِمۡ لَا يَرۡجِعُونَ (٣١)
|
|
||
[1267]
Maksudnya mereka itu tidak kembali kedunia.
|
||
|
||
031. (Tidakkah mereka mengetahui) yakni penduduk Mekah
yang mengatakan kepada Nabi saw. sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd, 43.)
Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung makna Taqrir yakni
ketahuilah oleh kalian (berapa banyak) lafal Kam mengandung makna kalimat
berita, yakni banyak sekali; maknanya, sesungguhnya Kami (telah Kami
binasakan sebelum mereka) amatlah banyak (umat-umat) bangsa-bangsa.
(Bahwasanya mereka itu) orang-orang yang telah Kami binasakan (kepada mereka)
yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi saw. (tiada kembali) apakah mereka
tidak mengambil pelajaran darinya. Lafal Annahum dan seterusnya berkedudukan
menjadi Badal dari kalimat sebelumnya, dengan memelihara makna yang telah
disebutkan.
|
||
Dan setiap mereka
semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. (32)
|
|
وَإِن كُلٌّ۬ لَّمَّا
جَمِيعٌ۬ لَّدَيۡنَا مُحۡضَرُونَ (٣٢)
|
|
||
032. (Dan tiadalah) bila dianggap sebagai In Nafiyah.
Sesungguhnya, bila dianggap sebagai In Mukhaffafah dari Inna (masing-masing)
dari semua makhluk, Kullun berkedudukan menjadi Mubtada (melainkan) apabila
dibaca Tasydid artinya sama dengan lafal illa. Jika dibaca Takhfif yaitu
menjadi Lamaa, maka huruf Lamnya adalah Lam Fariqah dan huruf Ma-nya adalah
Zaidah (dikumpulkan) menjadi Khabar dari Mubtada, yakni dihimpunkan (kepada
Kami kembali) untuk menjalani penghisaban; lafal ayat ini menjadi Khabar
kedua
|
||
Dan suatu tanda
[kekuasaan Allah yang besar] bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan
bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
makan. (33)
|
|
وَءَايَةٌ۬ لَّهُمُ
ٱلۡأَرۡضُ ٱلۡمَيۡتَةُ أَحۡيَيۡنَـٰهَا وَأَخۡرَجۡنَا مِنۡہَا حَبًّ۬ا فَمِنۡهُ
يَأۡڪُلُونَ (٣٣)
|
|
||
033. (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa
mereka akan dibangkitkan kembali, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Khabar
Muqaddam (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati
(Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar (dan Kami
keluarkan daripadanya biji-bijian) seperti gandum (maka daripadanya mereka
makan.)
|
||
Dan Kami jadikan
padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata
air, (34)
|
|
وَجَعَلۡنَا فِيهَا
جَنَّـٰتٍ۬ مِّن نَّخِيلٍ۬ وَأَعۡنَـٰبٍ۬ وَفَجَّرۡنَا فِيہَا مِنَ ٱلۡعُيُونِ (٣٤)
|
|
||
034. (Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun) ladang-ladang
(kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air) dari sebagian
kebun-kebun itu.
|
||
supaya mereka dapat
makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mengapakah mereka tidak bersyukur? (35)
|
|
لِيَأۡڪُلُواْ مِن
ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتۡهُ أَيۡدِيهِمۡۖ أَفَلَا يَشۡڪُرُونَ (٣٥)
|
|
||
035. (Supaya mereka dapat makan dari buahnya) dapat dibaca
Tsamarihi atau Tsumurihi, yakni buah pohon yang telah disebutkan tadi, yaitu
buah kurma dan buah-buah lainnya (dan dari apa yang diusahakan oleh tangan
mereka) bukan dari hasil buah-buahan. (Maka mengapakah mereka tidak
bersyukur?) atas nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.
|
||
Maha Suci Tuhan yang
telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
(36)
|
|
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِى
خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٲجَ ڪُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ
وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ (٣٦)
|
|
||
036. (Maha Suci Allah yang telah menciptakan
pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis (semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya (dan dari diri
mereka) yaitu jenis pria dan wanita (maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.
|
||
Dan suatu tanda
[kekuasaan Allah yang besar] bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang
dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,
(37)
|
|
وَءَايَةٌ۬ لَّهُمُ
ٱلَّيۡلُ نَسۡلَخُ مِنۡهُ ٱلنَّہَارَ فَإِذَا هُم مُّظۡلِمُونَ (٣٧)
|
|
||
037. (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan kekuasaan
Allah yang besar (adalah malam; Kami tanggalkan) Kami pisahkan (siang dari
malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan) mereka
memasuki kegelapan malam hari.
|
||
dan matahari berjalan
di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (38)
|
|
وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِى
لِمُسۡتَقَرٍّ۬ لَّهَاۚ ذَٲلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (٣٨)
|
|
||
038. (Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan
bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri,
yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada
ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis
edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa)
di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
|
||
Dan telah Kami
tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga [setelah dia sampai ke
manzilah yang terakhir] kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua [1268]. (39)
|
|
وَٱلۡقَمَرَ
قَدَّرۡنَـٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلۡعُرۡجُونِ ٱلۡقَدِيمِ (٣٩)
|
|
||
[1268]
Maksudnya: bulan-bulan itu pada awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian
sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, kemudian pada
manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
|
||
|
||
039. (Dan bagi bulan) dapat dibaca Wal Qamaru atau Wal
Qamara, bila dibaca nashab yaitu Wal Qamara berarti dinashabkan oleh Fiil
sesudahnya yang berfungsi menafsirkannya yaitu (telah Kami tetapkan) bagi
peredarannya (manzilah-manzilah) sebanyak dua puluh delapan manzilah selama
dua puluh delapan malam untuk setiap bulannya. Kemudian bersembunyi selama
dua malam, jika bilangan satu bulan tiga puluh hari, dan satu malam jika
bilangan satu bulan dua puluh sembilan hari (sehingga kembalilah ia) setelah
sampai ke manzilah yang terakhir, menurut pandangan mata (sebagai bentuk
tandan yang tua) bila sudah lanjut masanya bagaikan ketandan, lalu menipis,
berbentuk sabit dan berwarna kuning.
|
||
Tidaklah mungkin bagi
matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. (40)
|
|
لَا ٱلشَّمۡسُ
يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّہَارِۚ
وَكُلٌّ۬ فِى فَلَكٍ۬ يَسۡبَحُونَ (٤٠)
|
|
||
040. (Tidaklah mungkin bagi matahari) tidak akan terjadi
(mendapatkan bulan) yaitu matahari dan bulan bersatu di malam hari (dan malam
pun tidak dapat mendahului siang) malam hari tidak akan datang sebelum habis
waktu siang hari. (Dan masing-masing) matahari, bulan dan bintang-bintang.
Tanwin lafal Kullun ini merupakan pergantian dari Mudhaf Ilaih (pada garis
edarnya) yang membundar (beredar) pada garis edarnya masing-masing. Di dalam
ungkapan ini benda-benda langit diserupakan sebagai makhluk yang berakal,
karenanya mereka diungkapkan dengan lafal Yasbahuuna.
|
||
Dan suatu tanda
[kebesaran Allah yang besar] bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan
mereka dalam bahtera yang penuh muatan, (41)
|
|
وَءَايَةٌ۬ لَّهُمۡ
أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَہُمۡ فِى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ (٤١)
|
|
||
041. (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan kekuasaan
Kami (adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka) menurut qiraat yang lain
lafal Dzurriyyatahum dibaca dalam bentuk jamak sehingga bacaannya menjadi Dzurriyyaatihim,
maksudnya ialah kakek moyang mereka (dalam bahtera) yakni perahu Nabi Nuh
(yang penuh muatan) dipadati penumpang.
|
||
dan Kami ciptakan
untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu [1269]. (42)
|
|
وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن
مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ (٤٢)
|
|
||
[1269]
Maksudnya : binatang-binatang tunggangan, dan alat-alat pengangkutan umumnya.
|
||
|
||
042. (Dan Kami ciptakan untuk mereka seperti bahtera
itu) seperti perahu Nabi Nuh, perahu kecil dan besar yang dibuat oleh mereka
sesudahnya, bentuknya sama dengan perahu Nabi Nuh. Ini berkat apa yang telah
Allah swt. ajarkan kepada Nabi Nuh (yang akan mereka kendarai) mereka
berlayar dengannya.
|
||
Dan jika Kami
menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka
penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. (43)
|
|
وَإِن نَّشَأۡ
نُغۡرِقۡهُمۡ فَلَا صَرِيخَ لَهُمۡ وَلَا هُمۡ يُنقَذُونَ (٤٣)
|
|
||
043. (Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan
mereka) sekalipun memakai perahu (maka tiadalah penolong) yakni penyelamat
(bagi mereka dan tidak -pula- mereka diselamatkan) ditolong sehingga selamat.
|
||
Tetapi [Kami
selamatkan mereka] karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan
kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. (44)
|
|
إِلَّا رَحۡمَةً۬
مِّنَّا وَمَتَـٰعًا إِلَىٰ حِينٍ۬ (٤٤)
|
|
||
044. (Tetapi -Kami selamatkan mereka- karena rahmat yang besar
dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika)
tiada yang menyelamatkan mereka melainkan rahmat Kami kepada mereka; dan
karena Kami hendak memberikan kesenangan hidup kepada mereka sampai batas
ajal mereka.
|
||
Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa
yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", [niscaya mereka
berpaling]. (45)
|
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ
ٱتَّقُواْ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيكُمۡ وَمَا خَلۡفَكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ (٤٥)
|
|
||
045. (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Takutlah
kalian akan siksa yang di hadapan kalian) berupa azab di dunia sebagaimana
apa yang telah menimpa orang-orang selain mereka (dan siksa yang akan datang)
yaitu azab di akhirat (supaya kalian mendapat rahmat") tetapi mereka
tetap berpaling.
|
||
Dan sekali-kali tiada
datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka,
melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. (46)
|
|
وَمَا تَأۡتِيہِم مِّنۡ
ءَايَةٍ۬ مِّنۡ ءَايَـٰتِ رَبِّہِمۡ إِلَّا كَانُواْ عَنۡہَا مُعۡرِضِينَ (٤٦)
|
|
||
046. (Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda
dari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka melainkan mereka selalu berpaling
daripadanya.)
|
||
Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari rezki yang diberikan Allah
kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang
yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang
jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu
melainkan dalam kesesatan yang nyata". (47)
|
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ
أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ لِلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ أَنُطۡعِمُ مَن لَّوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطۡعَمَهُ ۥۤ إِنۡ
أَنتُمۡ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٤٧)
|
|
||
047. (Dan apabila dikatakan) berkata sahabat-sahabat yang
miskin (kepada mereka, "Nafkahkanlah) sedekahkanlah kepada kami
(sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepada kalian") berupa harta
benda (maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang
beriman,) dengan nada yang sinis sebagai ejekan yang ditujukan kepada mereka,
("Apakah kami akan memberi makanan kepada orang-orang yang jika Allah
menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan) sesuai dengan keyakinan kalian
itu. (Tiada lain kalian) yaitu apa yang kalian katakan kepada kami, padahal
kalian mempunyai keyakinan bahwa Allah pasti memberi makan kalian (melainkan
dalam kesesatan yang nyata") yakni jelas sesatnya. Ditegaskannya lafal
Al Ladziina Kafaruu mengandung arti yang mendalam.
|
||
Dan mereka berkata:
"Bilakah [terjadinya] janji ini [ hari berbangkit] jika kamu adalah
orang-orang yang benar?" (48)
|
|
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ
هَـٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٤٨)
|
|
||
048. (Dan mereka berkata, "Bilakah terjadinya janji ini?)
yakni hari berbangkit (jika kalian orang-orang yang benar?") mengenai
apa yang kalian katakan.
|
||
Mereka tidak menunggu
melainkan satu teriakan saja [1270] yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
(49)
|
|
مَا يَنظُرُونَ إِلَّا
صَيۡحَةً۬ وَٲحِدَةً۬ تَأۡخُذُهُمۡ وَهُمۡ يَخِصِّمُونَ (٤٩)
|
|
||
[1270]
Maksudnya: suara tiupan sangkalala yang pertama yang menghancurkan bumi ini.
|
||
|
||
049. Allah berfirman, ("Mereka tidak menunggu)
menanti-nanti (melainkan satu teriakan saja), yaitu tiupan malaikat Israfil
yang pertama (yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang
bertengkar") lafal Yakhishshimuuna pada asalnya adalah Yakhtashimuuna,
kemudian harakat Ta dipindahkan kepada Kha, lalu Ta diidgamkan kepada Shad.
Maksudnya, mereka dalam keadaan lalai dari kedatangan hari kiamat, disebabkan
mereka sibuk dalam pertengkaran mereka, jual beli yang mereka lakukan, makan,
dan minum serta kesibukan-kesibukan lainnya. Menurut qiraat yang lain lafal
Yakhishshimuuna mempunyai Wazan sama dengan lafal Yadhribuuna, artinya
sebagian dari mereka bertengkar dengan sebagian yang lain.
|
||
Lalu mereka tidak
kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak [pula] dapat kembali kepada
keluarganya. (50)
|
|
فَلَا يَسۡتَطِيعُونَ
تَوۡصِيَةً۬ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِمۡ يَرۡجِعُونَ (٥٠)
|
|
||
050. (Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun) tidak
dapat berwasiat (dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya) dari pasar
dan dari tempat-tempat kesibukan mereka, semuanya mati di tempatnya
masing-masing.
|
||
Dan ditiuplah
sangkakala [1271], maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
[menuju] kepada Tuhan mereka. (51)
|
|
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ
فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ يَنسِلُونَ (٥١)
|
|
||
[1271] Tiupan
ini adalah
tiupan sangkakala yang kedua yang sesudah nya bangkitlah orang-orang dalam
kubur.
|
||
|
||
051. (Dan ditiuplah sangkakala) yaitu tiupan yang kedua
untuk membangkitkan makhluk supaya hidup kembali; jarak antara dua tiupan,
yakni tiupan pertama dengan tiupan kedua lamanya empat puluh tahun (maka
tiba-tiba mereka) orang-orang yang telah terkubur itu (dari kuburnya) dari
tempat mereka dikubur (Keluar dengan segera menuju kepada Rabb mereka) mereka
keluar dengan cepat lalu menuju kepada-Nya.
|
||
Mereka berkata:
"Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur
kami [kubur]?" Inilah yang dijanjikan [Tuhan] Yang Maha Pemurah dan
benarlah Rasul-rasul [Nya]. (52)
|
|
قَالُواْ يَـٰوَيۡلَنَا
مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرۡقَدِنَاۜۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَصَدَقَ
ٱلۡمُرۡسَلُونَ (٥٢)
|
|
||
052. (Mereka berkata) orang-orang kafir di antara manusia,
("Aduhai!) Ya di sini menunjukkan makna Tanbih (celakalah kami)
binasalah kami lafal Wailun adalah Mashdar yang tidak mempunyai Fi'il dari
lafalnya. (Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami
-kubur-?") karena mereka seolah-olah dalam keadaan tidur di antara kedua
tiupan itu, maksudnya mereka tidak diazab. (Inilah) kebangkitan ini (yang) telah
(dijanjikan yang Maha Pemurah dan benarlah) mengenainya (Rasul-rasul-Nya)
mereka mengakui atas kebenaran yang telah dikatakan oleh para rasul, tetapi
pengakuan mereka tidak bermanfaat lagi. Menurut pendapat yang lain, bahwa
kalimat tersebut dikatakan kepada mereka.
|
||
Tidak adalah teriakan
itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan
kepada Kami. (53)
|
|
إِن ڪَانَتۡ إِلَّا
صَيۡحَةً۬ وَٲحِدَةً۬ فَإِذَا هُمۡ جَمِيعٌ۬ لَّدَيۡنَا مُحۡضَرُونَ (٥٣)
|
|
||
053. (Tiadalah teriakan itu selain sekali teriakan saja,
tiba-tiba mereka semua kepada Kami) di hadapan Kami (dikumpulkan.)
|
||
Maka pada hari itu
seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali
dengan apa yang telah kamu kerjakan. (54)
|
|
فَٱلۡيَوۡمَ لَا تُظۡلَمُ
نَفۡسٌ۬ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا تُجۡزَوۡنَ إِلَّا مَا ڪُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٥٤)
|
|
||
054. (Pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun
dan kalian tidak dibalasi, kecuali) dengan balasan (apa yang telah kalian
kerjakan.)
|
||
Sesungguhnya penghuni
surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan [mereka]. (55)
|
|
إِنَّ أَصۡحَـٰبَ
ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِى شُغُلٍ۬ فَـٰكِهُونَ (٥٥)
|
|
||
055. (Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu dalam
kesibukan) mereka tidak menghiraukan lagi apa yang dialami oleh ahli neraka,
karena mereka sibuk dengan kenikmatan-kenikmatan yang sedang mereka rasakan,
seperti memecahkan selaput dara bidadari-bidadari; mereka tidak mempunyai
kesibukan yang membuat mereka lelah atau payah, karena di dalam surga tidak ada
kelelahan. Lafal Syughulin dapat pula dibaca Syughlin (bersenang-senang)
yakni bergelimangan di dalam kenikmatan. Lafal Faakihuuna menjadi Khabar
kedua dari Inna, sedangkan Khabar yang pertama adalah Fii Syughulin.
|
||
Mereka dan
isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas
dipan-dipan. (56)
|
|
هُمۡ وَأَزۡوَٲجُهُمۡ
فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآٮِٕكِ
مُتَّكِـُٔونَ (٥٦)
|
|
||
056. (Mereka) lafal Hum menjadi Mubtada (dan istri-istri
mereka berada dalam tempat yang teduh) lafal Zhilaalun ini adalah bentuk
jamak dari lafal Zhillun atau Zhillatun; menjadi Khabar Mubtada; arti Zhillun
adalah tidak terkena panas matahari maksudnya teduh. (Di atas dipan-dipan)
lafal Araa-iki adalah bentuk jamak dari lafal Ariikah, adalah ranjang atau permadani
yang tebal (mereka bersandaran) bertelekan di atas dipan-dipan; lafal ayat
ini menjadi Khabar kedua dan menjadi tempat berta'alluqnya Alal Araaa-iki.
|
||
Di surga itu mereka
memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (57)
|
|
لَهُمۡ فِيہَا
فَـٰكِهَةٌ۬ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ (٥٧)
|
|
||
057. (Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan mereka
memperoleh pula) di dalamnya (apa yang mereka minta) apa yang mereka
dambakan.
|
||
[Kepada mereka
dikatakan]: "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha
Penyayang. (58)
|
|
سَلَـٰمٌ۬ قَوۡلاً۬
مِّن رَّبٍّ۬ رَّحِيمٍ۬ (٥٨)
|
|
||
058. (Kepada mereka dikatakan, "Salaam") kedudukan
kalimat ini menjadi Mubtada (sebagai ucapan selamat) yang menjadi Khabarnya
ialah (dari Rabb Yang Maha Penyayang) kepada mereka, yakni Dia mengucapkan
kepada mereka, "Kesejahteraan atas kalian."
|
||
Dan [dikatakan kepada
orang-orang kafir]: "Berpisahlah kamu [dari orang-orang mu’min] pada
hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. (59)
|
|
وَٱمۡتَـٰزُواْ ٱلۡيَوۡمَ
أَيُّہَا ٱلۡمُجۡرِمُونَ (٥٩) ۞
|
|
||
059. (Dan) Dia berfirman pula, ("Berpisahlah kalian dan
orang-orang mukmin pada hari ini hai orang-orang yang berbuat jahat) mereka
diperintahkan supaya berpisah di kala mereka bercampur dengan orang-orang mukmin.
|
||
Bukankah Aku telah
memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan?
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (60)
|
|
أَلَمۡ أَعۡهَدۡ
إِلَيۡكُمۡ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَـٰنَۖ إِنَّهُ ۥ
لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٦٠)
|
|
||
060. (Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian hai Bani
Adam) melalui lisan Rasul-rasul-Ku (supaya kalian tidak menyembah setan)
jangan menaatinya. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian")
yakni jelas permusuhannya.
|
||
dan hendaklah kamu
menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (61)
|
|
وَأَنِ ٱعۡبُدُونِىۚ
هَـٰذَا صِرَٲطٌ۬ مُّسۡتَقِيمٌ۬ (٦١)
|
|
||
061. (Dan hendaklah kalian menyembah-Ku) yakni esakanlah Aku
dan taatilah Aku. (Inilah jalan) maksudnya tuntunan (yang lurus.)
|
||
Sesungguhnya syaitan
itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak
memikirkan? (62)
|
|
وَلَقَدۡ أَضَلَّ
مِنكُمۡ جِبِلاًّ۬ كَثِيرًاۖ أَفَلَمۡ تَكُونُواْ تَعۡقِلُونَ (٦٢)
|
|
||
062. (Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar
di antara kalian) lafal Jibillan adalah bentuk jamak dari Jabiilun seperti
wazan Qadiimun, artinya makhluk. Menurut qiraat yang lain dibaca Jibullan
dengan harakat Dhammah pada huruf Ba. (Maka apakah kalian tidak memikirkan?)
tentang permusuhan setan dan penyesatannya; atau azab yang bakal menimpa
mereka, yang karenanya mereka lalu mau beriman. Dikatakan kepada mereka di
akhirat nanti:
|
||
Inilah Jahannam yang
dahulu kamu diancam [dengannya]. (63)
|
|
هَـٰذِهِۦ
جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ (٦٣)
|
|
||
063. (Inilah Jahanam yang kalian dahulu diancam) dengannya.
|
||
Masuklah ke dalamnya
pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. (64)
|
|
ٱصۡلَوۡهَا ٱلۡيَوۡمَ
بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ (٦٤)
|
|
||
064. (Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kalian
dahulu mengingkarinya.)
|
||
Pada hari ini Kami
tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi
kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (65)
|
|
ٱلۡيَوۡمَ
نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيہِمۡ وَتَشۡہَدُ
أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٦٥)
|
|
||
065. (Pada hari ini Kami tutup mulut mereka) mulut orang-orang
kafir, karena mereka mengatakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh
firman-Nya, "Demi Allah, Rabb kami, tiadalah kami mempersekutukan
Allah." (Q.S. 6 Al An'am, 23) (Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka
dan kaki mereka memberi kesaksian) juga anggota-anggota mereka lainnya
(terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan) setiap anggota tubuh mengucapkan
apa yang telah diperbuatnya.
|
||
Dan jika Kami
menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka
berlomba-lomba [mencari] jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat [nya].
(66)
|
|
وَلَوۡ نَشَآءُ
لَطَمَسۡنَا عَلَىٰٓ أَعۡيُنِہِمۡ فَٱسۡتَبَقُواْ ٱلصِّرَٲطَ فَأَنَّىٰ
يُبۡصِرُونَ (٦٦)
|
|
||
066. (Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan
penglihatan mereka) Kami jadikan penglihatan mereka buta sama sekali (lalu
mereka berlomba-lomba) bersegera (-mencari- jalan) untuk pergi sebagaimana
kebiasaan mereka. (Maka betapakah) bagaimanakah (mereka dapat melihat) jalan
itu, jika mereka dalam keadaan buta? Yakni mereka pasti tidak akan dapat
melihat jalan itu.
|
||
Dan jika Kami
menghendaki pastilah Kami rubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka
tidak sanggup berjalan lagi dan tidak [pula] sanggup kembali. (67)
|
|
وَلَوۡ نَشَآءُ
لَمَسَخۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ مَڪَانَتِهِمۡ فَمَا ٱسۡتَطَـٰعُواْ مُضِيًّ۬ا وَلَا
يَرۡجِعُونَ (٦٧)
|
|
||
067. (Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka)
diubah menjadi kera, babi atau batu (di tempat mereka berada) menurut qiraat
yang lain lafal Makanatihim dibaca dalam bentuk jamak, yaitu Makaanaatihim,
yaitu di tempat-tempat mereka (maka mereka tidak sanggup berjalan dan tidak
pula sanggup kembali) yakni mereka tidak dapat pergi dan tidak dapat pulang
kembali.
|
||
Dan barangsiapa yang
Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian[nya] [1272]. Maka apakah mereka
tidak memikirkan? (68)
|
|
وَمَن نُّعَمِّرۡهُ
نُنَڪِّسۡهُ فِى ٱلۡخَلۡقِۖ أَفَلَا يَعۡقِلُونَ (٦٨)
|
|
||
[1272]
Maksudnya: kembali menjadi lemah dan kurang akal.
|
||
|
||
068. (Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya)
yaitu diperpanjang ajalnya (niscaya dia Kami kembalikan) menurut qiraat yang
lain tidak dibaca Nunakkis-hu melainkan Nunkis-hu yang berasal dari Mashdar
At-Tankiis, yakni mengembalikannya (kepada kejadiannya) sehingga setelah ia
kuat dan muda lalu menjadi tua dan lemah kembali. (Maka apakah mereka tidak
memikirkan?) bahwasanya Dzat Yang Maha Kuasa memperbuat demikian, berkuasa pula
untuk membangkitkan hidup kembali, oleh karenanya mereka lalu mau beriman
kepada-Nya. Menurut qiraat yang lain lafal Ya'qiluuna dibaca Ta'qiluuna
dengan memakai huruf Ta.
|
||
Dan Kami tidak
mengajarkan syair kepadanya [Muhammad] dan bersyair itu tidaklah layak
baginya. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi
penerangan, (69)
|
|
وَمَا عَلَّمۡنَـٰهُ
ٱلشِّعۡرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُ ۥۤۚ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٌ۬
وَقُرۡءَانٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٦٩)
|
|
||
069. (Dan Kami tidak mengajarkan kepadanya) yakni kepada Nabi
saw. (tentang syair) ayat ini diturunkan sebagai sanggahan terhadap perkataan
orang-orang kafir, karena mereka telah mengatakan, bahwa sesungguhnya Alquran
yang didatangkan olehnya adalah syair (dan bersyair itu tidak layak) tidak
mudah (baginya.) (Alquran itu tiada lain) apa yang diturunkan kepadanya,
tiada lain (hanyalah pelajaran) nasihat (dan Kitab yang memberi penerangan)
yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan lain-lainnya.
|
||
supaya dia [Muhammad]
memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup [hatinya] dan supaya
pastilah [ketetapan azab] terhadap orang-orang kafir. (70)
|
|
لِّيُنذِرَ مَن كَانَ
حَيًّ۬ا وَيَحِقَّ ٱلۡقَوۡلُ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٧٠)
|
|
||
070. (Supaya dia memberi peringatan) dengan Alquran itu; lafal
Liyundzira dapat pula dibaca Litundzira artinya supaya kamu memberi
peringatan dengan Alquran itu (kepada orang-orang yang hidup) hatinya,
maksudnya tanggap terhadap apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka; mereka adalah
orang-orang mukmin (dan supaya pastilah ketetapan) azab (terhadap orang-orang
kafir) mereka diserupakan orang mati, karena mereka tidak tanggap terhadap
apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka.
|
||
Dan apakah mereka
tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk
mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan
Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? (71)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
أَنَّا خَلَقۡنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتۡ أَيۡدِينَآ أَنۡعَـٰمً۬ا فَهُمۡ لَهَا
مَـٰلِكُونَ (٧١)
|
|
||
071. (Dan apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan,
Istifham di sini mengandung makna Taqrir dan huruf Wau yang masuk kepadanya
merupakan huruf 'Athaf (bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka) ini
ditujukan kepada segolongan manusia (dari apa yang telah Kami ciptakan dengan
kekuasaan Kami) dari hasil ciptaan Kami tanpa sekutu dan tanpa pembantu
(yaitu berupa binatang ternak) unta, sapi, dan kambing lalu mereka
menguasainya?) dapat memeliharanya.
|
||
Dan Kami tundukkan
binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan
mereka dan sebagiannya mereka makan. (72)
|
|
وَذَلَّلۡنَـٰهَا
لَهُمۡ فَمِنۡہَا رَكُوبُہُمۡ وَمِنۡہَا يَأۡكُلُونَ (٧٢)
|
|
||
072. (Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu) Kami jadikan
mereka tunduk (untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka)
menjadi kendaraan mereka (dan sebagiannya mereka makan.)
|
||
Dan mereka memperoleh
padanya manfa’at-manfa’at dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak
bersyukur? (73)
|
|
وَلَهُمۡ فِيہَا
مَنَـٰفِعُ وَمَشَارِبُۖ أَفَلَا يَشۡكُرُونَ (٧٣)
|
|
||
073. (Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat) yakni
dari bulu unta, kambing, dan dombanya (dan minuman) dari air susunya, lafal
Masyaarib adalah bentuk jamak dari lafal Masyrab yang bermakna Asy-Syurb atau
minuman, makna yang dimaksud adalah tempat minum. (Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?) kepada Allah Yang telah melimpahkan nikmat-nikmat itu
kepada mereka, lalu karenanya mereka mau beriman. Makna yang dimaksud ialah
mereka tidak mensyukurinya.
|
||
Mereka mengambil
sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. (74)
|
|
وَٱتَّخَذُواْ مِن
دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةً۬ لَّعَلَّهُمۡ يُنصَرُونَ (٧٤)
|
|
||
074. (Mereka mengambil selain Allah) selain-Nya (sebagai sesembahan-sesembahan)
berhala-berhala yang mereka sembah (agar mereka mendapat pertolongan)
terhindar dari azab Allah, karena mendapat syafaat dari tuhan-tuhan
sesembahan mereka itu, ini menurut dugaan mereka sendiri.
|
||
Berhala-berhala itu
tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang
disiapkan untuk menjaga mereka. (75)
|
|
لَا يَسۡتَطِيعُونَ
نَصۡرَهُمۡ وَهُمۡ لَهُمۡ جُندٌ۬ مُّحۡضَرُونَ (٧٥)
|
|
||
075. (Berhala-berhala itu tidak akan dapat) yakni
sesembahan-sesembahan mereka itu tidak dapat menolong. Ungkapan kata berhala
memakai jamak untuk orang yang berakal hanyalah sebagai kata kiasan saja,
yakni mereka dianggap sebagai makhluk yang berakal (menolong mereka padahal
berhala-berhala itu) sesembahan-sesembahan mereka itu (menjadi tentara
mereka) menurut dugaan mereka, yaitu tentara yang siap menolong mereka (yang
disiapkan) di dalam neraka bersama mereka.
|
||
Maka janganlah ucapan
mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. (76)
|
|
فَلَا يَحۡزُنكَ
قَوۡلُهُمۡۘ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ (٧٦)
|
|
||
076. (Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu) seperti
ucapan, bahwa kamu bukanlah seseorang yang diutus oleh Allah dan
ucapan-ucapan lainnya. (Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan) dari perkataan-perkataan semacam itu
dan yang lainnya, kelak Kami akan membalasnya kepada mereka.
|
||
Dan apakah manusia
tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air [mani], maka
tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! (77)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَ
ٱلۡإِنسَـٰنُ أَنَّا خَلَقۡنَـٰهُ مِن نُّطۡفَةٍ۬ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ۬
مُّبِينٌ۬ (٧٧)
|
|
||
077. (Apakah manusia tidak memperhatikan) apakah ia tidak
mengetahui, orang yang dimaksud adalah Ashi bin Wail (bahwa Kami
menciptakannya dari setitik air) yakni air mani, hingga Kami jadikan ia besar
dan kuat (maka tiba-tiba ia menjadi penentang) yakni sangat memusuhi Kami
(yang nyata) jelas menentangnya, tidak mau percaya kepada adanya hari
berbangkit.
|
||
Dan dia membuat
perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur
luluh?" (78)
|
|
وَضَرَبَ لَنَا
مَثَلاً۬ وَنَسِىَ خَلۡقَهُ ۥۖ قَالَ مَن يُحۡىِ ٱلۡعِظَـٰمَ وَهِىَ
رَمِيمٌ۬ (٧٨)
|
|
||
078. (Dia membuat perumpamaan bagi Kami) mengenai hal tersebut
(dan dia lupa kepada kejadiannya) berasal dari air mani, dan terlebih lagi ia
lupa kepada hal-hal yang selain itu (ia berkata, "Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?") hancur
berantakan, di dalam ungkapan ini tidak dikatakan Ramiimatun, karena isim
bukan sifat. Menurut suatu riwayat dikisahkan bahwa Ashi bin Wail mengambil
sebuah tulang yang telah hancur, kemudian ia cerai-beraikan tulang itu di
hadapan Nabi saw. seraya berkata, "Apakah kamu berpendapat, bahwa Allah
nanti akan menghidupkan kembali tulang ini sesudah hancur luluh dan
berantakan ini?" Maka Nabi saw. menjawab, "Ya, Dia akan memasukkanmu
ke neraka."
|
||
Katakanlah: "Ia
akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia
Maha Mengetahui tentang segala makhluk, (79)
|
|
قُلۡ يُحۡيِيہَا
ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلۡقٍ عَلِيمٌ (٧٩)
|
|
||
079. (Katakanlah! "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya yang pertama kali. Dan Dia tentang segala makhluk) semua yang
diciptakan-Nya (Maha Mengetahui) secara global dan rinci, baik sebelum mereka
diciptakan maupun sesudahnya.
|
||
yaitu Tuhan yang
menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan
[api] dari kayu itu." (80)
|
|
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم
مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلۡأَخۡضَرِ نَارً۬ا فَإِذَآ أَنتُم مِّنۡهُ تُوقِدُونَ (٨٠)
|
|
||
080. (Yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian) yakni
segolongan umat manusia (dari kayu yang hijau) yakni kayu pohon Marakh dan
Affar atau semua jenis pohon selain pohon anggur (api, maka tiba-tiba kalian
nyalakan -api- dari kayu itu.") kalian membuat api daripadanya. Hal ini
menunjukkan kekuasaan Allah swt. yang mampu untuk menghidupkan kembali
manusia yang mati. Karena sesungguhnya di dalam kayu yang hijau itu terhimpun
antara air, api, dan kayu; maka air tidak dapat memadamkan api, dan pula api
tidak dapat membakar kayu.
|
||
Dan tidakkah Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad
mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta
lagi Maha Mengetahui. (81)
|
|
أَوَلَيۡسَ ٱلَّذِى
خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخۡلُقَ مِثۡلَهُمۚ
بَلَىٰ وَهُوَ ٱلۡخَلَّـٰقُ ٱلۡعَلِيمُ (٨١)
|
|
||
081. (Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu)
padahal langit dan bumi itu sangat besar (berkuasa menciptakan yang serupa dengan
itu) yaitu manusia yang kecil bentuknya itu. (Benar) Dia berkuasa untuk
menciptakannya, di sini Allah swt. menjawab diri-Nya sendiri. (Dan Dialah
Maha Pencipta) banyak ciptaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) segala sesuatu.
|
||
Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" maka terjadilah ia. (82)
|
|
إِنَّمَآ
أَمۡرُهُ ۥۤ إِذَآ أَرَادَ شَيۡـًٔا أَن يَقُولَ لَهُ ۥ كُن
فَيَكُونُ (٨٢)
|
|
||
082. (Sesungguhnya perkara-Nya) keadaan-Nya (apabila Dia
menghendaki sesuatu) yakni berkehendak menciptakan sesuatu (hanyalah berkata
kepadanya, "Jadilah," maka terjadilah ia) berujudlah sesuatu itu.
Menurut qiraat yang lain lafal Fayakuunu dibaca Fayakuna karena diathafkan
kepada lafal Yaquula.
|
||
Maka Maha Suci [Allah]
yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu
dikembalikan. (83)
|
|
فَسُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِى
بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىۡءٍ۬ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (٨٣)
|
|
||
083. (Maka Maha Suci Allah Yang dalam genggaman-Nya kekuasaan)
lafal Malakuutu pada asalnya adalah Mulki kemudian ditambahkan huruf Wawu dan
Ta untuk menunjukkan makna mubalaghah, artinya kekuasaan atas (segala sesuatu
dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan) kelak di akhirat.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 36 - Yaasiin (1 - 83)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar