Surah KELUARGA ’IMRAN
|
|
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Bagaimanakah kamu
[sampai] menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan
Rasul-Nyapun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh
kepada [agama] Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus. (101)
|
|
وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ
وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتُ ٱللَّهِ وَفِيڪُمۡ رَسُولُهُ ۥۗ
وَمَن يَعۡتَصِم بِٱللَّهِ فَقَدۡ هُدِىَ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (١٠١)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Faryabi dan Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di masa jahiliah, di
antara suku-suku Aus dan Khazraj terdapat persengketaan. Sementara mereka
sedang duduk-duduk, teringatlah mereka akan peristiwa yang mereka alami,
hingga mereka pun jadi marah lalu sebagian bangkit mengejar lainnya dengan senjata.
Maka turunlah ayat, 'Kenapa kamu menjadi kafir...,' serta dua buah ayat
berikutnya." (Q.S. Ali Imran 101-103)
|
||
101. (Betapa kamu menjadi kafir)
pertanyaan sebagai celaan dan membangkitkan keheranan (padahal ayat-ayat
Allah dibacakan kepadamu dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu.
Barang siapa yang berpegang teguh) atau mengikuti (agama Allah, maka
sesungguhnya ia telah dibimbing ke jalan yang lurus.)
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
(102)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٠٢)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Faryabi dan Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di masa jahiliah, di
antara suku-suku Aus dan Khazraj terdapat persengketaan. Sementara mereka
sedang duduk-duduk, teringatlah mereka akan peristiwa yang mereka alami,
hingga mereka pun jadi marah lalu sebagian bangkit mengejar lainnya dengan
senjata. Maka turunlah ayat, 'Kenapa kamu menjadi kafir...,' serta dua buah
ayat berikutnya." (Q.S. Ali Imran 101-103)
|
||
102. (Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa) yaitu dengan menaati dan
bukan mendurhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari karunia-Nya dan dengan
mengingat serta tidak melupakan-Nya. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah!
Siapakah yang sanggup melaksanakan ini?" Maka ayat ini pun dinasakh
dengan firman-Nya, "Bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kemampuanmu." (dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.)
|
||
Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali [agama] Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat
Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (103)
|
|
وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ
فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬
مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ
ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ (١٠٣)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Faryabi dan Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di masa jahiliah, di
antara suku-suku Aus dan Khazraj terdapat persengketaan. Sementara mereka
sedang duduk-duduk, teringatlah mereka akan peristiwa yang mereka alami,
hingga mereka pun jadi marah lalu sebagian bangkit mengejar lainnya dengan
senjata. Maka turunlah ayat, 'Kenapa kamu menjadi kafir...,' serta dua buah
ayat berikutnya." (Q.S. Ali Imran 101-103)
|
||
103. (Berpegang teguhlah kamu dengan tali
Allah) maksudnya agama-Nya (kesemuanya dan janganlah kamu berpecah-belah)
setelah menganut Islam (serta ingatlah nikmat Allah) yakni karunia-Nya
(kepadamu) hai golongan Aus dan Khazraj (ketika kamu) yakni sebelum Islam
(bermusuh-musuhan, maka dirukunkan-Nya) artinya dihimpun-Nya (di antara
hatimu) melalui Islam (lalu jadilah kamu berkat nikmat-Nya bersaudara) dalam
agama dan pemerintahan (padahal kamu telah berada dipinggir jurang neraka)
sehingga tak ada lagi pilihan lain bagi kamu kecuali terjerumus ke dalamnya
dan mati dalam kekafiran (lalu diselamatkan-Nya kamu daripadanya) melalui
iman kalian. (Demikianlah) sebagaimana telah disebutkan-Nya tadi (Allah
menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kamu beroleh petunjuk).
|
||
Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; [217]
merekalah orang-orang yang beruntung.
(104)
|
|
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ
أُمَّةٌ۬ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ
عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (١٠٤)
|
[217]
"Ma'ruf": segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
|
||
104. (Hendaklah ada di antara kamu satu
golongan yang menyeru kepada kebaikan) ajaran Islam (dan menyuruh kepada yang
makruf dan melarang dari yang mungkar. Merekalah) yakni orang-orang yang
menyeru, yang menyuruh dan yang melarang tadi (orang-orang yang beruntung)
atau berbahagia. 'Min' di sini untuk menunjukkan 'sebagian' karena apa yang
diperintahkan itu merupakan fardu kifayah yang tidak mesti bagi seluruh umat
dan tidak pula layak bagi setiap orang, misalnya orang yang bodoh.
|
||
Dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat, (105)
|
|
وَلَا تَكُونُواْ
كَٱلَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَٱخۡتَلَفُواْ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ
ٱلۡبَيِّنَـٰتُۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (١٠٥)
|
105. (Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
berpecah-belah) dalam agama mereka (dan berselisih) padanya (sesudah datang
kepada mereka keterangan yang jelas) mereka itu ialah orang-orang Yahudi dan
Nasrani. (Merekalah orang-orang yang mendapat siksa yang berat).
|
||
pada hari yang di
waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.
Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya [kepada mereka dikatakan]:
"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab
disebabkan kekafiranmu itu". (106)
|
|
يَوۡمَ تَبۡيَضُّ
وُجُوهٌ۬ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٌ۬ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡوَدَّتۡ وُجُوهُهُمۡ
أَكَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَـٰنِكُمۡ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ
تَكۡفُرُونَ (١٠٦)
|
106. (Ingatlah suatu hari di mana wajah-wajah ada yang menjadi
putih berseri dan ada pula yang hitam legam) maksudnya pada hari kiamat.
(Adapun orang-orang yang wajahnya menjadi hitam) yakni orang-orang kafir,
maka mereka dilemparkan ke dalam neraka dan dikatakan kepada mereka sebagai
celaan ("Kenapa kamu kafir setelah beriman?") yaitu sewaktu
pengambilan ikrar dulu. ("Maka rasailah siksa disebabkan kekafiranmu
itu.")
|
||
Adapun orang-orang
yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah [surga];
mereka kekal di dalamnya. (107)
|
|
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ
ٱبۡيَضَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فَفِى رَحۡمَةِ ٱللَّهِ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (١٠٧)
|
107. (Adapun orang-orang yang wajahnya menjadi putih berseri)
yakni orang-orang yang beriman (mereka berada dalam rahmat Allah) dalam
surga-Nya (mereka kekal di dalamnya).
|
||
Itulah ayat-ayat
Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah
berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (108)
|
|
تِلۡكَ ءَايَـٰتُ
ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَيۡكَ بِٱلۡحَقِّۗ وَمَا ٱللَّهُ يُرِيدُ ظُلۡمً۬ا
لِّلۡعَـٰلَمِينَ (١٠٨)
|
108. (Itulah) maksudnya ayat-ayat tadi (ayat-ayat Allah. Kami
bacakan kepadamu) hai Muhammad (dengan benar, dan tiadalah Allah menghendaki
keaniayaan bagi seluruh alam) misalnya dengan menjatuhkan hukuman pada mereka
tanpa dosa.
|
||
Kepunyaan Allahlah
segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan
segala urusan. (109)
|
|
وَلِلَّهِ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ (١٠٩)
|
109. (Kepunyaan Allahlah segala yang di langit dan di bumi)
baik sebagai milik maupun sebagai makhluk dan hamba (dan kepada Allah
kembalinya segala urusan).
|
||
Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (110)
|
|
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ
أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ
وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا
لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (١١٠)
|
110. (Adalah kamu) hai umat Muhammad dalam ilmu Allah swt.
(sebaik-baik umat yang dikeluarkan) yang ditampilkan (buat manusia, menyuruh
kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan itu (lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a.
dan sahabat-sahabatnya (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik)
kafir.
|
||
Mereka sekali-kali
tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan
celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik
melarikan diri ke belakang [kalah]. Kemudian mereka tidak mendapat
pertolongan. (111)
|
|
لَن يَضُرُّوڪُمۡ
إِلَّآ أَذً۬ىۖ وَإِن يُقَـٰتِلُوكُمۡ يُوَلُّوكُمُ ٱلۡأَدۡبَارَ ثُمَّ لَا
يُنصَرُونَ (١١١)
|
111. (Mereka sekali-kali tidak akan dapat memberi mudarat
kepadamu) maksudnya sedikit pun juga orang-orang Yahudi tidak akan dapat
memberi mudarat terhadap kaum Muslimin (kecuali gangguan saja) yakni gangguan
lisan seperti makian dan ancaman (dan jika mereka berperang dengan kamu maka
mereka akan berbalik melarikan diri) karena menderita kekalahan (kemudian
mereka tidak mendapat pertolongan) untuk menghadapi kamu sebaliknya kamulah
yang akan mendapat pertolongan untuk menghadapi mereka.
|
||
Mereka diliputi
kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada
tali [agama] Allah dan tali [perjanjian] dengan manusia [218], dan mereka kembali
mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian
itu [219] karena
mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
benar. Yang demikian itu [220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (112)
|
|
ضُرِبَتۡ عَلَيۡہِمُ
ٱلذِّلَّةُ أَيۡنَ مَا ثُقِفُوٓاْ إِلَّا بِحَبۡلٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبۡلٍ۬
مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡہِمُ
ٱلۡمَسۡكَنَةُۚ ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ
وَيَقۡتُلُونَ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّ۬ۚ ذَٲلِكَ بِمَا عَصَواْ
وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ (١١٢) ۞
|
[218]
Maksudnya: perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al-Qur'an dan
perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
[219] Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah. [220] Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi. |
||
112. (Ditimpakan atas mereka kehinaan di
mana pun mereka berada) sehingga bagi mereka tak ada kemuliaan dan keamanan
(kecuali) dengan dua hal: (dengan tali dari Allah dan tali dari manusia) yang
beriman, yang merupakan janji dari mereka kepada Ahli Kitab bahwa mereka akan
diberi keamanan dengan imbalan pembayaran upeti, maka tak ada jaminan bagi
mereka selain dengan itu (dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan ditimpakan atas mereka kerendahan. Demikian itu bahwa mereka) artinya
disebabkan karena mereka (kafir akan ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Demikian itu) sebagai pengukuhan (disebabkan mereka
durhaka) akan perintah Allah (dan mereka melanggar batas) artinya melampaui
yang halal hingga jatuh kepada yang haram.
|
||
Mereka itu tidak sama;
di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus [221], mereka membaca
ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga
bersujud [sembahyang]. (113)
|
|
لَيۡسُواْ سَوَآءً۬ۗ
مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ أُمَّةٌ۬ قَآٮِٕمَةٌ۬ يَتۡلُونَ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ وَهُمۡ
يَسۡجُدُونَ (١١٣)
|
[221] Yakni:
golongan Ahli Kitab yang telah memeluk agama Islam.
|
||
113. (Mereka itu tidaklah) maksudnya
Ahli-ahli Kitab (sama) atau serupa. (Di antara Ahli Kitab ada golongan yang
bersikap lurus) jujur dan teguh berdiri di atas kebenaran seperti Abdullah
bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya (mereka membaca ayat-ayat Allah di
saat-saat malam hari sedangkan mereka bersujud) maksudnya salat, menjadi hal.
|
||
Mereka beriman kepada Allah
dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang mungkar dan bersegera kepada [mengerjakan] pelbagai kebaikan; mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh. (114)
|
|
يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ
وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ
ٱلۡمُنكَرِ وَيُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلۡخَيۡرَٲتِ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مِنَ
ٱلصَّـٰلِحِينَ (١١٤)
|
114. (Mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir,
menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar dan berlomba-lomba
mengerjakan kebaikan. Mereka itulah) yakni yang dilukiskan tadi (termasuk
orang-orang yang saleh). Di antara mereka ada pula yang tidak seperti
demikian dan tidak termasuk orang-orang yang saleh.
|
||
Dan apa saja kebajikan
yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi [menerima
pahala] nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (115)
|
|
وَمَا يَفۡعَلُواْ مِنۡ
خَيۡرٍ۬ فَلَن يُڪۡفَرُوهُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ (١١٥)
|
115. (Apa-apa yang mereka kerjakan) yang dikerjakan oleh umat
yang lurus tadi, dengan ya atau yang kamu kerjakan, wahai umat dengan ta
(berupa kebaikan, maka tidaklah akan tertutup) menurut dua versi tadi artinya
tidaklah akan terhalang untuk mendapatkan pahalanya tetapi akan tetap diberi
balasannya. (Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang bertakwa.)
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali
tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (116)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَن تُغۡنِىَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٲلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَـٰدُهُم مِّنَ
ٱللَّهِ شَيۡـًٔ۬اۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۚ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (١١٦)
|
116. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir tidaklah akan dapat
menolak) menghindarkan (diri mereka atau harta benda maupun anak-anak
laki-laki mereka dari Allah) dari siksa-Nya (sedikit pun juga)
dikhususkan-Nya menyebutkan keduanya karena biasanya manusia membela dirinya
adakalanya dengan tebusan harta dan adakalanya dengan bantuan anak-anaknya.
(Dan mereka adalah penghuni neraka, kekal mereka di dalamnya.)
|
||
Perumpamaan harta yang
mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan
angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang
menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(117)
|
|
مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ
فِى هَـٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ڪَمَثَلِ رِيحٍ۬ فِيہَا صِرٌّ أَصَابَتۡ
حَرۡثَ قَوۡمٍ۬ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ فَأَهۡلَڪَتۡهُۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ
ٱللَّهُ وَلَـٰكِنۡ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ (١١٧)
|
117. (Perumpamaan) atau sifat (harta yang mereka nafkahkan) maksudnya
orang-orang kafir (dalam kehidupan dunia) yakni dalam memusuhi Nabi bahkan
bersedekah dan sebagainya (seperti angin yang mengandung udara yang sangat
dingin yang menimpa tanaman suatu kaum yang menganiaya diri mereka sendiri)
dengan kekafiran dan berbuat maksiat (lalu dirusakkannya) tanaman itu hingga
mereka tidak memperoleh manfaat darinya. Maka demikianlah pula nafkah-nafkah
mereka tadi habis tidak membawa manfaat apa-apa. (Allah tidaklah menganiaya
mereka) dengan lenyapnya harta benda itu tadi (tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri) dengan kekafiran yang menyebabkan musnahnya
harta mereka.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di
luar kalanganmu [karena] mereka tidak henti-hentinya [menimbulkan]
kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata
kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka
lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat [Kami],
jika kamu memahaminya. (118)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً۬ مِّن دُونِكُمۡ لَا
يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالاً۬ وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ
أَفۡوَٲهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِى صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ
ٱلۡأَيَـٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ (١١٨)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir dan Ibnu
Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Beberapa orang laki-laki
Islam masih juga berhubungan dengan laki-laki Yahudi disebabkan mereka
bertetangga dan terikat dalam perjanjian jahiliah. Maka Allah pun menurunkan
ayat yang melarang mereka mengambil orang-orang Yahudi itu sebagai teman
akrab karena dikhawatirkan timbulnya fitnah atas mereka, 'Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu ambil sebagai teman kepercayaan orang-orang yang
di luar kalanganmu...'" (Q.S. Ali Imran 118)
|
||
118. (Hai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu ambil sebagai orang-orang kepercayaan) maksudnya sebagai
teman-teman akrab tempat kamu membukakan rahasia kamu (orang-orang yang di
luar kalanganmu) maksudnya orang lain, misalnya orang Yahudi, Nasrani dan
munafik (tidak henti-hentinya mereka menimbulkan kesusahan bagimu) khabaala
dijadikan manshub karena dihilangkannya huruf khafadh dan arti kalimat ialah
mereka tidak putus-putusnya hendak membinasakan kamu (mereka ingin) atau
mencita-citakan (supaya kamu menderita) artinya berada dalam puncak
kesusahan. (Telah nyata) tampak (kebencian) permusuhan terhadapmu (dari
mulut-mulut mereka) dengan menjelekkan kamu dan membukakan rahasia kamu
kepada orang-orang musyrik (dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka)
berupa permusuhan (lebih besar lagi. Sungguh telah Kami jelaskan kepada kamu
tanda-tanda) permusuhan mereka itu (jika kamu memikirkan)nya. Maka janganlah
kamu ambil mereka itu sebagai orang-orang kepercayaan.
|
||
Beginilah kamu, kamu
menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada
kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:
"Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit
ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah [kepada
mereka]: "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah
mengetahui segala isi hati. (119)
|
|
هَـٰٓأَنتُمۡ
أُوْلَآءِ تُحِبُّونَہُمۡ وَلَا يُحِبُّونَكُمۡ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱلۡكِتَـٰبِ
كُلِّهِۦ وَإِذَا لَقُوكُمۡ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ عَضُّواْ
عَلَيۡكُمُ ٱلۡأَنَامِلَ مِنَ ٱلۡغَيۡظِۚ قُلۡ مُوتُواْ بِغَيۡظِكُمۡۗ إِنَّ
ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (١١٩)
|
119. (Begitulah) sebagai peringatan (kamu) hai (orang-orang)
yang beriman (kalian mencintai mereka) karena akrabnya persaudaraannya dengan
kamu (tetapi mereka tidak mencintai kamu) karena perbedaan agamamu dengan
agama mereka (dan kamu beriman kepada kitab-kitab kesemuanya) artinya kepada
semua kitab, tetapi mereka tidak beriman kepada Kitabmu. (Jika mereka
menjumpai kamu, mereka berkata, "Kami beriman," dan apabila mereka
telah berada dalam kalangan mereka sendiri, mereka menggigit ujung-ujung jari
mereka disebabkan teramat marah kepadamu) melihat kerukunan kamu. Kemarahan
diibaratkan dengan menggigit ujung-ujung jari, walaupun tidak sebenarnya
terjadi. (Katakanlah, "Matilah kamu dengan kemarahanmu itu!") artinya
tetaplah dalam keadaan demikian sampai kamu mati, karena tidak akan pernah
kamu melihat hal-hal yang akan menyenangkan hatimu! (Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang terdapat di dalam dada) maksudnya segala isi hati
termasuk apa yang mereka sembunyikan.
|
||
Jika kamu memperoleh
kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana,
mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu
daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (120)
|
|
إِن تَمۡسَسۡكُمۡ
حَسَنَةٌ۬ تَسُؤۡهُمۡ وَإِن تُصِبۡكُمۡ سَيِّئَةٌ۬ يَفۡرَحُواْ بِهَاۖ وَإِن
تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّڪُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡـًٔاۗ إِنَّ ٱللَّهَ
بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٌ۬ (١٢٠)
|
120. (Jika kamu disentuh) ditimpa (oleh kebaikan) atau nikmat,
seperti kemenangan atau harta rampasan (mereka merasa kecewa) atau
berdukacita (sebaliknya jika kamu ditimpa bencana) seperti kekalahan dan
kekeringan (mereka gembira karenanya) jumlah syarat yang kedua berhubungan
dengan syarat yang sebelumnya, sedangkan di antara keduanya interupsi atau
kalimat sela. Makna ayat, bahwa mereka mati-matian dalam memusuhi kamu, maka
kenapa kamu mempercayai mereka, jauhilah mereka itu! (Jika kamu bersabar)
terhadap gangguan mereka (dan bertakwa) kepada Allah hingga tidak mempercayai
mereka dan sebagainya (maka tidaklah akan mendatangkan kemudaratan) bacaannya
'laa yadhirkum' atau 'laa yadhurrukum' (tipu daya mereka sedikit pun.
Sesungguhnya Allah terhadap apa yang mereka lakukan) dengan 'ya' dan 'ta'
(meliputi) mengetahui dan akan memberikan balasan
|
||
Dan [ingatlah], ketika
kamu berangkat pada pagi hari dari [rumah] keluargamu akan menempatkan para
mu’min pada beberapa tempat untuk berperang [222]. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (121)
|
|
وَإِذۡ غَدَوۡتَ مِنۡ
أَهۡلِكَ تُبَوِّئُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مَقَـٰعِدَ لِلۡقِتَالِۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ (١٢١)
|
[222]
Peristiwa ini terjadi pada perang Uhud yang menurut ahli sejarah terjadi pada
tahun ke 3 H.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Abu
Ya'la mengetengahkan dari Miswar bin Makhramah, katanya, "Saya katakan
kepada Abdurrahman bin Auf, 'Ceritakanlah kepada saya kisah tuan-tuan di
waktu perang Uhud.' Ia menjawab, 'Bacalah setelah ayat ke 120 dari surat Ali
Imran, maka di sana akan kamu dapati kisah kami,' yaitu 'Dan ingatlah ketika
kamu berangkat pada pagi hari dari keluargamu buat menempatkan kaum mukminin
pada beberapa tempat untuk berperang...' sampai dengan firman-Nya,
'...ingatlah ketika dua golongan daripadamu bermaksud hendak mundur karena
takut.' (Q.S. Ali Imran 121-122).
|
||
121. (Dan) ingatlah hai Muhammad (ketika
kamu berangkat di pagi hari dari keluargamu) yakni dari Madinah (untuk
menempatkan orang-orang beriman pada beberapa tempat) atau markas di mana
mereka bertahan (untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar) akan ucapanmu
(lagi Maha Mengetahui) peri keadaanmu. Peristiwa ini terjadi pada waktu
perang Uhud. Nabi saw. keluar dengan membawa 1000 atau 950 orang tentara
sedangkan kaum musyrikin berjumlah sebanyak 3000 orang. Nabi saw. menduduki
posisinya di lereng bukit Uhud pada hari Sabtu tanggal 7 Syawal tahun ketiga
Hijriah. Punggung beliau dan punggung tentaranya menghadap ke arah bukit Uhud
lalu mengatur barisan mereka dan menempatkan pasukan panah yang dipimpin oleh
Abdullah bin Jubair di puncak bukit seraya bersabda, "Hujani mereka
dengan anak panah dari sini agar mereka tidak menyerang dari belakang dan
jangan tinggalkan tempat ini biar sekali pun tidak kalah atau pun
menang!"
|
||
ketika dua golongan
daripadamu [223] ingin [mundur] karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi
kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu’min
bertawakkal. (122)
|
|
إِذۡ هَمَّت طَّآٮِٕفَتَانِ مِنڪُمۡ أَن
تَفۡشَلَا وَٱللَّهُ وَلِيُّہُمَاۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (١٢٢)
|
[223] Yakni:
Banu Salamah dari suku Khazraj dan Banu Haritsah dari suku Aus, keduanya dari
barisan kaum muslimin.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Abu
Ya'la mengetengahkan dari Miswar bin Makhramah, katanya, "Saya katakan
kepada Abdurrahman bin Auf, 'Ceritakanlah kepada saya kisah tuan-tuan di
waktu perang Uhud.' Ia menjawab, 'Bacalah setelah ayat ke 120 dari surat Ali
Imran, maka di sana akan kamu dapati kisah kami,' yaitu 'Dan ingatlah ketika
kamu berangkat pada pagi hari dari keluargamu buat menempatkan kaum mukminin
pada beberapa tempat untuk berperang...' sampai dengan firman-Nya,
'...ingatlah ketika dua golongan daripadamu bermaksud hendak mundur karena
takut.' (Q.S. Ali Imran 121-122). Bukhari dan Muslim mengetengahkan dari
Jabir bin Abdullah, katanya, "Terhadap kamilah diturunkan ayat, 'Ketika
dua golongan di antara kamu hendak mundur karena takut.' (Q.S. Ali Imran 122)
yakni golongan Bani Salamah dan Bani Haritsah."
|
||
122. (Ketika) badal dari idz yang
sebelumnya (dua golongan daripadamu bermaksud) yakni Bani Salamah dan Bani
Haritsah yang merupakan dua sayap tentara (hendak mundur) karena takut
berperang dan mengikuti langkah Abdullah bin Ubai pemimpin golongan munafik
yang menarik diri dari peperangan bersama sahabat-sahabatnya, katanya,
"Apa gunanya kita membunuh diri dan anak-anak kita?" Lalu katanya
kepada Abu Jabir As-Salami yang memintanya agar membela Nabi dan diri mereka
sendiri, "Sekiranya kami pandai berperang, tentulah kami akan turut
bersama kamu," maka Allah pun meneguhkan pendirian kedua golongan tadi
hingga mereka tidak jadi menarik diri dari medan pertempuran (sedangkan Allah
menjadi penolong bagi kedua golongan itu dan karena itu hendaklah kepada
Allah orang-orang beriman bertawakal) hanya percaya kepada-Nya dan tidak
kepada selain-Nya. Dan ketika mereka berhasil mengalahkan musuh, maka untuk
mengingatkan mereka akan nikmat Allah turunlah ayat:
|
||
Sungguh Allah telah
menolong kamu dalam peperangan Badar [224], padahal kamu adalah [ketika itu] orang-orang yang lemah [225]. Karena itu
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (123)
|
|
وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ
ٱللَّهُ بِبَدۡرٍ۬ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةٌ۬ۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ
تَشۡكُرُونَ (١٢٣)
|
[224] Lihat
not 185. Pertemuan dua golongan itu antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin
terjadi dalam perang Badar. Badar nama suatu tempat yang terletak antara
Mekah dengan Madinah dimana terdapat mata air.
[225] Keadaan kaum muslimin lemah karena jumlah mereka sedikit dan perlengkapan mereka kurang mencukupi. |
||
123. (Sungguh, Allah telah menolong kamu
di Badar) suatu tempat di antara Mekah dan Madinah (padahal kamu orang-orang
yang lemah) disebabkan bilangan dan persenjataan yang sedikit (maka
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi orang-orang yang bersyukur)
akan nikmat karunia-Nya
|
||
[Ingatlah], ketika
kamu mengatakan kepada orang mu’min: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah
membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan [dari langit]?"
(124)
|
|
إِذۡ تَقُولُ
لِلۡمُؤۡمِنِينَ أَلَن يَكۡفِيَكُمۡ أَن يُمِدَّكُمۡ رَبُّكُم بِثَلَـٰثَةِ
ءَالَـٰفٍ۬ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ
مُنزَلِينَ (١٢٤)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan dari Sya'bi juga oleh Ibnu Abu Syaibah dalam kitab
Al-Mushannaf, "Kaum muslimin mendapat berita di hari perang Badar bahwa
Karaz bin Jabir Al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik hingga
kaum muslimin menjadi susah karenanya, maka Allah swt. menurunkan ayat,
'Tidakkah cukup bagi kamu jika Tuhanmu menolong...' sampai dengan firman-Nya,
'...yang bertanda.' (Q.S. Ali Imran 124-125). Lalu kekalahan orang-orang
musyrik itu sampai ke telinga Karaz, hingga ia tidak jadi membantu kaum
musyrik demikian pula kaum muslimin tidak pula jadi dibantu dengan lima ribu
orang malaikat."
|
||
124. (Ketika) zharfu zaman bagi datangnya
pertolongan (kamu mengatakan kepada orang-orang beriman) menjanjikan demi
ketenteraman hati mereka ("Tidakkah cukup bagi kamu jika kamu dibantu
Tuhanmu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan.") ada yang membaca
munzaliina dan ada pula munazzaliina.
|
||
ya [cukup], jika kamu
bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu
juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai
tanda. (125)
|
|
بَلَىٰٓۚ إِن
تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَـٰذَا يُمۡدِدۡكُمۡ
رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَـٰفٍ۬ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ مُسَوِّمِينَ (١٢٥)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan dari Sya'bi juga oleh Ibnu Abu Syaibah dalam kitab
Al-Mushannaf, "Kaum muslimin mendapat berita di hari perang Badar bahwa
Karaz bin Jabir Al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik hingga
kaum muslimin menjadi susah karenanya, maka Allah swt. menurunkan ayat,
'Tidakkah cukup bagi kamu jika Tuhanmu menolong...' sampai dengan firman-Nya,
'...yang bertanda.' (Q.S. Ali Imran 124-125). Lalu kekalahan orang-orang
musyrik itu sampai ke telinga Karaz, hingga ia tidak jadi membantu kaum
musyrik demikian pula kaum muslimin tidak pula jadi dibantu dengan lima ribu
orang malaikat."
|
||
125. (Ya) itu cukup bagi kamu. Dalam
surah Al-Anfal disebutkan seribu yakni sebagai bantuan pertama kemudian
menjadi tiga ribu lalu lima ribu sebagaimana firman Allah swt.: (Jika kamu
bersabar) dalam menghadapi musuh (dan bertakwa) kepada Allah dalam
menghindari pertikaian (dan mereka datang) yakni orang-orang musyrikin (pada
ketika itu juga) buat menyerang kamu (maka Tuhanmu akan membantu kamu dengan
lima ribu malaikat yang memakai tanda) ada yang membaca musawwimiina dan ada
pula musawwamiina keduanya berarti memakai tanda. Sungguh mereka itu telah
menunjukkan kesabaran sehingga Allah pun menepati janji-Nya yaitu dengan ikut
sertanya pasukan malaikat di atas kuda-kuda belang dengan memakai serban
berwarna kuning atau putih yang mereka lepaskan teruntai di atas bahu.
|
||
Dan Allah tidak
menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi
[kemenangan] mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu
hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (126)
|
|
وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ
إِلَّا بُشۡرَىٰ لَكُمۡ وَلِتَطۡمَٮِٕنَّ
قُلُوبُكُم بِهِۦۗ وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ
ٱلۡحَكِيمِ (١٢٦)
|
126. (Allah tidaklah menjadikannya) maksudnya pengiriman bala
bantuan itu (melainkan sebagai berita gembira bagi kamu) dengan kemenangan
(dan agar tenteram hatimu karenanya) jadi janganlah kamu cemas melihat
banyaknya musuh dan sedikitnya bilanganmu. (Dan tidaklah kemenangan itu
kecuali dari sisi Allah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana) yang
memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan bukan kepada yang banyak
jumlah tentaranya.
|
||
[Allah menolong kamu
dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu] untuk membinasakan
segolongan orang-orang yang kafir [226] atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan
tiada memperoleh apa-apa. (127)
|
|
لِيَقۡطَعَ طَرَفً۬ا
مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡ يَكۡبِتَہُمۡ فَيَنقَلِبُواْ خَآٮِٕبِينَ (١٢٧)
|
[226] Yakni
dengan terbunuhnya tujuh puluh pemimpin mereka dan tertawannya tujuh puluh
orang lainnya.
|
||
127. (Yaitu untuk memotong) berkaitan
dengan kemenanganmu itu dan maksudnya ialah membinasakan (segolongan
orang-orang yang kafir) dengan terbunuh dan tertawan (atau untuk menjadikan
mereka hina dina) disebabkan kekalahan (sehingga mereka kembali dengan tangan
hampa) tidak memperoleh apa yang mereka harapkan. Ayat berikut ini turun
ketika gigi depan Nabi saw. patah dan wajahnya berlumuran darah di waktu
perang Uhud, sampai beliau bersabda, "Bagaimana suatu kaum akan beroleh
keberuntungan, jika mereka berani melumuri wajah Nabi mereka dengan
darah!"
|
||
Tak ada sedikitpun
campur tanganmu dalam urusan mereka itu [227]
atau Allah menerima taubat mereka, atau
mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.
(128)
|
|
لَيۡسَ لَكَ مِنَ
ٱلۡأَمۡرِ شَىۡءٌ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡہِمۡ أَوۡ يُعَذِّبَهُمۡ فَإِنَّهُمۡ
ظَـٰلِمُونَ (١٢٨)
|
[227] Menurut
riwayat Bukhari mengenai turunnya ayat ini, karena Nabi Muhammad SAW berdo'a
kepada Allah agar menyelamatkan sebagian pemuka-pemuka musyrikin dan
membinasakan sebagian lainnya.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Ahmad
dan Muslim dari Anas, "Salah satu gigi Nabi saw. rontok di waktu perang
Uhud dan terdapat luka di wajah beliau sehingga darah pun mengalir ke bawah.
Maka tanyanya, 'Bagaimana suatu kaum akan berbahagia jika mereka berani
melukai Nabi mereka, padahal ia menyeru mereka kepada Tuhan mereka?' Maka
Allah swt. pun menurunkan ayat, 'Tak ada urusanmu mengenai hal ini sedikit
pun juga...'" (Q.S. Ali Imran 128) Diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhari
dari Ibnu Umar, katanya, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Ya
Allah! Kutuklah si Anu! Kutuklah Harits bin Hisyam! Ya Allah, kutuklah Suhail
bin Amr! Ya Allah kutuklah Shafwan bin Umayyah!' Maka turunlah ayat, 'Tak ada
urusanmu mengenai hal itu...' (Q.S. Ali Imran 128) Sehingga semua mereka itu
pun diterima tobatnya oleh Allah." Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu
Hurairah yang serupa dengan itu. Kata Hafizh Ibnu Hajar, "Cara
menghimpun di antara kedua hadis bahwa Nabi saw. memohon kepada Allah
mengenai kedua hal tersebut di dalam salatnya setelah terjadi peristiwa di
waktu perang Uhud. Maka turunlah ayat ini mengenai kedua hal tersebut
sekaligus, yakni tentang peristiwa yang dialaminya dan tentang doa yang
diucapkannya terhadap mereka." Kata Hafizh pula, "Tetapi menghimpun
ini sulit dilakukan terhadap peristiwa yang tersebut dalam hadis riwayat
Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa di waktu salat
subuh, 'Ya Allah! Kutuklah suku-suku Ra'al, Dzakwan dan Ushaiyah,' sampai
Allah menurunkan, 'Tak ada urusanmu mengenai hal itu sedikit pun juga!'"
(Q.S. Ali Imran 128) Dikatakan sulit karena ayat ini turun mengenai peristiwa
Uhud, sedangkan kisah Ra'al dan Dzakwan terjadi sesudahnya. Tetapi kemudian
tampak oleh saya alasan terjadinya berita demikian itu dan bahwa di sana
terdapat jarak. Perkataannya "sampai Allah menurunkan," terputus
dari riwayat Zuheri pada orang yang menyampaikannya dalam riwayat Muslim.
Penyampaian tidak sah pada riwayat yang saya katakan itu. Katanya lagi, "Mungkin
dapat dikatakan bahwa kisah mereka terjadi di belakang itu, lalu turunnya
ayat terkebelakang sedikit dari sebab nuzul, kemudian barulah ia turun
mengenai semua itu." Hanya mengenai sebab nuzul ini ada lagi riwayat
yang dikeluarkan oleh Bukhari dalam Tarikhnya dan oleh Ibnu Ishak dari Salim
bin Abdullah bin Umar katanya, "Seorang laki-laki Quraisy datang kepada
Nabi saw. lalu katanya, 'Bukanlah kamu melarang orang memaki?' Lalu ia
berpaling dan memutar pundaknya kepada Nabi saw. serta membukakan badan bagian
bawahnya, maka Rasulullah mengutuk dan mendoakan kecelakaan baginya sehingga
Allah pun menurunkan, 'Tak ada urusanmu mengenai hal itu sedikit pun...'
(Q.S. Ali Imran 128) Kemudian orang itu masuk Islam dan keislamannya ternyata
baik, tetapi hadis ini mursal lagi garib atau aneh."
|
||
128. (Tak ada sedikit pun hakmu untuk
campur tangan dalam urusan mereka itu) tetapi semua itu urusan Allah, maka
hendaklah kamu bersabar (apakah) artinya hingga (Allah menerima tobat mereka)
dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam (atau menyiksa mereka, karena
sesungguhnya mereka orang-orang yang aniaya) disebabkan kekafiran mereka.
|
||
Kepunyaan Allah apa
yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang
Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (129)
|
|
وَلِلَّهِ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۚ يَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن
يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٢٩)
|
129. (Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi) baik sebagai milik maupun sebagai makhluk atau hamba-Nya
(diampuni-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diampuni (dan disiksa-Nya
siapa yang dikehendaki) untuk disiksa (dan Allah Maha Pengampun)
kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap orang-orang yang taat
kepada-Nya.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda [228] dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (130)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡڪُلُواْ ٱلرِّبَوٰٓاْ أَضۡعَـٰفً۬ا مُّضَـٰعَفَةً۬ۖ
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (١٣٠)
|
[228] Yang
dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa
riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Lihat
selanjutnya [not. 174. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah
ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba
fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih
banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang
dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi
dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.]
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Firman Allah swt.,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda..." (Surat Ali Imran 130) Diketengahkan oleh Faryabi dari
Mujahid, katanya, "Mereka biasa berjual beli hingga waktu tertentu. Jika
waktu itu telah sampai, mereka tambah harganya dan perpanjang waktunya, maka
turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda.'" (Q.S. Ali Imran 130) Diketengahkan pula dari
Atha', katanya, "Suku Tsaqif biasa berutang kepada Bani Nadhir di masa
jahiliah, maka jika telah jatuh temponya, mereka katakan, 'Kami beritahu
tambahan asal saja kamu perpanjang waktu pembayarannya.' Maka turunlah ayat,
'Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda.'" (Q.S. Ali Imran
130)
|
||
130. (Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda) bacaannya ada yang memakai
alif dan ada pula yang tidak, maksudnya ialah memberikan tambahan pada harta
yang diutang yang ditangguhkan pembayarannya dari tempo yang telah ditetapkan
(dan bertakwalah kamu kepada Allah) dengan menghindarinya (supaya kamu
beroleh keberuntungan) atau hasil yang gemilang.
|
||
Dan peliharalah dirimu
dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. (131)
|
|
وَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ
أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِينَ (١٣١)
|
131. (Jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi
orang-orang yang kafir) janganlah kamu sampai disiksa di dalamnya
|
||
Dan ta’atilah Allah
dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. (132)
|
|
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ
وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّڪُمۡ تُرۡحَمُونَ (١٣٢) ۞
|
132. (Taatilah olehmu Allah dan Rasul, supaya kamu beroleh
rahmat).
|
||
Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (133)
|
|
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ
مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ
أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ (١٣٣)
|
133. (Dan bersegeralah kamu) dengan atau tanpa wau (kepada
keampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi)
artinya seluas langit dan bumi bila keduanya disambung; sedangkan '`ardh'
artinya ialah luas (yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada
Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan [kesalahan] orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (134)
|
|
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ
فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡڪَـٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ
ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٣٤)
|
134. (Yaitu orang yang mengeluarkan nafkah) dalam menaati
Allah (baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan yang dapat menahan
amarahnya) hingga tidak melampiaskannya walaupun sebenarnya ia sanggup (dan
yang memaafkan kesalahan manusia) yang melakukan keaniayaan kepadanya tanpa
membalasnya (dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan) seperti
pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan itu dan akan memberi mereka balasan.
|
||
Dan [juga] orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri [229], mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (135)
|
|
وَٱلَّذِينَ إِذَا
فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ
فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ
وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ (١٣٥)
|
[229]
Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana
mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti
zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana
mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
|
||
135. (Dan juga orang-orang yang apabila
mereka berbuat kekejian) artinya dosa yang keji seperti perzinahan (atau
menganiaya diri mereka sendiri) artinya melakukan dosa yang lebih ringan dari
itu misalnya mencium (mereka ingat kepada Allah) maksudnya ingat akan
ancaman-Nya (lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapakah)
artinya tidak ada (yang dapat mengampuni dosa itu melainkan Allah. Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan mereka itu) menghentikannya sama sekali (sedangkan
mereka mengetahui) bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan maksiat
adanya.
|
||
Mereka itu balasannya
ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal. (136)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ جَزَآؤُهُم
مَّغۡفِرَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِمۡ وَجَنَّـٰتٌ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُ
خَـٰلِدِينَ فِيہَاۚ وَنِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَـٰمِلِينَ (١٣٦)
|
136. (Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka
dan surga yang di bawahnya mengalir anak-anak sungai, kekal mereka di
dalamnya) menjadi hal artinya ditakdirkan kekal jika mereka beruntung
memasukinya (dan itulah sebaik-baiknya pahala bagi orang yang beramal)
artinya pahala bagi orang-orang yang mengerjakan perbuatan terpuji ini.
|
||
Sesungguhnya telah
berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah [230]; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan [rasul-rasul]. (137)
|
|
قَدۡ خَلَتۡ مِن
قَبۡلِكُمۡ سُنَنٌ۬ فَسِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ
عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ (١٣٧)
|
[230] Yang
dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukuman-hukuman Allah yang berupa
malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan
rasul.
|
||
137. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan
kekalahan dalam perang Uhud (Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu
sunah-sunah) artinya cara-cara Allah menghadapi orang-orang kafir yaitu
menangguhkan kebinasaan mereka, lalu menghancurkan mereka secara tiba-tiba
(maka berjalanlah kamu) hai orang-orang beriman (di muka bumi, dan lihatlah
betapa akibat orang-orang yang mendustakan) para rasul, artinya kesudahan
nasib mereka berupa kebinasaan. Maka janganlah kamu bersedih hati atas
kemenangan mereka, karena Aku hanyalah menangguhkan kebinasaan mereka itu
hingga pada saatnya nanti.
|
||
[Al Qur’an] ini adalah
penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa. (138)
|
|
هَـٰذَا بَيَانٌ۬
لِّلنَّاسِ وَهُدً۬ى وَمَوۡعِظَةٌ۬ لِّلۡمُتَّقِينَ (١٣٨)
|
138. (Ini) maksudnya Alquran ini (menjadi penerang bagi
manusia) artinya semuanya (dan petunjuk) dari kesesatan (serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa) di antara mereka.
|
||
Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah [pula] kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi [derajatnya], jika kamu orang-orang yang
beriman. (139)
|
|
وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ
وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٣٩)
|
139. (Janganlah kamu merasa lemah) dalam memerangi orang-orang
kafir (dan jangan pula bersedih hati) atas sesuatu musibah yang menimpa
dirimu (padahal kamu orang-orang yang tertinggi) hingga mampu mengalahkan
mereka (jika kamu orang-orang yang beriman) maksudnya benar-benar beriman
sedangkan yang menjadi jawab syarat ialah apa yang ditunjukkan oleh makna
kalimat-kalimat yang sebelumnya.
|
||
Jika kamu [pada perang
Uhud] mendapat luka, maka sesungguhnya kaum [kafir] itupun [pada perang
Badar] mendapat luka yang serupa. Dan masa [kejayaan dan kehancuran] itu,
Kami pergilirkan di antara manusia [agar mereka mendapat pelajaran]; dan
supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman [dengan orang-orang kafir]
dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya [gugur sebagai] syuhada [231]. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim, (140)
|
|
إِن يَمۡسَسۡكُمۡ
قَرۡحٌ۬ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٌ۬ مِّثۡلُهُ ۥۚ وَتِلۡكَ
ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُہَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ
ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٤٠)
|
[231]
Syuhada' di sini ialah orang-orang Islam yang gugur di dalam peperangan untuk
menegakkan agama Allah. Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikannya dengan
"menjadi saksi atas manusia" sebagai tersebut dalam ayat 143 surat
Al Baqarah.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Abu Hatim dari Ikrimah, katanya, "Tatkala berita perang lambat sampai ke
telinga kaum wanita, mereka pun pergi keluar untuk mencari-carinya. Kebetulan
ada dua orang yang datang dengan mengendarai unta, maka tanya salah seorang
di antara wanita itu, 'Apakah yang dilakukan oleh Rasulullah?' Kedua
laki-laki itu pun berceritalah, sampai wanita itu mengatakan, 'Saya tidak
peduli, apakah Allah akan menjadikan sebagian di antara hamba-hamba-Nya
sebagai syuhada,' dan Alquran pun turun mengenai apa yang dikatakan wanita
itu, 'Dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya sebagai syuhada.'"(Q.S. Ali
Imran 140)
|
||
140. (Jika kamu ditimpa) seperti pada
perang Uhud (oleh luka-luka) qarh atau qurh, artinya ialah penderitaan
disebabkan luka dan sebagainya (maka sesungguhnya kaum kafir itu pun telah
ditimpa pula oleh luka yang serupa) di waktu perang Badar. (Dan hari-hari itu
Kami pergilirkan) silih berganti (di antara manusia) misalnya sekarang masa
kejayaan bagi satu golongan dan esok bagi golongan lainnya agar mereka
sama-sama menarik pelajaran (dan supaya Allah mengetahui) secara lahiriah
(orang-orang yang beriman) secara ikhlas dari yang tidak (dan supaya sebagian
kamu dijadikan-Nya syuhada) artinya dimuliakan-Nya dengan mati syahid. (Dan Allah
tidak menyukai orang-orang yang aniaya) yakni orang-orang kafir yang akan
menerima hukuman daripada-Nya. Seumpama mereka diberi-Nya nikmat, itu
hanyalah untuk mendekatkan mereka kepada siksa.
|
||
dan agar Allah
membersihkan orang-orang yang beriman [dari dosa mereka] dan membinasakan
orang-orang yang kafir. (141)
|
|
وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَمۡحَقَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٤١)
|
141. (Agar Allah menyucikan orang-orang yang beriman) artinya
membersihkan mereka dari dosa dengan musibah yang menimpa diri mereka itu
(serta membinasakan orang-orang yang kafir).
|
||
Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang
berjihad [232] di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. (142)
|
|
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن
تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ
مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٤٢)
|
[232] Jihad
dapat berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang
Islam; 2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan
Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.
|
||
142. (Atau) artinya apakah (kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga padahal belumlah diketahui oleh Allah orang-orang
yang berjihad di antara kamu) yakni secara lahirnya (dan belum diketahui-Nya
orang-orang yang sabar) dalam menghadapi kesusahan.
|
||
Sesungguhnya kamu
mengharapkan mati [syahid] sebelum kamu menghadapinya; [sekarang] sungguh
kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya [233]. (143)
|
|
وَلَقَدۡ كُنتُمۡ
تَمَنَّوۡنَ ٱلۡمَوۡتَ مِن قَبۡلِ أَن تَلۡقَوۡهُ فَقَدۡ رَأَيۡتُمُوهُ
وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ (١٤٣)
|
[233] Maksudnya:
sebelum perang Uhud banyak para sahabat terutama yang tidak turut perang
Badar menganjurkan agar Nabi Muhammad SAW keluar dari kota Madinah memerangi
orang-orang kafir.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas bahwa beberapa orang sahabat
laki-laki pernah berkata, "Kenapa kita tidak gugur sebagaimana
sahabat-sahabat kita di waktu perang Badar," atau, "Kapan kita
dapat menemui kembali suatu hari sebagaimana hari perang Badar, di mana kita dapat
bertempur melawan orang-orang musyrik dan berhasil merebut kemenangan dan
mendapatkan kebahagiaan, atau kita cari mati syahid, atau dua kalimat
syahadat, surga atau kehidupan abadi yang penuh rezeki." Maka Allah pun
membukakan kesempatan itu bagi mereka, yakni di medan perang Uhud, tetapi
mereka tak dapat bertahan agak lama kecuali beberapa orang yang dikehendaki
Allah di antara mereka. Maka Allah pun menurunkan ayat, "Sesungguhnya
dulu kamu telah mengharapkan mati syahid..." (Q.S. Ali Imran 143)
|
||
143. (Sesungguhnya dulu kamu
mengharapkan) asalnya tatamannauna lalu salah satu dari ta-nya dibuang
(kematian sebelum kamu menemuinya) artinya kamu pernah mengatakan dulu,
"Wahai kiranya kami dapat menemui suatu hari seperti hari perang Badar
agar kami menemui mati syahid sebagaimana dialami oleh kawan-kawan kami
dulu." (Sekarang kamu telah melihatnya) maksudnya yang menjadi sebab dan
asal usulnya yaitu peperangan itu sendiri (sedangkan kamu menyaksikannya)
dapat merenungkannya bagaimana seharusnya lalu kenapa kamu dapat dikalahkan?
Dan mengenai kekalahan itu turun ayat bahwa sebabnya ialah tatkala disebarkan
berita bahwa Nabi saw. telah terbunuh sementara orang-orang munafik
meneriakkan, "Karena ia telah terbunuh maka kembalilah kalian kepada
agama kalian!"
|
||
Muhammad itu tidak
lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rasul [234].
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang [murtad]?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur. (144)
|
|
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا
رَسُولٌ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ
ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَـٰبِكُمۡۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ فَلَن
يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡـًٔ۬اۗ وَسَيَجۡزِى ٱللَّهُ ٱلشَّـٰڪِرِينَ (١٤٤)
|
[234]
Maksudnya: Nabi Muhammad SAW ialah seorang manusia yang diangkat Allah
menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya telah wafat. Ada yang wafat karena
terbunuh ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi Muhammad SAW juga
akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu itu. Di waktu
berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi Muhammad SAW mati
terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud
meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu
orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi
tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk
menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik
itu. (Sahih Bukhari bab Jihad). Abu Bakar r.a. mengemukakan ayat ini di mana
terjadi pula kegelisahan di kalangan para sahabat di hari wafatnya Nabi
Muhammad SAW untuk menenteramkan Umar Ibnul Khaththab r.a. dan
sahabat-sahabat yang tidak percaya tentang kewafatan Nabi itu. (Sahih Bukhari
bab Ketakwaan Sahabat).
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Munzir
mengetengahkan dari Umar, katanya, "Kami terpisah cerai-berai dari
Rasulullah saw. di hari perang Uhud, lalu saya naik ke sebuah bukit. Maka
saya dengar orang Yahudi mengatakan. 'Muhammad sudah terbunuh!' Maka kata
saya, 'Tidak seorang pun saya dengar mengatakan bahwa Muhammad telah
terbunuh, kecuali saya tebas batang lehernya!' Kemudian saya berkeliling
melihat-lihat kiranya tampak Rasulullah saw. dan orang-orang telah pada
pulang. Maka turunlah ayat, 'Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
rasul...'" (Q.S. Ali Imran 144) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari
Rabi', katanya, "Tatkala perang Uhud mereka ditimpa malapetaka yang
menyebabkan mereka luka-luka sehingga saling menanyakan tentang Nabi saw.,
ada orang yang mengatakan, 'Nabi telah terbunuh.' Lalu dijawab oleh beberapa
orang lain, 'Sekiranya ia seorang nabi, maka dia tidak akan terbunuh.' Seru
yang lain pula, 'Perangilah apa yang diperangi Nabimu sampai kamu beroleh
kemenangan atau kamu pergi menyusulnya.' Maka Allah pun menurunkan ayat,
'Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul...'" (Q.S. Ali Imran
144) Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari Abu Najih, "Seorang
laki-laki Muhajirin lewat pada seorang laki-laki Ansar yang sedang bergelimang
darah, maka tanyanya, 'Tahukah Anda bahwa Muhammad telah terbunuh?' Jawabnya,
'Sekiranya Muhammad terbunuh, beliau telah menyampaikan, risalahnya, maka
berperanglah pula kamu untuk agamamu!' Maka turunlah ayat itu."
Diketengahkan oleh Ibnu Rahawaih dalam Musnadnya dari Zuhri bahwa setanlah
yang meneriakkan di waktu perang Uhud bahwa Muhammad telah terbunuh. Kata
Kaab bin Malik, "Sayalah yang mula-mula mengenali Rasulullah saw., saya
lihat kedua matanya dari balik topi besi, lalu saya serukan dengan sekeras-keras
suara saya, 'Inilah Rasulullah saw. masih hidup!' Maka Allah pun menurunkan,
'Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul...'" (Q.S. Ali Imran
144).
|
||
144. (Muhammad itu tidak lain hanyalah
seorang rasul yang sebelumnya telah berlalu beberapa orang rasul. Apakah jika
ia wafat atau terbunuh) seperti lainnya (kamu berbalik ke belakang) maksudnya
kembali menjadi kafir. Kalimat akhir merupakan pertanyaan yang berarti
sanggahan, artinya bukankah ia bukan sembahan kenapa kamu kembali? (Barang
siapa yang berbalik ke belakang, murtad, maka tidaklah ia memberi mudarat
kepada Allah sedikit pun) sebaliknya hanya memberi mudarat kepada dirinya
sendiri (dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur)
terhadap nikmat-karunia-Nya.
|
||
Sesuatu yang bernyawa
tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan
waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan
kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami
berikan [pula] kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur. (145)
|
|
وَمَا ڪَانَ لِنَفۡسٍ
أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ كِتَـٰبً۬ا مُّؤَجَّلاً۬ۗ وَمَن يُرِدۡ
ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡہَا وَمَن يُرِدۡ ثَوَابَ ٱلۡأَخِرَةِ
نُؤۡتِهِۦ مِنۡہَاۚ وَسَنَجۡزِى ٱلشَّـٰكِرِينَ (١٤٥)
|
145. (Setiap diri tidaklah akan mati kecuali dengan izin
Allah) artinya dengan kada daripada-Nya (sebagai ketentuan) mashdar artinya
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah (yang telah ditetapkan waktunya)
hingga tidak dapat dimajukan atau diundurkan. Lalu kenapa kamu menderita
kekalahan, padahal kekalahan itu tidak dapat menolak kematian dan ketabahan
takkan dapat mengakhiri kehidupan. (Barang siapa yang menghendaki) dengan
amalannya (pahala dunia) artinya balasannya (Kami berikan itu kepadanya)
artinya bagiannya di dunia tetapi di akhirat ia tidak mendapat apa-apa. (Dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat Kami berikan pula kepadanya) artinya
pahalanya (dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur).
|
||
Dan berapa banyaknya
nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut [nya]
yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka
di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak [pula] menyerah [kepada musuh].
Allah menyukai orang-orang yang sabar. (146)
|
|
وَكَأَيِّن مِّن
نَّبِىٍّ۬ قَـٰتَلَ مَعَهُ ۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ۬ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ
أَصَابَہُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ
وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٤٦)
|
146. (Dan berapa banyaknya) 'ka-ayyin' sama artinya dengan
'kam' (nabi-nabi yang berperang) menurut satu qiraat 'qutila' yang berarti
'yang dibunuh'. Pelakunya ialah dhamir yang kembali kepada nabi (bersama
mereka) menjadi khabar sedangkan mubtadanya ialah: (pengikut-pengikutnya yang
amat banyak) yakni yang bertakwa (maka mereka tidak menjadi lemah) atau
merasa takut (karena hal-hal yang menimpa mereka di jalan Allah) seperti
mendapat luka dan terbunuhnya nabi-nabi dan para sahabat mereka (dan tidak
menjadi lelah) menghadapi perjuangan (dan tidak pula menyerah) atau tunduk
kepada musuh-musuh sebagaimana kamu lakukan ketika disiarkan orang berita
bahwa Nabimu telah gugur. (Allah menyukai orang-orang yang sabar) dalam
menerima bala hingga Allah berkenan memberikan imbalan kepadanya.
|
||
Tidak ada do’a mereka selain
ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan
kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami [235]
dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir". (147)
|
|
وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ
إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِىٓ
أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (١٤٧)
|
[235] Yaitu
melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah s.w.t.
|
||
147. (Tak ada ucapan mereka) yakni ketika
Nabi mereka dibunuh yang mereka terima dengan penuh kesabaran dan ketabahan
itu (melainkan dengan berdoa, "Wahai Tuhan kami! Ampunilah dosa kami dan
keterlaluan kami) artinya tindakan kami yang melanggar batas (dalam urusan
kami) sebagai pengakuan bahwa musibah yang menimpa mereka itu ialah karena
jeleknya perbuatan mereka yang berarti menghancurkan diri mereka sendiri (dan
tetapkanlah hati kami) dengan kekuatan menghadapi perjuangan (serta tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir.")
|
||
Karena itu Allah
memberikan kepada mereka pahala di dunia [236]
dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (148)
|
|
فَـَٔاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ
ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأَخِرَةِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
(١٤٨)
|
[236] Pahala
dunia dapat berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta rampasan,
pujian-pujian dan lain-lain.
|
||
148. (Maka Allah pun memberi mereka
pahala di dunia) berupa kemenangan dan harta rampasan (dan pahala yang baik
di akhirat) maksudnya surga. Pahala yang baik ialah anugerah yang melebihi
dari selayaknya (dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan).
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu menta’ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka
mengembalikan kamu ke belakang [kepada kekafiran], lalu jadilah kamu
orang-orang yang rugi. (149)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تُطِيعُواْ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَرُدُّوڪُمۡ عَلَىٰٓ
أَعۡقَـٰبِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَـٰسِرِينَ (١٤٩)
|
149. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati
orang-orang yang kafir) mengenai apa yang mereka perintahkan kepada kamu
(tentulah mereka akan mengembalikan kamu ke belakang) maksudnya kepada
kekafiran (hingga jadilah kamu orang-orang yang merugi).
|
||
Tetapi [ikutilah
Allah], Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong. (150)
|
|
بَلِ ٱللَّهُ مَوۡلَٮٰڪُمۡۖ وَهُوَ خَيۡرُ
ٱلنَّـٰصِرِينَ (١٥٠)
|
150. (Tetapi Allahlah yang menjadi pelindungmu) pembelamu (dan
Dialah sebaik-baik pembela) maka patuhlah kamu kepada-Nya dan bukan kepada
selain-Nya.
|
||
Akan Kami masukkan ke
dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang
itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang yang zalim. (151)
|
|
سَنُلۡقِى فِى قُلُوبِ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ بِمَآ أَشۡرَڪُواْ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ
بِهِۦ سُلۡطَـٰنً۬اۖ وَمَأۡوَٮٰهُمُ
ٱلنَّارُۚ وَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٥١)
|
151. (Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir itu
rasa takut) dibaca ru`b atau ru`ub. Setelah berangkat dari Uhud itu
sebenarnya mereka bermaksud hendak kembali untuk membasmi kaum Muslimin
tetapi tiba-tiba merasa ciut dan tidak jadi kembali (disebabkan mereka
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak diberi-Nya wewenang) sebagai
alasan dalam penyembahan terhadap berhala (tempat tinggal mereka ialah neraka
dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang aniaya) lagi kafir
itu.
|
||
Dan sesungguhnya Allah
telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan
izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu [237] dan mendurhakai
perintah [Rasul] sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai [238]. Di antaramu ada
orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki
akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka [239] untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah
mema’afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia [yang dilimpahkan] atas
orang-orang yang beriman. (152)
|
|
وَلَقَدۡ صَدَقَڪُمُ
ٱللَّهُ وَعۡدَهُ ۥۤ إِذۡ تَحُسُّونَهُم بِإِذۡنِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَا
فَشِلۡتُمۡ وَتَنَـٰزَعۡتُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ وَعَصَيۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ مَآ أَرَٮٰكُم مَّا تُحِبُّونَۚ
مِنڪُم مَّن يُرِيدُ ٱلدُّنۡيَا وَمِنڪُم مَّن يُرِيدُ ٱلۡأَخِرَةَۚ ثُمَّ
صَرَفَڪُمۡ عَنۡہُمۡ لِيَبۡتَلِيَكُمۡۖ وَلَقَدۡ عَفَا عَنڪُمۡۗ وَٱللَّهُ ذُو
فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٥٢) ۞
|
[237] Yakni:
urusan pelaksanaan perintah Nabi Muhammad SAW karena beliau telah
memerintahkan agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah
ditunjukkan oleh beliau dalam keadaan bagaimanapun.
[238] Yakni: kemenangan dan harta rampasan. [239] Maksudnya: kaum muslimin tidak berhasil mengalahkan mereka. |
||
152. (Dan sesungguhnya Allah telah
memenuhi janji-Nya) kepadamu dengan memberikan kemenangan (ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya) atau dengan kehendak-Nya (hingga saat kamu
gagal) atau takut menghadapi peperangan (dan berselisih dalam urusan itu)
yakni mengenai perintah Nabi saw. agar tetap bertahan di lereng bukit untuk
memanah musuh di mana sebagian kamu mengatakan, "Mari kita turun
bukankah teman-teman kita sudah beroleh kemenangan?" Sedangkan sebagian
lagi berkata, "Tidak, kita tidak boleh melanggar perintah Nabi saw."
(dan kamu mendurhakai) perintahnya, lalu kamu tinggalkan markas demi
mengharapkan harta rampasan (setelah diperlihatkan-Nya kepadamu) maksudnya
oleh Allah (apa yang kamu sukai) yakni kemenangan. Mengenai jawab idzaa
ditunjukkan oleh kalimat yang sebelumnya, artinya kamu terhalang beroleh
kemenangan dari-Nya. (Di antaramu ada yang menghendaki dunia) lalu
ditinggalkannya markas guna merebut harta rampasan (dan di antaramu ada yang
menghendaki akhirat) maka ia tetap bertahan di tempat sampai ia gugur seperti
Abdullah bin Jubair dan sahabat-sahabatnya. (Kemudian Allah memalingkan kamu)
dihubungkan kepada jawaban idzaa yang diperkirakan berbunyi, "Terpukul
mundur karena menderita kekalahan" (dari mereka) maksudnya orang-orang
kafir (untuk mencoba kamu) artinya menguji mana-mana yang ikhlas di antaramu
dari yang bukan. (Sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu) atas kesalahan
yang telah kamu lakukan (dan Allah mempunyai karunia terhadap orang-orang
yang beriman) dengan memaafkan dan mengampuni mereka.
|
||
[Ingatlah] ketika kamu
lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di
antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan
atas kamu kesedihan atas kesedihan [240], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput
daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (153)
|
|
إِذۡ تُصۡعِدُونَ وَلَا
تَلۡوُ ۥنَ عَلَىٰٓ أَحَدٍ۬ وَٱلرَّسُولُ يَدۡعُوڪُمۡ فِىٓ أُخۡرَٮٰكُمۡ فَأَثَـٰبَڪُمۡ
غَمَّۢا بِغَمٍّ۬ لِّڪَيۡلَا تَحۡزَنُواْ عَلَىٰ مَا فَاتَڪُمۡ وَلَا مَآ
أَصَـٰبَڪُمۡۗ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (١٥٣)
|
[240]
Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang
mengakibatkan kekalahan bagi mereka.
|
||
153. (Ingatlah ketika kamu melarikan
diri) dalam peperangan itu (dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang
Rasul memanggil kamu dari belakangmu) seraya bersabda, "Mari ke sini hai
hamba-hamba Allah, marilah datang kepadaku!" (Karena itu Allah
menimpakan padamu kesedihan di atas kesedihan) yang kamu timpakan kepada
Rasulullah dengan melanggar perintahnya. Ada pula yang mengatakan 'ba' itu
berarti '`alaa' hingga maknanya ialah 'berlipat ganda', yaitu kesedihan di
balik kesedihan karena luputnya harta rampasan (supaya kamu tidak) berkaitan
dengan Allah 'memaafkan' atau menimpakan pada kalian (berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu) yakni harta rampasan (begitu pula terhadap apa yang
telah menimpamu) berupa pembunuhannya dan kekalahan (Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.)
|
||
Kemudian setelah kamu
berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan [berupa] kantuk yang
meliputi segolongan daripada kamu [241] sedang segolongan lagi [242] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang
tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah [243]. Mereka berkata:
"Apakah ada bagi kita barang sesuatu [hak campur tangan] dalam urusan ini?"
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan
kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu [hak
campur tangan] dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh [dikalahkan]
di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar [juga] ke
tempat mereka terbunuh". Dan Allah [berbuat demikian] untuk menguji apa
yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah
Maha Mengetahui isi hati. (154)
|
|
ثُمَّ أَنزَلَ
عَلَيۡكُم مِّنۢ بَعۡدِ ٱلۡغَمِّ أَمَنَةً۬ نُّعَاسً۬ا يَغۡشَىٰ طَآٮِٕفَةً۬ مِّنكُمۡۖ
وَطَآٮِٕفَةٌ۬ قَدۡ
أَهَمَّتۡہُمۡ أَنفُسُہُمۡ يَظُنُّونَ بِٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ ظَنَّ
ٱلۡجَـٰهِلِيَّةِۖ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ ٱلۡأَمۡرِ مِن شَىۡءٍ۬ۗ قُلۡ
إِنَّ ٱلۡأَمۡرَ كُلَّهُ ۥ لِلَّهِۗ يُخۡفُونَ فِىٓ أَنفُسِہِم مَّا لَا
يُبۡدُونَ لَكَۖ يَقُولُونَ لَوۡ كَانَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَىۡءٌ۬ مَّا
قُتِلۡنَا هَـٰهُنَاۗ قُل لَّوۡ كُنتُمۡ فِى بُيُوتِكُمۡ لَبَرَزَ ٱلَّذِينَ
كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقَتۡلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمۡۖ وَلِيَبۡتَلِىَ ٱللَّهُ مَا
فِى صُدُورِڪُمۡ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِى قُلُوبِكُمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ
بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (١٥٤)
|
[241] Yaitu:
orang-orang Islam yang kuat keyakinannya.
[242] Yaitu: orang-orang Islam yang masih ragu-ragu. [243] Ialah: sangkaan bahwa kalau Muhammad SAW itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Rahawaih
mengetengahkan dari Zubair, katanya, "Kamu lihat saya di saat perang
Uhud, yakni ketika kami merasa amat takut dan Allah mengirim kantuk kepada
kami, maka tidak seorang pun di antara kami kecuali dagunya terletak di atas
dadanya. Demi Allah, sungguh saya dengar ucapan Mu'tab bin Qushair
seolah-olah dalam mimpi, 'Sekiranya kita ada wewenang dalam urusan ini
sedikit saja, tentulah kita tidak akan terbunuh di sini!' Maka kata-katanya
itu dihafal oleh saya. Maka Allah menurunkan mengenai peristiwa ini,
'Kemudian Allah menurunkan atasmu setelah berduka-cita itu keamanan berupa
kantuk...' sampai dengan firman-Nya, 'Dan Allah Maha Mengetahui isi
hati.'" (Q.S. Ali Imran 154)
|
||
154. (Kemudian Allah menurunkan kepada
kamu setelah kesedihan itu keamanan berupa kantuk) menjadi badal (yang
meliputi) ada yang membaca dengan ya dan ada pula dengan ta (segolongan dari
kamu) yakni orang-orang beriman; mereka tertidur lelap di balik tameng
sehingga pedang-pedang pun tergelincir dan jatuh ke sisi mereka (sedangkan
segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri) maksudnya mereka
merasa cemas memikirkan nasib mereka hingga mereka tak ada kemauan selain
menyelamatkan diri tanpa mempedulikan Nabi saw. dan para sahabatnya. Mereka
tidak dapat tidur dan mereka adalah orang-orang munafik. (Mereka menyangka
yang tidak benar terhadap Allah) maksudnya seperti sangkaan (jahiliah) yang
berkeyakinan bahwa Nabi itu benar-benar telah terbunuh atau kalau tidak, maka
ia takkan dapat dikalahkan. (Kata mereka, "Apakah) maksudnya tak ada
(bagi kita terhadap urusan ini) maksudnya mengenai kemenangan yang telah Kami
janjikan itu (dari) merupakan tambahan (sesuatu."). (Katakanlah) kepada
mereka ("Sesungguhnya urusan ini seluruhnya) manshub sebagai taukid
dapat pula marfu` sebagai mubtada sedangkan khabarnya ialah: (bagi
Allah.") maksudnya ketentuan berada di tangan-Nya. Ia berbuat apa yang
dikehendaki-Nya (Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu, maka mereka mengatakan) ini menjadi keterangan
bagi 'apa' yang sebelumnya ("Sekiranya bagi kami terhadap urusan ini ada
sesuatu tidaklah kami terbunuh di sini) maksudnya jika kita mempunyai campur
tangan dalam urusan ini kita dapat saja tidak keluar sehingga tidak terbunuh
tetapi apa daya kita karena kita ini dipaksa keluar." (Katakanlah)
kepada mereka ("Sekiranya kamu berada di rumahmu) sedangkan di antaramu
ada orang yang telah ditetapkan Allah akan menemui ajalnya (niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan terbunuh itu akan keluar juga ke
tempat pembunuhan mereka.") sehingga mereka akan mati terbunuh, dan
tidak akan tertolong oleh ikhtiar atau usaha mereka itu karena kada Allah
tetap berlaku tanpa sesuatu pun dapat menolaknya. (Dan) hal itu dilakukan-Nya
(agar Allah menguji apa yang terdapat dalam dadamu) dalam hatimu berupa
keikhlasan atau kemunafikan (dan untuk membersihkan isi hatimu. Dan Allah
Maha Mengetahui akan sisi hati) semua itu tak ada yang tersembunyi bagi-Nya
tetapi maksud-Nya agar dengan ujian itu tampaklah pula bagi manusia
keikhlasan dan kemunafikan di antara kalian.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu [244], hanya saja mereka
digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka
perbuat [di masa lampau] dan sesungguhnya Allah telah memberi ma’af kepada
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (155)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
تَوَلَّوۡاْ مِنكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ إِنَّمَا ٱسۡتَزَلَّهُمُ
ٱلشَّيۡطَـٰنُ بِبَعۡضِ مَا كَسَبُواْۖ وَلَقَدۡ عَفَا ٱللَّهُ عَنۡہُمۡۗ
إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ۬ (١٥٥)
|
[244] Dua
pasukan itu ialah pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin.
|
||
155. (Sesungguhnya orang-orang yang
berpaling di antara kamu) dari peperangan (di saat bertemunya dua pasukan)
yaitu pasukan kaum Muslimin dan pasukan orang-orang kafir di Uhud. Yang
dituju ialah pasukan Muslimin itu kecuali dua belas orang (sesungguhnya
mereka digelincirkan oleh setan) dengan waswas atau tipu dayanya (disebabkan
sebagian apa yang mereka perbuat) berupa dosa yaitu melanggar perintah Nabi
saw. (dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin (lagi Maha Penyantun)
sehingga menangguhkan siksa dari orang-orang durhaka.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir [orang-orang munafik] itu,
yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan
perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap
bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Akibat
[dari perkataan dan keyakinan mereka] yang demikian itu, Allah menimbulkan
rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan
mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (156)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَقَالُواْ
لِإِخۡوَٲنِهِمۡ إِذَا ضَرَبُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ أَوۡ كَانُواْ غُزًّ۬ى لَّوۡ
كَانُواْ عِندَنَا مَا مَاتُواْ وَمَا قُتِلُواْ لِيَجۡعَلَ ٱللَّهُ ذَٲلِكَ
حَسۡرَةً۬ فِى قُلُوبِہِمۡۗ وَٱللَّهُ يُحۡىِۦ وَيُمِيتُۗ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (١٥٦)
|
156. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti
orang-orang kafir) maksudnya orang-orang munafik (yang mengatakan kepada
kawan-kawan mereka) mengenai keadaan mereka (apabila mereka bepergian di muka
bumi) lalu mati (atau mereka berperang) lalu terbunuh ("Sekiranya mereka
berada bersama kita tidaklah mereka akan mati dan tidak pula terbunuh.")
maksudnya janganlah kamu berkata seperti demikian. (Allah menjadikan demikian
itu) sebagai akibat dari ucapan mereka tadi (suatu penyesalan dalam hati
mereka. Allah menghidupkan dan mematikan) hingga tinggalnya seseorang di
rumahnya sama sekali tidak menghalangi kematiannya (dan terhadap apa yang
kamu kerjakan) dengan memakai ta atau ya (Maha Melihat) maka kelak Dia akan
membalaskannya kepada kalian.
|
||
Dan sungguh kalau kamu
gugur di jalan Allah atau meninggal [245], tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik [bagimu] dari
harta rampasan yang mereka kumpulkan. (157)
|
|
وَلَٮِٕن قُتِلۡتُمۡ فِى
سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوۡ مُتُّمۡ لَمَغۡفِرَةٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَحۡمَةٌ خَيۡرٌ۬
مِّمَّا يَجۡمَعُونَ (١٥٧)
|
[245]
Maksudnya: meninggal di jalan Allah bukan karena peperangan.
|
||
157. (Sungguh sekiranya) lam menunjukkan
sumpah (kamu dibunuh di jalan Allah) maksudnya dalam berjihad (atau meninggal)
dibaca muttum atau mittum berasal dari maata-yamuutu; artinya didatangi oleh
kematian di dalam berjihad (maka ampunan) yang kamu peroleh (dari Allah)
terhadap dosa-dosamu (dan rahmat) daripada-Nya bagi kamu atas demikian itu.
Lam serta kalimat yang dimasukinya menjadi jawab qasam di samping menjadi
mubtada yang khabarnya ialah: (benar-benar lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan) dari harta dunia; memakai ya atau ta.
|
||
Dan sungguh jika kamu
meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan. (158)
|
|
وَلَٮِٕن مُّتُّمۡ أَوۡ
قُتِلۡتُمۡ لَإِلَى ٱللَّهِ تُحۡشَرُونَ (١٥٨)
|
158. (Sungguh sekiranya) lam berarti sumpah (kamu meninggal)
dibaca muttum atau mittum (atau terbunuh) dalam peperangan atau lainnya (maka
hanya kepada Allahlah) dan bukan kepada selain-Nya (kamu akan dihimpun) di
akhirat di mana amal perbuatanmu akan dibalas-Nya.
|
||
Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (159)
|
|
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬
مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ
لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ
وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
|
[246]
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
|
||
159. (Maka berkat) ma merupakan tambahan
(rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai Muhammad (kepada mereka)
sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap
lunak (dan sekiranya kamu bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak
terpuji (dan berhati kasar) hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap
mereka (tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka
maafkanlah mereka) atas kesalahan yang mereka perbuat (dan mintakanlah
ampunan bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga Kuampuni (serta
berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah pikiran
mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-lain demi
mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak langkahmu, maka
Rasulullah saw. banyak bermusyawarah dengan mereka. (Kemudian apabila kamu
telah berketetapan hati) untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah
bermusyawarah itu (maka bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah
kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal)
kepada-Nya.
|
||
Jika Allah menolong
kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah
membiarkan kamu [tidak memberi pertolongan], maka siapakah gerangan yang
dapat menolong kamu [selain] dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal. (160)
|
|
إِن يَنصُرۡكُمُ
ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِى
يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (١٦٠)
|
160. (Jika Allah menolong kamu) terhadap musuhmu seperti di
perang Badar (maka tak ada orang yang akan mengalahkan kamu, sebaliknya jika
Dia membiarkan kamu) tanpa memberikan pertolongan seperti waktu perang Uhud
(maka siapakah lagi yang dapat menolongmu setelah itu) artinya setelah
kekalahan itu, maksudnya tak ada lagi. (Hanya kepada Allahlah) bukan kepada
lain-Nya (orang-orang beriman itu harus bertawakal). Ayat berikut ini
diturunkan ketika hilangnya sehelai permadani merah di waktu perang Uhud lalu
sebagian orang mengatakan barangkali Nabilah yang mengambilnya:
|
||
Tidak mungkin seorang
nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan
diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan [pembalasan] setimpal,
sedang mereka tidak dianiaya. (161)
|
|
وَمَا كَانَ لِنَبِىٍّ
أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۚ ثُمَّ
تُوَفَّىٰ ڪُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١٦١)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan juga oleh
Tirmizi mengetengahkan hadis yang menganggapnya sebagai hadis hasan dari Ibnu
Abbas, katanya, "Ayat ini diturunkan mengenai selembar permadani merah
yang hilang di waktu perang Badar. Kata sebagian orang, 'Mungkin yang
mengambilnya Rasulullah saw.' Maka Allah menurunkan ayat, 'Tidaklah mungkin
bagi seorang nabi berkhianat terhadap urusan harta rampasan...'" (Q.S.
Ali Imran 161) Thabrani mengetengahkan dalam kitab Al-Kabir dengan sanad yang
orang-orangnya dapat dipercaya dari Ibnu Abbas, katanya, "Nabi saw.
mengirim sepasukan tentara lalu mengembalikan panji-panjinya. Kemudian
dikirimnya pula, lalu mengembalikannya. Kemudian dikirimnya lagi, lalu
mengembalikan panji-panjinya disertai kepala rusa yang terbuat dari emas
tetapi disertai kecurangan. Maka turunlah ayat, 'Tidaklah mungkin bagi
seorang nabi berkhianat terhadap urusan harta rampasan.'" (Q.S. Ali
Imran 161)
|
||
161. (Tidaklah mungkin) atau patut (bagi
seorang Nabi itu akan berkhianat dalam urusan harta rampasan perang) maka
janganlah kamu menyangka hal yang demikian itu! Menurut satu qiraat dibaca
'yughalla' yang berarti dinisbatkan kepada pengkhianatan. (Barang siapa yang
berkhianat dalam urusan harta rampasan perang itu, maka ia akan datang pada
hari kiamat membawa barang yang dikhianatkannya itu) dengan memikulnya di
atas pundaknya (kemudian setiap diri akan diberi balasan) baik yang
berkhianat maupun yang tidak berkhianat (atas apa yang dikerjakannya
sedangkan mereka tidaklah dianiaya) sedikit pun juga.
|
||
Apakah orang yang
mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan
[yang besar] dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali. (162)
|
|
أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ
رِضۡوَٲنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَٮٰهُ جَهَنَّمُۚ
وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (١٦٢)
|
162. (Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah) lalu ia taat
dan tak berkhianat dalam soal rampasan perang (akan sama dengan orang yang
kembali dengan kemurkaan dari Allah) karena perbuatan maksiat dan
kecurangannya? (Tempatnya ialah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali) jawabannya tentu saja tidak sama.
|
||
[Kedudukan] mereka itu
bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan. (163)
|
|
هُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ
ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ (١٦٣)
|
163. (Mereka itu bertingkat-tingkat) maksudnya mempunyai
tingkat masing-masing (di sisi Allah) artinya mempunyai kedudukan yang
berbeda-beda. Maka orang yang mengikuti keridaan-Nya akan beroleh pahala atau
surga sedangkan yang membawa amarah murka-Nya akan mendapat siksa atau neraka
(dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) hingga akan mendapat
balasan daripada-Nya.
|
||
Sungguh Allah telah
memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di
antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan [jiwa] mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum [kedatangan
Nabi] itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (164)
|
|
لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ
عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيہِمۡ رَسُولاً۬ مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ
يَتۡلُواْ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَڪِّيہِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ
وَٱلۡحِڪۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (١٦٤)
|
164. (Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada
orang-orang beriman ketika Dia mengirim kepada mereka seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri) maksudnya seorang Arab seperti mereka untuk
mengawasi dan memberi pengertian, jadi bukan dari kalangan malaikat dan tidak
pula dari bangsa asing (yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya) yakni
Alquran (dan menyucikan mereka) membersihkan mereka dari dosa (serta
mengajarkan kepada mereka Alkitab) yakni Alquran (dan hikmah) yakni sunah
(dan sesungguhnya mereka) ditakhfifkan dari wainnahum (adalah sebelumnya)
yakni sebelum kebangkitannya (benar-benar dalam kesesatan yang nyata) atau
jelas.
|
||
Dan mengapa ketika
kamu ditimpa musibah [pada peperangan Uhud], padahal kamu telah menimpakan
kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu [pada peperangan Badar] kamu
berkata: "Dari mana datangnya [kekalahan] ini?" Katakanlah:
"Itu dari [kesalahan] dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (165)
|
|
أَوَلَمَّآ
أَصَـٰبَتۡكُم مُّصِيبَةٌ۬ قَدۡ أَصَبۡتُم مِّثۡلَيۡہَا قُلۡتُمۡ أَنَّىٰ
هَـٰذَاۖ قُلۡ هُوَ مِنۡ عِندِ أَنفُسِكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ
شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (١٦٥)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Abu Hatim dari Umar bin Khaththab, katanya, "Mereka dihukum di waktu
perang Uhud disebabkan kesalahan mereka di waktu perang Badar, yaitu dengan
menerima uang tebusan. Maka ada 70 orang di antara mereka yang gugur, dan
para sahabat Nabi saw. melarikan diri hingga beliau sendiri patah taringnya
dan pecah ketopong besi di atas kepalanya, sehingga darah mengalir di atas
wajahnya, maka Allah menurunkan ayat, 'Apakah setiap kamu ditimpa oleh
musibah...'" (Q.S. Ali Imran 165)
|
||
165. (Mengapa ketika kamu ditimpa
musibah) yaitu di Uhud dengan gugurnya 70 orang di antara kamu (padahal kamu
telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu) yakni di
Badar dengan membunuh 70 orang dan menawan 70 di antara mereka (kamu berkata)
dengan keheran-heranan ("Dari mana datangnya ini?") maksudnya
kekalahan ini padahal kita adalah orang-orang muslim dan Rasulullah berada
bersama kita. Kalimat terakhir merupakan pertanyaan yang berarti sanggahan.
(Katakanlah) kepada mereka ("Itu dari dirimu sendiri) karena kamu
meninggalkan markas sehingga mengalami kegagalan. (Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.") dan daripada-Nyalah datang kemenangan atau
terhalangnya kemenangan itu; dan kamu mendapat balasan daripada-Nya
disebabkan pelanggaran terhadap perintah Rasul-Nya.
|
||
Dan apa yang menimpa
kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka [kekalahan] itu adalah dengan
izin [takdir] Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang
beriman. (166)
|
|
وَمَآ أَصَـٰبَكُمۡ
يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٦٦)
|
166. (Apa yang menimpa kamu di hari bertemunya dua pasukan)
yakni di Uhud (maka adalah dengan izin Allah) atau kehendak-Nya (dan supaya
diketahui-Nya) secara nyata (orang-orang yang beriman) yang benar-benar
beriman.
|
||
dan supaya Allah
mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan:
"Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah [dirimu]".
Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan,
tentulah kami mengikuti kamu".[247] Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada
keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam
hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (167)
|
|
وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ
نَافَقُواْۚ وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَـٰتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ
ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالاً۬ لَّٱتَّبَعۡنَـٰكُمۡۗ هُمۡ
لِلۡڪُفۡرِ يَوۡمَٮِٕذٍ أَقۡرَبُ مِنۡہُمۡ
لِلۡإِيمَـٰنِۚ يَقُولُونَ بِأَفۡوَٲهِهِم مَّا لَيۡسَ فِى قُلُوبِہِمۡۗ
وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُونَ (١٦٧)
|
[247] Ucapan
ini ditujukan kepada Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai ejekan, karena
mereka memandang Nabi tidak tahu taktik berperang, sebab beliau melakukan
peperangan ketika jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat digunakan
untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan kepada diri orang-orang munafik
sendiri.
|
||
167. (Dan supaya diketahui-Nya
orang-orang yang munafik dan) orang-orang yang (dikatakan kepada mereka)
ketika mereka berpaling dari peperangan, yaitu Abdullah bin Ubai dan anak
buahnya ("Marilah kita berperang di jalan Allah) dengan musuh-musuh-Nya
(atau usirlah mereka") dari kami dengan memperbanyak anggotamu jika kamu
tidak hendak berperang! (Jawab mereka, "Sekiranya kami tahu) maksudnya
pandai (berperang, tentulah kami akan mengikuti kamu") firman Allah
mendustakan mereka, ("Pada hari itu mereka lebih dekat kepada kekafiran
daripada keimanan) dengan sikap mereka yang terang-terangan mengkhianati kaum
Muslimin sedangkan sebelumnya mereka pada lahirnya lebih dekat kepada
keimanan. (Mereka mengatakan dengan mulut mereka apa yang tidak terdapat di
dalam hati mereka) karena seandainya mereka pandai berperang, mereka juga
tidak akan mengikutimu! (Dan Allah lebih mengetahui apa-apa yang mereka
sembunyikan") berupa kemunafikan.
|
||
Orang-orang yang
mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang:
"Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh".
Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang
yang benar." (168)
|
|
ٱلَّذِينَ قَالُواْ
لِإِخۡوَٲنِہِمۡ وَقَعَدُواْ لَوۡ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُواْۗ قُلۡ فَٱدۡرَءُواْ
عَنۡ أَنفُسِڪُمُ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (١٦٨)
|
168. (Yakni orang-orang) menjadi badal atau sifat bagi
'orang-orang' yang sebelumnya (yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka)
seagama (dan) sesungguhnya (mereka tidak ikut) berperang ("Sekiranya
mereka mengikuti kita) maksudnya orang-orang yang gugur di perang Uhud itu
(tentulah mereka tidak akan terbunuh!" Katakanlah) kepada mereka
("Hindarkanlah) tolaklah (kematian dari dirimu jika kamu orang-orang
yang benar.") bahwa tidak ikut berperang itu dapat menghindarkan
kematian. Ayat berikut turun mengenai syuhada atau orang-orang yang mati
syahid
|
||
Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup
[248] di sisi Tuhannya
dengan mendapat rezki, (169)
|
|
وَلَا تَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ
رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ (١٦٩)
|
[248] Yaitu
hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat
kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui
bagaimana keadaan hidup itu.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Daud dan Halim dari Ibnu Abbas, ia mengatakan bahwa Rasulullah
saw. bersabda, "Tatkala saudara-saudaramu ditimpa malapetaka waktu
perang Uhud, maka Allah menjadikan roh-roh mereka dalam rongga tubuh
burung-burung hijau yang selalu mendatangi sungai-sungai surga dan memakan
buah-buahannya serta berlindung dalam kandil-kandil emas di bawah naungan
Arasy. Ketika terasa oleh mereka bagaimana nikmatnya makanan dan minuman
serta indahnya tempat tinggal mereka, mereka berkata, 'Wahai malangnya nasib
teman-teman kita, kenapa mereka tidak mengetahui balasan yang disediakan
Allah bagi kita, agar mereka tidak merasa enggan untuk berjihad dan tidak
mengabaikan peperangan.' Maka Allah pun berfirman, 'Akulah yang akan
menyampaikan kepada mereka berita dari kamu itu,' lalu diturunkan-Nyalah
ayat, 'Dan janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati...,' sampai akhir ayat dan ayat-ayat berikutnya. Tirmizi
meriwayatkan yang sama isinya dengan itu dari Jabir."
|
||
169. (Janganlah kamu kira bahwa
orang-orang yang gugur) dengan takhfif atau pakai tasydid (di jalan Allah)
maksudnya demi agama-Nya (mati, tetapi) mereka itu (hidup di sisi Tuhan
mereka). Roh-roh mereka berada dalam kantong burung-burung hijau yang
beterbangan dalam surga ke mana saja mereka kehendaki sebagaimana tersebut
dalam sebuah hadis (dengan mendapat rezeki) yaitu dengan memakan buah-buahan
surga.
|
||
mereka dalam keadaan
gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka
bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum
menyusul mereka [249] bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula]
mereka bersedih hati. (170)
|
|
فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ مِن
فَضۡلِهِۦ وَيَسۡتَبۡشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمۡ يَلۡحَقُواْ بِہِم مِّنۡ
خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (١٧٠) ۞
|
[249]
Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan
Allah s.w.t.
|
||
170. (Mereka riang gembira) menjadi hal
dari kata ganti yang terdapat pada yurzaquuna (dengan karunia yang diberikan
Allah kepada mereka, dan) mereka (bersenang hati terhadap orang-orang yang
masih belum menyusul di belakang mereka) yakni dari saudara-saudara mereka
orang-orang beriman dan yang menjadi badal bagi 'alladziina' (bahwa) artinya
disebabkan karena (tak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula
mereka akan berdukacita) di akhirat kelak. Maksudnya mereka bersenang hati
pula karena teman-teman mereka yang akan menyusul di belakang tak perlu
dikhawatirkan nasib dan keamanan mereka.
|
||
Mereka bergirang hati
dengan ni’mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (171)
|
|
يَسۡتَبۡشِرُونَ
بِنِعۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٍ۬ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٧١)
|
171. (Mereka bersenang hati dengan nikmat) atau pahala (dari
Allah dan karunia) atau tambahan atasnya (dan bahwa) dibaca anna sebagai
ma'thuf kepada 'ni'mah' atau 'inna' sebagai isti'naf atau permulaan kalimat
(Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman) tetapi
sebaliknya akan memberi mereka ganjaran.
|
||
[Yaitu] orang-orang
yang menta’ati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka
[dalam peperangan Uhud]. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara
mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (172)
|
|
ٱلَّذِينَ
ٱسۡتَجَابُواْ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ مِنۢ بَعۡدِ مَآ أَصَابَہُمُ ٱلۡقَرۡحُۚ
لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ مِنۡہُمۡ وَٱتَّقَوۡاْ أَجۡرٌ عَظِيمٌ (١٧٢)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu
Jarir dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya, "Sesungguhnya Allah
telah memasukkan rasa takut ke dalam hati Abu Sufyan di waktu perang Uhud
yakni setelah ia menerima tamparan dari kamu, maka setelah ia kembali ke
Mekah, Nabi saw. bersabda, 'Sesungguhnya Abu Sofyan telah ditimpa sesuatu
daripada kamu sehingga berair matanya, oleh karena itu ia pulang sedangkan
Allah telah memasukkan rasa takut ke dalam hatinya.' Perang Uhud itu terjadi
pada bulan Syawal, dan para pedagang biasanya datang ke Madinah pada bulan
Zulkaidah, lalu singgah di Badar Shugra. Setelah perang Uhud itu mereka juga
tidak lupa datang ke Badar di mana kaum muslimin yang baru saja ditimpa
bencana dan masih belum pulih dari kesedihannya, maka Nabi saw. mengerahkan
orang-orang untuk ikut pergi bersamanya. Lalu setan muncul untuk
menakut-nakuti mereka, katanya, 'Musuh telah menghimpun pasukan untuk
menghadapi kalian!' Karena itu orang-orang merasa enggan untuk memenuhi
seruan Nabi saw. Maka sabdanya, 'Aku tetap akan berangkat walau tak seorang
pun yang mau ikut!' Tetapi sahabat-sahabat utama yaitu Abu Bakar, Umar,
Usman, Ali, Zubair, Saad, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Masud,
Hudzaifah bin Yaman dan Abu Ubaidah bin Jarrah bersama serombongan orang yang
berkekuatan 70 orang bergabung dengan beliau dan berangkat untuk mencari Abu
Sufyan lalu mencarinya hingga di Shafra, maka Allah menurunkan ayat, 'Yaitu
orang-orang yang menaati perintah Allah dan rasul-Nya setelah mereka mendapat
luka...'" (Q.S. Ali Imran 172) Thabrani mengetengahkan dengan sanad yang
sahih dari Ibnu Abbas, katanya, "Tatkala orang-orang musyrik kembali
dari Uhud, teman-teman mereka mengatakan, 'Muhammad tidak berhasil kamu
bunuh, dan gadis-gadis cantik tidak pula kalian tawan. Alangkah sia-sianya
perbuatan kalian! Kalau begitu kembalilah kalian!' Ucapan ini sampai ke
telinga Rasulullah saw. maka dikerahkannyalah kaum muslimin yang mendapat
sambutan baik dari mereka. Mereka terus berjalan sampai di Hamraul Asad atau
Bir Abu Utbah. Maka Allah pun menurunkan ayat, 'Yaitu orang-orang yang
menaati perintah Allah dan rasul-Nya...' (Q.S. Ali Imran 172)
|
||
172. (Orang-orang) menjadi subjek atau
mubtada (yang memenuhi panggilan Allah dan rasul-Nya) agar keluar untuk
berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan kawan-kawannya hendak mengulangi
peperangan dan berjanji dengan Nabi saw. serta para sahabat akan bertemu
kembali di pasar Badar setahun setelah perang Uhud (setelah mereka mendapat
luka) yakni di Uhud, sedangkan yang menjadi predikat atau khabar mubtadanya
ialah: (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka) dengan
menaati-Nya (dan menjaga diri) dari menyalahi-Nya (tersedia pahala besar)
yaitu surga.
|
||
[Yaitu] orang-orang
[yang menta’ati Allah dan Rasul] yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: "Sesungguhnya manusia [250]
telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang
kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah
keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong
kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (173)
|
|
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ
ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ
إِيمَـٰنً۬ا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَڪِيلُ (١٧٣)
|
[250]
Maksudnya: orang Quraisy.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih
mengetengahkan dari Abu Rafi' bahwa Nabi saw. mengirim Ali bersama beberapa
orang anak buahnya untuk mencari Abu Sofyan. Di tengah jalan mereka bertemu
dengan seorang laki-laki suku Khuza'ah, lalu kata laki-laki itu,
"Sesungguhnya orang-orang itu telah mengumpulkan pasukan untuk
menghadapi kalian." Jawab mereka, "Cukuplah bagi kami Allah, dan
Dia adalah sebaik- baik pelindung," lalu diturunkanlah ayat ini mengenai
mereka.
|
||
173. (Yakni orang-orang) badal atau sifat
dari 'alladziina' yang sebelumnya (kepada mereka ada yang mengatakan) yakni
Na'im bin Masud Al-Asyjai ("Sesungguhnya manusia) yaitu Abu Sofyan dan
kawan-kawannya (telah menghimpun pasukan untuk menyerang kamu) atau untuk
membasmimu (maka takutlah kepada mereka") dan jangan hadapi mereka.
(Maka ucapan itu menambah keimanan mereka) bertambah kepercayaan dan
keyakinan mereka terhadap Allah swt. (dan jawaban mereka, "Cukuplah bagi
kami Allah) sebagai pembela terhadap mereka (dan Dialah sebaik-baik
pelindung") tempat menyerahkan segala urusan. Nabi saw. bersama kaum
Muslimin pergi ke pasar Badar tetapi tidak menemui Abu Sofyan dan
kawan-kawannya, Allah telah meniupkan rasa cemas dan ketakutan ke dalam hati
mereka sehingga mereka tidak muncul. Sebaliknya di kalangan kaum Muslimin dan
penduduk berlangsung jual beli sehingga mereka beroleh laba dan keuntungan.
Firman Allah swt. selanjutnya.
|
||
Maka mereka kembali
dengan ni’mat dan karunia [yang besar] dari Allah, mereka tidak mendapat
bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar [251]. (174)
|
|
فَٱنقَلَبُواْ
بِنِعۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٍ۬ لَّمۡ يَمۡسَسۡہُمۡ سُوٓءٌ۬ وَٱتَّبَعُواْ
رِضۡوَٲنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ (١٧٤)
|
[251] Ayat
172, 173 dan 174, di atas membicarakan tentang peristiwa perang Badar Shughra
(Badar kecil) yang terjadi setahun sesudah perang Uhud. Sewaktu meninggalkan
perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang Quraisy menantang Nabi dan
sahabat-sahabat beliau bahwa dia bersedia bertemu kembali dengan kaum
muslimin pada tahun berikutnya di Badar. Tetapi karena tahun itu (4 H) musim
paceklik dan Abu Sufyan sendiri waktu itu merasa takut, maka dia beserta
tentaranya tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, lalu dia menyuruh
Nu'aim Ibnu Mas'ud dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum
muslimin dengan menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebut dalam ayat
173. Namun demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. Oleh
karena tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan musim
pasar, maka kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang
besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang tersebut
pada ayat 174.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Abu Sofyan
mengetengahkan kepada Nabi saw., 'Pertemuan berikutnya ialah di musim Badar,
yakni tempat kamu membantai sahabat-sahabat kami!' Mengenai orang-orang yang
pengecut, mereka segera kembali. Adapun orang-orang yang berani, mereka
membawa alat-alat perang di samping barang-barang dagangan, lalu mendatangi
pasar itu. Tetapi tidak seorang tentara, musuh, pun mereka temui hingga kaum
muslimin pun berjual-belilah hingga Allah menurunkan ayat, 'Maka mereka
kembali dengan membawa nikmat dan karunia yang besar dari Allah...'"
(Q.S. Ali Imran 174)
|
||
174. (Maka kembalilah mereka) dari Badar
(dengan nikmat dan karunia dari Allah) yakni keselamatan dan keuntungan
(tanpa mendapat bencana) baik luka atau kematian (dan mereka mengikuti
keridaan Allah) yakni dengan menaati-Nya dan rasul-Nya supaya keluar
berperang. (Dan Allah mempunyai karunia yang besar) terhadap ahli taat dan
ibadah.
|
||
Sesungguhnya mereka
itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti [kamu] dengan
kawan-kawannya [orang-orang musyrik Quraisy], karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman. (175)
|
|
إِنَّمَا ذَٲلِكُمُ
ٱلشَّيۡطَـٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُ ۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ
إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٧٥)
|
175. (Sesungguhnya mereka itu) yakni yang mengatakan bahwa
manusia telah menghimpun pasukan dan seterusnya tadi (hanyalah setan yang
menakut-nakuti) kamu dengan (kawan-kawannya) yakni orang-orang kafir (maka
janganlah kamu takut kepada mereka hanya takutlah kepada-Ku) jika
meninggalkan perintah-Ku (sekiranya kamu benar-benar beriman.)
|
||
Janganlah kamu
disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir; [252] sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat
memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan
memberi sesuatu bahagian [dari pahala] kepada mereka di hari akhirat, dan
bagi mereka azab yang besar. (176)
|
|
وَلَا يَحۡزُنكَ
ٱلَّذِينَ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلۡكُفۡرِۚ إِنَّهُمۡ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ
شَيۡـًٔ۬اۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ أَلَّا يَجۡعَلَ لَهُمۡ حَظًّ۬ا فِى ٱلۡأَخِرَةِۖ
وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٧٦)
|
[252] Yakni:
orang-orang kafir Mekah atau orang-orang munafik yang selalu merongrong agama
Islam.
|
||
176. (Janganlah kamu menjadi sedih oleh)
ada yang membaca 'yuhzinka' dan ada pula 'yahzunka', berasal dari kata
'ahzanahu' (orang-orang yang cepat jatuh dalam kekafiran) yakni orang-orang
yang membela kekafiran itu seperti warga Mekah dan orang-orang munafik,
maksudnya jangan kamu pedulikan hal itu. (Sesungguhnya mereka tak sekali-kali
dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit pun) dengan perbuatan mereka itu,
dan mereka hanya membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri (Allah
menghendaki agar tidak memberi mereka sesuatu di akhirat) maksudnya surga,
oleh sebab itu mereka dibiarkan-Nya (dan bagi mereka siksa yang besar) dalam
neraka.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak akan
dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang
pedih. (177)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ٱشۡتَرَوُاْ ٱلۡكُفۡرَ بِٱلۡإِيمَـٰنِ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ شَيۡـًٔ۬ا
وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (١٧٧)
|
177. (Sesungguhnya orang-orang yang menukar keimanan dengan
kekafiran) artinya mengambil kekafiran sebagai ganti dari keimanan (tidaklah
memberi mudarat kepada Allah) dengan kekafiran mereka itu (sedikit pun dan
bagi mereka siksa yang pedih) atau menyakitkan.
|
||
Dan janganlah
sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada
mereka [253] adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh
kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka
azab yang menghinakan. (178)
|
|
وَلَا يَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّمَا نُمۡلِى لَهُمۡ خَيۡرٌ۬ لِّأَنفُسِہِمۡۚ
إِنَّمَا نُمۡلِى لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِثۡمً۬اۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ۬
مُّهِينٌ۬ (١٧٨)
|
[253] Yakni:
dengan memperpanjang umur mereka dan membiarkan mereka berbuat dosa sesuka
hatinya.
|
||
178. (Janganlah sekali-kali menyangka)
ada yang memakai 'ya' dan ada pula 'ta' (orang-orang kafir itu bahwa Kami
menangguhkan) artinya penangguhan Kami (bagi mereka) yakni dengan
memanjangkan umur dan menangguhkan hukuman (lebih baik bagi diri mereka).
'Anna' bersama kedua ma'mulnya menurut qiraat 'yahsabanna' menempati
kedudukan dua maf'ulnya, 'tahsabanna' berkedudukan sebagai maf'ul kedua dari
'tahsabanna' ("Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka itu hanyalah supaya
dosa mereka bertambah-tambah) disebabkan banyaknya maksiat (dan bagi mereka siksa
yang menghinakan") di akhirat.
|
||
Allah sekali-kali
tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang
ini [254],
sehingga Dia menyisihkan yang buruk [munafik] dari yang baik [mu’min]. Dan
Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib,
akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara
rasul-rasul-Nya [255]. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan
jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (179)
|
|
مَّا كَانَ ٱللَّهُ
لِيَذَرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَىٰ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ
ٱلۡخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُطۡلِعَكُمۡ عَلَى
ٱلۡغَيۡبِ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَجۡتَبِى مِن رُّسُلِهِۦ مَن يَشَآءُۖ
فَـَٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ وَإِن تُؤۡمِنُواْ وَتَتَّقُواْ فَلَكُمۡ
أَجۡرٌ عَظِيمٌ۬ (١٧٩)
|
[254] Yaitu:
keadaan kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafikin.
[255] Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir. |
||
179. (Allah sekali-kali tidak akan
meninggalkan) membiarkan (orang-orang yang beriman dalam keadaan yang kamu)
hai manusia (berada di atasnya) artinya yang kamu alami berupa campur aduknya
yang ikhlas dengan yang lainnya (sampai Dia memisahkan) dibaca yamiiza atau
yumayyiza artinya menyisihkan (orang-orang yang jelek) yaitu orang munafik
(dari yang baik) yaitu orang beriman. Caranya ialah dengan tugas-tugas berat
sehingga menyingkapkan yang demikian itu, misalnya seperti yang dilakukan-Nya
di waktu perang Uhud. (Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan padamu
hal-hal gaib) sehingga kamu dapat mengenal mana yang munafik dan mana yang
baik sebelum dipisahkan Allah itu (tetapi Allah memilih di antara
rasul-rasul-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diberitahukan-Nya hal-hal
gaib itu seperti kepada Nabi saw. yang disingkapkan-Nya perihal orang-orang
munafik. (Oleh sebab itu berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan
jika kamu beriman dan bertakwa) artinya menjaga dirimu dari kemunafikan (maka
akan beroleh pahala yang besar.)
|
||
Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan [yang ada] di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (180)
|
|
وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ
يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَٮٰهُمُ
ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرً۬ا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ۬ لَّهُمۡۖ
سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۗ وَلِلَّهِ مِيرَٲثُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ۬ (١٨٠)
|
180. (Sekali-kali janganlah menyangka) dengan memakai 'ya'
atau 'ta' (orang-orang yang bakhil dengan harta yang diberikan Allah dan
karunia-Nya) artinya mengeluarkan zakatnya (bahwa itu) maksudnya kebakhilan
itu (baik bagi mereka) menjadi maf'ul yang kedua sedangkan dhamir sebagai
pemisah. Maf'ul yang pertama ialah 'kebakhilan mereka' yang diperkirakan
sebelum isim maushul jika dibaca dengan 'ta' dan sebelum dhamir jika dengan
'ya' (tetapi itu buruk bagi mereka. Mereka akan dikalungi harta yang mereka
bakhilkan) tidak dikeluarkan zakatnya (pada hari kiamat) yakni dengan
melilitkan ular pada lehernya dan ular itu mematuknya sebagaimana tercantum
dalam sebuah hadis. (Milik Allahlah segala warisan langit dan bumi) yang akan
diwarisi-Nya setelah lenyap atau musnahnya penghuni langit dan bumi. (Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) sehingga akan mendapat balasan
daripada-Nya. Ada yang membaca 'ta'maluuna' dengan 'ta' ada pula 'ya'maluuna'
dengan 'ya.'
|
||
Sesungguhnya Allah
telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya
Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan
perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan
mengatakan [kepada mereka]: "Rasakanlah olehmu azab yang membakar."
(181)
|
|
لَّقَدۡ سَمِعَ ٱللَّهُ
قَوۡلَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ فَقِيرٌ۬ وَنَحۡنُ أَغۡنِيَآءُۘ
سَنَكۡتُبُ مَا قَالُواْ وَقَتۡلَهُمُ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّ۬
وَنَقُولُ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (١٨١)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak dan Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas katanya, "Abu Bakar masuk ke rumah
seseorang bernama Madras. Didapatinya di sana telah berkumpul orang-orang
Yahudi sedang menghadap pemimpin mereka bernama Fanhas. Kata Fanhas kepada
Abu Bakar, 'Demi Allah, wahai Abu Bakar! Sebenarnya kami ini tidak
membutuhkan Allah, sebaliknya Dialah yang butuh kepada kami! Seandainya Dia
kaya, tentulah Dia tidak perlu meminta pinjaman kepada kami sebagaimana
diakui oleh sahabatmu itu!' Abu Bakar pun naik darah lalu menampar mukanya.
Fanhas pergi menemui Nabi saw. katanya, 'Hai Muhammad! Lihatlah ini apa yang
telah dilakukan oleh sahabatmu kepada saya!' Jawab Nabi saw., 'Hai Abu Bakar,
apa yang menyebabkanmu melakukan itu?' Jawabnya, 'Wahai Rasulullah! Ia telah
mengeluarkan kata-kata berat, dikatakannya bahwa Allah miskin sedangkan
mereka kaya.' Fanhash menolak keterangan itu, tetapi Allah menurunkan ayat,
'Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan,
'Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya...'" (Q.S. Ali Imran 181) Ibnu
Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi datang
kepada Nabi saw. sewaktu Allah menurunkan, "Siapakah yang bersedia
mempiutangi Allah suatu piutang yang baik?" Kata mereka, "Hai
Muhammad! Rupanya Tuhanmu jatuh miskin, sehingga ia meminta pinjaman kepada
hamba-Nya!" Maka Allah pun menurunkan ayat, "Sungguh Allah telah
mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan 'Sesungguhnya Allah miskin
dan kami kaya.'" (Q.S. Ali Imran 181)
|
||
181. (Sungguh Allah telah mendengar
ucapan orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan
kami kaya.") Mereka itu ialah orang-orang Yahudi yang mengatakannya
tatkala turun ayat "Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah
suatu pinjaman yang baik?" Kata mereka, "Sekiranya Dia kaya
tentulah Dia tidak akan meminjam kepada kita!" (Kami akan mencatat)
maksudnya akan menyuruh mencatat (apa yang mereka katakan itu) yakni dalam
buku catatan amal perbuatan mereka agar mereka menerima balasannya. Menurut
suatu qiraat dibaca 'sayuktabu' bukan 'sanaktubu.' (Dan) Kami catat pula
(pembunuhan mereka) memakai baris di atas atau baris di depan (atas nabi-nabi
tanpa alasan yang benar dan Kami katakan) ada yang membaca 'naquulu' dan ada
pula 'yaquulu' yang berarti bahwa yang mengatakan itu ialah Allah yakni di
akhirat kelak, perantaraan lisan para malaikat ('Rasailah olehmu azab neraka)
lalu dikatakan pula kepada mereka bila mereka dilemparkan ke dalam neraka.
|
||
[Azab] yang demikian
itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah
sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. (182)
|
|
ذَٲلِكَ بِمَا
قَدَّمَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّامٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ (١٨٢)
|
182. (Demikian itu) maksudnya azab neraka tadi (disebabkan
perbuatan tanganmu sendiri) diibaratkan dengan tangan karena kebanyakan
perbuatan manusia dilaksanakan dengannya (dan bahwa Allah sekali-kali tidak
menganiaya) artinya tidak berbuat aniaya atau melakukan keaniayaan (terhadap
hamba-hamba-Nya) Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak bersalah
atau berdosa.
|
||
[Yaitu] orang-orang
[Yahudi] yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia
mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api." Katakanlah:
"Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku,
membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan,
maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu orang-orang yang benar.
(183)
|
|
ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ
إِنَّ ٱللَّهَ عَهِدَ إِلَيۡنَآ أَلَّا نُؤۡمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأۡتِيَنَا
بِقُرۡبَانٍ۬ تَأۡڪُلُهُ ٱلنَّارُۗ قُلۡ قَدۡ جَآءَكُمۡ رُسُلٌ۬ مِّن قَبۡلِى
بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ وَبِٱلَّذِى قُلۡتُمۡ فَلِمَ قَتَلۡتُمُوهُمۡ إِن كُنتُمۡ
صَـٰدِقِينَ (١٨٣)
|
183. (Yakni orang-orang yang) 'na'at' atau sifat bagi
alladziina yang sebelumnya (mengatakan) kepada Muhammad ("Sesungguhnya
Allah telah menitahkan kepada kami) dalam Taurat (supaya kami tidak beriman
kepada seorang rasul) artinya tidak membenarkannya (sebelum ia mendatangkan
kepada kami suatu kurban yang dimakan api"). Maka kami tidak akan
beriman kepadamu sebelum membawakan kurban, pemberian, yang mendekatkan diri
kepada Allah berupa ternak atau lainnya. Jika kurban itu diterima, maka dari
langit akan muncul api putih yang akan membakarnya. Dan jika tidak, maka ia
akan tetap tinggal di tempatnya tanpa ada yang menyentuhnya. Hal ini
diperintahkan kepada Bani Israel tetapi kepada Almasih dan Muhammad tidak
demikian halnya, Allah swt. berfirman (Katakanlah) kepada mereka sebagai
celaan ("Bukankah telah datang kepadamu beberapa orang rasul sebelumku
dengan membawa keterangan-keterangan nyata) atau mukjizat (dan dengan apa
yang kamu sebutkan itu) seperti Zakaria dan Yahya, tetapi mereka kamu bunuh
juga. Perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang hidup di masa
Nabi kita saw. walaupun perbuatan itu dari nenek moyang mereka karena mereka
menyetujuinya. (Maka kenapa kamu bunuh mereka jika kamu orang-orang yang
benar?") maksudnya jika kamu benar-benar beriman ketika melakukan
pelanggaran itu.
|
||
Jika mereka
mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan [pula], mereka membawa mu’jizat-mu’jizat yang nyata, Zabur [256] dan kitab yang memberi penjelasan yang
sempurna [257] . (184)
|
|
فَإِن ڪَذَّبُوكَ
فَقَدۡ كُذِّبَ رُسُلٌ۬ مِّن قَبۡلِكَ جَآءُو بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ وَٱلزُّبُرِ
وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلۡمُنِيرِ (١٨٤)
|
[256] Zabur
ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad SAW yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
[257] Yakni: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syari'at seperti Taurat, Injil dan Zabur. |
||
184. (Jika mereka mendustakanmu, maka
sesungguhnya rasul-rasul yang sebelum kamu pun telah didustakan pula, padahal
mereka membawa keterangan-keterangan yang nyata) yakni mukjizat (dan zubur)
maksudnya shuhuf-shuhuf seperti shuhuf Nabi Ibrahim (dan Alkitab) menurut
satu qiraat dengan memakai 'ba' pada al-kitab dan az-zubur (yang terang)
yakni Taurat dan Injil, maka bersabarlah kamu sebagaimana mereka telah
bersabar.
|
||
Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan. (185)
|
|
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَڪُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ
ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ
إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ (١٨٥) ۞
|
185. (Setiap diri akan merasai kematian dan hanya pada hari
kiamatlah pahalamu disempurnakan) artinya pada hari kiamatlah ganjaran amal
perbuatanmu dipenuhi dengan cukup. (Barang siapa yang dijauhkan) setelah itu
(dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung) karena
mencapai apa yang dicita-citakannya. (Kehidupan dunia ini tidak lain)
maksudnya hidup di dunia ini (hanyalah kesenangan yang memperdayakan semata)
artinya yang tidak sebenarnya karena dinikmati hanya sementara lalu ia segera
sirna.
|
||
Kamu sungguh-sungguh
akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan [juga] kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan
hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan. (186)
|
|
لَتُبۡلَوُنَّ فِىٓ
أَمۡوَٲلِڪُمۡ وَأَنفُسِڪُمۡ وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ
ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِڪُمۡ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَذً۬ى كَثِيرً۬اۚ
وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ (١٨٦)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Ibnu
Abu Hatim dan Ibnu Munzir dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat
itu turun mengenai sengketa yang terjadi di antara Abu Bakar dan Fanhas
disebabkan ucapan Fanhas bahwa Allah miskin dan mereka kaya. Dalam pada itu
Abdurrazaq menyebutkan dari Ma'mar dari Zuhri dari Abdurrahman bin Kaab bin
Malik, bahwa ayat ini diturunkan mengenai Kaab bin Asyraf disebabkan syair
celaannya terhadap Nabi saw. dan sahabat-sahabatnya.
|
||
186. (Kamu sungguh-sungguh akan diuji)
karena berturut-turutnya beberapa 'nun' maka nun tanda rafa'nya dihilangkan,
begitu juga 'wau' dhamir jamak karena bertemunya dua wawu sakin, sedangkan
artinya ialah kamu sungguh-sungguh akan diuji atau dicoba (mengenai hartamu)
dengan beban-beban dan kewajiban yang harus kamu penuhi (dan dirimu) dengan
ibadat dan ujian berupa malapetaka (dan sungguh akan kamu dengar dari
orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu) yakni dari orang-orang Yahudi dan
Nasrani (dan dari orang-orang musyrik) dari kalangan Arab (gangguan
menyakitkan yang banyak sekali) berupa makian dan tuduhan serta godaan dan
gangguan terhadap wanita-wanitamu. (Jika kamu bersabar) atas tantangan itu
(dan bertakwa) kepada Allah (maka demikian itu termasuk di antara
pekerjaan-pekerjaan utama) termasuk hal-hal yang harus dipentingkan dan wajib
dihadapi dengan keteguhan hati dan kesabaran yang penuh.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab [yaitu]:
"Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan
kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu [258] ke belakang punggung
mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran
yang mereka terima. (187)
|
|
وَإِذۡ أَخَذَ ٱللَّهُ
مِيثَـٰقَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَـٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهُ ۥ لِلنَّاسِ
وَلَا تَكۡتُمُونَهُ ۥ فَنَبَذُوهُ وَرَآءَ ظُهُورِهِمۡ وَٱشۡتَرَوۡاْ
بِهِۦ ثَمَنً۬ا قَلِيلاً۬ۖ فَبِئۡسَ مَا يَشۡتَرُونَ (١٨٧)
|
[258] Di
antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi
Muhammad SAW
|
||
187. (Dan) ingatlah (ketika Allah
mengambil ikrar dari orang-orang yang diberi Alkitab) yakni tugas yang
diberikan kepada mereka dalam Taurat ("Hendaklah kamu menerangkannya)
maksudnya isi Alkitab itu (kepada manusia dan janganlah kamu
menyembunyikannya") yakni Alkitab itu. Kedua kata kerja pada kalimat ini
dengan memakai 'ta' dan 'ya.' (Lalu mereka melemparkannya) maksudnya ikrar
tersebut (ke belakang punggung mereka) artinya tidak mereka penuhi dan
amalkan (dan mereka menukarnya dengan) mereka ambil sebagai gantinya (harga
yang sedikit) berupa harta benda dunia yang mereka pungut dari rakyat bawahan
dengan keunggulan mereka dalam ilmu Alkitab. Maka ilmu itu mereka sembunyikan
karena takut akan lepas dari tangan. (Maka amat jeleklah tukaran yang mereka
terima) atau penukaran yang mereka lakukan itu.
|
||
Janganlah sekali-kali
kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka
kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka
kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi
mereka siksa yang pedih. (188)
|
|
لَا تَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أَتَواْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحۡمَدُواْ بِمَا لَمۡ
يَفۡعَلُواْ فَلَا تَحۡسَبَنَّہُم بِمَفَازَةٍ۬ مِّنَ ٱلۡعَذَابِۖ وَلَهُمۡ
عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (١٨٨)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dan lain-lain dari jalur Humaid bin Abdurrahman bin Auf
bahwa Marwan mengatakan kepada penjaga pintunya, "Hai Rafi'! Pergilah
kamu kepada Ibnu Abbas, lalu katakan, 'Sekiranya setiap kita yang merasa
gembira dengan apa yang dikerjakannya, dan yang ingin dipuji dengan apa yang
tidak pernah dikerjakannya itu disiksa, tentulah semua kita ini akan
disiksa!' Maka jawab Ibnu Abbas, 'Apa yang kamu risaukan tentang hal itu?
Ayat tersebut diturunkan hanyalah mengenai Ahli Kitab.' Mereka ditanyai oleh
Nabi saw. tentang suatu hal, lalu mereka sembunyikan dan mereka ceritakanlah
soal yang lain. Kemudian mereka pergi dan mengira bahwa mereka telah menjawab
apa yang ditanyakan Nabi kepada mereka. Mereka gembira telah berhasil
menyembunyikan keadaan sebenarnya dan minta dipuji atas demikian itu."
Bukhari dan Muslim mengetengahkan dari Abu Said Al-Khudri bahwa beberapa
orang lelaki dari golongan munafik, jika Rasulullah saw. pergi berperang,
mereka tak mau ikut mereka tinggal di belakang, dan merasa gembira berada di
belakang Rasulullah saw. Jika Rasulullah kembali, maka mereka minta maaf dan
mengajukan alasan-alasan dengan berani angkat sumpah. Mereka ingin mendapat
pujian atas perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Maka turunlah ayat,
"Janganlah sekali-kali kamu kira, bahwa orang-orang yang gembira dengan
apa yang mereka kerjakan..." (Q.S. Ali Imran 188). Dalam tafsirnya dari
Zaid bin Aslam, dikeluarkan oleh Abdun bahwa Rafi' bin Khudaij berada bersama
Zaid bin Tsabit dalam majelis Marwan. Tanya Marwan, "Hai Rafi'! Tentang
apakah diturunkannya ayat, 'Janganlah kamu kira, bahwa orang-orang yang
gembira dengan apa yang mereka kerjakan..' (Q.S. Ali Imran 188). Jawab Rafi',
'Diturunkannya ialah mengenai beberapa orang munafik, jika Nabi saw. keluar
perang, mereka menyatakan penyesalan.' Mereka mengatakan, 'Kami terhalang
oleh beberapa kesibukan. Alangkah inginnya hati kami berada bersamamu!' Maka
Allah pun menurunkan ayat ini mengenai ini. Tetapi Marwan seolah-olah menolak
keterangan ini, hingga Rafi' menjadi kesal, lalu tanyanya kepada Zaid bin
Tsabit, 'Saya mohon atas nama Allah, apakah kamu mengetahui apa yang saya
katakan itu?' Jawabnya, 'Ya.'" Kata Hafizh Ibnu Hajar, "Dihimpun
antara pendapat ini dengan pendapat Ibnu Abbas, bahwa mungkin saja ayat itu
diturunkan tentang kedua golongan itu sekaligus." Katanya lagi,
"Sementara itu menurut Farra', ayat ini turun mengenai ucapan orang
Yahudi yang mengatakan, 'Kami ini Ahli Kitab yang pertama, dan ahli salat
serta taat!' Namun mereka tidak mengakui kenabian Muhammad saw."
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari beberapa jalur dari golongan tabiin
yang serupa dengan itu, serta dianggap kuat oleh Ibnu Jarir. Memang tak ada
halangan jika dikatakan bahwa ayat itu diturunkan pada semua hal itu.
|
||
188. (Janganlah sekali-kali kamu kira)
dengan memakai 'ta' dan 'ya' (bahwa orang-orang yang merasa gembira dengan
apa yang telah mereka lakukan) yakni dengan apa yang telah mereka perbuat
yaitu menyesatkan manusia (dan mereka ingin supaya dipuji terhadap perbuatan
yang belum mereka kerjakan) yakni berpegang kepada kebenaran padahal mereka
dalam kesesatan (janganlah kamu menyangka mereka) merupakan taukid atau
pengukuhan dengan kedua versinya, memakai 'ta' dan 'ya' (terlepas) artinya
berada di suatu tempat yang bebas (dari siksa) di akhirat tetapi mereka
berada di suatu tempat di mana mereka akan menerima siksa yaitu di neraka
Jahanam (dan bagi mereka siksa yang pedih) menyakitkan. Kedua maf'ul yahsabu
yang pertama terkandung di dalam kedua maf'ul yahsabu yang kedua berdasarkan
qiraat yahsabu sedangkan menurut qiraat tahsabu hanya maf'ul kedualah yang
dibuang.
|
||
Kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(189)
|
|
وَلِلَّهِ مُلۡكُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ (١٨٩)
|
189. (Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi) maksudnya
perbendaharaan hujan, rezeki, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain (dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu) di antaranya menyiksa orang-orang kafir dan
membebaskan orang-orang beriman.
|
||
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (190)
|
|
إِنَّ فِى خَلۡقِ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ لَأَيَـٰتٍ۬
لِّأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (١٩٠)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Thabrani dan Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Orang-orang Quraisy
datang menemui orang-orang Yahudi, tanya mereka, 'Bukti-bukti apakah yang
dibawa oleh Musa kepada tuan-tuan?' Jawab mereka, 'Tongkatnya dan tangannya
yang putih bagi mata yang memandang.' Kemudian mereka datangi lagi
orang-orang Nasrani, lalu menanyakan, 'Apa mukjizat Isa?' Jawab mereka,
'Menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit kusta
bahkan menghidupkan orang yang telah mati.' Setelah itu mereka menjumpai Nabi
saw., kata mereka, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Shafa ini
dijadikannya sebagai bukit emas.' Maka Nabi pun memohon kepada Tuhannya, lalu
diturunkan-Nyalah ayat, 'Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi...'
(Q.S. Ali Imran 190). Maka hendaklah mereka merenungkannya!"
|
||
190. (Sesungguhnya pada penciptaan langit
dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya (serta
pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi serta bertambah dan
berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti-bukti atas kekuasaan Allah swt.
(bagi orang-orang yang berakal) artinya yang mempergunakan pikiran mereka.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]:
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (191)
|
|
ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ
ٱللَّهَ قِيَـٰمً۬ا وَقُعُودً۬ا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَڪَّرُونَ فِى
خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلاً۬
سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (١٩١)
|
191. (Yakni orang-orang yang) menjadi 'na`at' atau badal bagi
yang sebelumnya (mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika
berbaring) artinya dalam keadaan bagaimana pun juga sedang menurut Ibnu Abbas
mengerjakan salat dalam keadaan tersebut sesuai dengan kemampuan (dan mereka
memikirkan tentang kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui
keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka: ("Wahai Tuhan kami! Tidaklah
Engkau ciptakan ini) maksudnya makhluk yang kami saksikan ini (dengan
sia-sia) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan
kekuasaan-Mu (Maha Suci Engkau) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat
sia-sia (maka lindungilah kami dari siksa neraka.)
|
||
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh
telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolongpun. (192)
|
|
رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن
تُدۡخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدۡ أَخۡزَيۡتَهُ ۥۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ
أَنصَارٍ۬ (١٩٢)
|
192. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya barang siapa yang Engkau
masukkan ke dalam neraka) untuk hidup kekal di sana (maka berarti Engkau
telah menghinakannya dan tiadalah bagi orang-orang yang aniaya) maksudnya
orang-orang yang kafir; di sini ditempatkan zhahir pada tempat mudhmar untuk
mengingatkan dikhususkannya kehinaan itu bagi mereka (dari) merupakan
tambahan (seorang penolong pun) yang akan melindungi mereka dari siksa Allah
swt.
|
||
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami mendengar [seruan] yang menyeru kepada iman [yaitu]:
"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan
kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
berbakti. (193)
|
|
رَّبَّنَآ إِنَّنَا
سَمِعۡنَا مُنَادِيً۬ا يُنَادِى لِلۡإِيمَـٰنِ أَنۡ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ
فَـَٔامَنَّاۚ رَبَّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَڪَفِّرۡ عَنَّا
سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلۡأَبۡرَارِ (١٩٣)
|
193. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah mendengar
seorang penyeru yang menyeru) manusia (untuk beriman) kepadanya, yaitu
Muhammad atau Alquran (supaya) maksudnya yakni: ('Berimanlah kepada Tuhanmu!'
Maka kami pun berimanlah) kepada-Nya (Wahai Tuhan kami! Ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah) tutup (dari kami kesalahan-kesalahan kami)
artinya janganlah dibukakan kepada umum dengan memberikan hukuman terhadapnya
(dan wafatkanlah kami) cabutlah nyawa kami (bersama) golongan (orang-orang
yang berbakti) yakni para nabi dan orang-orang saleh.
|
||
Ya Tuhan kami, berilah
kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan
rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (194)
|
|
رَبَّنَا وَءَاتِنَا
مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۗ
إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ (١٩٤)
|
194. (Wahai Tuhan kami! Berilah kami apa yang telah Engkau
janjikan kepada kami) (atas) artinya dengan perantaraan (para rasul-Mu)
berupa nikmat dan karunia serta apa-apa yang mereka mohonkan walaupun janji
Allah itu tidak bertentangan dengan permohonan orang yang meminta agar ia
termasuk dalam golongan orang-orang yang diberi karunia disebabkan ia belum
beroleh kepastian bahwa permohonannya itu akan dikabulkan. Mengenai
disebutnya 'Wahai Tuhan kami' secara berulang-ulang maka itu menyatakan
ketundukan dan kerendahan hati yang sedalam-dalamnya. (Dan janganlah Engkau
hinakan kami pada hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
janji.") yaitu janji dengan kebangkitan dan pembalasan.
|
||
Maka Tuhan mereka
memperkenankan permohonannya [dengan berfirman], "Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
atau perempuan, [karena] sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain
[259]. Maka orang-orang
yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada
jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan
Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (195)
|
|
فَٱسۡتَجَابَ لَهُمۡ
رَبُّهُمۡ أَنِّى لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَـٰمِلٍ۬ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوۡ
أُنثَىٰۖ بَعۡضُكُم مِّنۢ بَعۡضٍ۬ۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخۡرِجُواْ مِن
دِيَـٰرِهِمۡ وَأُوذُواْ فِى سَبِيلِى وَقَـٰتَلُواْ وَقُتِلُواْ لَأُكَفِّرَنَّ
عَنۡہُمۡ سَيِّـَٔاتِہِمۡ وَلَأُدۡخِلَنَّهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا
ٱلۡأَنۡهَـٰرُ ثَوَابً۬ا مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عِندَهُ ۥ حُسۡنُ
ٱلثَّوَابِ (١٩٥)
|
[259]
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka
demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan.
Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain
tentang penilaian iman dan amalnya.
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Abdurrazaq, Said bin
Manshur, Tirmizi, Hakim dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Umu Salamah bahwa
ia berkata, "Wahai Rasulullah! Saya tidak pernah mendengar Allah
menyebut-nyebut sesuatu pun tentang wanita berkenaan dengan hijrah. Maka
Allah menurunkan ayat, 'Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan
mereka...'" (Q.S. Ali Imran 195)
|
||
195. (Maka Tuhan mereka memperkenankan
bagi mereka) permohonan mereka (bahwa Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan
orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan,
sebagian kamu) adalah (dari sebagian yang lain) artinya laki-laki adalah
turunan wanita sebaliknya wanita adalah keturunan laki-laki. Kalimat ini
memperkuat kalimat yang sebelumnya yakni bahwa mereka akan sama-sama menerima
balasan dari amal perbuatan masing-masing dan bahwa mereka sama-sama tidak
akan disepelekan. Lanjutan ayat berikut turun ketika Ummu Salamah mengatakan
kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah! Tidak pernah saya dengar wanita
disebut-sebut dalam soal hijrah." (Maka orang-orang yang berhijrah) dari
Mekah ke Madinah (yang diusir dari kampung halamannya serta disakiti pada
jalan-Ku) maksudnya karena agama-Ku (dan yang berperang) melawan orang-orang
kafir (dan orang-orang yang gugur) di jalan-Ku baik memakai tasydid atau
tidak dan menurut satu qiraat dengan mendahulukannya (niscaya Aku hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka) Aku tutupi dosa-dosa mereka dengan ampunan-Ku
(dan Kumasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
sebagai pahala) mashdar dari pengertian 'Kuhapus' dan memperkokoh maknanya
(dari sisi Allah) terdapat perpalingan kedudukan-Nya sebagai pembicara (dan
Allah di sisi-Nya terdapat pahala yang baik.) sebagai balasan. Ayat berikut
turun pula tatkala kaum Muslimin mengatakan bahwa musuh Allah kelihatan
berbahagia sedangkan mereka dalam keadaan susah dan menderita:
|
||
Janganlah sekali-kali
kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak [260] di dalam negeri. (196)
|
|
لَا يَغُرَّنَّكَ
تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِى ٱلۡبِلَـٰدِ (١٩٦)
|
[260] Yakni:
kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
|
||
196. (Janganlah sekali-kali kamu
terpedaya oleh keleluasaan orang-orang kafir bepergian) artinya bergerak ke
mana mereka sukai (di dalam negeri) untuk berniaga dan berusaha.
|
||
Itu hanyalah
kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan
Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (197)
|
|
مَتَـٰعٌ۬ قَلِيلٌ۬ ثُمَّ
مَأۡوَٮٰهُمۡ جَهَنَّمُۚ
وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ (١٩٧)
|
197. (Itu hanyalah kesenangan sementara) yang mereka nikmati
di dunia dalam waktu singkat kemudian akan lenyap (kemudian tempat tinggal
mereka ialah neraka Jahanam dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.)
|
||
Akan tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat
tinggal [anugerah] [261] dari sisi Allah. Dan apa
yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti [262]. (198)
|
|
لَـٰكِنِ ٱلَّذِينَ
ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ جَنَّـٰتٌ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ
خَـٰلِدِينَ فِيہَا نُزُلاً۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۗ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬
لِّلۡأَبۡرَارِ (١٩٨)
|
[261] Yakni:
tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya seperti makanan, minuman
dan lain-lain.
[262] Maksudnya ialah penghargaan dari Allah disamping tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir itu. |
||
198. (Akan tetapi orang-orang yang
bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir
sungai, mereka kekal) maksudnya ditakdirkan kekal (padanya sebagai tempat
tinggal) yang biasanya disediakan buat tamu-tamu; dijadikan manshub karena
kedudukannya sebagai hal dari jannaat sedangkan sebagai amilnya ialah
pengertian zharf (dari sisi Allah dan apa yang dari sisi Allah) berupa pahala
(lebih baik bagi orang-orang yang berbakti) daripada kesenangan dunia.
|
||
Dan sesungguhnya di
antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka
berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan
harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
Allah amat cepat perhitungan-Nya. (199)
|
|
وَإِنَّ مِنۡ أَهۡلِ
ٱلۡڪِتَـٰبِ لَمَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُمۡ وَمَآ أُنزِلَ
إِلَيۡہِمۡ خَـٰشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشۡتَرُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنً۬ا
قَلِيلاًۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ (١٩٩)
|
SEBAB
TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Nasai
dari Anas, katanya, "Tatkala datang berita wafatnya Najasyi, bersabdalah
Rasulullah saw. 'Salatkanlah dia!' Jawab mereka, 'Wahai Rasulullah! Apakah
kita akan menyalatkan seorang budak Habasyi?' Maka Allah menurunkan ayat,
'Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada
Allah...'" (Q.S. Ali Imran 199) Ibnu Jarir meriwayatkan yang sama isinya
dengan itu dari Jabir sedangkan dalam Al-Mustadrak dari Abdullah bin Zubair,
katanya, "Diturunkan kepada Najasyi ayat, 'Dan sesungguhnya di antara
Ahli Kitab...'" (Q.S. Ali Imran 199)
|
||
199. (Sesungguhnya di antara Ahli Kitab
ada orang yang beriman kepada Allah) seperti Abdullah bin Salam dan
sahabat-sahabatnya serta Najasyi (dan kepada apa yang diturunkan kepadamu)
yakni Alquran (dan kepada apa yang telah diturunkan kepada mereka) yakni
Taurat dan Injil (dalam keadaan merendahkan diri) hal dari dhamir pada
'yu`minu' dengan menekankan makna 'man' dengan arti 'tawadhu`' (kepada Allah
tanpa menukarkan ayat-ayat Allah) yang terdapat pada mereka dalam Taurat dan
Injil berupa kebangkitan Nabi saw. (dengan harga yang sedikit) dari harta
dunia, misalnya dengan menyembunyikannya karena takut kehilangan pengaruh
seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi lainnya. (Mereka beroleh pahala)
sebagai balasan atas amal perbuatan mereka (di sisi Tuhan mereka) yang
diberikan kepada mereka dua kali sebagaimana terdapat dalam surah Al-Qashash
(sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya) dapat melakukan perhitungan
terhadap seluruh makhluk dalam hanya setengah hari saja dari hari-hari dunia.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga [di perbatasan negerimu] dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.
(200)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ
لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٢٠٠)
|
200. (Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah) melakukan
taat dan menghadapi musibah serta menghindari maksiat (dan teguhkanlah
kesabaranmu) menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar
daripada kamu (dan tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan (serta
bertakwalah kepada Allah) dalam setiap keadaan (supaya kamu beruntung)
merebut surga dan bebas dari neraka.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar