Surah MEMPERJALANKAN
DI MALAM HARI
|
|
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل
/ الإسرَاء
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Maha Suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya [847] agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (1)
|
|
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ
أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ
ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ
ءَايَـٰتِنَآۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١)
|
[847]
Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah
dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan
kesuburan tanahnya.
|
||
|
||
001. (Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang
telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam)
lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah
melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian
bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya
diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu
(dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan
Masjidilaksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah
Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai
(agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian
daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan
pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan
memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia
sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat
keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt.
Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw. menceritakannya melalui sabdanya,
"Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya
lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang
kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan
ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis. Kemudian aku tambatkan ia pada
tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi. Selanjutnya aku memasuki
Masjidilaksa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku
keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa
dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan
susu. Aku memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata,
'Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).' Nabi saw. melanjutkan
kisahnya, kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit dunia (langit
pertama), lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi
kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan
lagi kepadanya, 'Siapakah yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.'
Kemudian pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-tiba di situ aku bertemu
dengan Nabi Adam. Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan
untukku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua,
malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya,
'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menghadap kepada-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk
menemui-Nya.' Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku
bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa. Lalu
keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga, maka malaikat
Jibril mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu ditanyakan kepadanya,
'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.'
Maka dibukakanlah pintu langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu dengan
Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua
keelokan. Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia mendoakan kebaikan
bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keempat, maka
malaikat Jibril mengetuk pintu langit. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah
kamu?' Malaikat Jibril menjawab. 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya,
'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.'
Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu
langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi
Idris, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian
malaikat Jibril membawaku ke langit yang kelima, lalu malaikat Jibril
mengetuk pintu langit yang kelima, maka ditanyakan kepadanya, 'Siapakah
kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Dan ditanyakan lagi kepadanya,
'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.'
Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Lalu
dibukakanlah pintu langit yang kelima bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan
Nabi Harun, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku.
Selanjutnya malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keenam, lalu ia
mengetuk pintunva, ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu
itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya,
'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia
telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang keenam
buat kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, lalu Nabi Musa menyambut
kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril
membawaku naik ke langit yang ketujuh, lalu ia mengetuk pintunya. Ditanyakan
kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan
lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus
untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk
menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang ketujuh bagi kami;
tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia bersandar pada
Baitulmakmur. Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh
puluh ribu malaikat, yang selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha, kedapatan
daun-daunnya bagaikan telinga-telinga gajah dan buah-buahan bagaikan
tempayan-tempayan yang besar. Ketika semuanya tertutup oleh nur Allah,
semuanya menjadi berubah. Maka kala itu tidak ada seorang makhluk Allah pun
yang dapat menggambarkan keindahannya. Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya,
maka Allah mewahyukan kepadaku secara langsung, dan Dia telah (mewajibkan)
kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu lalu aku turun
hingga sampai ke tempat Nabi Musa (langit yang keenam). Maka Nabi Musa
bertanya kepadaku, 'Apakah yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu?' Aku
menjawab, 'Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.' Nabi Musa berkata,
'Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya karena
sesungguhnya umatmu niscava tidak akan kuat melaksanakannya; aku telah
mencoba Bani Israel dan telah menguji mereka.' Rasulullah saw. melanjutkan
kisahnya, maka aku kembali kepada Rabbku, lalu aku memohon, 'Wahai Rabbku,
ringankanlah buat umatku.' Maka Allah meringankan lima waktu kepadaku. Lalu
aku kembali menemui Nabi Musa. Dan Nabi Musa bertanya, 'Apakah yang telah
kamu lakukan?' Aku menjawab, 'Allah telah meringankan lima waktu kepadaku.'
Maka Nabi Musa bertanya, 'Sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat
melakukan hal tersebut, maka kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah
keringanan buat umatmu kepada-Nya.' Rasulullah melanjutkan kisahnya, maka aku
masih tetap mondar-mandir antara Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan
kepadaku lima waktu demi lima waktu. Hingga akhirnya Allah berfirman, 'Hai
Muhammad, salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap salat
berpahala sepuluh salat, maka itulah lima puluh kali salat. Dan barang siapa
yang berniat untuk melakukan kebaikan, kemudian ternyata ia tidak
melakukannya dituliskan untuknya pahala satu kebaikan. Dan jika ternyata ia
melakukannya, dituliskan baginva pahala sepuluh kali kebaikan. Dan barang
siapa yang berniat melakukan keburukan, lalu ia tidak mengerjakannya maka
tidak dituliskan dosanya. Dan jika ia mengerjakannya maka dituliskan baginva
dosa satu keburukan.' Setelah itu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi
Musa, lalu aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka ia berkata, 'Kembalilah
kepada Rabbmu, lalu mintalah kepada-Nya keringanan buat umatmu, karena
sesungguhnya umatmu tidak akan kuat melaksanakannya.' Maka aku menjawab, 'Aku
telah mondar-mandir kepada Rabbku hingga aku malu terhadap-Nya.'" (Hadis
ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; dan lafal hadis ini berdasarkan
Imam Muslim). Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak meriwayatkan sebuah hadis
melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah
bersabda, "Aku melihat Rabbku Azza Wajalla."
|
||
Dan Kami berikan
kepada Musa kitab [Taurat] dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israil [dengan firman]: "Janganlah kamu mengambil penolong selain
Aku, (2)
|
|
وَءَاتَيۡنَا مُوسَى
ٱلۡكِتَـٰبَ وَجَعَلۡنَـٰهُ هُدً۬ى لِّبَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُواْ
مِن دُونِى وَڪِيلاً۬ (٢)
|
002. Allah swt. berfirman: (Dan Kami berikan kepada Musa
kitab) yakni kitab Taurat (dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israel) dengan firman: ("Janganlah kalian mengambil penolong selain
Aku") di mana mereka menyerahkan semua perkara mereka kepada-Nya.
Menurut suatu qiraat lafal tattakhidzuu dibaca yattakhidzuu dengan versi
ungkapan iltifat; dan huruf an adalah zaidah, sedangkan makna al-qaul
diperkirakan keberadaannya.
|
||
[yaitu] anak cucu dari
orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba
[Allah] yang banyak bersyukur. (3)
|
|
ذُرِّيَّةَ مَنۡ
حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ عَبۡدً۬ا شَكُورً۬ا (٣)
|
003. (Yaitu anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa
bersama-sama Nuh) di dalam bahtera. (Sesungguhnya dia adalah hamba Allah yang
banyak bersyukur) kepada Kami dan selalu memuji dalam semua sepak terjangnya.
|
||
Dan telah Kami
tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali [848] dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang
besar." (4)
|
|
وَقَضَيۡنَآ إِلَىٰ
بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَرَّتَيۡنِ
وَلَتَعۡلُنَّ عُلُوًّ۬ا ڪَبِيرً۬ا (٤)
|
[848] Yang
dimaksud dengan membuat kerusakan dua kali ialah pertama menentang hukum
Taurat, membunuh Nabi Syu'ya dan memenjarakan Armia dan yang kedua membunuh
Nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh Nabi
Isa a.s. Akibat dari perbuatan itu, Yerusalem dihancurkan. (Al Maraghi).
|
||
|
||
004. (Dan telah Kami tetapkan) telah Kami wahyukan
(terhadap Bani Israel dalam kitab itu) yaitu kitab Taurat ("Sesungguhnya
kalian akan membuat kerusakan di muka bumi ini) di negeri Syam dengan
perbuatan-perbuatan maksiat (dua kali dan pasti kalian akan menyombongkan
diri dengan kesombongan yang besar) kalian akan menimbulkan kelaliman yang
besar
|
||
Maka apabila datang
saat hukuman bagi [kejahatan] pertama dari kedua [kejahatan] itu, Kami
datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu
mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti
terlaksana. (5)
|
|
فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ
أُولَٮٰهُمَا بَعَثۡنَا عَلَيۡڪُمۡ عِبَادً۬ا لَّنَآ
أُوْلِى بَأۡسٍ۬ شَدِيدٍ۬ فَجَاسُواْ خِلَـٰلَ ٱلدِّيَارِۚ وَكَانَ وَعۡدً۬ا
مَّفۡعُولاً۬ (٥)
|
005. (Maka apabila datang saat hukuman bagi yang pertama dari
keduanya) kejahatan yang pertama dari kedua kejahatan itu (Kami datangkan
kepada kalian hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar)
orang-orang yang kuat dalam berperang dan memiliki kekuatan yang luar biasa
(lalu mereka merajalela) mereka mengejar-ngejar kalian (di kampung-kampung)
di perkampungan kalian untuk membunuh kalian dan menawan kalian (dan itulah
ketetapan yang pasti terlaksana) dan memang mereka benar membunuh Nabi
Zakaria. Maka Allah mengirimkan Jalut dan tentara-tentaranya untuk menghukum
mereka; akhirnya Jalut dapat membunuh mereka dan menawan anak-anak mereka
serta memporak-porandakan Baitulmakdis.
|
||
Kemudian Kami berikan
kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan
harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
(6)
|
|
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَكُمُ
ٱلۡڪَرَّةَ عَلَيۡہِمۡ وَأَمۡدَدۡنَـٰكُم بِأَمۡوَٲلٍ۬ وَبَنِينَ
وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ أَڪۡثَرَ نَفِيرًا (٦)
|
006. (Kemudian Kami berikan kepada kalian giliran) kesempatan
dan kemenangan (untuk mengalahkan mereka kembali) sesudah selang seratus
tahun yang terakhir dengan terbunuhnya Jalut (dan Kami membantu kalian dengan
harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kalian kelompok yang lebih
besar) keluarga yang besar.
|
||
Jika kamu berbuat baik
[berarti] kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat
maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi
[kejahatan] yang kedua, [Kami datangkan orang-orang lain] untuk menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa
saja yang mereka kuasai. (7)
|
|
إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ
أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ
ٱلۡأَخِرَةِ لِيَسُـۥۤـُٔواْ وُجُوهَڪُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ڪَمَا
دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا (٧)
|
007. Kemudian Kami katakan (Jika kalian berbuat baik) dengan
mengerjakan ketaatan (berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri)
karena sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kalian sendiri (dan jika
kalian berbuat jahat) dengan menimbulkan kerusakan (maka kejahatan itu bagi
diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas kejahatan kalian. (Dan apabila
datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) maka Kami kembali mengutus
mereka (untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian sedih karena
terbunuh dan tertawan hingga pengaruh kesedihan itu dapat terbaca dari roman
muka kalian (dan mereka masuk ke dalam mesjid) yakni Baitulmakdis untuk
menghancurkannya (sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya) dan
menghancurkannya (pada kali pertama dan untuk menghancurkan) untuk mengadakan
pembinasaan (terhadap apa saja yang mereka kuasai) yang dapat mereka kalahkan
(dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang sehabis-habisnya.
Ternyata mereka melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, yaitu dengan
membunuh Nabi Yahya. Maka Allah mengirimkan untuk membinasakan mereka Raja
Bukhtanashar. Raja Bukhtanashar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan
mereka dan menahan anak cucu mereka serta memporak-porandakan Baitulmakdis.
|
||
Mudah-mudahan Tuhanmu
akan melimpahkan rahmat [Nya] kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada
[kedurhakaan], niscaya Kami kembali [mengazabmu] dan Kami jadikan neraka
Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (8)
|
|
عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن
يَرۡحَمَكُمۡۚ وَإِنۡ عُدتُّمۡ عُدۡنَاۘ وَجَعَلۡنَا جَهَنَّمَ
لِلۡكَـٰفِرِينَ حَصِيرًا (٨)
|
008. Dan Kami katakan di dalam kitab (Mudah-mudahan Rabb
kalian akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian) sesudah kali yang kedua ini
jika kalian bertobat (dan sekiranya kalian kembali) melakukan kejahatan
(niscaya Kami kembali) mengazab kalian. Dan memang mereka kembali melakukan
kejahatan lagi, yaitu mendustakan Nabi saw., maka Allah swt. membinasakan
mereka dengan terbunuhnya orang-orang Bani Quraizhah dan Bani Nadhir serta
mereka dikenakan membayar jizyah. (Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara
bagi orang-orang kafir") sebagai tempat tahanan dan penjara bagi mereka.
|
||
Sesungguhnya Al Qur’an
ini memberikan petunjuk kepada [jalan] yang lebih lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar, (9)
|
|
إِنَّ هَـٰذَا
ٱلۡقُرۡءَانَ يَہۡدِى لِلَّتِى هِىَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرً۬ا كَبِيرً۬ا (٩)
|
009. (Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada)
jalan (yang lebih lurus) lebih adil dan lebih besar (dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar.)
|
||
dan sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi
mereka azab yang pedih. (10)
|
|
وَأَنَّ ٱلَّذِينَ لَا
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ أَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمً۬ا (١٠)
|
010. (Dan) membawa berita (bahwasanya orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat Kami sediakan) Kami persiapkan (bagi mereka
azab yang pedih) yang menyakitkan, yaitu neraka.
|
||
Dan manusia berdo’a
untuk kejahatan sebagaimana ia berdo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia
bersifat tergesa-gesa. (11)
|
|
وَيَدۡعُ ٱلۡإِنسَـٰنُ
بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُ ۥ بِٱلۡخَيۡرِۖ وَكَانَ ٱلۡإِنسَـٰنُ عَجُولاً۬ (١١)
|
011. (Dan manusia mendoa untuk kejahatan) terhadap dirinya dan
keluarganya jika ia menggerutu (sebagaimana ia mendoa) sebagaimana ia berdoa
untuk dirinya sendiri (untuk kebaikan. Dan adalah manusia) yang dimaksud
adalah jenisnya (bersifat tergesa-gesa) di dalam mendoakan dirinya tanpa
memikirkan lebih lanjut akan akibatnya.
|
||
Dan Kami jadikan malam
dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan
tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya
kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu
telah Kami terangkan dengan jelas. (12)
|
|
وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ
وَٱلنَّہَارَ ءَايَتَيۡنِۖ فَمَحَوۡنَآ ءَايَةَ ٱلَّيۡلِ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ
ٱلنَّہَارِ مُبۡصِرَةً۬ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلاً۬ مِّن رَّبِّكُمۡ
وَلِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ وَڪُلَّ شَىۡءٍ۬
فَصَّلۡنَـٰهُ تَفۡصِيلاً۬ (١٢)
|
012. (Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda) yang
kedua-duanya menunjukkan kekuasaan Kami (lalu Kami hapuskan tanda malam) Kami
tutup cahayanya dengan kegelapan malam hari supaya kalian tenang berada di
dalamnya; idhafat di sini menunjukkan makna bayan (dan Kami jadikan tanda
siang itu terang) seseorang dapat melihat berkat adanya cahaya (agar kalian
mencari) pada siang hari (karunia dari Rabb kalian) dengan berusaha (dan
supaya kalian mengetahui) melalui malam dan siang hari itu (bilangan
tahun-tahun dan perhitungan) waktu-waktu. (Dan segala sesuatu) yang
diperlukan (telah Kami terangkan dengan jelas) artinya Kami telah
menjelaskannya secara rinci.
|
||
Dan tiap-tiap manusia
itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya [sebagaimana tetapnya kalung] pada
lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka. (13)
|
|
وَكُلَّ إِنسَـٰنٍ
أَلۡزَمۡنَـٰهُ طَـٰٓٮِٕرَهُ ۥ فِى
عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا (١٣)
|
013. (Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal
perbuatannya) artinya dia telah membawa amal perbuatannya sendiri (pada
lehernya) lafal ini disebutkan secara khusus mengingat lafal ini menunjukkan
pengertian tetap yang paling akurat. Dan sehubungan dengan pengertian ini
Mujahid telah berkata, bahwa tiada seorang anak pun yang dilahirkan melainkan
pada lehernya telah ada suatu lembaran yang tertulis di dalamnya apakah ia
celaka atau bahagia. (Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab)
yang tertulis di dalamnya semua amal perbuatannya (yang dijumpainya terbuka)
kedua lafal ini menjadi sifat daripada lafal kitaaban.
|
||
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu
sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu."
(14)
|
|
ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ
بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبً۬ا (١٤)
|
014. Dan dikatakan kepadanya: ("Bacalah kitabmu, cukuplah
dirimu sendiri pada waktu itu sebagai penghisab terhadapmu.") menjadi
penghisab sendiri.
|
||
Barangsiapa yang
berbuat sesuai dengan hidayah [Allah], maka sesungguhnya dia berbuat itu
untuk [keselamatan] dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka
sesungguhnya dia tersesat bagi [kerugian] dirinya sendiri. Dan seorang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab
sebelum Kami mengutus seorang rasul. (15)
|
|
مَّنِ ٱهۡتَدَىٰ
فَإِنَّمَا يَہۡتَدِى لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيۡہَاۚ
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ
نَبۡعَثَ رَسُولاً۬ (١٥)
|
015. (Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka
sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya) karena pahala
hidayahnya itu dia sendirilah yang memetiknya (dan barang siapa yang sesat,
maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri) karena
sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu. (Dan tidak
dapat menanggung) seseorang (yang berdosa) pelaku dosa; artinya ia tidak
dapat menanggung (dosa) orang (lain, dan Kami tidak akan mengazab) seorang
pun (sebelum Kami mengutus seorang rasul) yang menjelaskan kepadanya apa yang
seharusnya ia lakukan.
|
||
Dan jika Kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu [supaya menta’ati Allah] tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan [ketentuan Kami], kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya. (16)
|
|
وَإِذَآ أَرَدۡنَآ
أَن نُّہۡلِكَ قَرۡيَةً أَمَرۡنَا مُتۡرَفِيہَا فَفَسَقُواْ فِيہَا فَحَقَّ
عَلَيۡہَا ٱلۡقَوۡلُ فَدَمَّرۡنَـٰهَا تَدۡمِيرً۬ا (١٦)
|
016. (Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka
Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu) yakni
orang-orang kaya yang dimaksud para pemimpinnya, yaitu untuk taat kepada Kami
melalui lisan rasul-rasul Kami (tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri
itu) maka menyimpanglah mereka dari perintah Kami (maka sudah sepantasnya
berlaku terhadapnya perkataan Kami) azab Kami (kemudian Kami hancurkan negeri
itu sehancur-hancurnya) artinya Kami binasakan negeri itu dengan membinasakan
penduduknya serta menghancurkan negerinya.
|
||
Dan berapa banyaknya
kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui
lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. (17)
|
|
وَكَمۡ أَهۡلَكۡنَا
مِنَ ٱلۡقُرُونِ مِنۢ بَعۡدِ نُوحٍ۬ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ
خَبِيرَۢا بَصِيرً۬ا (١٧)
|
017. (Dan sudah berapa banyak) telah banyak (Kami binasakan
umat-umat) bangsa-bangsa (sesudah Nuh. Dan cukuplah Rabbmu Maha Mengetahui
lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya) Dia mengetahui dosa-dosa mereka yang
tersembunyi dan dosa-dosa mereka yang terang-terangan. Lafal bidzunuubi
bertaalluq kepada lafal khabiiran dan bashiiran.
|
||
Barangsiapa
menghendaki kehidupan sekarang [duniawi], maka Kami segerakan baginya di
dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami
tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela
dan terusir. (18)
|
|
مَّن كَانَ يُرِيدُ
ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُ ۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ
جَعَلۡنَا لَهُ ۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَٮٰهَا
مَذۡمُومً۬ا مَّدۡحُورً۬ا (١٨)
|
018. (Barang siapa yang menghendaki) dengan amalnya (kehidupan
sekarang) yakni perkara duniawi (maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa
yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki) lafal liman menjadi badal
dari lafal lahuu yang juga disertai pengulangan huruf jar (dan Kami tentukan
baginya) di akhirat kelak (neraka Jahanam; ia akan memasukinya) dijebloskan
ke dalamnya (dalam keadaan tercela) terhina (lagi terusir) dijauhkan dari
rahmat Allah.
|
||
Dan barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh
sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya
dibalas dengan baik. (19)
|
|
وَمَنۡ أَرَادَ
ٱلۡأَخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ ڪَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورً۬ا (١٩)
|
019. (Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh) yakni ia beramal dengan amal
yang dengannya ia berhak untuk mendapatkan kehidupan akhirat (sedangkan ia
adalah mukmin) kalimat ini berkedudukan menjadi hal (maka mereka itu adalah
orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik) di sisi Allah; artinya amalnya
diterima oleh-Nya dan mendapat pahala dari-Nya.
|
||
Kepada masing-masing
golongan baik golongan ini maupun golongan itu [849] Kami berikan bantuan
dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. (20)
|
|
كُلاًّ۬ نُّمِدُّ
هَـٰٓؤُلَآءِ وَهَـٰٓؤُلَآءِ مِنۡ عَطَآءِ رَبِّكَۚ وَمَا كَانَ عَطَآءُ
رَبِّكَ مَحۡظُورًا (٢٠)
|
[849] Yang
dimaksud "baik golongan ini maupun golongan itu" ialah mereka yang
tersebut dalam ayat 18 dan 19 di atas.
|
||
|
||
020. (Kepada masing-masing) dari kedua golongan itu
(Kami membantu) memberikan bantuan (baik kepada golongan ini maupun golongan
itu) kalimat ayat ini menjadi badal (dari) bertaalluq kepada lafal numiddu
(kemurahan Rabbmu) di dunia (Dan tiadalah kemurahan Rabbmu) di dunia ini
(dapat dihalangi) artinya tiada seorang pun yang terhalang dari kemurahan-Nya
itu.
|
||
Perhatikanlah
bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian [yang lain]. Dan
pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.
(21)
|
|
ٱنظُرۡ كَيۡفَ
فَضَّلۡنَا بَعۡضَہُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ۚ وَلَلۡأَخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَـٰتٍ۬
وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلاً۬ (٢١)
|
021. (Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari
mereka atas sebagian yang lain) dalam hal rezeki dan derajat (Dan pasti
kehidupan akhirat lebih tinggi) lebih agung (kedudukannya dan lebih besar
keutamaannya) daripada kehidupan dunia, oleh karenanya harus lebih
dipentingkan dalam meraihnya.
|
||
Janganlah kamu adakan
tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak
ditinggalkan [Allah]. (22)
|
|
لَّا تَجۡعَلۡ مَعَ
ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ فَتَقۡعُدَ مَذۡمُومً۬ا مَّخۡذُولاً۬ (٢٢) ۞
|
022. (Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah
agar kamu tidak tercela dan terhina) artinya tidak ada yang menolongmu.
|
||
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. [850] (23)
|
|
وَقَضَىٰ رَبُّكَ
أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا
يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل
لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣)
|
[850] Mengucapkan
kata "ah" kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu.
|
||
|
||
023. (Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu
supaya janganlah) lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian
menyembah selain Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak
kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu dengan berbakti kepada keduanya. (Jika
salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu) lafal
ahaduhumaa adalah fa`il (atau kedua-duanya) dan menurut suatu qiraat lafal
yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi
badal daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan ah kepada keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan
uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan sial (dan
janganlah kamu membentak mereka) jangan kamu menghardik keduanya (dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan
|
||
Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil". (24)
|
|
وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا
جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى
صَغِيرً۬ا (٢٤)
|
024. (Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya
berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan
sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku!
Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu
(mereka berdua mendidik aku waktu kecil.").
|
||
Tuhanmu lebih
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka
sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (25)
|
|
رَّبُّكُمۡ أَعۡلَمُ
بِمَا فِى نُفُوسِكُمۡۚ إِن تَكُونُواْ صَـٰلِحِينَ فَإِنَّهُ ۥ ڪَانَ
لِلۡأَوَّٲبِينَ غَفُورً۬ا (٢٥)
|
025. (Rabb kalian lebih mengetahui apa yang ada dalam hati
kalian) apa yang terpendam di dalamnya berupa perasaan berbakti dan menyakiti
(jika kalian orang-orang yang baik) taat kepada Allah (maka sesungguhnya Dia
kepada orang-orang yang bertobat) orang-orang yang kembali kepada Allah
dengan berbuat taat kepada-Nya (Maha Pengampun) terhadap apa yang telah
mereka lakukan sehubungan dengan hak-hak kedua orang tua, yaitu berupa
perbuatan yang menyakitkan lalu dengan segera mereka bertobat dan tidak akan
berbuat yang menyakitkan lagi kepada keduanya.
|
||
Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan [hartamu] secara
boros. (26)
|
|
وَءَاتِ ذَا
ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُ ۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ
تَبۡذِيرًا (٢٦)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Tabrani dan lain-lainnya mengetengahkan
sebuah hadis melalui Abu Said Al-Khudri yang menceritakan bahwa ketika ayat
ini diturunkan, yaitu firman-Nya, "Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya." (Q.S. Al-Isra 26). Lalu
Rasulullah saw. memanggil Siti Fathimah, kemudian beliau memberinya tanah
Fadak. Ibnu Katsir memberikan komentarnya, hal ini sulit untuk dimengerti,
karena memberikan pengertian bahwa seolah-olah ayat ini diturunkan di
Madinah. Padahal menurut pendapat yang masyhur diturunkan di Mekah. Ibnu Murdawaih
meriwayatkan pula hadis yang serupa melalui Ibnu Abbas r.a.
|
||
|
||
026. (Dan berikanlah) kasihkanlah (kepada
keluarga-keluarga yang dekat) famili-famili terdekat (akan haknya) yaitu
memuliakan mereka dan menghubungkan silaturahmi kepada mereka (kepada orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan hartamu secara boros) yaitu menginfakkannya bukan pada
jalan ketaatan kepada Allah.
|
||
Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya. (27)
|
|
إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ
كَانُوٓاْ إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ
كَفُورً۬ا (٢٧)
|
027. (Sesungguhnya orang-orang pemboros itu adalah
saudara-saudara setan) artinya berjalan pada jalan setan (dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Rabbnya) sangat ingkar kepada nikmat-nikmat yang
dilimpahkan oleh-Nya, maka demikian pula saudara setan yaitu orang yang
pemboros.
|
||
Dan jika kamu
berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. [851] (28)
|
|
وَإِمَّا تُعۡرِضَنَّ
عَنۡہُمُ ٱبۡتِغَآءَ رَحۡمَةٍ۬ مِّن رَّبِّكَ تَرۡجُوهَا فَقُل لَّهُمۡ
قَوۡلاً۬ مَّيۡسُورً۬ا (٢٨)
|
[851]
Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang
tersebut dalam ayat 26, maka katakanlah kepada mereka perkataan yang baik
agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kamu.
Dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu,
sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Said bin Manshur mengetengahkan
sebuah hadis melalui `Atha Al-Khurrasani yang menceritakan, bahwa ada
segolongan orang-orang dari kabilah Muzayyanah datang untuk meminta makanan
kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Aku tidak
menemukan apa yang harus aku berikan kepada kalian." Lalu mereka
berpaling pergi, sedangkan mata mereka mencucurkan air mata karena sedih;
mereka menduga bahwa hal tersebut karena kemarahan Rasulullah saw. terhadap
diri mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kamu berpaling
dari mereka untuk memperoleh rahmat..." (Q.S. Al-Isra 28). Ibnu Jarir
mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak yang menceritakan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang miskin yang meminta-minta kepada Nabi
saw.
|
||
|
||
028. (Dan jika kamu berpaling dari mereka) artinya dari
orang-orang yang telah disebutkan tadi, yaitu kaum kerabat yang dekat dan
orang-orang lain sesudahnya, dalam arti kata kamu masih belum mampu untuk
memberi mereka akan hak-haknya (untuk memperoleh rahmat dari Rabbmu yang kamu
harapkan) artinya kamu masih mencari rezeki yang kamu harap-harapkan
kedatangannya, kemudian setelah kamu mendapatkannya akan memberikan sebagian
daripadanya kepada mereka (maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas)
yakni ucapan yang lemah lembut; seumpamanya kamu menjanjikan kepada mereka
akan memberi jika rezeki telah datang kepadamu.
|
||
Dan janganlah kamu
jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (29)
|
|
وَلَا تَجۡعَلۡ يَدَكَ
مَغۡلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ فَتَقۡعُدَ
مَلُومً۬ا مَّحۡسُورًا (٢٩)
|
[852]
Maksudnya, jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu pemurah.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Said bin Manshur mengetengahkan sebuah
hadis melalui Sayar Abul Hakam yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. telah
menerima sejumlah pakaian; sedangkan Rasulullah saw. adalah orang yang sangat
dermawan, maka beliau membagi-bagikannya kepada orang-orang lain. Kemudian
datanglah suatu kaum kepadanya untuk meminta pakaian akan tetapi mereka
mendapatkan bahwa pakaian itu telah habis terbagi. Maka Allah swt. telah
menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu
pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya..." (Q.S. Al-Isra
29) Ibnu Murdawaih dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu
Masud r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang anak datang kepada Nabi saw.
lalu ia berkata, "Sesungguhnya ibuku meminta kepadamu ini dan itu."
Nabi saw. menjawab, "Hari ini kami tidak mempunyai apa-apa." Lalu
anak itu berkata, "Ibuku berpesan supaya saya menyampaikan kepadamu,
berikanlah bajumu kepadaku." Maka Nabi saw. melepas baju gamisnya dan
memberikannya kepada anak itu sehingga Nabi saw. tinggal di dalam rumah saja
tanpa memakai baju. Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya, "Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal."
(Q.S. Al-Isra 29) Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang lain melalui
Abu Umamah bahwa Nabi saw. berkata kepada Siti Aisyah r.a., "Cukuplah
bagiku menafkahkan apa yang ada padaku." Maka Siti Aisyah r.a. berkata,
"Kalau begitu habislah semuanya." Maka Allah swt. menurunkan
firman-Nya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu..." (Q.S. Al-Isra 29).
|
||
|
||
029. (Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu
pada lehermu) artinya janganlah kamu menahannya dari berinfak secara
keras-keras; artinya pelit sekali (dan janganlah kamu mengulurkannya) dalam
membelanjakan hartamu (secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela)
pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang yang pelit (dan menyesal)
hartamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya; pengertian
ini ditujukan kepada orang yang terlalu berlebihan di dalam membelanjakan
hartanya.
|
||
Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(30)
|
|
إِنَّ رَبَّكَ يَبۡسُطُ
ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِعِبَادِهِۦ
خَبِيرَۢا بَصِيرً۬ا (٣٠)
|
030. (Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki) meluaskannya
(kepada siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya) menyempitkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki (sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya) mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang
terlahirkan tentang diri mereka karena itu Dia memberi rezeki kepada mereka
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
|
||
Dan janganlah kamu
membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki
kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu
dosa yang besar. (31)
|
|
وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ
أَوۡلَـٰدَكُمۡ خَشۡيَةَ إِمۡلَـٰقٍ۬ۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُهُمۡ وَإِيَّاكُمۡۚ
إِنَّ قَتۡلَهُمۡ ڪَانَ خِطۡـًٔ۬ا كَبِيرً۬ا (٣١)
|
031. (Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian) dengan
menguburnya hidup-hidup (karena takut) merasa ngeri (kemiskinan) menjadi
melarat (Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada
kalian. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu kesalahan) dosa (yang
besar) teramat besar.
|
||
Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk. (32)
|
|
وَلَا تَقۡرَبُواْ
ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬ (٣٢)
|
032. (Dan janganlah kalian mendekati zina) larangan untuk
melakukannya jelas lebih keras lagi (sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji) perbuatan yang buruk (dan seburuk-buruknya)
sejelek-jelek (jalan) adalah perbuatan zina itu.
|
||
Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya], melainkan dengan suatu
[alasan] yang benar. [853] Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami
telah memberi kekuasaan [854] kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
(33)
|
|
وَلَا تَقۡتُلُواْ
ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۗ وَمَن قُتِلَ
مَظۡلُومً۬ا فَقَدۡ جَعَلۡنَا لِوَلِيِّهِۦ سُلۡطَـٰنً۬ا فَلَا يُسۡرِف فِّى
ٱلۡقَتۡلِۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ مَنصُورً۬ا (٣٣)
|
[853] Lihat
not 518. Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang
murtad, rajam dan sebagainya.
[854] Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. Lihat surat Al Baqarah (2) ayat 178 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah [yang mema’afkan] mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah [yang diberi ma’af] membayar [diat] kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik [pula]. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” not 111 “Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.”, surat An Nisa (4) ayat 92 “Dan tidak layak bagi seorang mu’min membunuh seorang mu’min [yang lain], kecuali karena tersalah [tidak sengaja] [334], dan barangsiapa membunuh seorang mu’min karena tersalah [hendaklah] ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya [si terbunuh itu], kecuali jika mereka [keluarga terbunuh] bersedekah. Jika ia [si terbunuh] dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mu’min, maka [hendaklah si pembunuh] memerdekakan hamba-sahaya yang mu’min. Dan jika ia [si terbunuh] dari kaum [kafir] yang ada perjanjian [damai] antara mereka dengan kamu, maka [hendaklah si pembunuh] membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya [si terbunuh] serta memerdekakan hamba sahaya yang mu’min. Barangsiapa yang tidak memperolehny, maka hendaklah ia [si pembunuh] berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“ not 335 “Diat" ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan |
||
|
||
033. (Dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan
Allah membunuhnya melainkan dengan suatu alasan yang benar. Dan barang siapa
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kepada wali si
terbunuh) yakni para ahli warisnya (kekuasaan) terhadap si pembunuhnya
(tetapi janganlah ahli waris itu berlebihan-lebihan) melampaui batas (dalam
membunuh) seumpamanya ahli waris itu membunuh orang yang bukan si pembunuh
atau ia membunuh si pembunuh dengan cara yang lain. (Sesungguhnya ia adalah
orang yang mendapat pertolongan.)
|
||
Dan janganlah kamu
mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik [bermanfa’at]
sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggunganjawabnya. (34)
|
|
وَلَا تَقۡرَبُواْ
مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ
أَشُدَّهُ ۥۚ وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ
مَسۡـُٔولاً۬ (٣٤)
|
034. (Dan janganlah kalian mendekati harta anak yatim kecuali
dengan cara yang lebih baik/bermanfaat sampai ia dewasa dan penuhilah janji)
jika kalian berjanji kepada Allah atau kepada manusia (sesungguhnya janji itu
pasti akan diminta pertanggungjawaban)nya.
|
||
Dan sempurnakanlah
takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah
yang lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya. (35)
|
|
وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ
إِذَا كِلۡتُمۡ وَزِنُواْ بِٱلۡقِسۡطَاسِ ٱلۡمُسۡتَقِيمِۚ ذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬
وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلاً۬ (٣٥)
|
035. (Dan sempurnakanlah takaran) penuhilah dengan tepat
(apabila kalian menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar) timbangan
yang tepat (itulah yang lebih utama dan lebih baik akibatnya.)
|
||
Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggunganjawabnya. (36)
|
|
وَلَا تَقۡفُ مَا
لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ (٣٦)
|
036. (Dan janganlah kamu mengikuti) menuruti (apa yang kami
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati) yakni kalbu (semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya)
pemiliknya akan dimintai pertanggungjawabannya, yaitu apakah yang diperbuat
dengannya?
|
||
Dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung. (37)
|
|
وَلَا تَمۡشِ فِى
ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ
طُولاً۬ (٣٧)
|
037. (Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong) artinya berjalan dengan sombong dan takabur (karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi) melubanginya hingga sampai batas
akhir bumi dengan ketakaburanmu itu (dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung) maknanya bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat mencapai
hal tersebut, mengapa kamu bersikap sombong?
|
||
Semua itu [855] kejahatannya amat
dibenci di sisi Tuhanmu. (38)
|
|
كُلُّ ذَٲلِكَ كَانَ
سَيِّئُهُ ۥ عِندَ رَبِّكَ مَكۡرُوهً۬ا (٣٨)
|
[855]
Maksudnya: semua larangan yang tersebut pada ayat-ayat dalam surat ini : ayat
22 (Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah,
agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan [Allah]), ayat 23 (Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.), ayat 26 (Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan [hartamu] secara boros.), ayat 29 (Dan janganlah
kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.), ayat 31 (Dan janganlah
kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi
rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.), ayat 32 (Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.), ayat 33 (Dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya], melainkan dengan
suatu [alasan] yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi
janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia
adalah orang yang mendapat pertolongan.), ayat
34 (Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik [bermanfa’at] sampai ia dewasa dan penuhilah
janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabnya.), ayat 36 (Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggunganjawabnya.), dan ayat 37 (Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,
karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan
sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.)
|
||
|
||
038. (Semua itu) hal telah disebutkan itu (Kejahatannya
amat dibenci di sisi Rabbmu)
|
||
Itulah sebagian hikmah
yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain
di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam
keadaan tercela lagi dijauhkan [dari rahmat Allah]. (39)
|
|
ذَٲلِكَ مِمَّآ
أَوۡحَىٰٓ إِلَيۡكَ رَبُّكَ مِنَ ٱلۡحِكۡمَةِۗ وَلَا تَجۡعَلۡ مَعَ ٱللَّهِ
إِلَـٰهًا ءَاخَرَ فَتُلۡقَىٰ فِى جَهَنَّمَ مَلُومً۬ا مَّدۡحُورًا (٣٩)
|
039. (Itulah sebagian apa yang diwahyukan kepadamu) hai
Muhammad (oleh Rabbmu yaitu berupa hikmah) pelajaran (Dan janganlah kamu
mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan) artinya
dijauhkan dari rahmat Allah
|
||
Maka apakah patut
Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil
anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar
mengucapkan kata-kata yang besar [dosanya]. (40)
|
|
أَفَأَصۡفَٮٰكُمۡ رَبُّڪُم بِٱلۡبَنِينَ وَٱتَّخَذَ مِنَ
ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنَـٰثًاۚ إِنَّكُمۡ لَتَقُولُونَ
قَوۡلاً عَظِيمً۬ا (٤٠)
|
040. (Maka apakah patut telah memilihkan bagi kalian) telah
mengkhususkan bagi kalian, hai penduduk Mekah (Rabb kalian akan anak-anak
laki-laki sedangkan Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para
Malaikat) yakni sebagai anak-anak perempuan-Nya sesuai dengan dugaan kalian
itu (Sesungguhnya kalian benar-benar mengucapkan) melalui perkataan kalian
itu (kata-kata yang besar dosanya)
|
||
Dan sesungguhnya dalam
Al Qur’an ini Kami telah ulang-ulangi [peringatan-peringatan], agar mereka
selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka
lari [dari kebenaran]. (41)
|
|
وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا
فِى هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لِيَذَّكَّرُواْ وَمَا يَزِيدُهُمۡ إِلَّا نُفُورً۬ا
(٤١)
|
041. (Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan) kami terangkan (di
dalam Alquran ini) misal-misal, janji dan ancaman (agar mereka selalu ingat)
maksudnya mengambil pelajaran darinya (Akan tetapi tidak menambahkan kepada
mereka) hal tersebut (melainkan hanya menambah mereka lari) dari perkara yang
hak
|
||
Katakanlah: "Jika
ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya
tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy".
(42)
|
|
قُل لَّوۡ كَانَ
مَعَهُ ۥۤ ءَالِهَةٌ۬ كَمَا يَقُولُونَ إِذً۬ا لَّٱبۡتَغَوۡاْ إِلَىٰ ذِى
ٱلۡعَرۡشِ سَبِيلاً۬ (٤٢)
|
042. (Katakanlah) kepada mereka ("Jikalau ada di
samping-Nya) yakni di samping Allah (tuhan-tuhan lain sebagaimana yang mereka
katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari) mencari-cari (kepada Tuhan Yang
mempunyai Arasy) yakni Allah (jalan) untuk memerangi-Nya
|
||
Maha Suci dan Maha
Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang
sebesar-besarnya. (43)
|
|
سُبۡحَـٰنَهُ ۥ
وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّ۬ا كَبِيرً۬ا (٤٣)
|
043. (Maha Suci) ungkapan untuk memahasucikan-Nya (dan Maha
Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan) dari dakwaan sekutu-sekutu itu
(dengan ketinggian yang sebesar-besarnya).
|
||
Langit yang tujuh,
bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun. (44)
|
|
تُسَبِّحُ لَهُ
ٱلسَّمَـٰوَٲتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيہِنَّۚ وَإِن مِّن شَىۡءٍ
إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَـٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۗ
إِنَّهُ ۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورً۬ا (٤٤)
|
044. (Bertasbih kepada-Nya) memahasucikan-Nya (langit yang
tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Dan tak ada) tiada (suatu pun) di
antara semua makhluk (melainkan bertasbih) seraya (memuji kepada-Nya) artinya
mereka selalu mengucapkan kalimat subhaanallaah wa bihamdihi (tetapi kalian
tidak mengerti) tidak memahami (tasbih mereka) karena hal itu dilakukan bukan
memakai bahasa kalian. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun) karena itu Dia tidak menyegerakan azab-Nya kepada kalian, bila
kalian berbuat durhaka.
|
||
Dan apabila kamu
membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. (45)
|
|
وَإِذَا قَرَأۡتَ
ٱلۡقُرۡءَانَ جَعَلۡنَا بَيۡنَكَ وَبَيۡنَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ
بِٱلۡأَخِرَةِ حِجَابً۬ا مَّسۡتُورً۬ا (٤٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Mundzir mengetengahkan
sebuah hadis melalui Syihab yang menceritakan, bahwa jika Rasulullah saw.
membacakan Alquran kepada orang-orang musyrik Quraisy dengan maksud untuk
mengajak mereka kepada ajaran Alquran, maka mereka berkata dengan nada yang
memperolok-olokkan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Hati kami berada dalam tutupan yang menutupi apa yang kamu seru kami
kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada
dinding." (Fushshilat 5). Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam
peristiwa tersebut seperti apa yang mereka kehendaki dalam perkataan mereka
itu, yaitu, "Dan apabila kamu membaca Alquran..." (Q.S. Al-Isra 45)
|
||
|
||
045. (Dan apabila kalian membaca Alquran niscaya Kami
adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat suatu dinding yang tertutup rapat) artinya Kami menjadikan penutup
yang rapat bagimu dari mereka sehingga mereka tidak dapat melihatmu. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang musyrik yang hendak membunuh Nabi
saw.
|
||
dan Kami adakan
tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak
dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an,
niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya. (46)
|
|
وَجَعَلۡنَا عَلَىٰ
قُلُوبِہِمۡ أَكِنَّةً أَن يَفۡقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِہِمۡ وَقۡرً۬اۚ وَإِذَا
ذَكَرۡتَ رَبَّكَ فِى ٱلۡقُرۡءَانِ وَحۡدَهُ ۥ وَلَّوۡاْ عَلَىٰٓ
أَدۡبَـٰرِهِمۡ نُفُورً۬ا (٤٦)
|
046. (Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka) yakni
penutup-penutup (agar mereka tidak dapat memahaminya) yakni Alquran; oleh
karenanya mereka tidak dapat mengerti tentang isinya (dan di telinga mereka
sumbatan) menyumbat sehingga mereka tidak dapat mendengarkannya (Dan apabila
kamu menyebut Rabbmu saja dalam Alquran niscaya mereka berpaling ke belakang
karena bencinya) kebencian mereka terhadap-Nya.
|
||
Kami lebih mengetahui
dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu,
dan sewaktu mereka berbisik-bisik [yaitu] ketika orang-orang zalim itu
berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena
sihir". (47)
|
|
نَّحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَا
يَسۡتَمِعُونَ بِهِۦۤ إِذۡ يَسۡتَمِعُونَ إِلَيۡكَ وَإِذۡ هُمۡ نَجۡوَىٰٓ إِذۡ
يَقُولُ ٱلظَّـٰلِمُونَ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا رَجُلاً۬ مَّسۡحُورًا (٤٧)
|
047. (Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka
mendengarkan) karena mereka memperolok-olokkanmu (sewaktu mereka mendengarkan
kamu) sewaktu mendengarkan bacaan Alquranmu (dan sewaktu berbisik-bisik) di
antara sesama mereka (yaitu ketika) kata idz di sini menjadi badal daripada
kata idz yang sebelumnya (orang-orang zalim itu berkata) di dalam
bisikan-bisikan mereka ("Tiada lain) tidak lain (orang yang kalian ikuti
ini hanyalah seorang laki-laki yang kena sihir.") orang yang tidak sadar
dan hilang akal warasnya. Maka Allah berfirman:
|
||
Lihatlah bagaimana
mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi
sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan [yang benar]. (48)
|
|
ٱنظُرۡ كَيۡفَ
ضَرَبُواْ لَكَ ٱلۡأَمۡثَالَ فَضَلُّواْ فَلَا يَسۡتَطِيعُونَ سَبِيلاً۬ (٤٨)
|
048. (Lihatlah bagaimana mereka membuat
perumpamaan-perumpamaan terhadap dirimu) yaitu dengan menuduhmu sebagai orang
yang terkena sihir, juru peramal, dan seorang penyair (karena itu mereka
menjadi sesat) dari jalan hidayah (dan tidak dapat lagi menemukan jalan) yang
benar untuk mencapai hidayah.
|
||
Dan mereka berkata:
"Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang
hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk
yang baru?" (49)
|
|
وَقَالُوٓاْ أَءِذَا
كُنَّا عِظَـٰمً۬ا وَرُفَـٰتًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ خَلۡقً۬ا جَدِيدً۬ا
(٤٩)۞
|
049. (Dan mereka berkata) dalam keingkaran mereka terhadap
adanya hari berbangkit ("Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang
dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan
kembali sebagai makhluk yang baru?").
|
||
Katakanlah:
"Jadilah kamu sekalian batu atau besi, (50)
|
|
قُلۡ كُونُواْ
حِجَارَةً أَوۡ حَدِيدًا (٥٠)
|
050. (Katakanlah) kepada mereka ("Jadilah kamu sekalian
batu atau besi).
|
||
atau suatu makhluk
dari makhluk yang tidak mungkin [hidup] menurut pikiranmu". Maka mereka
akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?"
Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama".
Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata,
"Kapan itu [akan terjadi]?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu
berbangkit itu dekat", (51)
|
|
أَوۡ خَلۡقً۬ا مِّمَّا
يَڪۡبُرُ فِى صُدُورِكُمۡۚ فَسَيَقُولُونَ مَن يُعِيدُنَاۖ قُلِ ٱلَّذِى
فَطَرَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ۚ فَسَيُنۡغِضُونَ إِلَيۡكَ رُءُوسَہُمۡ
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هُوَۖ قُلۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَرِيبً۬ا (٥١)
|
051. (Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin hidup
menurut pikiran kalian.") artinya hal itu tidak mungkin dapat hidup
lebih daripada tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, maka pasti roh
akan kembali kepada kalian. (Maka mereka akan bertanya, "Siapakah yang
akan mengembalikan kami?") untuk dapat hidup kembali (Katakanlah,
"Yang telah menjadikan kalian) yakni yang telah menciptakan kalian (pada
kali yang pertama.") sedangkan kalian pada waktu itu belum menjadi
apa-apa; karena sesungguhnya Tuhan yang mampu menciptakan mampu pula untuk
mengembalikannya lagi, bahkan untuk mengembalikan ciptaan jauh lebih mudah
daripada memulainya. (Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan)
menggerak-gerakkan (kepala mereka kepadamu) sebagai ungkapan rasa takjub
mereka (dan berkatalah mereka) dengan nada mengejek ("Kapan itu?")
hari berbangkit itu terjadi (Katakanlah, "Mudah-mudahan waktu berbangkit
itu dekat").
|
||
yaitu pada hari Dia
memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira,
bahwa kamu tidak berdiam [di dalam kubur] kecuali sebentar saja. (52)
|
|
يَوۡمَ يَدۡعُوكُمۡ
فَتَسۡتَجِيبُونَ بِحَمۡدِهِۦ وَتَظُنُّونَ إِن لَّبِثۡتُمۡ إِلَّا قَلِيلاً۬
(٥٢)
|
052. (Yaitu pada hari Dia memanggil kalian) memanggil kalian
dari alam kubur melalui lisan malaikat Israfil (lalu kalian mematuhi-Nya)
menaati seruan-Nya dari alam kubur (sambil memuji-Nya) dengan seizin-Nya; dan
menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang diucapkan itu adalah kalimat
walahul hamdu; artinya bagi-Nya segala puji (dan kalian mengira, bahwa tiada lain)
tidak lain (kalian tinggal) di dunia (kecuali sebentar saja) karena kalian
sangat ngeri dan kaget melihat pemandangan pada hari itu.
|
||
Dan katakanlah kepada
hamba-hamba-Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik
[benar]. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (53)
|
|
وَقُل لِّعِبَادِى
يَقُولُواْ ٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ يَنزَغُ بَيۡنَہُمۡۚ
إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَـٰنِ عَدُوًّ۬ا مُّبِينً۬ا (٥٣)
|
053. (Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku) yang beriman
("Hendaklah mereka mengucapkan) kepada orang-orang kafir kalimat (yang
lebih baik." Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan) yakni
kerusakan (di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia) jelas permusuhannya. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat
yang lebih baik itu ialah dijelaskan oleh firman selanjutnya, yaitu:
|
||
Tuhanmu lebih
mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia
menghendaki dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah
mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka. (54)
|
|
رَّبُّكُمۡ أَعۡلَمُ
بِكُمۡۖ إِن يَشَأۡ يَرۡحَمۡكُمۡ أَوۡ إِن يَشَأۡ يُعَذِّبۡكُمۡۚ وَمَآ
أَرۡسَلۡنَـٰكَ عَلَيۡہِمۡ وَڪِيلاً۬ (٥٤)
|
054. (Rabb kalian lebih mengetahui tentang kalian. Dia akan
memberi rahmat kepada kalian jika Dia menghendaki) sehingga kalian mau
bertobat dan beriman (atau jika Dia menghendaki) untuk mengazab kalian (akan
mengazab kalian) dengan mematikan kalian dalam keadaan kafir. (Dan Kami
tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka.) oleh karenanya kamu
memaksa mereka untuk beriman. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah
berperang.
|
||
Dan Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang [ada] di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah
Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian [yang lain], dan kami
berikan Zabur [kepada] Daud. (55)
|
|
وَرَبُّكَ أَعۡلَمُ
بِمَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَلَقَدۡ فَضَّلۡنَا بَعۡضَ
ٱلنَّبِيِّـۧنَ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ۖ وَءَاتَيۡنَا دَاوُ ۥدَ زَبُورً۬ا
(٥٥)
|
055. (Dan Rabbmu lebih mengetahui siapa yang ada di langit dan
di bumi) maka Dia mengkhususkan bagi mereka apa-apa yang Dia kehendaki sesuai
dengan kondisi mereka. (Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian
nabi-nabi itu atas sebagian yang lain) dengan memberikan
keistimewaan-keistimewaan tersendiri kepada masing-masing dengan keutamaan,
sebagaimana yang pernah diberikan kepada Nabi Musa yaitu dapat berbicara
dengan-Nya, dan Nabi Ibrahim dijadikan-Nya sebagai kekasih-Nya, serta Nabi
Muhammad dengan perjalanan isranya (dan Kami berikan kitab Zabur kepada
Daud).
|
||
Katakanlah:
"Panggillah mereka yang kamu anggap [tuhan] [856] selain Allah, maka
mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu
dan tidak pula memindahkannya". (56)
|
|
قُلِ ٱدۡعُواْ
ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُم مِّن دُونِهِۦ فَلَا يَمۡلِكُونَ كَشۡفَ ٱلضُّرِّ عَنكُمۡ
وَلَا تَحۡوِيلاً (٥٦)
|
[856] Apa
yang dikatakan mereka tuhan itu ialah, berhala, malaikat, jin dan sebagainya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari dan lain-lainnya
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Masud r.a. yang menceritakan, bahwa
ada segolongan orang-orang yang menyembah makhluk jin. Kemudian jin-jin
banyak yang masuk Islam; sedangkan manusia-manusia masih tetap menyembahnya,
maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Katakanlah! 'Panggillah mereka
yang kalian anggap tuhan selain Allah'..." (Q.S. Al Isra 56).
|
||
|
||
056. (Katakanlah) kepada mereka ("Panggillah
mereka yang kalian anggap) bahwa mereka adalah tuhan-tuhan sesembahan kalian
(selain-Nya) seperti para malaikat, Nabi Isa dan Nabi Uzair (maka mereka
tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripada kalian dan
tidak pula memindahkannya.") memindahkan bahaya itu kepada orang selain
kalian.
|
||
Orang-orang yang
mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka [857] siapa di antara
mereka yang lebih dekat [kepada Allah] dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut
akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang [harus] ditakuti.
(57)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ يَبۡتَغُونَ إِلَىٰ
رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِيلَةَ أَيُّہُمۡ أَقۡرَبُ وَيَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُ ۥ
وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۥۤۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحۡذُورً۬ا
(٥٧)
|
[857]
Maksudnya: Nabi Isa a.s., para malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu
menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah.
|
||
|
||
057. (Orang-orang yang mereka seru itu) sebagai
tuhan-tuhan sesembahan mereka (mereka sendiri mencari)-cari (jalan kepada
Rabb mereka) dengan mendekatkan diri melalui ketaatan kepada-Nya (siapakah di
antara mereka) lafal ini menjadi badal daripada wawu yang terdapat dalam
lafal yabtaghuuna; artinya mencari jalan itu (yang lebih dekat) kepada Allah;
maka mengapa mencarinya kepada selain-Nya (dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut
akan azab-Nya) sama dengan orang-orang selain mereka; maka mengapa kalian
menganggap mereka sebagai tuhan-tuhan. (Sesungguhnya azab Rabbmu adalah suatu
yang harus ditakuti).
|
||
Tak ada suatu
negeripun [yang durhaka penduduknya], melainkan Kami membinasakannya sebelum
hari kiamat atau Kami azab [penduduknya] dengan azab yang sangat keras. Yang
demikian itu telah tertulis di dalam kitab [Lauh Mahfuzh]. (58)
|
|
وَإِن مِّن قَرۡيَةٍ
إِلَّا نَحۡنُ مُهۡلِڪُوهَا قَبۡلَ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَوۡ مُعَذِّبُوهَا
عَذَابً۬ا شَدِيدً۬اۚ كَانَ ذَٲلِكَ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ مَسۡطُورً۬ا (٥٨)
|
058. (Dan tak ada) tiada (suatu negeri pun) yang dimaksud
adalah penduduknya (melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat)
dengan mematikan mereka (atau Kami mengazabnya dengan azab yang sangat keras)
dengan cara membunuhnya atau dengan cara yang lain. (Adalah yang demikian itu
di dalam kitab) di Lohmahfuz (telah tertulis) telah tertera di dalamnya.
|
||
Dan sekali-kali tidak
ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan [kepadamu] tanda-tanda [kekuasaan
Kami], melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang
dahulu [858].
Dan telah kami berikan kepada Tsamud unta betina itu [sebagai mu’jizat] yang
dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak
memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. (59)
|
|
وَمَا مَنَعَنَآ أَن
نُّرۡسِلَ بِٱلۡأَيَـٰتِ إِلَّآ أَن ڪَذَّبَ بِہَا ٱلۡأَوَّلُونَۚ
وَءَاتَيۡنَا ثَمُودَ ٱلنَّاقَةَ مُبۡصِرَةً۬ فَظَلَمُواْ بِہَاۚ وَمَا
نُرۡسِلُ بِٱلۡأَيَـٰتِ إِلَّا تَخۡوِيفً۬ا (٥٩)
|
[858]
Maksudnya: Allah menetapkan bahwa orang-orang yang mendustakan tanda-tanda
kekuasaan-Nya seperti yang diberikan kepada Rasul-rasul-Nya yang dahulu, akan
dimusnahkan. Orang-orang Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad SAW supaya
diturunkan pula kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Allah itu, tetapi Allah
tidak akan menurunkannya kepada mereka, karena kalau tanda-tanda kekuasaan
Allah itu diturunkan juga, pasti mereka akan mendustakannya, dan tentulah
mereka akan dibinasakan pula seperti umat-umat yang dahulu, sedangkan Allah
tidak hendak membinasakan kaum Quraisy.
|
||
|
||
059. (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami
untuk mengirimkan ayat-ayat) yakni mukjizat-mukjizat yang diminta oleh
penduduk Mekah (melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh
orang-orang dahulu) yaitu ketika Kami mengirimkannya, maka karenanya Kami
membinasakan mereka. Jika kami mengirimkan tanda-tanda kekuasaan Kami itu
kepada penduduk Mekah, niscaya pula mereka akan mendustakannya, kemudian
mereka berhak untuk dibinasakan. Sedangkan Kami telah memutuskan untuk
menangguhkan azab bagi mereka, supaya risalah Nabi Muhammad saw. sempurna.
(Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu) sebagai tanda
kekuasaan Kami (yang dapat dilihat) terang dan gamblang (tetapi mereka
menganiaya) mereka mengingkari mukjizat itu dengan menganiaya (unta betina
itu) maka dibinasakanlah mereka (Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu) mukjizat-mukjizat
itu (melainkan untuk menakuti) hamba-hamba-Ku oleh karena itu mereka mau
beriman.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya [ilmu] Tuhanmu meliputi segala
manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi [859] yang telah Kami perlihatkan
kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan [begitu pula] pohon kayu
yang terkutuk dalam Al Qur’an. [860] Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu
hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (60)
|
|
وَإِذۡ قُلۡنَا
لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِٱلنَّاسِۚ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلرُّءۡيَا ٱلَّتِىٓ
أَرَيۡنَـٰكَ إِلَّا فِتۡنَةً۬ لِّلنَّاسِ وَٱلشَّجَرَةَ ٱلۡمَلۡعُونَةَ فِى
ٱلۡقُرۡءَانِۚ وَنُخَوِّفُهُمۡ فَمَا يَزِيدُهُمۡ إِلَّا طُغۡيَـٰنً۬ا
كَبِيرً۬ا (٦٠)
|
[859] Mimpi
adalah terjemah dari kata "Ar Ru'ya" dalam ayat ini maksudnya ialah
mimpi tentang perang Badar yang dialami Rasulullah SAW sebelumnya peristiwa
perang Badar itu terjadi. Banyak pula ahli-ahli tafsir menterjemahkan kata
"ar ru'ya" tersebut dengan "penglihatan" yang maksudnya:
penglihatan yang dialami Rasulullah SAW di waktu malam Isra dan Mi'raj.
[860] Ialah pohon zaqqum yang tersebut dalam ayat 62 sampai dengan 65 surat As Shaffat.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Ya`la mengetengahkan sebuah
hadis melalui Ummu Hani bahwa ketika Nabi saw. melakukan isra, maka pagi
harinya Nabi saw. menceritakannya kepada segolongan orang-orang Quraisy, akan
tetapi mereka memperolok-olokkannya. Lalu mereka meminta bukti dari Nabi saw.
yang membenarkan ceritanya itu. Maka Nabi saw. menggambarkan tentang Baitul
Muqaddas kemudian beliau pun menceritakan pula tentang kafilah milik mereka.
Maka pada saat itu juga Walid bin Mughirah berkata, "Ini adalah
sihir." Allah segera menurunkan firman-Nya, yaitu, "Dan Kami tidak
menjadikan ru’yaa (mimpi) yang Kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai
ujian untuk manusia." (Q.S. Al-Isra 60). Ibnu Mundzir mengetengahkan
pula hadis yang sama melalui Hasan. Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah
hadis melalui Husain bin Ali, bahwasanya Rasulullah saw. di suatu pagi kelihatan
susah. Maka ada yang berkata kepadanya, "Apakah gerangan yang kamu
pikirkan, karena sesungguhnya rukyah kamu itu adalah ujian bagi keimanan
mereka." Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Kami tidak
menjadikan ru’yaa (mimpi) yang telah Kami perlihatkan kepadamu melainkan
sebagai ujian bagi manusia." (Q.S. Al-Isra 60). Ibnu Jarir
mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Sahal bin Sa'ad. Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan sebuah hadis melalui Amr bin Ash, melalui Ya'la bin Murrah,
dan dari mursalnya Sa'id bin Musayyab, yaitu hadis yang sama hanya saja
sanad-sanadnya dha'if. Ibnu Abu Hatim dan Imam Baihaqi di dalam kitab
Al-Ba'atsnya, keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a.
yang menceritakan, bahwa ketika Allah menyebutkan tentang pohon zaqqum untuk
menakut-nakuti segolongan orang-orang Quraisy, maka Abu Jahal berkata,
"Apakah kalian mengetahui pohon zaqqum ini yang dipakai oleh Muhammad
untuk menakut-nakuti kalian?" Mereka `menjawab, "Tidak." Lalu
Abu Jahal menjawab (dengan nada mencemoohkan), "Roti yang diberi kuah
kemudian dicampur dengan keju, seandainya kami dapat memperolehnya, maka
niscaya akan kami telan bulat-bulat." Maka Allah menurunkan firman Nya,
"Dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Alquran. Dan Kami
menakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan
mereka." (Q.S. Al-Isra 60). Dan Allah menurunkan pula firman-Nya, yaitu,
"Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa."
(Ad-Dukhan 43-44).
|
||
|
||
060. (Dan) ingatlah (ketika Kami wahyukan kepadamu,
"Sesungguhnya Rabbmu meliputi segala manusia.") yakni ilmu dan
kekuasaan-Nya meliputi mereka, dengan demikian maka mereka berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya. Maka sampaikanlah kepada mereka jangan sekali-kali
engkau merasa takut terhadap seseorang pun karena Rabbmu akan memelihara
dirimu dari mereka. (Dan Kami tidak menjadikan rukyah yang telah Kami
perlihatkan kepadamu) secara kenyataan pada malam isra (melainkan sebagai
batu ujian bagi manusia) bagi penduduk Mekah karena mereka ternyata
mendustakannya sedang sebagian yang lainnya yang telah beriman menjadi murtad
sewaktu hal itu diceritakan kepadanya (dan begitu pula pohon kayu yang
terkutuk di dalam Alquran) yaitu pohon zaqqum yang tumbuh di dasar neraka
Jahim; Kami jadikan kisah itu sebagai batu ujian bagi keimanan mereka. Karena
mereka mengatakan bahwa api itu membakar pohon apa saja, mengapa pohon zaqqum
dapat tumbuh di dalamnya? (Dan Kami takuti mereka) dengan pohon zaqqum itu
(tetapi yang demikian itu tidak menambah kepada mereka) untuk takut
(melainkan hanyalah kedurhakaan yang besar saja.)
|
||
Dan [ingatlah],
tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada
Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku
akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" (61)
|
|
وَإِذۡ قُلۡنَا
لِلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ
إِلَّآ إِبۡلِيسَ قَالَ ءَأَسۡجُدُ لِمَنۡ خَلَقۡتَ طِينً۬ا (٦١)
|
061. (Dan) ingatlah (tatkala Kami berfirman kepada para
malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam.") dengan sujud penghormatan
yaitu dengan membungkukkan badan (lalu sujudlah mereka kecuali iblis. Dia
berkata, "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari
tanah liat?") lafal thiinan ini dinashabkan dengan cara mencabut huruf
jarnya, yang asalnya adalah min thiinin; artinya dari tanah liat.
|
||
Dia [iblis] berkata:
"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?
Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya
benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
(62)
|
|
قَالَ أَرَءَيۡتَكَ
هَـٰذَا ٱلَّذِى ڪَرَّمۡتَ عَلَىَّ لَٮِٕنۡ
أَخَّرۡتَنِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ لَأَحۡتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ ۥۤ
إِلَّا قَلِيلاً۬ (٦٢)
|
062. (Iblis berkata, "Terangkanlah kepadaku) jelaskanlah
kepadaku! ('Inikah orangnya yang Engkau muliakan) yang Engkau utamakan (atas
diriku?') sehingga Engkau memerintahkan aku supaya bersujud kepadanya; di
dalam ayat lain disebutkan bahwa ketika itu iblis berkata sebagaimana yang dikisahkan
oleh firman-Nya: 'Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari
api.' (Q.S. Al-A`raf 12) (Sesungguhnya jika) huruf lam di sini bermakna qasam
(Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat niscaya benar-benar akan
aku sesatkan) menyesatkan (anak cucunya) dengan menggoda mereka (kecuali
sebagian kecil.") daripada mereka yang mendapat pemeliharaan dari-Mu.
|
||
Tuhan berfirman:
"Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka
sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan
yang cukup. (63)
|
|
قَالَ ٱذۡهَبۡ فَمَن
تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمۡ جَزَآءً۬ مَّوۡفُورً۬ا (٦٣)
|
063. (Berfirmanlah) Allah swt. kepada iblis ("Pergilah)
sambil menunggu hingga waktu sangkakala ditiup (barang siapa di antara mereka
yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah pembalasan
kalian semua) kamu dan mereka yang mengikutimu (sebagai suatu pembalasan yang
cukup) dicukupkan sepenuhnya.
|
||
Dan hasunglah siapa
yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap
mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak
ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. [861] (64)
|
|
وَٱسۡتَفۡزِزۡ مَنِ
ٱسۡتَطَعۡتَ مِنۡہُم بِصَوۡتِكَ وَأَجۡلِبۡ عَلَيۡہِم بِخَيۡلِكَ وَرَجِلِكَ
وَشَارِكۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِ وَعِدۡهُمۡۚ وَمَا يَعِدُهُمُ
ٱلشَّيۡطَـٰنُ إِلَّا غُرُورًا (٦٤)
|
[861] Maksud
ayat ini ialah Allah memberi kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan
manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. Tetapi segala tipu daya
syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.
|
||
|
||
064. (Dan godalah) bujuklah (siapa yang kamu sanggupi
di antara mereka dengan rayuanmu) dengan ajakanmu melalui nyanyian dan tiupan
serulingmu serta semua seruanmu yang menjurus kepada perbuatan maksiat (dan
kerahkanlah) mintalah bantuan (terhadap mereka dengan pasukan berkuda dan
pasukanmu yang berjalan kaki) mereka adalah pasukan yang berkendaraan dan
berjalan kaki dalam keadaan maksiat (dan berserikatlah dengan mereka pada
harta benda) yang diharamkan; seperti hasil dari riba dan rampasan atau
rampokan (dan anak-anak) dari perbuatan zina (dan beri janjilah mereka) bahwasanya
hari berbangkit dan hari pembalasan itu tidak ada. (Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka) tentang hal-hal tersebut (melainkan
tipuan belaka) kebatilan belaka.
|
||
Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu
sebagai Penjaga". (65)
|
|
إِنَّ عِبَادِى لَيۡسَ
لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَـٰنٌ۬ۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَڪِيلاً۬ (٦٥)
|
065. (Sesungguhnya hamba-hamba-Ku) yang beriman (kamu tidak
dapat berkuasa atas mereka) dengan kekuasaan dan kekuatanmu itu. (Dan
cukuplah Rabbmu sebagai penjaga.") yang memelihara mereka yang beriman
dari godaan dan rayuanmu.
|
||
Tuhanmu adalah yang
melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. (66)
|
|
رَّبُّكُمُ ٱلَّذِى
يُزۡجِى لَڪُمُ ٱلۡفُلۡكَ فِى ٱلۡبَحۡرِ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦۤۚ
إِنَّهُ ۥ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمً۬ا (٦٦)
|
066. (Rabb kalian adalah yang menjalankan) melayarkan
(kapal-kapal bagi kalian) yakni perahu-perahu (di lautan agar kalian mencari)
berupaya mencari (sebagian dari karunia-Nya) dari karunia Allah swt. melalui
berniaga. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadap kalian) karenanya
Dia menundukkan bahtera-bahtera itu buat kalian.
|
||
Dan apabila kamu
ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.
Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia
adalah selalu tidak berterima kasih. (67)
|
|
وَإِذَا مَسَّكُمُ
ٱلضُّرُّ فِى ٱلۡبَحۡرِ ضَلَّ مَن تَدۡعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُۖ فَلَمَّا نَجَّٮٰكُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ أَعۡرَضۡتُمۡۚ وَكَانَ
ٱلۡإِنسَـٰنُ كَفُورًا (٦٧)
|
067. (Dan apabila kalian ditimpa bahaya) maksudnya marabahaya
(di lautan) karena takut tenggelam (niscaya hilanglah) lenyaplah dari hati
kalian (siapa yang kalian seru) tuhan-tuhan yang kalian sembah itu, karena
itu kalian tidak menyeru mereka (kecuali Dia) Allah swt. maka pada saat itu
kalian hanya berseru kepada-Nya semata, karena kalian berada dalam
marabahaya, sedangkan kalian mengetahui, bahwa tiada yang dapat
melenyapkannya melainkan hanyalah Dia (maka tatkala Dia menyelamatkan kalian)
dari tenggelam, lalu Dia menyampaikan kalian (ke daratan, kalian berpaling)
dari mentauhidkan-Nya. (Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih)
banyak mengingkari nikmat-nikmat Allah.
|
||
Maka apakah kamu
merasa aman [dari hukuman Tuhan] yang menjungkir balikkan sebagian daratan
bersama kamu atau Dia meniupkan [angin keras yang membawa] batu-batu kecil?
dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu, (68)
|
|
أَفَأَمِنتُمۡ أَن
يَخۡسِفَ بِكُمۡ جَانِبَ ٱلۡبَرِّ أَوۡ يُرۡسِلَ عَلَيۡڪُمۡ حَاصِبً۬ا ثُمَّ لَا
تَجِدُواْ لَكُمۡ وَڪِيلاً (٦٨)
|
068. (Apakah kalian merasa aman manakala Dia meruntuhkan
sebagian daratan bersama kalian) artinya bumi itu menelan kalian sebagaimana
yang terjadi atas diri Qarun (atau Dia mengirimkan kepada kalian batu-batu
kerikil) yakni Allah melempar kalian dengan batu-batu kerikil sebagaimana
yang terjadi atas kaum Nabi Luth (kemudian kalian tidak akan mendapat seorang
pelindung pun bagi diri kalian) yang dapat memelihara diri kalian daripada
hukuman-Nya.
|
||
atau apakah kamu
merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia
meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan
kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini
terhadap [siksaan] Kami. (69)
|
|
أَمۡ أَمِنتُمۡ أَن
يُعِيدَكُمۡ فِيهِ تَارَةً أُخۡرَىٰ فَيُرۡسِلَ عَلَيۡكُمۡ قَاصِفً۬ا مِّنَ
ٱلرِّيحِ فَيُغۡرِقَكُم بِمَا كَفَرۡتُمۡۙ ثُمَّ لَا تَجِدُواْ لَكُمۡ
عَلَيۡنَا بِهِۦ تَبِيعً۬ا (٦٩) ۞
|
069. (Atau apakah kalian merasa aman dari dikembalikan-Nya
kalian ke dalamnya) yakni ke lautan (sekali) satu kali (lagi, lalu Dia
meniupkan atas kalian angin topan) artinya angin yang sangat keras, jika
melanggar sesuatu pasti jebol kemudian memporak-porandakannya sehingga
hancurlah bahtera-bahtera kalian (dan ditenggelamkan-Nya kalian disebabkan
kekafiran kalian) karena kekafiran kalian. (Kemudian kalian tidak akan
mendapat seorang penolong pun, dalam hal ini dari siksaan Kami) yaitu seorang
penolong dan pengikut yang menuntut kepada Kami apa yang telah Kami timpakan
terhadap diri kalian.
|
||
Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, [862] Kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (70)
|
|
وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا
بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم
مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا
تَفۡضِيلاً۬ (٧٠)
|
[862]
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di
daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
|
||
|
||
070. (Dan sesungguhnya telah Kami muliakan) Kami
utamakan (anak-anak Adam) dengan pengetahuan, akal, bentuk yang paling baik,
setelah wafat jenazahnya dianggap suci dan lain sebagainya (dan Kami angkut
mereka di daratan) dengan menaiki kendaraan (dan di lautan) dengan menaiki
perahu-perahu (dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan) seperti
hewan-hewan ternak dan hewan-hewan liar (dengan kelebihan yang sempurna.)
Lafal man di sini bermakna maa; atau makna yang dimaksudnya menurut bab yang
berlaku padanya. Maknanya menyangkut juga para malaikat; sedangkan makna yang
dimaksud adalah pengutamaan jenisnya, dan tidak mesti semua individu manusia
itu lebih utama dari malaikat karena mereka lebih utama daripada manusia yang
selain para nabi.
|
||
[Ingatlah] suatu hari
[yang di hari itu] Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa
yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan
membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (71)
|
|
يَوۡمَ نَدۡعُواْ ڪُلَّ
أُنَاسِۭ بِإِمَـٰمِهِمۡۖ فَمَنۡ أُوتِىَ ڪِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ
فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَقۡرَءُونَ ڪِتَـٰبَهُمۡ وَلَا
يُظۡلَمُونَ فَتِيلاً۬ (٧١)
|
071. (Di hari ketika kami memanggil tiap manusia dengan
pemimpinnya) yakni dengan nabi-nabi mereka kemudian dikatakan, "Hai umat
fulan," atau dipanggil dengan kitab-kitab hasil catatan amal perbuatan
mereka, lalu dikatakan kepada mereka, "Hai orang yang jahat." Hari
yang dimaksud adalah hari kiamat (maka barangsiapa yang diberikan) di antara
mereka (kitab catatan amalnya di tangan kanannya) mereka adalah orang-orang
yang berbahagia; yaitu orang-orang yang memiliki pandangan hati sewaktu hidup
di dunia (maka mereka ini akan membaca kitabnya itu dan mereka tidak
dianiaya) catatan amal perbuatan baik mereka tidak dikurangi (barang sedikit
pun.) walaupun hanya sebesar kulit biji sawi.
|
||
Dan barangsiapa yang
buta [hatinya] di dunia ini, niscaya di akhirat [nanti] ia akan lebih buta
[pula] dan lebih tersesat dari jalan [yang benar]. (72)
|
|
وَمَن كَانَ فِى
هَـٰذِهِۦۤ أَعۡمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ أَعۡمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلاً۬
(٧٢)
|
072. (Dan barang siapa yang di alam ini) di dunia ini (buta)
tidak dapat melihat perkara yang hak (niscaya di akhirat nanti ia akan lebih
buta lagi) lebih tidak dapat melihat jalan keselamatan dan lebih tidak dapat
membaca Alquran (dan lebih tersesat jalannya) lebih jauh dari jalan yang hak.
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Tsaqif, yaitu sewaktu
mereka meminta kepada Nabi saw. supaya ia menjadikan lembah tempat tinggal
mereka sebagai tanah suci dan dengan mendesak mereka mengajukan permintaan
itu kepada Nabi saw.
|
||
Dan sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu,
agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah
begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (73)
|
|
وَإِن ڪَادُواْ
لَيَفۡتِنُونَكَ عَنِ ٱلَّذِىٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ لِتَفۡتَرِىَ عَلَيۡنَا
غَيۡرَهُ ۥۖ وَإِذً۬ا لَّٱتَّخَذُوكَ خَلِيلاً۬ (٧٣)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Murdawaih dan Ibnu Abu
Hatim keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Ishaq dari Muhammad
bin Abu Muhammad dari Ikrimah dan dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan,
bahwa Umayyah bin Khalaf, Abu Jahal dan beberapa orang dari kabilah Quraisy keluar
untuk mendatangi Nabi saw. Setelah mereka sampai, lalu mereka berkata kepada
Rasulullah saw., "Hai Muhammad! Kemarilah, elus-eluslah tuhan-tuhan
(berhala-berhala) kami, maka kami akan masuk ke dalam agamamu." Dan
Rasulullah saw. menyukai kaumnya jika masuk Islam, sehingga hal itu membuat
lunak hati Nabi saw. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu..." (Q.S. Al-Isra 73) sampai dengan firman-Nya, "Seorang
penolong pun terhadap Kami." (Q.S. Al-Isra 75). Menurut hemat saya,
riwayat di atas adalah riwayat yang paling sahih berkenaan dengan asbabun
nuzulnya, dan lagi sanadnya jayyid serta mempunyai syahid (bukti). Abu Syekh
mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair yang menceritakan, bahwa
Rasulullah saw. selalu mencium Hajar Aswad. Maka orang-orang musyrik
mengatakan kepadanya, "Kami tidak akan membiarkanmu mencium Hajar Aswad
sehingga kamu terlebih dahulu mengusap-usap berhala-berhala kami." Lalu
Rasulullah saw. menjawab, "Apakah gerangan yang akan menimpa diriku,
seandainya aku lakukan hal itu sedangkan Allah mengetahui bahwa aku sangat
membencinya." Maka turunlah firman-Nya, yaitu ayat tersebut. Abu Syekh
mengetengahkan pula hadis yang sama hanya kali ini ia melalui jalur Ibnu
Syihab. Abu Syekh mengetengahkan sebuah hadis melalui Jubair bin Nafir,
bahwasanya orang-orang Quraisy mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata
kepadanya, "Jika kamu memang diutus kepada kami, maka usirlah
orang-orang yang menjadi pengikut-pengikutmu itu yang dari kalangan
orang-orang rendahan dan bekas-bekas hamba sahaya. Maka jika kamu melakukan
hal itu kami benar-benar mau menjadi sahabat-sahabatmu." Mendengar
kemauan mereka itu hati Nabi saw. menjadi tenang terhadap mereka; akan tetapi
seketika itu juga turunlah ayat tersebut. Abu Syekh mengetengahkan pula hadis
lain melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurazhiy, bahwasanya Nabi saw. pada suatu
hari membacakan firman-Nya, "Demi bintang..." (An-Najm 1) sampai
dengan firman-Nya, "Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik)
menganggap Al-Lata dan Al-Uzza..." (An-Najm 19). Kemudian setan mulai
melancarkan godaannya terhadap Nabi saw., "Bintang-bintang yang di
langit tinggi itu pertolongannya sangat diharapkan." Maka turunlah ayat
tersebut; sejak saat itu Nabi saw. masih terus dalam keadaan susah hingga
Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu
seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi melainkan apabila la
mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap
keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan
Allah menguatkan ayat-ayatnya..." (Q.S. Al Hajj,2). Hal ini menunjukkan
bahwa ayat-ayat ini diturunkan di Mekah, dan orang yang menganggapnya sebagai
ayat Madaniah, berarti ia berdalilkan kepada apa yang telah diketengahkan
oleh Ibnu Murdawaih melalui jalur Al-Aufiy dari Ibnu Abbas r.a. Hadis ini
mengatakan, bahwa Sya'ab berkata kepada Nabi saw., "Tangguhkanlah kami
selama satu tahun hingga Dia memberi petunjuk kepada tuhan-tuhan (berhala
berhala) kami, maka jika Dia memberi petunjuk kepada mereka, maka kami akan
memegangnya kemudian kami akan masuk Islam." Ketika itu Nabi saw. hampir
saja mau memberi tangguh kepada mereka; hanya saja sanad hadis ini dha'if.
|
||
|
||
073. (Dan sesungguhnya) huruf in di sini adalah bentuk
takhfif daripada inna (mereka hampir) hampir-hampir saja (memalingkan kamu)
menyimpangkan kamu (dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu
membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu)
seandainya kamu melakukan hal itu (tentulah mereka mengambil kamu jadi
sahabat-sahabat yang setia.)
|
||
Dan kalau Kami tidak
memperkuat [hati] mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada
mereka, (74)
|
|
وَلَوۡلَآ أَن
ثَبَّتۡنَـٰكَ لَقَدۡ كِدتَّ تَرۡڪَنُ إِلَيۡهِمۡ شَيۡـًٔ۬ا قَلِيلاً
(٧٤)
|
074. (Dan kalau Kami tidak memperkuat kamu) dalam perkara yang
hak dengan pemeliharaan-Ku (niscaya kamu hampir-hampir) sedikit lagi
(condong) cenderung (kepada mereka barang) dengan kecenderungan yang
(sedikit) karena gencarnya tipu muslihat yang dipakai oleh mereka dan
permintaan mereka yang terus-menerus; ayat ini jelas menunjukkan kepada
pengertian bahwa Nabi saw. tidak cenderung dan tidak pula hampir cenderung terhadap
tawaran mereka.
|
||
kalau terjadi
demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu [siksaan] berlipat ganda
di dunia ini dan begitu [pula siksaan] berlipat ganda sesudah mati, dan kamu
tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (75)
|
|
إِذً۬ا لَّأَذَقۡنَـٰكَ
ضِعۡفَ ٱلۡحَيَوٰةِ وَضِعۡفَ ٱلۡمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيۡنَا
نَصِيرً۬ا (٧٥)
|
075. (Kalau terjadi demikian) seandainya kamu cenderung
(benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu berlipat kali) azab (di dunia ini
dan begitu pula berlipat ganda) azab (sesudah mati) sama dengan dua kali
lipat azab yang ditimpakan kepada selainmu di dunia dan di akhirat (dan kamu
tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami) yang dapat mencegah
azab yang ditimpakan kepadamu.
|
||
Dan sesungguhnya
benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri [Mekah] untuk
mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu
mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja. [863] (76)
|
|
وَإِن ڪَادُواْ
لَيَسۡتَفِزُّونَكَ مِنَ ٱلۡأَرۡضِ لِيُخۡرِجُوكَ مِنۡهَاۖ وَإِذً۬ا لَّا
يَلۡبَثُونَ خِلَـٰفَكَ إِلَّا قَلِيلاً۬ (٧٦)
|
[863]
Maksudnya: kalau sampai terjadi Nabi Muhammad SAW diusir, oleh penduduk
Mekah, niscaya mereka tidak akan lama hidup di dunia, dan Allah segera akan
membinasakan mereka. Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah bukan karena
pengusiran kaum Quraisy, melainkan semata-mata karena perintah Allah.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Imam Baihaqi
di dalam kitab Ad-Dalail-nya melalui hadisnya Syahr bin Hausyab yang ia
terima melalui jalur Abdurrahman bin Ghanam, bahwasanya orang-orang Yahudi
mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata, "Jika kamu sungguh-sungguh
seorang nabi, maka menyusullah ke negeri Syam, karena sesungguhnya negeri
Syam itu adalah negeri tempat berkumpulnya nabi-nabi." Maka Rasulullah
saw. membenarkan apa yang telah mereka katakan itu. Lalu Rasulullah saw.
berangkat ke medan Tabuk dengan tujuan negeri Syam. Ketika Nabi saw. sampai
di Tabuk, lalu Allah menurunkan beberapa ayat dari surah Al-Isra (surah Bani
Israil), setelah surah secara sempurna diturunkan, yaitu firman-Nya,
"Dan sesungguhnya mereka benar-benar hampir membuatmu gelisah di negeri
(Madinah) untuk mengusirmu daripadanya..." (Q.S. Al-Isra 76).
|
||
|
||
076. Ayat ini diturunkan ketika orang-orang Yahudi
berkata kepada Nabi saw., "Jika kamu benar-benar seorang nabi, pergilah
kamu ke negeri Syam karena negeri itu adalah negeri para nabi." (Dan
sesungguhnya) huruf in di sini adalah bentuk takhfif daripada inna (benar-benar
mereka hampir membuatmu gelisah di negeri ini) di kota Madinah (untuk
mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian) seandainya mereka
benar-benar mengusirmu (niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal) di dalam
kota Madinah (melainkan sebentar saja) lalu mereka akan dibinasakan oleh
azab-Ku.
|
||
[Kami menetapkan yang
demikian] sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul Kami yang Kami utus
sebelum kamu [864] dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu.
(77)
|
|
سُنَّةَ مَن قَدۡ أَرۡسَلۡنَا
قَبۡلَكَ مِن رُّسُلِنَاۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحۡوِيلاً (٧٧)
|
[864]
Maksudnya: tiap-tiap umat yang mengusir rasul pasti akan dibinasakan Allah.
Demikian itulah sunnah (ketetapan) Allah s.w.t.
|
||
|
||
077. (Hal itu sebagai suatu ketetapan terhadap
rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu) yakni sebagaimana kebiasaan
Kami terhadap para rasul Kami, yaitu membinasakan orang-orang yang mengusir
mereka (dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami) maksudnya
tidak ada pergantian baginya.
|
||
Dirikanlah shalat dari
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan [dirikanlah pula shalat]
subuh. [865]
Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan [oleh malaikat]. (78)
|
|
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ
لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ
قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡہُودً۬ا (٧٨)
|
[865] Ayat
ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima. Tergelincir matahari untuk
waktu shalat Zhuhur dan Ashar, gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya.
|
||
|
||
078. (Dirikanlah salat dari sesudah matahari
tergelincir) artinya sejak dari matahari tergelincir (sampai gelap malam)
hingga kegelapan malam tiba; yang dimaksud adalah salat zuhur, asar, magrib
dan isyak (dan bacaan di waktu fajar) yakni salat subuh (sesungguhnya bacaan
di waktu fajar/salat subuh itu disaksikan) oleh malaikat-malaikat yang
berjaga pada malam hari dan malaikat-malaikat yang berjaga pada siang hari.
|
||
Dan pada sebahagian
malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadat tambahan
bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
(79)
|
|
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ
فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً۬ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامً۬ا
مَّحۡمُودً۬ا (٧٩)
|
079. (Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu)
salatlah (dengan membacanya) yakni Alquran (sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu) sebagai amal fardu tambahan bagimu secara khusus bukan bagi umatmu,
atau sebagai tambahan di samping salat-salat fardu (mudah-mudahan mengangkatmu)
mendudukanmu (Rabbmu) di akhirat kelak (pada tempat yang terpuji) di mana
semua orang yang terdahulu hingga orang yang kemudian memujimu karena kamu
menduduki tempat tersebut; yaitu kedudukan memberi syafaat pada hari
diputuskan-Nya segala perkara. Ayat berikut diturunkan sewaktu Allah
memerintahkan Nabi saw. untuk melakukan hijrah.
|
||
Dan katakanlah:
"Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah
[pula] aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau
kekuasaan yang menolong. [866] (80)
|
|
وَقُل رَّبِّ
أَدۡخِلۡنِى مُدۡخَلَ صِدۡقٍ۬ وَأَخۡرِجۡنِى مُخۡرَجَ صِدۡقٍ۬ وَٱجۡعَل لِّى مِن
لَّدُنكَ سُلۡطَـٰنً۬ا نَّصِيرً۬ا (٨٠)
|
[866]
Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan selesai
daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari ria
dan dari sesuatu yang merusakkan pahala. Ayat ini juga mengisyaratkan kepada
Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. Dan ada juga yang menafsirkan:
memohon kepada Allah s.w.t. supaya kita memasuki kubur dengan baik dan keluar
daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Kemudian setelah itu Allah swt.
memerintahkan dia supaya kembali lagi ke Madinah; dan malaikat Jibril berkata
kepadanya, "Mintalah kepada Rabbmu, karena sesungguhnya bagi tiap-tiap
nabi ada permintaan (yang pasti dikabulkan)." Maka Nabi saw. bersabda,
"Apakah yang kamu anjurkan supaya aku memintakannya kepada-Nya?"
Maka malaikat Jibril berkata, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Dan katakanlah! 'Ya Rabbku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan
keluarkanlah aku dengan cara yang baik, dan berikanlah kepadaku dari sisi
Engkau kekuasaan yang menolong.'" (Q.S. Al-Isra 80). Maka semua
ayat-ayat di atas diturunkan berkenaan dengan kembalinya Nabi saw. dari medan
Tabuk. Hadis ini berpredikat mursal lagi dha'if sanadnya, hanya saja ia
mempunyai syahid dari hadis mursalnya Sa'id bin Jubair yang ada pada Ibnu Abu
Hatim sedangkan lafalnya berbunyi seperti berikut: Orang-orang musyrik
berkata kepada Nabi saw., "Adalah para nabi itu bertempat tinggal di
negeri Syam, maka mengapa engkau tinggal di Madinah?" Maka hampir saja
Nabi saw. melaksanakannya, akan tetapi turunlah firman-Nya, yaitu ayat di
atas. Dan hadis ini mempunyai jalur lain yang mursal juga yaitu pada hadisnya
Ibnu Jarir. Disebutkan di dalamnya bahwa sebagian orang-orang Yahudi berkata
kepada Nabi saw. Imam Tirmizi mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas
r.a. yang menceritakan, bahwa adalah Nabi saw. berada di Mekah, kemudian
Allah swt. memerintahkannya berhijrah. Maka turunlah firman-Nya, "Dan
katakanlah! 'Ya Rabbku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan
keluarkanlah aku dengan cara yang baik, dan berikanlah kepadaku dari sisi
Engkau kekuasaan yang menolong.'" (Q.S. Al-Isra 80). Hal ini jelas
menunjukkan bahwa ayat ini diturunkan di Mekah. Dan hadis yang sama telah
diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih dengan lafal yang lebih jelas lagi.
|
||
|
||
080. (Dan katakanlah, "Ya Rabbku! Masukkanlah aku)
ke Madinah (dengan cara yang baik) yakni dengan cara memasukkan yang disukai
di mana aku tidak melihat sewaktu masuk hal-hal yang tidak aku sukai (dan
keluarkanlah aku) dari Mekah (dengan cara yang baik) dengan cara mengeluarkan
yang membuat hatiku tidak berpaling lagi kepadanya (dan berikanlah kepadaku
dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.") kekuatan yang dapat
membantuku untuk dapat mengalahkan musuh-musuh-Mu.
|
||
Dan katakanlah:
"Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap".
Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (81)
|
|
وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ
وَزَهَقَ ٱلۡبَـٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَـٰطِلَ كَانَ زَهُوقً۬ا (٨١)
|
081. (Dan katakanlah) sewaktu kamu memasuki kembali Mekah
("Yang benar telah datang) yakni agama Islam (dan yang batil telah
lenyap.") batilnya kekafiran telah lenyap. (Sesungguhnya yang batil itu
adalah sesuatu yang pasti lenyap) akan surut, lalu lenyap. Memang ketika Nabi
saw. memasuki kota Mekah, beliau menemukan tiga ratus enam puluh berhala
berada di sekitar Kakbah, kemudian Nabi saw. menusukinya dengan tongkat yang
berada di tangannya sehingga semuanya runtuh, seraya mengucapkan kalimat
tadi. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
|
||
Dan Kami turunkan dari
Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian. (82)
|
|
وَنُنَزِّلُ مِنَ
ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَۙ وَلَا يَزِيدُ
ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا (٨٢)
|
082. (Dan Kami turunkan dari) huruf min di sini menunjukkan
makna bayan atau penjelasan (Alquran suatu yang menjadi penawar) dari
kesesatan (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) kepadanya (dan Alquran
itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim) yakni orang-orang yang
kafir (selain kerugian) dikarenakan kekafiran mereka
|
||
Dan apabila Kami
berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia: dan membelakang
dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia
berputus asa. (83)
|
|
وَإِذَآ أَنۡعَمۡنَا
عَلَى ٱلۡإِنسَـٰنِ أَعۡرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦۖ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ
كَانَ يَـُٔوسً۬ا (٨٣)
|
083. (Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia) yang
kafir (niscaya berpalinglah dia) daripada bersyukur (dan membelakangkan
badannya) yakni membelakangkan tubuhnya dengan sikap yang sombong (dan
apabila dia ditimpa kesusahan) kemiskinan dan kesengsaraan (niscaya dia
berputus asa) dari rahmat Allah.
|
||
Katakanlah:
"Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya [867] masing-masing".
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (84)
|
|
قُلۡ ڪُلٌّ۬ يَعۡمَلُ
عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَنۡ هُوَ أَهۡدَىٰ سَبِيلاً۬
(٨٤)
|
[867]
Termasuk dalam pengertian "keadaan" disini ialah tabiat dan
pengaruh alam sekitarnya.
|
||
|
||
084. (Katakanlah, "Tiap-tiap orang) di antara kami
dan kalian (berbuat menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya
sendiri-sendiri (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya") maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar
jalannya.
|
||
Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (85)
|
|
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ
إِلَّا قَلِيلاً۬ (٨٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari mengetengahkan
sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud r.a. yang menceritakan, bahwa aku berjalan
bersama dengan Nabi saw. di Madinah, sedangkan beliau bersandar pada sekedup
kendaraannya. Maka kami bersua dengan segolongan orang-orang Yahudi. Lalu
sebagian dari mereka berkata, "Bagaimana kalau kalian tanyakan
kepadanya?" Maka berkatalah mereka, "Ceritakanlah tentang roh
kepada kami." Maka Nabi saw. bangkit sesaat seraya mendongakkan
kepalanya, aku mengetahui bahwa saat itu ada wahyu yang turun kepadanya, dan
ketika wahyu telah usai kemudian Nabi saw. bersabda membacakan firman-Nya,
"Roh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit." (Q.S. Al-Isra 85). Imam Tirmizi mengetengahkan
sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa orang-orang
Quraisy berkata kepada orang-orang Yahudi, "Ajarkanlah kepada kami
sesuatu yang akan kami tanyakan kepada lelaki ini (Nabi Muhammad saw.)."
Maka orang-orang Yahudi itu berkata kepada mereka, "Tanyakanlah
kepadanya tentang roh," lalu orang-orang Quraisy itu menanyakannya
kepada Nabi saw. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh. Katakanlah! 'Roh itu termasuk urusan Rabbku.'.."
(Q.S. Al-Isra 85). Ibnu Katsir mengatakan, kedua hadis ini dapat dihimpunkan
dengan berbagai peristiwa yang membelakangi turunnya ayat ini. Demikian pula
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan hal yang sama. Atau dapat diartikan sewaktu
Nabi saw. diam setelah ditanya oleh orang-orang Yahudi, bahwa hal itu
dimaksud untuk memperoleh tambahan penjelasan mengenainya. Dan jika tidak
demikian keadaannya, maka hadis yang tertera dalam kitab sahih adalah hadis
yang lebih sahih. Dan pula hadis sahih diperkuat pula dengan suatu kenyataan,
bahwa perawinya yaitu Abdullah bin Masud, turut hadir menyaksikan kisah
turunnya ayat ini, berbeda dengan Ibnu Abbas r.a.
|
||
|
||
085. (Dan mereka bertanya kepadamu) yaitu orang-orang
Yahudi (tentang roh,) yang karenanya jasad ini dapat hidup ("Katakanlah)
kepada mereka! ('Roh itu termasuk urusan Rabbku) artinya termasuk ilmu-Nya
oleh karenanya kalian tidak akan dapat mengetahuinya (dan tidaklah kalian
diberi pengetahuan melainkan sedikit.'") dibandingkan dengan ilmu Allah
swt.
|
||
Dan sesungguhnya jika
Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang
pembelapun terhadap Kami, (86)
|
|
وَلَٮِٕن شِئۡنَا لَنَذۡهَبَنَّ بِٱلَّذِىٓ
أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِۦ عَلَيۡنَا وَڪِيلاً
(٨٦)
|
086. (Dan sesungguhnya jika) lam di sini bermakna qasam (Kami
menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu)
yakni Alquran; seumpamanya Dia menghapuskannya dari ingatanmu dan dari
mushaf-mushaf yang ada (dan dengan pelenyapan itu kamu tidak akan mendapatkan
seorang pembela pun terhadap Kami).
|
||
kecuali karena rahmat
dari Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar. (87)
|
|
إِلَّا رَحۡمَةً۬ مِّن
رَّبِّكَۚ إِنَّ فَضۡلَهُ ۥ كَانَ عَلَيۡكَ ڪَبِيرً۬ا (٨٧)
|
087. (Kecuali) tetapi sengaja Kami menetapkannya (karena
rahmat dari Rabbmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar) agung
karena Dia telah menurunkan Alquran kepadamu dan Dia memberimu kedudukan yang
terpuji serta keutamaan-keutamaan lain yang Dia berikan kepadamu.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain". (88)
|
|
قُل لَّٮِٕنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ
أَن يَأۡتُواْ بِمِثۡلِ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ
كَانَ بَعۡضُہُمۡ لِبَعۡضٍ۬ ظَهِيرً۬ا (٨٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir
mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Said atau Ikrimah dengan
bersumberkan dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Salam bin Misykum datang kepada Nabi saw. bersama dengan
sebagian besar orang-orang Yahudi yang nama-nama mereka disebutkan oleh Ibnu
Abbas. Maka mereka berkata, "Mana mungkin kami mengikutimu, sedangkan
kamu benar-benar telah meninggalkan kiblat kami. Dan sesungguhnya apa yang
kamu bawa ini (Alquran), kami memandangnya kurang
begitu serasi sebagaimana keserasian kitab Taurat. Maka turunkanlah sebuah
kitab yang biasa kami kenal atau jika tidak maka kami akan mendatangkan
kepadamu seperti apa yang diturunkan kepadamu." Maka seketika itu juga
Allah menurunkan firman-Nya, "Katakanlah! 'Sesungguhnya jika manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan dia'..." (Q.S. Al-Isra 88).
|
||
|
||
088. (Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Alquran ini) dalam hal
kefasihan dan ketinggian paramasasteranya (niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia sekali pun sebagian mereka menjadi pembantu
bagi sebagian yang lain.") saling bantu-membantu. Ayat ini diturunkan
sebagai sanggahan terhadap perkataan mereka sebagaimana yang disitir oleh
firman-Nya: "Kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang
seperti ini (Alquran)." (Q.S. Al-Anfal 31).
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur’an ini tiap-tiap macam
perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari
[nya]. (89)
|
|
وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا
لِلنَّاسِ فِى هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ۬ فَأَبَىٰٓ أَكۡثَرُ
ٱلنَّاسِ إِلَّا ڪُفُورً۬ا (٨٩)
|
089. (Dan sesungguhnya Kami telah jelaskan) telah Kami
terangkan (kepada manusia dalam Alquran ini tiap-tiap macam perumpamaan) lafal
min kulli matsalin menjadi sifat bagi lafal yang tidak disebutkan artinya,
contoh dari setiap perumpamaan supaya mereka mengambil pelajaran darinya
(tapi kebanyakan manusia tidak mau) yakni penduduk Mekah (kecuali
mengingkarinya) mengingkari kebenaran yang dibawanya.
|
||
Dan mereka berkata:
"Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata
air dari bumi untuk kami, (90)
|
|
وَقَالُواْ لَن
نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفۡجُرَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَرۡضِ يَنۢبُوعًا (٩٠)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui jalur periwayatan Ibnu Ishaq dari seorang Syekh Mesir dari
Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Atabah, Syaibah yang keduanya
merupakan anak dari Rabi'ah, dan Abu Sufyan bin Harb serta beberapa orang
lelaki dari kalangan Bani Abduddar, Abu Buhtiri, Aswad bin Muththalib,
Rabi'ah bin Aswad, Walid bin Mughirah, Abu Jahal, Abdullah bin Umayyah,
Umayyah bin Khalaf, Ashi bin Wail, Nabih dan Munabbah yang keduanya merupakan
anak dari Hajjaj, mereka semuanya mengadakan perkumpulan, lalu mereka berkata
kepada Nabi saw., "Hai Muhammad! Kami belum pernah mengetahui ada
seorang lelaki dari kalangan orang Arab yang lebih berani terhadap kaumnya
seperti apa yang kamu lakukan terhadap kaummu sendiri; kamu sungguh telah
berani mencaci maki nenek moyang, mencela agama mereka dan membodoh-bodohkan
orang-orang bijak mereka, serta engkau berani mencaci maki tuhan-tuhan kami
dan memecah belah jamaah. Dan tiada suatu keburukan pun melainkan kamu telah
melakukannya di antara kami dan kamu. Maka jika kamu mendatangkan pembicaraan
ini (yakni Alquran) hanyalah untuk mencari harta benda, maka akan kami
kumpulkan dari harta kami buatmu, sehingga jadilah kamu orang yang paling
banyak hartanya di antara kami. Dan jika ternyata kamu hanyalah untuk mencari
kedudukan, maka niscaya kami akan menjadikanmu sebagai pemimpin dan penghulu
kami. Dan jika ternyata apa yang datang kepadamu itu (Alquran), barangkali ia
adalah mimpi buruk yang telah menguasai dirimu, maka niscaya kami akan
membelanjakan harta kami demi untuk mencari obatnya supaya kamu dapat sembuh
darinya." Maka Rasulullah saw. menjawab, "Aku tidak seperti apa
yang telah kalian katakan itu, tetapi sesungguhnya Allah telah mengutusku
kepada kalian sebagai seorang rasul, dan Dia telah menurunkan kitab (Alquran)
kepadaku, serta Dia memerintahkan aku supaya membawa berita gembira bagi
kalian dan sekaligus sebagai pemberi peringatan." Mereka berkata,
"Maka jika ternyata kamu masih juga tidak mau menerima tawaran kami,
maka sesungguhnya telah kamu ketahui, bahwa tiada seorang pun yang lebih
sempit negerinya, lebih sedikit harta kekayaannya serta lebih keras
kehidupannya daripada kami. Maka hendaknyalah kamu mintakan kepada Rabbmu
yang telah mengutusmu itu, supaya Dia mengenyahkan dari kami bukit-bukit
(Mekah) ini yang telah mempersempit kami. Dan hendaknya Dia melapangkan
negeri kami serta hendaknya Dia mengalirkan padanya sungai-sungai seperti
sungai-sungai negeri Syam dan negeri Iraq. Dan hendaknyalah Dia membangkitkan
hidup kembali orang-orang yang terdahulu daripada bapak-bapak kami. Dan jika
kamu tidak mau melakukan hal itu, maka mintakanlah kepada Rabbmu untuk
menurunkan malaikat yang membenarkan apa yang kamu katakan itu Dan hendaknya
Dia menjadikan bagi kami kebun-kebun, perbendaharaan-perbendaharaan kekayaan
dan gedung-gedung dari emas dan perak, maka niscaya kami akan membantu semua
apa yang kamu butuhkan, karena sesungguhnya kamu berjalan-jalan di
pasar-pasar dan mencari rezeki. Dan jika kamu tidak melakukannya juga, maka
runtuhkanlah langit ini sebagaimana apa yang kamu duga itu, yaitu bahwa
Rabbmu jika menghendaki niscaya Dia akan memperbuatnya. Maka sesungguhnya
kami tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu melakukan apa yang kami minta
tadi." Maka Rasulullah saw. bangkit pergi meninggalkan mereka akan
tetapi bangkit pula mengikutinya Abdullah bin Abu Umayyah, lalu ia berkata,
"Hai Muhammad! Kaummu telah menawarkan kepadamu hal-hal tersebut, tetapi
kamu masih juga tidak mau menerimanya. Kemudian mereka meminta kepadamu buat
diri mereka berbagai macam permintaan, mereka melakukan hal itu untuk
mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka ternyata kamu tidak mau
melakukannya juga. Kemudian mereka meminta kepadamu supaya kamu menyegerakan
azab yang kamu pertakutkan kepada mereka (akan tetapi kamu tidak mau juga
untuk melakukannya). Demi Allah, aku selamanya tidak akan beriman percaya
kepadamu, hingga kamu dapat membuat tangga ke langit, kemudian kamu
menaikinya, sedangkan kami melihat dan menunggu hingga kamu sampai ke langit,
lalu kamu dapat mendatangkan suatu kitab yang terbuka dan disertai dengan
empat malaikat yang mengiringimu, lalu mereka menyaksikan bahwa kamu
benar-benar sesuai dengan apa yang kamu katakan." Maka pada saat itu
juga Rasulullah saw. berpaling darinya dengan rasa sedih. Maka turunlah
kepadanya wahyu yang menyitir apa yang telah dikatakan oleh Abdullah bin Abu
Umayyah tadi, yaitu firman-Nya, "Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali
tidak akan percaya kepadamu.'.." (Q.S. Al-Isra 90) sampai dengan
firman-Nya, "Tiada lain aku ini adalah seorang manusia yang menjadi
rasul." (Q.S. Al-Isra 93).
|
||
|
||
090. (Dan mereka berkata) diathafkan kepada lafal abaa
("Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu sebelum engkau memancarkan
sumber air dari tanah buat kami) mata air yang berlimpah airnya.
|
||
atau kamu mempunyai
sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun
yang deras alirannya, (91)
|
|
أَوۡ تَكُونَ لَكَ
جَنَّةٌ۬ مِّن نَّخِيلٍ۬ وَعِنَبٍ۬ فَتُفَجِّرَ ٱلۡأَنۡهَـٰرَ خِلَـٰلَهَا
تَفۡجِيرًا (٩١)
|
091. (Atau kamu mempunyai sebuah kebun) taman yang penuh
dengan pohon-pohon (kurma dan anggur lalu kamu alirkan sungai-sungai di
celah-celah kebun itu) di tengah-tengah (yang deras airnya.)
|
||
atau kamu jatuhkan
langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu
datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. (92)
|
|
أَوۡ تُسۡقِطَ
ٱلسَّمَآءَ كَمَا زَعَمۡتَ عَلَيۡنَا كِسَفًا أَوۡ تَأۡتِىَ بِٱللَّهِ
وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ قَبِيلاً (٩٢)
|
092. (Atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami
sebagaimana kamu katakan) yakni hancur berkeping-keping (atau kamu datangkan
Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.) secara
berhadap-hadapan dan terang-terangan dengan kami sehingga kami dapat melihat
mereka.
|
||
Atau kamu mempunyai
sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak
akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab
yang kami baca" Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini
hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (93)
|
|
أَوۡ يَكُونَ لَكَ
بَيۡتٌ۬ مِّن زُخۡرُفٍ أَوۡ تَرۡقَىٰ فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَن نُّؤۡمِنَ
لِرُقِيِّكَ حَتَّىٰ تُنَزِّلَ عَلَيۡنَا كِتَـٰبً۬ا نَّقۡرَؤُهُ ۥۗ قُلۡ
سُبۡحَانَ رَبِّى هَلۡ كُنتُ إِلَّا بَشَرً۬ا رَّسُولاً۬ (٩٣)
|
093. (Atau kamu mempunyai rumah dari emas) logam mulia (atau
kamu memanjat) naik (ke langit) dengan memakai tangga (Dan kami sekali-kali
tidak akan mempercayai kenaikanmu) seandainya kamu dapat menaiki langit
(hingga kamu turunkan atas kami) dari langit itu (sebuah kitab) yang di
dalamnya tertera tulisan yang membenarkanmu (yang kami baca."
Katakanlah) kepada mereka! ("Maha Suci Rabbku) ungkapan rasa takjub
(bukankah) tidak lain (aku ini hanyalah manusia yang menjadi rasul.")
sama halnya dengan rasul-rasul yang lain sedangkan mereka tidak dapat
mendatangkan suatu mukjizat pun melainkan dengan seizin Allah.
|
||
Dan tidak ada sesuatu
yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya,
kecuali perkataan mereka: "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi
rasul?" (94)
|
|
وَمَا مَنَعَ ٱلنَّاسَ
أَن يُؤۡمِنُوٓاْ إِذۡ جَآءَهُمُ ٱلۡهُدَىٰٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ أَبَعَثَ
ٱللَّهُ بَشَرً۬ا رَّسُولاً۬ (٩٤)
|
094. (Dan tidak ada sesuatu yang menghalang-halangi manusia
untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya kecuali perkataan mereka)
perkataan mereka dengan nada ingkar ("Adakah Allah mengutus seorang
manusia menjadi rasul?") dan Dia tidak mengutus seorang malaikat?
|
||
Katakanlah:
"Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai
penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat
menjadi rasul". (95)
|
|
قُل لَّوۡ كَانَ فِى
ٱلۡأَرۡضِ مَلَـٰٓٮِٕڪَةٌ۬ يَمۡشُونَ
مُطۡمَٮِٕنِّينَ لَنَزَّلۡنَا عَلَيۡهِم مِّنَ
ٱلسَّمَآءِ مَلَڪً۬ا رَّسُولاً۬ (٩٥)
|
095. (Katakanlah) kepada mereka ("Seandainya di bumi ini
ada) lafal fil ardhi menjadi badal daripada lafal basyaran (malaikat-malaikat
yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi niscaya Kami turunkan dari
langit kepada mereka malaikat menjadi rasul.") sebab tidak diutus
seorang rasul terhadap suatu kaum melainkan ia berasal dari jenis mereka
sendiri sehingga memungkinkan bagi mereka untuk berbicara kepadanya dan
memahami darinya.
|
||
Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya".
(96)
|
|
قُلۡ ڪَفَىٰ بِٱللَّهِ
شَہِيدَۢا بَيۡنِى وَبَيۡنَڪُمۡۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرَۢا
بَصِيرً۬ا (٩٦)
|
096. (Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antara
aku dan kamu sekalian) yang membenarkan aku. (Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.") mengetahui apa-apa
yang tersembunyi dalam diri mereka dan apa-apa yang terlahirkan.
|
||
Dan barangsiapa yang
ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan Barangsiapa yang Dia
sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi
mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat
[diseret] atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat
kediaman mereka adalah neraka Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu
akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (97)
|
|
وَمَن يَہۡدِ ٱللَّهُ
فَهُوَ ٱلۡمُهۡتَدِۖ وَمَن يُضۡلِلۡ فَلَن تَجِدَ لَهُمۡ أَوۡلِيَآءَ مِن
دُونِهِۦۖ وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيً۬ا
وَبُكۡمً۬ا وَصُمًّ۬اۖ مَّأۡوَٮٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ
ڪُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَـٰهُمۡ سَعِيرً۬ا (٩٧)
|
097. (Dan barang siapa yang ditunjuki Allah, dialah yang
mendapat petunjuk dan barang siapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu
tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka) yang dapat memberikan
petunjuk kepada mereka (selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka
pada hari kiamat) seraya diseret (atas muka-muka mereka dalam keadaan buta,
bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali
nyala api Jahanam itu akan padam) mulai redup nyalanya (Kami tambahkan bagi
mereka nyalanya) kobaran dan nyala api itu semakin ditambahkan.
|
||
Itulah balasan bagi
mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan [karena
mereka] berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan
benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali
sebagai makhluk baru?" (98)
|
|
ذَٲلِكَ جَزَآؤُهُم
بِأَنَّهُمۡ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا وَقَالُوٓاْ أَءِذَا كُنَّا عِظَـٰمً۬ا
وَرُفَـٰتًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ خَلۡقً۬ا جَدِيدًا (٩٨) ۞
|
098. (Itulah balasan bagi mereka karena sesungguhnya mereka
kafir kepada ayat-ayat Kami dan karena mereka berkata) seraya ingkar terhadap
adanya hari berbangkit ("Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang
dan benda-benda yang hancur, apakah benar-benar akan dibangkitkan kembali
sebagai makhluk baru?")
|
||
Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah
kuasa [pula] menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan
waktu yang tertentu [868] bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang
zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran. (99)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن
يَخۡلُقَ مِثۡلَهُمۡ وَجَعَلَ لَهُمۡ أَجَلاً۬ لَّا رَيۡبَ فِيهِ فَأَبَى
ٱلظَّـٰلِمُونَ إِلَّا كُفُورً۬ا (٩٩)
|
[868]
Maksudnya: waktu mereka mati atau waktu mereka dibangkitkan.
|
||
|
||
099. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan) apakah
mereka tidak mengetahui (bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi)
padahal keduanya sangat besar sekali (adalah kuasa pula menciptakan yang
serupa dengan mereka) serupa dengan manusia dalam hal kekecilannya (dan telah
menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka) untuk mati dan dibangkitkan (yang
tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang yang zalim itu tidak menghendaki
kecuali kekafiran) yaitu keingkaran terhadap-Nya.
|
||
Katakanlah:
"Kalau seandainya kamu menguasai khazanah rahmat Tuhanku, niscaya
khazanah itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah
manusia itu sangat kikir. (100)
|
|
قُل لَّوۡ أَنتُمۡ
تَمۡلِكُونَ خَزَآٮِٕنَ رَحۡمَةِ رَبِّىٓ
إِذً۬ا لَّأَمۡسَكۡتُمۡ خَشۡيَةَ ٱلۡإِنفَاقِۚ وَكَانَ ٱلۡإِنسَـٰنُ قَتُورً۬ا
(١٠٠)
|
100. (Katakanlah) kepada mereka ("Seandainya
kalian menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Rabbku) berupa
perbendaharaan rezeki dan hujan (niscaya kalian tahan perbendaharaan itu) maksudnya
niscaya kalian akan bersikap kikir (karena takut membelanjakannya.")
karena takut harta menjadi habis dibelanjakan oleh karenanya kalian bersikap
kikir. (Dan adalah manusia itu sangat kikir) maksudnya sangat bakhil.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah memberikan kepada Musa sembilan buah mu’jizat yang nyata [869] maka tanyakanlah
kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir’aun berkata
kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena
sihir". (101)
|
|
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا
مُوسَىٰ تِسۡعَ ءَايَـٰتِۭ بَيِّنَـٰتٍ۬ۖ فَسۡـَٔلۡ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ إِذۡ
جَآءَهُمۡ فَقَالَ لَهُ ۥ فِرۡعَوۡنُ إِنِّى لَأَظُنُّكَ يَـٰمُوسَىٰ
مَسۡحُورً۬ا (١٠١)
|
[869]
Mu'jizat yang sembilan itu ialah: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak,
darah, taupan, laut, dan bukit Thur.
|
||
|
||
101. (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada
Musa sembilan buah mukjizat yang nyata) yaitu tangan, tongkat, topan,
belalang, kutu, kodok, darah atau kutukan paceklik dan kekurangan buah-buahan
(maka tanyakanlah) hai Muhammad (kepada Bani Israel) perihalnya dengan
pertanyaan yang menetapkan kebenaranmu terhadap kaum musyrikin; atau artinya
Kami berfirman kepada Muhammad, "Tanyakanlah." Menurut qiraat yang
lain diungkapkan dalam bentuk fi`il madhi (tatkala Musa datang kepada mereka
lalu Firaun berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku sangka kamu hai Musa
seorang yang kena sihir.") orang yang tidak sadar dan akal warasmu sudah
hilang.
|
||
Musa menjawab:
"Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan
mu’jizat-mu’jizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai
bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir’aun,
seorang yang akan binasa". (102)
|
|
قَالَ لَقَدۡ عَلِمۡتَ
مَآ أَنزَلَ هَـٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ بَصَآٮِٕرَ وَإِنِّى لَأَظُنُّكَ يَـٰفِرۡعَوۡنُ
مَثۡبُورً۬ا (١٠٢)
|
102. (Musa menjawab, "Sesungguhnya kamu telah mengetahui,
tiada yang menurunkannya) mukjizat-mukjizat itu (melainkan Rabb yang
memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata)
pelajaran-pelajaran, tetapi ternyata kamu masih tetap ingkar. Menurut qiraat
lain lafal `alimta dibaca `alimtu (dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai
Firaun, seorang yang binasa.") hancur atau dipalingkan dari kebaikan.
|
||
Kemudian [Fir’aun]
hendak mengusir mereka [Musa dan pengikut-pengikutnya] dari bumi [Mesir] itu,
maka Kami tenggelamkan dia [Fir’aun], serta orang-orang yang bersama-sama dia
seluruhnya, (103)
|
|
فَأَرَادَ أَن
يَسۡتَفِزَّهُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ فَأَغۡرَقۡنَـٰهُ وَمَن مَّعَهُ ۥ
جَمِيعً۬ا (١٠٣)
|
103. (Maka terbetiklah maksud) dalam diri Firaun (untuk
mengusir mereka) maksudnya mengusir Nabi Musa dan kaumnya (dari tanah itu)
yaitu negeri Mesir (maka Kami tenggelamkan dia serta orang-orang yang bersama
dia seluruhnya.)
|
||
dan Kami berfirman
sesudah itu kepada Bani Israil: "Diamlah di negeri ini, maka apabila
datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur
baur [dengan musuhmu]". (104)
|
|
وَقُلۡنَا مِنۢ
بَعۡدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ ٱسۡكُنُواْ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ
ٱلۡأَخِرَةِ جِئۡنَا بِكُمۡ لَفِيفً۬ا (١٠٤)
|
104. (Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel,
"Diamlah di negeri ini, maka apabila tiba masa berbangkit) hari kiamat
(niscaya Kami datangkan kalian dalam keadaan bercampur-baur") dengan
semua manusia, yaitu kalian dan mereka.
|
||
Dan Kami turunkan [Al
Qur’an itu dengan sebenar-benarnya dan Al Qur’an itu telah turun dengan
[membawa] kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan. (105)
|
|
وَبِٱلۡحَقِّ
أَنزَلۡنَـٰهُ وَبِٱلۡحَقِّ نَزَلَۗ وَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا مُبَشِّرً۬ا
وَنَذِيرً۬ا (١٠٥)
|
105. (Dan Kami turunkan dia itu dengan sebenar-benarnya)
Alquran itu (dan dengan membawa kebenaran) mengandung kebenaran (Alquran itu
telah turun) dalam keadaan utuh sebagaimana waktu diturunkan tidak akan
terjadi perubahan dan penggantian padanya. (Dan Kami tidak mengutus kamu) hai
Muhammad (melainkan sebagai pembawa berita gembira) kepada orang yang percaya
akan adanya surga (dan pemberi peringatan) terhadap orang yang ingkar kepada
adanya neraka.
|
||
Dan Al Qur’an itu
telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
(106)
|
|
وَقُرۡءَانً۬ا
فَرَقۡنَـٰهُ لِتَقۡرَأَهُ ۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكۡثٍ۬
وَنَزَّلۡنَـٰهُ تَنزِيلاً۬ (١٠٦)
|
106. (Dan Alquran itu) lafal Alquran ini dinashabkan oleh
fi`il yang dijelaskan oleh firman selanjutnya (telah Kami turunkan secara
berangsur-angsur) Kami turunkan secara bertahap selama dua puluh tahun atau
dua puluh tiga tahun (agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia)
secara perlahan-lahan dan tenang supaya mereka dapat memahaminya (dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian) sedikit demi sedikit sesuai dengan
kemaslahatan.
|
||
Katakanlah:
"Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman [sama saja bagi
Allah]. Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila
Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud, (107)
|
|
قُلۡ ءَامِنُواْ بِهِۦۤ
أَوۡ لَا تُؤۡمِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦۤ
إِذَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡہِمۡ يَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ سُجَّدً۬ا (١٠٧)
|
107. (Katakanlah) kepada orang-orang kafir Mekah ("Berimanlah
kalian kepadanya atau tidak usah beriman) ungkapan ini dimaksud sebagai
ancaman buat mereka (Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan
sebelumnya) sebelum diturunkan Alquran mereka adalah orang-orang yang beriman
dari kalangan ahli kitab (apabila Alquran dibacakan kepada mereka, mereka
menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.")
|
||
dan mereka berkata:
"Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti
dipenuhi". (108)
|
|
وَيَقُولُونَ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولاً۬ (١٠٨)
|
108. (Dan mereka berkata, "Maha Suci Rabb kami) dimaksud
memahasucikan Dia dari ingkar janji (sesungguhnya) lafal in di sini adalah
bentuk takhfif dari inaa (janji Rabb kami) untuk menurunkan Alquran dan
mengutus Nabi Muhammad saw. (pasti dipenuhi.")
|
||
Dan mereka menyungkur
atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (109)
|
|
وَيَخِرُّونَ
لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعً۬ا ۩ (١٠٩)
|
109. (Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis)
diathafkan seraya diberi tambahan sifat (dan mereka makin bertambah) berkat
Alquran (kekhusyuannya) merendahkan dirinya kepada Allah swt.
|
||
Katakanlah:
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai al asmaaul husna [nama-nama yang terbaik] dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya [870] dan carilah jalan
tengah di antara kedua itu" (110)
|
|
قُلِ ٱدۡعُواْ ٱللَّهَ
أَوِ ٱدۡعُواْ ٱلرَّحۡمَـٰنَۖ أَيًّ۬ا مَّا تَدۡعُواْ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ
ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِہَا وَٱبۡتَغِ
بَيۡنَ ذَٲلِكَ سَبِيلاً۬ (١١٠)
|
[870]
Maksudnya janganlah membaca ayat Al-Qur'an dalam shalat terlalu keras atau
terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Murdawaih dan lain-lainnya
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa
pada suatu hari Rasulullah saw. berada di tengah kota Mekah, maka beliau
berdoa seraya mengucapkan di dalam doanya itu, "Ya Allah, ya Rahman." Maka kala itu juga orang-orang musyrik
berkata, "Lihatlah oleh kalian pemeluk agama baru ini; dia mencegah kita
untuk menyeru (menyembah) kepada dua tuhan, sedangkan dia sendiri menyeru
kepada dua tuhan juga." Maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Katakanlah! 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang
mana saja kalian seru, Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (asmaul
husna)'..." (Q.S. Al-Isra 110). Imam Bukhari dan lain-lainnya
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan
firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan
jangan pula merendahkannya." (Q.S. Al-Isra 110). Imam Bukhari
mengatakan, bahwa ayat di atas diturunkan sewaktu Rasulullah saw. sedang
bersembunyi di Mekah. Dan adalah Rasulullah saw. jika salat bersama dengan
sahabat-sahabatnya, beliau selalu mengeraskan suara bacaan Alqurannya. Dan
tersebutlah bahwa jika kaum musyrikin mendengar Alquran dibacakan, lalu
mereka mencaci Alquran, Dzat yang menurunkannya dan orang yang menerimanya.
Maka turunlah ayat tersebut. Imam Bukhari mengetengahkan pula hadis yang lain
melalui Siti Aisyah r.a. bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan
masalah berdoa. Ibnu Jarir mengetengahkan hadis yang sama melalui Ibnu Abbas
r.a. Kemudian Ibnu Jarir mentarjihkan (menguatkan) riwayat yang pertama tadi,
karena ia lebih sahih sanadnya, dan demikian pula Imam Nawawi dan
lain-lainnya mentarjihkan riwayat yang pertama. Al-Hafizh Ibnu Hajar telah
mengatakan, tetapi kedua riwayat tersebut dapat pula digabungkan
pengertiannya, yaitu bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan berdoa dalam
salat. Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui hadisnya Abu
Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa tersebutlah apabila Rasulullah saw.
melakukan salat di dalam Baitullah, maka beliau mengeraskan bacaannya lalu
turunlah ayat ini. Ibnu Jarir dan Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis
melalui Siti Aisyah r.a. yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan bacaan tasyahhud (tahiyyat dalam salat). Hadis yang
diriwayatkan oleh Siti Aisyah ini menjelaskan makna yang dimaksud di dalam
riwayat yang terdahulu tadi. Ibnu Mani' di dalam kitab musnadnya
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa
kaum Muslimin selalu mengeraskan suara di dalam berdoa, yaitu, "Allahummarhamni"
(Ya Allah, kasihanilah aku). Maka turunlah ayat ini yang memerintahkan mereka
supaya jangan mengeraskan dan jangan terlalu merendahkan suara mereka di
dalam berdoa.
|
||
|
||
110. Disebutkan bahwa Nabi saw. sering mengucapkan
kalimat ya Allah, ya Rahman; artinya wahai Allah, wahai Yang Maha Pemurah.
Maka orang-orang musyrik mengatakan, "Dia melarang kita untuk menyembah
dua tuhan sedangkan dia sendiri menyeru tuhan lain di samping-Nya," maka
turunlah ayat berikut ini, yaitu: (Katakanlah) kepada mereka ("Serulah
Allah atau serulah Ar-Rahman) artinya namailah Dia dengan mana saja di antara
kedua nama itu; atau serulah Dia seumpamanya kamu mengatakan, 'Ya Allah, ya
Rahman,' artinya wahai Allah, wahai Yang Maha Pemurah (nama yang mana
saja") huruf ayyan di sini bermakna syarath sedangkan huruf maa adalah
zaidah; artinya mana saja di antara kedua nama itu (kamu seru) maka ia adalah
baik; makna ini dijelaskan oleh ayat selanjutnya, yaitu: (Dia mempunyai) Dzat
yang mempunyai kedua nama tersebut (asmaul husna) yaitu nama-nama yang
terbaik, dan kedua nama tersebut, yaitu lafal Allah dan lafal Ar-Rahman
adalah sebagian daripadanya. Sesungguhnya asmaul husna itu sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadis ialah seperti berikut ini, yaitu: Allah Yang tiada
Tuhan selain Dia, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, Raja di dunia dan
akhirat, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Memberi keamanan,
Yang Maha Memelihara, Yang Maha Mulia, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Memiliki
segala keagungan, Yang Maha Menciptakan, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha
Memberi rupa, Yang Maha Penerima tobat, Yang Maha Mengalahkan, Yang Maha
Memberi, Yang Maha Pemberi rezeki, Yang Maha Membuka, Yang Maha Mengetahui, Yang
Maha Menyempitkan rezeki, Yang Maha Melapangkan rezeki, Yang Maha
Merendahkan, Yang Maha Mengangkat, Yang Maha Memuliakan, Yang Maha
Menghinakan, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat, Yang Maha Memberi
keputusan, Yang Maha Adil, Yang Maha Lembut, Yang Maha Waspada, Yang Maha
Penyantun, Yang Maha Agung, Yang Maha Pengampun, Yang Maha Mensyukuri, Yang
Maha Tinggi, Yang Maha Besar, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Memberi azab,
Yang Maha Penghisab, Yang Maha Besar, Yang Maha Dermawan, Yang Maha Mengawasi,
Yang Maha Memperkenankan, Yang Maha Luas, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha
Pengasih, Yang Maha Mulia, Yang Maha Membangkitkan, Yang Maha Menyaksikan,
Yang Maha Hak, Yang Maha Menolong, Yang Maha Kuat, Yang Maha Teguh, Yang Maha
Menguasai, Yang Maha Terpuji, Yang Maha Menghitung, Yang Maha Memulai, Yang
Maha Mengembalikan, Yang Maha Menghidupkan, Yang Maha Mematikan, Yang Maha
Hidup, Yang Maha Memelihara makhluk-Nya, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha
Mengagungkan, Yang Maha Satu, Yang Maha Esa, Yang Maha Melindungi, Yang Maha
Kuasa, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Mendahulukan, Yang Maha Mengakhirkan,
Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Lahir, Yang Maha Batin, Yang Maha
Menguasai, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Melimpahkan kebaikan, Yang Maha
Memberi tobat, Yang Maha Membalas, Yang Maha Memaafkan, Yang Maha Penyayang,
Raja Diraja, Yang Maha Memiliki kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha Adil, Yang
Maha Mengumpulkan, Yang Maha Kaya, Yang Maha Memberi Kekayaan, Yang Maha
Mencegah, Yang Maha Memberi kemudaratan, Yang Maha Memberi kemanfaatan, Yang
Maha Memiliki cahaya, Yang Maha Memberi petunjuk, Yang Maha Menciptakan
keindahan, Yang Maha Kekal, Yang Maha Mewarisi, Yang Maha Membimbing, Yang
Maha Penyabar, Yang Maha. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmizi. Selanjutnya Allah swt. berfirman: (Dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam salatmu) dengan mengeraskan bacaanmu dalam salatmu, maka
orang-orang musyrik akan mendengar bacaanmu itu jika kamu mengerasi suaramu
karena itu mereka akan mencacimu dan mencaci Alquran serta mencaci pula Allah
yang telah menurunkannya (dan janganlah pula merendahkan) melirihkan
(bacaannya) supaya para sahabatmu dapat mengambil manfaat darinya (dan
carilah) bersengajalah (di antara kedua itu) yakni di antara suara keras dan
suara pelan (jalan tengah) yaitu cara yang pertengahan.
|
||
Dan katakanlah:
"Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong
dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (111)
|
|
وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدً۬ا وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ شَرِيكٌ۬
فِى ٱلۡمُلۡكِ وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ وَلِىٌّ۬ مِّنَ ٱلذُّلِّۖ وَكَبِّرۡهُ
تَكۡبِيرَۢا (١١١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhiy yang menceritakan, bahwa
sesungguhnya orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, mereka mengatakan,
bahwa Allah mempunyai seorang anak. Dan orang-orang Arab mengatakan,
"Kami penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu (berhala)
yang Kamu miliki sedangkan dia (sekutu itu) tidak mempunyai milik." Dan
orang-orang Shabi'in dan orang-orang Majusi mengatakan, "Seandainya
tidak ada penolong-penolong-Nya, maka niscaya Allah akan terhina." Maka
turunlah firman-Nya, "Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah yang tidak
mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya.'" (Q.S.
Al-Isra 111).
|
||
|
||
111. (Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang
tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak
mempunyai penolong) untuk menjaga-Nya (dari) sebab (kehinaan) artinya Dia
tidak dapat dihina karenanya Dia tidak membutuhkan penolong (dan agungkanlah
Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya) artinya besarkanlah Dia dengan
pengagungan yang sempurna daripada sifat memiliki anak, mempunyai sekutu, hina
dan hal-hal lain yang tidak layak bagi keagungan dan kebesaran-Nya. Urutan
pujian dalam bentuk demikian untuk menunjukkan bahwa Dialah yang berhak untuk
mendapatkan semua pujian mengingat kesempurnaan Zat-Nya dan kesendirian-Nya
di dalam sifat-sifat-Nya. Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya meriwayatkan
sebuah hadis melalui Muaz Al-Juhani dari Rasulullah saw. bahwa Rasulullah
saw. telah bersabda, "Tanda kemuliaan ialah (kalimat): Segala puji bagi
Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam
kerajaan-Nya," sampai dengan akhir surat. Wallahu a`lam.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 17 - Bani Israil/Al Israa' (1 - 111)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar