Surah KAMAR-KAMAR
|
|
سُوۡرَةُ الحُجرَات
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya [1408] dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(1)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُقَدِّمُواْ بَيۡنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (١)
|
|
||
[1408]
Maksudnya orang-orang mu'min tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum
ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.
|
||
|
||
001. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
mendahului) berasal dari lafal Qadima yang maknanya sama dengan lafal
Taqaddama artinya, janganlah kalian mendahului baik melalui perkataan atau
perbuatan kalian (di hadapan Allah dan Rasul-Nya) yang menyampaikan wahyu
dari-Nya, makna yang dimaksud ialah janganlah kalian mendahului Allah dan
Rasul-Nya tanpa izin dari keduanya (dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) semua perkataan kalian (lagi Maha
Mengetahui) semua perbuatan kalian. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan
perdebatan antara Abu Bakar r.a., dan sahabat Umar r.a. Mereka berdua
melakukan perdebatan di hadapan Nabi saw. mengenai pengangkatan Aqra' bin
Habis atau Qa'qa' bin Ma'bad. Ayat selanjutnya diturunkan berkenaan dengan
orang yang mengangkat suaranya keras-keras di hadapan Nabi saw. yaitu
firman-Nya:
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan
janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya
[suara] sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus
[pahala] amalanmu [1409] sedangkan kamu tidak menyadari. (2)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَرۡفَعُوٓاْ أَصۡوَٲتَكُمۡ فَوۡقَ صَوۡتِ ٱلنَّبِىِّ
وَلَا تَجۡهَرُواْ لَهُ ۥ بِٱلۡقَوۡلِ كَجَهۡرِ بَعۡضِڪُمۡ لِبَعۡضٍ أَن
تَحۡبَطَ أَعۡمَـٰلُكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تَشۡعُرُونَ (٢)
|
|
||
[1409]
Meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi
adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. Karena itu terlarang melakukannya
dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.
|
||
|
||
002. ("Hai orang-orang beriman janganlah kalian
meninggikan suara kalian) bila kalian berbicara (lebih dari suara Nabi) bila
ia berbicara (dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara keras) bila
kalian berbicara dengannya (sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian
terhadap sebagian yang lain) tetapi rendahkanlah suara kalian di bawah
suaranya demi untuk menghormati dan mengagungkannya (supaya tidak dihapus
pahala amal kalian sedangkan kalian tidak menyadarinya") maksudnya,
takutlah kalian akan hal tersebut disebabkan suara kalian yang tinggi dan
keras di hadapannya. Ayat berikutnya diturunkan berkenaan dengan orang-orang
yang merendahkan suaranya di hadapan Nabi saw.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah
orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi
mereka ampunan dan pahala yang besar. (3)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَغُضُّونَ أَصۡوَٲتَهُمۡ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ
ٱمۡتَحَنَ ٱللَّهُ قُلُوبَہُمۡ لِلتَّقۡوَىٰۚ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَأَجۡرٌ
عَظِيمٌ (٣)
|
|
||
003. ("Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya
di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji) dicoba (hati
mereka oleh Allah untuk bertakwa) artinya, ujian untuk menampakkan ketakwaan
mereka. (Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar") yakni surga. Ayat
berikutnya diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang datang di waktu
tengah hari kepada Nabi saw. sedangkan Nabi saw. pada saat itu berada di
dalam rumahnya, lalu mereka memanggil-manggilnya, yaitu firman-Nya:
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar [mu] kebanyakan mereka tidak
mengerti. (4)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يُنَادُونَكَ مِن وَرَآءِ ٱلۡحُجُرَٲتِ أَڪۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ (٤)
|
|
||
004. ("Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari
luar kamar) yakni dari luar kamar istri-istrinya. Lafal Hujuraat bentuk jamak
dari lafal Hujratun, yang artinya; sepetak tanah yang dikelilingi oleh tembok
atau lainnya, yang digunakan sebagai tempat tinggal. Masing-masing di antara
mereka memanggil Nabi saw. dari belakang kamar-kamarnya, karena mereka tidak
mengetahui di kamar manakah Nabi saw. berada. Mereka memanggilnya dengan suara
yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab Badui, yaitu dengan suara yang
keras dan kasar (kebanyakan mereka tidak mengerti) tentang apa yang harus
mereka kerjakan di dalam menghadapi kedudukanmu yang tinggi, dan sikap
penghormatan manakah yang pantas mereka lakukan untukmu.
|
||
Dan kalau sekiranya
mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu adalah
lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(5)
|
|
وَلَوۡ أَنَّہُمۡ
صَبَرُواْ حَتَّىٰ تَخۡرُجَ إِلَيۡہِمۡ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُمۡۚ وَٱللَّهُ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٥)
|
|
||
005. (Dan kalau sekiranya mereka bersabar) lafal Annahum
berada dalam Mahall Rafa' sebagai Mubtada. Tetapi menurut pendapat lain
menjadi Fa'il dari Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, yaitu lafal Tsabata
(sampai kamu keluar menemui mereka, sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi
mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang") kepada orang yang
bertobat di antara mereka. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan Walid
bin Uqbah. Ia telah diutus oleh Nabi saw. ke Bani Mushthaliq untuk menarik
zakat, tetapi ia merasa takut terhadap mereka, karena dahulu di masa jahiliah
ia bermusuhan dengan mereka. Akhirnya di tengah perjalanan ia kembali lagi
seraya melaporkan, bahwa mereka tidak mau membayar zakat dan bahkan mereka
hampir saja membunuhnya. Karena itu hampir saja Nabi saw. bermaksud untuk
memerangi mereka, hanya karena mereka keburu datang menghadap Nabi saw.
seraya mengingkari apa yang telah dikatakan oleh Walid mengenai mereka.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. (6)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن
تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ
نَـٰدِمِينَ (٦)
|
|
||
006. (Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian
orang fasik membawa suatu berita) (maka periksalah oleh kalian) kebenaran
beritanya itu, apakah ia benar atau berdusta. Menurut suatu qiraat dibaca
Fatatsabbatuu berasal dari lafal Ats-Tsabaat, artinya telitilah terlebih
dahulu kebenarannya (agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum)
menjadi Maf'ul dari lafal Fatabayyanuu, yakni dikhawatirkan hal tersebut akan
menimpa musibah kepada suatu kaum (tanpa mengetahui keadaannya) menjadi Hal
atau kata keterangan keadaan dari Fa'il, yakni tanpa sepengetahuannya (yang
menyebabkan kalian) membuat kalian (atas perbuatan kalian itu) yakni berbuat
kekeliruan terhadap kaum tersebut (menyesal) selanjutnya Rasulullah saw.
mengutus Khalid kepada mereka sesudah mereka kembali ke negerinya. Ternyata
Khalid tiada menjumpai mereka melainkan hanya ketaatan dan kebaikan belaka,
lalu ia menceritakan hal tersebut kepada Nabi saw.
|
||
Dan ketahuilah olehmu
bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti [kemauan] kamu dalam
beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
(7)
|
|
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ
فِيكُمۡ رَسُولَ ٱللَّهِۚ لَوۡ يُطِيعُكُمۡ فِى كَثِيرٍ۬ مِّنَ ٱلۡأَمۡرِ
لَعَنِتُّمۡ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡإِيمَـٰنَ
وَزَيَّنَهُ ۥ فِى قُلُوبِكُمۡ وَكَرَّهَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡكُفۡرَ
وَٱلۡفُسُوقَ وَٱلۡعِصۡيَانَۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلرَّٲشِدُونَ (٧)
|
|
||
007. (Dan ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa di kalangan
kalian ada Rasulullah) maka janganlah sekali-kali kalian mengatakan hal-hal
yang batil, karena sesungguhnya Allah akan memberitahukannya seketika itu
juga. (Kalau ia menuruti kemauan kalian dalam banyak urusan) yang kalian
beritakan tidak sesuai dengan kenyataannya, oleh karena itu maka hasilnya
sesuai dengan apa yang kalian beritakan itu (niscaya kalian akan mendapat
dosa) yakni benar-benar kalian mendapat dosa karena hal itu, yaitu dosa
memberikan keterangan yang palsu (tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada
keimanan dan menjadikan iman itu indah) yakni dipandang baik (dalam hati
kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan) pengertian Istidrak yang dikandung oleh lafal Laakin dipandang
dari segi makna bukan lafalnya, karena sesungguhnya orang yang cinta kepada
keimanan memiliki sifat-sifat berbeda dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh
orang-orang yang telah disebutkan tadi. (Mereka itulah) di dalam ungkapan ini
terkandung iltifat dari Mukhathab (orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus) yakni orang-orang yang teguh dalam agamanya.
|
||
sebagai karunia dan
ni’mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (8)
|
|
فَضۡلاً۬ مِّنَ ٱللَّهِ
وَنِعۡمَةً۬ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ۬ (٨)
|
|
||
008. (Sebagai karunia dari Allah) lafal Fadhlan adalah Mashdar
yang dinashabkan oleh Fi'ilnya yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya,
yaitu lafal Afdhala (dan nikmat) dari-Nya. (Dan Allah Maha Mengetahui)
keadaan mereka (lagi Maha Bijaksana) di dalam memberikan nikmat-Nya kepada
mereka.
|
||
Dan jika ada dua
golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya.
Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang
lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali [kepada
perintah Allah], maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (9)
|
|
وَإِن طَآٮِٕفَتَانِ مِنَ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱقۡتَتَلُواْ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَہُمَاۖ فَإِنۢ بَغَتۡ إِحۡدَٮٰهُمَا عَلَى
ٱلۡأُخۡرَىٰ فَقَـٰتِلُواْ ٱلَّتِى تَبۡغِى حَتَّىٰ تَفِىٓءَ إِلَىٰٓ أَمۡرِ
ٱللَّهِۚ فَإِن فَآءَتۡ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَہُمَا بِٱلۡعَدۡلِ وَأَقۡسِطُوٓاْۖ
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ (٩)
|
|
||
009. (Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin)
hingga akhir ayat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan suatu masalah, yaitu
bahwa Nabi saw. pada suatu hari menaiki keledai kendaraannya, lalu ia
melewati Ibnu Ubay. Ketika melewatinya tiba-tiba keledai yang dinaikinya itu
kencing, lalu Ibnu Ubay menutup hidungnya, maka berkatalah Ibnu Rawwahah
kepadanya, "Demi Allah, sungguh bau kencing keledainya jauh lebih wangi
daripada bau minyak kesturimu itu," maka terjadilah antara kaum mereka
berdua saling baku hantam dengan tangan, terompah dan pelepah kurma
(berperang) Dhamir yang ada pada ayat ini dijamakkan karena memandang dari
segi makna yang dikandung lafal Thaaifataani, karena masing-masing Thaaifah
atau golongan terdiri dari sekelompok orang. Menurut suatu qiraat ada pula
yang membacanya Iqtatalataa, yakni hanya memandang dari segi lafal saja (maka
damaikanlah antara keduanya) dan Dhamir pada lafal ini ditatsniyahkan karena
memandang dari segi lafal. (Jika berbuat aniaya) atau berbuat melewati batas
(salah satu dari kedua golongan itu terhadap golongan yang lain maka
perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali)
artinya, rujuk kembali (kepada perintah Allah) kepada jalan yang benar (jika
golongan itu telah kembali kepada perintah Allah maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil) yaitu dengan cara pertengahan (dan berlaku adillah)
bersikap jangan memihaklah. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.)
|
||
Sesungguhnya
orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
(10)
|
|
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ
تُرۡحَمُونَ (١٠)
|
|
||
010. (Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara) dalam
seagama (karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian) apabila mereka berdua
bersengketa. Menurut qiraat yang lain dibaca Ikhwatikum, artinya
saudara-saudara kalian (dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian mendapat
rahmat.)
|
||
Hai orang-orang yang
beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain [karena] boleh jadi
mereka [yang diolok-olok] lebih baik dari mereka [yang mengolok-olok] dan
jangan pula wanita-wanita [mengolok-olok] wanita-wanita lain [karena] boleh
jadi wanita-wanita [yang diperolok-olokkan] lebih baik dari wanita [yang
mengolok-olok] dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri [1410] dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah [panggilan] yang buruk sesudah iman [1411] dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim. (11)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ۬ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ
خَيۡرً۬ا مِّنۡہُمۡ وَلَا نِسَآءٌ۬ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ
خَيۡرً۬ا مِّنۡہُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ
بِٱلۡأَلۡقَـٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَـٰنِۚ وَمَن
لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ (١١)
|
|
||
[1410]
"Jangan mencela dirimu sendiri" maksudnya ialah mencela antara sesama mu'min karana
orang-orang mu'min seperti satu tubuh.
[1411] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: hai fasik, hai kafir dan sebagainya. |
||
|
||
011. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah berolok-olokan)
dan seterusnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Bani Tamim
sewaktu mereka mengejek orang-orang muslim yang miskin, seperti Ammar bin
Yasir dan Shuhaib Ar-Rumi. As-Sukhriyah artinya merendahkan dan menghina
(suatu kaum) yakni sebagian di antara kalian (kepada kaum yang lain karena
boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang
mengolok-olokkan) di sisi Allah (dan jangan pula wanita-wanita) di antara
kalian mengolok-olokkan (wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita
yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita-wanita yang mengolok-olokkan
dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri) artinya, janganlah kalian
mencela, maka karenanya kalian akan dicela; makna yang dimaksud ialah,
janganlah sebagian dari kalian mencela sebagian yang lain (dan janganlah
kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk) yaitu janganlah
sebagian di antara kalian memanggil sebagian yang lain dengan nama julukan
yang tidak disukainya, antara lain seperti, hai orang fasik, atau hai orang
kafir. (Seburuk-buruk nama) panggilan yang telah disebutkan di atas, yaitu
memperolok-olokkan orang lain mencela dan memanggil dengan nama julukan yang
buruk (ialah nama yang buruk sesudah iman) lafal Al-Fusuuq merupakan Badal
dari lafal Al-Ismu, karena nama panggilan yang dimaksud memberikan pengertian
fasik dan juga karena nama panggilan itu biasanya diulang-ulang (dan barang
siapa yang tidak bertobat) dari perbuatan tersebut (maka mereka itulah
orang-orang yang lalim.)
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (12)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ
ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ
أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٢)
|
|
||
012. (Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya,
menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain
ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik.
Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda
keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada
dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang
tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain)
lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua
huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian
mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan
janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah
kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal
itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging
saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan;
maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah
kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa
hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian
jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal
ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian
hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari
perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima
tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang
bertobat.
|
||
Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (13)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ
إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا
وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬ (١٣) ۞
|
|
||
013. (Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan) yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami
menjadikan kalian berbangsa-bangsa) lafal Syu'uuban adalah bentuk jamak dari
lafal Sya'bun, yang artinya tingkatan nasab keturunan yang paling tinggi (dan
bersuku-suku) kedudukan suku berada di bawah bangsa, setelah suku atau
kabilah disebut Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang
paling bawah adalah Fashilah. Contohnya ialah Khuzaimah adalah nama suatu
bangsa, Kinanah adalah nama suatu kabilah atau suku, Quraisy adalah nama
suatu Imarah, Qushay adalah nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu
Fakhdz, dan Al-Abbas adalah nama suatu Fashilah (supaya kalian saling
kenal-mengenal) lafal Ta'aarafuu asalnya adalah Tata'aarafuu, kemudian salah
satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Ta'aarafuu; maksudnya
supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk
saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan, karena sesungguhnya
kebanggaan itu hanya dinilai dari segi ketakwaan. (Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang kalian (lagi Maha Mengenal) apa
yang tersimpan di dalam batin kalian.
|
||
Orang-orang Arab Badwi
itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah [kepada mereka]:
"Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk",
karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta’at kepada Allah
dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun [pahala] amalanmu;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (14)
|
|
قَالَتِ ٱلۡأَعۡرَابُ
ءَامَنَّاۖ قُل لَّمۡ تُؤۡمِنُواْ وَلَـٰكِن قُولُوٓاْ أَسۡلَمۡنَا وَلَمَّا
يَدۡخُلِ ٱلۡإِيمَـٰنُ فِى قُلُوبِكُمۡۖ وَإِن تُطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ
لَا يَلِتۡكُم مِّنۡ أَعۡمَـٰلِكُمۡ شَيۡـًٔاۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ
(١٤)
|
|
||
014. (Orang-orang Arab Badui itu berkata,) yang dimaksud
adalah segolongan dari kalangan Bani Asad ("Kami telah beriman")
yakni hati kami telah beriman. (Katakanlah) kepada mereka, ("Kalian
belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah berserah diri,'") artinya,
kami telah tunduk secara lahiriah (karena masih belumlah) yakni masih belum
lagi (iman masuk ke dalam hati kalian) sampai sekarang hanya saja hal itu
baru merupakan dugaan bagi kalian (dan jika kalian taat kepada Allah dan
Rasul-Nya) yakni dengan cara beriman yang sesungguhnya dan taat dalam segala
hal (Dia tidak akan mengurangi) Dia tidak akan mengurangkan (amal-amal
kalian) yakni pahala amal-amal kalian (barang sedikit pun; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun) kepada orang-orang mukmin (lagi Maha Penyayang") kepada
mereka.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
(15)
|
|
إِنَّمَا
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ
يَرۡتَابُواْ وَجَـٰهَدُواْ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِۚ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلصَّـٰدِقُونَ (١٥)
|
|
||
015. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman) yakni orang-orang
yang benar-benar beriman, sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya
(hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka
tidak ragu-ragu) dalam keimanannya (dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah) mereka benar-benar berjihad berkat kesungguhan iman
mereka (mereka itulah orang-orang yang benar) dalam keimanan mereka, bukan
seperti orang-orang yang mengatakan, "Kami telah beriman",
sedangkan dalam diri mereka yang dijumpai hanya ketundukan belaka.
|
||
Katakanlah [kepada
mereka]: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu
[keyakinanmu], padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (16)
|
|
قُلۡ أَتُعَلِّمُونَ
ٱللَّهَ بِدِينِڪُمۡ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى
ٱلۡأَرۡضِۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (١٦)
|
|
||
016. (Katakanlah) kepada mereka ("Apakah kalian akan
memberitahukan kepada Allah tentang agama kalian) lafal Tu'allimuuna berasal
dari 'Allama yang artinya Sya'ara atau memberitahukan. Maksudnya, apakah
kalian melalui perkataan kalian, 'Kami telah beriman', hendak memberitahukan
kepada Allah tentang keyakinan kalian (padahal Allah mengetahui apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Mengetahui segala
sesuatu.")
|
||
Mereka merasa telah
memberi ni’mat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah
kamu merasa telah memberi ni’mat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya
Allah Dialah yang melimpahkan ni’mat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada
keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". (17)
|
|
يَمُنُّونَ عَلَيۡكَ
أَنۡ أَسۡلَمُواْۖ قُل لَّا تَمُنُّواْ عَلَىَّ إِسۡلَـٰمَكُمۖ بَلِ ٱللَّهُ
يَمُنُّ عَلَيۡكُمۡ أَنۡ هَدَٮٰكُمۡ
لِلۡإِيمَـٰنِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (١٧)
|
|
||
017. (Mereka telah merasa memberi nikmat kepadamu dengan
keislaman mereka) tanpa melalui perang, berbeda dengan orang-orang selain
mereka yang masuk Islam setelah melalui peperangan terlebih dahulu.
(Katakanlah, "Janganlah kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku
dengan keislaman kalian) lafal Islamakum dinashabkan karena huruf Jarrnya
yaitu Ba dicabut darinya, sebagaimana keberadaan huruf Ba ini diperkirakan
pula sebelum An pada permulaan ayat (sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan
nikmat kepada kalian dengan menunjuki kalian kepada keimanan, jika kalian
adalah orang-orang yang benar") di dalam perkataan kalian yang
menyatakan, "Kami telah beriman."
|
||
Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan. (18)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ
غَيۡبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (١٨)
|
|
||
018. (Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit
dan di bumi) yakni apa-apa yang tidak kelihatan pada keduanya. (Dan Allah
Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) dapat dibaca Ta'maluuna atau
Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna artinya, Allah Maha Melihat apa yang
mereka kerjakan. Maksudnya tiada sesuatu pun darinya yang samar bagi-Nya.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 49 - Al Hujuraat (1 - 18)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar