Surah JIN
|
|
سُوۡرَةُ الجنّ
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Katakanlah [hai
Muhammad]: "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah
mendengarkan [Al Qur’an], lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan, (1)
|
|
قُلۡ أُوحِىَ إِلَىَّ
أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ نَفَرٌ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَقَالُوٓاْ إِنَّا سَمِعۡنَا
قُرۡءَانًا عَجَبً۬ا (١)
|
|
||
001. (Katakanlah) hai Muhammad! ("Telah diwahyukan
kepadaku) maksudnya aku telah diberitahu oleh Allah melalui wahyu-Nya
(bahwasanya) dhamir yang terdapat pada lafal annahu ini adalah dhamir sya'n
(telah mendengarkan) bacaan Alquranku (sekumpulan jin.") yakni jin dari
Nashibin; demikian itu terjadi sewaktu Nabi saw. sedang melakukan salat Subuh
di lembah Nakhlah, yang terletak di tengah-tengah antara Mekah dan Thaif. Jin
itulah yang disebutkan di dalam firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Kami
hadapkan serombongan jin kepadamu." (Q.S. Al-Ahqaf 29) (lalu mereka
berkata) kepada kaum mereka setelah mereka kembali kepada kaumnya:
("Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan) artinya
mereka takjub akan kefasihan bahasanya dan kepadatan makna-makna yang
dikandungnya, serta hal-hal lainnya.
|
||
[yang] memberi
petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami,
(2)
|
|
يَہۡدِىٓ إِلَى
ٱلرُّشۡدِ فَـَٔامَنَّا بِهِۦۖ وَلَن نُّشۡرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدً۬ا (٢)
|
|
||
002. (Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar) yaitu
kepada keimanan dan kebenaran (lalu kami beriman kepadanya. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempersekutukan) sesudah hari ini (seorang pun dengan
Rabb kami.)
|
||
dan bahwasanya Maha
Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak [pula] beranak.
(3)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ
تَعَـٰلَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا ٱتَّخَذَ صَـٰحِبَةً۬ وَلَا وَلَدً۬ا (٣)
|
|
||
003. (Dan bahwasanya) dhamir yang terdapat pada ayat ini
adalah dhamir sya'n, demikian pula pada dua tempat lain sesudahnya (Maha
Tinggi Kebesaran Rabb kami) Maha Suci kebesaran dan keagungan-Nya dari
apa-apa yang dinisbatkan kepada-Nya (Dia tidak beristri) tidak mempunyai
istri (dan tidak pula beranak.)
|
||
Dan bahwasanya: orang
yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan [perkataan] yang
melampaui batas terhadap Allah [1523], (4)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ كَانَ
يَقُولُ سَفِيہُنَا عَلَى ٱللَّهِ شَطَطً۬ا (٤)
|
|
||
[1523] Yang
dimaksud dengan perkataan yang melampaui batas, ialah mengatakan bahwa Allah
mempunyai isteri dan anak.
|
||
|
||
004. (Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami
selalu mengatakan) maksudnya orang yang bodoh di antara kami (perkataan yang
melampaui batas terhadap Allah) dusta yang berlebihan, yaitu dengan menyifati
Allah punya istri dan anak.
|
||
dan sesungguhnya kami
mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan
yang dusta terhadap Allah. (5)
|
|
وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن
لَّن تَقُولَ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبً۬ا (٥)
|
|
||
005. (Dan sesungguhnya kami mengira, bahwa) huruf an di sini
adalah bentuk takhfif dari anna, yakni annahu (manusia dan jin sekali-kali
tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah) yakni
menyifati-Nya dengan hal-hal tersebut hingga kami dapat buktikan kedustaan
mereka dalam hal itu. Allah berfirman:
|
||
Dan bahwasanya ada
beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan [1524] kepada beberapa
laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan. (6)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ كَانَ
رِجَالٌ۬ مِّنَ ٱلۡإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَزَادُوهُمۡ
رَهَقً۬ا (٦)
|
|
||
[1524] Ada di
antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka
minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ibnu Munzir, Imam Ibnu Abu
Hatim dan Abu Syekh di dalam kitabnya Al-'Azhamah mengetengahkan sebuah hadis
melalui Kardam bin Saib Al-Anshari. Kardam bin Saib menceritakan, aku
berangkat bersama dengan ayahku menuju ke Madinah untuk suatu keperluan. Hal
ini terjadi sewaktu kami baru mendengar adanya Rasulullah saw. di kota
Madinah. Di tengah jalan kami kemalaman, lalu kami terpaksa menginap di kemah
seorang penggembala kambing. Ketika malam hari sampai pada pertengahannya,
datanglah seekor serigala, lalu ia mencuri seekor kambing. Hal itu diketahui
oleh si penggembala, lalu penggembala melompat seraya mengucapkan, "Hai
penunggu lembah ini! Tolonglah tetanggamu ini." Kemudian tiba-tiba
terdengarlah ada suara yang tidak tampak orangnya, seraya mengatakan,
"Hai Sarhan (penggembala)!" Tiba-tiba kambing yang dicuri serigala
tadi dikembalikan kepadanya dalam keadaan terikat, lalu kambing bandot itu
dikumpulkan bersama dengan kambing-kambing lainnya. Allah menurunkan ayat ini
kepada Rasul-Nya di Mekah, yaitu firman-Nya, "Dan bahwasanya ada
beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin..." (Q.S. Al-Jin 6) Ibnu Saad
mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Raja' dari kalangan Bani Tamim yang
menceritakan, bahwa sesungguhnya aku menjadi penggembala kambing-kambing
milik keluargaku dan aku menanggung beban pekerjaan mereka semuanya. Ketika
Nabi saw. telah diutus, kami keluar dari kalangan keluarga kami melarikan
diri. Sewaktu kami sampai di suatu padang, sebagaimana biasanya yang
dilakukan oleh pemimpin-pemimpin kami, yaitu apabila kami kemalaman, maka
pemimpin (syekh) kami mengatakan, "Sesungguhnya kami berlindung kepada
penunggu lembah ini dari gangguan jin pada malam ini." Maka kami pun
mengatakan hal yang serupa. Lalu ada suara yang ditujukan kepada kami seraya
mengatakan, "Sesungguhnya jalan keluar bagi laki-laki ini ialah
mengucapkan kesaksian, yaitu bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah Rasulullah. Kesaksian itu siapa pun yang mengucapkannya,
niscaya darah dan harta bendanya selamat." Lalu kami kembali, dan
langsung masuk Islam. Abu Raja' mengatakan, sesungguhnya aku berpendapat
bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang dialami oleh aku
dan teman-temanku, yaitu firman-Nya, "Dan bahwasanya ada beberapa orang
laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di
antara jin, maka jin-jin itu menambahkan bagi mereka dosa dan
kesalahan..." (Q.S. Al-Jin 6 dan seterusnya) Kharaithi di dalam kitabnya
yang berjudul Hawatiful Jan (bisikan-bisikan jin) mengetengahkan sebuah hadis
yang teksnya berbunyi sebagai berikut, "Telah bercerita kepada kami Abdullah
bin Muhammad Al-Balawi, menceritakan kepada kami Ammarah bin Zaid; telah
bercerita kepadaku Abdullah bin Ala'; telah bercerita kepada kami Muhammad
bin Akbar. Semuanya menceritakan hadis ini melalui Sa'id bin Jubair,
bahwasanya ada seorang lelaki dari kalangan Bani Tamim yang dikenal dengan
nama Rafi' bin Umair, ia menceritakan tentang keadaannya sewaktu baru masuk
Islam. Untuk itu ia menceritakan, sesungguhnya pada suatu hari aku sedang
mengadakan perjalanan, dan sewaktu sampai di Ramal Alij telah malam, perasaan
kantuk yang sangat menguasai diriku lalu segera aku turun dari unta
kendaraanku, kemudian untaku itu kutambatkan dengan kuat. Aku tidur, dan
sebelum tidur terlebih dahulu aku meminta perlindungan; untuk itu aku
mengatakan, 'Aku berlindung kepada penunggu lembah ini dari gangguan jin.' Di
dalam tidurku aku bermimpi melihat seorang laki-laki yang membawa sebilah
tombak kecil di tangannya, ia bermaksud untuk menusukkannya ke leher untaku.
Aku terbangun karena terkejut, dan aku melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi
ternyata aku tidak melihat sesuatu pun yang mencurigakan. Aku berkata kepada
diriku sendiri, ini adalah mimpi buruk. Kemudian aku kembali meneruskan
tidurku, dan ternyata aku kembali melihat laki-laki itu berbuat hal yang
sama, maka aku terbangun karena terkejut. Aku lihat untaku gelisah dan
sewaktu aku menengoknya ternyata ada seorang laki-laki muda seperti yang aku
lihat di dalam mimpiku seraya membawa tombak kecil di tangannya, dan aku
lihat pula ada seorang syekh (orang tua) yang sedang memegang tangan
laki-laki itu seraya melarangnya supaya untaku itu jangan dibunuh. Ketika
keduanya sedang saling bertengkar, tiba-tiba muncullah tiga ekor sapi jantan
liar. Lalu orang (jin) yang tua itu berkata kepada jin yang muda, 'Sekarang
pergilah kamu, dan ambillah mana saja yang kamu sukai dari banteng-banteng
liar itu, sebagai tebusan dan pengganti dari unta milik manusia yang aku
lindungi ini.' Lalu jin muda itu mengambil seekor sapi jantan (banteng) liar
dan langsung pergi dari situ, selanjutnya aku menoleh kepada jin tua itu, dan
ia berkata kepadaku, 'Hai kamu! Apabila kamu beristirahat pada salah satu
lembah, kamu merasa takut akan keseramannya, maka katakanlah, 'Aku berlindung
kepada Rabb Muhammad dari keseraman lembah ini.' Jangan kamu meminta
perlindungan kepada jin siapa pun, karena sesungguhnya hal itu adalah perkara
yang batil. Aku bertanya, 'Siapakah Muhammad itu?' Ia menjawab, 'Dia adalah
nabi berkebangsaan Arab; dia bukan dari timur dan bukan pula dari barat, dan
dia diutus pada hari Senin.' Aku bertanya lagi, 'Maka di manakah tempat
tinggalnya?' Ia menjawab, 'Di kota Yatsrib yang banyak pohon kurmanya.' Maka
segera aku menaiki kendaraan untaku ketika waktu subuh telah lewat (matahari
terbit) dan aku pacu untaku hingga masuk ke dalam kota Madinah. Sesampainya
aku di Madinah Rasulullah saw. melihatku dan beliau langsung menceritakan
tentang perihal diriku dan apa yang telah terjadi denganku sebelum aku
menceritakan sepatah kata pun tentangnya. Dia mengajak aku untuk masuk Islam,
maka aku pun masuk Islam." Said bin Jubair mengatakan, "Kami telah
memastikan, bahwa berkenaan dengan dialah Allah menurunkan firman berikut
ini, 'Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.'" (Q.S. Al-Jin 6) Khara'ithi
mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Muqatil, sehubungan dengan ayat
ini, yaitu firman-Nya, "Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan
lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum
kepada mereka air yang banyak." (Q.S. Al-Jin 16) Muqatil menceritakan,
bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir Quraisy, yaitu
sewaktu mereka tidak mendapatkan hujan selama tujuh tahun.
|
||
|
||
006. (Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan) memohon perlindungan (kepada beberapa laki-laki
di antara jin) di dalam perjalanan mereka sewaktu mereka beristirahat di
tempat yang menyeramkan, lalu masing-masing orang mengatakan, aku berlindung
kepada penunggu tempat ini dari gangguan penunggu lainnya yang jahat (maka
jin-jin itu menambah bagi mereka) dengan permintaan perlindungannya kepada
jin-jin itu (dosa dan kesalahan) karena mereka mengatakan, bahwa kami telah
dilindungi oleh jin anu dan orang anu.
|
||
Dan sesungguhnya
mereka [jin] menyangka sebagaimana persangkaan kamu [orang-orang kafir
Mekah], bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang [rasul]pun,
(7)
|
|
وَأَنَّہُمۡ ظَنُّواْ
كَمَا ظَنَنتُمۡ أَن لَّن يَبۡعَثَ ٱللَّهُ أَحَدً۬ا (٧)
|
|
||
007. (Dan sesungguhnya mereka) yakni jin-jin itu (menyangka
sebagaimana sangkaan kalian) hai manusia (bahwa) bentuk takhfif dari anna,
asalnya annahu (Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang
pun.") sesudah matinya.
|
||
dan sesungguhnya kami
telah mencoba mengetahui [rahasia] langit, maka kami mendapatinya penuh
dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, (8)
|
|
وَأَنَّا
لَمَسۡنَا ٱلسَّمَآءَ فَوَجَدۡنَـٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسً۬ا شَدِيدً۬ا وَشُہُبً۬ا
(٨)
|
|
||
008. Jin mengatakan: ("Dan sesungguhnya kami telah
mencoba menyentuh langit) maksudnya kami telah bermaksud untuk mencuri
pendengaran di langit (maka kami menjumpainya penuh dengan penjaga) para
malaikat (yang kuat dan panah-panah api) yakni bintang-bintang yang membakar;
hal ini terjadi setelah Nabi saw. diutus menjadi rasul.
|
||
dan sesungguhnya kami
dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan [berita-beritanya]. Tetapi sekarang [1525] barangsiapa yang
[mencoba] mendengar-dengarkan [seperti itu] tentu akan menjumpai panah api
yang mengintai [untuk membakarnya]. (9)
|
|
وَأَنَّا كُنَّا
نَقۡعُدُ مِنۡہَا مَقَـٰعِدَ لِلسَّمۡعِۖ فَمَن يَسۡتَمِعِ ٱلۡأَنَ يَجِدۡ
لَهُ ۥ شِہَابً۬ا رَّصَدً۬ا (٩)
|
|
||
[1525] Yang
dimaksud dengan "sekarang", ialah waktu sesudah Nabi Muhammad SAW
diutus menjadi rasul.
|
||
|
||
009. (Dan sesungguhnya kami dahulu) sebelum Nabi saw. diutus
(dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan)
berita-beritanya dan untuk mencurinya. (Tetapi sekarang barang siapa yang
mencoba mendengar-dengarkan, seperti itu, tentu akan menjumpai panah api yang
mengintai) panah-panah api yang terdiri dari meteor-meteor itu telah
mengintainya dalam keadaan siap untuk memburunya.
|
||
Dan sesungguhnya kami
tidak mengetahui [dengan adanya penjagaan itu] apakah keburukan yang
dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan
bagi mereka. (10)
|
|
وَأَنَّا لَا نَدۡرِىٓ
أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ أَرَادَ بِہِمۡ رَبُّہُمۡ رَشَدً۬ا (١٠)
|
|
||
010. (Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan
yang dikehendaki) sesudah terjaganya langit dari pencurian pendengaran (bagi
orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka)
lafal rasyadan artinya khairan, yaitu kebaikan.
|
||
Dan sesungguhnya di
antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada [pula] yang
tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
(11)
|
|
وَأَنَّا مِنَّا
ٱلصَّـٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَٲلِكَۖ كُنَّا طَرَآٮِٕقَ قِدَدً۬ا (١١)
|
|
||
011. (Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh)
sesudah mendengarkan Alquran ini (dan di antara kami ada pula yang tidak
demikian halnya) ada kaum yang tidak saleh. (Adalah kami menempuh jalan yang
berbeda-beda) terdiri dari golongan yang berbeda-beda; ada yang muslim dan
ada pula yang kafir.
|
||
Dan sesungguhnya kami
mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri [dari
kekuasaan] Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak [pula] dapat melepaskan
diri [daripada] Nya dengan lari. (12)
|
|
وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن
لَّن نُّعۡجِزَ ٱللَّهَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَن نُّعۡجِزَهُ ۥ هَرَبً۬ا (١٢)
|
|
||
012. (Dan sesungguhnya kami yakin, bahwa) huruf an ini adalah
bentuk takhfif dari anna, asalnya annahu (kami sekali-kali tidak akan dapat
melepaskan diri, dari kekuasaan, Allah di muka bumi, dan sekali-kali tidak
pula dapat melepaskan diri daripada-Nya dengan lari) maksudnya, kami tidak
akan dapat menyelamatkan diri daripada-Nya, apakah kami berada di bumi atau
kami lari dari bumi menuju ke langit.
|
||
Dan sesungguhnya kami
tatkala mendengar petunjuk [Al Qur’an], kami beriman kepadanya. Barangsiapa
beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan
tidak [takut pula] akan penambahan dosa dan kesalahan. (13)
|
|
وَأَنَّا لَمَّا
سَمِعۡنَا ٱلۡهُدَىٰٓ ءَامَنَّا بِهِۦۖ فَمَن يُؤۡمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا
يَخَافُ بَخۡسً۬ا وَلَا رَهَقً۬ا (١٣)
|
|
||
013. (Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk) yakni
Alquran (kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Rabbnya, maka ia
tidak usah takut) sesudah lafal yakhaafu diperkirakan adanya lafal huwa (akan
kekurangan) pengurangan pahala kebaikannya (dan tidak pula takut akan
dizalimi) diperlakukan secara zalim, yaitu dengan penambahan kesalahan dan
dosanya.
|
||
Dan sesungguhnya di
antara kami ada orang-orang yang ta’at dan ada [pula] orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta’at, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (14)
|
|
وَأَنَّا مِنَّا
ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَـٰسِطُونَۖ فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ تَحَرَّوۡاْ
رَشَدً۬ا (١٤)
|
|
||
014. (Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang
taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) yakni melewati
batas disebabkan kekafiran mereka. (Barang siapa yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan petunjuk) atau menuju ke jalan hidayah.
|
||
Adapun orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api neraka
Jahannam". (15)
|
|
وَأَمَّا
ٱلۡقَـٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ حَطَبً۬ا (١٥)
|
|
||
015. (Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka
mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahanam.") atau sebagai bahan
bakarnya. Dhamir anna dan annahum serta annahu yang terdapat pada dua belas
tempat kembali kepada jin. Dan firman-Nya, "Wa innaa minnal muslimuuna
wa minnal qaasithuuna," dibaca kasrah huruf hamzahnya, yaitu innaa
berarti merupakan jumlah isti'naf atau kalimat baru. Jika dibaca fathah yaitu
menjadi anna berarti kedudukannya disamakan dengan kalimat-kalimat
sebelumnya.
|
||
Dan bahwasanya: jika
mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu [agama Islam], benar-benar Kami
akan memberi minum kepada mereka air yang segar [rezki yang banyak].
(16)
|
|
وَأَلَّوِ
ٱسۡتَقَـٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَـٰهُم مَّآءً غَدَقً۬ا (١٦)
|
|
||
016. Allah swt. berfirman mengenai orang-orang kafir Mekah:
(Dan bahwasanya) mereka; adalah bentuk takhfif dari anna, sedangkan isimnya
tidak disebutkan, yakni annahum, artinya, bahwasanya mereka; diathafkan
kepada lafal annahus tama`a (jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan
itu) yaitu agama Islam (benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air
yang banyak) dari langit. Demikian itu setelah hujan dihentikan dari mereka
selama tujuh tahun.
|
||
Untuk Kami beri cobaan
kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan
Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.
(17)
|
|
لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ
وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابً۬ا صَعَدً۬ا (١٧)
|
|
||
017. (Untuk Kami beri cobaan kepada mereka) untuk Kami uji
mereka (dengan melaluinya) hingga Kami mengetahui bagaimana kesyukuran
mereka, dengan pengetahuan yang nyata. (Dan barang siapa yang berpaling dari
peringatan Rabbnya) yakni Alquran (niscaya Kami akan memasukkannya) (ke dalam
azab yang amat berat.)
|
||
Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah
seseorangpun di dalamnya di samping [menyembah] Allah. (18)
|
|
وَأَنَّ ٱلۡمَسَـٰجِدَ
لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدً۬ا (١٨)
|
|
||
018. (Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu) atau tempat-tempat
salat itu (adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kalian menyembah) di
dalamnya (seseorang pun di samping Allah) seumpamanya kalian berbuat
kemusyrikan di dalamnya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang
Yahudi dan orang-orang Nasrani, yaitu apabila mereka memasuki gereja dan
sinagog mereka, maka mereka menyekutukan-Nya.
|
||
Dan bahwasanya tatkala
hamba Allah [Muhammad] berdiri menyembah-Nya [mengerjakan ibadat], hampir
saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya. (19)
|
|
وَأَنَّهُ ۥ
لَمَّا قَامَ عَبۡدُ ٱللَّهِ يَدۡعُوهُ كَادُواْ يَكُونُونَ عَلَيۡهِ لِبَدً۬ا (١٩)
|
|
||
019. (Dan bahwasanya) dapat dibaca annahu dan innahu; juga
merupakan kalimat baru, sedangkan dhamir yang ada ialah dhamir sya'n (tatkala
hamba Allah berdiri) yakni Nabi Muhammad saw. (menyembah-Nya) beribadah
kepada-Nya di lembah Nakhl (hampir saja mereka) yakni jin-jin yang
mendengarkan bacaan Alquran itu (desak-mendesak mengerumuninya) yaitu
sebagian di antara mereka menindih sebagian yang lain berjejal-jejal karena
keinginan mereka yang sangat untuk mendengarkan bacaan Alquran. Lafal libadan
dapat pula dibaca lubadan; dan merupakan bentuk jamak dari lubdatun.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan
sesuatupun dengan-Nya". (20)
|
|
قُلۡ إِنَّمَآ
أَدۡعُواْ رَبِّى وَلَآ أُشۡرِكُ بِهِۦۤ أَحَدً۬ا (٢٠)
|
|
||
020. (Berkatalah dia) Nabi Muhammad berkata sebagai jawabannya
terhadap orang-orang kafir yang mengatakan kepadanya, kembalilah kamu dari
apa yang kamu lakukan sekarang ini. Akan tetapi menurut qiraat yang lain
lafal qaala dibaca qul, artinya katakanlah: ("Sesungguhnya aku hanya
menyembah Rabbku) sebagai Tuhanku (dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun
dengan-Nya.")
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun
kepadamu dan tidak [pula] sesuatu kemanfa’atan". (21)
|
|
قُلۡ إِنِّى لَآ
أَمۡلِكُ لَكُمۡ ضَرًّ۬ا وَلَا رَشَدً۬ا (٢١)
|
|
||
021. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak kuasa untuk mendatangkan
sesuatu kemudaratan pun kepada kalian) atau keburukan (dan tidak pula sesuatu
kemanfaatan.") Atau kebaikan.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku
dari [azab] Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung
selain daripada-Nya". (22)
|
|
قُلۡ إِنِّى لَن
يُجِيرَنِى مِنَ ٱللَّهِ أَحَدٌ۬ وَلَنۡ أَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلۡتَحَدًا (٢٢)
|
|
||
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ibnu Jarir mengetengahkan
hadis lain melalui Hadhrami yang menceritakan, ia telah mendengar, bahwa
seorang jin dari kalangan pemimpin-pemimpin jin yang mempunyai banyak
pengikutnya mengatakan, "Sesungguhnya Muhammad ini menginginkan supaya
Allah melindunginya, padahal aku dapat memberikan perlindungan
kepadanya." Maka Allah segera menurunkan firman-Nya, "Katakanlah,
'Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari
(azab) Allah...'" (Q.S. Al-Jin 22)
|
||
|
||
022. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada
yang dapat melindungiku dari Allah) dari azab-Nya jika aku mendurhakai-Nya
(seseorang pun, dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh selain dari-Nya)
atau selain-Nya (tempat untuk berlindung) maksudnya, tempat aku berlindung.
|
||
Akan tetapi [aku
hanya] menyampaikan [peringatan] dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa
yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (23)
|
|
إِلَّا بَلَـٰغً۬ا
مِّنَ ٱللَّهِ وَرِسَـٰلَـٰتِهِۦۚ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ
فَإِنَّ لَهُ ۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدًا (٢٣)
|
|
||
023. (Akan tetapi, aku hanya, menyampaikan peringatan) makna
yang dikandung dalam lafal ini merupakan pengecualian atau istitsna dari
maf'ul atau objek yang terdapat di dalam lafal amliku. Yakni aku tiada
memiliki bagi kalian selain hanya menyampaikan peringatan (dari Allah) yang
aku terima dari-Nya (dan risalah-Nya) lafal ini diathafkan kepada lafal
balaaghan dan lafal-lafal yang terdapat di antara mustatsna minhu dan
istitsna merupakan jumlah mu`taridhah atau kalimat sisipan yang berfungsi
untuk mengukuhkan makna tiada memiliki. (Dan barang siapa yang mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya) dalam hal ketauhidan, lalu ia tidak beriman (maka
sesungguhnya baginya neraka Jahanam, mereka kekal) lafal khaalidiina adalah
hal atau kata keterangan keadaan dari dhamir man. Sehubungan dengan lafal
lahuu dhamir yang ada padanya adalah untuk menyesuaikan maknanya dengan lafal
man. Lafal khaalidiina ini merupakan hal dari lafal yang tidak disebutkan,
lengkapnya mereka memasukinya dalam keadaan pasti kekal (di dalamnya untuk
selama-lamanya.)
|
||
Sehingga apabila
mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan
mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit
bilangannya. (24)
|
|
حَتَّىٰٓ إِذَا
رَأَوۡاْ مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعۡلَمُونَ مَنۡ أَضۡعَفُ نَاصِرً۬ا وَأَقَلُّ
عَدَدً۬ا (٢٤)
|
|
||
024. (Sehingga apabila mereka melihat) lafal hattaa di sini
mengandung makna ibtidaiyah atau permulaan, dan sekaligus mengandung makna
ghayah atau tujuan terakhir dari lafal yang diperkirakan sebelumnya;
lengkapnya, mereka masih tetap berada di dalam kekafirannya sehingga mereka
melihat (apa yang diancamkan kepada mereka) yaitu azab (maka mereka akan
mengetahui) manakala azab itu datang menimpa mereka, yaitu dalam perang Badar
atau pada hari kiamat nanti (siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih
sedikit bilangannya.") maksudnya pembantu-pembantunya, apakah mereka
ataukah orang-orang mukmin; penafsiran ini menurut pendapat yang pertama,
yaitu dalam perang Badar. Aku ataukah mereka; penafsiran ini berdasarkan
pendapat yang kedua, yaitu pada hari kiamat nanti. Sebagian di antara mereka,
atau di antara orang-orang kafir itu ada yang bertanya, kapankah datangnya
ancaman yang dijanjikan itu? Kemudian turunlah firman selanjutnya, yaitu:
|
||
Katakanlah: "Aku
tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah
Tuhanku menjadikan bagi [kedatangan] azab itu, masa yang panjang?".
(25)
|
|
قُلۡ إِنۡ أَدۡرِىٓ
أَقَرِيبٌ۬ مَّا تُوعَدُونَ أَمۡ يَجۡعَلُ لَهُ ۥ رَبِّىٓ أَمَدًا (٢٥)
|
|
||
025. (Katakanlah, "Tiadalah) tidaklah (aku mengetahui apa
yang diancamkan kepada kalian itu dekat) artinya, apakah azab itu dekat
(ataukah Rabbku menjadikan bagi kedatangannya masa yang panjang?) Yang tidak
diketahui oleh siapa pun kecuali hanya Dia.
|
||
[Dia adalah Tuhan]
Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun
tentang yang ghaib itu. (26)
|
|
عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ
فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦۤ أَحَدًا (٢٦)
|
|
||
026. (Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib) mengetahui
semua hal yang gaib di mata hamba-hamba-Nya (maka Dia tidak memperlihatkan)
tidak menampakkan (kepada seorang pun tentang yang gaib itu) di antara
manusia ini.
|
||
Kecuali kepada rasul
yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga
[malaikat] di muka dan di belakangnya. (27)
|
|
إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ
مِن رَّسُولٍ۬ فَإِنَّهُ ۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ
رَصَدً۬ا (٢٧)
|
|
||
027. (Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya
Dia) di samping Dia memperhatikan hal yang gaib kepada Rasul-Nya sesuai
dengan apa yang dikehendaki-Nya sebagai mukjizat bagi rasul itu (mengadakan)
menjadikan dan memberlakukan (di muka) rasul itu (dan di belakangnya
penjaga-penjaga) yang terdiri dari malaikat-malaikat untuk menjaganya, hingga
rasul itu dapat menyampaikan hal tersebut, di antara sejumlah wahyu-wahyu-Nya
kepada manusia.
|
||
Supaya Dia mengetahui,
bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah
Tuhannya, sedang [sebenarnya] ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan
Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (28)
|
|
لِّيَعۡلَمَ أَن قَدۡ
أَبۡلَغُواْ رِسَـٰلَـٰتِ رَبِّہِمۡ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيۡہِمۡ وَأَحۡصَىٰ
كُلَّ شَىۡءٍ عَدَدَۢا (٢٨)
|
|
||
028. (Supaya Dia mengetahui) yakni supaya Allah menampakkan
(bahwa) adalah bentuk takhfif dari anna. (sesungguhnya mereka itu telah
menyampaikan) yakni rasul-rasul itu (risalah-risalah Rabbnya) di sini dipakai
dhamir hum karena memandang segi makna yang terkandung di dalam lafal man
(sedangkan, sebenarnya, ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka)
diathafkan kepada lafal yang tidak disebutkan, lengkapnya ilmu mengenai hal
tersebut telah diliputi oleh ilmu-Nya (dan Dia menghitung segala sesuatu satu
per satu.") lafal `adadan adalah tamyiz yang mengganti kedudukan
maf`ulnya, asalnya ialah "ahshaa `adada kulli syai'in," yakni Dia
telah menghitung bilangan segala sesuatu.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 72 - Al Jin (1 - 28)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar