Surah HARTA RAMPASAN
PERANG
|
|
سُوۡرَةُ الاٴنفَال
|
|
|
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
|
|
Mereka menanyakan
kepadamu tentang [pembagian] harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta
rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul [593], sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan
di antara sesamamu, dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah
orang-orang yang beriman". (1)
|
|
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلۡأَنفَالِۖ قُلِ ٱلۡأَنفَالُ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ
وَأَصۡلِحُواْ ذَاتَ بَيۡنِڪُمۡۖ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤ إِن
كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١)
|
[593]
Maksudnya: pembagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ketika kaum Muslimin berbeda pendapat tentang harta
rampasan perang Badar; para pemuda kaum Muslimin mengatakan bahwa harta
rampasan itu adalah untuk kami sebab kamilah yang maju di dalam peperangan.
Sedangkan orang-orang yang berusia lanjut dari mereka mengatakan kamilah yang
menjadi tameng bagi kalian di bawah panji-panji, seandainya kalian mundur
niscaya kamilah yang membela mati-matian, oleh karena itu janganlah kalian
mau menang sendiri terhadap ganimah (harta rampasan) itu. Peristiwa inilah
yang melatarbelakangi turunnya surah ini. Abu Daud, Nasai, Ibnu Hibban dan
Hakim meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah
menceritakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Barang siapa yang berhasil
membunuh seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak demikian. Dan barang
siapa yang berhasil menawan seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak
demikian. Adapun bagi pasukan yang berusia lanjut, maka hendaknya mereka
tetap bertahan di bawah panji-panji peperangan. Dan bagi pasukan yang berusia
muda, maka hendaknya mereka segera maju ke dalam kancah peperangan dan meraih
ganimah." Maka pada saat itu pasukan yang berusia lanjut berkata kepada
pasukan yang berusia muda, "Sertakanlah kami bersama kalian dalam bagian
ganimah, karena sesungguhnya kami adalah pasukan cadangan bagi kalian,
seandainya terjadi sesuatu dengan kalian, maka niscaya kalian akan berlindung
kepada kami." Lalu mereka bersengketa dalam masalah ini dan mengadukan
permasalahannya kepada Nabi saw. Maka pada saat itu turunlah firman-Nya,
"Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang."
Katakanlah! "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul."
(Q.S. Al-Anfaal 1) Imam Ahmad meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang
telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar terjadi saudaraku yang bernama
Umair terbunuh (gugur), maka aku membalas kematiannya itu dengan membunuh
Said bin Ash, kemudian aku mengambil pedangnya sebagai barang rampasan.
Selanjutnya aku mendatangi Nabi saw. seraya membawa pedang rampasan itu, maka
Nabi saw. bersabda, "Pergilah dan lemparkanlah pedang itu ke dalam
kumpulan barang-barang rampasan." Lalu aku kembali sedangkan keadaan
diriku pada saat itu tiada seorang pun yang mengetahuinya melainkan hanya
Allah, disebabkan karena terbunuhnya saudaraku. Ternyata Rasulullah saw.
mengambil pedang rampasanku itu, maka ketika aku baru pergi dari sisi beliau
hanya beberapa langkah, maka turunlah surah Al-Anfaal. Maka setelah itu Nabi
saw. bersabda kepadaku, "Pergilah dan ambillah pedangmu itu." Abu
Daud, Tirmizi dan Nasai telah meriwayatkan melalui Saad yang telah menceritakan,
"Ketika perang Badar aku datang (kepada Rasulullah saw.) seraya membawa
pedang rampasan, lalu aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya Allah telah meredakan dendam yang membara di dadaku terhadap
orang-orang musyrik, maka berikanlah pedang ini kepadaku.' Rasulullah saw.
menjawab, "Pedang ini bukan milikku dan bukan pula milikmu." Lalu
aku berkata, "Barangkali pedang ini akan diberikan kepada seseorang yang
belum pernah tertimpa musibah seperti diriku ini." Rasulullah saw. datang
kepadaku seraya bersabda, "Sesungguhnya engkau telah meminta kepadaku
apa yang bukan menjadi milikku, dan sekarang ia telah menjadi milikku, engkau
sekarang boleh mengambilnya, ia buatmu." Selanjutnya Saad menceritakan
bahwa pada saat itu turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu
tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S. Al-Anfaal 1) Ibnu
Jabir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid, bahwa para sahabat
bertanya kepada Nabi saw. mengenai khumus (seperlima ganimah) sesudah
terbaginya empat perlima yang lainnya, maka turunlah firman-Nya, "Mereka
menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S.
Al-Anfaal 1).
|
||
|
||
001. (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad (tentang
harta rampasan) perang, siapakah yang berhak menerimanya (Katakanlah,) kepada
mereka ("Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan rasul-Nya) harta
rampasan perang itu terserah menurut kesukaan Allah dan rasul-Nya; kemudian
Rasulullah saw. membagi-bagikan harta rampasan itu secara merata kepada
mereka semuanya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak (sebab itu bertakwalah kalian kepada
Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu) yakni jalinlah kembali
hubungan antara kalian dengan penuh kecintaan dan tinggalkanlah persengketaan
(dan taatlah kalian kepada Allah dan rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang
yang beriman.") yang benar-benar beriman.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman [594] itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (2)
|
|
إِنَّمَا
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا
تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ
رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ (٢)
|
[594]
Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595] Dimaksud dengan disebut Allah itu ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya. |
||
|
||
002. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu) yang
sempurna keimanannya (adalah mereka yang apabila disebut Allah) yakni
ancaman-Nya (gemetarlah) karena takut (hati mereka dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah keimanan mereka) kepercayaan mereka
(dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal) hanya kepada Rabblah mereka percaya
bukan kepada selain-Nya.
|
||
[yaitu] orang-orang
yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka. (3)
|
|
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ
ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣)
|
003. (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) mereka
menunaikannya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya (dan sebagian dari apa
yang telah Kami berikan kepada mereka) Kami anugerahkan kepada mereka (mereka
menafkahkannya) demi taat kepada Allah.
|
||
Itulah orang-orang
yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia.
(4)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬اۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬
وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ (٤)
|
004. (Itulah) orang-orang yang berciri khas seperti tadi
(mereka orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya) yang tidak
diragukan lagi keimanannya. (Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian) kedudukan-kedudukan di surga (di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezeki yang mulia) di surga.
|
||
Sebagaimana Tuhanmu
menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran [596], padahal sesungguhnya
sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, (5)
|
|
كَمَآ أَخۡرَجَكَ
رَبُّكَ مِنۢ بَيۡتِكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقً۬ا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
لَكَـٰرِهُونَ (٥)
|
[596]
Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Allah mengatur pembagian harta rampasan perang
dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah)
untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar
dari rumah dengan maksud berperang.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Ibnu
Murdawaih telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Ayyub Al-Anshari r.a.
yang telah menceritakan, bahwa ketika kami berada di Madinah, Rasulullah saw.
telah menerima berita, bahwa kafilah Abu Sofyan telah kembali, maka
Rasulullah saw. bersabda kepada kami, "Bagaimana menurut pendapat kalian
tentang kafilah tersebut, semoga Allah menjadikannya sebagai barang ganimah
buat kita dan menyelamatkan kita." Maka kami keluar dan melakukan
perjalanan selama satu atau dua hari. Lalu Rasulullah saw. bersabda,
"Apakah yang telah kalian lihat mengenai keadaan mereka?" Kami
berkata, "Wahai Rasulullah! Kami tidak mempunyai kekuatan yang memadai
untuk memerangi kaum itu. Karena sesungguhnya kami keluar hanya untuk
menghadang kafilah perdagangan." Lalu kala itu Al-Miqdad berkata,
"Janganlah kalian mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum
Musa, 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua sesungguhnya
kami hanya duduk menanti di sini saja.'" (Q.S. Al-Maidah 24). Maka
ketika itu turunlah firman-Nya, "Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi
dari rumahmu dengan kebenaran padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang
yang beriman itu tidak menyukainya." (Q.S. Al-Anfaal 5). Ibnu Jarir
telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Abdullah bin Abbas r.a.
|
||
|
||
005. (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu
dengan kebenaran) jar dan majrur berta`alluq pada lafal akhraja (padahal
sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya)
yakni mereka tidak menyukai keluar bersama Nabi. Jumlah kalimat maa akhrajaka
dan seterusnya merupakan keterangan keadaan dari huruf kaf yang terdapat pada
lafal kamaa. Kemudian lafal kamaa akhrajaka berkedudukan menjadi khabar atau
kalimat berita dari mubtada yang dibuang, yakni keadaan yang tidak mereka
sukai adalah sewaktu engkau diminta keluar sedangkan mereka tidak menyukai
hal itu, padahal itu baik untuk mereka, demikianlah keadaan mereka. Demikian
itu karena Abu Sofyan yang datang membawa kafilah perdagangan dari negeri
Syam, beritanya sampai kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. segera keluar bersama
para sahabat guna mencegah kafilah tersebut. Akan tetapi berita
keberangkatannya diketahui oleh orang-orang Quraisy. Maka keluarlah Abu Jahal
beserta pasukan perang kota Mekah untuk melindungi kafilahnya itu, mereka
bersenjata lengkap dan banyak pasukannya. Abu Sofyan membawa kafilahnya
mengikuti jalan tepi pantai sehingga selamatlah mereka dari cegatan kaum
Muslimin. Lalu ada yang berkata kepada Abu Jahal, "Mari kita
kembali." Akan tetapi Abu Jahal menolak dan bahkan terus bermusyawarah
dengan para sahabatnya; Nabi saw. bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya
Allah swt. telah menjanjikan kepadaku kemenangan atas salah satu dari dua
rombongan," yaitu rombongan Abu Sofyan atau rombongan Abu Jahal.
Akhirnya mereka sepakat untuk memerangi pasukan yang bersenjata; tetapi
sebagian dari kaum Mukminin tidak menyukai hal itu, mereka mengatakan,
"Kami masih belum siap untuk menghadapi hal itu," sebagaimana yang
diungkapkan oleh firman-Nya berikut ini:
|
||
mereka membantahmu
tentang kebenaran sesudah nyata [bahwa mereka pasti menang], seolah-olah
mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat [sebab-sebab kematian
itu]. (6)
|
|
يُجَـٰدِلُونَكَ فِى
ٱلۡحَقِّ بَعۡدَ مَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى ٱلۡمَوۡتِ وَهُمۡ
يَنظُرُونَ (٦)
|
006. (Mereka membantahmu tentang kebenaran) yaitu tentang
alternatif berperang (sesudah nyata) sesudah jelas bagi mereka bahwa mereka
pasti menang (seolah-olah mereka dihalau kepada kematian sedang mereka
melihat) kematian itu secara terang-terangan yang membuat mereka tidak senang
kepadanya.
|
||
Dan [ingatlah], ketika
Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan [yang kamu
hadapi] adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai
kekuatan senjatalah [597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang
benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir, (7)
|
|
وَإِذۡ يَعِدُكُمُ
ٱللَّهُ إِحۡدَى ٱلطَّآٮِٕفَتَيۡنِ
أَنَّہَا لَكُمۡ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيۡرَ ذَاتِ ٱلشَّوۡڪَةِ تَكُونُ لَكُمۡ
وَيُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُحِقَّ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَيَقۡطَعَ دَابِرَ
ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٧)
|
[597]
Maksudnya kafilah Abu Sofyan yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan
kelompok yang datang dari Mekkah di bawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama
Abu Jahal.
|
||
|
||
007. (Dan) ingatlah (ketika Allah menjanjikan kepadamu
salah satu dari dua golongan) yakni rombongan kafilah atau pasukan bersenjata
(bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu,
sedangkan kamu menginginkan) kalian hanya menghendaki (bahwa golongan yang
tidak mempunyai kekuatan senjatalah) golongan yang tidak mempunyai kekuatan
dan persenjataan, yaitu golongan kafilah dagang (yang untukmu) mengingat
pengawalnya sedikit dan persenjataannya pun tidak lengkap, berbeda dengan
golongan pasukan bersenjata (dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang
benar) menampakkan yang benar (dengan ayat-ayat-Nya) yang dahulu melalui
kemenangan Islam (dan memusnahkan orang-orang kafir) kekuatan mereka dengan
mengalahkan mereka, maka Dia memerintahkan kalian untuk memerangi pasukan
bersenjata mereka.
|
||
agar Allah menetapkan
yang hak [Islam] dan membatalkan yang bathil [syirik] walaupun orang-orang
yang berdosa [musyrik] itu tidak menyukainya. (8)
|
|
لِيُحِقَّ ٱلۡحَقَّ
وَيُبۡطِلَ ٱلۡبَـٰطِلَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ (٨)
|
008. (Agar Allah menetapkan yang hak dan membatalkan)
menghapus (kebatilan) yakni kekafiran (walaupun orang-orang yang berdosa itu
tidak menyukainya) orang-orang musyrik tidak menyenangi hal itu.
|
||
[Ingatlah], ketika
kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut". (9)
|
|
إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ
رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَڪُمۡ أَنِّى مُمِدُّكُم بِأَلۡفٍ۬ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ مُرۡدِفِينَ
(٩)
|
009. (Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan Tuhanmu)
ketika kamu meminta pertolongan dari-Nya untuk dapat mengalahkan orang-orang
musyrik (lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku) sungguh Aku
pasti (memberikan bantuan kepadamu) akan menolongmu (dengan mendatangkan
seribu malaikat yang datang berturut-turut") yakni mereka datang secara
berturut-turut, sebagian dari mereka menyusul sebagian lainnya. Pada
permulaannya Allah menjanjikan untuk mereka bantuan seribu malaikat, kemudian
menjadi tiga ribu malaikat, hingga sampai lima ribu malaikat, seperti yang
dijelaskan di dalam surah Ali Imran. Menurut suatu qiraat lafal alfun dibaca
aalaf seperti aflas dalam bentuk jamak.
|
||
Dan Allah tidak
menjadikannya [mengirim bala bantuan itu], melainkan sebagai kabar gembira
dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari
sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (10)
|
|
وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ
إِلَّا بُشۡرَىٰ وَلِتَطۡمَٮِٕنَّ
بِهِۦ قُلُوبُكُمۡۚ وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ (١٠)
|
010. (Dan Allah tidak menjadikannya) bala bantuan tersebut
(melainkan sebagian berita gembira dan agar hatimu menjadi tenteram
karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
|
||
[Ingatlah], ketika
Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan
Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan
hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk
menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki [mu] [598]. (11)
|
|
إِذۡ يُغَشِّيكُمُ
ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةً۬ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ لِّيُطَهِّرَكُم
بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِڪُمۡ
وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ (١١)
|
[598]
Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati
dan keteguhan pendirian.
|
||
|
||
011. (Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk
sebagai suatu penenteram) untuk menenteramkan hatimu dari rasa takut yang
menimpa dirimu (daripada-Nya) Allah Yang Maha Tinggi (dan Allah menurunkan
kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu) dari hadas
dan jinabah itu (dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan) godaan
setan dari dirimu yang mengatakan bahwasanya jika kamu berada dalam jalan
kebenaran, niscaya kamu tidak akan kehausan lagi berhadas sedang kaum
musyrikin berada dekat air (dan untuk menguatkan) mengokohkan (hatimu) dalam
keyakinan dan kesabaran (dan memperteguh dengannya telapak kakimu) agar
telapak kakimu berdiri tegar di padang pasir.
|
||
[Ingatlah], ketika
Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu,
maka teguhkanlah [pendirian] orang-orang yang telah beriman". Kelak akan
Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka [599]. (12)
|
|
إِذۡ يُوحِى رَبُّكَ
إِلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ أَنِّى مَعَكُمۡ
فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ سَأُلۡقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡہُمۡ ڪُلَّ
بَنَانٍ۬ (١٢)
|
[599]
Maksudnya: ujung jari disini ialah anggota tangan dan kaki.
|
||
|
||
012. (Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para
malaikat) yang diperbantukan kepada kaum Muslimin ("Sesungguhnya Aku)
bahwasanya Aku (bersama kamu) memberikan pertolongan dan bantuan (maka
teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman) dengan memberikan
pertolongan kepada mereka dan mengabarkan berita gembira. (Kelak Aku akan
timpakan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir) ketakutan yang
sangat (maka penggallah leher mereka) kepala mereka (dan pancunglah tiap-tiap
ujung jari mereka) ujung-ujung jari tangan dan kaki. Dikatakan bahwa dalam
perang itu jika seseorang muslim hendak memukul kepala si kafir tiba-tiba
kepala itu sudah jatuh menggelinding sendiri sebelum pedangnya sampai
kepadanya. Dan Rasulullah saw. melempar mereka dengan segenggam batu kerikil,
maka tidak ada seorang musyrik pun yang luput matanya dari lemparan batu
kerikil itu, akhirnya mereka kalah.
|
||
[Ketentuan] yang demikian
itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan
barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras
siksaan-Nya. (13)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ
شَآقُّواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۚ وَمَن يُشَاقِقِ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُ ۥ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (١٣)
|
013. (Yang demikian itu) azab yang menimpa mereka itu (adalah
karena sesungguhnya mereka menentang) melawan (Allah dan rasul-Nya; dan
barang siapa menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat
keras siksaan-Nya) terhadapnya.
|
||
Itulah [hukum dunia
yang ditimpakan atasmu], maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi
orang-orang yang kafir itu ada [lagi] azab neraka. (14)
|
|
ذَٲلِڪُمۡ فَذُوقُوهُ
وَأَنَّ لِلۡكَـٰفِرِينَ عَذَابَ ٱلنَّارِ (١٤)
|
014. (Itulah) hukuman yang ditimpakan atasmu (maka rasakanlah
hukuman itu) hai orang-orang kafir, sebagai hukuman di dunia (sesungguhnya
bagi orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kemudian (azab neraka").
|
||
Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu,
maka janganlah kamu membelakangi mereka [mundur]. (15)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ زَحۡفً۬ا فَلَا
تُوَلُّوهُمُ ٱلۡأَدۡبَارَ (١٥)
|
015. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertemu dengan
orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu) mereka menghimpun kekuatan
dalam jumlah yang banyak sehingga mereka kelihatan seakan-akan merayap maju
(maka janganlah kamu membelakangi mereka) dalam keadaan lari karena kalah.
|
||
Barangsiapa yang
membelakangi mereka [mundur] di waktu itu, kecuali berbelok untuk [siasat]
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.
(16)
|
|
وَمَن يُوَلِّهِمۡ
يَوۡمَٮِٕذٍ۬ دُبُرَهُ ۥۤ
إِلَّا مُتَحَرِّفً۬ا لِّقِتَالٍ أَوۡ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ۬ فَقَدۡ
بَآءَ بِغَضَبٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَٮٰهُ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (١٦)
|
016. (Barang siapa yang membelakangi mereka di waktu itu)
ketika berhadapan dengan mereka di medan peperangan (dalam keadaan mundur
kecuali berbelok) mengelak (untuk siasat perang) dengan cara berpura-pura lari
tetapi untuk tujuan menyerang (atau menggabungkan diri) menyatu (dengan
pasukan yang lain) dengan pasukan kaum Muslimin lainnya meminta tolong kepada
mereka (maka sesungguhnya orang itu kembali) pulang (dengan membawa kemurkaan
dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat
kembalinya) sejelek-jelek tempat kembali ialah neraka Jahanam. Keadaan ini
khusus jika orang-orang kafir tidak makin bertambah lemah.
|
||
Maka [yang sebenarnya]
bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka,
dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar. [Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka] dan untuk
memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min, dengan kemenangan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17)
|
|
فَلَمۡ تَقۡتُلُوهُمۡ
وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمۡۚ وَمَا رَمَيۡتَ إِذۡ رَمَيۡتَ وَلَـٰكِنَّ
ٱللَّهَ رَمَىٰۚ وَلِيُبۡلِىَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡهُ بَلَآءً حَسَنًاۚ إِنَّ
ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (١٧)
|
017. (Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di
Badar dengan kekuatanmu (akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka) dengan
melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian (dan bukan kamu yang
melempar) mata kaum musyrikin, hai Muhammad (ketika kamu melempar) dengan
batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang
dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang
begitu banyaknya (tetapi Allahlah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan
itu kepada mereka; hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang
kafir (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan
kemenangan) yakni anugerah (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta
rampasan perang. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka (lagi
Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka.
|
||
Itulah [karunia Allah
yang dilimpahkan kepadamu], dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya
orang-orang yang kafir. (18)
|
|
ذَٲلِكُمۡ وَأَنَّ
ٱللَّهَ مُوهِنُ كَيۡدِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٨)
|
018. (Itulah) kemenangan itu suatu hal yang nyata (dan
sesungguhnya Allah melemahkan) membuat tidak berdaya (tipu daya orang-orang
yang kafir).
|
||
Jika kamu [orang-orang
musyrikin] mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika
kamu berhenti; [600] maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali [601], niscaya Kami kembali
[pula] [602];
dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu
bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
beriman. (19)
|
|
إِن تَسۡتَفۡتِحُواْ
فَقَدۡ جَآءَڪُمُ ٱلۡفَتۡحُۖ وَإِن تَنتَہُواْ فَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡۖ وَإِن
تَعُودُواْ نَعُدۡ وَلَن تُغۡنِىَ عَنكُمۡ فِئَتُكُمۡ شَيۡـًٔ۬ا وَلَوۡ كَثُرَتۡ
وَأَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٩)
|
[600]
Maksudnya: berhenti dari memusuhi dan memerangi Rasul.
[601] Maksudnya: kembali memusuhi dan memerangi Rasul. [602] Maksudnya: Allah memberi pertolongan kepada Rasul. |
||
|
||
019. (Jika kalian mencari keputusan) hai orang-orang
kafir, yakni kamu sekalian meminta keputusan, di mana salah seorang dari kamu
yaitu Abu Jahal mengatakan, "Ya Allah! Siapakah dari kami yang paling
memutuskan silaturahmi dan yang paling banyak melakukan hal-hal yang tidak
dikenal pada kalangan kami, maka semoga Engkau membinasakannya (maka telah
datang kepadamu keputusan) ketentuan binasanya orang-orang yang melakukan hal
itu, mereka adalah Abu Jahal dan orang-orang yang terbunuh bersamanya,
bukannya Nabi saw. dan kaum mukminin (dan jika kalian berhenti) dari
perbuatan kafir dan memerangi Nabi saw. (maka itulah yang lebih baik bagi
kalian; dan jika kalian kembali) untuk memerangi Nabi saw. (niscaya Kami
kembali) untuk memberikan pertolongan kepada Nabi saw. atas kalian (dan tidak
akan dapat mencukupi) menolak (angkatan perang kalian dari kalian) yakni
golongan kalian (sesuatu bahaya pun biar pun angkatan perang itu banyak dan
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman) huruf inna dibaca kasrah
sebagai jumlah isti`naf, dan dibaca anna dengan memperkirakan adanya huruf
lam, bentuk lengkapnya ialah lama`al mu`miina.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling
daripada-Nya, sedang kamu mendengar [perintah-perintah-Nya], (20)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَوَلَّوۡاْ
عَنۡهُ وَأَنتُمۡ تَسۡمَعُونَ (٢٠)
|
020. (Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu sekalian
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling) memalingkan diri
(daripada-Nya) dengan cara menentang perintah-Nya (sedang kalian mendengar)
Alquran dan nasihat-nasihat-Nya.
|
||
dan janganlah kamu
menjadi sebagai orang-orang [munafik] yang berkata: "Kami mendengarkan [603], padahal mereka tidak
mendengarkan. (21)
|
|
وَلَا تَكُونُواْ
كَٱلَّذِينَ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ (٢١) ۞
|
[603]
Maksudnya: mereka mendengarkan tapi
hati mengingkarinya.
|
||
|
||
021. (Dan janganlah kalian menjadi sebagai orang-orang
yang berkata, "Kami mendengar; padahal mereka tidak mendengarkan) secara
sadar dan penuh dengan pengertian, mereka adalah orang-orang munafik dan kaum
musyrikin
|
||
Sesungguhnya binatang
[makhluk] yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak
dan bisu [604] yang tidak mengerti apa-apa pun. (22)
|
|
إِنَّ شَرَّ
ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ (٢٢)
|
[604]
Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau
mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.
|
||
|
||
022. (Sesungguhnya binatang, makhluk-makhluk yang
seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau
mendengarkan perkara yang hak (dan bisu) tidak mengucapkan perkara yang hak
(yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak.
|
||
Kalau kiranya Allah
mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat
mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka
pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri [dari apa yang mereka
dengar itu]. (23)
|
|
وَلَوۡ عَلِمَ ٱللَّهُ
فِيہِمۡ خَيۡرً۬ا لَّأَسۡمَعَهُمۡۖ وَلَوۡ أَسۡمَعَهُمۡ لَتَوَلَّواْ وَّهُم
مُّعۡرِضُونَ (٢٣)
|
023. (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka)
bakat yang baik di dalam mendengarkan perkara yang hak (tentulah Allah
menjadikan mereka dapat mendengar) dengan pendengaran yang disertai
pemahaman. (Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar) sebagai
perumpamaan, karena Allah telah mengetahui bahwa tidak ada kebaikan dalam
diri mereka (niscaya mereka pasti berpaling juga) dari perkara yang hak itu
(sedangkan mereka memalingkan diri") dari menerima perkara hak yang
mereka dengar itu karena keras hati dan ingkar.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada
suatu yang memberi kehidupan kepada kamu [605], dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya [606] dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
(24)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ
لِمَا يُحۡيِيڪُمۡۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ
وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُ ۥۤ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ (٢٤)
|
[605]
Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat
membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. Juga berarti
menyeru kamu kepada iman, petunjuk jihad dan segala yang ada hubungannya
dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
[606] Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia. |
||
|
||
024. (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul) dengan taat (apabila Rasul menyeru kamu pada suatu
yang memberi kehidupan kepada kalian) berupa perkara agama sebab perkara
agama merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal (dan ketahuilah oleh
kalian bahwa sesungguhnya Allah menghalangi antara manusia dan hatinya) maka
ia tidak dapat beriman atau kafir melainkan berdasarkan kehendak Allah (dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua
amal perbuatan kalian.
|
||
Dan peliharalah dirimu
daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (25)
|
|
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةً۬
لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةً۬ۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ
ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٢٥)
|
025. (Dan peliharalah diri kalian daripada siksaan) jika
siksaan menimpa kalian (ia tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja
di antara kalian) bahkan siksaan itu merata kepada mereka dan selain mereka.
Dan cara untuk memelihara diri supaya jangan tertimpa siksaan ialah membenci
penyebabnya, yaitu perkara mungkar. (Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang melanggar perintah dan larangan-Nya.
|
||
Dan ingatlah [hai para
muhajirin] ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi [Mekah],
kamu takut orang-orang [Mekah] akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu
tempat menetap [Madinah] dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya
dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (26)
|
|
وَٱذۡڪُرُوٓاْ إِذۡ أَنتُمۡ
قَلِيلٌ۬ مُّسۡتَضۡعَفُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ
ٱلنَّاسُ فَـَٔاوَٮٰكُمۡ وَأَيَّدَكُم
بِنَصۡرِهِۦ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ لَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (٢٦)
|
026. (Dan ingatlah hai para Muhajirin ketika kalian masih
berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi) yakni Mekah (kalian takut
orang-orang Mekah akan menculik kalian) mengambil kalian dengan cepat (maka
Allah memberi kalian tempat menetap) yaitu kota Madinah (dan didukung-Nya
kalian) Dia membuat kalian menjadi kuat (dengan pertolongan-Nya) ketika
perang Badar, yaitu melalui bantuan para malaikat (dan diberi-Nya kalian
rezeki dari yang baik-baik) berupa ganimah (agar kalian bersyukur) terhadap
nikmat-nikmat-Nya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah alias
Marwan bin Abdul Munzir. Nabi saw. telah mengutusnya kepada orang-orang Bani
Quraizhah dengan membawa pesan darinya, supaya mereka mau tunduk di bawah
kekuasaan Nabi saw. Maka Abu Lubabah bermusyawarah dengan mereka; akan tetapi
ia mengisyaratkan dengan tangannya kepada mereka, bahwa jika mereka tunduk
maka hukumannya adalah sembelih (maut). Abu Lubabah sengaja berbuat demikian
demi untuk melindungi anak-anak dan harta bendanya yang berada di antara
mereka.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul [Muhammad] dan [juga]
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui. (27)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ
أَمَـٰنَـٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٧)
|
027. (Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian
mengkhianati Allah dan rasul-Nya dan) jangan pula (kalian mengkhianati
amanat-amanat kalian) yakni apa-apa yang dipercayakan kepada kalian berupa
agama dan hal-hal yang lain (sedangkan kalian mengetahui).
|
||
Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar. (28)
|
|
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ
أَمۡوَٲلُڪُمۡ وَأَوۡلَـٰدُكُمۡ فِتۡنَةٌ۬ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُ ۥۤ
أَجۡرٌ عَظِيمٌ۬ (٢٨)
|
028. (Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian
itu hanyalah sebagai cobaan) buat kalian yang menghambat kalian daripada
perkara-perkara akhirat (dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar)
maka janganlah sekali-kali kalian melewatkan pahala yang besar sehingga
kalian mau berbuat khianat demi untuk mereka. Ayat berikut diturunkan
berkenaan dengan tobatnya Abu Lubabah.
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan
kepadamu furqaan [607] dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni
[dosa-dosa] mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (29)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَتَّقُواْ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّكُمۡ فُرۡقَانً۬ا
وَيُكَفِّرۡ عَنڪُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ ذُو
ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (٢٩)
|
[607]
Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat
juga diartikan disini sebagai pertolongan.
|
||
|
||
029. (Hai orang-orang yang beriman, jika kalian
bertakwa kepada Allah) melalui berserah diri kepada-Nya dan cara-cara yang
lain (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian petunjuk) buat kalian
sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang dapat membawa keselamatan dan
hal-hal yang membahayakan diri kalian, sehingga kalian selamat dari hal-hal
yang kalian takutkan (dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan
mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. (Dan Allah mempunyai karunia yang
besar).
|
||
Dan [ingatlah], ketika
orang-orang kafir [Quraisy] memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap
dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu
daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas
tipu daya. (30)
|
|
وَإِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثۡبِتُوكَ أَوۡ يَقۡتُلُوكَ أَوۡ يُخۡرِجُوكَۚ وَيَمۡكُرُونَ
وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَـٰڪِرِينَ (٣٠)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim telah
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah bercerita,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy dan para pemimpin setiap kabilah,
mereka telah sepakat untuk mengadakan pertemuan di Darun Nadwah. Akan tetapi
tiba-tiba muncullah di hadapan mereka iblis yang berupa seorang syekh (ketua)
yang tampak agung penampilannya. Maka ketika mereka melihatnya, lalu mereka
bertanya kepadanya, "Siapakah Anda?" Iblis menjawab, "Aku
adalah seorang syekh dari penduduk Najd; aku telah mendengar tentang subjek
yang akan dibicarakan di dalam pertemuan kalian. Lalu aku diperintahkan untuk
menghadiri pertemuan kalian, dan niscaya saran dan nasihatku nanti tidak akan
sia-sia untuk kepentingan kalian." Lalu mereka menjawab, "Baiklah, kalau
demikian silakan masuk," maka iblis itu masuk bersama-sama dengan mereka
ke dalam Darun Nadwah. Lalu iblis yang menyerupai syekh dari Najd itu
berkata, "Cobalah kalian kemukakan tindakan apa yang akan kalian lakukan
terhadap lelaki itu (Nabi Muhammad)." Maka salah seorang dari mereka
mengatakan, "Ikatlah dia oleh kalian ke dalam ikatan yang erat sekali
kemudian kalian membiarkannya hingga mati, sebagaimana yang telah dialami
oleh para pendahulunya dari kalangan ahli-ahli syair seperti Zuhair dan Nabighah.
Sesungguhnya dia itu tiada lain hanyalah seperti seseorang di antara
mereka." Akan tetapi iblis yang dalam rupa seorang syekh dari Najd itu
berkata, "Tidak, demi Allah, ini adalah pendapat yang tidak baik untuk
kalian. Demi Allah, niscaya pasti akan ada seseorang yang akan keluar dari
tempat tahanannya untuk memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya. Maka mereka
pasti akan melepaskan ikatannya dan mengambilnya dari tangan kalian, kemudian
mereka mempertahankannya habis-habisan, sehingga keadaan kalian tidak akan
aman lagi dan mereka pasti akan dapat mengusir kalian dari tanah tempat
tinggal kalian. Maka coba kemukakan oleh kalian pendapat yang lainnya."
Lalu ada seseorang lainnya yang mengatakan, "Kalian keluarkan dia dari
tempat tinggal kita, maka kalian akan bebas dari ulahnya. Karena sesungguhnya
bilamana dia telah keluar dari tanah tempat tinggal kita ini, niscaya kalian
tidak akan tertimpa bahaya oleh perbuatannya." Maka iblis yang berupa
syekh dari Najd itu berkata, "Demi Allah, hal ini bukan pendapat yang
baik bagi kalian. Tidakkah kalian melihat sendiri akan tutur bahasanya yang
manis dan kefasihan lisannya? Maka niscaya hati orang-orang akan terpikat
mendengar tutur katanya itu. Demi Allah, seandainya kalian melakukan usulnya
itu, kemudian ia menawarkan kepada orang-orang Arab semuanya, maka niscaya
mereka mau berkumpul mengikuti seruannya. Kemudian dia pasti akan berangkat
untuk menyerang kalian, lalu mengusir kalian dari negeri kalian sendiri dan
membunuh orang-orang terhormat kalian." Mendengar jawaban iblis itu lalu
mereka berkata, "Demi Allah, apa yang dikatakannya itu benar; maka coba
kemukakan lagi pendapat yang selain itu dari kalian." Lalu Abu Jahal
berkata mengajukan usulnya, "Demi Allah, aku akan mengemukakan kepada
kalian suatu pendapat yang belum kalian temukan sebelumnya, aku melihat bahwa
pendapat inilah yang paling baik." Kemudian mereka yang hadir menjawab,
"Coba kemukakanlah usulmu itu?" Abu Jahal mengatakan, "Kalian
harus mengambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang kuat sebagai
wakilnya, kemudian masing-masing pemuda dari mereka diberi pedang yang tajam,
lalu mereka secara beramai-ramai memukulnya dengan pedang-pedang mereka
sekaligus. Maka jika kalian telah membunuhnya berarti darahnya terbagi-bagi
di antara semua kabilah; aku menduga bahwa puaknya itu (Bani Hasyim) tidak
akan mampu untuk memerangi kabilah Quraisy secara keseluruhan untuk membalas
kematiannya. Dan sesungguhnya jika orang-orang Bani Hasyim melihat kenyataan
tersebut, maka niscaya mereka mau menerima diatnya saja, kemudian kita semua
bebas dan berhasil membungkam sikapnya yang menyakitkan itu." Maka iblis
yang berupa syekh dari Najd itu berkata, "Ini, demi Allah, adalah
pendapat yang benar dan jitu; pendapat yang paling tepat adalah pendapat yang
telah dikatakan olehnya (Abu Jahal), aku melihat tidak ada pendapat yang
paling baik selain daripada pendapatnya itu." Setelah itu mereka
berpisah dengan membawa suatu kesepakatan, yaitu seperti apa yang telah
dikemukakan oleh usul Abu Jahal tadi. Lalu malaikat Jibril mendatangi Nabi
saw. dan memerintahkan dia supaya jangan menginap pada malam itu pada tempat
yang biasa ia tidur, serta malaikat Jibril memberitahukan kepada beliau
tentang makar yang telah direncanakan oleh kaumnya. Pada malam itu Rasulullah
saw. tidak tidur di rumahnya, dan pada saat itu juga Allah swt. memberikan
izin kepadanya untuk keluar berhijrah (ke Madinah). Ketika Rasulullah saw.
telah sampai di Madinah dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu pun, lalu
turunlah firman-Nya yang mengingatkannya kepada nikmat Allah yang telah
dilimpahkan kepada dirinya, yaitu firman-Nya, "Dan (ingatlah), ketika
orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya (tipu muslihat) terhadap
dirimu." (Q.S. Al-Anfaal 30). Ibnu Jarir telah mengetengahkan hadis
lainnya melalui jalur periwayatan Ubaid bin Umair dari Mutthalib bin Abu
Wadda'ah. Hadis yang diriwayatkannya itu mengatakan, bahwa pada suatu hari
Abu Thalib berkata kepada Nabi saw., "Rencana makar apakah yang telah
dipersiapkan oleh kaummu terhadap dirimu?" Nabi saw. menjawab,
"Mereka bermaksud untuk memenjarakan diriku, atau membunuhku, atau
mengusirku." Abu Thalib bertanya kembali, "Siapakah yang telah
memberitahukan hal itu kepadamu?" Nabi saw. menjawab, "Rabb
(Tuhan)ku." Abu Thalib berkata, "Sebaik-baik Rabb adalah Rabbmu,
pesankanlah kepada-Nya supaya berbuat baik terhadap dirimu." Nabi saw.
menjawab, "Aku memesankan kepada-Nya supaya berbuat baik? Tidak, bahkan
Dialah yang berpesan kepadaku supaya berbuat baik." Pada saat itulah
turun firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy)
memikirkan daya upaya (tipu muslihat) terhadap dirimu...." (Q.S.
Al-Anfaal 30). Sehubungan dengan hadis di atas Ibnu Katsir menilai, bahwa
sebutan tokoh Abu Thalib dalam hadis di atas sangat aneh sekali, karena
kisahnya terjadi di malam hijrah, yang hal ini berlangsung setelah lewat tiga
tahun sejak kematian Abu Thalib.
|
||
030. (Dan) ingatlah hai Muhammad (ketika orang-orang
kafir Quraisy merencanakan tipu muslihat terhadap dirimu) mereka mengadakan
pertemuan di Darun Nadwah tempat mereka bermusyawarah guna mengadakan makar
terhadap dirimu (untuk menangkapmu) untuk mengikatmu dan memenjarakanmu (atau
membunuhmu) di mana mereka secara beramai-ramai membunuhmu (atau mengusirmu)
dari Kota Mekah. (Mereka merencanakan tipu muslihat) terhadap dirimu (akan
tetapi Allah menggagalkan rencana mereka dengan cara memberikan pemberitahuan
kepadamu melalui wahyu-Nya akan rencana mereka dan Dia memerintahkan kamu
untuk keluar terlebih dahulu. (Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu muslihat).
Dia Maha Mengetahui tentang tipu muslihat.
|
||
Dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah
mendengar [ayat-ayat yang seperti ini], kalau kami menghendaki niscaya kami
dapat membacakan yang seperti ini, [Al Qur’an] ini tidak lain hanyalah
dongengan-dongengan orang-orang purbakala". (31)
|
|
وَإِذَا تُتۡلَىٰ
عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُنَا قَالُواْ قَدۡ سَمِعۡنَا لَوۡ نَشَآءُ لَقُلۡنَا
مِثۡلَ هَـٰذَآۙ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٣١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan
sebuah hadis melalui Said bin
Jubair yang telah menceritakan, bahwa Nabi saw. dalam perang Badar telah membunuh
Uqbah bin Abu Muith, Thuaimah bin Addi dan Nadhr bin Harits karena untuk
mempertahankan dirinya. Dan tersebutlah bahwa Miqdad telah berhasil menawan
Nadlir bin Harits, maka ketika Miqdad diperintahkan supaya membunuhnya, lalu
Miqdad berkata, "Wahai Rasulullah, dia adalah tawananku."
Rasulullah saw. menjawab, "Sesungguhnya dia telah mengatakan hal-hal
yang tidak senonoh terhadap Kitabullah." Selanjutnya Said bin Jubair
melanjutkan ceritanya, bahwa berkenaan dengan peristiwa itu lalu turunlah
firman-Nya, "Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka
berkata, 'Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti
ini).'" (Q.S. Al-Anfaal 31).
|
||
031. (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat
Kami) yakni Alquran (mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengar
ayat-ayat seperti ini, kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan
yang seperti ini) ucapan ini telah dikatakan oleh Nadhr bin Harits, karena ia
sering berkunjung ke negeri Hairah untuk tujuan berniaga. Di sana ia membeli
buku-buku tentang sejarah orang-orang Ajam, kemudian ia menceritakannya
kepada penduduk kota Mekah. (Tiada lain) tak lain (hal ini) yakni Alquran
(hanyalah dongeng-dongengan) cerita-cerita bohong (orang-orang dahulu."
)
|
||
Dan [ingatlah], ketika
mereka [orang-orang musyrik] berkata: "Ya Allah, jika betul [Al Qur’an]
ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih". (32)
|
|
وَإِذۡ قَالُواْ
ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَـٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا
حِجَارَةً۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ۬ (٣٢)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan
sebuah hadis melalui Said bin Jubair sehubungan dengan firman-Nya, "Dan
(ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, 'Ya Allah, jika
betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau.'..." (Q.S.
Al-Anfaal 32). Said bin Jubair mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan peristiwa Nadhr bin Harits.
|
||
032. (Dan ingatlah ketika mereka/orang-orang musyrik
berkata, "Ya Allah! Jika betul hal ini) yaitu Alquran yang dibacakan
oleh Muhammad (dialah yang benar) diturunkan (dari sisi Engkau, maka
hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab
yang pedih.") siksaan yang menyakitkan sekali sebagai pembalasan atas
ingkar kami terhadapnya. Perkataan ini diucapkan oleh Nadhr dan lain-lainnya
sebagai penghinaan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada orang lain
seakan-akan ia benar-benar mengetahui akan kebatilan Alquran. Allah swt.
telah berfirman:
|
||
Dan Allah sekali-kali
tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah
[pula] Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun [608]. (33)
|
|
وَمَا ڪَانَ ٱللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيہِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ
يَسۡتَغۡفِرُونَ (٣٣)
|
[608] Di
antara mufassirin mengartikan "yastagfiruuna" dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan
bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang muslim yang minta ampun
kepada Allah.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari telah meriwayatkan
sebuah hadis melalui Anas bin Malik r.a. yang telah menceritakan, bahwa
ketika Abu Jahal bin Hisyam mengatakan, "Ya Allah, jika benar Alquran
ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah
firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan
kamu berada di antara mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 33). Ibnu Abu Hatim
telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah
menceritakan, bahwa orang-orang musyrik selalu mengerjakan tawaf di
Baitullah, seraya mengucapkan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Maka Allah
menurunkan firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka..." (Q.S. Al-Anfaal 33). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula
sebuah hadis yang ia terima melalui Yazid bin Rauman dan Muhammad bin Qais,
yang telah menceritakan, bahwa sebagian orang-orang musyrik Quraisy telah
berkata kepada sebagian yang lainnya, "Muhammad sungguh adalah seseorang
di antara kita yang dimuliakan oleh Allah. Ya Allah, jika benar (Alquran)
ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Akan tetapi
setelah sore harinya mereka merasa menyesal atas apa-apa yang telah mereka
katakan itu, untuk itu maka mereka mengatakan seraya berdoa, "Ya Allah,
ampunan-Mu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah
(pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S.
Al-Anfaal 33) sampai dengan firman-Nya, "Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui." (Q.S. Al-Anfaal 34). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula
hadis yang lain melalui Ibnu Abza yang telah menceritakan, bahwa ketika
Rasulullah saw. berada di Mekah maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan
Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara
mereka." (Q.S. Al-Anfaal 33). Lalu Rasulullah saw. keluar berhijrah ke
Madinah, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula)
Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S.
Al-Anfaal 33). Dan tersebutlah bahwa sisa-sisa kaum Muslimin yang masih
menetap di kota Mekah selalu meminta ampun kepada-Nya; ketika mereka semuanya
keluar mengikuti jejak nabinya, maka Allah menurunkan firman-Nya, "Kenapa
Allah tidak mengazab mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 34). Kemudian Allah
mengizinkan nabi-Nya untuk menaklukkan kota Mekah, yang hal ini merupakan
azab yang telah diancamkan oleh Allah terhadap orang-orang musyrik Quraisy.
|
||
|
||
033. (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka)
oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara
mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali.
Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin
keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan
mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan
mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut
suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah
orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan
orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya,
"Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab
orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S.
Al-Fath 25).
|
||
Kenapa Allah tidak
mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk [mendatangi] Masjidil
Haram dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang
yang berhak menguasai [nya], hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui. (34)
|
|
وَمَا لَهُمۡ أَلَّا
يُعَذِّبَہُمُ ٱللَّهُ وَهُمۡ يَصُدُّونَ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ وَمَا
ڪَانُوٓاْ أَوۡلِيَآءَهُ ۥۤۚ إِنۡ أَوۡلِيَآؤُهُ ۥۤ إِلَّا
ٱلۡمُتَّقُونَ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٤)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan
pula sebuah hadis yang ia terima melalui Yazid bin Rauman dan Muhammad bin
Qais, yang telah menceritakan, bahwa sebagian orang-orang musyrik Quraisy
telah berkata kepada sebagian yang lainnya, "Muhammad sungguh adalah
seseorang di antara kita yang dimuliakan oleh Allah. Ya Allah, jika benar
(Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan
batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Akan
tetapi setelah sore harinya mereka merasa menyesal atas apa-apa yang telah
mereka katakan itu, untuk itu maka mereka mengatakan seraya berdoa, "Ya
Allah, ampunan-Mu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan
tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun."
(Q.S. Al-Anfaal 33) sampai dengan firman-Nya, "Tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui." (Q.S. Al-Anfaal 34). Ibnu Jarir telah mengetengahkan
pula hadis yang lain melalui Ibnu Abza yang telah menceritakan, bahwa ketika
Rasulullah saw. berada di Mekah maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan
Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara
mereka." (Q.S. Al-Anfaal 33). Lalu Rasulullah saw. keluar berhijrah ke
Madinah, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula) Allah
akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S. Al-Anfaal
33). Dan tersebutlah bahwa sisa-sisa kaum Muslimin yang masih menetap di kota
Mekah selalu meminta ampun kepada-Nya; ketika mereka semuanya keluar
mengikuti jejak nabinya, maka Allah menurunkan firman-Nya, "Kenapa Allah
tidak mengazab mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 34). Kemudian Allah
mengizinkan nabi-Nya untuk menaklukkan kota Mekah, yang hal ini merupakan
azab yang telah diancamkan oleh Allah terhadap orang-orang musyrik Quraisy.
|
||
034. (Mengapa Allah tidak mengazab mereka) dengan
pedang sesudah engkau dan kaum mukminin yang lemah keluar dari Mekah.
Berdasarkan pendapat yang pertama, ayat ini menasakh ayat sebelumnya; dan
ternyata Allah swt. mengazab mereka dalam perang Badar dan perang-perang yang
lain (padahal mereka menghalangi) mencegah Nabi saw. dan kaum muslimin (untuk
mendatangi Masjidilharam) yakni untuk melakukan tawaf di dalamnya (dan mereka
bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya?) seperti menurut dugaan
mereka. (Tiada lain) tidak lain (orang-orang yang berhak menguasainya
hanyalah orang-orang yang bertakwa tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui)
bahwasanya tidak ada hak bagi orang-orang kafir untuk menguasai Masjidilharam.
|
||
Sembahyang mereka di
sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka
rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (35)
|
|
وَمَا كَانَ
صَلَاتُہُمۡ عِندَ ٱلۡبَيۡتِ إِلَّا مُڪَآءً۬ وَتَصۡدِيَةً۬ۚ فَذُوقُواْ
ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ (٣٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Al-Wahidiy telah mengetengahkan
sebuah hadis melalui Ibnu Umar yang telah menceritakan, bahwa orang-orang
musyrik Mekah selalu mengerjakan tawaf sambil bertepuk tangan dan bersiul,
maka turunlah firman-Nya yang di atas tadi. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Said yang telah menceritakan, bahwa orang-orang musyrik Quraisy
menghalang-halangi Nabi saw. yang sedang melakukan tawaf; mereka mengejeknya
seraya bersiul dan bertepuk tangan, lalu turunlah firman-Nya yang di atas
tadi.
|
||
035. (Salat mereka di sekitar Baitullah itu tiada lain
hanyalah siulan) bersiul-siul (dan tepuk tangan) artinya mereka menjadikan
hal-hal tersebut sebagai upacara sembahyang mereka yang dianjurkan oleh
sesama mereka. (Maka rasakanlah azab) dalam perang Badar (disebabkan
kekafiran kalian).
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
[orang] dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi
sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka
Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, (36)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمۡوَٲلَهُمۡ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ
فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيۡهِمۡ حَسۡرَةً۬ ثُمَّ يُغۡلَبُونَۗ
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحۡشَرُونَ (٣٦)
|
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishaq telah mengatakan, bahwa Zuhri, Muhammad bin
Yahya bin Hibban dan Ashim bin Umair bin Qatadah serta Hushain bin
Abdurrahman mereka semuanya telah bercerita kepadaku, bahwa ketika
orang-orang Quraisy mengalami kekalahan yang fatal dalam perang Badar, lalu
mereka kembali ke Mekah. Setelah peristiwa itu Abdullah bin Abu Rabiah,
Ikrimah bin Abu Jahal dan Shofwan bin Abu Umaiah bersama dengan segolongan
kaum lelaki dari kabilah Quraisy yang ayah-ayah dan anak-anak mereka terbunuh
dalam perang Badar, mereka semuanya berjalan menuju kepada Abu Sofyan beserta
orang-orangnya yang ikut dalam kafilah tersebut dari kalangan orang-orang
Quraisy. Maka mereka berkata, "Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya
Muhammad telah membuat kalian menyendiri, dia telah membunuh orang-orang pilihan kalian,
maka bantulah kami dengan harta yang kalian bawa ini untuk memeranginya
kembali, barangkali saja kami dapat melampiaskan dendam kami
terhadapnya." Dan ternyata Abu Sofyan dan orang-orangnya memenuhi
permintaan mereka. Menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat berikut ini diturunkan
berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang
yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan
Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah
orang-orang yang kafir itu dikumpulkan." (Q.S. Al-Anfaal 36). Ibnu Abu
Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Hakam bin Atabah yang telah
menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Sofyan. Abu
Sofyan membelanjakan hartanya sebanyak empat puluh uqiyah emas kepada
orang-orang musyrikin (guna memerangi Nabi Muhammad saw.) Ibnu Jarir telah
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abza dan Said bin Jubair yang
keduanya telah bercerita, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu
Sofyan. Abu Sofyan dalam perang Uhud telah menyewa tentara bayaran dari
negeri Habasyah yang jumlahnya dua ribu orang personil untuk memerangi
Rasulullah saw.
|
||
036. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu
menafkahkan harta mereka) di dalam memerangi Nabi saw. (untuk menghalangi
orang dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu kemudian hal itu)
pada akhirnya (menjadi sesalan bagi mereka sendiri) mereka akan merasa
menyesal karena harta mereka terbuang secara percuma dan tujuan mereka tidak
berhasil (kemudian mereka dikalahkan) di dunia. (Dan orang-orang yang kafir
itu) dari kalangan orang-orang Quraisy (ke neraka Jahanam) kelak di akhirat
(akan dikumpulkan) mereka digiring ke dalamnya.
|
||
supaya Allah
memisahkan [golongan] yang buruk dari yang baik dan menjadikan [golongan]
yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya
ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah
orang-orang yang merugi. (37)
|
|
لِيَمِيزَ ٱللَّهُ
ٱلۡخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ وَيَجۡعَلَ ٱلۡخَبِيثَ بَعۡضَهُ ۥ عَلَىٰ
بَعۡضٍ۬ فَيَرۡڪُمَهُ ۥ جَمِيعً۬ا فَيَجۡعَلَهُ ۥ فِى جَهَنَّمَۚ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ
(٣٧)
|
037. (Supaya Allah membedakan) lafal ini berkaitan dengan
lafal takuunu pada ayat yang sebelumnya. Boleh dibaca tidak memakai tasydid
atau memakainya; artinya memisahkan (antara golongan yang buruk) orang kafir
(dan yang baik) orang mukmin (dan menjadikan golongan yang buruk itu
sebagiannya di atas sebagian yang lain, kesemuanya ditumpukkan-Nya) artinya
Allah mengumpulkan mereka secara bertumpuk-tumpuk, sebagian di antara mereka
berada di atas sebagian yang lain (dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam.
Mereka itulah orang-orang yang merugi).
|
||
Katakanlah kepada
orang-orang yang kafir itu: [609] "Jika mereka berhenti [dari kekafirannya], niscaya Allah
akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika
mereka kembali lagi [610] sesungguhnya akan berlaku [kepada mereka] sunnah [Allah
terhadap] orang-orang dahulu". (38)
|
|
قُل لِّلَّذِينَ
ڪَفَرُوٓاْ إِن يَنتَهُواْ يُغۡفَرۡ لَهُم مَّا قَدۡ سَلَفَ وَإِن يَعُودُواْ
فَقَدۡ مَضَتۡ سُنَّتُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٣٨)
|
[609] Ialah:
Abu Sofyan dan sahabat-sahabatnya.
[610] Maksudnya: jika mereka kafir dan kembali memerangi Nabi. |
||
|
||
038. (Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu,)
seperti Abu Sofyan dan teman-temannya ("Jika mereka berhenti) dari
kekafirannya dan dari memerangi Nabi saw. (niscaya Allah akan mengampuni
mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu) dari amal perbuatan mereka
(dan jika mereka kembali lagi) untuk memerangi Nabi saw. (sesungguhnya akan
berlaku terhadap mereka sunah Allah terhadap orang-orang dahulu.") Allah
akan memberlakukan sunah-Nya terhadap diri mereka, dengan cara
membinasakannya, seperti yang telah Kami lakukan terhadap umat-umat
terdahulu.
|
||
Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah [611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah [612]. Jika mereka berhenti
[dari kekafiran], maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan. (39)
|
|
وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ
لَا تَكُونَ فِتۡنَةٌ۬ وَيَڪُونَ ٱلدِّينُ ڪُلُّهُ ۥ لِلَّهِۚ فَإِنِ
ٱنتَهَوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (٣٩)
|
[611]
Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam.
[612] Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil. |
||
|
||
039. (Dan perangilah mereka supaya tidak ada) supaya
jangan ada (fitnah) kemusyrikan (dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah)
hanya bagi Allah semata dan tidak disembah selain dari-Nya. (Jika mereka
berhenti) dari kekafiran (Maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang
mereka kerjakan) Dia akan membalas mereka karenanya.
|
||
Dan jika mereka
berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (40)
|
|
وَإِن تَوَلَّوۡاْ
فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَٮٰكُمۡۚ
نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ (٤٠) ۞
|
040. (Dan jika mereka berpaling) dari keimanan (maka
ketahuilah bahwasanya Allah pelindung kalian) yang akan menolong dan mengatur
urusan-urusan kalian (sebaik-baik pelindung) adalah Dia (dan Dia adalah
sebaik-baik penolong) yang akan menolong kalian.
|
||
Ketahuilah,
sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang [613], maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan ibnusabil [614], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa [615], yang Kami turunkan
kepada hamba Kami [Muhammad] di hari Furqaan [616], yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (41)
|
|
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا
غَنِمۡتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ ۥ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِى
ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ إِن كُنتُمۡ
ءَامَنتُم بِٱللَّهِ وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا يَوۡمَ ٱلۡفُرۡقَانِ
يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ (٤١)
|
[613] Yang
dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari
orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak
dengan pertempuran dinama fa'i. Pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i
dibahas dalam surat al-Hasyr
[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. Anak Yatim. d. Fakir miskin. e. Ibnussabil. Sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur. [615] Yang dimaksud dengan apa ialah: ayat-ayat Al-Qur'an, malaikat dan pertolongan. [616] Furqaan ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. Yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al-Qur'anul Kariem pada malam 17 Ramadhan. |
||
|
||
041. (Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang telah kalian
peroleh) kalian ambil dari orang-orang kafir secara paksa (dalam bentuk apa
pun, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah) Dialah yang akan mengaturnya
sesuai dengan kehendak-Nya (Rasul, kerabat Rasul) kaum kerabat Nabi saw. yang
terdiri dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Mutalib (anak-anak yatim)
anak-anak kaum muslimin yang ayah-ayah mereka telah meninggal dunia sedangkan
mereka dalam keadaan miskin (orang-orang miskin) kaum muslimin yang hidupnya
masih kekurangan (dan ibnu sabil) orang muslim yang kehabisan bekal dalam
perjalanannya. Atau dengan kata lain Nabi saw. dan keempat golongan
orang-orang tadi berhak untuk mendapatkan seperlima dari seperlimanya.
Sedangkan sisa seluruh ganimah yang tinggal empat perlima, seluruhnya untuk
pasukan yang telah memperolehnya (jika kalian beriman kepada Allah) maka
ketahuilah oleh kalian hal tersebut (dan kepada apa) diathafkan pada lafal
billaah (yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad saw., yaitu malaikat
dan ayat-ayat (di hari Furqan) artinya pada perang Badar karena di dalam
perang tersebut dipisahkan antara perkara yang hak dan yang batil (yaitu di
hari bertemunya dua pasukan) pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum kafir.
(Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain Dia telah memenangkan
kalian sekali pun jumlah kalian sedikit dan jumlah musuh-musuh kalian banyak.
|
||
[Yaitu di hari] ketika
kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah
yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. [617] Sekiranya kamu
mengadakan persetujuan [untuk menentukan hari pertempuran], pastilah kamu
tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi [Allah
mempertemukan dua pasukan itu] agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti
dilaksanakan, [618] yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan
yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang
nyata [pula] [619]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
(42)
|
|
إِذۡ أَنتُم
بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّڪۡبُ أَسۡفَلَ
مِنڪُمۡۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِى ٱلۡمِيعَـٰدِۙ وَلَـٰكِن
لِّيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ مَفۡعُولاً۬ لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ
بَيِّنَةٍ۬ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَىَّ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ
عَلِيمٌ (٤٢)
|
[617]
Maksudnya: Kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke
Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari
Madinah. Sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sofyan itu berada di tepi
pantai kira-kira 5 mil dari Badar.
[618] Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum musyrikin. [619] Maksudnya: agar orang-orang yang tetap di dalam kekafirannya tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata. |
||
|
||
042. (Yaitu di hari ketika) lafal ini merupakan badal
dari lafal yaum (kalian) berada (di pinggir lembah) yang dekat dari kota
Madinah; huruf `ain boleh dibaca damah dan boleh dibaca kasrah, artinya di
pinggir lembah (dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh) dari kota
Madinah (sedang kafilah) iring-iringan perdagangan orang-orang kafir berada
di tempat (yang lebih rendah daripada kalian) yaitu dekat dengan pantai
(Sekiranya kalian mengadakan persetujuan) antara kalian dan pasukan kaum
musyrikin untuk menentukan hari pertempuran (pastilah kalian tidak akan
sependapat untuk menentukan hari pertempuran itu akan tetapi) Allah
mempertemukan antara kalian dan mereka tanpa persetujuan terlebih dahulu
(agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan) yang urusan
tersebut telah berada dalam pengetahuan-Nya, yaitu memenangkan Islam dan
menghapus kekafiran, maka Allah melaksanakan hal tersebut (yaitu agar orang
yang binasa itu) yakni orang kafir (binasanya berdasarkan keterangan yang nyata)
artinya sesudah adanya hujah yang jelas tegak di hadapannya; yaitu melalui
dimenangkannya pasukan kaum muslimin sekali pun jumlah mereka sedikit atas
pasukan musuh yang jumlahnya sangat banyak itu (dan agar orang yang hidup
itu) orang yang mukmin (hidupnya dengan keterangan yang nyata pula.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
|
||
[yaitu] ketika Allah
menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu [berjumlah] sedikit. Dan
sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu [berjumlah] banyak tentu
saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam
urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala isi hati. (43)
|
|
إِذۡ يُرِيكَهُمُ
ٱللَّهُ فِى مَنَامِكَ قَلِيلاً۬ۖ وَلَوۡ أَرَٮٰكَهُمۡ ڪَثِيرً۬ا لَّفَشِلۡتُمۡ وَلَتَنَـٰزَعۡتُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ
وَلَـٰڪِنَّ ٱللَّهَ سَلَّمَۗ إِنَّهُ ۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
(٤٣)
|
043. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam
mimpimu) ketika kamu sedang tidur (berjumlah sedikit) lalu kamu
memberitahukan hal tersebut kepada sahabat-sahabatmu sehingga mereka merasa
gembira dan optimis (Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepadamu
berjumlah banyak tentu kalian akan merasa gentar) kalian akan berselisih
pendapat mengenainya (dan tentu saja kalian akan berbantah-bantahan dalam
urusan itu) yakni mengenai masalah peperangan (akan tetapi Allah
menyelamatkan kalian) dari rasa gentar dan bantah-bantahan. (Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati) apa-apa yang tersimpan di dalam hati.
|
||
Dan ketika Allah
menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka
berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah
sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu
urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan
segala urusan. (44)
|
|
وَإِذۡ يُرِيكُمُوهُمۡ
إِذِ ٱلۡتَقَيۡتُمۡ فِىٓ أَعۡيُنِكُمۡ قَلِيلاً۬ وَيُقَلِّلُڪُمۡ فِىٓ
أَعۡيُنِهِمۡ لِيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ مَفۡعُولاً۬ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ
تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ (٤٤)
|
044. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu
sekalian) wahai orang-orang mukmin (ketika kalian berjumpa dengan mereka
berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian) sekitar tujuh puluh atau seratus
orang padahal kenyataannya jumlah mereka ada seribu orang, dimaksud supaya
kalian mau maju menghadapi mereka (dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah
sedikit pada penglihatan mereka) supaya mereka mau maju menghadapi kalian dan
mereka tidak mundur untuk memerangi kalian, hal ini berlangsung sebelum
perang berkecamuk. Maka tatkala perang telah berkecamuk lalu Allah
memperlihatkan kepada mereka jumlah kalian yang lebih besar dua kali lipat
daripada jumlah mereka sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surah Ali
Imran (karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan.
Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan).
|
||
Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu memerangi pasukan [musuh], maka berteguh hatilah kamu
dan sebutlah [nama] Allah sebanyak-banyaknya [620] agar kamu beruntung. (45)
|
|
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةً۬ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡڪُرُواْ
ٱللَّهَ ڪَثِيرً۬ا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٤٥)
|
[620]
Maksudnya ialah: memperbanyak zikir dan do'a.
|
||
|
||
045. (Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian berperang
dengan golongan) orang-orang kafir (maka berteguh hatilah) di kala memerangi
mereka dan jangan sekali-kali kalian mundur (dan sebutlah nama Allah
sebanyak-banyaknya) berdoalah kalian kepada-Nya untuk kemenangan (agar kalian
beruntung) memperoleh kemenangan.
|
||
Dan ta’atlah kepada
Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan
kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. (46)
|
|
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ
وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ
إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)
|
046. (Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah
kalian berbantah-bantahan) saling bersengketa di antara sesama kalian (yang
menyebabkan kalian menjadi gentar) membuat kalian menjadi pengecut (dan
hilang kekuatan kalian) kekuatan dan kedaulatan kalian lenyap (dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar) Dia akan
memberikan bantuan dan pertolongan-Nya.
|
||
Dan janganlah kamu
menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh
dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi [orang] dari jalan
Allah. Dan [ilmu] Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (47)
|
|
وَلَا تَكُونُواْ
كَٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَـٰرِهِم بَطَرً۬ا وَرِئَآءَ ٱلنَّاسِ
وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٌ۬ (٤٧)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan
sebuah hadis melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurzhiy yang telah menceritakan,
bahwa tatkala orang-orang musyrik Quraisy keluar dari Mekah dengan tujuan
Badar, mereka keluar dengan mengikutsertakan para biduan dan musik-musik
genderang. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kalian
menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa
angkuh..." (Q.S. Al-Anfaal 47).
|
||
047. (Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang
yang keluar dari kampungnya) untuk tujuan melindungi kafilah perdagangan
milik mereka, dan mereka tidak mau kembali ke kampung halamannya sesudah
kafilah perdagangan mereka selamat dari sergapan pasukan kaum Mukminin
(dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia) yang mereka telah
mengatakan, "Kami tidak akan kembali sebelum meminum khamar, menyembelih
unta dan para penyanyi wanita menghibur kami dengan musik dan nyanyiannya di
Badar nanti." Kemudian hal tersebut tersiar beritanya di kalangan
orang-orang banyak (serta menghalangi) orang-orang (dari jalan Allah. Dan
ilmu Allah terhadap apa yang mereka kerjakan) boleh dibaca ya'maluuna dan
boleh pula ta'maluuna (Maha Meliputi) melalui ilmu-Nya, Dia akan membalas
semua amal perbuatan mereka.
|
||
Dan ketika syaitan
menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak
ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan
sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan
itu telah dapat saling lihat melihat [berhadapan], syaitan itu balik ke
belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu;
sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat;
sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
(48)
|
|
َإِذۡ زَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ
أَعۡمَـٰلَهُمۡ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَڪُمُ ٱلۡيَوۡمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّى
جَارٌ۬ لَّڪُمۡۖ فَلَمَّا تَرَآءَتِ ٱلۡفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ
وَقَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّنڪُمۡ إِنِّىٓ أَرَىٰ مَا لَا تَرَوۡنَ إِنِّىٓ
أَخَافُ ٱللَّهَۚ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٤٨)
|
048. (Dan) ingatlah (ketika setan menjadikan mereka memandang
baik) yakni iblis (pekerjaan mereka) iblis memberikan semangat kepada mereka
untuk menghadapi kaum Muslimin, hal itu dilakukannya ketika mereka merasa
takut untuk keluar berperang melawan musuh-musuh mereka Bani Bakar (dan
mengatakan,) kepada mereka ("Tidak ada seorang manusia pun yang dapat
menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah
pelindung kalian.") iblis mendatangi mereka dalam bentuk seseorang dari
kalangan kabilah Kinanah, yaitu berupa Suraqah bin Malik pemimpin dari
orang-orang Kinanah. (Maka tatkala saling lihat-melihat) saling
berhadap-hadapan (kedua pasukan itu) pasukan kaum Muslimin dan pasukan kaum
kafir dan iblis melihat malaikat berada pada pihak pasukan kaum Muslimin
sedangkan pada saat itu tangannya diapit oleh tangan Harits bin Hisyam (setan
itu berbalik) kembali (ke belakang) lari (seraya berkata,) tatkala mereka,
yaitu pasukan kaum kafir berkata kepadanya, "Apakah engkau mau membuat
kami terhina (kalah) dalam keadaan begini." ("Sesungguhnya saya
berlepas diri dari kalian) dari melindungi kalian (sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat) yaitu para malaikat
(sesungguhnya saya takut kepada Allah.") Dia akan membinasakan saya (Dan
Allah sangat keras siksa-Nya).
|
||
[Ingatlah], ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
berkata: "Mereka itu [orang-orang mu’min] ditipu oleh agamanya".
[Allah berfirman]: "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (49)
|
|
وإِذۡ يَقُولُ
ٱلۡمُنَـٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَـٰٓؤُلَآءِ
دِينُهُمۡۗ وَمَن يَتَوَڪَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَڪِيمٌ۬
(٤٩)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Thabrani di dalam kitab
Ausathnya telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a dengan sanad
yang dhaif, ia berkata, "Ketika Allah swt. menurunkan kepada Nabi-Nya di
Mekah, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke
belakang,' (Q.S. Al-Qamar 45) maka Umar bin Khattab bertanya, 'Wahai
Rasulullah, golongan sipakah itu?' Peristiwa itu sebelum perang Badar, lalu
ketika terjadi perang Badar dan tentara Quraisy dikalahkan saya melihat
Rasulullah saw. mengejar mereka sambil menghunus pedang dan membaca,
'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang,'
(Q.S. Al-Qamar 45). Itu terjadi dalam perang Badar kemudian Allah swt.
menurunkan tentang mereka ayat, 'Hingga apabila Kami timpakan azab kepada
orang-orang yang hidup mewah di antara mereka....' (Q.S. Al-Mukminun 64)
serta menurunkan juga firman-Nya, 'Tidakkah kalian perhatikan orang-orang
yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran.' (Ibrahim 28). Di dalam
perang Badar itu Rasulullah saw. melempari pasukan kaum musyrikin dengan batu
kerikil, lemparan Rasulullah itu menyebar mengenai sebagian besar mereka dan
memenuhi mata serta mulut mereka. Sehingga seorang lelaki dari kalangan
mereka terbunuh sedangkan mata dan mulutnya penuh dengan batu kerikil. Maka
Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan bukan kamu yang melempar ketika
kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar." (Q.S. Al-Anfaal 17). Dan
Allah menurunkan firman-Nya sehubungan dengan iblis yang membantu kaum
musyrikin dalam perang Badar, yaitu firman-Nya, "Maka tatkala kedua
pasukan itu telah dapat saling lihat-melihat (berhadapan) iblis itu balik ke
belakang...." (Q.S. Al-Anfaal 48). Atabah bin Abu Rabiah dan segolongan
orang-orang musyrik yang bersamanya ketika dalam perang Badar mengatakan,
"Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya." Maka pada
saat itu juga Allah swt. menurunkan firman-Nya, "(Ingatlah) ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
berkata, 'Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya.'"
(Q.S. Al-Anfaal 49).
|
||
049. (Ingatlah ketika orang-orang munafik dan
orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata,) lemah keyakinan
("Mereka itu ditipu) yakni kaum Muslimin (oleh agamanya) sebab mereka
mau keluar untuk berperang sekalipun jumlah mereka sedikit sedangkan jumlah
musuh yang dihadapinya sangat besar bilangannya. Mereka menduga bahwa diri
mereka pasti menang oleh sebab jumlah mereka. Maka Allah menjawab mereka
melalui firman selanjutnya, (Barang siapa yang bertawakal kepada Allah)
percaya bahwa bersama dengan Allah pasti ia menang (maka sesungguhnya Allah
Maha Perkasa) menguasai semua perkara-Nya (lagi Maha Bijaksana") di
dalam ciptaan-Nya.
|
||
Kalau kamu melihat
ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka
dan belakang mereka [dan berkata]: "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang
membakar", [tentulah kamu akan merasa ngeri]. (50)
|
|
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ
يَتَوَفَّى ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْۙ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَـٰرَهُمۡ وَذُوقُواْ
عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (٥٠)
|
050. (Kalau kamu melihat) hai Muhammad (ketika dicabut jiwa)
boleh dibaca yatawaffaa dan boleh pula dibaca tatawaffaa (orang-orang yang
kafir oleh para malaikat seraya memukul) lafal yadhribuuna kedudukan i'rabnya
menjadi hal/kata keterangan (muka dan belakang mereka) dengan gada-gada besi.
(Dan) para malaikat berkata kepada mereka (rasakanlah oleh kalian siksa yang
membakar ini) artinya siksa neraka. Jawabnya lau ialah la raaita amran
azhiiman (maka niscaya kamu akan menyaksikan peristiwa yang sangat
mengerikan).
|
||
Demikian itu
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali
tidak menganiaya hamba-Nya, (51)
|
|
ذَٲلِكَ بِمَا
قَدَّمَتۡ أَيۡدِيڪُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّـٰمٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ (٥١)
|
051. (Demikian itu) artinya siksaan atas kalian itu
(disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri) Allah swt. sengaja memakai
kata tangan bukannya anggota-anggota tubuh manusia yang lainnya, karena
kebanyakan pekerjaan manusia itu dilakukan oleh tangan mereka (Sesungguhnya
Allah sekali-kali tidak menganiaya) artinya tukang menganiaya (hamba-Nya)
dengan mengazabnya tanpa dosa.
|
||
[keadaan mereka]
serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang
sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka
disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras
siksaan-Nya. (52)
|
|
كَدَأۡبِ ءَالِ
فِرۡعَوۡنَۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ
فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ۬ شَدِيدُ
ٱلۡعِقَابِ (٥٢)
|
052. Kebiasaan orang-orang kafir itu (sama dengan kebiasaan)
tradisi (Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya.
Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka) mengazab
mereka (disebabkan dosa-dosanya) lafal kafaruu dan lafal-lafal sesudahnya
merupakan jumlah yang menafsirkan makna lafal-lafal yang sebelumnya.
(Sesungguhnya Allah Maha Kuat) atas semua apa yang dikehendaki-Nya (lagi amat
keras siksaan-Nya).
|
||
Yang demikian
[siksaan] itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merobah
sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum
itu merobah apa yang ada pada diri mereka sendiri [621], dan sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (53)
|
|
ذَٲلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ لَمۡ يَكُ مُغَيِّرً۬ا نِّعۡمَةً أَنۡعَمَهَا عَلَىٰ قَوۡمٍ حَتَّىٰ
يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٥٣)
|
[621] Allah
tidak mencabut ni'mat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama
kaum itu tetap ta'at dan bersyukur kepada Allah.
|
||
|
||
053. (Yang demikian itu) disiksa-Nya orang-orang kafir
(disebabkan) karena (Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat
yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum) dengan cara menggantinya
dengan siksaan (sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka)
sehingga mereka sendiri mengubah nikmat yang mereka terima dengan kekafiran,
seperti apa yang telah dilakukan oleh orang-orang kafir Mekah; berbagai macam
makanan dilimpahkan kepada mereka, sehingga mereka terhindar dari kelaparan,
diamankan-Nya mereka dari rasa takut, dan diutus-Nya Nabi saw. kepada mereka.
Kesemuanya itu mereka balas dengan kekafiran, menghambat jalan Allah dan
memerangi kaum Mukminin. (Dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui).
|
||
[keadaan mereka]
serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang
sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan
mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan
pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. (54)
|
|
ڪَدَأۡبِ ءَالِ
فِرۡعَوۡنَۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّہِمۡ
فَأَهۡلَكۡنَـٰهُم بِذُنُوبِهِمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَۚ وَكُلٌّ۬
كَانُواْ ظَـٰلِمِينَ (٥٤)
|
054. (Keadaan mereka serupa dengan keadaan Firaun dan
pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan
ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan
Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya) yakni kaumnya yang menjadi
pengikut-pengikutnya (dan kesemuanya) yaitu umat-umat yang mendustakan Tuhan
(adalah orang-orang yang zalim). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan
orang-orang Bani Quraizhah.
|
||
Sesungguhnya binatang
[makhluk] yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir,
karena mereka itu tidak beriman. (55)
|
|
إِنَّ شَرَّ
ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٥٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Syekh telah mengetengahkan
sebuah hadis melalui Said bin
Jubair yang telah menceritakan, bahwa firman Allah swt., "Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang
kafir, karena mereka itu tidak beriman." (Q.S. Al-Anfaal 55). Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan enam golongan dari kalangan orang-orang Yahudi,
yang di antara mereka terdapat Ibnu Tabut.
|
||
055. (Sesungguhnya binatang/makhluk yang paling buruk
di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman).
|
||
[Yaitu] orang-orang
yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka
mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut
[akibat-akibatnya]. (56)
|
|
ٱلَّذِينَ عَـٰهَدتَّ مِنۡہُمۡ
ثُمَّ يَنقُضُونَ عَهۡدَهُمۡ فِى ڪُلِّ مَرَّةٍ۬ وَهُمۡ لَا يَتَّقُونَ (٥٦)
|
056. (Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian
dari mereka) hendaknya mereka jangan membantu orang-orang musyrik (sesudah
itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya) di mana mereka
melakukan perjanjian (dan mereka tidak takut) kepada Allah sewaktu mereka
berbuat khianat.
|
||
Jika kamu menemui
mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang
mereka dengan [menumpas] mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.
(57)
|
|
فَإِمَّا
تَثۡقَفَنَّہُمۡ فِى ٱلۡحَرۡبِ فَشَرِّدۡ بِهِم مَّنۡ خَلۡفَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ
يَذَّڪَّرُونَ (٥٧)
|
057. (Jika) lafal immaa merupakan gabungan dari in syarthiyyah
dan maa zaidah, kemudian keduanya diidgamkan sehingga jadilah immaa (kamu
menemui mereka) menjumpai mereka (dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah)
hancurkanlah (orang-orang yang di belakang mereka dengan menumpas mereka)
yang berada dalam barisan depan dengan membasmi dan menghukum mereka (supaya)
orang-orang yang berada di belakang mereka (mengambil pelajaran)
menjadikannya sebagai pelajaran buat mereka.
|
||
Dan jika kamu khawatir
akan [terjadinya] pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah
perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berkhianat. (58)
|
|
وَإِمَّا تَخَافَنَّ
مِن قَوۡمٍ خِيَانَةً۬ فَٱنۢبِذۡ إِلَيۡهِمۡ عَلَىٰ سَوَآءٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ
لَا يُحِبُّ ٱلۡخَآٮِٕنِينَ
(٥٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Syekh telah meriwayatkan
sebuah hadis melalui Ibnu Syihab yang telah menceritakan, bahwa malaikat
Jibril masuk menemui Rasulullah lalu berkata kepadanya, "Senjata
(perang) diletakkan (berhenti) akan tetapi engkau masih tetap mengejar kaum musyrikin.
Maka sekarang keluarlah engkau, karena sesungguhnya Allah telah memberi izin
kepadamu untuk memerangi orang-orang Yahudi Bani Quraizhah." Dan Allah
menurunkan firman-Nya berikut ini berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizhah
tadi; yaitu, "Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu golongan..."
(Q.S. Al-Anfaal 58).
|
||
058. (Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu kaum)
yang telah mengadakan perjanjian denganmu (akan perbuatan khianat) terhadap
janjinya melalui tanda-tanda yang terlihat jelas olehmu (maka kembalikanlah
perjanjian itu) lemparkanlah perjanjian mereka itu (kepada mereka dengan cara
yang jujur) lafal sawaaun menjadi kata keterangan, artinya: secara adil
antara kamu dan mereka, supaya kedua belah pihak mengetahui bersama siapakah
yang merusak perjanjian terlebih dahulu. Yaitu dengan cara kamu
memberitahukan kepada mereka tentang pelanggaran tersebut, supaya mereka
tidak menuduhmu berbuat khianat bila kamu mengadakan tindakan. (Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat).
|
||
Dan janganlah
orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos [dari
kekuasaan Allah]. Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan [Allah].
(59)
|
|
وَلَا يَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَبَقُوٓاْۚ إِنَّہُمۡ لَا يُعۡجِزُونَ (٥٩)
|
059. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang
merasa dirinya dapat lolos dari kekuasaan Allah (Dan janganlah mengira)
engkau hai Muhammad (orang-orang yang kafir itu bahwa mereka dapat lolos)
dari kekuasaan Allah. (Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah)
artinya mereka justru tidak dapat meloloskan diri dari Allah. Menurut suatu
qiraat dibaca tahsabanna, maf'ul pertamanya tidak disebutkan, yakni lafal
anfusahum artinya: janganlah engkau mengira diri mereka hai Muhammad. Menurut
qiraat yang lain, innahum dibaca annahum, dengan mentakdirkan lam lengkapnya
liannahum.
|
||
Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang [yang dengan persiapan itu] kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada
jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya [dirugikan]. (60)
|
|
وَأَعِدُّواْ لَهُم
مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ
عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ
ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ
يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ (٦٠) ۞
|
060. (Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka) untuk memerangi
mereka (kekuatan apa saja yang kalian sanggupi) Rasulullah saw. menjelaskan,
bahwa yang dimaksud dengan kekuatan adalah ar-ramyu atau pasukan pemanah. Demikianlah
menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (dan dari kuda-kuda yang
ditambat) lafal ribath berbentuk mashdar, artinya kuda-kuda yang sengaja
disediakan untuk berperang di jalan Allah (untuk membuat takut) kalian
membuat gentar (dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian)
artinya orang-orang kafir Mekah (dan orang-orang yang selain mereka) terdiri
dari orang-orang munafik atau orang-orang Yahudi (yang kalian tidak
mengetahuinya sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalaskan kepada kalian dengan balasan yang
cukup) yakni pahalanya (dan kalian tidak akan dianiaya) tidak akan dikurangi
sedikit pun dari pahala kalian.
|
||
Dan jika mereka
condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(61)
|
|
وَإِن جَنَحُواْ
لِلسَّلۡمِ فَٱجۡنَحۡ لَهَا وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ
ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (٦١)
|
061. (Dan jika mereka condong) cenderung (kepada perdamaian)
boleh dibaca lissilmi dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian
(maka condonglah kepadanya) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu.
Akan tetapi menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat ini dimansukh hukumnya oleh
ayat perintah untuk berperang. Mujahid mengatakan, bahwa hukum yang
terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab sebab ayat
ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah (dan
bertawakallah kepada Allah) percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mendengar) perkataan (lagi Maha Mengetahui) perbuatan.
|
||
Dan jika mereka
bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah [menjadi
pelindungmu]. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para
mu’min, (62)
|
|
وَإِن يُرِيدُوٓاْ أَن
يَخۡدَعُوكَ فَإِنَّ حَسۡبَكَ ٱللَّهُۚ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَيَّدَكَ بِنَصۡرِهِۦ
وَبِٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٦٢)
|
062. (Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu) dengan cara
berdamai, kemudian mereka bersiap-siap untuk menyerangmu (maka sesungguhnya
cukuplah bagimu) cukup bagimu (Allah menjadi pelindung. Dialah yang
memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).
|
||
dan Yang mempersatukan
hati mereka [orang-orang yang beriman] [622]. Walaupun kamu membelanjakan semua [kekayaan] yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (63)
|
|
وَأَلَّفَ بَيۡنَ
قُلُوبِہِمۡۚ لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا مَّآ أَلَّفۡتَ
بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَـٰڪِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَہُمۡۚ إِنَّهُ ۥ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬ (٦٣)
|
[622]
Penduduk Madinah yang
terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad
s.a.w hijrah ke Medinah
dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.
|
||
|
||
063. (Dan yang mempersatukan) menghimpun (hati mereka)
sesudah mengalami ujian-ujian. (Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan
yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka akan
tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka) dengan kekuasaan-Nya.
(Sesungguhnya Dia Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha
Bijaksana) tiada sesuatu pun yang terlepas daripada kebijaksanaan-Nya.
|
||
Hai Nabi, cukuplah
Allah [menjadi Pelindung] bagimu dan bagi orang-orang mu’min yang
mengikutimu. (64)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلنَّبِىُّ حَسۡبُكَ ٱللَّهُ وَمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٦٤)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bazzar telah meriwayatkan
sebuah hadis dengan sanad yang dhaif (lemah) melalui Ikrimah dari Ibnu Abbas
r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Umar masuk Islam, orang-orang
musyrik mengatakan, "Kaum
(Muslimin) sekarang benar-benar telah mengambil separuh kekuatan kami."
Kemudian Allah saw. menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan
orang-orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S.
Al-Anfaal 64). Akan tetapi hadis ini mempunyai syahid-syahid yang cukup kuat,
sehingga mengangkat predikatnya. Imam Thabrani dan lain-lainnya telah
meriwayatkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Said bin Jubair dan Ibnu
Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika masuk Islam kepada Nabi saw.
sebanyak tiga puluh sembilan orang lelaki dan wanita, kemudian disusul pula oleh Islamnya Umar,
sehingga jumlah mereka menjadi empat puluh orang. Lalu Allah menurunkan
firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang Mukmin yang
mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Ibnu Abu Hatim
telah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang sahih melalui Said bin
Jubair yang telah menceritakan, bahwa tatkala sebanyak tiga puluh tiga orang
laki-laki dan enam orang wanita masuk Islam kepada Nabi saw. Umar pun masuk
Islam, maka turunlah firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..."
(Q.S. Al-Anfaal 64). Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said
bin Musayyab yang telah menceritakan, bahwa tatkala Umar masuk Islam, maka
berkenaan dengan peristiwa itu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi,
cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64).
|
||
064. (Hai Nabi, cukuplah Allah dan) cukup untuk menjadi
penolongmu (orang-orang mukmin yang mengikutimu).
|
||
Hai Nabi, kobarkanlah
semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar
di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan
jika ada seratus orang [yang sabar] di antaramu, mereka dapat mengalahkan
seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang
tidak mengerti. [623] (65)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلنَّبِىُّ حَرِّضِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَى ٱلۡقِتَالِۚ إِن يَكُن مِّنكُمۡ
عِشۡرُونَ صَـٰبِرُونَ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِۚ وَإِن يَكُن مِّنڪُم مِّاْئَةٌ۬
يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفً۬ا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ۬ لَّا
يَفۡقَهُونَ (٦٥)
|
[623]
Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela
keyakinan dan mena'ati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata
mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan,
bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di
antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat
berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada
mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh
saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang
yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang
musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
|
||
|
||
065. (Hai Nabi, kobarkanlah semangat) berilah semangat
(para mukmin itu untuk berperang) melawan orang-orang kafir. (Jika ada dua
puluh orang yang sabar di antara kalian niscaya mereka dapat mengalahkan dua
ratus orang musuh) di antara orang-orang kafir. (Dan jika ada) boleh dibaca
yakun dan boleh pula takun (seratus orang yang sabar di antara kalian,
niscaya mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir disebabkan
orang-orang kafir itu) mereka yang kafir itu (kaum yang tidak mengerti). Ayat
ini merupakan ungkapan kalimat berita akan tetapi maknanya adalah sama
seperti kalimat perintah; yakni hendaknya dua puluh orang di antara kalian
mampu memerangi dua ratus orang kafir dan seratus orang mukmin mampu
memerangi seribu orang kafir dan hendaknya mereka (kaum mukmin) bersabar di
dalam menghadapi orang-orang kafir. Kemudian ayat ini dinasakh manakala
bilangan pasukan kaum mukminin telah banyak jumlahnya, yaitu oleh firman-Nya
berikut ini:
|
||
Sekarang Allah telah
meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan.
Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat
mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang [yang
sabar], niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah.
Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (66)
|
|
ٱلۡـَٔـٰنَ خَفَّفَ
ٱللَّهُ عَنكُمۡ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمۡ ضَعۡفً۬اۚ فَإِن يَكُن مِّنڪُم
مِّاْئَةٌ۬ صَابِرَةٌ۬ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِۚ وَإِن يَكُن مِّنكُمۡ أَلۡفٌ۬
يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفَيۡنِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٦٦)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam
kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a.
yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin,
hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka
hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan
keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi
dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada
dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan
dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
|
||
066. (Sekarang Allah telah meringankan kepada kalian
dan Dia telah mengetahui bahwa pada diri kalian ada kelemahan) lafal dha`fan
boleh dibaca dhu`fan. Artinya kalian tidak mampu lagi untuk memerangi
orang-orang yang jumlahnya sepuluh kali lipat jumlah kalian. (Maka jika ada)
boleh dibaca yakun boleh dibaca takun (di antara kalian seratus orang yang
sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang) daripada orang-orang
kafir (dan jika di antara kalian ada seribu orang yang sabar niscaya mereka
dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah) dengan kehendak-Nya.
Maka kalimat ini sekalipun bentuknya kalimat berita akan tetapi maknanya
adalah perintah, yakni hendaknya kalian memerangi orang-orang kafir yang
jumlahnya dua kali lipat kalian dan hendaknya kalian bersabar di dalam
menghadapi mereka itu (Dan Allah beserta orang-orang yang sabar) pertolongan-Nya
selalu menyertai mereka.
|
||
Tidak patut, bagi
seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka
bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki
[pahala] akhirat [untukmu]. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(67)
|
|
مَا كَانَ لِنَبِىٍّ
أَن يَكُونَ لَهُ ۥۤ أَسۡرَىٰ حَتَّىٰ يُثۡخِنَ فِى ٱلۡأَرۡضِۚ تُرِيدُونَ
عَرَضَ ٱلدُّنۡيَا وَٱللَّهُ يُرِيدُ ٱلۡأَخِرَةَۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬
(٦٧)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Tirmizi dan
Imam Hakim telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Masud r.a.
yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar baru saja usai kemudian
para tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah saw.
bersabda, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang para tawanan ini?" dan seterusnya. Di
dalam peristiwa ini turunlah firman-Nya membenarkan pendapat Umar r.a., yaitu
firman-Nya, "Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan...." (Q.S.
Al-Anfaal 67).
|
||
067. Ayat ini diturunkan ketika kaum muslimin memilih
untuk mengambil tebusan terhadap para tawanan perang Badar. (Tidak patut bagi
seorang nabi) boleh dibaca yakuuna boleh pula takuuna (mempunyai tawanan
sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi) lafal yutskhina fil ardhi
menunjukkan makna sangat di dalam memerangi orang-orang kafir. (Kalian
menghendaki) hai orang-orang mukmin (harta benda duniawi) yakni kebendaannya
dengan mengambil tebusan (sedangkan Allah menghendaki) untuk kalian (pahala
akhirat) sebagai pahala oleh sebab memerangi orang-orang kafir (Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana) ayat ini telah dinasakh oleh firman-Nya,
"Dan sesudah itu kalian boleh membebaskan mereka atau menerima
tebusan." (Muhammad 4)
|
||
Kalau sekiranya tidak
ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan
yang besar karena tebusan yang kamu ambil. (68)
|
|
لَّوۡلَا كِتَـٰبٌ۬
مِّنَ ٱللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمۡ فِيمَآ أَخَذۡتُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٦٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad dan lain-lainnya
telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Anas yang telah menceritakan, bahwa
Nabi mengadakan musyawarah bersama dengan para sahabatnya sehubungan dengan
para tawanan perang Badar. Maka Nabi saw. memulai dengan sabdanya,
"Sesungguhnya Allah telah membuat kalian aman dari gangguan mereka (kaum
musyrikin)." Maka pada saat itu juga berdirilah Umar bin Khatthab seraya
berkata mengemukakan pendapatnya, "Wahai Rasulullah, penggal saja kepala
mereka." Akan tetapi Nabi saw. berpaling daripadanya dan tidak mau
menerima apa yang dikemukakannya itu. Lalu berdirilah Abu Bakar mengemukakan
pendapatnya, "Kami berpendapat sebaiknya engkau memaafkan mereka dan
hendaknya engkau menerima tebusan saja dari mereka." Akhirnya Nabi saw.
memaafkan mereka dan menerima fidyah (tebusan) daripada mereka. Maka ketika
itu juga turunlah firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang
telah terdahulu dari Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 68). Imam Tirmizi telah
mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw.
Disebutkan di dalam hadis ini bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Ganimah
masih belum dihalalkan, ia masih belum dihalalkan terhadap seorang pun yang
berkepala hitam di antara orang-orang sebelum kalian. (Bilamana ada ganimah)
maka turunlah api dari langit membakarnya sehingga habis semua." Akan
tetapi ketika perang Badar telah usai dan kaum Muslimin memperoleh banyak
ganimah, lalu mereka mengambil ganimah tersebut sebelum dihalalkan kepada
mereka, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak
ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kalian ditimpa siksaan
yang besar karena tebusan yang kalian ambil." (Q.S. Al-Anfaal 68).
|
||
068. (Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang
terdahulu dari Allah) dengan dihalalkannya ganimah dan tawanan bagi kalian
(niscaya kalian ditimpa karena tebusan yang kalian ambil) (siksaan yang
besar.)
|
||
Maka makanlah dari
sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang
halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (69)
|
|
فَكُلُواْ مِمَّا
غَنِمۡتُمۡ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬اۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٦٩)
|
069. (Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kalian
ambil itu sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.)
|
||
Hai Nabi, katakanlah
kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada
kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik
dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu".
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (70)
|
|
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلنَّبِىُّ قُل لِّمَن فِىٓ أَيۡدِيكُم مِّنَ ٱلۡأَسۡرَىٰٓ إِن يَعۡلَمِ ٱللَّهُ
فِى قُلُوبِكُمۡ خَيۡرً۬ا يُؤۡتِكُمۡ خَيۡرً۬ا مِّمَّآ أُخِذَ مِنڪُمۡ
وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٧٠)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Thabrani telah meriwayatkan
sebuah hadis di dalam kitab Ausathnya dengan melalui Ibnu Abbas r.a. yang
telah menceritakan, bahwa Abbas (ayahnya) telah bercerita kepadanya,
"Demi Allah, firman Allah swt. yang ini diturunkan berkenaan dengan
diriku, yaitu ketika aku memberitahukan kepada Rasulullah saw. tentang
keislamanku lalu aku meminta kepadanya supaya dia membebaskan diriku dengan
harga dua puluh auqiyah emas yang aku bawa serta. Maka sebaliknya dia (Nabi)
memberiku dua puluh orang hamba sahaya sebagai imbalan dari dua puluh auqiyah
yang telah kuberikan itu. Akan tetapi tak lupa aku selalu mengharapkan
ampunan dari Allah."
|
||
070. (Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang
ada di tanganmu,) menurut suatu qiraat lafal al-asraa dibaca al-asaarii
("Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hati kalian) yakni keimanan
dan keikhlasan (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian yang lebih baik
daripada apa yang telah kalian berikan) artinya Dia pasti akan
melipatgandakannya buat kalian di dunia ini dan kelak di akhirat Dia akan
memberi kalian pahala (dan Dia akan mengampuni kalian.") dosa-dosa
kalian (Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
|
||
Akan tetapi jika
mereka [tawanan-tawanan itu] bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka
sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah
menjadikan [mu] berkuasa terhadap mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (71)
|
|
وَإِن يُرِيدُواْ
خِيَانَتَكَ فَقَدۡ خَانُواْ ٱللَّهَ مِن قَبۡلُ فَأَمۡكَنَ مِنۡہُمۡۗ
وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (٧١)
|
071. (Akan tetapi jika mereka menghendaki) yakni para
tawanan tersebut (berbuat khianat kepadamu) melalui perkataan mereka yang
berbasa-basi di hadapanmu (maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada
Allah sebelum ini) sebelum perang Badar, mereka telah melakukan kekafiran
(lalu Allah menjadikan nabi-Nya berkuasa terhadap mereka) dalam perang Badar
sehingga banyak di antara orang-orang kafir yang terbunuh dan tertawan. Maka
hendaknya mereka menunggu-nunggu saat seperti itu bilamana mereka kembali
lagi melakukan pengkhianatan (dan Allah Maha Mengetahui) makhluk-Nya (lagi
Maha Bijaksana) di dalam penciptaan-Nya.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan [kepada orang-orang muhajirin], mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi [624]. Dan [terhadap] orang-orang yang beriman, tetapi belum
berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka,
sebelum mereka berhijrah. [Akan tetapi] jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam [urusan pembelaan] agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (72)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ فِى
سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ بَعۡضُہُمۡ
أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬ۚ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يُہَاجِرُواْ مَا لَكُم
مِّن وَلَـٰيَتِہِم مِّن شَىۡءٍ حَتَّىٰ يُہَاجِرُواْۚ وَإِنِ ٱسۡتَنصَرُوكُمۡ
فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيۡڪُمُ ٱلنَّصۡرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوۡمِۭ بَيۡنَكُمۡ
وَبَيۡنَہُم مِّيثَـٰقٌ۬ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (٧٢)
|
[624] Yang
dimaksud "lindung melindungi" ialah: di antara Muhajirin dan Anshar
terjalin persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik.
Demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada
pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.
|
||
|
||
072. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah) yang
dimaksud adalah kaum Muhajirin (dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman) kepada Nabi saw. (dan pertolongan) yang dimaksud adalah kaum Ansar
(mereka itu satu sama lain lindung-melindungi) dalam hal saling
tolong-menolong dan waris-mewarisi. (Dan terhadap orang-orang yang beriman,
tetapi belum berhijrah, maka tiada kewajiban atas kalian untuk melindungi
mereka) dapat dibaca walaayatihim dan wilaayatihim (sedikit pun) oleh
karenanya tidak ada saling waris-mewaris antara kalian dan mereka, dan mereka
tidak berhak untuk mendapatkan bagian dari ganimah yang kalian peroleh
(sebelum mereka berhijrah) akan tetapi ayat ini telah dinasakh oleh ayat yang
terdapat dalam akhir surah Al-Anfaal ini. (Akan tetapi jika mereka meminta
pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib
memberikan pertolongan) kepada mereka dari gangguan orang-orang kafir
(kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka)
yakni ada perjanjian pertahanan bersama, maka kala itu janganlah kalian
menolong mereka, karena akan merusak perjanjian yang telah kalian buat
bersama dengan kaum itu. (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan).
|
||
Adapun orang-orang
yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika
kamu [hai para muslimin] tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan
Allah itu [625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang
besar. (73)
|
|
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى
ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬ (٧٣)
|
[625] Yang
dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya
persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir dan Abu Syekh telah
mengetengahkan sebuah hadis melalui Saddiy dari Abu Malik yang telah
menceritakan, bahwa ada seorang lelaki kalangan kaum Mukminin yang
mengatakan, "Kami mewarisi saudara-saudara kami yang musyrik." Maka
pada saat itu turunlah firman-Nya, "Adapun orang-orang yang kafir,
sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain." (Q.S.
Al-Anfaal 73).
|
||
|
||
073. (Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka
menjadi pelindung bagi sebagian yang lain). Dalam hal saling tolong-menolong
dan saling waris-mewarisi, maka tidak ada saling waris-mewarisi antara kalian
dan mereka. (Jika kalian tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan
Allah itu) yakni melindungi kaum Muslimin dan menekan orang-orang kafir
(niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar) karena
kekafiran bertambah kuat sedangkan Islam makin melemah keadaannya.
|
||
Dan orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang
memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan [kepada orang-orang
muhajirin], mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka
memperoleh ampunan dan rezki [ni’mat] yang mulia. (74)
|
|
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ
وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬اۚ لَّهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ كَرِيمٌ۬ (٧٤)
|
074. (Dan orang-orang yang beriman, berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan kepada kaum Muhajirin, mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki/nikmat yang mulia) di surga
nanti.
|
||
Dan orang-orang yang
beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka
orang-orang itu termasuk golonganmu [juga]. Orang-orang yang mempunyai
hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya [daripada yang kerabat]
[626] di dalam kitab Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (75)
|
|
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
مِنۢ بَعۡدُ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ مَعَكُمۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مِنكُمۡۚ
وَأُوْلُواْ ٱلۡأَرۡحَامِ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلَىٰ بِبَعۡضٍ۬ فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِۗ
إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمُۢ (٧٥)
|
[626]
Maksudnya: yang jadi dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan kerabat,
bukan hubungan persaudaraan keagamaan sebagaimana yang terjadi antara
Muhajirin dan Anshar pada permulaan Islam.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Ibnu Zubair yang telah menceritakan, bahwa ada seorang lelaki
mengadakan perjanjian dengan lelaki yang lain, "Engkau mewarisi aku dan
aku pun mewarisimu." Maka turunlah firman-Nya, "Orang-orang yang
mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75).
Ibnu Saad mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Hisyam bin
Urwah dari ayahnya yang telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw.
telah mempersaudarakan antara Zubair bin Awwam dan Kaab bin Malik. Kemudian
Zubair mengatakan, "Sungguh aku melihat Kaab tertimpa luka yang berat di
dalam perang Uhud. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, seandainya Kaab meninggal
dunia maka niscaya aku akan mewarisi peninggalannya." Maka ketika itu
juga turunlah firman-Nya, "Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat
itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)
di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75). Setelah itu harta warisan
menjadi hak saudara-saudara dan kaum kerabat mayit dan tidak lagi diwariskan
oleh saudara angkat (yang pernah dilakukan Rasulullah saw.)
|
||
|
||
075. (Dan orang-orang yang beriman sesudah itu) sesudah
orang-orang yang lebih dahulu beriman dan berhijrah (kemudian berhijrah dan
berjihad bersama kalian, maka orang-orang itu termasuk golongan kalian) hai
orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar. (Orang-orang yang mempunyai
hubungan kerabat itu) yakni orang-orang yang mempunyai hubungan persaudaraan
(sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya) dalam hal waris-mewarisi
daripada orang-orang yang mewarisi karena persaudaraan iman dan hijrah yang
telah disebutkan pada ayat terdahulu tadi (di dalam Kitabullah) di Lohmahfuz.
(Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) yang antara lain ialah
hikmah yang terkandung di dalam hal-ihwal waris-mewarisi.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 8 - Al Anfaal (1 - 75)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar