Senin, 29 April 2013

Surah 8 - Al Anfaal (1 - 75)

Surah HARTA RAMPASAN PERANG

سُوۡرَةُ الاٴنفَال



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ



Mereka menanyakan kepadamu tentang [pembagian] harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul [593], sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (1) 


يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَنفَالِ‌ۖ قُلِ ٱلۡأَنفَالُ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ‌ۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَصۡلِحُواْ ذَاتَ بَيۡنِڪُمۡ‌ۖ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١) 
[593] Maksudnya: pembagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ketika kaum Muslimin berbeda pendapat tentang harta rampasan perang Badar; para pemuda kaum Muslimin mengatakan bahwa harta rampasan itu adalah untuk kami sebab kamilah yang maju di dalam peperangan. Sedangkan orang-orang yang berusia lanjut dari mereka mengatakan kamilah yang menjadi tameng bagi kalian di bawah panji-panji, seandainya kalian mundur niscaya kamilah yang membela mati-matian, oleh karena itu janganlah kalian mau menang sendiri terhadap ganimah (harta rampasan) itu. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi turunnya surah ini. Abu Daud, Nasai, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Barang siapa yang berhasil membunuh seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak demikian. Dan barang siapa yang berhasil menawan seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak demikian. Adapun bagi pasukan yang berusia lanjut, maka hendaknya mereka tetap bertahan di bawah panji-panji peperangan. Dan bagi pasukan yang berusia muda, maka hendaknya mereka segera maju ke dalam kancah peperangan dan meraih ganimah." Maka pada saat itu pasukan yang berusia lanjut berkata kepada pasukan yang berusia muda, "Sertakanlah kami bersama kalian dalam bagian ganimah, karena sesungguhnya kami adalah pasukan cadangan bagi kalian, seandainya terjadi sesuatu dengan kalian, maka niscaya kalian akan berlindung kepada kami." Lalu mereka bersengketa dalam masalah ini dan mengadukan permasalahannya kepada Nabi saw. Maka pada saat itu turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang." Katakanlah! "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul." (Q.S. Al-Anfaal 1) Imam Ahmad meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar terjadi saudaraku yang bernama Umair terbunuh (gugur), maka aku membalas kematiannya itu dengan membunuh Said bin Ash, kemudian aku mengambil pedangnya sebagai barang rampasan. Selanjutnya aku mendatangi Nabi saw. seraya membawa pedang rampasan itu, maka Nabi saw. bersabda, "Pergilah dan lemparkanlah pedang itu ke dalam kumpulan barang-barang rampasan." Lalu aku kembali sedangkan keadaan diriku pada saat itu tiada seorang pun yang mengetahuinya melainkan hanya Allah, disebabkan karena terbunuhnya saudaraku. Ternyata Rasulullah saw. mengambil pedang rampasanku itu, maka ketika aku baru pergi dari sisi beliau hanya beberapa langkah, maka turunlah surah Al-Anfaal. Maka setelah itu Nabi saw. bersabda kepadaku, "Pergilah dan ambillah pedangmu itu." Abu Daud, Tirmizi dan Nasai telah meriwayatkan melalui Saad yang telah menceritakan, "Ketika perang Badar aku datang (kepada Rasulullah saw.) seraya membawa pedang rampasan, lalu aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah telah meredakan dendam yang membara di dadaku terhadap orang-orang musyrik, maka berikanlah pedang ini kepadaku.' Rasulullah saw. menjawab, "Pedang ini bukan milikku dan bukan pula milikmu." Lalu aku berkata, "Barangkali pedang ini akan diberikan kepada seseorang yang belum pernah tertimpa musibah seperti diriku ini." Rasulullah saw. datang kepadaku seraya bersabda, "Sesungguhnya engkau telah meminta kepadaku apa yang bukan menjadi milikku, dan sekarang ia telah menjadi milikku, engkau sekarang boleh mengambilnya, ia buatmu." Selanjutnya Saad menceritakan bahwa pada saat itu turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S. Al-Anfaal 1) Ibnu Jabir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid, bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi saw. mengenai khumus (seperlima ganimah) sesudah terbaginya empat perlima yang lainnya, maka turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S. Al-Anfaal 1).

001. (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad (tentang harta rampasan) perang, siapakah yang berhak menerimanya (Katakanlah,) kepada mereka ("Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan rasul-Nya) harta rampasan perang itu terserah menurut kesukaan Allah dan rasul-Nya; kemudian Rasulullah saw. membagi-bagikan harta rampasan itu secara merata kepada mereka semuanya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak (sebab itu bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu) yakni jalinlah kembali hubungan antara kalian dengan penuh kecintaan dan tinggalkanlah persengketaan (dan taatlah kalian kepada Allah dan rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang yang beriman.") yang benar-benar beriman.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (2) 


إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ (٢) 
[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

[595] Dimaksud dengan disebut Allah itu ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.

002. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu) yang sempurna keimanannya (adalah mereka yang apabila disebut Allah) yakni ancaman-Nya (gemetarlah) karena takut (hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah keimanan mereka) kepercayaan mereka (dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal) hanya kepada Rabblah mereka percaya bukan kepada selain-Nya.

[yaitu] orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (3) 


ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣) 
003. (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) mereka menunaikannya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya (dan sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka) Kami anugerahkan kepada mereka (mereka menafkahkannya) demi taat kepada Allah.

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia. (4) 


أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬ا‌ۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ (٤) 
004. (Itulah) orang-orang yang berciri khas seperti tadi (mereka orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya) yang tidak diragukan lagi keimanannya. (Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian) kedudukan-kedudukan di surga (di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia) di surga.

Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran [596], padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, (5) 


كَمَآ أَخۡرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَيۡتِكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقً۬ا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لَكَـٰرِهُونَ (٥)
[596] Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Allah mengatur pembagian harta rampasan perang dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar dari rumah dengan maksud berperang.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Ayyub Al-Anshari r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika kami berada di Madinah, Rasulullah saw. telah menerima berita, bahwa kafilah Abu Sofyan telah kembali, maka Rasulullah saw. bersabda kepada kami, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang kafilah tersebut, semoga Allah menjadikannya sebagai barang ganimah buat kita dan menyelamatkan kita." Maka kami keluar dan melakukan perjalanan selama satu atau dua hari. Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Apakah yang telah kalian lihat mengenai keadaan mereka?" Kami berkata, "Wahai Rasulullah! Kami tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi kaum itu. Karena sesungguhnya kami keluar hanya untuk menghadang kafilah perdagangan." Lalu kala itu Al-Miqdad berkata, "Janganlah kalian mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum Musa, 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.'" (Q.S. Al-Maidah 24). Maka ketika itu turunlah firman-Nya, "Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya." (Q.S. Al-Anfaal 5). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Abdullah bin Abbas r.a.

005. (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran) jar dan majrur berta`alluq pada lafal akhraja (padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya) yakni mereka tidak menyukai keluar bersama Nabi. Jumlah kalimat maa akhrajaka dan seterusnya merupakan keterangan keadaan dari huruf kaf yang terdapat pada lafal kamaa. Kemudian lafal kamaa akhrajaka berkedudukan menjadi khabar atau kalimat berita dari mubtada yang dibuang, yakni keadaan yang tidak mereka sukai adalah sewaktu engkau diminta keluar sedangkan mereka tidak menyukai hal itu, padahal itu baik untuk mereka, demikianlah keadaan mereka. Demikian itu karena Abu Sofyan yang datang membawa kafilah perdagangan dari negeri Syam, beritanya sampai kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. segera keluar bersama para sahabat guna mencegah kafilah tersebut. Akan tetapi berita keberangkatannya diketahui oleh orang-orang Quraisy. Maka keluarlah Abu Jahal beserta pasukan perang kota Mekah untuk melindungi kafilahnya itu, mereka bersenjata lengkap dan banyak pasukannya. Abu Sofyan membawa kafilahnya mengikuti jalan tepi pantai sehingga selamatlah mereka dari cegatan kaum Muslimin. Lalu ada yang berkata kepada Abu Jahal, "Mari kita kembali." Akan tetapi Abu Jahal menolak dan bahkan terus bermusyawarah dengan para sahabatnya; Nabi saw. bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya Allah swt. telah menjanjikan kepadaku kemenangan atas salah satu dari dua rombongan," yaitu rombongan Abu Sofyan atau rombongan Abu Jahal. Akhirnya mereka sepakat untuk memerangi pasukan yang bersenjata; tetapi sebagian dari kaum Mukminin tidak menyukai hal itu, mereka mengatakan, "Kami masih belum siap untuk menghadapi hal itu," sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya berikut ini:

mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata [bahwa mereka pasti menang], seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat [sebab-sebab kematian itu]. (6) 


يُجَـٰدِلُونَكَ فِى ٱلۡحَقِّ بَعۡدَ مَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى ٱلۡمَوۡتِ وَهُمۡ يَنظُرُونَ (٦) 
006. (Mereka membantahmu tentang kebenaran) yaitu tentang alternatif berperang (sesudah nyata) sesudah jelas bagi mereka bahwa mereka pasti menang (seolah-olah mereka dihalau kepada kematian sedang mereka melihat) kematian itu secara terang-terangan yang membuat mereka tidak senang kepadanya.

Dan [ingatlah], ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan [yang kamu hadapi] adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah [597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir, (7) 


وَإِذۡ يَعِدُكُمُ ٱللَّهُ إِحۡدَى ٱلطَّآٮِٕفَتَيۡنِ أَنَّہَا لَكُمۡ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيۡرَ ذَاتِ ٱلشَّوۡڪَةِ تَكُونُ لَكُمۡ وَيُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُحِقَّ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَيَقۡطَعَ دَابِرَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٧) 
[597] Maksudnya kafilah Abu Sofyan yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan kelompok yang datang dari Mekkah di bawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahal.

007. (Dan) ingatlah (ketika Allah menjanjikan kepadamu salah satu dari dua golongan) yakni rombongan kafilah atau pasukan bersenjata (bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedangkan kamu menginginkan) kalian hanya menghendaki (bahwa golongan yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah) golongan yang tidak mempunyai kekuatan dan persenjataan, yaitu golongan kafilah dagang (yang untukmu) mengingat pengawalnya sedikit dan persenjataannya pun tidak lengkap, berbeda dengan golongan pasukan bersenjata (dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar) menampakkan yang benar (dengan ayat-ayat-Nya) yang dahulu melalui kemenangan Islam (dan memusnahkan orang-orang kafir) kekuatan mereka dengan mengalahkan mereka, maka Dia memerintahkan kalian untuk memerangi pasukan bersenjata mereka.

agar Allah menetapkan yang hak [Islam] dan membatalkan yang bathil [syirik] walaupun orang-orang yang berdosa [musyrik] itu tidak menyukainya. (8) 


لِيُحِقَّ ٱلۡحَقَّ وَيُبۡطِلَ ٱلۡبَـٰطِلَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ (٨) 
008. (Agar Allah menetapkan yang hak dan membatalkan) menghapus (kebatilan) yakni kekafiran (walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya) orang-orang musyrik tidak menyenangi hal itu.

[Ingatlah], ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (9) 


إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَڪُمۡ أَنِّى مُمِدُّكُم بِأَلۡفٍ۬ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ مُرۡدِفِينَ (٩) 
009. (Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan Tuhanmu) ketika kamu meminta pertolongan dari-Nya untuk dapat mengalahkan orang-orang musyrik (lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku) sungguh Aku pasti (memberikan bantuan kepadamu) akan menolongmu (dengan mendatangkan seribu malaikat yang datang berturut-turut") yakni mereka datang secara berturut-turut, sebagian dari mereka menyusul sebagian lainnya. Pada permulaannya Allah menjanjikan untuk mereka bantuan seribu malaikat, kemudian menjadi tiga ribu malaikat, hingga sampai lima ribu malaikat, seperti yang dijelaskan di dalam surah Ali Imran. Menurut suatu qiraat lafal alfun dibaca aalaf seperti aflas dalam bentuk jamak.

Dan Allah tidak menjadikannya [mengirim bala bantuan itu], melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (10) 


وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشۡرَىٰ وَلِتَطۡمَٮِٕنَّ بِهِۦ قُلُوبُكُمۡ‌ۚ وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (١٠) 
010. (Dan Allah tidak menjadikannya) bala bantuan tersebut (melainkan sebagian berita gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).

[Ingatlah], ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki [mu] [598]. (11) 


إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةً۬ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِڪُمۡ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ (١١) 
[598] Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan pendirian.

011. (Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteram) untuk menenteramkan hatimu dari rasa takut yang menimpa dirimu (daripada-Nya) Allah Yang Maha Tinggi (dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu) dari hadas dan jinabah itu (dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan) godaan setan dari dirimu yang mengatakan bahwasanya jika kamu berada dalam jalan kebenaran, niscaya kamu tidak akan kehausan lagi berhadas sedang kaum musyrikin berada dekat air (dan untuk menguatkan) mengokohkan (hatimu) dalam keyakinan dan kesabaran (dan memperteguh dengannya telapak kakimu) agar telapak kakimu berdiri tegar di padang pasir.

[Ingatlah], ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah [pendirian] orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka [599]. (12) 


إِذۡ يُوحِى رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ أَنِّى مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ‌ۚ سَأُلۡقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡہُمۡ ڪُلَّ بَنَانٍ۬ (١٢) 
[599] Maksudnya: ujung jari disini ialah anggota tangan dan kaki.

012. (Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat) yang diperbantukan kepada kaum Muslimin ("Sesungguhnya Aku) bahwasanya Aku (bersama kamu) memberikan pertolongan dan bantuan (maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman) dengan memberikan pertolongan kepada mereka dan mengabarkan berita gembira. (Kelak Aku akan timpakan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir) ketakutan yang sangat (maka penggallah leher mereka) kepala mereka (dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka) ujung-ujung jari tangan dan kaki. Dikatakan bahwa dalam perang itu jika seseorang muslim hendak memukul kepala si kafir tiba-tiba kepala itu sudah jatuh menggelinding sendiri sebelum pedangnya sampai kepadanya. Dan Rasulullah saw. melempar mereka dengan segenggam batu kerikil, maka tidak ada seorang musyrik pun yang luput matanya dari lemparan batu kerikil itu, akhirnya mereka kalah.

[Ketentuan] yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. (13) 


ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ شَآقُّواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ‌ۚ وَمَن يُشَاقِقِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (١٣) 
013. (Yang demikian itu) azab yang menimpa mereka itu (adalah karena sesungguhnya mereka menentang) melawan (Allah dan rasul-Nya; dan barang siapa menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya) terhadapnya.

Itulah [hukum dunia yang ditimpakan atasmu], maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada [lagi] azab neraka. (14) 


ذَٲلِڪُمۡ فَذُوقُوهُ وَأَنَّ لِلۡكَـٰفِرِينَ عَذَابَ ٱلنَّارِ (١٤) 
014. (Itulah) hukuman yang ditimpakan atasmu (maka rasakanlah hukuman itu) hai orang-orang kafir, sebagai hukuman di dunia (sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kemudian (azab neraka").

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka [mundur]. (15) 


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ زَحۡفً۬ا فَلَا تُوَلُّوهُمُ ٱلۡأَدۡبَارَ (١٥) 
015. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu) mereka menghimpun kekuatan dalam jumlah yang banyak sehingga mereka kelihatan seakan-akan merayap maju (maka janganlah kamu membelakangi mereka) dalam keadaan lari karena kalah.

Barangsiapa yang membelakangi mereka [mundur] di waktu itu, kecuali berbelok untuk [siasat] perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. (16) 


وَمَن يُوَلِّهِمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ دُبُرَهُ ۥۤ إِلَّا مُتَحَرِّفً۬ا لِّقِتَالٍ أَوۡ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ۬ فَقَدۡ بَآءَ بِغَضَبٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَٮٰهُ جَهَنَّمُ‌ۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (١٦) 
016. (Barang siapa yang membelakangi mereka di waktu itu) ketika berhadapan dengan mereka di medan peperangan (dalam keadaan mundur kecuali berbelok) mengelak (untuk siasat perang) dengan cara berpura-pura lari tetapi untuk tujuan menyerang (atau menggabungkan diri) menyatu (dengan pasukan yang lain) dengan pasukan kaum Muslimin lainnya meminta tolong kepada mereka (maka sesungguhnya orang itu kembali) pulang (dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya) sejelek-jelek tempat kembali ialah neraka Jahanam. Keadaan ini khusus jika orang-orang kafir tidak makin bertambah lemah.

Maka [yang sebenarnya] bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. [Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka] dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17) 


فَلَمۡ تَقۡتُلُوهُمۡ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمۡ‌ۚ وَمَا رَمَيۡتَ إِذۡ رَمَيۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ‌ۚ وَلِيُبۡلِىَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡهُ بَلَآءً حَسَنًا‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (١٧) 
017. (Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di Badar dengan kekuatanmu (akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka) dengan melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian (dan bukan kamu yang melempar) mata kaum musyrikin, hai Muhammad (ketika kamu melempar) dengan batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang begitu banyaknya (tetapi Allahlah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan itu kepada mereka; hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang kafir (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan) yakni anugerah (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta rampasan perang. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka (lagi Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka.

Itulah [karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu], dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir. (18) 


ذَٲلِكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ مُوهِنُ كَيۡدِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٨) 
018. (Itulah) kemenangan itu suatu hal yang nyata (dan sesungguhnya Allah melemahkan) membuat tidak berdaya (tipu daya orang-orang yang kafir).

Jika kamu [orang-orang musyrikin] mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; [600] maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali [601], niscaya Kami kembali [pula] [602]; dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (19) 


إِن تَسۡتَفۡتِحُواْ فَقَدۡ جَآءَڪُمُ ٱلۡفَتۡحُ‌ۖ وَإِن تَنتَہُواْ فَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ‌ۖ وَإِن تَعُودُواْ نَعُدۡ وَلَن تُغۡنِىَ عَنكُمۡ فِئَتُكُمۡ شَيۡـًٔ۬ا وَلَوۡ كَثُرَتۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٩) 
[600] Maksudnya: berhenti dari memusuhi dan memerangi Rasul.

[601] Maksudnya: kembali memusuhi dan memerangi Rasul.

[602] Maksudnya: Allah memberi pertolongan kepada Rasul.

019. (Jika kalian mencari keputusan) hai orang-orang kafir, yakni kamu sekalian meminta keputusan, di mana salah seorang dari kamu yaitu Abu Jahal mengatakan, "Ya Allah! Siapakah dari kami yang paling memutuskan silaturahmi dan yang paling banyak melakukan hal-hal yang tidak dikenal pada kalangan kami, maka semoga Engkau membinasakannya (maka telah datang kepadamu keputusan) ketentuan binasanya orang-orang yang melakukan hal itu, mereka adalah Abu Jahal dan orang-orang yang terbunuh bersamanya, bukannya Nabi saw. dan kaum mukminin (dan jika kalian berhenti) dari perbuatan kafir dan memerangi Nabi saw. (maka itulah yang lebih baik bagi kalian; dan jika kalian kembali) untuk memerangi Nabi saw. (niscaya Kami kembali) untuk memberikan pertolongan kepada Nabi saw. atas kalian (dan tidak akan dapat mencukupi) menolak (angkatan perang kalian dari kalian) yakni golongan kalian (sesuatu bahaya pun biar pun angkatan perang itu banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman) huruf inna dibaca kasrah sebagai jumlah isti`naf, dan dibaca anna dengan memperkirakan adanya huruf lam, bentuk lengkapnya ialah lama`al mu`miina.

Hai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar [perintah-perintah-Nya], (20) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَوَلَّوۡاْ عَنۡهُ وَأَنتُمۡ تَسۡمَعُونَ (٢٠) 
020. (Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu sekalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling) memalingkan diri (daripada-Nya) dengan cara menentang perintah-Nya (sedang kalian mendengar) Alquran dan nasihat-nasihat-Nya.

dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang [munafik] yang berkata: "Kami mendengarkan [603], padahal mereka tidak mendengarkan. (21)


وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ (٢١) ۞
[603] Maksudnya: mereka mendengarkan tapi hati mengingkarinya.

021. (Dan janganlah kalian menjadi sebagai orang-orang yang berkata, "Kami mendengar; padahal mereka tidak mendengarkan) secara sadar dan penuh dengan pengertian, mereka adalah orang-orang munafik dan kaum musyrikin

Sesungguhnya binatang [makhluk] yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan bisu [604] yang tidak mengerti apa-apa pun. (22) 


إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ (٢٢) 
[604] Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.

022. (Sesungguhnya binatang, makhluk-makhluk yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau mendengarkan perkara yang hak (dan bisu) tidak mengucapkan perkara yang hak (yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak.

Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri [dari apa yang mereka dengar itu]. (23) 


وَلَوۡ عَلِمَ ٱللَّهُ فِيہِمۡ خَيۡرً۬ا لَّأَسۡمَعَهُمۡ‌ۖ وَلَوۡ أَسۡمَعَهُمۡ لَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ (٢٣) 
023. (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka) bakat yang baik di dalam mendengarkan perkara yang hak (tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman. (Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar) sebagai perumpamaan, karena Allah telah mengetahui bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka (niscaya mereka pasti berpaling juga) dari perkara yang hak itu (sedangkan mereka memalingkan diri") dari menerima perkara hak yang mereka dengar itu karena keras hati dan ingkar.

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu [605], dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya [606] dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (24) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيڪُمۡ‌ۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُ ۥۤ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ (٢٤) 
[605] Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. Juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

[606] Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.

024. (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul) dengan taat (apabila Rasul menyeru kamu pada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian) berupa perkara agama sebab perkara agama merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal (dan ketahuilah oleh kalian bahwa sesungguhnya Allah menghalangi antara manusia dan hatinya) maka ia tidak dapat beriman atau kafir melainkan berdasarkan kehendak Allah (dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua amal perbuatan kalian.

Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (25) 


وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةً۬ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةً۬‌ۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٢٥) 
025. (Dan peliharalah diri kalian daripada siksaan) jika siksaan menimpa kalian (ia tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kalian) bahkan siksaan itu merata kepada mereka dan selain mereka. Dan cara untuk memelihara diri supaya jangan tertimpa siksaan ialah membenci penyebabnya, yaitu perkara mungkar. (Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang melanggar perintah dan larangan-Nya.

Dan ingatlah [hai para muhajirin] ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi [Mekah], kamu takut orang-orang [Mekah] akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap [Madinah] dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (26) 


وَٱذۡڪُرُوٓاْ إِذۡ أَنتُمۡ قَلِيلٌ۬ مُّسۡتَضۡعَفُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ ٱلنَّاسُ فَـَٔاوَٮٰكُمۡ وَأَيَّدَكُم بِنَصۡرِهِۦ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ لَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (٢٦) 
026. (Dan ingatlah hai para Muhajirin ketika kalian masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi) yakni Mekah (kalian takut orang-orang Mekah akan menculik kalian) mengambil kalian dengan cepat (maka Allah memberi kalian tempat menetap) yaitu kota Madinah (dan didukung-Nya kalian) Dia membuat kalian menjadi kuat (dengan pertolongan-Nya) ketika perang Badar, yaitu melalui bantuan para malaikat (dan diberi-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik) berupa ganimah (agar kalian bersyukur) terhadap nikmat-nikmat-Nya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah alias Marwan bin Abdul Munzir. Nabi saw. telah mengutusnya kepada orang-orang Bani Quraizhah dengan membawa pesan darinya, supaya mereka mau tunduk di bawah kekuasaan Nabi saw. Maka Abu Lubabah bermusyawarah dengan mereka; akan tetapi ia mengisyaratkan dengan tangannya kepada mereka, bahwa jika mereka tunduk maka hukumannya adalah sembelih (maut). Abu Lubabah sengaja berbuat demikian demi untuk melindungi anak-anak dan harta bendanya yang berada di antara mereka.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul [Muhammad] dan [juga] janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (27) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَـٰنَـٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٧) 
027. (Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengkhianati Allah dan rasul-Nya dan) jangan pula (kalian mengkhianati amanat-amanat kalian) yakni apa-apa yang dipercayakan kepada kalian berupa agama dan hal-hal yang lain (sedangkan kalian mengetahui).

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (28) 


وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٲلُڪُمۡ وَأَوۡلَـٰدُكُمۡ فِتۡنَةٌ۬ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُ ۥۤ أَجۡرٌ عَظِيمٌ۬ (٢٨) 
028. (Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan) buat kalian yang menghambat kalian daripada perkara-perkara akhirat (dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar) maka janganlah sekali-kali kalian melewatkan pahala yang besar sehingga kalian mau berbuat khianat demi untuk mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan tobatnya Abu Lubabah.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan [607] dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni [dosa-dosa] mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (29) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَتَّقُواْ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّكُمۡ فُرۡقَانً۬ا وَيُكَفِّرۡ عَنڪُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (٢٩) 
[607] Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.

029. (Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah) melalui berserah diri kepada-Nya dan cara-cara yang lain (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian petunjuk) buat kalian sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang dapat membawa keselamatan dan hal-hal yang membahayakan diri kalian, sehingga kalian selamat dari hal-hal yang kalian takutkan (dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. (Dan Allah mempunyai karunia yang besar).

Dan [ingatlah], ketika orang-orang kafir [Quraisy] memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (30) 


وَإِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثۡبِتُوكَ أَوۡ يَقۡتُلُوكَ أَوۡ يُخۡرِجُوكَ‌ۚ وَيَمۡكُرُونَ وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُ‌ۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَـٰڪِرِينَ (٣٠) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah bercerita, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy dan para pemimpin setiap kabilah, mereka telah sepakat untuk mengadakan pertemuan di Darun Nadwah. Akan tetapi tiba-tiba muncullah di hadapan mereka iblis yang berupa seorang syekh (ketua) yang tampak agung penampilannya. Maka ketika mereka melihatnya, lalu mereka bertanya kepadanya, "Siapakah Anda?" Iblis menjawab, "Aku adalah seorang syekh dari penduduk Najd; aku telah mendengar tentang subjek yang akan dibicarakan di dalam pertemuan kalian. Lalu aku diperintahkan untuk menghadiri pertemuan kalian, dan niscaya saran dan nasihatku nanti tidak akan sia-sia untuk kepentingan kalian." Lalu mereka menjawab, "Baiklah, kalau demikian silakan masuk," maka iblis itu masuk bersama-sama dengan mereka ke dalam Darun Nadwah. Lalu iblis yang menyerupai syekh dari Najd itu berkata, "Cobalah kalian kemukakan tindakan apa yang akan kalian lakukan terhadap lelaki itu (Nabi Muhammad)." Maka salah seorang dari mereka mengatakan, "Ikatlah dia oleh kalian ke dalam ikatan yang erat sekali kemudian kalian membiarkannya hingga mati, sebagaimana yang telah dialami oleh para pendahulunya dari kalangan ahli-ahli syair seperti Zuhair dan Nabighah. Sesungguhnya dia itu tiada lain hanyalah seperti seseorang di antara mereka." Akan tetapi iblis yang dalam rupa seorang syekh dari Najd itu berkata, "Tidak, demi Allah, ini adalah pendapat yang tidak baik untuk kalian. Demi Allah, niscaya pasti akan ada seseorang yang akan keluar dari tempat tahanannya untuk memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya. Maka mereka pasti akan melepaskan ikatannya dan mengambilnya dari tangan kalian, kemudian mereka mempertahankannya habis-habisan, sehingga keadaan kalian tidak akan aman lagi dan mereka pasti akan dapat mengusir kalian dari tanah tempat tinggal kalian. Maka coba kemukakan oleh kalian pendapat yang lainnya." Lalu ada seseorang lainnya yang mengatakan, "Kalian keluarkan dia dari tempat tinggal kita, maka kalian akan bebas dari ulahnya. Karena sesungguhnya bilamana dia telah keluar dari tanah tempat tinggal kita ini, niscaya kalian tidak akan tertimpa bahaya oleh perbuatannya." Maka iblis yang berupa syekh dari Najd itu berkata, "Demi Allah, hal ini bukan pendapat yang baik bagi kalian. Tidakkah kalian melihat sendiri akan tutur bahasanya yang manis dan kefasihan lisannya? Maka niscaya hati orang-orang akan terpikat mendengar tutur katanya itu. Demi Allah, seandainya kalian melakukan usulnya itu, kemudian ia menawarkan kepada orang-orang Arab semuanya, maka niscaya mereka mau berkumpul mengikuti seruannya. Kemudian dia pasti akan berangkat untuk menyerang kalian, lalu mengusir kalian dari negeri kalian sendiri dan membunuh orang-orang terhormat kalian." Mendengar jawaban iblis itu lalu mereka berkata, "Demi Allah, apa yang dikatakannya itu benar; maka coba kemukakan lagi pendapat yang selain itu dari kalian." Lalu Abu Jahal berkata mengajukan usulnya, "Demi Allah, aku akan mengemukakan kepada kalian suatu pendapat yang belum kalian temukan sebelumnya, aku melihat bahwa pendapat inilah yang paling baik." Kemudian mereka yang hadir menjawab, "Coba kemukakanlah usulmu itu?" Abu Jahal mengatakan, "Kalian harus mengambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang kuat sebagai wakilnya, kemudian masing-masing pemuda dari mereka diberi pedang yang tajam, lalu mereka secara beramai-ramai memukulnya dengan pedang-pedang mereka sekaligus. Maka jika kalian telah membunuhnya berarti darahnya terbagi-bagi di antara semua kabilah; aku menduga bahwa puaknya itu (Bani Hasyim) tidak akan mampu untuk memerangi kabilah Quraisy secara keseluruhan untuk membalas kematiannya. Dan sesungguhnya jika orang-orang Bani Hasyim melihat kenyataan tersebut, maka niscaya mereka mau menerima diatnya saja, kemudian kita semua bebas dan berhasil membungkam sikapnya yang menyakitkan itu." Maka iblis yang berupa syekh dari Najd itu berkata, "Ini, demi Allah, adalah pendapat yang benar dan jitu; pendapat yang paling tepat adalah pendapat yang telah dikatakan olehnya (Abu Jahal), aku melihat tidak ada pendapat yang paling baik selain daripada pendapatnya itu." Setelah itu mereka berpisah dengan membawa suatu kesepakatan, yaitu seperti apa yang telah dikemukakan oleh usul Abu Jahal tadi. Lalu malaikat Jibril mendatangi Nabi saw. dan memerintahkan dia supaya jangan menginap pada malam itu pada tempat yang biasa ia tidur, serta malaikat Jibril memberitahukan kepada beliau tentang makar yang telah direncanakan oleh kaumnya. Pada malam itu Rasulullah saw. tidak tidur di rumahnya, dan pada saat itu juga Allah swt. memberikan izin kepadanya untuk keluar berhijrah (ke Madinah). Ketika Rasulullah saw. telah sampai di Madinah dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu pun, lalu turunlah firman-Nya yang mengingatkannya kepada nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada dirinya, yaitu firman-Nya, "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya (tipu muslihat) terhadap dirimu." (Q.S. Al-Anfaal 30). Ibnu Jarir telah mengetengahkan hadis lainnya melalui jalur periwayatan Ubaid bin Umair dari Mutthalib bin Abu Wadda'ah. Hadis yang diriwayatkannya itu mengatakan, bahwa pada suatu hari Abu Thalib berkata kepada Nabi saw., "Rencana makar apakah yang telah dipersiapkan oleh kaummu terhadap dirimu?" Nabi saw. menjawab, "Mereka bermaksud untuk memenjarakan diriku, atau membunuhku, atau mengusirku." Abu Thalib bertanya kembali, "Siapakah yang telah memberitahukan hal itu kepadamu?" Nabi saw. menjawab, "Rabb (Tuhan)ku." Abu Thalib berkata, "Sebaik-baik Rabb adalah Rabbmu, pesankanlah kepada-Nya supaya berbuat baik terhadap dirimu." Nabi saw. menjawab, "Aku memesankan kepada-Nya supaya berbuat baik? Tidak, bahkan Dialah yang berpesan kepadaku supaya berbuat baik." Pada saat itulah turun firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya (tipu muslihat) terhadap dirimu...." (Q.S. Al-Anfaal 30). Sehubungan dengan hadis di atas Ibnu Katsir menilai, bahwa sebutan tokoh Abu Thalib dalam hadis di atas sangat aneh sekali, karena kisahnya terjadi di malam hijrah, yang hal ini berlangsung setelah lewat tiga tahun sejak kematian Abu Thalib.

030. (Dan) ingatlah hai Muhammad (ketika orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu muslihat terhadap dirimu) mereka mengadakan pertemuan di Darun Nadwah tempat mereka bermusyawarah guna mengadakan makar terhadap dirimu (untuk menangkapmu) untuk mengikatmu dan memenjarakanmu (atau membunuhmu) di mana mereka secara beramai-ramai membunuhmu (atau mengusirmu) dari Kota Mekah. (Mereka merencanakan tipu muslihat) terhadap dirimu (akan tetapi Allah menggagalkan rencana mereka dengan cara memberikan pemberitahuan kepadamu melalui wahyu-Nya akan rencana mereka dan Dia memerintahkan kamu untuk keluar terlebih dahulu. (Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu muslihat). Dia Maha Mengetahui tentang tipu muslihat.

Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar [ayat-ayat yang seperti ini], kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, [Al Qur’an] ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala". (31) 


وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُنَا قَالُواْ قَدۡ سَمِعۡنَا لَوۡ نَشَآءُ لَقُلۡنَا مِثۡلَ هَـٰذَآ‌ۙ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٣١)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa Nabi saw. dalam perang Badar telah membunuh Uqbah bin Abu Muith, Thuaimah bin Addi dan Nadhr bin Harits karena untuk mempertahankan dirinya. Dan tersebutlah bahwa Miqdad telah berhasil menawan Nadlir bin Harits, maka ketika Miqdad diperintahkan supaya membunuhnya, lalu Miqdad berkata, "Wahai Rasulullah, dia adalah tawananku." Rasulullah saw. menjawab, "Sesungguhnya dia telah mengatakan hal-hal yang tidak senonoh terhadap Kitabullah." Selanjutnya Said bin Jubair melanjutkan ceritanya, bahwa berkenaan dengan peristiwa itu lalu turunlah firman-Nya, "Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini).'" (Q.S. Al-Anfaal 31).

031. (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami) yakni Alquran (mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengar ayat-ayat seperti ini, kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini) ucapan ini telah dikatakan oleh Nadhr bin Harits, karena ia sering berkunjung ke negeri Hairah untuk tujuan berniaga. Di sana ia membeli buku-buku tentang sejarah orang-orang Ajam, kemudian ia menceritakannya kepada penduduk kota Mekah. (Tiada lain) tak lain (hal ini) yakni Alquran (hanyalah dongeng-dongengan) cerita-cerita bohong (orang-orang dahulu." )

Dan [ingatlah], ketika mereka [orang-orang musyrik] berkata: "Ya Allah, jika betul [Al Qur’an] ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih". (32) 


وَإِذۡ قَالُواْ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَـٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةً۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ۬ (٣٢) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair sehubungan dengan firman-Nya, "Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, 'Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau.'..." (Q.S. Al-Anfaal 32). Said bin Jubair mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa Nadhr bin Harits.

032. (Dan ingatlah ketika mereka/orang-orang musyrik berkata, "Ya Allah! Jika betul hal ini) yaitu Alquran yang dibacakan oleh Muhammad (dialah yang benar) diturunkan (dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.") siksaan yang menyakitkan sekali sebagai pembalasan atas ingkar kami terhadapnya. Perkataan ini diucapkan oleh Nadhr dan lain-lainnya sebagai penghinaan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada orang lain seakan-akan ia benar-benar mengetahui akan kebatilan Alquran. Allah swt. telah berfirman:

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah [pula] Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun [608]. (33) 


وَمَا ڪَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيہِمۡ‌ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ (٣٣) 
[608] Di antara mufassirin mengartikan "yastagfiruuna" dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang muslim yang minta ampun kepada Allah.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Anas bin Malik r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Abu Jahal bin Hisyam mengatakan, "Ya Allah, jika benar Alquran ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 33). Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa orang-orang musyrik selalu mengerjakan tawaf di Baitullah, seraya mengucapkan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka..." (Q.S. Al-Anfaal 33). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula sebuah hadis yang ia terima melalui Yazid bin Rauman dan Muhammad bin Qais, yang telah menceritakan, bahwa sebagian orang-orang musyrik Quraisy telah berkata kepada sebagian yang lainnya, "Muhammad sungguh adalah seseorang di antara kita yang dimuliakan oleh Allah. Ya Allah, jika benar (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Akan tetapi setelah sore harinya mereka merasa menyesal atas apa-apa yang telah mereka katakan itu, untuk itu maka mereka mengatakan seraya berdoa, "Ya Allah, ampunan-Mu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S. Al-Anfaal 33) sampai dengan firman-Nya, "Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-Anfaal 34). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadis yang lain melalui Ibnu Abza yang telah menceritakan, bahwa ketika Rasulullah saw. berada di Mekah maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara mereka." (Q.S. Al-Anfaal 33). Lalu Rasulullah saw. keluar berhijrah ke Madinah, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S. Al-Anfaal 33). Dan tersebutlah bahwa sisa-sisa kaum Muslimin yang masih menetap di kota Mekah selalu meminta ampun kepada-Nya; ketika mereka semuanya keluar mengikuti jejak nabinya, maka Allah menurunkan firman-Nya, "Kenapa Allah tidak mengazab mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 34). Kemudian Allah mengizinkan nabi-Nya untuk menaklukkan kota Mekah, yang hal ini merupakan azab yang telah diancamkan oleh Allah terhadap orang-orang musyrik Quraisy.

033. (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya, "Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath 25).

Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk [mendatangi] Masjidil Haram dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai [nya], hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (34) 


وَمَا لَهُمۡ أَلَّا يُعَذِّبَہُمُ ٱللَّهُ وَهُمۡ يَصُدُّونَ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ وَمَا ڪَانُوٓاْ أَوۡلِيَآءَهُ ۥۤ‌ۚ إِنۡ أَوۡلِيَآؤُهُ ۥۤ إِلَّا ٱلۡمُتَّقُونَ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٤) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula sebuah hadis yang ia terima melalui Yazid bin Rauman dan Muhammad bin Qais, yang telah menceritakan, bahwa sebagian orang-orang musyrik Quraisy telah berkata kepada sebagian yang lainnya, "Muhammad sungguh adalah seseorang di antara kita yang dimuliakan oleh Allah. Ya Allah, jika benar (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Akan tetapi setelah sore harinya mereka merasa menyesal atas apa-apa yang telah mereka katakan itu, untuk itu maka mereka mengatakan seraya berdoa, "Ya Allah, ampunan-Mu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S. Al-Anfaal 33) sampai dengan firman-Nya, "Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-Anfaal 34). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadis yang lain melalui Ibnu Abza yang telah menceritakan, bahwa ketika Rasulullah saw. berada di Mekah maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada di antara mereka." (Q.S. Al-Anfaal 33). Lalu Rasulullah saw. keluar berhijrah ke Madinah, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (Q.S. Al-Anfaal 33). Dan tersebutlah bahwa sisa-sisa kaum Muslimin yang masih menetap di kota Mekah selalu meminta ampun kepada-Nya; ketika mereka semuanya keluar mengikuti jejak nabinya, maka Allah menurunkan firman-Nya, "Kenapa Allah tidak mengazab mereka...." (Q.S. Al-Anfaal 34). Kemudian Allah mengizinkan nabi-Nya untuk menaklukkan kota Mekah, yang hal ini merupakan azab yang telah diancamkan oleh Allah terhadap orang-orang musyrik Quraisy.

034. (Mengapa Allah tidak mengazab mereka) dengan pedang sesudah engkau dan kaum mukminin yang lemah keluar dari Mekah. Berdasarkan pendapat yang pertama, ayat ini menasakh ayat sebelumnya; dan ternyata Allah swt. mengazab mereka dalam perang Badar dan perang-perang yang lain (padahal mereka menghalangi) mencegah Nabi saw. dan kaum muslimin (untuk mendatangi Masjidilharam) yakni untuk melakukan tawaf di dalamnya (dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya?) seperti menurut dugaan mereka. (Tiada lain) tidak lain (orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang-orang yang bertakwa tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwasanya tidak ada hak bagi orang-orang kafir untuk menguasai Masjidilharam.

Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (35) 


وَمَا كَانَ صَلَاتُہُمۡ عِندَ ٱلۡبَيۡتِ إِلَّا مُڪَآءً۬ وَتَصۡدِيَةً۬‌ۚ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ (٣٥) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Al-Wahidiy telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Umar yang telah menceritakan, bahwa orang-orang musyrik Mekah selalu mengerjakan tawaf sambil bertepuk tangan dan bersiul, maka turunlah firman-Nya yang di atas tadi. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Said yang telah menceritakan, bahwa orang-orang musyrik Quraisy menghalang-halangi Nabi saw. yang sedang melakukan tawaf; mereka mengejeknya seraya bersiul dan bertepuk tangan, lalu turunlah firman-Nya yang di atas tadi.

035. (Salat mereka di sekitar Baitullah itu tiada lain hanyalah siulan) bersiul-siul (dan tepuk tangan) artinya mereka menjadikan hal-hal tersebut sebagai upacara sembahyang mereka yang dianjurkan oleh sesama mereka. (Maka rasakanlah azab) dalam perang Badar (disebabkan kekafiran kalian).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi [orang] dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, (36) 


إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمۡوَٲلَهُمۡ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيۡهِمۡ حَسۡرَةً۬ ثُمَّ يُغۡلَبُونَ‌ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحۡشَرُونَ (٣٦) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishaq telah mengatakan, bahwa Zuhri, Muhammad bin Yahya bin Hibban dan Ashim bin Umair bin Qatadah serta Hushain bin Abdurrahman mereka semuanya telah bercerita kepadaku, bahwa ketika orang-orang Quraisy mengalami kekalahan yang fatal dalam perang Badar, lalu mereka kembali ke Mekah. Setelah peristiwa itu Abdullah bin Abu Rabiah, Ikrimah bin Abu Jahal dan Shofwan bin Abu Umaiah bersama dengan segolongan kaum lelaki dari kabilah Quraisy yang ayah-ayah dan anak-anak mereka terbunuh dalam perang Badar, mereka semuanya berjalan menuju kepada Abu Sofyan beserta orang-orangnya yang ikut dalam kafilah tersebut dari kalangan orang-orang Quraisy. Maka mereka berkata, "Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad telah membuat kalian menyendiri, dia telah membunuh orang-orang pilihan kalian, maka bantulah kami dengan harta yang kalian bawa ini untuk memeranginya kembali, barangkali saja kami dapat melampiaskan dendam kami terhadapnya." Dan ternyata Abu Sofyan dan orang-orangnya memenuhi permintaan mereka. Menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan." (Q.S. Al-Anfaal 36). Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Hakam bin Atabah yang telah menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Sofyan. Abu Sofyan membelanjakan hartanya sebanyak empat puluh uqiyah emas kepada orang-orang musyrikin (guna memerangi Nabi Muhammad saw.) Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abza dan Said bin Jubair yang keduanya telah bercerita, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Sofyan. Abu Sofyan dalam perang Uhud telah menyewa tentara bayaran dari negeri Habasyah yang jumlahnya dua ribu orang personil untuk memerangi Rasulullah saw.

036. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka) di dalam memerangi Nabi saw. (untuk menghalangi orang dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu kemudian hal itu) pada akhirnya (menjadi sesalan bagi mereka sendiri) mereka akan merasa menyesal karena harta mereka terbuang secara percuma dan tujuan mereka tidak berhasil (kemudian mereka dikalahkan) di dunia. (Dan orang-orang yang kafir itu) dari kalangan orang-orang Quraisy (ke neraka Jahanam) kelak di akhirat (akan dikumpulkan) mereka digiring ke dalamnya.

supaya Allah memisahkan [golongan] yang buruk dari yang baik dan menjadikan [golongan] yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. (37) 


لِيَمِيزَ ٱللَّهُ ٱلۡخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ وَيَجۡعَلَ ٱلۡخَبِيثَ بَعۡضَهُ ۥ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ فَيَرۡڪُمَهُ ۥ جَمِيعً۬ا فَيَجۡعَلَهُ ۥ فِى جَهَنَّمَ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ (٣٧)
037. (Supaya Allah membedakan) lafal ini berkaitan dengan lafal takuunu pada ayat yang sebelumnya. Boleh dibaca tidak memakai tasydid atau memakainya; artinya memisahkan (antara golongan yang buruk) orang kafir (dan yang baik) orang mukmin (dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, kesemuanya ditumpukkan-Nya) artinya Allah mengumpulkan mereka secara bertumpuk-tumpuk, sebagian di antara mereka berada di atas sebagian yang lain (dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi).

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: [609] "Jika mereka berhenti [dari kekafirannya], niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi [610] sesungguhnya akan berlaku [kepada mereka] sunnah [Allah terhadap] orang-orang dahulu". (38) 


قُل لِّلَّذِينَ ڪَفَرُوٓاْ إِن يَنتَهُواْ يُغۡفَرۡ لَهُم مَّا قَدۡ سَلَفَ وَإِن يَعُودُواْ فَقَدۡ مَضَتۡ سُنَّتُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٣٨) 
[609] Ialah: Abu Sofyan dan sahabat-sahabatnya.

[610] Maksudnya: jika mereka kafir dan kembali memerangi Nabi.

038. (Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu,) seperti Abu Sofyan dan teman-temannya ("Jika mereka berhenti) dari kekafirannya dan dari memerangi Nabi saw. (niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu) dari amal perbuatan mereka (dan jika mereka kembali lagi) untuk memerangi Nabi saw. (sesungguhnya akan berlaku terhadap mereka sunah Allah terhadap orang-orang dahulu.") Allah akan memberlakukan sunah-Nya terhadap diri mereka, dengan cara membinasakannya, seperti yang telah Kami lakukan terhadap umat-umat terdahulu.

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah [611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah [612]. Jika mereka berhenti [dari kekafiran], maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (39) 


وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةٌ۬ وَيَڪُونَ ٱلدِّينُ ڪُلُّهُ ۥ لِلَّهِ‌ۚ فَإِنِ ٱنتَهَوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (٣٩) 
[611] Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam.

[612] Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.

039. (Dan perangilah mereka supaya tidak ada) supaya jangan ada (fitnah) kemusyrikan (dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah) hanya bagi Allah semata dan tidak disembah selain dari-Nya. (Jika mereka berhenti) dari kekafiran (Maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) Dia akan membalas mereka karenanya.

Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (40) 


وَإِن تَوَلَّوۡاْ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۚ نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ (٤٠) ۞
040. (Dan jika mereka berpaling) dari keimanan (maka ketahuilah bahwasanya Allah pelindung kalian) yang akan menolong dan mengatur urusan-urusan kalian (sebaik-baik pelindung) adalah Dia (dan Dia adalah sebaik-baik penolong) yang akan menolong kalian.

Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang [613], maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil [614], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa [615], yang Kami turunkan kepada hamba Kami [Muhammad] di hari Furqaan [616], yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (41) 


وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا غَنِمۡتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ ۥ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا يَوۡمَ ٱلۡفُرۡقَانِ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ (٤١) 
[613] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. Pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr

[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. Anak Yatim. d. Fakir miskin. e. Ibnussabil. Sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur.

[615] Yang dimaksud dengan apa ialah: ayat-ayat Al-Qur'an, malaikat dan pertolongan.

[616] Furqaan ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. Yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al-Qur'anul Kariem pada malam 17 Ramadhan.

041. (Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang telah kalian peroleh) kalian ambil dari orang-orang kafir secara paksa (dalam bentuk apa pun, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah) Dialah yang akan mengaturnya sesuai dengan kehendak-Nya (Rasul, kerabat Rasul) kaum kerabat Nabi saw. yang terdiri dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Mutalib (anak-anak yatim) anak-anak kaum muslimin yang ayah-ayah mereka telah meninggal dunia sedangkan mereka dalam keadaan miskin (orang-orang miskin) kaum muslimin yang hidupnya masih kekurangan (dan ibnu sabil) orang muslim yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Atau dengan kata lain Nabi saw. dan keempat golongan orang-orang tadi berhak untuk mendapatkan seperlima dari seperlimanya. Sedangkan sisa seluruh ganimah yang tinggal empat perlima, seluruhnya untuk pasukan yang telah memperolehnya (jika kalian beriman kepada Allah) maka ketahuilah oleh kalian hal tersebut (dan kepada apa) diathafkan pada lafal billaah (yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad saw., yaitu malaikat dan ayat-ayat (di hari Furqan) artinya pada perang Badar karena di dalam perang tersebut dipisahkan antara perkara yang hak dan yang batil (yaitu di hari bertemunya dua pasukan) pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum kafir. (Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain Dia telah memenangkan kalian sekali pun jumlah kalian sedikit dan jumlah musuh-musuh kalian banyak.

[Yaitu di hari] ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. [617] Sekiranya kamu mengadakan persetujuan [untuk menentukan hari pertempuran], pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi [Allah mempertemukan dua pasukan itu] agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, [618] yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata [pula] [619]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (42) 


إِذۡ أَنتُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّڪۡبُ أَسۡفَلَ مِنڪُمۡ‌ۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِى ٱلۡمِيعَـٰدِ‌ۙ وَلَـٰكِن لِّيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ مَفۡعُولاً۬ لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَىَّ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬‌ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ (٤٢) 
[617] Maksudnya: Kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah. Sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sofyan itu berada di tepi pantai kira-kira 5 mil dari Badar.

[618] Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum musyrikin.

[619] Maksudnya: agar orang-orang yang tetap di dalam kekafirannya tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata.

042. (Yaitu di hari ketika) lafal ini merupakan badal dari lafal yaum (kalian) berada (di pinggir lembah) yang dekat dari kota Madinah; huruf `ain boleh dibaca damah dan boleh dibaca kasrah, artinya di pinggir lembah (dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh) dari kota Madinah (sedang kafilah) iring-iringan perdagangan orang-orang kafir berada di tempat (yang lebih rendah daripada kalian) yaitu dekat dengan pantai (Sekiranya kalian mengadakan persetujuan) antara kalian dan pasukan kaum musyrikin untuk menentukan hari pertempuran (pastilah kalian tidak akan sependapat untuk menentukan hari pertempuran itu akan tetapi) Allah mempertemukan antara kalian dan mereka tanpa persetujuan terlebih dahulu (agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan) yang urusan tersebut telah berada dalam pengetahuan-Nya, yaitu memenangkan Islam dan menghapus kekafiran, maka Allah melaksanakan hal tersebut (yaitu agar orang yang binasa itu) yakni orang kafir (binasanya berdasarkan keterangan yang nyata) artinya sesudah adanya hujah yang jelas tegak di hadapannya; yaitu melalui dimenangkannya pasukan kaum muslimin sekali pun jumlah mereka sedikit atas pasukan musuh yang jumlahnya sangat banyak itu (dan agar orang yang hidup itu) orang yang mukmin (hidupnya dengan keterangan yang nyata pula. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

[yaitu] ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu [berjumlah] sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu [berjumlah] banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (43) 


إِذۡ يُرِيكَهُمُ ٱللَّهُ فِى مَنَامِكَ قَلِيلاً۬‌ۖ وَلَوۡ أَرَٮٰكَهُمۡ ڪَثِيرً۬ا لَّفَشِلۡتُمۡ وَلَتَنَـٰزَعۡتُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ وَلَـٰڪِنَّ ٱللَّهَ سَلَّمَ‌ۗ إِنَّهُ ۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (٤٣)
043. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu) ketika kamu sedang tidur (berjumlah sedikit) lalu kamu memberitahukan hal tersebut kepada sahabat-sahabatmu sehingga mereka merasa gembira dan optimis (Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepadamu berjumlah banyak tentu kalian akan merasa gentar) kalian akan berselisih pendapat mengenainya (dan tentu saja kalian akan berbantah-bantahan dalam urusan itu) yakni mengenai masalah peperangan (akan tetapi Allah menyelamatkan kalian) dari rasa gentar dan bantah-bantahan. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) apa-apa yang tersimpan di dalam hati.

Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (44) 


وَإِذۡ يُرِيكُمُوهُمۡ إِذِ ٱلۡتَقَيۡتُمۡ فِىٓ أَعۡيُنِكُمۡ قَلِيلاً۬ وَيُقَلِّلُڪُمۡ فِىٓ أَعۡيُنِهِمۡ لِيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ مَفۡعُولاً۬‌ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ (٤٤) 
044. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian) wahai orang-orang mukmin (ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian) sekitar tujuh puluh atau seratus orang padahal kenyataannya jumlah mereka ada seribu orang, dimaksud supaya kalian mau maju menghadapi mereka (dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka) supaya mereka mau maju menghadapi kalian dan mereka tidak mundur untuk memerangi kalian, hal ini berlangsung sebelum perang berkecamuk. Maka tatkala perang telah berkecamuk lalu Allah memperlihatkan kepada mereka jumlah kalian yang lebih besar dua kali lipat daripada jumlah mereka sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surah Ali Imran (karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan).

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan [musuh], maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah [nama] Allah sebanyak-banyaknya [620] agar kamu beruntung. (45) 


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةً۬ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ ڪَثِيرً۬ا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٤٥) 
[620] Maksudnya ialah: memperbanyak zikir dan do'a.

045. (Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian berperang dengan golongan) orang-orang kafir (maka berteguh hatilah) di kala memerangi mereka dan jangan sekali-kali kalian mundur (dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya) berdoalah kalian kepada-Nya untuk kemenangan (agar kalian beruntung) memperoleh kemenangan.

Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (46) 


وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)
046. (Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan) saling bersengketa di antara sesama kalian (yang menyebabkan kalian menjadi gentar) membuat kalian menjadi pengecut (dan hilang kekuatan kalian) kekuatan dan kedaulatan kalian lenyap (dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar) Dia akan memberikan bantuan dan pertolongan-Nya.

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi [orang] dari jalan Allah. Dan [ilmu] Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (47) 


وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَـٰرِهِم بَطَرً۬ا وَرِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ وَٱللَّهُ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٌ۬ (٤٧) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurzhiy yang telah menceritakan, bahwa tatkala orang-orang musyrik Quraisy keluar dari Mekah dengan tujuan Badar, mereka keluar dengan mengikutsertakan para biduan dan musik-musik genderang. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh..." (Q.S. Al-Anfaal 47).

047. (Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya) untuk tujuan melindungi kafilah perdagangan milik mereka, dan mereka tidak mau kembali ke kampung halamannya sesudah kafilah perdagangan mereka selamat dari sergapan pasukan kaum Mukminin (dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia) yang mereka telah mengatakan, "Kami tidak akan kembali sebelum meminum khamar, menyembelih unta dan para penyanyi wanita menghibur kami dengan musik dan nyanyiannya di Badar nanti." Kemudian hal tersebut tersiar beritanya di kalangan orang-orang banyak (serta menghalangi) orang-orang (dari jalan Allah. Dan ilmu Allah terhadap apa yang mereka kerjakan) boleh dibaca ya'maluuna dan boleh pula ta'maluuna (Maha Meliputi) melalui ilmu-Nya, Dia akan membalas semua amal perbuatan mereka.

Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat [berhadapan], syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (48) 


َإِذۡ زَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَعۡمَـٰلَهُمۡ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَڪُمُ ٱلۡيَوۡمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّى جَارٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ فَلَمَّا تَرَآءَتِ ٱلۡفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ وَقَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّنڪُمۡ إِنِّىٓ أَرَىٰ مَا لَا تَرَوۡنَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ‌ۚ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٤٨) 
048. (Dan) ingatlah (ketika setan menjadikan mereka memandang baik) yakni iblis (pekerjaan mereka) iblis memberikan semangat kepada mereka untuk menghadapi kaum Muslimin, hal itu dilakukannya ketika mereka merasa takut untuk keluar berperang melawan musuh-musuh mereka Bani Bakar (dan mengatakan,) kepada mereka ("Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian.") iblis mendatangi mereka dalam bentuk seseorang dari kalangan kabilah Kinanah, yaitu berupa Suraqah bin Malik pemimpin dari orang-orang Kinanah. (Maka tatkala saling lihat-melihat) saling berhadap-hadapan (kedua pasukan itu) pasukan kaum Muslimin dan pasukan kaum kafir dan iblis melihat malaikat berada pada pihak pasukan kaum Muslimin sedangkan pada saat itu tangannya diapit oleh tangan Harits bin Hisyam (setan itu berbalik) kembali (ke belakang) lari (seraya berkata,) tatkala mereka, yaitu pasukan kaum kafir berkata kepadanya, "Apakah engkau mau membuat kami terhina (kalah) dalam keadaan begini." ("Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian) dari melindungi kalian (sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat) yaitu para malaikat (sesungguhnya saya takut kepada Allah.") Dia akan membinasakan saya (Dan Allah sangat keras siksa-Nya).

[Ingatlah], ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu [orang-orang mu’min] ditipu oleh agamanya". [Allah berfirman]: "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (49) 


وإِذۡ يَقُولُ ٱلۡمُنَـٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَـٰٓؤُلَآءِ دِينُهُمۡ‌ۗ وَمَن يَتَوَڪَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَڪِيمٌ۬ (٤٩) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani di dalam kitab Ausathnya telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a dengan sanad yang dhaif, ia berkata, "Ketika Allah swt. menurunkan kepada Nabi-Nya di Mekah, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang,' (Q.S. Al-Qamar 45) maka Umar bin Khattab bertanya, 'Wahai Rasulullah, golongan sipakah itu?' Peristiwa itu sebelum perang Badar, lalu ketika terjadi perang Badar dan tentara Quraisy dikalahkan saya melihat Rasulullah saw. mengejar mereka sambil menghunus pedang dan membaca, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang,' (Q.S. Al-Qamar 45). Itu terjadi dalam perang Badar kemudian Allah swt. menurunkan tentang mereka ayat, 'Hingga apabila Kami timpakan azab kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka....' (Q.S. Al-Mukminun 64) serta menurunkan juga firman-Nya, 'Tidakkah kalian perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran.' (Ibrahim 28). Di dalam perang Badar itu Rasulullah saw. melempari pasukan kaum musyrikin dengan batu kerikil, lemparan Rasulullah itu menyebar mengenai sebagian besar mereka dan memenuhi mata serta mulut mereka. Sehingga seorang lelaki dari kalangan mereka terbunuh sedangkan mata dan mulutnya penuh dengan batu kerikil. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar." (Q.S. Al-Anfaal 17). Dan Allah menurunkan firman-Nya sehubungan dengan iblis yang membantu kaum musyrikin dalam perang Badar, yaitu firman-Nya, "Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat-melihat (berhadapan) iblis itu balik ke belakang...." (Q.S. Al-Anfaal 48). Atabah bin Abu Rabiah dan segolongan orang-orang musyrik yang bersamanya ketika dalam perang Badar mengatakan, "Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya." Maka pada saat itu juga Allah swt. menurunkan firman-Nya, "(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, 'Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya.'" (Q.S. Al-Anfaal 49).

049. (Ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata,) lemah keyakinan ("Mereka itu ditipu) yakni kaum Muslimin (oleh agamanya) sebab mereka mau keluar untuk berperang sekalipun jumlah mereka sedikit sedangkan jumlah musuh yang dihadapinya sangat besar bilangannya. Mereka menduga bahwa diri mereka pasti menang oleh sebab jumlah mereka. Maka Allah menjawab mereka melalui firman selanjutnya, (Barang siapa yang bertawakal kepada Allah) percaya bahwa bersama dengan Allah pasti ia menang (maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa) menguasai semua perkara-Nya (lagi Maha Bijaksana") di dalam ciptaan-Nya.

Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka [dan berkata]: "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", [tentulah kamu akan merasa ngeri]. (50) 


وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ يَتَوَفَّى ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ‌ۙ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَـٰرَهُمۡ وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (٥٠)
050. (Kalau kamu melihat) hai Muhammad (ketika dicabut jiwa) boleh dibaca yatawaffaa dan boleh pula dibaca tatawaffaa (orang-orang yang kafir oleh para malaikat seraya memukul) lafal yadhribuuna kedudukan i'rabnya menjadi hal/kata keterangan (muka dan belakang mereka) dengan gada-gada besi. (Dan) para malaikat berkata kepada mereka (rasakanlah oleh kalian siksa yang membakar ini) artinya siksa neraka. Jawabnya lau ialah la raaita amran azhiiman (maka niscaya kamu akan menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan).

Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (51) 


ذَٲلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيڪُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّـٰمٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ (٥١) 
051. (Demikian itu) artinya siksaan atas kalian itu (disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri) Allah swt. sengaja memakai kata tangan bukannya anggota-anggota tubuh manusia yang lainnya, karena kebanyakan pekerjaan manusia itu dilakukan oleh tangan mereka (Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya) artinya tukang menganiaya (hamba-Nya) dengan mengazabnya tanpa dosa.

[keadaan mereka] serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya. (52) 


كَدَأۡبِ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ‌ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۚ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ۬ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٥٢) 
052. Kebiasaan orang-orang kafir itu (sama dengan kebiasaan) tradisi (Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka) mengazab mereka (disebabkan dosa-dosanya) lafal kafaruu dan lafal-lafal sesudahnya merupakan jumlah yang menafsirkan makna lafal-lafal yang sebelumnya. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat) atas semua apa yang dikehendaki-Nya (lagi amat keras siksaan-Nya).

Yang demikian [siksaan] itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merobah sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merobah apa yang ada pada diri mereka sendiri [621], dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (53) 


ذَٲلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمۡ يَكُ مُغَيِّرً۬ا نِّعۡمَةً أَنۡعَمَهَا عَلَىٰ قَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡ‌ۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٥٣) 
[621] Allah tidak mencabut ni'mat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap ta'at dan bersyukur kepada Allah.

053. (Yang demikian itu) disiksa-Nya orang-orang kafir (disebabkan) karena (Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum) dengan cara menggantinya dengan siksaan (sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka) sehingga mereka sendiri mengubah nikmat yang mereka terima dengan kekafiran, seperti apa yang telah dilakukan oleh orang-orang kafir Mekah; berbagai macam makanan dilimpahkan kepada mereka, sehingga mereka terhindar dari kelaparan, diamankan-Nya mereka dari rasa takut, dan diutus-Nya Nabi saw. kepada mereka. Kesemuanya itu mereka balas dengan kekafiran, menghambat jalan Allah dan memerangi kaum Mukminin. (Dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

[keadaan mereka] serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. (54)


ڪَدَأۡبِ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ‌ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۚ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّہِمۡ فَأَهۡلَكۡنَـٰهُم بِذُنُوبِهِمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ‌ۚ وَكُلٌّ۬ كَانُواْ ظَـٰلِمِينَ (٥٤) 
054. (Keadaan mereka serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya) yakni kaumnya yang menjadi pengikut-pengikutnya (dan kesemuanya) yaitu umat-umat yang mendustakan Tuhan (adalah orang-orang yang zalim). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizhah.

Sesungguhnya binatang [makhluk] yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (55) 


إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٥٥) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa firman Allah swt., "Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman." (Q.S. Al-Anfaal 55). Ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam golongan dari kalangan orang-orang Yahudi, yang di antara mereka terdapat Ibnu Tabut.

055. (Sesungguhnya binatang/makhluk yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman).

[Yaitu] orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut [akibat-akibatnya]. (56) 


ٱلَّذِينَ عَـٰهَدتَّ مِنۡہُمۡ ثُمَّ يَنقُضُونَ عَهۡدَهُمۡ فِى ڪُلِّ مَرَّةٍ۬ وَهُمۡ لَا يَتَّقُونَ (٥٦) 
056. (Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka) hendaknya mereka jangan membantu orang-orang musyrik (sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya) di mana mereka melakukan perjanjian (dan mereka tidak takut) kepada Allah sewaktu mereka berbuat khianat.

Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan [menumpas] mereka, supaya mereka mengambil pelajaran. (57) 


فَإِمَّا تَثۡقَفَنَّہُمۡ فِى ٱلۡحَرۡبِ فَشَرِّدۡ بِهِم مَّنۡ خَلۡفَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ يَذَّڪَّرُونَ (٥٧)
057. (Jika) lafal immaa merupakan gabungan dari in syarthiyyah dan maa zaidah, kemudian keduanya diidgamkan sehingga jadilah immaa (kamu menemui mereka) menjumpai mereka (dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah) hancurkanlah (orang-orang yang di belakang mereka dengan menumpas mereka) yang berada dalam barisan depan dengan membasmi dan menghukum mereka (supaya) orang-orang yang berada di belakang mereka (mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran buat mereka.

Dan jika kamu khawatir akan [terjadinya] pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (58) 


وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِن قَوۡمٍ خِيَانَةً۬ فَٱنۢبِذۡ إِلَيۡهِمۡ عَلَىٰ سَوَآءٍ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡخَآٮِٕنِينَ (٥٨) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syekh telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Syihab yang telah menceritakan, bahwa malaikat Jibril masuk menemui Rasulullah lalu berkata kepadanya, "Senjata (perang) diletakkan (berhenti) akan tetapi engkau masih tetap mengejar kaum musyrikin. Maka sekarang keluarlah engkau, karena sesungguhnya Allah telah memberi izin kepadamu untuk memerangi orang-orang Yahudi Bani Quraizhah." Dan Allah menurunkan firman-Nya berikut ini berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizhah tadi; yaitu, "Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu golongan..." (Q.S. Al-Anfaal 58).

058. (Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu kaum) yang telah mengadakan perjanjian denganmu (akan perbuatan khianat) terhadap janjinya melalui tanda-tanda yang terlihat jelas olehmu (maka kembalikanlah perjanjian itu) lemparkanlah perjanjian mereka itu (kepada mereka dengan cara yang jujur) lafal sawaaun menjadi kata keterangan, artinya: secara adil antara kamu dan mereka, supaya kedua belah pihak mengetahui bersama siapakah yang merusak perjanjian terlebih dahulu. Yaitu dengan cara kamu memberitahukan kepada mereka tentang pelanggaran tersebut, supaya mereka tidak menuduhmu berbuat khianat bila kamu mengadakan tindakan. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat).

Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos [dari kekuasaan Allah]. Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan [Allah]. (59) 


وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَبَقُوٓاْ‌ۚ إِنَّہُمۡ لَا يُعۡجِزُونَ (٥٩) 
059. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa dirinya dapat lolos dari kekuasaan Allah (Dan janganlah mengira) engkau hai Muhammad (orang-orang yang kafir itu bahwa mereka dapat lolos) dari kekuasaan Allah. (Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah) artinya mereka justru tidak dapat meloloskan diri dari Allah. Menurut suatu qiraat dibaca tahsabanna, maf'ul pertamanya tidak disebutkan, yakni lafal anfusahum artinya: janganlah engkau mengira diri mereka hai Muhammad. Menurut qiraat yang lain, innahum dibaca annahum, dengan mentakdirkan lam lengkapnya liannahum.

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang [yang dengan persiapan itu] kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya [dirugikan]. (60) 


وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ‌ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ (٦٠) ۞
060. (Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka) untuk memerangi mereka (kekuatan apa saja yang kalian sanggupi) Rasulullah saw. menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan kekuatan adalah ar-ramyu atau pasukan pemanah. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (dan dari kuda-kuda yang ditambat) lafal ribath berbentuk mashdar, artinya kuda-kuda yang sengaja disediakan untuk berperang di jalan Allah (untuk membuat takut) kalian membuat gentar (dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian) artinya orang-orang kafir Mekah (dan orang-orang yang selain mereka) terdiri dari orang-orang munafik atau orang-orang Yahudi (yang kalian tidak mengetahuinya sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalaskan kepada kalian dengan balasan yang cukup) yakni pahalanya (dan kalian tidak akan dianiaya) tidak akan dikurangi sedikit pun dari pahala kalian.

Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (61) 


وَإِن جَنَحُواْ لِلسَّلۡمِ فَٱجۡنَحۡ لَهَا وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (٦١)
061. (Dan jika mereka condong) cenderung (kepada perdamaian) boleh dibaca lissilmi dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian (maka condonglah kepadanya) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu. Akan tetapi menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat ini dimansukh hukumnya oleh ayat perintah untuk berperang. Mujahid mengatakan, bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab sebab ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah (dan bertawakallah kepada Allah) percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) perkataan (lagi Maha Mengetahui) perbuatan.

Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah [menjadi pelindungmu]. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu’min, (62) 


وَإِن يُرِيدُوٓاْ أَن يَخۡدَعُوكَ فَإِنَّ حَسۡبَكَ ٱللَّهُ‌ۚ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَيَّدَكَ بِنَصۡرِهِۦ وَبِٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٦٢) 
062. (Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu) dengan cara berdamai, kemudian mereka bersiap-siap untuk menyerangmu (maka sesungguhnya cukuplah bagimu) cukup bagimu (Allah menjadi pelindung. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).

dan Yang mempersatukan hati mereka [orang-orang yang beriman] [622]. Walaupun kamu membelanjakan semua [kekayaan] yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (63) 


وَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِہِمۡ‌ۚ لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا مَّآ أَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَـٰڪِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَہُمۡ‌ۚ إِنَّهُ ۥ عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬ (٦٣) 
[622] Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.

063. (Dan yang mempersatukan) menghimpun (hati mereka) sesudah mengalami ujian-ujian. (Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka) dengan kekuasaan-Nya. (Sesungguhnya Dia Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha Bijaksana) tiada sesuatu pun yang terlepas daripada kebijaksanaan-Nya.

Hai Nabi, cukuplah Allah [menjadi Pelindung] bagimu dan bagi orang-orang mu’min yang mengikutimu. (64)


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ حَسۡبُكَ ٱللَّهُ وَمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٦٤) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bazzar telah meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad yang dhaif (lemah) melalui Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Umar masuk Islam, orang-orang musyrik mengatakan, "Kaum (Muslimin) sekarang benar-benar telah mengambil separuh kekuatan kami." Kemudian Allah saw. menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Akan tetapi hadis ini mempunyai syahid-syahid yang cukup kuat, sehingga mengangkat predikatnya. Imam Thabrani dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Said bin Jubair dan Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika masuk Islam kepada Nabi saw. sebanyak tiga puluh sembilan orang lelaki dan wanita, kemudian disusul pula oleh Islamnya Umar, sehingga jumlah mereka menjadi empat puluh orang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang sahih melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa tatkala sebanyak tiga puluh tiga orang laki-laki dan enam orang wanita masuk Islam kepada Nabi saw. Umar pun masuk Islam, maka turunlah firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64). Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Musayyab yang telah menceritakan, bahwa tatkala Umar masuk Islam, maka berkenaan dengan peristiwa itu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64).

064. (Hai Nabi, cukuplah Allah dan) cukup untuk menjadi penolongmu (orang-orang mukmin yang mengikutimu).

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang [yang sabar] di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. [623] (65) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ حَرِّضِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَى ٱلۡقِتَالِ‌ۚ إِن يَكُن مِّنكُمۡ عِشۡرُونَ صَـٰبِرُونَ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِ‌ۚ وَإِن يَكُن مِّنڪُم مِّاْئَةٌ۬ يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفً۬ا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ (٦٥)
[623] Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mena'ati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).

065. (Hai Nabi, kobarkanlah semangat) berilah semangat (para mukmin itu untuk berperang) melawan orang-orang kafir. (Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh) di antara orang-orang kafir. (Dan jika ada) boleh dibaca yakun dan boleh pula takun (seratus orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir disebabkan orang-orang kafir itu) mereka yang kafir itu (kaum yang tidak mengerti). Ayat ini merupakan ungkapan kalimat berita akan tetapi maknanya adalah sama seperti kalimat perintah; yakni hendaknya dua puluh orang di antara kalian mampu memerangi dua ratus orang kafir dan seratus orang mukmin mampu memerangi seribu orang kafir dan hendaknya mereka (kaum mukmin) bersabar di dalam menghadapi orang-orang kafir. Kemudian ayat ini dinasakh manakala bilangan pasukan kaum mukminin telah banyak jumlahnya, yaitu oleh firman-Nya berikut ini:

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang [yang sabar], niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (66) 


ٱلۡـَٔـٰنَ خَفَّفَ ٱللَّهُ عَنكُمۡ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمۡ ضَعۡفً۬ا‌ۚ فَإِن يَكُن مِّنڪُم مِّاْئَةٌ۬ صَابِرَةٌ۬ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِ‌ۚ وَإِن يَكُن مِّنكُمۡ أَلۡفٌ۬ يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفَيۡنِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٦٦) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).

066. (Sekarang Allah telah meringankan kepada kalian dan Dia telah mengetahui bahwa pada diri kalian ada kelemahan) lafal dha`fan boleh dibaca dhu`fan. Artinya kalian tidak mampu lagi untuk memerangi orang-orang yang jumlahnya sepuluh kali lipat jumlah kalian. (Maka jika ada) boleh dibaca yakun boleh dibaca takun (di antara kalian seratus orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang) daripada orang-orang kafir (dan jika di antara kalian ada seribu orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah) dengan kehendak-Nya. Maka kalimat ini sekalipun bentuknya kalimat berita akan tetapi maknanya adalah perintah, yakni hendaknya kalian memerangi orang-orang kafir yang jumlahnya dua kali lipat kalian dan hendaknya kalian bersabar di dalam menghadapi mereka itu (Dan Allah beserta orang-orang yang sabar) pertolongan-Nya selalu menyertai mereka.

Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki [pahala] akhirat [untukmu]. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (67) 


مَا كَانَ لِنَبِىٍّ أَن يَكُونَ لَهُ ۥۤ أَسۡرَىٰ حَتَّىٰ يُثۡخِنَ فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ ٱلدُّنۡيَا وَٱللَّهُ يُرِيدُ ٱلۡأَخِرَةَ‌ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬ (٦٧) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Tirmizi dan Imam Hakim telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Masud r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar baru saja usai kemudian para tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. bersabda, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang para tawanan ini?" dan seterusnya. Di dalam peristiwa ini turunlah firman-Nya membenarkan pendapat Umar r.a., yaitu firman-Nya, "Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan...." (Q.S. Al-Anfaal 67).

067. Ayat ini diturunkan ketika kaum muslimin memilih untuk mengambil tebusan terhadap para tawanan perang Badar. (Tidak patut bagi seorang nabi) boleh dibaca yakuuna boleh pula takuuna (mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi) lafal yutskhina fil ardhi menunjukkan makna sangat di dalam memerangi orang-orang kafir. (Kalian menghendaki) hai orang-orang mukmin (harta benda duniawi) yakni kebendaannya dengan mengambil tebusan (sedangkan Allah menghendaki) untuk kalian (pahala akhirat) sebagai pahala oleh sebab memerangi orang-orang kafir (Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) ayat ini telah dinasakh oleh firman-Nya, "Dan sesudah itu kalian boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan." (Muhammad 4)

Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. (68) 


لَّوۡلَا كِتَـٰبٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمۡ فِيمَآ أَخَذۡتُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٦٨) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi mengadakan musyawarah bersama dengan para sahabatnya sehubungan dengan para tawanan perang Badar. Maka Nabi saw. memulai dengan sabdanya, "Sesungguhnya Allah telah membuat kalian aman dari gangguan mereka (kaum musyrikin)." Maka pada saat itu juga berdirilah Umar bin Khatthab seraya berkata mengemukakan pendapatnya, "Wahai Rasulullah, penggal saja kepala mereka." Akan tetapi Nabi saw. berpaling daripadanya dan tidak mau menerima apa yang dikemukakannya itu. Lalu berdirilah Abu Bakar mengemukakan pendapatnya, "Kami berpendapat sebaiknya engkau memaafkan mereka dan hendaknya engkau menerima tebusan saja dari mereka." Akhirnya Nabi saw. memaafkan mereka dan menerima fidyah (tebusan) daripada mereka. Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 68). Imam Tirmizi telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. Disebutkan di dalam hadis ini bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Ganimah masih belum dihalalkan, ia masih belum dihalalkan terhadap seorang pun yang berkepala hitam di antara orang-orang sebelum kalian. (Bilamana ada ganimah) maka turunlah api dari langit membakarnya sehingga habis semua." Akan tetapi ketika perang Badar telah usai dan kaum Muslimin memperoleh banyak ganimah, lalu mereka mengambil ganimah tersebut sebelum dihalalkan kepada mereka, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kalian ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kalian ambil." (Q.S. Al-Anfaal 68).

068. (Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Allah) dengan dihalalkannya ganimah dan tawanan bagi kalian (niscaya kalian ditimpa karena tebusan yang kalian ambil) (siksaan yang besar.)

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (69) 


فَكُلُواْ مِمَّا غَنِمۡتُمۡ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٦٩) 
069. (Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kalian ambil itu sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.)

Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (70) 


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّمَن فِىٓ أَيۡدِيكُم مِّنَ ٱلۡأَسۡرَىٰٓ إِن يَعۡلَمِ ٱللَّهُ فِى قُلُوبِكُمۡ خَيۡرً۬ا يُؤۡتِكُمۡ خَيۡرً۬ا مِّمَّآ أُخِذَ مِنڪُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٧٠) 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani telah meriwayatkan sebuah hadis di dalam kitab Ausathnya dengan melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa Abbas (ayahnya) telah bercerita kepadanya, "Demi Allah, firman Allah swt. yang ini diturunkan berkenaan dengan diriku, yaitu ketika aku memberitahukan kepada Rasulullah saw. tentang keislamanku lalu aku meminta kepadanya supaya dia membebaskan diriku dengan harga dua puluh auqiyah emas yang aku bawa serta. Maka sebaliknya dia (Nabi) memberiku dua puluh orang hamba sahaya sebagai imbalan dari dua puluh auqiyah yang telah kuberikan itu. Akan tetapi tak lupa aku selalu mengharapkan ampunan dari Allah."

070. (Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu,) menurut suatu qiraat lafal al-asraa dibaca al-asaarii ("Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hati kalian) yakni keimanan dan keikhlasan (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian yang lebih baik daripada apa yang telah kalian berikan) artinya Dia pasti akan melipatgandakannya buat kalian di dunia ini dan kelak di akhirat Dia akan memberi kalian pahala (dan Dia akan mengampuni kalian.") dosa-dosa kalian (Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

Akan tetapi jika mereka [tawanan-tawanan itu] bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan [mu] berkuasa terhadap mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (71) 


 وَإِن يُرِيدُواْ خِيَانَتَكَ فَقَدۡ خَانُواْ ٱللَّهَ مِن قَبۡلُ فَأَمۡكَنَ مِنۡہُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (٧١) 
071. (Akan tetapi jika mereka menghendaki) yakni para tawanan tersebut (berbuat khianat kepadamu) melalui perkataan mereka yang berbasa-basi di hadapanmu (maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini) sebelum perang Badar, mereka telah melakukan kekafiran (lalu Allah menjadikan nabi-Nya berkuasa terhadap mereka) dalam perang Badar sehingga banyak di antara orang-orang kafir yang terbunuh dan tertawan. Maka hendaknya mereka menunggu-nunggu saat seperti itu bilamana mereka kembali lagi melakukan pengkhianatan (dan Allah Maha Mengetahui) makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam penciptaan-Nya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan [kepada orang-orang muhajirin], mereka itu satu sama lain lindung-melindungi [624]. Dan [terhadap] orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. [Akan tetapi] jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam [urusan pembelaan] agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (72)


إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬‌ۚ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يُہَاجِرُواْ مَا لَكُم مِّن وَلَـٰيَتِہِم مِّن شَىۡءٍ حَتَّىٰ يُہَاجِرُواْ‌ۚ وَإِنِ ٱسۡتَنصَرُوكُمۡ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيۡڪُمُ ٱلنَّصۡرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوۡمِۭ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَہُم مِّيثَـٰقٌ۬‌ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (٧٢) 
[624] Yang dimaksud "lindung melindungi" ialah: di antara Muhajirin dan Anshar terjalin persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. Demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.

072. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah) yang dimaksud adalah kaum Muhajirin (dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman) kepada Nabi saw. (dan pertolongan) yang dimaksud adalah kaum Ansar (mereka itu satu sama lain lindung-melindungi) dalam hal saling tolong-menolong dan waris-mewarisi. (Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tiada kewajiban atas kalian untuk melindungi mereka) dapat dibaca walaayatihim dan wilaayatihim (sedikit pun) oleh karenanya tidak ada saling waris-mewaris antara kalian dan mereka, dan mereka tidak berhak untuk mendapatkan bagian dari ganimah yang kalian peroleh (sebelum mereka berhijrah) akan tetapi ayat ini telah dinasakh oleh ayat yang terdapat dalam akhir surah Al-Anfaal ini. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan) kepada mereka dari gangguan orang-orang kafir (kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka) yakni ada perjanjian pertahanan bersama, maka kala itu janganlah kalian menolong mereka, karena akan merusak perjanjian yang telah kalian buat bersama dengan kaum itu. (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan).

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu [hai para muslimin] tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu [625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (73) 


وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬ (٧٣) 
[625] Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir dan Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Saddiy dari Abu Malik yang telah menceritakan, bahwa ada seorang lelaki kalangan kaum Mukminin yang mengatakan, "Kami mewarisi saudara-saudara kami yang musyrik." Maka pada saat itu turunlah firman-Nya, "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain." (Q.S. Al-Anfaal 73).

073. (Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain). Dalam hal saling tolong-menolong dan saling waris-mewarisi, maka tidak ada saling waris-mewarisi antara kalian dan mereka. (Jika kalian tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu) yakni melindungi kaum Muslimin dan menekan orang-orang kafir (niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar) karena kekafiran bertambah kuat sedangkan Islam makin melemah keadaannya.

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan [kepada orang-orang muhajirin], mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki [ni’mat] yang mulia. (74) 


وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬ا‌ۚ لَّهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ كَرِيمٌ۬ (٧٤) 
074. (Dan orang-orang yang beriman, berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan kepada kaum Muhajirin, mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki/nikmat yang mulia) di surga nanti.

Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu [juga]. Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya [daripada yang kerabat] [626] di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (75)


وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنۢ بَعۡدُ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ مَعَكُمۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مِنكُمۡ‌ۚ وَأُوْلُواْ ٱلۡأَرۡحَامِ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلَىٰ بِبَعۡضٍ۬ فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمُۢ (٧٥)

[626] Maksudnya: yang jadi dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan kerabat, bukan hubungan persaudaraan keagamaan sebagaimana yang terjadi antara Muhajirin dan Anshar pada permulaan Islam.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Zubair yang telah menceritakan, bahwa ada seorang lelaki mengadakan perjanjian dengan lelaki yang lain, "Engkau mewarisi aku dan aku pun mewarisimu." Maka turunlah firman-Nya, "Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75). Ibnu Saad mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Hisyam bin Urwah dari ayahnya yang telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. telah mempersaudarakan antara Zubair bin Awwam dan Kaab bin Malik. Kemudian Zubair mengatakan, "Sungguh aku melihat Kaab tertimpa luka yang berat di dalam perang Uhud. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, seandainya Kaab meninggal dunia maka niscaya aku akan mewarisi peninggalannya." Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, "Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75). Setelah itu harta warisan menjadi hak saudara-saudara dan kaum kerabat mayit dan tidak lagi diwariskan oleh saudara angkat (yang pernah dilakukan Rasulullah saw.)

075. (Dan orang-orang yang beriman sesudah itu) sesudah orang-orang yang lebih dahulu beriman dan berhijrah (kemudian berhijrah dan berjihad bersama kalian, maka orang-orang itu termasuk golongan kalian) hai orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar. (Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu) yakni orang-orang yang mempunyai hubungan persaudaraan (sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya) dalam hal waris-mewarisi daripada orang-orang yang mewarisi karena persaudaraan iman dan hijrah yang telah disebutkan pada ayat terdahulu tadi (di dalam Kitabullah) di Lohmahfuz. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) yang antara lain ialah hikmah yang terkandung di dalam hal-ihwal waris-mewarisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar