Surah BUKIT-BUKIT
PASIR
|
|
سُوۡرَةُ الاٴحقاف
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Haa Miim [1386]. (1)
|
|
حمٓ (١)
|
|
||
[1386] Lihat
not 10. Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim
shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat,
dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang
memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa
huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya
memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu
diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya
buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran
itu.
|
||
|
||
001. (Ha Mim) hanya Allah sajalah yang mengetahui arti dan maksudnya.
|
||
Diturunkan Kitab ini
dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (2)
|
|
تَنزِيلُ ٱلۡكِتَـٰبِ
مِنَ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَكِيمِ (٢)
|
|
||
002. (Diturunkan Alkitab ini) yaitu Alquran; lafal ayat ini
menjadi Mubtada (dari Allah) menjadi Khabar dari Mubtada (Yang Maha Perkasa)
di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.
|
||
Kami tiada menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan [tujuan]
yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir
berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. (3)
|
|
مَا خَلَقۡنَا
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَأَجَلٍ۬
مُّسَمًّ۬ىۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَمَّآ أُنذِرُواْ مُعۡرِضُونَ (٣)
|
|
||
003. (Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya melainkan) dengan tujuan (yang benar) guna menunjukkan
kekuasaan dan keesaan Kami (dan dalam waktu yang ditentukan) bagi
kemusnahannya, yaitu hingga hari kiamat. (Dan orang-orang yang kafir;
terhadap apa yang diperingatkan kepada mereka) berupa dipertakuti dengan
siksa (mereka berpaling)
|
||
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah;
perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau
adakah mereka berserikat [dengan Allah] dalam [penciptaan] langit? Bawalah
kepada-Ku Kitab yang sebelum [Al Qur’an] ini atau peninggalan dari
pengetahuan [orang-orang dahulu], jika kamu adalah orang-orang yang
benar". (4)
|
|
قُلۡ أَرَءَيۡتُم مَّا
تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَرُونِى مَاذَا خَلَقُواْ مِنَ ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ
لَهُمۡ شِرۡكٌ۬ فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِۖ ٱئۡتُونِى بِكِتَـٰبٍ۬ مِّن قَبۡلِ
هَـٰذَآ أَوۡ أَثَـٰرَةٍ۬ مِّنۡ عِلۡمٍ إِن ڪُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٤)
|
|
||
004. (Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah
oleh kalian kepadaku (tentang apa yang kalian seru) kalian sembah (selain
Allah) yakni berhala-berhala; menjadi Maf'ul Awwal (perlihatkanlah kepadaku)
ceritakanlah oleh kalian kepadaku (apakah yang telah mereka ciptakan) menjadi
Maf'ul kedua (dari bumi ini) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Maf'ul Tsani
(atau adakah mereka berserikat) artinya, mempunyai andil (dalam) penciptaan
(langit) bersama dengan Allah; lafal Am di sini bermakna Hamzah atau kata
tanya yang menunjukkan makna ingkar. (Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum
ini) sebelum Alquran ini (atau peninggalan) yakni sisa-sisa (dari
pengetahuan) yang ditemukan dari orang-orang terdahulu, yang hal tersebut
membenarkan pengakuan kalian bahwa menyembah berhala itu dapat mendekatkan
diri kalian kepada Allah? (jika kalian adalah orang-orang yang benar")
di dalam pengakuan kalian.
|
||
Dan siapakah yang
lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang
tiada dapat memperkenankan [do’a]nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari
[memperhatikan] do’a mereka? (5)
|
|
وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن
يَدۡعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسۡتَجِيبُ لَهُ ۥۤ إِلَىٰ يَوۡمِ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَهُمۡ عَن دُعَآٮِٕهِمۡ
غَـٰفِلُونَ (٥)
|
|
||
005. (Dan siapakah) Istifham atau kata tanya ini menunjukkan
makna negatif, yakni tidak ada seorang pun (yang lebih sesat daripada orang
yang menyeru) yang menyembah (selain Allah) (yang tidak dapat memperkenankan
doanya sampai hari kiamat) yang dimaksud adalah berhala-berhala yang menjadi
sesembahan mereka, sedikit pun dan untuk selamanya tidak akan dapat
memperkenankan apa yang diminta oleh para penyembahnya (dan mereka terhadap
seruan para penyembahnya) yakni penyembahan yang dilakukan oleh para
penyembahnya (lalai) karena berhala-berhala itu adalah benda mati dan tidak
berakal.
|
||
Dan apabila manusia
dikumpulkan [pada hari kiamat] niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh
mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (6)
|
|
وَإِذَا حُشِرَ
ٱلنَّاسُ كَانُواْ لَهُمۡ أَعۡدَآءً۬ وَكَانُواْ بِعِبَادَتِہِمۡ كَـٰفِرِينَ (٦)
|
|
||
006. (Dan apabila manusia dikumpulkan pada hari kiamat niscaya
sesembahan-sesembahan itu) berhala-berhala itu (terhadap mereka) yang
menyembahnya (menjadi musuh mereka dan sesembahan-sesembahan itu terhadap
penyembahan) para penyembahnya (ingkar) menyangkalnya.
|
||
Dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang
mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini
adalah sihir yang nyata". (7)
|
|
وَإِذَا تُتۡلَىٰ
عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ۬ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلۡحَقِّ
لَمَّا جَآءَهُمۡ هَـٰذَا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ (٧)
|
|
||
007. (Dan apabila dibacakan kepada mereka) kepada penduduk
Mekah (ayat-ayat Kami) yakni Alquran (yang menjelaskan) atau yang jelas
keadaannya (berkatalah orang-orang yang ingkar) di antara mereka (kepada
kebenaran) kepada Alquran (ketika kebenaran itu datang kepada mereka,
"Ini adalah sihir yang nyata") jelas sihirnya.
|
||
Bahkan mereka
mengatakan: "Dia [Muhammad] telah mengada-adakannya [Al Qur’an]",
Katakanlah: "Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa
sedikitpun mempertahankan aku dari [azab] Allah itu. Dia lebih mengetahui
apa-apa yang kamu percakapkan tentang Al Qur’an itu. Cukuplah Dia menjadi
saksi antaraku dan antaramu dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". (8)
|
|
أَمۡ يَقُولُونَ
ٱفۡتَرَٮٰهُۖ قُلۡ إِنِ
ٱفۡتَرَيۡتُهُ ۥ فَلَا تَمۡلِكُونَ لِى مِنَ ٱللَّهِ شَيۡـًٔاۖ هُوَ
أَعۡلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِۖ كَفَىٰ بِهِۦ شَہِيدَۢا بَيۡنِى وَبَيۡنَكُمۡۖ
وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٨)
|
|
||
008. (Bahkan) lafal Am di sini mempunyai makna sama dengan
lafal Bal dan Hamzah yang menunjukkan makna ingkar (mereka mengatakan,
"Dia telah mengada-adakannya") maksudnya, Alquran itu. (Katakanlah,
"Jika aku mengada-adakannya) umpamanya (maka kalian tiada mempunyai
kuasa mempertahankan aku dari Allah) dari azab-Nya (barang sedikit pun)
artinya, kalian tidak akan mampu menolak azab-Nya daripada diriku, jika Dia
mengazab aku (Dia lebih mengetahui apa-apa yang kalian percakapkan
tentangnya) tentang Alquran itu. (Cukuplah Dia) Yang Maha Tinggi (menjadi
saksi antaraku dan antara kalian dan Dialah Yang Maha Pengampun) kepada orang
yang bertobat (lagi Maha Penyayang") kepada orang yang bertobat
kepada-Nya; karena itu Dia tidak menyegerakan azab-Nya kepada mereka.
|
||
Katakanlah: "Aku
bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui
apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak [pula] terhadapmu. Aku tidak
lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain
hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". (9)
|
|
قُلۡ مَا كُنتُ
بِدۡعً۬ا مِّنَ ٱلرُّسُلِ وَمَآ أَدۡرِى مَا يُفۡعَلُ بِى وَلَا بِكُمۡۖ إِنۡ
أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ وَمَآ أَنَا۟ إِلَّا نَذِيرٌ۬ مُّبِينٌ۬
(٩)
|
|
||
009. (Katakanlah, "Aku bukanlah rasul yang pertama) atau
untuk, pertama kalinya (di antara rasul-rasul) maksudnya aku bukanlah rasul
yang pertama, karena telah, banyak rasul yang diutus sebelumku, maka mengapa
kalian mendustakan aku (dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat
terhadapku dan tidak pula terhadap kalian) di dunia ini; apakah aku akan
diusir dari negeriku, atau apakah aku akan dibunuh sebagaimana nasib yang
telah dialami oleh nabi-nabi sebelumku, atau adakalanya kalian melempariku
dengan batu, atau barangkali kalian akan tertimpa azab sebagaimana apa yang
dialami oleh kaum yang mendustakan sebelum kalian. (Tiada lain) tidak lain
(aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku) yaitu Alquran, dan aku
sama sekali belum pernah membuat-buat dari diriku sendiri (dan aku tidak lain
hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan") yang jelas
peringatannya.
|
||
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu
datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari
Bani Israil mengakui [kebenaran] yang serupa dengan [yang disebut dalam] Al
Qur’an lalu dia beriman [1387], sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (10)
|
|
قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِن
كَانَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَكَفَرۡتُم بِهِۦ وَشَہِدَ شَاهِدٌ۬ مِّنۢ بَنِىٓ
إِسۡرَٲٓءِيلَ عَلَىٰ مِثۡلِهِۦ فَـَٔامَنَ وَٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ
لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٠)
|
|
||
[1387] Yang
dimaksud dengan "seorang saksi dari Bani Israil" ialah Abdullah bin Salam. Ia menyatakan
keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW setelah memperhatikan bahwa di antara
isi Al-Qur'an ada yang sesuai dengan Taurat, seperti ketauhidan, janji dan
ancaman, kerasulan Muhammad SAW, adanya kehidupan akhirat dan sebagainya.
|
||
|
||
010. (Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah
kepadaku, bagaimana pendapat kalian (jika ia) yakni jika Alquran itu (datang
dari sisi Allah padahal kalian mengingkarinya) lafal Wakafartum Bihi
merupakan jumlah Haliyah (dan seorang saksi dari Bani Israel mengakui
kebenaran) yaitu Abdullah bin Salam (yang serupa dengan yang tersebut dalam
Alquran) bahwasanya Alquran itu datang dari sisi Allah (lalu dia beriman)
yakni saksi tersebut beriman kepada Alquran (sedangkan kalian menyombongkan
diri) tidak mau beriman kepada Alquran. Sedangkan Jawab Syaratnya ialah
'Bukankah kalau demikian kalian adalah orang-orang yang lalim', hal ini
disimpulkan dari pengertian ayat selanjutnya, ('Sesungguhnya Allah tiada
memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.")
|
||
Dan orang-orang kafir
berkata kepada orang-orang yang beriman: "Kalau sekiranya dia [Al
Qur’an] adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami
[beriman] kepadanya [1388]. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka
mereka akan berkata: "Ini adalah dusta yang lama". (11)
|
|
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
ڪَفَرُواْ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَوۡ كَانَ خَيۡرً۬ا مَّا سَبَقُونَآ إِلَيۡهِۚ
وَإِذۡ لَمۡ يَهۡتَدُواْ بِهِۦ فَسَيَقُولُونَ هَـٰذَآ إِفۡكٌ۬ قَدِيمٌ۬ (١١)
|
|
||
[1388] Maksud
ayat ini ialah bahwa orang-orang kafir itu mengejek orang-orang Islam dengan
mengatakan: "Kalau sekiranya Al-Qur'an ini benar tentu kami lebih dahulu
beriman kepadanya daripada mereka orang-orang miskin dan lemah itu seperti
Bilal, 'Ammar, Suhaib, Habbab radhiyallahu anhum dan sebagainya.
|
||
|
||
011. (Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang
beriman) sehubungan dengan perihal orang-orang yang beriman, ("Kalau
sekiranya beriman) kepada Alquran itu (adalah suatu yang baik, tentulah
mereka tiada mendahului kami beriman kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat
petunjuk) yaitu orang-orang yang mengatakan demikian (dengannya) tidak
mendapat petunjuk dari Alquran (maka mereka akan berkata, 'Ini) Alquran ini
(adalah dusta) maksudnya, kebohongan (yang lama.'")
|
||
Dan sebelum Al Qur’an
itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini [Al Qur’an]
adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan
kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
yang berbuat baik. (12)
|
|
وَمِن قَبۡلِهِۦ
كِتَـٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامً۬ا وَرَحۡمَةً۬ۚ وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ۬ مُّصَدِّقٌ۬
لِّسَانًا عَرَبِيًّ۬ا لِّيُنذِرَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ وَبُشۡرَىٰ
لِلۡمُحۡسِنِينَ (١٢)
|
|
||
012. (Dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa)
kitab Taurat (sebagai petunjuk dan rahmat) bagi orang-orang yang beriman
kepadanya; lafal Imaaman dan Rahmatan keduanya merupakan Hal. (Dan ini) yaitu
Alquran (adalah Kitab yang membenarkan) kitab-kitab sebelumnya (dalam bahasa
Arab) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Mushaddiquun (untuk
memberi peringatan kepada orang-orang yang lalim) yakni orang-orang musyrik
Mekah (dan) dia adalah (memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik) yakni orang-orang yang beriman.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah [1389] maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada
[pula] berduka cita. (13)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا
هُمۡ يَحۡزَنُونَ (١٣)
|
|
||
[1389]
"Istiqamah" ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal
yang saleh.
|
||
|
||
013. (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb
kami ialah Allah," kemudian mereka beristiqamah) atau menetapi ketaatan
(maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka
cita.)
|
||
Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa
yang telah mereka kerjakan. (14)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ
ٱلۡجَنَّةِ خَـٰلِدِينَ فِيہَا جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٤)
|
|
||
014. (Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya)
lafal Khaalidiina Fiihaa menjadi Hal atau kata keterangan keadaan (sebagai
balasan) menjadi Mashdar yang dinashabkan oleh Fi'ilnya yang diperkirakan
keberadaannya, yaitu lafal Yujzauna; artinya: mereka diberi pahala sebagai
balasan (atas apa yang telah mereka kerjakan.)
|
||
Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
[pula]. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan [memberi
kebaikan] kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (15)
|
|
وَوَصَّيۡنَا
ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيۡهِ إِحۡسَـٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُ ۥ كُرۡهً۬ا
وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهً۬اۖ وَحَمۡلُهُ ۥ وَفِصَـٰلُهُ ۥ ثَلَـٰثُونَ
شَہۡرًاۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ ۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةً۬
قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ
وَعَلَىٰ وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓۖ إِنِّى تُبۡتُ إِلَيۡكَ
وَإِنِّى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٥)
|
|
||
015. (Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya) menurut suatu qiraat lafal Ihsaan dibaca
Husnan; maksudnya: Kami perintahkan manusia supaya berbuat baik kepada kedua
orang tuanya. Lafal Ihsaanan adalah Mashdar yang dinashabkan oleh Fi'ilnya
yang diperkirakan keberadaannya; demikian pula penjabarannya bila dibaca
Husnan (ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan
susah pula) artinya penuh dengan susah payah. (Mengandungnya sampai
menyapihnya) dari penyusuannya (adalah tiga puluh bulan) yakni dalam masa
enam bulan sebagai batas yang paling minim bagi mengandung, sedangkan sisanya
dua puluh empat bulan, yaitu lama masa penyusuan yang maksimal. Menurut suatu
pendapat disebutkan bahwa jika sang ibu mengandungnya selama enam bulan atau
sembilan bulan, maka sisanya adalah masa penyusuan (sehingga) menunjukkan
makna Ghayah bagi jumlah yang diperkirakan keberadaannya, yakni dia hidup
sehingga (apabila dia telah dewasa) yang dimaksud dengan pengertian dewasa
ialah kekuatan fisik dan akal serta inteligensinya telah sempurna yaitu
sekitar usia tiga puluh tiga tahun atau tiga puluh tahun (dan umurnya sampai
empat puluh tahun) yakni genap mencapai empat puluh tahun, dalam usia ini
seseorang telah mencapai batas maksimal kedewasaannya (ia berdoa, "Ya
Rabbku!) dan seterusnya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq,
yaitu sewaktu usianya mencapai empat puluh tahun sesudah dua tahun Nabi saw.
diangkat menjadi rasul. Lalu ia beriman kepada Nabi saw. lalu beriman pula
kedua orang tuanya, lalu menyusul anaknya yang bernama Abdurrahman, lalu
cucunya yang bernama Atiq (Tunjukilah aku) maksudnya berilah ilham (untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan) nikmat tersebut (kepadaku
dan kepada ibu bapakku) yaitu nikmat tauhid (dan supaya aku dapat berbuat
amal saleh yang Engkau ridai) maka Abu Bakar segera memerdekakan sembilan
orang hamba sahaya yang beriman; mereka disiksa karena memeluk agama Allah
(berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada cucuku) maka semua
anak cucunya adalah orang-orang yang beriman. (Sesungguhnya aku bertobat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri.")
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan
kepada mereka. (16)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ
نَتَقَبَّلُ عَنۡہُمۡ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِہِمۡ
فِىٓ أَصۡحَـٰبِ ٱلۡجَنَّةِۖ وَعۡدَ ٱلصِّدۡقِ ٱلَّذِى كَانُواْ يُوعَدُونَ (١٦)
|
|
||
016. (Mereka itulah) maksudnya yang mengatakan ucapan ini,
yaitu Abu Bakar dan lain-lainnya (orang-orang yang Kami terima dari mereka
amal baik) lafal Ahsana di sini bermakna Hasana (yang telah mereka kerjakan
dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga)
lafal Fii Ash-haabil Jannah berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan
keadaan maksudnya, mereka digolongkan ke dalam para penghuni surga (sebagai
janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka) yaitu sebagaimana yang
telah diungkapkan dalam ayat yang lain, yakni firman-Nya, "Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan
mendapat) surga." (Q.S. At-Taubah, 72).
|
||
Dan orang yang berkata
kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu
keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumku?" lalu kedua ibu bapaknya itu
memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, "Celaka kamu,
berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata:
"Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka".
(17)
|
|
وَٱلَّذِى قَالَ
لِوَٲلِدَيۡهِ أُفٍّ۬ لَّكُمَآ أَتَعِدَانِنِىٓ أَنۡ أُخۡرَجَ وَقَدۡ خَلَتِ
ٱلۡقُرُونُ مِن قَبۡلِى وَهُمَا يَسۡتَغِيثَانِ ٱللَّهَ وَيۡلَكَ ءَامِنۡ إِنَّ
وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقٌّ۬ فَيَقُولُ مَا هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ
ٱلۡأَوَّلِينَ (١٧)
|
|
||
017. (Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya)
menurut suatu qiraat dibaca Idgham dimaksud adalah jenisnya ("Cis) dapat
dibaca Uffin atau Uffan, merupakan Mashdar yang artinya, busuk dan buruk
(bagi kamu keduanya) yakni aku marah kepada kamu berdua (apakah kamu keduanya
memperingatkan kepadaku) menurut qiraat lain dibaca Ata'idannii, dengan
diidgamkan (bahwa aku akan dibangkitkan) dari kubur (padahal sungguh telah
berlalu beberapa umat) yakni generasi-generasi (sebelumku") dan ternyata
mereka tidak dikeluarkan dari kuburnya (lalu kedua ibu bapaknya itu memohon
pertolongan kepada Allah) meminta pertolongan supaya anaknya sadar dan
bertobat, seraya mengatakan, bahwa apabila kamu tidak mau bertobat,
("Celakalah kamu) binasalah kamu (berimanlah) kepada adanya hari
berbangkit. (Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Lalu dia berkata:
"Ini tidak lain) maksudnya ucapan yang menyatakan adanya hari berbangkit
ini (hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka") artinya,
kedustaan-kedustaan mereka.
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang telah pasti ketetapan [azab] atas mereka bersama umat-umat
yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang merugi. (18)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ حَقَّ
عَلَيۡهِمُ ٱلۡقَوۡلُ فِىٓ أُمَمٍ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِم مِّنَ ٱلۡجِنِّ
وَٱلۡإِنسِۖ إِنَّہُمۡ ڪَانُواْ خَـٰسِرِينَ (١٨)
|
|
||
018. (Mereka itulah orang-orang yang telah pasti) telah
ditentukan (ketetapan atas mereka) yakni ketetapan azab (bersama umat-umat
yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang merugi.)
|
||
Dan bagi masing-masing
mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah
mencukupkan bagi mereka [balasan] pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka
tiada dirugikan. (19)
|
|
وَلِڪُلٍّ۬ دَرَجَـٰتٌ۬
مِّمَّا عَمِلُواْۖ وَلِيُوَفِّيَہُمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١٩)
|
|
||
019. (Dan bagi masing-masing mereka) bagi masing-masing dari
orang mukmin dan orang kafir (derajat), derajat orang-orang yang beriman
memperoleh kedudukan yang tinggi di dalam surga, sedangkan derajat
orang-orang kafir memperoleh kedudukan di dasar neraka (menurut apa yang
telah mereka kerjakan) berdasar pada amal ketaatan bagi orang-orang mukmin
dan kemaksiatan bagi orang-orang kafir (dan agar Dia mencukupkan bagi mereka)
yakni Allah mencukupkan bagi mereka; menurut suatu qiraat dibaca
Walinuwaffiyahum (pekerjaan-pekerjaan mereka) maksudnya balasannya (sedangkan
mereka tiada dirugikan) barang sedikit pun, misalkan untuk orang-orang mukmin
dikurangi dan untuk orang-orang kafir ditambahi.
|
||
Dan [ingatlah] hari
[ketika] orang-orang kafir dihadapkan ke neraka [kepada mereka dikatakan]:
"Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu [saja]
dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi
dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka
bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (20)
|
|
وَيَوۡمَ يُعۡرَضُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَلَى ٱلنَّارِ أَذۡهَبۡتُمۡ طَيِّبَـٰتِكُمۡ فِى
حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنۡيَا وَٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِہَا فَٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ
ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَسۡتَكۡبِرُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ
وَبِمَا كُنتُمۡ تَفۡسُقُونَ (٢٠) ۞
|
|
||
020. (Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke
neraka) neraka diperlihatkan-Nya kepada mereka, kemudian dikatakan kepada
mereka, ("Kalian telah menghabiskan) dapat dibaca Adzhabtum, A-adzhabtum
atau Adzhabtum (rezeki kalian yang baik) dengan cara menghambur-hamburkannya
demi kelezatan kalian (dalam kehidupan dunia kalian saja dan kalian telah
bersenang-senang) bersuka-ria (dengannya, maka pada hari ini kalian dibalasi
dengan azab yang menghinakan) atau azab yang mengerikan (karena kalian telah
menyombongkan diri yaitu bersikap takabur (di muka bumi tanpa hak dan karena
kalian telah fasik") atau berbuat kefasikan padanya, maka karena itu
kalian diazab.
|
||
Dan ingatlah [Hud]
saudara kaum ’Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al
Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan
sebelumnya dan sesudahnya [dengan mengatakan]: "Janganlah kamu menyembah
selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang
besar". (21)
|
|
وَٱذۡكُرۡ أَخَا عَادٍ
إِذۡ أَنذَرَ قَوۡمَهُ ۥ بِٱلۡأَحۡقَافِ وَقَدۡ خَلَتِ ٱلنُّذُرُ مِنۢ
بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦۤ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَ إِنِّىٓ
أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٍ۬ (٢١)
|
|
||
021. (Dan ingatlah saudara kaum Ad) yakni Nabi Hud a.s. (yaitu
ketika) mulai lafal Idz dan seterusnya menjadi Badal Isytimal (dia memberi
peringatan kepada kaumnya) maksudnya, mempertakuti mereka (di Al-Ahqaf) nama
sebuah lembah tempat tinggal mereka yang terletak di negeri Yaman (dan
sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan) beberapa
orang rasul (sebelumnya dan sesudahnya) sebelum Nabi Hud datang dan
sesudahnya, kepada kaumnya masing-masing seraya mengatakan, ("Janganlah
kalian menyembah selain Allah) jumlah Waqad Khalat merupakan jumlah Mu'taridhah,
atau kalimat sisipan (sesungguhnya aku khawatir kalian) jika kalian menyembah
kepada selain Allah (akan ditimpa azab hari yang besar.")
|
||
Mereka menjawab:
"Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari [menyembah]
tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan
kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (22)
|
|
قَالُوٓاْ أَجِئۡتَنَا
لِتَأۡفِكَنَا عَنۡ ءَالِهَتِنَا فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ
ٱلصَّـٰدِقِينَ (٢٢)
|
|
||
022. (Mereka menjawab, "Apakah kamu datang kepada kami
untuk memalingkan kami dari menyembah tuhan-tuhan kami?) maksudnya kamu
datang untuk memalingkan kami daripada menyembahnya. (Maka datangkanlah
kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami) bahwa jika kami
menyembahnya pasti kami tertimpa azab (jika kamu termasuk orang-orang yang
benar") bahwasanya azab itu benar-benar menimpa kami.
|
||
Ia berkata:
"Sesungguhnya pengetahuan [tentang itu] hanya pada sisi Allah dan aku
[hanya] menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi
aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh". (23)
|
|
قَالَ إِنَّمَا
ٱلۡعِلۡمُ عِندَ ٱللَّهِ وَأُبَلِّغُكُم مَّآ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦ وَلَـٰكِنِّىٓ
أَرَٮٰكُمۡ قَوۡمً۬ا
تَجۡهَلُونَ (٢٣)
|
|
||
023. (Ia berkata) Nabi Hud berkata, ("Sesungguhnya
pengetahuan tentang itu hanya pada sisi Allah) artinya hanya Dialah yang
mengetahui kapan azab itu menimpa kalian (dan aku hanya menyampaikan kepada
kalian apa yang aku diutus dengan membawanya) untuk disampaikan kepada kalian
(tetapi aku lihat kalian adalah kaum yang bodoh") karena kalian meminta
supaya azab didatangkan dengan segera.
|
||
Maka tatkala mereka
melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah
mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami".
[Bukan]! bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera
[yaitu] angin yang mengandung azab yang pedih, (24)
|
|
فَلَمَّا رَأَوۡهُ
عَارِضً۬ا مُّسۡتَقۡبِلَ أَوۡدِيَتِہِمۡ قَالُواْ هَـٰذَا عَارِضٌ۬ مُّمۡطِرُنَاۚ
بَلۡ هُوَ مَا ٱسۡتَعۡجَلۡتُم بِهِۦۖ رِيحٌ۬ فِيہَا عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٢٤)
|
|
||
024. (Maka tatkala mereka melihat azab itu) (berupa awan) atau
mendung yang muncul di cakrawala langit (menuju ke lembah-lembah mereka,
berkatalah mereka, "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami)
maksudnya, awan yang membawa hujan buat kami, Allah swt. berfirman, ('Bahkan
itulah azab yang kalian minta supaya datang dengan segera) maksudnya, azab
itu yang kalian minta agar disegerakan datangnya (yaitu berupa angin) lafal
Riihun menjadi Badal dari lafal Maa (yang mengandung azab yang pedih) yang menyakitkan.
|
||
yang menghancurkan
segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang
kelihatan lagi kecuali [bekas-bekas] tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (25)
|
|
تُدَمِّرُ كُلَّ شَىۡءِۭ
بِأَمۡرِ رَبِّہَا فَأَصۡبَحُواْ لَا يُرَىٰٓ إِلَّا مَسَـٰكِنُہُمۡۚ كَذَٲلِكَ
نَجۡزِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ (٢٥)
|
|
||
025. (Yang menghancurkan) yang membinasakan (segala sesuatu)
yang dilewatinya (dengan perintah Rabbnya) dengan seizin-Nya; maksudnya angin
itu dapat membinasakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya untuk dibinasakan.
Akhirnya binasalah kaum laki-laki dan wanita serta anak-anak mereka berikut
dengan harta bendanya; semuanya terbawa terbang oleh angin yang besar itu
antara langit dan bumi dalam keadaan tercabik-cabik. Kini yang tertinggal
dalam keadaan selamat adalah Nabi Hud beserta orang-orang yang beriman
kepadanya (maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali
bekas-bekas tempat tinggal mereka.' Demikianlah) sebagaimana Kami memberikan
balasan kepada kaum Hud (Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa")
selain mereka.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah
meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka
pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati
mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu
selalu mereka memperolok-olokkannya. (26)
|
|
وَلَقَدۡ
مَكَّنَّـٰهُمۡ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّـٰكُمۡ فِيهِ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعً۬ا
وَأَبۡصَـٰرً۬ا وَأَفۡـِٔدَةً۬ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡہُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ
أَبۡصَـٰرُهُمۡ وَلَآ أَفۡـِٔدَتُہُم مِّن شَىۡءٍ إِذۡ كَانُواْ يَجۡحَدُونَ
بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِہِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَہۡزِءُونَ (٢٦)
|
|
||
026. (Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka
dalam hal-hal) (yang belum pernah) lafal In di sini dapat dikatakan sebagai
In Nafiyah atau In Zaidah (Kami meneguhkan kedudukan kalian) hai penduduk
Mekah (dalam hal itu) dalam hal kekuatan dan banyaknya harta benda (dan Kami
telah memberikan kepada mereka pendengaran) lafal Sam'an bermakna Asmaa'an
bermakna jamak (dan penglihatan serta hati) atau kalbu (tetapi pendengaran,
penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka)
maksudnya, hal-hal tersebut sama sekali tidak dapat memberikan manfaat
sedikit pun buat diri mereka; lafal Min di sini adalah Zaidah (karena) lafal
Idz adalah yang dima'mulkan oleh lafal Aghnaa kemudian diberlakukan sebagai
makna Ta'lil (mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah) yaitu
hujah-hujah-Nya yang nyata (dan turunlah) yaitu menimpalah (kepada mereka apa
yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya) yaitu azab yang dahulu
mereka suka memperolok-olokkannya.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu [1390] dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
berulang-ulang supaya mereka kembali [bertaubat]. (27)
|
|
وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَا
مَا حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡقُرَىٰ وَصَرَّفۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لَعَلَّهُمۡ
يَرۡجِعُونَ (٢٧)
|
|
||
[1390] Yang
dimaksud dengan "negeri-negeri di sekitarmu" ialah negeri-negeri
yang berada di sekitar kota Mekah, seperti negeri-negeri Al Hijr, Sadum,
Ma'rib dan lain-lain.
|
||
|
||
027. (Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri
di sekitar kalian) yakni penduduk-penduduknya, seperti kaum Tsamud, kaum Ad
dan kaum Luth (dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
berulang-ulang) maksudnya Kami telah mengulang-ulang hujah-hujah Kami yang
nyata (supaya mereka kembali.)
|
||
Maka mengapa yang
mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri [kepada
Allah] tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari
mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka
ada-adakan. (28)
|
|
فَلَوۡلَا نَصَرَهُمُ
ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرۡبَانًا ءَالِهَةَۢۖ بَلۡ ضَلُّواْ
عَنۡهُمۡۚ وَذَٲلِكَ إِفۡكُهُمۡ وَمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ (٢٨)
|
|
||
028. (Maka mengapa tidak) atau kenapa tidak (menolong mereka)
dengan cara menolak azab dari diri mereka (sesembahan-sesembahan selain Allah
yang mereka jadikan) selain dari Allah (sebagai taqarrub) untuk mendekatkan
diri mereka kepada Allah (dan sebagai tuhan-tuhan) di samping Allah, yaitu
berupa berhala-berhala. Maf'ul pertama dari lafal Ittakhadza adalah Dhamir
yang tidak disebutkan yang kembali kepada Isim Maushul, yaitu lafal Hum,
sedangkan Maf'ul keduanya adalah lafal Qurbaanan, dan lafal Aalihatan sebagai
Badal dari lafal Qurbaanan. (Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap) yakni pergi
(dari mereka) sewaktu azab itu datang menimpa mereka. (Itulah) yakni
pengambilan mereka terhadap berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan untuk
mendekatkan diri kepada Allah (akibat kebohongan mereka) kedustaan mereka
(dan apa yang dahulu mereka ada-adakan) yang dahulu mereka buat-buat. Maa
adalah Mashdariyah atau Maushulah, sedangkan Dhamir yang kembali kepadanya
tidak disebutkan yaitu lafal Fiihi; lengkapnya: Wa Maa Kaanuu Fiihi
Yaftaruuna.
|
||
Dan [ingatlah] ketika
Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur’an, maka
tatkala mereka menghadiri pembacaan [nya] lalu mereka berkata: "Diamlah
kamu [untuk mendengarkannya]". Ketika pembacaan telah selesai mereka
kembali kepada kaumnya [untuk] memberi peringatan. (29)
|
|
وَإِذۡ صَرَفۡنَآ
إِلَيۡكَ نَفَرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا
حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ فَلَمَّا قُضِىَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم
مُّنذِرِينَ (٢٩)
|
|
||
029. (Dan) ingatlah (ketika Kami hadapkan) Kami cenderungkan
(kepadamu serombongan jin) yaitu jin Nashibin dari negeri Yaman atau Jin
Nainawi, jumlah mereka ada tujuh atau sembilan jin. Nabi saw. ketika itu
berada di lembah Nakhl sedang melakukan salat Subuh berjemaah dengan para
sahabatnya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim (yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri
pembacaannya, lalu mereka berkata) sebagian dari mereka berkata kepada
sebagian yang lain, ("Diamlah kalian") untuk mendengarkan
bacaannya. (Ketika pembacaan telah selesai) ketika nabi selesai membaca
Alquran (mereka kembali) pulang kembali (kepada kaumnya untuk memberi peringatan)
artinya, mereka kembali setelah mendengarkan Alquran kepada kaumnya sebagai
pemberi peringatan akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada Nabi.
Mereka sebelum itu pemeluk agama Yahudi, lalu setelah mendengarkan bacaan
Alquran mereka masuk Islam.
|
||
Mereka berkata:
"Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab [Al Qur’an]
yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.
(30)
|
|
قَالُواْ يَـٰقَوۡمَنَآ
إِنَّا سَمِعۡنَا ڪِتَـٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا
بَيۡنَ يَدَيۡهِ يَہۡدِىٓ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٣٠)
|
|
||
030. (Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami
telah mendengarkan Kitab) yakni Alquran (yang telah diturunkan sesudah Musa
yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya) seperti kitab Taurat (lagi memimpin
kepada kebenaran) kepada agama Islam (dan kepada jalan yang lurus) yaitu
tuntunan agama Islam.
|
||
Hai kaum kami,
terimalah [seruan] orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya,
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu [1391] dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. (31)
|
|
يَـٰقَوۡمَنَآ
أَجِيبُواْ دَاعِىَ ٱللَّهِ وَءَامِنُواْ بِهِۦ يَغۡفِرۡ لَڪُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ
وَيُجِرۡكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ۬ (٣١)
|
|
||
[1391]
Maksudnya: dosa-dosa terhadap Allah.
|
||
|
||
031. (Hai kaum kami! Terimalah seruan orang yang menyeru
kepada Allah) yakni seruan iman yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. (dan
berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni) Allah pasti akan
mengampuni (dosa-dosa kalian) sebagian dari dosa-dosa kalian, diartikan
demikian karena di antara dosa-dosa itu terdapat jenis dosa yang tidak dapat
diampuni melainkan setelah mendapat kerelaan dari orang yang dianiaya oleh orang
yang bersangkutan (dan melindungi kalian dari azab yang pedih) atau azab yang
menyakitkan.
|
||
Dan orang yang tidak
menerima [seruan] orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan
melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung
selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata". (32)
|
|
وَمَن لَّا يُجِبۡ
دَاعِىَ ٱللَّهِ فَلَيۡسَ بِمُعۡجِزٍ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَيۡسَ لَهُ ۥ مِن
دُونِهِۦۤ أَوۡلِيَآءُۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (٣٢)
|
|
||
032. (Dan orang yang tidak menerima seruan orang yang menyeru
kepada Allah maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari azab Allah di
muka bumi) artinya ia tidak akan dapat melemahkan Allah dengan cara lari
dari-Nya sehingga ia selamat dari azab-Nya (dan tidak ada baginya) yakni bagi
orang yang tidak menerima seruan itu (selain Allah) (pelindung-pelindung)
yang dapat menolak azab Allah daripada dirinya. (dalam kesesatan yang
nyata") jelas sesatnya.
|
||
Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi
dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan
orang-orang mati? Ya [bahkan] sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (33)
|
|
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَلَمۡ يَعۡىَ
بِخَلۡقِهِنَّ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحۡـِۧىَ ٱلۡمَوۡتَىٰۚ بَلَىٰٓ
إِنَّهُ ۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٣٣)
|
|
||
033. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan) atau apakah
orang-orang yang ingkar kepada hari berbangkit itu tidak mengetahui (bahwa
sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa
payah karena menciptakannya) artinya, Dia mampu menciptakan kesemuanya dengan
mudah (kuasa) lafal Biqaadirin menjadi Khabar dari Anna, kemudian ditambahkan
huruf Ba, karena pengertian ayat ini sejajar kekuatannya dengan kalimat
Alaisallaahu Biqaadirin, artinya; Bukankah Allah kuasa (menghidupkan
orang-orang mati? Ya) Dia Maha Kuasa untuk menghidupkan orang-orang mati
(sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.)
|
||
Dan [Ingatlah] hari
[ketika] orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka, [dikatakan kepada
mereka]: "Bukankah [azab] ini benar?" Mereka menjawab: "Ya
benar, demi Tuhan kami". Allah berfirman: "Maka rasakanlah azab ini
disebabkan kamu selalu ingkar". (34)
|
|
وَيَوۡمَ يُعۡرَضُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَلَى ٱلنَّارِ أَلَيۡسَ هَـٰذَا بِٱلۡحَقِّۖ قَالُواْ
بَلَىٰ وَرَبِّنَاۚ قَالَ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ (٣٤)
|
|
||
034. (Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan
kepada neraka) ketika mereka diazab di dalamnya, lalu dikatakan kepada
mereka, ("Bukankah ini) yakni azab ini (benar?" Mereka menjawab,
"Ya benar demi Rabb kami." Allah berfirman, "Maka rasakanlah
azab ini disebabkan kalian selalu ingkar.")
|
||
Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah
bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan [azab] bagi mereka. Pada hari
mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka [merasa] seolah-olah tidak
tinggal [di dunia] melainkan sesaat pada siang hari. [Inilah] suatu pelajaran
yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (35)
|
|
فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ
أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ كَأَنَّہُمۡ
يَوۡمَ يَرَوۡنَ مَا يُوعَدُونَ لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةً۬ مِّن
نَّہَارِۭۚ بَلَـٰغٌ۬ۚ فَهَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (٣٥)
|
|
||
035. (Maka bersabarlah kamu) di dalam menghadapi perlakuan
kaummu yang menyakitkan itu (sebagaimana orang-orang yang mempunyai keteguhan
hati) yaitu orang-orang yang teguh dan sabar di dalam menghadapi cobaan dan
tantangan (dari rasul-rasul) sebelummu, karena itu kamu akan termasuk orang
yang mempunyai keteguhan hati. Lafal Min di sini menunjukkan makna Bayan,
sehingga pengertiannya menunjukkan, bahwa semua rasul-rasul itu mempunyai
keteguhan hati. Tetapi menurut pendapat yang lain itu menunjukkan makna Lit
Tab'idh, karena Nabi Adam bukanlah termasuk di antara mereka yang memiliki
keteguhan hati, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lain yaitu firman-Nya:
"..dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat." (Q.S. Thaha,
115) demikian pula Nabi Yunus tidak termasuk di antara mereka yang Ulil
'Azmi, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya, "..dan janganlah
kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan (Yunus)." (Q.S.
Al-Qalam, 48) (dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka) bagi
kaummu yaitu disegerakan turunnya azab bagi mereka. Menurut pendapat lain,
bahwa hal ini timbul sebagai reaksi dari sikap mereka terhadapnya, maka Nabi
suka jika azab diturunkan kepada mereka, tetapi selanjutnya Nabi
diperintahkan supaya bersabar dan jangan meminta supaya disegerakan azab bagi
mereka. Karena sesungguhnya azab itu pasti akan menimpa mereka. (Pada hari
mereka melihat apa yang diancamkan kepada mereka, mereka merasa seolah-olah)
yang dimaksud adalah azab di akhirat mengingat lamanya masa di akhirat mereka
merasa seolah-olah (tidak tinggal) di dunia menurut dugaan mereka (melainkan
sesaat pada siang hari) Alquran ini adalah (suatu peringatan) peringatan dari
Allah buat kalian (maka tidaklah) tiadalah (dibinasakan) sewaktu azab sudah
di ambang pintu (melainkan orang-orang yang fasik) yaitu orang-orang yang
kafir.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 46 - Al Ahqaaf (1 - 35)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar