Surah MARYAM
|
|
سُوۡرَةُ مَریَم
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Kaaf Haa Yaa ‘Ain
Shaad. [897]
(1)
|
|
ڪٓهيعٓصٓ (١)
|
[897]. Lihat not no.
10. Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim
shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para
pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa
Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari
huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari
Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat
semacam Al Quran itu.
|
||
|
||
001. (Kaf Ha Ya 'Ain Shad) hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
|
||
[Yang dibacakan ini
adalah] penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariya,
(2)
|
|
ذِكۡرُ رَحۡمَتِ
رَبِّكَ عَبۡدَهُ ۥ زَڪَرِيَّآ (٢)
|
002. Ini adalah (penjelasan tentang rahmat Rabb kamu
kepada hamba-Nya) lafal 'abdahu menjadi Maf'ul dari Rahmah (Zakaria) sebagai
penjelasan dari kata 'hamba' tadi.
|
||
yaitu tatkala ia
berdo’a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (3)
|
|
إِذۡ نَادَىٰ
رَبَّهُ ۥ نِدَآءً خَفِيًّ۬ا (٣)
|
003. (Yaitu tatkala) lafal Idz berta'alluq kepada lafal
Rahmah (ia berdoa kepada Rabbnya dengan seruan) yang mengandung doa (yang
lembut) dengan suara yang pelan-pelan di tengah malam, karena berdoa di
tengah malam itu lebih cepat untuk dikabulkan.
|
||
Ia berkata: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban,
dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku.
(4)
|
|
قَالَ رَبِّ إِنِّى
وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّى وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبً۬ا وَلَمۡ أَڪُنۢ بِدُعَآٮِٕكَ رَبِّ شَقِيًّ۬ا
(٤)
|
004. (Ia berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya telah
lemah) menjadi lemah (tulang-tulangku) semuanya (dan kepala ini telah
dipenuhi) (oleh uban) lafal Syaiban menjadi Tamyiz yang dipindahkan dari
Fa'ilnya, maksudnya uban telah merata di rambut kepalanya sebagaimana
meratanya nyala api pada kayu dan sesungguhnya aku bermaksud berdoa kepada-Mu
(dan aku belum pernah dengan doaku kepada-Mu) (merasa kecewa, ya Rabbku!)
artinya, merasa dikecewakan di masa-masa lalu; maka janganlah Engkau
kecewakan aku di masa mendatang.
|
||
Dan sesungguhnya aku
khawatir terhadap mawaliku [898] sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (5)
|
|
وَإِنِّى خِفۡتُ
ٱلۡمَوَٲلِىَ مِن وَرَآءِى وَڪَانَتِ ٱمۡرَأَتِى عَاقِرً۬ا فَهَبۡ لِى مِن
لَّدُنكَ وَلِيًّ۬ا (٥)
|
[898].Yang dimaksud
oleh Zakaria dengan mawali ialah orang-orang yang
akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya.Yang
dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan
itu dengan baik, karena tidak seorangpun di antara mereka yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu dia meminta dianugerahi seorang anak. |
||
|
||
005. (Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku)
yakni orang-orang dekat hubungan familinya denganku seperti anak-anak paman
(sepeninggalku) yakni sesudah aku meninggal dunia, aku khawatir mereka akan
menyia-nyiakan agama sebagaimana yang telah kusaksikan sendiri apa yang
terjadi di kalangan orang-orang Bani Israel, yaitu mereka berani mengubah
agamanya (sedangkan istriku adalah seorang yang mandul) tidak beranak (maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau) (seorang putra) anak lelaki.
|
||
yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku,
seorang yang diridhai". (6)
|
|
يَرِثُنِى وَيَرِثُ
مِنۡ ءَالِ يَعۡقُوبَۖ وَٱجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيًّ۬ا (٦)
|
006. (Yang akan mewarisi aku) kalau dibaca Jazm berarti
lafal Yaritsni menjadi jawab dari Fi'il Amar, dan kalau dibaca Rafa' yaitu
Yaritsuni berarti menjadi kata sifat dari lafal Waliyyan (dan mewarisi) dapat
dibaca Yaritsu atau Yarits (sebagian keluarga Ya'qub) kakekku dalam hal ilmu
dan kenabian (dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridai)" di
sisi Engkau.
|
||
Hai Zakariya,
sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan [beroleh] seorang anak
yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang
serupa dengan dia. (7)
|
|
يَـٰزَڪَرِيَّآ إِنَّا
نُبَشِّرُكَ بِغُلَـٰمٍ ٱسۡمُهُ ۥ يَحۡيَىٰ لَمۡ نَجۡعَل لَّهُ ۥ مِن
قَبۡلُ سَمِيًّ۬ا (٧)
|
007. (Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar
gembira kepadamu akan beroleh seorang anak) yang akan menjadi waris,
sebagaimana yang kamu minta (yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami tidak
pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia) dalam hal namanya, yakni
seseorang yang diberi nama Yahya.
|
||
Zakariya berkata:
"Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang
yang mandul dan aku [sendiri] sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat
tua". (8)
|
|
قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ
يَكُونُ لِى غُلَـٰمٌ۬ وَڪَانَتِ ٱمۡرَأَتِى عَاقِرً۬ا وَقَدۡ بَلَغۡتُ مِنَ
ٱلۡڪِبَرِ عِتِيًّ۬ا (٨)
|
008. (Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Bagaimana) mana
mungkin (akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan
aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua)" lafal
'itiyyan berasal dari lafal 'Ataa artinya Yabisa atau kering, maksudnya ia
telah mencapai umur seratus dua puluh tahun, dan istrinya telah mencapai umur
sembilan puluh delapan tahun. Kata 'Itiyyun pada asalnya adalah 'Ituwwun.
Kemudian huruf Ta dikasrahkan untuk meringankan pengucapannya lalu jadilah
'Itiwwun. Selanjutnya huruf Wawu yang pertama diganti menjadi huruf Ya demi
penyesuaian dengan harakat Kasrah sebelumnya, dan huruf Wawu yang kedua
diganti pula dengan huruf Ya supaya huruf Ya yang pertama dapat diidgamkan
atau dimasukkan kepadanya, sehingga jadilah 'Itiyyun.
|
||
Tuhan berfirman:
"Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku;
dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu [di waktu
itu] belum ada sama sekali". (9)
|
|
قَالَ كَذَٲلِكَ قَالَ
رَبُّكَ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ۬ وَقَدۡ خَلَقۡتُكَ مِن قَبۡلُ وَلَمۡ تَكُ
شَيۡـًٔ۬ا (٩)
|
009. (Allah berfirman) perkaranya memang
("Demikianlah.") cara menciptakan seorang anak lelaki dari kamu
berdua (Rabbmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku) yaitu dengan
memberikan kekuatan bersetubuh kepadamu, kemudian menjadikan rahim istrimu
dapat menerima spermamu (dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum
itu, padahal kamu belum ada sama sekali)" di waktu kamu belum
diciptakan. Untuk menampilkan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan hal yang
besar ini, maka Dia memberikan ilham suatu pertanyaan, supaya pertanyaan itu
kelak dijawab dengan hal yang membuktikan kekuasaan-Nya yang maha besar itu.
Tatkala Zakaria merasa rindu akan kedatangan berita gembira kelahiran seorang
putra itu.
|
||
Zakariya berkata:
"Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda
bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga
malam, padahal kamu sehat". (10)
|
|
قَالَ رَبِّ ٱجۡعَل
لِّىٓ ءَايَةً۬ۚ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَـٰثَ لَيَالٍ۬
سَوِيًّ۬ا (١٠)
|
010. (Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Berilah aku
suatu tanda)" pertanda yang menunjukkan istriku mulai mengandung (Allah
berfirman, "Tanda bagimu) yang menunjukkan hal itu (adalah bahwa kamu
tidak boleh bercakap-cakap dengan manusia) mencegah dirimu untuk tidak
berbicara dengan mereka selain dari berzikir kepada Allah (selama tiga malam)
yakni tiga hari tiga malam (padahal kamu sehat)" lafal Sawiyyan
berkedudukan menjadi Hal dari Fa'il lafal Takallama, maksudnya ia tidak
berbicara dengan mereka tanpa sebab.
|
||
Maka ia keluar dari
mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang. (11)
|
|
فَخَرَجَ عَلَىٰ
قَوۡمِهِۦ مِنَ ٱلۡمِحۡرَابِ فَأَوۡحَىٰٓ إِلَيۡہِمۡ أَن سَبِّحُواْ بُكۡرَةً۬
وَعَشِيًّ۬ا (١١)
|
011. (Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya) yakni
dari mesjid, sedang orang-orang menunggu pintu mesjid itu dibuka, karena
mereka hendak melakukan salat di dalamnya, sesuai dengan kebiasaan mereka
menurut perintah Zakaria (lalu ia memberi isyarat) (kepada mereka; hendaklah
kalian bertasbih) maksudnya melakukan salat (di waktu pagi dan petang) yakni
pada permulaan siang hari dan akhirnya, sebagaimana biasa. Setelah Nabi
Zakaria mencegah dirinya untuk bercakap-cakap dengan mereka, pada saat itu
diketahui bahwa istrinya mengandung Yahya. Selang dua tahun kemudian setelah
Yahya lahir, Allah berfirman kepadanya.
|
||
Hai Yahya, ambillah [899] Al Kitab [Taurat] itu
dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah [901] selagi ia masih
kanak-kanak, (12)
|
|
يَـٰيَحۡيَىٰ خُذِ
ٱلۡڪِتَـٰبَ بِقُوَّةٍ۬ۖ وَءَاتَيۡنَـٰهُ ٱلۡحُكۡمَ صَبِيًّ۬ا (١٢)
|
[899].Maksudnya:
pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya,dan sampaikan kepada umatmu.
[900]. Maksudnya:
kenabian.
|
||
|
||
012. (Hai Yahya! Ambillah Kitab itu) yakni kitab Taurat
(dengan sungguh-sungguh) secara sungguh-sungguh. (Dan Kami berikan kepadanya
hikmah) kenabian (selagi ia masih kanak-kanak) sewaktu berumur tiga tahun.
|
||
dan rasa belas kasihan
yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian [dari dosa]. Dan ia adalah seorang
yang bertakwa, (13)
|
|
وَحَنَانً۬ا مِّن
لَّدُنَّا وَزَكَوٰةً۬ۖ وَكَانَ تَقِيًّ۬ا (١٣)
|
013. (Dan rasa belas kasihan yang mendalam) terhadap
manusia (dari sisi Kami) dari haribaan Kami (dan zakat) yakni senang
bersedekah kepada mereka (Dan ia adalah seorang yang bertakwa) menurut suatu
riwayat disebutkan, bahwa Nabi Yahya tidak pernah melakukan suatu dosa pun,
dan hatinya tidak pernah mempunyai keinginan untuk melakukannya.
|
||
dan banyak berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
(14)
|
|
وَبَرَّۢا
بِوَٲلِدَيۡهِ وَلَمۡ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّ۬ا (١٤)
|
014. (Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang
tuanya) yaitu selalu berbuat baik kepada keduanya (dan bukanlah ia orang yang
sombong) takabur (lagi bukan pula ia orang yang durhaka) terhadap Rabbnya.
|
||
Kesejahteraan atas
dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia
dibangkitkan hidup kembali. (15)
|
|
وَسَلَـٰمٌ عَلَيۡهِ
يَوۡمَ وُلِدَ وَيَوۡمَ يَمُوتُ وَيَوۡمَ يُبۡعَثُ حَيًّ۬ا (١٥)
|
015. (Kesejahteraan) dari Kami (terlimpahkan kepadanya
pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia
dibangkitkan hidup kembali) di saat-saat yang mengerikan yakni hari kiamat.
Pada hari itu belum pernah ada pemandangan yang sengeri itu, maka Nabi Yahya
selamat daripadanya.
|
||
Dan ceritakanlah
[kisah] Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari
keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, (16)
|
|
وَٱذۡكُرۡ فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ مَرۡيَمَ إِذِ ٱنتَبَذَتۡ مِنۡ أَهۡلِهَا مَكَانً۬ا شَرۡقِيًّ۬ا (١٦)
|
016. (Dan ceritakanlah di dalam Kitab) yakni Alquran
(tentang Maryam) kisahnya (yaitu ketika) (ia menjauhkan diri dari keluarganya
ke suatu tempat di sebelah Timur) Maryam mengasingkan diri di suatu tempat di
sebelah Timur rumahnya.
|
||
maka ia mengadakan
tabir [yang melindunginya] dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami [901] kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya [dalam bentuk] manusia yang sempurna. (17)
|
|
فَٱتَّخَذَتۡ مِن
دُونِهِمۡ حِجَابً۬ا فَأَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا
بَشَرً۬ا سَوِيًّ۬ا (١٧)
|
[901]. Maksudnya:
Jibril a.s.
|
||
|
||
017. (Maka ia mengadakan tabir yang menutupinya dari
mereka) Maryam membuat tabir untuk melindungi dirinya sewaktu ia membuka
penutup kepalanya, atau membuka pakaiannya atau menyucikan dirinya dari haid
(lalu Kami mengutus kepadanya roh Kami) yakni malaikat Jibril (maka ia
menjelma di hadapannya) sesudah Maryam memakai pakaiannya (dalam bentuk
manusia yang sempurna) manusia sesungguhnya.
|
||
Maryam berkata:
"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,
jika kamu seorang yang bertakwa". (18)
|
|
قَالَتۡ إِنِّىٓ
أَعُوذُ بِٱلرَّحۡمَـٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّ۬ا (١٨)
|
018. (Maryam berkata, "Sesungguhnya aku berlindung
daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang
bertakwa.") kamu pasti dapat menahan diri daripadaku dengan bacaan
Ta'awwudzku ini.
|
||
Ia [Jibril] berkata:
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang
anak laki-laki yang suci". (19)
|
|
قَالَ إِنَّمَآ أَنَا۟
رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَـٰمً۬ا زَڪِيًّ۬ا (١٩)
|
019. (Ia berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah
utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci)" yang
kelak menjadi nabi.
|
||
Maryam berkata:
"Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah
seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan [pula] seorang pezina!"
(20)
|
|
قَالَتۡ أَنَّىٰ
يَكُونُ لِى غُلَـٰمٌ۬ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِى بَشَرٌ۬ وَلَمۡ أَكُ بَغِيًّ۬ا (٢٠)
|
020. (Maryam berkata, "Bagaimana akan ada bagiku
seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah seorang manusia pun
menyentuhku) yakni mengawiniku (dan aku bukan pula seorang pezina!)"
seorang pelacur.
|
||
Jibril berkata:
"Demikianlah, Tuhanmu berfirman: ’Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari
Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’"
(21)
|
|
قَالَ كَذَٲلِكِ قَالَ
رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ۬ۖ وَلِنَجۡعَلَهُ ۥۤ ءَايَةً۬ لِّلنَّاسِ
وَرَحۡمَةً۬ مِّنَّاۚ وَكَانَ أَمۡرً۬ا مَّقۡضِيًّ۬ا (٢١) ۞
|
021. (Jibril berkata,) perkaranya memang
("Demikianlah.") yaitu akan diciptakan bagimu seorang anak
laki-laki tanpa ayah (Rabbmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku)
yaitu dengan cara Aku memerintahkan kepada malaikat Jibril supaya meniup
dirimu, lalu karena itu kamu mengandung. Mengingat kalimat yang telah
disebutkan mengandung makna illat atau kausalita, maka kalimat berikutnya
di'athafkan kepadanya, yaitu (dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda
bagi manusia) yang menunjukkan akan kekuasaan-Ku (dan sebagai rahmat dari
Kami) bagi orang-orang yang beriman kepadanya (dan hal itu adalah) penciptaan
itu merupakan (suatu perkara yang sudah diputuskan)" di dalam ilmu-Ku,
malaikat Jibril meniupkan nafasnya ke dalam baju kurung Maryam, seketika itu
juga Maryam merasakan di dalam kandungannya terdapat seorang bayi.
|
||
Maka Maryam
mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat
yang jauh. (22)
|
|
فَحَمَلَتۡهُ
فَٱنتَبَذَتۡ بِهِۦ مَكَانً۬ا قَصِيًّ۬ا (٢٢)
|
022. (Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan
diri) menjauhkan diri (dengan membawa kandungannya ke tempat yang jauh) jauh
dari keluarganya.
|
||
Maka rasa sakit akan
melahirkan anak memaksa ia [bersandar] pada pangkal pohon kurma, ia berkata:
"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu
yang tidak berarti, lagi dilupakan". (23)
|
|
فَأَجَآءَهَا
ٱلۡمَخَاضُ إِلَىٰ جِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ قَالَتۡ يَـٰلَيۡتَنِى مِتُّ قَبۡلَ
هَـٰذَا وَڪُنتُ نَسۡيً۬ا مَّنسِيًّ۬ا (٢٣)
|
023. (Maka sewaktu datang kepadanya) ketika ia
mengalami (rasa sakit akan melahirkan) yaitu rasa mulas karena akan
melahirkan (-terpaksa ia bersandar- pada pangkal pohon kurma) yakni
menyandarkan diri padanya, lalu ia melahirkan. Perlu diketahui bahwa sejak
peniupan malaikat Jibril hingga melahirkan hanya memakan waktu sesaat saja
(dia berkata, "Aduhai alangkah baiknya aku) lafal Ya di sini menunjukkan
makna Tanbih atau ungkapan kekecewaan (mati sebelum ini) yakni sebelum
perkara ini (dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan)"
sebagai sesuatu yang tiada artinya, tidak dikenal dan tidak disebut-sebut.
|
||
Maka Jibril menyerunya
dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya
Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. (24)
|
|
فَنَادَٮٰهَا مِن تَحۡتِہَآ
أَلَّا تَحۡزَنِى قَدۡ جَعَلَ رَبُّكِ تَحۡتَكِ سَرِيًّ۬ا (٢٤)
|
024. (Maka Jibril menyerunya dari tempat yang lebih
rendah,) pada saat itu malaikat Jibril berada di tempat yang lebih rendah
dari tempat Maryam ("Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu") yaitu sebuah sungai yang
dahulunya kering kini berair kembali, berkat kekuasaan Allah.
|
||
Dan goyanglah pangkal
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma
yang masak kepadamu. (25)
|
|
وَهُزِّىٓ إِلَيۡكِ
بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَـٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبً۬ا جَنِيًّ۬ا (٢٥)
|
025. (Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu)
yang pada saat itu kering. Huruf Ba dalam lafal Bijidz'i adalah Zaidah atau
tambahan (niscaya pohon itu akan menggugurkan) asal kata Tusaaqith adalah
Tatasaaqath kemudian Ta yang kedua diganti menjadi Sin, selanjutnya
diidgamkan pada Sin yang kedua. Menurut qiraat yang lain tetap dibaca seperti
lafal asalnya (buah kurma kepadamu) lafal Ruthaban adalah Tamyiz (yang
masak-masak) lafal Janiyyan menjadi sifat dari lafal Ruthaban.
|
||
Maka makan, minum dan bersenang
hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:
’Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusiapun pada hari ini.’" (26)
|
|
فَكُلِى وَٱشۡرَبِى
وَقَرِّى عَيۡنً۬اۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدً۬ا فَقُولِىٓ
إِنِّى نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمً۬ا فَلَنۡ أُڪَلِّمَ ٱلۡيَوۡمَ إِنسِيًّ۬ا
(٢٦)
|
026. (Maka makanlah) dari buah kurma yang masak itu
(dan minumlah) dari air sungai kecil itu (serta bersenang hatilah kamu)
dengan anakmu itu. Lafal 'Ainan berfungsi sebagai Tamyiz yang dipindahkan
dari Fa'ilnya, maksudnya selamat bersenang hati dengan anakmu itu. Atau
dengan kata lain, kamu menjadi tenang dengan adanya anakmu itu sehingga kamu
tidak memikirkan hal-hal yang lain. (Jika) lafal Immaa ini pada asalnya
terdiri dari In Syarthiyah dan Ma Zaidah yang kemudian diidgamkan menjadi
satu hingga menjadi Immaa (kamu melihat) dan lafal Tarayinna terbuang huruf
Lam Fi'il dan 'Ain Fi'ilnya, kemudian harakat 'Ain Fi'ilnya dipindahkan pada
huruf Ra, selanjutnya Ya Dhamir dikasrahkan karena bertemu dua sukun,
sehingga jadilah Tarayinna (seorang manusia) kemudian ia menanyakan kepadamu
tentang anakmu itu (maka katakanlah, "Sesungguhnya aku bernazar shaum untuk
Tuhan Yang Maha Pemurah) dengan menahan diri untuk tidak berbicara, baik
mengenai perihal anaknya atau orang-orang lainnya, hal ini terbukti dengan
perkataan selanjutnya (maka aku tidak akan berkata dengan seorang manusia pun
pada hari ini)" sesudah kejadian ini.
|
||
Maka Maryam membawa
anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai
Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
(27)
|
|
فَأَتَتۡ بِهِۦ
قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُ ۥۖ قَالُواْ يَـٰمَرۡيَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَيۡـًٔ۬ا
فَرِيًّ۬ا (٢٧)
|
027. (Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya
dengan menggendongnya) lafal Tahmiluhu menjadi Hal atau kata keterangan
keadaan. Sehingga kaumnya melihat anak itu (Kaumnya berkata, "Hai
Maryam! Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar) suatu
dosa yang sangat besar karena kamu memperoleh anak tanpa ayah.
|
||
Hai saudara perempuan
Harun [902]
ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah
seorang pezina", (28)
|
|
يَـٰٓأُخۡتَ هَـٰرُونَ
مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٍ۬ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيًّ۬ا (٢٨)
|
[902]. Maryam
dipanggil "saudara perempuan Harun", karena ia seorang wanita yang
shaleh seperti keshalehan Nabi Harun a.s.
|
||
|
||
028. (Hai saudara perempuan Harun!) dia adalah seorang
lelaki yang saleh, hal ini berarti Maryam pun serupa dengannya dalam hal
memelihara kehormatan (Ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang buruk) bukan
seorang pezina (dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pelacur)" bukan
pula seorang pezina, maka dari manakah anak ini.
|
||
maka Maryam menunjuk
kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan
anak kecil yang masih dalam ayunan?" (29)
|
|
فَأَشَارَتۡ إِلَيۡهِۖ
قَالُواْ كَيۡفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِى ٱلۡمَهۡدِ صَبِيًّ۬ا (٢٩)
|
029. (Maka Maryam mengisyaratkan) kepada kaumnya
(-seraya menunjuk- kepada anaknya) maksudnya supaya mereka bertanya kepada
anaknya. (Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak)
yang masih (kecil berada dalam ayunan?)".
|
||
Berkata ’Isa:
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab [Injil] dan
Dia menjadikan aku seorang nabi, (30)
|
|
قَالَ إِنِّى عَبۡدُ
ٱللَّهِ ءَاتَٮٰنِىَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَجَعَلَنِى
نَبِيًّ۬ا (٣٠)
|
030. (Isa berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba
Allah, Dia memberiku Alkitab) yakni kitab Injil (dan Dia menjadikan aku
seorang nabi).
|
||
dan Dia menjadikan aku
seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku [mendirikan] shalat dan [menunaikan] zakat selama aku hidup;
(31)
|
|
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا
أَيۡنَ مَا ڪُنتُ وَأَوۡصَـٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّڪَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيًّ۬ا
(٣١)
|
031. (Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di
mana saja aku berada) maksudnya Dia menjadikan diriku orang yang banyak
memberi manfaat kepada manusia. Ungkapan ini merupakan berita tentang
kedudukan yang telah dipastikan baginya (dan Dia memerintahkan kepadaku
mendirikan salat dan menunaikan zakat) Allah memerintahkan kepadaku untuk
melakukan kedua hal tersebut (selama aku hidup).
|
||
dan berbakti kepada
ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
(32)
|
|
وَبَرَّۢا بِوَٲلِدَتِى
وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِى جَبَّارً۬ا شَقِيًّ۬ا (٣٢)
|
032. (Dan berbakti kepada ibuku) lafal Barran
dinashabkan oleh lafal Ja'alani yang keberadaannya diperkirakan, maksudnya,
Dia menjadikan aku sebagai orang yang berbakti kepada ibuku (dan Dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong) orang yang merasa tinggi diri (lagi
celaka) yang durhaka kepada Rabbnya.
|
||
Dan kesejahteraan
semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku
meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (33)
|
|
وَٱلسَّلَـٰمُ عَلَىَّ
يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيًّ۬ا (٣٣)
|
033. (Dan kesejahteraan) dari Allah (semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali)" hal ini telah dikatakan pada kisah yang
lalu, yaitu dalam doa Nabi Yahya.
|
||
Itulah ’Isa putera
Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan
tentang kebenarannya. (34)
|
|
ذَٲلِكَ عِيسَى ٱبۡنُ
مَرۡيَمَۚ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ٱلَّذِى فِيهِ يَمۡتَرُونَ (٣٤)
|
034. (Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar) jika lafal Alqaul dibaca Rafa', berarti menjadi Khabar
dari Mubtada yang diperkirakan keberadaannya, maksudnya, perkataan Isa bin
Maryam adalah perkataan yang benar. Kalau dibaca Nashab berarti ada lafal
Qultu yang diperkirakan keberadaannya sebelumnya, maksudnya Aku mengatakan
perkataan yang benar (yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya)
lafal Yamtaruuna berasal dari kata Al Miryah; mereka meragukan kebenarannya,
mereka adalah orang-orang Nasrani; mereka mengatakan perkataan yang dusta,
yaitu, "Sesungguhnya Isa itu adalah anak Allah".
|
||
Tidak layak bagi Allah
mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia
hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (35)
|
|
مَا كَانَ لِلَّهِ أَن
يَتَّخِذَ مِن وَلَدٍ۬ۖ سُبۡحَـٰنَهُ ۥۤۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرً۬ا
فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ (٣٥)
|
035. (Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci
Dia) dari hal tersebut. (Apabila Dia telah menetapkan sesuatu) yakni, Dia
berkehendak untuk menciptakannya (maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah"
maka jadilah dia) kalau dibaca Rafa' yaitu Yakuunu berarti ada lafal Huwa
atau dia yang diperkirakan keberadaannya, kalau dibaca Nashab yaitu berarti
dengan memperkirakan lafal An sebelumnya. Oleh sebab itu maka Nabi Isa
diciptakan tanpa ayah.
|
||
Sesungguhnya Allah
adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah
jalan yang lurus. (36)
|
|
وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى
وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَـٰذَا صِرَٲطٌ۬ مُّسۡتَقِيمٌ۬ (٣٦)
|
036. (Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian,
maka sembahlah Dia) jika dibaca Anna maka dengan memperkirakan keberadaan
lafal Udzkur, maksudnya: Ingatlah, sesungguhnya Allah dan seterusnya. Jika
dibaca Kasrah yaitu Inna maka dengan memperkirakan keberadaan lafal Qul
sebelumnya, maksudnya: Katakanlah, sesungguhnya Allah; hal ini dibuktikan
oleh firman lainnya, yaitu: Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
melainkan apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu,
"Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabb kalian." (Q.S. Al-Maidah, 117).
(ini) hal yang telah disebutkan tadi (adalah jalan) penuntun (yang lurus)
yang dapat mengantarkan ke surga.
|
||
Maka berselisihlah
golongan-golongan [yang ada] di antara mereka. [903] Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar. (37)
|
|
فَٱخۡتَلَفَ
ٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَيۡنِہِمۡۖ فَوَيۡلٌ۬ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن مَّشۡہَدِ
يَوۡمٍ عَظِيمٍ (٣٧)
|
[903]. Yaitu:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani atau antara sesama Yahudi atau sesama Nasrani.
|
||
|
||
037. (Maka berselisihlah golongan-golongan yang ada di
antara mereka) yakni orang-orang Nasrani, yaitu sehubungan dengan perihal
Isa, apakah dia anak Allah, atau tuhan di samping Allah, ataukah tuhan yang
ketiga. (Maka kecelakaanlah) azab yang sangat keras (bagi orang-orang kafir)
disebabkan apa yang telah disebutkan tadi dan hal-hal lainnya (pada waktu
menyaksikan hari yang besar) yakni kehadiran mereka di hari kiamat dan
kengerian-kengerian yang terjadi pada waktu itu.
|
||
Alangkah terangnya
pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka
datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini [di dunia]
berada dalam kesesatan yang nyata. (38)
|
|
أَسۡمِعۡ بِہِمۡ
وَأَبۡصِرۡ يَوۡمَ يَأۡتُونَنَاۖ لَـٰكِنِ ٱلظَّـٰلِمُونَ ٱلۡيَوۡمَ فِى ضَلَـٰلٍ۬
مُّبِينٍ۬ (٣٨)
|
038. (Alangkah terangnya pendengaran mereka dan
alangkah tajamnya penglihatan mereka) kedua lafal ini merupakan Shighat atau
ungkapan rasa takjub, maknanya sama dengan lafal Ma Asma'ahum dan Ma
Absharahum (pada hari mereka datang kepada Kami) di akhirat kelak. (Tetapi
orang-orang yang zalim) menurut ungkapan meletakkan isim Zhahir pada tempat
isim Mudhmar' (pada hari ini) yakni di dunia (berada dalam kesesatan yang
nyata) nyata kesesatannya, disebabkan mereka tuli tidak mau mendengarkan
perkara yang hak, dan mereka buta tidak mau melihat yang benar. Maksudnya,
hai orang yang diajak bicara sepatutnya kamu merasa takjub dan heran terhadap
pendengaran dan penglihatan mereka di akhirat, sesudah di dunia mereka tuli
dan buta.
|
||
Dan berilah mereka
peringatan tentang hari penyesalan, [yaitu] ketika segala perkara telah
diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak [pula] beriman.
(39)
|
|
وَأَنذِرۡهُمۡ يَوۡمَ
ٱلۡحَسۡرَةِ إِذۡ قُضِىَ ٱلۡأَمۡرُ وَهُمۡ فِى غَفۡلَةٍ۬ وَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
(٣٩)
|
039. (Dan berilah mereka peringatan) takut-takutilah
hai Muhammad, orang-orang kafir Mekah itu (tentang hari penyesalan) yaitu
hari kiamat sewaktu orang yang berbuat jahat merasa menyesal sekali karena
tidak mau berbuat kebaikan di dunia (yaitu ketika segala perkara telah
diputus) bagi mereka di hari kiamat, yaitu mereka harus menerima azab (Dan
mereka) di dunia (dalam kelalaian) tentang hari penyesalan itu (dan mereka
tidak pula beriman) kepada adanya hari penyesalan itu.
|
||
Sesungguhnya Kami
mewarisi bumi [904] dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada
Kamilah mereka dikembalikan. (40)
|
|
إِنَّا نَحۡنُ نَرِثُ
ٱلۡأَرۡضَ وَمَنۡ عَلَيۡہَا وَإِلَيۡنَا يُرۡجَعُونَ (٤٠)
|
[904]. "Mewarisi
bumi" maksudnya: setelah alam semesta ini hancur semuanya, maka
Allah-lah yang kekal.
|
||
|
||
040. (Sesungguhnya Kami) lafal Nahnu berfungsi sebagai
Taukid atau kata pengukuh (mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di
dalamnya) baik yang berakal maupun yang lainnya, yaitu dengan membinasakan
mereka (dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan) pada hari kiamat untuk
menerima pembalasan.
|
||
Ceritakanlah [hai
Muhammad] kisah Ibrahim di dalam Al Kitab [Al Qur’an] ini. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang sangat membenarkan [905] lagi seorang Nabi. (41)
|
|
وَٱذۡكُرۡ فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ إِبۡرَٲهِيمَۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ صِدِّيقً۬ا نَّبِيًّا (٤١)
|
[905]. Maksudnya:
ialah Ibrahim a.s. adalah seorang nabi yang amat cepat membenarkan semua hal
yang ghaib yang datang dari Allah.
|
||
|
||
041. (Dan ceritakanlah) kepada mereka (tentang Ibrahim
di dalam Al-Kitab ini) Alquran, yaitu tentang kisahnya. (Sesungguhnya ia
adalah seorang yang sangat membenarkan) seorang yang sangat jujur dalam
keimanannya (lagi seorang nabi) hal ini dijelaskan dalam ayat selanjutnya.
|
||
Ingatlah ketika ia
berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu
yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit
pun? (42)
|
|
إِذۡ قَالَ لِأَبِيهِ
يَـٰٓأَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَلَا يُغۡنِى عَنكَ
شَيۡـًٔ۬ا (٤٢)
|
042. (Yaitu ketika ia berkata kepada bapaknya) yang
bernama Azar, ("Wahai bapakku!) huruf Ta pada lafal Abati ganti dari Ya
Idhafah, karena keduanya tidak dapat dikumpulkan menjadi satu. Azar adalah penyembah
berhala (Mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat
dan tidak dapat menolong kamu) tidak dapat mencukupimu (sedikit pun?) baik
berupa manfaat maupun bahaya.
|
||
Wahai bapakku,
sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak
datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu
jalan yang lurus. (43)
|
|
يَـٰٓأَبَتِ إِنِّى
قَدۡ جَآءَنِى مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَأۡتِكَ فَٱتَّبِعۡنِىٓ أَهۡدِكَ
صِرَٲطً۬ا سَوِيًّ۬ا (٤٣)
|
043. (Wahai bapakku! Sesungguhnya telah datang kepadaku
sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku,
niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan) penuntun (yang lurus) tidak
menyimpang dari kebenaran.
|
||
Wahai bapakku,
janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah. (44)
|
|
يَـٰٓأَبَتِ لَا
تَعۡبُدِ ٱلشَّيۡطَـٰنَۖ إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمَـٰنِ عَصِيًّ۬ا
(٤٤)
|
044. (Wahai bapakku! Janganlah kamu menyembah setan)
dengan ketaatanmu kepadanya, yaitu menyembah berhala. (Sesungguhnya setan itu
durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah) yang banyak durhakanya.
|
||
Wahai bapakku,
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". (45)
|
|
يَـٰٓأَبَتِ إِنِّىٓ
أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ۬ مِّنَ ٱلرَّحۡمَـٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيۡطَـٰنِ
وَلِيًّ۬ا (٤٥)
|
045. (Wahai bapakku! Sesungguhnya aku khawatir bahwa
kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah) jika kamu tidak bertobat
(maka kamu menjadi kawan bagi setan)" yaitu menjadi penolong dan
temannya di neraka.
|
||
Berkata bapaknya:
"Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak
berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu
yang lama". (46)
|
|
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ
عَنۡ ءَالِهَتِى يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُۖ لَٮِٕن لَّمۡ تَنتَهِ لَأَرۡجُمَنَّكَۖ وَٱهۡجُرۡنِى مَلِيًّ۬ا
(٤٦)
|
046. (Bapaknya berkata, "Bencikah kamu kepada
tuhan-tuhanku, hai Ibrahim?) maka sebab itu kamu mencelanya. (Jika kamu tidak
berhenti) mencaci makinya (maka niscaya kamu akan kurajam) dengan batu, atau
dengan perkataan yang jelek, maka hati-hatilah kamu terhadapku (dan
tinggalkanlah aku buat waktu yang lama)" yakni dalam masa yang lama.
|
||
Berkata Ibrahim:
"Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu
kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (47)
|
|
قَالَ سَلَـٰمٌ
عَلَيۡكَۖ سَأَسۡتَغۡفِرُ لَكَ رَبِّىٓۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِى حَفِيًّ۬ا (٤٧)
|
047. (Ibrahim berkata, "Semoga keselamatan
dilimpahkan kepadamu) dariku, maksudnya aku tidak akan lagi menimpakan
hal-hal yang tidak diinginkan kepadamu (aku akan memintakan ampun bagimu
kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku") lafal Hafiyyan berasal
dari lafal Hafaa, yang artinya sangat baik hingga Dia selalu memperkenankan
doaku. Kemudian Nabi Ibrahim memenuhi janjinya itu, sebagaimana disebutkan di
dalam surah Asy-Syu'ara, yaitu, "..dan ampunilah bapakku..." (Q.S.
Asy-Syu'ara, 86). Hal ini dilakukan oleh Nabi Ibrahim sebelum jelas baginya
bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, sebagaimana yang telah disebutkan di
dalam surah At-Taubah.
|
||
Dan aku akan
menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku
akan berdo’a kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan
berdo’a kepada Tuhanku". (48)
|
|
وَأَعۡتَزِلُكُمۡ وَمَا
تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَأَدۡعُواْ رَبِّى عَسَىٰٓ أَلَّآ أَكُونَ
بِدُعَآءِ رَبِّى شَقِيًّ۬ا (٤٨)
|
048. (Dan aku akan menjauhkan diri daripada kalian dan
daripada apa yang kalian seru) yang kalian sembah (selain Allah, dan aku akan
berdoa) yakni aku akan menyembah (kepada Rabbku, mudah-mudahan aku dengan
berdoa kepada Rabbku) dengan beribadah kepada-Nya (tidak akan kecewa)"
sebagaimana kalian kecewa karena menyembah berhala-berhala itu.
|
||
Maka ketika Ibrahim
sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain
Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya
Kami angkat menjadi nabi. (49)
|
|
فَلَمَّا ٱعۡتَزَلَهُمۡ
وَمَا يَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَهَبۡنَا لَهُ ۥۤ إِسۡحَـٰقَ
وَيَعۡقُوبَۖ وَكُلاًّ۬ جَعَلۡنَا نَبِيًّ۬ا (٤٩)
|
049. (Ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka
dan dari apa yang mereka sembah selain Allah) dia pergi ke tanah suci (Kami
anugerahkan kepadanya) dua orang putra yang menjadi penghibur hatinya (Ishak
dan Yakub. Dan masing-masingnya) di antara keduanya (Kami angkat menjadi
nabi).
|
||
Dan Kami anugerahkan
kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur
yang baik lagi tinggi. (50)
|
|
وَوَهَبۡنَا لَهُم مِّن
رَّحۡمَتِنَا وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ لِسَانَ صِدۡقٍ عَلِيًّ۬ا (٥٠)
|
050. (Dan Kami anugerahkan kepada mereka) bertiga Nabi
Ibrahim, Nabi Ishak, dan Nabi Yakub (sebagian dari rahmat Kami,) berupa harta
benda dan anak-anak (dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi
tinggi) mereka selalu menjadi pujian dan sanjungan semua pemeluk agama.
|
||
Dan ceritakanlah [hai
Muhammad kepada mereka], kisah Musa di dalam Al Kitab [Al Qur’an] ini. Sesungguhnya
ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi. (51)
|
|
وَٱذۡكُرۡ فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ مُوسَىٰٓۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ مُخۡلَصً۬ا وَكَانَ رَسُولاً۬
نَّبِيًّ۬ا (٥١)
|
051. (Dan ceritakanlah kisah Musa di dalam Alquran ini.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang mukhlis) dapat dibaca Mukhlishan dan
Mukhlashan, artinya seorang yang ikhlas di dalam beribadah dan Allah
membersihkan dirinya dari hal-hal yang kotor (di samping ia adalah seorang
rasul dan nabi).
|
||
Dan Kami telah
memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya
kepada Kami di waktu dia munajat [kepada Kami]. (52)
|
|
وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ مِن
جَانِبِ ٱلطُّورِ ٱلۡأَيۡمَنِ وَقَرَّبۡنَـٰهُ نَجِيًّ۬ا (٥٢)
|
052. (Dan Kami telah memanggilnya) melalui firman-Nya,
"Hai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah..." (Q.S. Al-Qashash, 30).
(dari arah Thur) nama sebuah bukit (sebelah kanan) yakni dari sebelah kanan
Nabi Musa ketika ia baru datang dari negeri Madyan (dan Kami telah
mendekatkannya kepada Kami waktu dia munajat) bermunajat, yaitu Allah
memperdengarkan Kalam-Nya kepadanya.
|
||
Dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun
menjadi seorang nabi. (53)
|
|
وَوَهَبۡنَا
لَهُ ۥ مِن رَّحۡمَتِنَآ أَخَاهُ هَـٰرُونَ نَبِيًّ۬ا (٥٣)
|
053. (Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian
rahmat Kami) sebagian dari nikmat Kami (yaitu saudaranya, Harun) Lafal Haruna
menjadi Badal atau Athaf Bayan (menjadi seorang nabi) lafal Nabiyyan ini
menjadi Hal atau kata keterangan yang dimaksud daripada pemberian itu; hal
ini merupakan pengabulan dari doa Nabi Musa sendiri yang meminta kepada
Allah, supaya Dia mengangkat saudara tuanya menjadi rasul pula.
|
||
Dan ceritakanlah [hai
Muhammad kepada mereka] kisah Isma’il [yang tersebut] di dalam Al Qur’an.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang
rasul dan nabi. (54)
|
|
وَٱذۡكُرۡ فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ إِسۡمَـٰعِيلَۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ صَادِقَ ٱلۡوَعۡدِ وَكَانَ
رَسُولاً۬ نَّبِيًّ۬ا (٥٤)
|
054. (Dan ceritakanlah kisah Ismail di dalam Alquran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya) sekali-kali ia tidak
menjanjikan sesuatu melainkan ia memenuhinya. Disebutkan bahwa ia pernah
menunggu seseorang yang telah berjanji kepadanya, selama tiga hari atau satu
tahun, sehingga orang yang berjanji itu datang kepadanya di tempat yang
dijanjikan itu, dan ternyata Nabi Ismail masih menunggu di tempat itu (dan
dia adalah seorang rasul) untuk kabilah Jurhum (dan nabi).
|
||
Dan ia menyuruh
ahlinya [906] untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang
yang diridhai di sisi Tuhannya. (55)
|
|
وَكَانَ يَأۡمُرُ
أَهۡلَهُ ۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ
مَرۡضِيًّ۬ا (٥٥)
|
[906]. Sebagian ahli
tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "ahlinya" ialah umatnya.
|
||
|
||
055. (Dan ia menyuruh ahlinya) yakni kaumnya (untuk
salat dan menunaikan zakat dan ia adalah seorang yang diridai di sisi
Rabbnya) lafal Mardhiyyan asalnya Mardhuwwun, kedua huruf Wawunya diganti
menjadi Ya. Selanjutnya harakat Dhammah Dhadhnya diganti menjadi Kasrah,
akhirnya jadi Mardhiyyun, oleh karena kedudukannya menjadi Khabar Kaana maka
bacaannya menjadi Mardhiyyan.
|
||
Dan ceritakanlah [hai
Muhammad kepada mereka, kisah] Idris [yang tersebut] di dalam Al Qur’an.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.
(56)
|
|
وَٱذۡكُرۡ فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ إِدۡرِيسَۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ صِدِّيقً۬ا نَّبِيًّ۬ا (٥٦)
|
056. (Dan ceritakanlah kisah Idris di dalam Alquran)
Nabi Idris adalah buyut Nabi Ibrahim atau ayah kakek Nabi Nuh (Sesungguhnya
ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi).
|
||
Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (57)
|
|
وَرَفَعۡنَـٰهُ
مَكَانًا عَلِيًّا (٥٧)
|
057. (Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang
tinggi) ia masih tetap hidup sampai sekarang bertempat di langit keempat atau
keenam, atau ketujuh atau berada di dalam surga. Ia dimasukkan ke dalam surga
setelah terlebih dahulu mencicipi rasanya mati lalu dihidupkan kembali,
setelah itu ia tidak mau keluar lagi dari dalam surga.
|
||
Mereka itu adalah
orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, yaitu para nabi dari
keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari
keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri
petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
(58)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ
أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ
وَمِمَّنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍ۬ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبۡرَٲهِيمَ وَإِسۡرَٲٓءِيلَ
وَمِمَّنۡ هَدَيۡنَا وَٱجۡتَبَيۡنَآۚ إِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُ
ٱلرَّحۡمَـٰنِ خَرُّواْ سُجَّدً۬ا وَبُكِيًّ۬ا ۩ (٥٨) ۞
|
058. (Mereka itu) kalimat ini menjadi Mubtada (adalah
orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah) menjadi sifat daripada lafal
Ulaaika (yaitu para nabi) menjadi Bayan atau keterangan dari lafal Ulaaika
yang kedudukannya sama dengan sifat. Lafal-lafal yang sesudahnya sampai
kepada Jumlah Syarat menjadi sifat dari lafal Nabiyyiin. Maka firman-Nya
(dari keturunan Adam) yakni Nabi Idris (dan dari orang-orang yang Kami
muatkan bersama Nuh) di dalam bahteranya, maksudnya adalah Nabi Ibrahim yaitu
cucu daripada anak Nabi Nuh yang bernama Sam (dan dari keturunan Ibrahim)
yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishaq serta Nabi Yakub, (dan) dari keturunan
(Israel) yang dimaksud adalah Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Zakaria, Nabi
Yahya, dan Nabi Isa (dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
telah Kami pilih) daripada mereka. Khabar dari lafal Ulaaika yang di
permulaan ayat tadi ialah ("Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah Yang Maha Pemurah, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan
menangis"). Lafal Sujjadan dan Bukiyyan adalah bentuk jamak dari lafal
Saajidun dan Baakin. Maksudnya jadilah kalian orang-orang seperti mereka.
Asal kata Bukiyyun adalah Bukiwyun, kemudian huruf Wawunya diganti menjadi Ya
dan harakat Dhammahnya diganti pula dengan Kasrah, sehingga menjadi Buhiyyun.
|
||
Maka datanglah sesudah
mereka, pengganti [yang jelek] yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan
hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (59)
|
|
فَخَلَفَ مِنۢ
بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّہَوَٲتِۖ
فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا (٥٩)
|
059. (Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang
jelek yang menyia-nyiakan salat) dengan cara meninggalkannya seperti
orang-orang Yahudi dan Nasrani (dan memperturutkan hawa nafsunya) gemar
melakukan perbuatan-perbuatan maksiat (maka mereka kelak akan menemui
kesesatan) ghayya adalah nama sebuah lembah di neraka Jahanam, mereka akan
dijerumuskan ke dalamnya.
|
||
kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan
tidak dianiaya [dirugikan] sedikitpun. (60)
|
|
إِلَّا مَن تَابَ
وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ شَيۡـًٔ۬ا (٦٠)
|
060. (Kecuali) yakni berbeda halnya dengan (orang yang
bertobat, beriman dan beramal saleh, mereka itu akan masuk surga dan mereka tidak
dianiaya) tidak dirugikan (barang sedikit pun) dari pahala mereka.
|
||
yaitu surga ’Adn yang
telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya,
sekalipun [surga itu] tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan
ditepati. (61)
|
|
جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ
ٱلَّتِى وَعَدَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ عِبَادَهُ ۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ إِنَّهُ ۥ
كَانَ وَعۡدُهُ ۥ مَأۡتِيًّ۬ا (٦١)
|
061. (Yaitu surga Adn) menjadi tempat tinggal mereka.
Lafaz 'Adn menjadi Badal daripada lafal Jannatin (yang telah dijanjikan oleh
Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun surga itu tidak
tampak). Lafal Bil Ghaibi menjadi Hal, maksudnya walaupun surga itu tidak
kelihatan oleh mereka. (Sesungguhnya janji Allah itu) yakni apa yang telah
dijanjikan oleh-Nya (pasti akan ditepati). Lafal Ma'tiyyan maknanya Aatiyan;
asalnya adalah Ma'tiwyun. Yang dimaksud dengan janji-Nya adalah surga yang
akan ditempati oleh orang-orang yang berhak memasukinya.
|
||
Mereka tidak mendengar
perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka
rezkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. (62)
|
|
لَّا يَسۡمَعُونَ
فِيہَا لَغۡوًا إِلَّا سَلَـٰمً۬اۖ وَلَهُمۡ رِزۡقُهُمۡ فِيہَا بُكۡرَةً۬
وَعَشِيًّ۬ا (٦٢)
|
062. (Mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna
di dalam surga) pembicaraan yang tak berarti (kecuali) mereka hanya mendengar
(ucapan Salam) dari para Malaikat buat mereka, atau dari sebagian mereka
kepada sebagian yang lain. (Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi
dan petang) dalam perkiraan kedua waktu tersebut menurut perhitungan waktu di
dunia, karena sesungguhnya di dalam surga itu tidak ada siang dan malam
tetapi yang ada hanyalah cahaya dan nur yang abadi.
|
||
Itulah surga yang akan
Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa. (63)
|
|
تِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ
ٱلَّتِى نُورِثُ مِنۡ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّ۬ا (٦٣)
|
063. (Itulah surga yang akan Kami wariskan) Kami
anugerahkan dan Kami tempatkan di dalamnya (kepada hamba-hamba Kami yang
selalu bertakwa) yang berlaku taat kepada-Nya. Ayat berikut diturunkan ketika
wahyu datang sangat terlambat selama beberapa hari, kemudian Nabi saw.
berkata kepada malaikat Jibril ketika datang kepadanya, "Apakah gerangan
yang menyebabkan engkau tidak menziarahi aku selama ini".
|
||
Dan tidaklah kami
[Jibril] turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa
yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang
ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (64)
|
|
وَمَا نَتَنَزَّلُ
إِلَّا بِأَمۡرِ رَبِّكَۖ لَهُ ۥ مَا بَيۡنَ أَيۡدِينَا وَمَا خَلۡفَنَا
وَمَا بَيۡنَ ذَٲلِكَۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّ۬ا (٦٤)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Bukhari mengetengahkan
sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa
Rasulullah saw. berkata kepada malaikat Jibril, "Apakah gerangan yang
menyebabkanmu tidak menziarahiku sebagaimana biasanya?". Lalu turunlah
firman-Nya, "Dan tidaklah kami turun, melainkan dengan perintah
Rabbmu..." (Q.S. Maryam, 64). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis
melalui Ikrimah yang menceritakan bahwa malaikat Jibril tidak turun membawa
wahyu. Kemudian hadis Ikrimah ini menceritakan hal
yang sama dengan hadis di atas tadi. Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah
hadis melalui sahabat Anas r.a. yang menceritakan bahwa Nabi saw. bertanya
kepada malaikat Jibril tentang daerah mana yang disukai oleh Allah dan daerah
mana yang dibenci oleh-Nya. Maka malaikat Jibril menjawab, "Aku tidak
tahu, nanti akan kutanyakan (kepada-Nya)". Selanjutnya malaikat Jibril
turun lagi yang pada saat itu ia telah absen selama beberapa waktu tidak
turun menemui Nabi saw. Maka Nabi saw. berkata kepadanya, "Sungguh
engkau absen datang kepadaku, sehingga aku sangat merindukanmu". Ketika
itu juga malaikat Jibril membacakan firman-Nya, "Dan tidaklah kami
turun, melainkan dengan perintah Rabbmu." (Q.S. Maryam, 64). Ibnu Ishaq
mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan
bahwa ketika orang-orang Quraisy menanyakan kepada Nabi saw. perihal
Ash-habul Kahfi, maka selama lima belas hari Allah tidak menurunkan wahyu-Nya
kepada Nabi saw. Ketika malaikat Jibril turun dengan membawa wahyu-Nya, Nabi
saw. berkata kepadanya, "Mengapa engkau absen?" Kemudian Ibnu Ishak
menyebutkan kelanjutan hadis ini sama dengan hadis-hadis yang sebelumnya.
|
||
|
||
064. (Dan tidaklah kami turun melainkan dengan perintah
Rabbmu, kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita) yakni berupa semua
perkara akhirat (apa-apa yang ada di belakang kita) berupa semua perkara
duniawi (dan apa-apa yang ada di antara keduanya) apa yang ada dalam waktu
sekarang sampai dengan datangnya hari kiamat. Yang dimaksud ialah bahwa
pengetahuan mengenai kesemuanya itu berada pada-Nya (dan tidaklah Rabbmu
lupa) lafal Nasiyyan bermakna Naasiyan, maksudnya, Allah tidak akan
meninggalkanmu disebabkan wahyu yang terlambat datang kepadamu.
|
||
Tuhan [yang menguasai]
langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia
dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada
seorang yang sama dengan Dia [yang patut disembah]? (65)
|
|
رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَہُمَا فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَـٰدَتِهِۦۚ هَلۡ
تَعۡلَمُ لَهُ ۥ سَمِيًّ۬ا (٦٥)
|
065. Dia adalah (Rabb) yang menguasai (langit dan bumi
dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beribadah kepada-Nya) bersikap sabarlah dalam menjalankan dua
perkara tersebut. (Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia)
yang patut disembah seperti Dia, tentu saja tidak.
|
||
Dan berkata manusia:
"Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan
dibangkitkan menjadi hidup kembali?" (66)
|
|
وَيَقُولُ ٱلۡإِنسَـٰنُ
أَءِذَا مَا مِتُّ لَسَوۡفَ أُخۡرَجُ حَيًّا (٦٦)
|
066. (Dan berkata manusia,) mereka yang ingkar kepada
adanya hari berbangkit, yaitu Ubay bin Khalaf atau Walid bin Mughirah, ayat
ini diturunkan berkenaan dengan sikapnya itu ("Betulkah apabila) dapat
dibaca Aidza dan Ayidza (aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan
dibangkitkan menjadi hidup kembali?") yakni akan dihidupkan kembali dari
kuburan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Muhammad. Kata tanya di sini
mengandung makna Nafi atau kalimat negatif, maksudnya, Aku tidak akan
dihidupkan kembali sesudah mati. Huruf Ma adalah Zaidah yang faedahnya untuk
mengukuhkan kalimat, demikian pula huruf Lamnya. Kemudian Allah menyanggah
perkataan mereka itu melalui firman-Nya:
|
||
Dan tidakkah manusia
itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia
tidak ada sama sekali? (67)
|
|
أَوَلَا يَذۡڪُرُ
ٱلۡإِنسَـٰنُ أَنَّا خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ وَلَمۡ يَكُ شَيۡـًٔ۬ا (٦٧)
|
067. (Dan tidakkah manusia itu memikirkan) asal kata
Yadzdzakkaru ini adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diganti menjadi Dzal,
lalu diidghamkan ke dalam huruf Dzal asal sehingga menjadi Yadzdzakkaru.
Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca Yadzkuru (bahwa sesungguhnya Kami
telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali) oleh
karenanya mengapa ia tidak mengambil kesimpulan dari permulaan itu kepada
pengembalian, yakni kembali kepada-Nya.
|
||
Demi Tuhanmu,
sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami
datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut. (68)
|
|
فَوَرَبِّكَ
لَنَحۡشُرَنَّهُمۡ وَٱلشَّيَـٰطِينَ ثُمَّ لَنُحۡضِرَنَّهُمۡ حَوۡلَ جَهَنَّمَ
جِثِيًّ۬ا (٦٨)
|
068. (Demi Rabbmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan
mereka) orang-orang yang ingkar kepada adanya hari berbangkit itu (bersama
dengan setan) Kami mengumpulkan masing-masing dari mereka bersama
setan-setannya dalam keadaan terbelenggu (kemudian akan Kami datangkan mereka
ke sekeliling Jahanam) dari luarnya (dengan berlutut) berjalan dengan
lututnya. Lafal Jitsiyyan adalah bentuk jamak dari lafal jaatsin, asal
katanya adalah Jitsuwwun atau Jitsuwyun yang akar katanya berasal dari
Jatsaa-Yajtsuu atau Jatsaa Yajtsii. Ada dua pendapat sehubungan dengan lafal
ini.
|
||
Kemudian pasti akan
Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (69)
|
|
ثُمَّ لَنَنزِعَنَّ مِن
كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّہُمۡ أَشَدُّ عَلَى ٱلرَّحۡمَـٰنِ عِتِيًّ۬ا (٦٩)
|
069. (Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap
golongan) yakni setiap kelompok dari mereka (siapa di antara mereka yang
sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah) sangat berani berbuat durhaka
kepada-Nya.
|
||
Dan kemudian Kami
sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam
neraka. (70)
|
|
ثُمَّ لَنَحۡنُ
أَعۡلَمُ بِٱلَّذِينَ هُمۡ أَوۡلَىٰ بِہَا صِلِيًّ۬ا (٧٠)
|
070. (Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui
orang-orang yang lebih utama terhadapnya) lebih berhak terhadap Jahanam,
yaitu orang yang sangat durhaka kepada-Nya dan orang-orang yang sama seperti
mereka (untuk dimasukkan ke dalamnya) yang lebih utama masuk Jahanam dan
lebih layak untuk menempatinya. Maka Kami memulai dengan mereka. Asal kata
Shiliyyun adalah Shiliwyun, berasal dari Fi'il Shaliya atau Shalaa.
|
||
Dan tidak ada
seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (71)
|
|
وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا
وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمً۬ا مَّقۡضِيًّ۬ا (٧١)
|
071. (Dan tidak) (daripada kalian) seorang pun
(melainkan mendatangi neraka itu) neraka Jahanam. (Hal itu bagi Rabbmu adalah
suatu kemestian yang sudah ditetapkan) telah dipastikan dan telah diputuskan
oleh-Nya, hal ini tidak akan diabaikan-Nya.
|
||
Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim
di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (72)
|
|
ثُمَّ نُنَجِّى
ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّـٰلِمِينَ فِيہَا جِثِيًّ۬ا (٧٢)
|
072. (Kemudian Kami akan menyelamatkan) dapat dibaca
Nunajjii dan Nunjii (orang-orang yang bertakwa) orang-orang yang memelihara
dirinya dari kemusyrikan dan kekafiran, Kami akan selamatkan daripadanya (dan
Kami akan membiarkan orang-orang yang zalim) orang-orang yang melakukan kemusyrikan
dan kekafiran (di dalam neraka dalam keadaan berlutut) berdiri di atas lutut
mereka.
|
||
Dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang [maksudnya], niscaya orang-orang
yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah di antara
kedua golongan [kafir dan mu’min] yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih
indah tempat pertemuan [nya]?" (73)
|
|
وَإِذَا تُتۡلَىٰ
عَلَيۡهِمۡ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ۬ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ أَىُّ ٱلۡفَرِيقَيۡنِ خَيۡرٌ۬ مَّقَامً۬ا وَأَحۡسَنُ نَدِيًّ۬ا (٧٣)
|
073. (Dan apabila dibacakan kepada mereka) yaitu mereka
orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir (ayat-ayat Kami) dari Alquran (yang
terang) jelas keadaan dan maksudnya (niscaya orang-orang yang kafir berkata
kepada orang-orang yang beriman, "Manakah di antara kedua golongan) kami
dan kalian (yang lebih baik tempat tinggalnya) yaitu, tempat menetap dan
rumahnya. Lafal Maqaaman berasal dari kata kerja Qaama, kalau dibaca Muqaaman
berarti berasal dari kata kerja Aqaama (dan lebih indah tempat
pertemuannya"). Lafal Nadiyyan bermakna An-Naadi artinya tempat berkumpulnya
kaum, yang mereka berbincang-bincang di dalamnya. Mereka bermaksud bahwa
kamilah yang lebih baik daripada kalian. Kemudian Allah berfirman,
|
||
Berapa banyak umat
yang telah Kami binasakan sebelum mereka, [907] sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih
sedap dipandang mata. (74)
|
|
وَكَمۡ أَهۡلَكۡنَا
قَبۡلَهُم مِّن قَرۡنٍ هُمۡ أَحۡسَنُ أَثَـٰثً۬ا وَرِءۡيً۬ا (٧٤)
|
[907]. Maksudnya:
umat-umat yang mengingkari Allah seperti kaum 'Aad
dan Tsamud.
|
||
|
||
074. ("Berapa banyak) alangkah banyaknya (umat
yang telah Kami binasakan sebelum mereka) yaitu umat-umat di masa silam
(sedangkan mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya) yakni harta
bendanya lebih banyak dan perabotan rumah tangga mereka jauh lebih bagus (dan
lebih sedap dipandang mata") lebih indah dipandang mata. Lafal Ri'yan
berasal dari kata Ar-Ru'yah. Maksudnya, sebagaimana Kami telah membinasakan
umat-umat dahulu disebabkan kekafirannya, maka Kami pun akan membinasakan
mereka pula.
|
||
Katakanlah:
"Barangsiapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang
Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya; [908] sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan
kepadanya, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang
lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya".
(75)
|
|
قُلۡ مَن كَانَ فِى
ٱلضَّلَـٰلَةِ فَلۡيَمۡدُدۡ لَهُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ مَدًّاۚ حَتَّىٰٓ إِذَا
رَأَوۡاْ مَا يُوعَدُونَ إِمَّا ٱلۡعَذَابَ وَإِمَّا ٱلسَّاعَةَ فَسَيَعۡلَمُونَ
مَنۡ هُوَ شَرٌّ۬ مَّكَانً۬ا وَأَضۡعَفُ جُندً۬ا (٧٥)
|
[908]. Maksudnya:
memanjangkan umur dan membiarkan mereka hidup dalam kesenangan.
|
||
|
||
075. (Katakanlah! "Barang siapa yang berada di
dalam kesesatan) kalimat ayat ini mengandung syarat sedangkan Jawabnya ialah
(maka biarlah diperpanjang) kalimat perintah di sini bermakna kalimat berita,
artinya hendaknya diperpanjang (tempo baginya oleh Yang Maha Pemurah dengan
sesungguhnya) di dunia ini dengan memperturutkan apa yang ia kehendaki
(sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya, baik
siksa) seperti dibunuh dan ditahan (maupun kiamat) yang pengertiannya
mencakup juga neraka Jahanam tempat mereka dimasukkan ke dalamnya (maka
mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah
penolong-penolongnya") yakni pembantu-pembantunya; apakah mereka ataukah
orang-orang yang beriman, pembantu-pembantu mereka adalah setan sedangkan
pembantu-pembantu orang-orang yang beriman di dalam menghadapi mereka adalah
para Malaikat.
|
||
Dan Allah akan
menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal
saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik
kesudahannya. (76)
|
|
وَيَزِيدُ ٱللَّهُ
ٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ هُدً۬ىۗ وَٱلۡبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ خَيۡرٌ عِندَ
رَبِّكَ ثَوَابً۬ا وَخَيۡرٌ۬ مَّرَدًّا (٧٦)
|
076. (Dan Allah akan menambah kepada mereka yang telah
mendapat petunjuk) berkat iman mereka (hidayah) berkat ayat-ayat yang
diturunkan kepada mereka (Dan amal-amal saleh yang kekal itu) yaitu ketaatan
kepada Allah yang selalu dilakukan oleh seseorang (lebih baik pahalanya di
sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya) akhir dan kesudahan daripadanya,
berbeda dengan amal perbuatan orang-orang kafir. Pengertian perbandingan
kebaikan di sini sebagai kebalikan daripada perkataan orang-orang kafir,
yaitu ketika mereka mengatakan, "Manakah di antara kedua golongan yang
lebih baik kedudukannya?"
|
||
Maka apakah kamu telah
melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: "Pasti
aku akan diberi harta dan anak". (77)
|
|
أَفَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى
ڪَفَرَ بِـَٔايَـٰتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالاً۬ وَوَلَدًا (٧٧)
|
077. (Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami) maksudnya 'Ashi bin Wa'il (dan ia mengatakan,) kepada
Khabbab bin Art yang mengatakan kepadanya, bahwa engkau kelak akan
dibangkitkan hidup kembali sesudah mati. Pada saat itu Khabbab sedang menagih
utang kepadanya ("Pasti aku akan diberi) seandainya aku dibangkitkan
hidup kembali (harta dan anak") maka pada saat itu aku akan membayar
utangku kepadamu. Allah berfirman menyanggahnya:
|
||
Adakah ia melihat yang
ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?,
(78)
|
|
أَطَّلَعَ ٱلۡغَيۡبَ
أَمِ ٱتَّخَذَ عِندَ ٱلرَّحۡمَـٰنِ عَهۡدً۬ا (٧٨)
|
078. (Adakah dia melihat yang gaib) apakah dia
mengetahuinya sehingga ia berani mengatakan, bahwa dia akan diberi seperti
apa yang dikatakannya itu. Lafal Aththala'a ini disebabkan sudah cukup hanya
dengan memakai Hamzah Istifham, maka Hamzah Washalnya dibuang (atau ia telah
membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?) sehingga ia berani
mengatakan, bahwa Allah akan memberikan kepadanya apa yang telah dikatakannya
itu.
|
||
sekali-kali tidak,
Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan
memperpanjang azab untuknya, (79)
|
|
ڪَلَّاۚ سَنَكۡتُبُ
مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ ۥ مِنَ ٱلۡعَذَابِ مَدًّ۬ا (٧٩)
|
079. (Sekali-kali tidak) hal itu tidak akan diberikan
kepadanya (Kami akan menulis) Kami memerintahkan untuk menuliskan (apa yang
ia katakan itu dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab baginya) Kami
akan menambahkan kepada azab kekafirannya azab yang lain, karena perkataannya
itu.
|
||
dan Kami akan mewarisi
apa yang ia katakan itu [909] dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri. (80)
|
|
وَنَرِثُهُ ۥ مَا
يَقُولُ وَيَأۡتِينَا فَرۡدً۬ا (٨٠)
|
[909]. Maksudnya:
Allah akan mengambil kembali harta dan anak-anaknya sehingga ia menemui Tuhan
seorang diri saja.
|
||
|
||
080. (Dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu)
yaitu harta benda dan anak (dan ia akan datang kepada Kami) kelak pada hari
kiamat (dengan seorang diri) dalam keadaan tidak punya harta benda dan tidak
punya anak.
|
||
Dan mereka telah
mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi
pelindung bagi mereka. (81)
|
|
وَٱتَّخَذُواْ مِن
دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةً۬ لِّيَكُونُواْ لَهُمۡ عِزًّ۬ا (٨١)
|
081. (Dan mereka telah mengambil) orang-orang kafir
Mekah (selain dari Allah) yakni berhala-berhala (sebagai tuhan-tuhan) yang
mereka sembah (agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka) maksudnya
memberikan syafaat kepada mereka di hadapan Allah supaya mereka jangan diazab
oleh-Nya.
|
||
Sekali-kali tidak.
Kelak mereka [sembahan-sembahan] itu akan mengingkari penyembahan
[pengikut-pengikutnya] terhadapnya, dan mereka [sembahan-sembahan] itu akan
menjadi musuh bagi mereka. (82)
|
|
كَلَّاۚ سَيَكۡفُرُونَ
بِعِبَادَتِہِمۡ وَيَكُونُونَ عَلَيۡہِمۡ ضِدًّا (٨٢)
|
082. (Sekali-kali tidak) tiada sesuatu pun yang dapat
mencegah azab mereka. (Kelak mereka itu akan mengingkari) yakni tuhan-tuhan
sembahan mereka itu (penyembahan mereka) artinya mereka akan mengingkari
penyembahan orang-orang yang mempertuhankan mereka, sebagaimana dijelaskan
pula oleh ayat lain, yaitu firman-Nya, "Mereka sekali-kali tidak
menyembah Kami..." (Q.S. Al-Qashash, 63). (dan tuhan-tuhan itu akan
menjadi musuh bagi mereka) yakni berhala-berhala itu justru akan menjadi
musuh orang-orang yang menyembahnya kelak di akhirat.
|
||
Tidakkah kamu lihat,
bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir
untuk menghasung mereka berbuat ma’siat dengan sungguh-sungguh?, (83)
|
|
أَلَمۡ تَرَ أَنَّآ
أَرۡسَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ تَؤُزُّهُمۡ أَزًّ۬ا (٨٣)
|
083. (Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah
mengirim setan-setan itu) yakni pengaruh mereka (kepada orang-orang kafir
untuk menghasut mereka) untuk menggerakkan mereka melakukan
perbuatan-perbuatan maksiat (dengan sungguh-sungguh).
|
||
maka janganlah kamu
tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, karena sesungguhnya Kami hanya
menghitung datangnya [hari siksaan] untuk mereka dengan perhitungan yang
teliti. (84)
|
|
فَلَا تَعۡجَلۡ
عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّمَا نَعُدُّ لَهُمۡ عَدًّ۬ا (٨٤)
|
084. (Maka janganlah kamu tergesa-gesa terhadap mereka)
untuk mendatangkan azab buat mereka (karena sesungguhnya Kami hanya
menghitung untuk mereka) hari-hari atau nafas-nafas mereka (dengan
perhitungan yang teliti) hingga tiba saatnya azab mereka.
|
||
[Ingatlah] hari
[ketika] Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, (85)
|
|
يَوۡمَ نَحۡشُرُ
ٱلۡمُتَّقِينَ إِلَى ٱلرَّحۡمَـٰنِ وَفۡدً۬ا (٨٥)
|
085. Ingatlah (hari ketika Kami mengumpulkan
orang-orang yang takwa) berkat keimanan mereka (kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah sebagai perutusan yang terhormat). Lafal Wafdun adalah bentuk jamak
dan lafal Waafidun, artinya delegasi.
|
||
dan Kami akan
menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.
(86)
|
|
وَنَسُوقُ
ٱلۡمُجۡرِمِينَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرۡدً۬ا (٨٦)
|
086. (Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka)
karena kekafiran mereka (ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga). Lafal
Wirdun adalah bentuk jamak dari lafal Waaridun artinya berjalan dalam keadaan
dahaga.
|
||
Mereka tidak berhak mendapat
syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang
Maha Pemurah. [910] (87)
|
|
لَّا يَمۡلِكُونَ
ٱلشَّفَـٰعَةَ إِلَّا مَنِ ٱتَّخَذَ عِندَ ٱلرَّحۡمَـٰنِ عَهۡدً۬ا (٨٧)
|
[910]. Maksudnya:
"mengadakan perjanjian dengan Allah" ialah menjalankan segala
perintah Allah dengan beriman dan bertakwa kepada-Nya.
|
||
|
||
087. (Mereka tidak dapat memberi) manusia semuanya
(syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang
Maha Pemurah) yakni kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya
serta tiada kekuatan melainkan berkat pertolongan Allah.
|
||
Dan mereka berkata:
"Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil [mempunyai] anak". (88)
|
|
وَقَالُواْ ٱتَّخَذَ
ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَلَدً۬ا (٨٨)
|
088. (Dan mereka berkata,) orang-orang Yahudi dan
Nasrani dan orang-orang yang menyangka bahwa malaikat-malaikat itu adalah
anak-anak perempuan Allah ("Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai
anak") maka Allah menyanggah perkataan mereka itu melalui firman-Nya,
|
||
Sesungguhnya kamu
telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, (89)
|
|
لَّقَدۡ جِئۡتُمۡ
شَيۡـًٔا إِدًّ۬ا (٨٩)
|
089. ("Sesungguhnya kalian telah mendatangkan
sesuatu perkara yang sangat mungkar) yaitu suatu perkara mungkar yang sangat
besar.
|
||
hampir-hampir langit pecah
karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, (90)
|
|
تَڪَادُ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ
يَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا (٩٠)
|
090. (Hampir-hampir) dapat dibaca Takaadu dan Yakaadu
(langit pecah) terbelah, dan menurut qiraat yang lain lafal Yatafaththarna
dibaca Yanfathirna (karena ucapan itu dan bumi belah dan gunung-gunung
runtuh) yakni terbalik menindih mereka disebabkan.
|
||
karena mereka mendakwa
Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (91)
|
|
أَن دَعَوۡاْ
لِلرَّحۡمَـٰنِ وَلَدً۬ا (٩١)
|
091. (mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak"). Allah berfirman,
|
||
Dan tidak layak bagi
Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil [mempunyai] anak. (92)
|
|
وَمَا يَنۢبَغِى
لِلرَّحۡمَـٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا (٩٢)
|
092. ("Dan tidak layak bagi Allah Yang Maha
Pemurah mempunyai anak") yakni tidak patut bagi-Nya hal yang demikian
itu.
|
||
Tidak ada seorangpun
di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
selaku seorang hamba. (93)
|
|
إِن ڪُلُّ مَن فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِلَّآ ءَاتِى ٱلرَّحۡمَـٰنِ عَبۡدً۬ا (٩٣)
|
093. (Tidak ada) (seorang pun di langit dan di bumi
melainkan akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba)
yang hina dan tunduk patuh kepada-Nya kelak di hari kiamat, termasuk Uzair
dan Isa juga.
|
||
Sesungguhnya Allah
telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti. (94)
|
|
لَّقَدۡ أَحۡصَٮٰهُمۡ وَعَدَّهُمۡ
عَدًّ۬ا (٩٤)
|
094. (Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka
dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti) maka tidak samar bagi-Nya
mengenai jumlah mereka secara keseluruhan atau pun secara rinci dan tiada
seorang pun yang terlewat dari perhitungan-Nya.
|
||
Dan tiap-tiap mereka
akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (95)
|
|
وَكُلُّهُمۡ ءَاتِيهِ
يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ فَرۡدًا (٩٥)
|
095. (Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah
pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri) tanpa harta dan tanpa pembantu yang dapat
membelanya.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah [911] akan menanamkan dalam
[hati] mereka rasa kasih sayang. (96)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ سَيَجۡعَلُ لَهُمُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ
وُدًّ۬ا (٩٦)
|
[911]. Dalam surat
Maryam ini nama Allah "AR RAHMAAN" banyak
disebut, untuk memberi pengertian bahwa,Allah memberi ampun tanpa perantara.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis melalui Abdur Rahman ibnu Auf, bahwa ketika ia berhijrah ke Madinah
maka hatinya merasakan rindu yang sangat kepada teman-temannya yang berada di
Mekah, antara lain ialah Syaibah dan Atabah keduanya anak Rabi'ah dan Umayah
ibnu Khalaf. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan
dalam hati mereka rasa kasih sayang." (Q.S. Maryam, 96). Maksudnya Allah
akan menanamkan rasa kasih sayang di dalam hati mereka terhadap orang-orang
yang beriman.
|
||
|
||
096. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa
kasih sayang) di antara sesama mereka; mereka saling kasih-mengasihi dan
sayang-menyayangi dan Allah swt. mencintai mereka semuanya.
|
||
Maka sesungguhnya
telah Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi
kabar gembira dengan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar
kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (97)
|
|
فَإِنَّمَا
يَسَّرۡنَـٰهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ ٱلۡمُتَّقِينَ وَتُنذِرَ بِهِۦ
قَوۡمً۬ا لُّدًّ۬ا (٩٧)
|
097. (Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan dia)
Alquran itu (dengan bahasamu) bahasa Arab (agar kamu dapat memberi kabar
gembira dengan Alquran itu kepada orang-orang yang bertakwa) yaitu
orang-orang yang beruntung memperoleh iman (dan agar kamu memberi peringatan)
menakut-nakuti (dengannya kepada kaum yang membangkang). Lafal Luddan adalah
bentuk jamak dari lafal Aladdun artinya banyak membantah dengan kebatilan,
mereka adalah orang-orang kafir Mekah.
|
||
Dan berapa banyak
telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun
dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar? (98)
|
|
وَكَمۡ
أَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُم مِّن قَرۡنٍ هَلۡ تُحِسُّ مِنۡہُم مِّنۡ أَحَدٍ أَوۡ
تَسۡمَعُ لَهُمۡ رِكۡزَۢا (٩٨)
|
098. (Dan berapa banyak) banyak sekali (telah Kami
binasakan umat-umat sebelum mereka) umat-umat di masa silam disebabkan
kedustaan mereka terhadap Rasul (Adakah kamu melihat) menemukan (seorang pun
dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?) Tentu saja
tidak. Sebagaimana Kami telah membinasakan umat-umat di masa silam maka
niscaya pula Kami akan membinasakan mereka, disebabkan kekafiran mereka itu.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 19 - Maryam (1 - 98)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar