Surah HARI KIAMAT
|
|
سُوۡرَةُ الواقِعَة
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Apabila terjadi hari
kiamat, (1)
|
|
إِذَا وَقَعَتِ
ٱلۡوَاقِعَةُ (١)
|
|
||
001. (Apabila hari kiamat terjadi) bilamana hari terakhir
tiba.
|
||
terjadinya kiamat itu
tidak dapat didustakan [disangkal]. (2)
|
|
لَيۡسَ لِوَقۡعَتِہَا
كَاذِبَةٌ (٢)
|
|
||
002. (Tidak ada seorang pun dapat berdusta tentang
kejadiannya) maksudnya, tiada seorang pun yang tidak mempercayai kejadiannya
sebagaimana ia tidak mempercayainya sewaktu di dunia.
|
||
[Kejadian itu]
merendahkan [satu golongan] dan meninggikan [golongan yang lain], (3)
|
|
خَافِضَةٌ۬ رَّافِعَةٌ
(٣)
|
|
||
003. (Ia merendahkan dan meninggikan) artinya, kejadian hari
kiamat itu menampakkan siapa di antara mereka yang terhina karena dimasukkan
ke dalam neraka, dan siapa di antara mereka yang ditinggikan derajatnya
karena dimasukkan ke dalam surga.
|
||
apabila bumi
digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, (4)
|
|
إِذَا رُجَّتِ
ٱلۡأَرۡضُ رَجًّ۬ا (٤)
|
|
||
004. (Apabila bumi diguncangkan dengan se dahsyat-dahsyatnya)
yakni bilamana bumi mengalami gempa yang amat dahsyat.
|
||
dan gunung-gunung
dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, (5)
|
|
وَبُسَّتِ ٱلۡجِبَالُ
بَسًّ۬ا (٥)
|
|
||
005. (Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya)
atau apabila gunung-gunung dihancurleburkan.
|
||
maka jadilah dia debu
yang beterbangan, (6)
|
|
فَكَانَتۡ هَبَآءً۬
مُّنۢبَثًّ۬ا (٦)
|
|
||
006. (Maka jadilah dua debu) yaitu berupa debu (yang
beterbangan) yang menyebar ke mana-mana. Lafal Idzaa kedua menjadi Badal dari
lafal Idza pertama.
|
||
dan kamu menjadi tiga
golongan. (7)
|
|
وَكُنتُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا
ثَلَـٰثَةً۬ (٧)
|
|
||
007. (Dan kalian menjadi) pada hari kiamat itu
(bergolong-golongan) terdiri dari golongan-golongan (yang terbagi tiga).
|
||
Yaitu golongan kanan [1449]. Alangkah mulianya
golongan kanan itu. (8)
|
|
فَأَصۡحَـٰبُ
ٱلۡمَيۡمَنَةِ مَآ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡمَيۡمَنَةِ (٨)
|
|
||
[1449]
ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan.
|
||
|
||
008. (Yaitu golongan kanan) mereka adalah orang-orang
yang kitab catatan amal perbuatan mereka diberikan kepadanya dari sebelah
kanan. Kalimat ayat ini menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya ialah, (Alangkah
mulianya golongan kanan itu) kalimat ayat ini mengandung makna yang
mengagungkan dan memuliakan kedudukan mereka, karena mereka dimasukkan ke
dalam surga.
|
||
Dan golongan kiri [1450]. Alangkah sengsaranya
golongan kiri itu. (9)
|
|
وَأَصۡحَـٰبُ
ٱلۡمَشۡـَٔمَةِ مَآ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡمَشۡـَٔمَةِ (٩)
|
|
||
[1450] ialah
mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri.
|
||
|
||
009. (Dan golongan kiri) yakni mereka yang kitab catatan
amalnya diberikan kepadanya dari sebelah kiri. (Alangkah sengsaranya golongan
kiri itu) ungkapan ini mengandung makna yang menghinakan kedudukan mereka,
karena mereka dimasukkan ke dalam neraka.
|
||
Dan orang-orang yang
paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu [masuk surga]. (10)
|
|
وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلسَّـٰبِقُونَ
(١٠)
|
|
||
010. (Dan orang-orang yang paling dahulu) dalam kebaikan,
mereka adalah para nabi; ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada (yaitu
orang-orang yang paling dahulu) lafal ayat ini mengukuhkan makna ayat
pertama, dimaksud sebagai ungkapan tentang keagungan kedudukan mereka.
|
||
Mereka itulah orang
yang didekatkan [kepada Allah]. (11)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلۡمُقَرَّبُونَ
(١١)
|
|
||
011. (Mereka itulah orang yang didekatkan).
|
||
Berada dalam surga
keni’matan. (12)
|
|
فِى جَنَّـٰتِ
ٱلنَّعِيمِ (١٢)
|
|
||
012. (Berada di dalam surga-surga yang penuh dengan
kenikmatan).
|
||
Segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu, (13)
|
|
ثُلَّةٌ۬ مِّنَ
ٱلۡأَوَّلِينَ (١٣)
|
|
||
013. (Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu)
menjadi Mubtada, artinya golongan mayoritas dari umat-umat terdahulu.
|
||
dan segolongan kecil
dari orang-orang yang kemudian [1451]. (14)
|
|
وَقَلِيلٌ۬ مِّنَ
ٱلۡأَخِرِينَ (١٤)
|
|
||
[1451] yang
dimaksud adalah umat sebelum Nabi Muhammad dan
umat sesudah Nabi Muhammad SAW.
|
||
|
||
014. (Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian)
yakni dari kalangan umat Nabi Muhammad saw. Mereka terdiri dari bagian besar
umat-umat terdahulu dan umat Nabi Muhammad adalah orang-orang yang paling
dahulu masuk surga.
|
||
Mereka berada di atas
dipan yang bertahtakan emas dan permata, (15)
|
|
عَلَىٰ سُرُرٍ۬
مَّوۡضُونَةٍ۬ (١٥)
|
|
||
015. (Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas
dan permata) yaitu singgasana-singgasana yang terbuat dari emas dan permata.
|
||
seraya bertelekan di
atasnya berhadap-hadapan. (16)
|
|
مُّتَّكِـِٔينَ عَلَيۡہَا
مُتَقَـٰبِلِينَ (١٦)
|
|
||
016. (Seraya bersandarkan di atasnya berhadap-hadapan) kedua
lafal ayat ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi
Dhamir yang terkandung di dalam Khabar.
|
||
Mereka dikelilingi
oleh anak-anak muda yang tetap muda, (17)
|
|
يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ
وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧)
|
|
||
017. (Mereka dikelilingi) oleh para pelayan (yang terdiri dari
anak-anak muda yang tetap muda) maksudnya, mereka tetap muda untuk
selama-lamanya.
|
||
dengan membawa gelas,
cerek dan sloki [piala] berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,
(18)
|
|
بِأَكۡوَابٍ۬
وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٍ۬ مِّن مَّعِينٍ۬ (١٨)
|
|
||
018. (Dengan membawa gelas-gelas) atau tempat-tempat minum
yang tidak ada ikatan atau pegangannya (dan cerek) yakni tempat untuk
menuangkan minuman yang mempunyai pegangan dan ada pipa penuangannya (dan
guci) yaitu, tempat untuk meminum khamar (yang isinya diambil dari air yang
mengalir) yaitu dari khamar yang mengalir dari sumbernya yang tidak pernah
kering untuk selama-lamanya.
|
||
mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk, (19)
|
|
لَّا يُصَدَّعُونَ
عَنۡہَا وَلَا يُنزِفُونَ (١٩)
|
|
||
019. (Mereka tidak pernah merasa pening karenanya dan tidak
pula mabuk) dapat dibaca Yanzafuuna atau Yanzifuuna, berasal dari lafal
Nazafasy Syaaribu, dan Anzafasy Syaaribu. Artinya mereka tidak merasa pening
dan tidak pula merasa mabuk karena meminumnya, berbeda dengan khamar di
dunia.
|
||
dan buah-buahan dari
apa yang mereka pilih, (20)
|
|
وَفَـٰكِهَةٍ۬ مِّمَّا
يَتَخَيَّرُونَ (٢٠)
|
|
||
020. (Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih).
|
||
dan daging burung dari
apa yang mereka inginkan. (21)
|
|
وَلَحۡمِ طَيۡرٍ۬
مِّمَّا يَشۡتَہُونَ (٢١)
|
|
||
021. (Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan) untuk
mereka nikmati sepuas-puasnya.
|
||
Dan [di dalam surga
itu] ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, (22)
|
|
وَحُورٌ عِينٌ۬ (٢٢)
|
|
||
022. (Dan bidadari-bidadari) yakni wanita-wanita yang memiliki
mata hitam pekat pada bagian yang hitamnya dan putih bersih pada bagian yang
putihnya (yang bermata jeli) artinya, matanya lebar tetapi cantik. Harakat
huruf 'Ainnya dikasrahkan sebagai pengganti dari harakat fatahnya demi untuk
menyesuaikan diri dengan huruf Ya sesudahnya. Bentuk tunggalnya adalah 'Ainaa
wazannya sama dengan Hamraa. Tetapi menurut suatu qiraat dibaca Huurin 'Inin
yakni dibaca Jarr.
|
||
laksana mutiara yang
tersimpan baik. (23)
|
|
كَأَمۡثَـٰلِ
ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ (٢٣)
|
|
||
023. (Laksana mutiara yang tersimpan) yang disimpan dan
terpelihara.
|
||
Sebagai balasan bagi
apa yang telah mereka kerjakan. (24)
|
|
جَزَآءَۢ بِمَا
كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٢٤)
|
|
||
024. (Sebagai balasan) menjadi Maf'ul Lah, atau Mashdar,
sedangkan 'Amilnya diperkirakan keberadaannya, yaitu, Kami jadikan hal-hal
yang telah disebutkan itu buat mereka sebagai pembalasan. Atau, Kami
memberikan balasan kepada mereka (bagi apa yang telah mereka kerjakan).
|
||
Mereka tidak mendengar
di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan
dosa, (25)
|
|
لَا يَسۡمَعُونَ فِيہَا
لَغۡوً۬ا وَلَا تَأۡثِيمًا (٢٥)
|
|
||
025. (Mereka tidak mendengar di dalamnya) di dalam surga itu
(perkataan yang tidak ada gunanya) yakni perkataan jorok (dan tidak pula
perkataan yang menimbulkan dosa) maksudnya perkataan yang berdosa.
|
||
akan tetapi mereka
mendengar ucapan salam. (26)
|
|
إِلَّا قِيلاً۬
سَلَـٰمً۬ا سَلَـٰمً۬ا (٢٦)
|
|
||
026. (Akan tetapi) (dikatakan) kepada mereka ucapan (Salam,
Salam) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Qiilan; mereka benar-benar
mendengarnya.
|
||
Dan golongan kanan,
alangkah bahagianya golongan kanan itu. (27)
|
|
وَأَصۡحَـٰبُ
ٱلۡيَمِينِ مَآ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡيَمِينِ (٢٧)
|
|
||
027. (Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan
itu).
|
||
Berada di antara pohon
bidara yang tidak berduri, (28)
|
|
فِى سِدۡرٍ۬
مَّخۡضُودٍ۬ (٢٨) و
|
|
||
028. (Berada di antara pohon bidara) atau dikenal dengan nama
pohon Nabaq (yang tidak berduri) tidak ada durinya.
|
||
dan pohon pisang yang
bersusun-susun [buahnya], (29)
|
|
َطَلۡحٍ۬ مَّنضُودٍ۬ (٢٩)
|
|
||
029. (Dan pohon pisang) yang juga dikenal dengan nama pohon
muz (yang bersusun-susun) buahnya mulai dari bagian atas hingga bagian
bawahnya.
|
||
dan naungan yang
terbentang luas, (30)
|
|
وَظِلٍّ۬ مَّمۡدُودٍ۬ (٣٠)
|
|
||
030. (Dan naungan yang terbentang luas) untuk selama-lamanya.
|
||
dan air yang tercurah,
(31)
|
|
وَمَآءٍ۬ مَّسۡكُوبٍ۬
(٣١)
|
|
||
031. (Dan air yang tercurah) maksudnya air yang mengalir terus
selama-lamanya.
|
||
dan buah-buahan yang
banyak, (32)
|
|
وَفَـٰكِهَةٍ۬
كَثِيرَةٍ۬ (٣٢) ل
|
|
||
032. (Dan buah-buahan yang banyak).
|
||
yang tidak berhenti
[buahnya] dan tidak terlarang mengambilnya, (33)
|
|
َّا مَقۡطُوعَةٍ۬ وَلَا
مَمۡنُوعَةٍ۬ (٣٣)
|
|
||
033. (Yang tidak berhenti) buahnya. karena musim-musiman (dan
tidak terlarang mengambilnya) artinya, ia boleh diambil tanpa harus
membayarnya.
|
||
dan kasur-kasur yang
tebal lagi empuk. (34)
|
|
وَفُرُشٍ۬ مَّرۡفُوعَةٍ
(٣٤)
|
|
||
034. (Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk) yang diletakkan
di atas dipan-dipan.
|
||
Sesungguhnya Kami
menciptakan mereka [bidadari-bidadari] dengan langsung [1452]. (35)
|
|
إِنَّآ
أَنشَأۡنَـٰهُنَّ إِنشَآءً۬ (٣٥)
|
|
||
[1452]
Maksudnya: tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.
|
||
|
||
035. (Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung)
maksudnya, bidadari-bidadari yang jelita lagi cantik itu Kami ciptakan tanpa
melalui proses kelahiran terlebih dahulu.
|
||
dan Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan, (36)
|
|
فَجَعَلۡنَـٰهُنَّ
أَبۡكَارًا (٣٦)
|
|
||
036. (Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan) yakni
perawan semuanya; setiap kali suami-suami mereka menggaulinya, para suami itu
menjumpai mereka dalam keadaan perawan kembali; dan tidak ada rasa sakit
dikala menggaulinya.
|
||
penuh cinta lagi
sebaya umurnya, (37)
|
|
عُرُبًا أَتۡرَابً۬ا (٣٧)
|
|
||
037. (Penuh cinta) dapat dibaca 'Uruban atau 'Urban, bentuk
jamak dari lafal 'Aruubun, artinya wanita yang sangat mencintai suaminya dan
sangat merindukannya (lagi sebaya umurnya) setara umurnya; bentuk jamak dari
lafal Turbun.
|
||
[Kami ciptakan mereka]
untuk golongan kanan, (38)
|
|
لِّأَصۡحَـٰبِ
ٱلۡيَمِينِ (٣٨)
|
|
||
038. (Untuk golongan kanan) menjadi Shilah dari lafal
Ansya-naahunna, atau dari lafal Ja'alnaahunna. Yakni Kami ciptakan atau Kami
jadikan mereka untuk golongan kanan. Golongan kanan itu adalah,
|
||
[yaitu] segolongan
besar dari orang-orang yang terdahulu, (39)
|
|
ثُلَّةٌ۬ مِّنَ
ٱلۡأَوَّلِينَ (٣٩)
|
|
||
039. (segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu).
|
||
dan segolongan besar
pula dari orang yang kemudian. (40)
|
|
وَثُلَّةٌ۬ مِّنَ
ٱلۡأَخِرِينَ (٤٠)
|
|
||
040. (Dan segolongan besar pula dari orang-orang yang
kemudian).
|
||
Dan golongan kiri,
siapakah golongan kiri itu. (41)
|
|
وَأَصۡحَـٰبُ
ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَـٰبُ ٱلشِّمَالِ (٤١)
|
|
||
041. (Dan golongan kiri, alangkah celakanya golongan kiri
itu).
|
||
Dalam [siksaan] angin
yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, (42)
|
|
فِى سَمُومٍ۬
وَحَمِيمٍ۬ (٤٢)
|
|
||
042. (Dalam angin yang amat panas) yaitu angin panas dari
neraka, panas angin itu dapat menembus sampai ke pori-pori (dan air panas
yang mendidih) yang panasnya tak terperikan.
|
||
dan dalam naungan asap
yang hitam. (43)
|
|
وَظِلٍّ۬ مِّن
يَحۡمُومٍ۬ (٤٣)
|
|
||
043. (Dan dalam naungan asap yang hitam) mereka diliputi oleh
asap yang sangat hitam.
|
||
Tidak sejuk dan tidak
menyenangkan. (44)
|
|
لَّا بَارِدٍ۬ وَلَا
كَرِيمٍ (٤٤)
|
|
||
044. (Tidak sejuk) tidak sebagaimana naungan yang biasanya
(dan tidak menyenangkan) tidak baik pemandangannya.
|
||
Sesungguhnya mereka
sebelum itu hidup bermewah-mewah. (45)
|
|
إِنَّہُمۡ كَانُواْ
قَبۡلَ ذَٲلِكَ مُتۡرَفِينَ (٤٥)
|
|
||
045. (Sesungguhnya mereka sebelum itu) yakni sewaktu-waktu
berada di dunia (hidup bermewah-mewah) mereka selalu hidup bersenang-senang
dan tidak mau melelahkan diri mereka dalam ketaatan.
|
||
Dan mereka
terus-menerus mengerjakan dosa yang besar. (46)
|
|
وَكَانُواْ يُصِرُّونَ
عَلَى ٱلۡحِنثِ ٱلۡعَظِيمِ (٤٦)
|
|
||
046. (Dan mereka terus menerus mengerjakan dosa) melakukan
perbuatan dosa (yang besar) yaitu perbuatan menyekutukan Allah.
|
||
Dan mereka selalu
mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang
belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?,
(47)
|
|
وَكَانُواْ يَقُولُونَ أَٮِٕذَا مِتۡنَا وَكُنَّا
تُرَابً۬ا وَعِظَـٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ (٤٧)
|
|
||
047. (Dan mereka selalu mengatakan, "Apabila kami mati
dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar
akan dibangkitkan?) kedua huruf Hamzah pada dua tempat dapat dibaca Tahqiq
dan dapat pula dibaca Tas-hil.
|
||
apakah bapak-bapak
kami yang terdahulu [dibangkitkan pula]?" (48)
|
|
أَوَءَابَآؤُنَا
ٱلۡأَوَّلُونَ (٤٨)
|
|
||
048. (Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu dibangkitkan
pula?") lafal Awa huruf Wawunya dibaca Fat-hah, sedangkan huruf
Hamzahnya menunjukkan kata tanya, Hamzah atau kata tanya pada ayat ini dan
pada ayat sebelumnya mengandung arti Istib'ad, artinya jauh dari kemungkinan;
ini berdasarkan keyakinan mereka yang tidak mempercayainya. Tetapi menurut
suatu qiraat huruf Wawu dibaca Sukun sehingga bacaannya menjadi Au karena
di'athafkan kepada Inna dan Isimnya secara Mahall.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang
terkemudian, (49)
|
|
قُلۡ إِنَّ
ٱلۡأَوَّلِينَ وَٱلۡأَخِرِينَ (٤٩)
|
|
||
049. (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang
terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,)
|
||
benar-benar akan
dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. (50)
|
|
لَمَجۡمُوعُونَ إِلَىٰ
مِيقَـٰتِ يَوۡمٍ۬ مَّعۡلُومٍ۬ (٥٠)
|
|
||
050. (benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu) atau
waktu yang tertentu (pada hari yang dikenal) yaitu pada hari kiamat.
|
||
Kemudian sesungguhnya
kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, (51)
|
|
ثُمَّ إِنَّكُمۡ أَيُّہَا
ٱلضَّآلُّونَ ٱلۡمُكَذِّبُونَ (٥١)
|
|
||
051. (Kemudian sesungguhnya kalian, hai orang-orang yang sesat
lagi mendustakan!)
|
||
benar-benar akan
memakan pohon Zaqqum, (52)
|
|
لَأَكِلُونَ مِن
شَجَرٍ۬ مِّن زَقُّومٍ۬ (٥٢)
|
|
||
052. (Benar-benar akan memakan pohon zaqqum) lafal Min zaqquum
menjadi Bayan dari lafal Min Syajarin.
|
||
dan akan memenuhi
perutmu dengannya. (53)
|
|
فَمَالِـُٔونَ مِنۡہَا
ٱلۡبُطُونَ (٥٣)
|
|
||
053. (Maka kalian akan memenuhi dengannya) dengan pohon zaqqum
itu (perut-perut kalian).
|
||
Sesudah itu kamu akan
meminum air yang sangat panas. (54)
|
|
فَشَـٰرِبُونَ عَلَيۡهِ
مِنَ ٱلۡحَمِيمِ (٥٤)
|
|
||
054. (Sesudah itu kalian minum) yakni sesudah memakan buah
pohon zaqqum itu (air yang sangat panas).
|
||
Maka kamu minum
seperti unta yang sangat haus minum. (55)
|
|
فَشَـٰرِبُونَ شُرۡبَ
ٱلۡهِيمِ (٥٥)
|
|
||
055. (Maka kalian minum seperti minumnya) dapat dibaca Syarba,
atau Syurba, dalam keadaan Nashab karena menjadi Mashdar (unta yang kehausan)
maksudnya, bagaikan unta yang sedang kehausan. Lafal Al Hiim adalah bentuk
jamak dari lafal Haiman untuk jenis jantan, dan untuk jenis betina dikatakan
Haimaa; wazannya sama dengan lafal 'Athsyaan dan 'Athsyaa.
|
||
Itulah hidangan untuk
mereka pada hari Pembalasan". (56)
|
|
هَـٰذَا نُزُلُهُمۡ
يَوۡمَ ٱلدِّينِ (٥٦)
|
|
||
056. (Itulah hidangan untuk mereka) apa yang disediakan untuk
mereka (pada hari pembalasan") yakni di hari kiamat nanti.
|
||
Kami telah menciptakan
kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan [ hari berbangkit]? (57)
|
|
نَحۡنُ خَلَقۡنَـٰكُمۡ
فَلَوۡلَا تُصَدِّقُونَ (٥٧)
|
|
||
057. (Kami telah menciptakan kalian) dari tiada (maka mengapa
tidak) kenapa tidak (kalian membenarkan) atau mempercayai adanya hari
berbangkit, karena sesungguhnya Allah yang mampu menciptakan mereka. Dia
mampu pula untuk menghidupkan mereka kembali.
|
||
Maka terangkanlah
kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. (58)
|
|
أَفَرَءَيۡتُم مَّا
تُمۡنُونَ (٥٨)
|
|
||
058. (Maka terangkanlah kepada-Ku nuthfah yang kalian
tumpahkan) yakni air mani yang kalian tumpahkan ke dalam rahim wanita.
|
||
Kamukah yang
menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya? (59)
|
|
ءَأَنتُمۡ
تَخۡلُقُونَهُ ۥۤ أَمۡ نَحۡنُ ٱلۡخَـٰلِقُونَ (٥٩)
|
|
||
059. (Kamukah) dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca
Tas-hil (yang menciptakannya) yakni air mani itu kemudian menjadi manusia
(atau Kami kah yang menciptakannya?)
|
||
Kami telah menentukan
kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,
(60)
|
|
نَحۡنُ قَدَّرۡنَا
بَيۡنَكُمُ ٱلۡمَوۡتَ وَمَا نَحۡنُ بِمَسۡبُوقِينَ (٦٠)
|
|
||
060. (Kami telah menentukan) dapat dibaca Qaddarnaa atau
Qadarnaa (kematian di antara kalian dan Kami sekali-kali tidak dapat
dikalahkan) dibuat tak berdaya.
|
||
untuk menggantikan
kamu dengan orang-orang yang seperti kamu [dalam dunia] dan menciptakan kamu
kelak [di akhirat] dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. (61)
|
|
عَلَىٰٓ أَن نُّبَدِّلَ
أَمۡثَـٰلَكُمۡ وَنُنشِئَكُمۡ فِى مَا لَا تَعۡلَمُونَ (٦١)
|
|
||
061. (Untuk) maksudnya, supaya Kami (menggantikan) menjadikan
(orang-orang yang seperti kalian) sebagai pengganti dari kalian (dan menciptakan
kalian kelak) di akhirat (dalam keadaan yang tidak kalian ketahui) maksudnya,
dalam bentuk yang belum kalian ketahui, seperti dalam bentuk kera atau babi,
umpamanya.
|
||
Dan sesungguhnya kamu
telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak
mengambil pelajaran [untuk penciptaan yang kedua]? (62)
|
|
وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ
ٱلنَّشۡأَةَ ٱلۡأُولَىٰ فَلَوۡلَا تَذَكَّرُونَ (٦٢)
|
|
||
062. (Dan sesungguhnya kalian telah mengetahui penciptaan yang
pertama) menurut suatu qiraat lafal An Nasy`ata boleh dibaca An-Nasya`ata
(maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?) lafal Tadzakkaruuna asalnya
adalah Tatadzakkaruuna, lalu huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf Dzal
|
||
Maka terangkanlah
kepadaku tentang yang kamu tanam? (63)
|
|
أَفَرَءَيۡتُم مَّا
تَحۡرُثُونَ (٦٣)
|
|
||
063. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang yang kalian tanam?)
yaitu tentang tanah yang kalian bajak lalu kalian semaikan benih-benih di
atasnya.
|
||
Kamukah yang
menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya? (64)
|
|
ءَأَنتُمۡ
تَزۡرَعُونَهُ ۥۤ أَمۡ نَحۡنُ ٱلزَّٲرِعُونَ (٦٤)
|
|
||
064. (Kaliankah yang menumbuhkannya) suatu pertanyaan, apakah
kalian yang telah menumbuhkannya (ataukah Kami yang menumbuhkannya?)
|
||
Kalau Kami kehendaki,
benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran
tercengang. (65)
|
|
لَوۡ نَشَآءُ
لَجَعَلۡنَـٰهُ حُطَـٰمً۬ا فَظَلۡتُمۡ تَفَكَّهُونَ (٦٥)
|
|
||
065. (Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia
kering lagi keropos) maksudnya, tumbuhan yang kalian tanam itu menjadi kering
tak ada biji dan isinya (maka jadilah kalian) pada asalnya lafal Zhaltum
adalah Zhaliltum, lalu huruf Lam yang berharakat dibuang demi untuk
meringankan bunyi sehingga jadilah Zhaltum, yakni jadilah kalian pada
keesokan harinya (heran tercengang) keheranan karena melihat hal tersebut.
Lafal Tafakkahuuna asalnya Tatafakkahuuna, lalu salah satu dari kedua huruf
Ta dibuang sehingga menjadi Tafakkahuuna.
|
||
[Sambil berkata]:
"Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian, (66)
|
|
إِنَّا
لَمُغۡرَمُونَ (٦٦)
|
|
||
066. (-Seraya mengatakan-, "Sesungguhnya kami benar-benar
menderita kerugian,) biaya yang telah kami tanamkan buat tanaman kami.
|
||
bahkan kami menjadi
orang yang tidak mendapat hasil apa-apa." (67)
|
|
بَلۡ نَحۡنُ
مَحۡرُومُونَ (٦٧)
|
|
||
067. (Bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat
hasil apa-apa") kami tidak mendapatkan rezeki apa-apa.
|
||
Maka terangkanlah
kepadaku tentang air yang kamu minum. (68)
|
|
أَفَرَءَيۡتُمُ
ٱلۡمَآءَ ٱلَّذِى تَشۡرَبُونَ (٦٨)
|
|
||
068. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kalian
minum.)
|
||
Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? (69)
|
|
ءَأَنتُمۡ
أَنزَلۡتُمُوهُ مِنَ ٱلۡمُزۡنِ أَمۡ نَحۡنُ ٱلۡمُنزِلُونَ (٦٩)
|
|
||
069. (Kaliankah yang menurunkannya dari awan) lafal Muzni
adalah bentuk jamak dari lafal Muznatun, artinya awan yang membawa air hujan
(ataukah Kami yang menurunkannya).
|
||
Kalau Kami kehendaki
niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
(70)
|
|
لَوۡ نَشَآءُ
جَعَلۡنَـٰهُ أُجَاجً۬ا فَلَوۡلَا تَشۡكُرُونَ (٧٠)
|
|
||
070. (Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin)
berasa asin hingga tidak dapat diminum (maka mengapa tidak) kenapa tidak
(kalian bersyukur?
|
||
Maka terangkanlah
kepadaku tentang api yang kamu nyalakan [dari gosokan-gosokan kayu].
(71)
|
|
أَفَرَءَيۡتُمُ
ٱلنَّارَ ٱلَّتِى تُورُونَ (٧١)
|
|
||
071. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang api yang kalian
nyalakan) yang kalian keluarkan dari gosokan-gosokan kayu yang hijau.
|
||
Kamukah yang
menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya? (72)
|
|
ءَأَنتُمۡ أَنشَأۡتُمۡ
شَجَرَتَہَآ أَمۡ نَحۡنُ ٱلۡمُنشِـُٔونَ (٧٢)
|
|
||
072. (Kaliankah yang menjadikan kayu itu) yang dimaksud adalah
pohon Marakh dan pohon 'Affar yang kayunya dapat dijadikan sebagai pemantik
api (atau Kamikah yang menjadikannya?).
|
||
Kami menjadikan api
itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.
(73)
|
|
نَحۡنُ جَعَلۡنَـٰهَا
تَذۡكِرَةً۬ وَمَتَـٰعً۬ا لِّلۡمُقۡوِينَ (٧٣)
|
|
||
073. (Kami menjadikan api itu untuk peringatan) yakni
mengingatkan tentang neraka Jahanam (dan sebagai bekal) dalam perjalanan
(bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan) diambil dari lafal Aqwal Qaumu,
yakni kaum itu kini berada di padang pasir yang tandus, tiada tumbuh-tumbuhan
dan air padanya.
|
||
Maka bertasbihlah
dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang Maha Besar. (74)
|
|
فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ
رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ (٧٤) ۞
|
|
||
074. (Maka bertasbihlah) artinya, Maha Sucikanlah (dengan
menyebut nama) huruf Ba di sini adalah Zaidah (Rabbmu Yang Maha Besar) yakni
Allah Yang Maha Besar.
|
||
Maka Aku bersumpah
dengan tempat beredarnya bintang-bintang. (75)
|
|
فَلَآ أُقۡسِمُ
بِمَوَٲقِعِ ٱلنُّجُومِ (٧٥)
|
|
||
075. (Maka Aku bersumpah) huruf Laa di sini adalah Zaidah
(dengan nama tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang) tempat-tempat
bintang-bintang tenggelam.
|
||
Sesungguhnya sumpah
itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, (76)
|
|
وَإِنَّهُ ۥ
لَقَسَمٌ۬ لَّوۡ تَعۡلَمُونَ عَظِيمٌ (٧٦)
|
|
||
076. (Sesungguhnya sumpah itu) sumpah dengan memakai namanya
ita (adalah sumpah yang besar kalau kalian mengetahui) jika kalian termasuk
orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan niscaya kalian mengetahui besarnya
sumpah ini.
|
||
sesungguhnya Al Qur’an
ini adalah bacaan yang sangat mulia, (77)
|
|
إِنَّهُ ۥ
لَقُرۡءَانٌ۬ كَرِيمٌ۬ (٧٧)
|
|
||
077. (Sesungguhnya ini) yakni yang dibacakan kepada kalian
(adalah Alquran yang sangat mulia).
|
||
pada kitab yang
terpelihara [Lauh Mahfuzh], (78)
|
|
فِى كِتَـٰبٍ۬
مَّكۡنُونٍ۬ (٧٨)
|
|
||
078. (Pada Kitab) yang tertulis dalam Kitab (yang terpelihara)
yang dijaga, maksudnya Mushhaf Alquran.
|
||
tidak menyentuhnya
kecuali hamba-hamba yang disucikan. (79)
|
|
لَّا يَمَسُّهُ ۥۤ
إِلَّا ٱلۡمُطَهَّرُونَ (٧٩)
|
|
||
079. (Tidak menyentuhnya) adalah kalimat berita, tetapi
mengandung makna perintah, yakni jangan menyentuhnya (kecuali orang-orang
yang telah bersuci) yakni orang-orang yang telah menyucikan dirinya dari
hadas-hadas.
|
||
Diturunkan dari Tuhan
semesta alam. (80)
|
|
تَنزِيلٌ۬ مِّن رَّبِّ
ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٨٠)
|
|
||
080. (Diturunkan) ia diturunkan (dari Rabb semesta alam).
|
||
Maka apakah kamu
menganggap remeh saja Al Qur’an ini?, (81)
|
|
أَفَبِہَـٰذَا
ٱلۡحَدِيثِ أَنتُم مُّدۡهِنُونَ (٨١)
|
|
||
081. (Maka apakah terhadap firman ini) Alquran ini(kalian
menganggapnya remeh?) meremehkan dan mendustakannya
|
||
kamu [mengganti] rezki
[yang Allah berikan] dengan mendustakan [Allah]. (82)
|
|
وَتَجۡعَلُونَ
رِزۡقَكُمۡ أَنَّكُمۡ تُكَذِّبُونَ (٨٢)
|
|
||
082. (Kalian menjadikan rezeki yang diberikan kepada kalian)
yaitu berupa air hujan; kalian membalasnya (dengan mendustakan) rezeki yang
diberikan Allah kepada kalian berupa air hujan itu karena kalian telah
mengatakan, "Kami di beri hujan oleh bintang anu".
|
||
Maka mengapa ketika
nyawa sampai di kerongkongan, (83)
|
|
فَلَوۡلَآ إِذَا
بَلَغَتِ ٱلۡحُلۡقُومَ (٨٣)
|
|
||
083. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak (sewaktu nyawa sampai)
pada saat menjelang kematian (di tenggorokan) yakni pada saat nyawa sampai
pada kerongkongan.
|
||
padahal kamu ketika
itu melihat, (84)
|
|
وَأَنتُمۡ حِينَٮِٕذٍ۬ تَنظُرُونَ
(٨٤)
|
|
||
084. (Padahal kalian) hai orang-orang yang menghadiri saat kematian
(ketika itu melihat) kapada orang yang sedang mengalami kematiannya.
|
||
dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, (85)
|
|
وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ
إِلَيۡهِ مِنكُمۡ وَلَـٰكِن لَّا تُبۡصِرُونَ (٨٥)
|
|
||
085. (Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian) yakni
melalui pengetahuan-Ku. (Tetapi kalian tidak melihat) kalian tidak mengetahui
hal tersebut, lafal Tubshiruuna ini diambil dari lafal Bashiirah yang artinya
melihat.
|
||
maka mengapa jika kamu
tidak dikuasai [oleh Allah]? (86)
|
|
فَلَوۡلَآ إِن كُنتُمۡ
غَيۡرَ مَدِينِينَ (٨٦)
|
|
||
086. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak (jika kalian merasa
tidak akan dibalas) merasa tidak akan dibangkitkan nanti, sesuai dengan
dugaan kalian.
|
||
Kamu tidak
mengembalikan nyawa itu [kepada tempatnya] jika kamu adalah orang-orang yang
benar?, (87)
|
|
تَرۡجِعُونَہَآ إِن
كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٨٧)
|
|
||
087. (Kalian mengembalikan nyawa itu) maksudnya,
mengembalikannya ke dalam tubuh kalian sendiri sesudah nyawa itu mencapai
kerongkongan? (jika kalian adalah orang-orang yang benar) di dalam pengakuan
kalian itu. Lafal Falaulaa yang kedua mengukuhkan makna lafal Laulaa pertama.
Sedangkan lafal Idzaa yang terkandung di dalam lafal Hiinaidzin menjadi
Zharaf bagi lafal Tarji'uuna yang bergantung kepadanya kedua Syarat tersebut.
Makna ayat, mengapa kalian tidak mengembalikan nyawa kalian sendiri ke dalam
tubuh kalian, jika kalian tidak mempercayai adanya hari berbangkit dan kalian
benar-benar meniadakannya? Yakni hendaknya kalian meniadakan pula kematian itu
sebagai pengganti dari ketidakpercayaan kalian kepada adanya hari berbangkit.
|
||
adapun jika dia [orang
yang mati] termasuk orang yang didekatkan [kepada Allah], (88)
|
|
فَأَمَّآ إِن كَانَ
مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ (٨٨)
|
|
||
088. (Adapun jika dia) orang yang mati itu (termasuk
orang-orang yang didekatkan-kepada Allah-).
|
||
maka dia memperoleh
ketenteraman dan rezki serta surga keni’matan. (89)
|
|
فَرَوۡحٌ۬ وَرَيۡحَانٌ۬
وَجَنَّتُ نَعِيمٍ۬ (٨٩)
|
|
||
089. (Maka dia memperoleh ketenteraman) dia mendapatkan
ketenangan (dan rezeki) yang baik (serta surga yang penuh dengan kenikmatan)
apakah jawab ini bagi lafal Amma ataukah bagi In, ataukah menjadi Jawab bagi
kedua-duanya?, sehubungan dengan masalah ini ada beberapa pendapat.
|
||
Dan adapun jika dia
termasuk golongan kanan, (90)
|
|
وَأَمَّآ إِن كَانَ
مِنۡ أَصۡحَـٰبِ ٱلۡيَمِينِ (٩٠)
|
|
||
090. (Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan).
|
||
maka keselamatan
bagimu karena kamu dari golongan kanan. (91)
|
|
فَسَلَـٰمٌ۬ لَّكَ مِنۡ
أَصۡحَـٰبِ ٱلۡيَمِينِ (٩١)
|
|
||
091. (Maka keselamatan bagi kamu) yakni baginya keselamatan
dari siksaan (karena kamu termasuk golongan kanan) karena dia termasuk di
antara mereka.
|
||
Dan adapun jika dia
termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, (92)
|
|
وَأَمَّآ إِن كَانَ
مِنَ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ (٩٢)
|
|
||
092. (Dan adapun jika dia termasuk golongan orang-orang yang
mendustakan lagi sesat).
|
||
maka dia mendapat
hidangan air yang mendidih, (93)
|
|
فَنُزُلٌ۬ مِّنۡ
حَمِيمٍ۬ (٩٣)
|
|
||
093. (Maka dia mendapat hidangan air yang sangat panas).
|
||
dan dibakar di dalam
neraka. (94)
|
|
وَتَصۡلِيَةُ جَحِيمٍ (٩٤)
|
|
||
094. (Dan dibakar di dalam neraka Jahim).
|
||
Sesungguhnya [yang
disebutkan ini] adalah suatu keyakinan yang benar. (95)
|
|
إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ
حَقُّ ٱلۡيَقِينِ (٩٥)
|
|
||
095. (Sesungguhnya yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan
yang benar) lafal Haqqul Yaqiin termasuk ungkapan dengan memakai cara
mengidhafahkan Maushuf kepada sifatnya.
|
||
Maka bertasbihlah
dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang Maha Besar. (96)
|
|
فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ
رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ (٩٦)
|
|
||
096. (Maka bertasbihlah kamu dengan menyebut nama Rabbmu Yang
Maha Besar) penafsirannya sebagaimana yang telah lalu.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 56 - Al Waaqi'ah (1 - 96)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar