Surah BINATANG TERNAK
|
|
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
|
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
Segala puji bagi Allah
Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang,
namun orang-orang yang kafir mempersekutukan [sesuatu] dengan Tuhan mereka.
(1)
|
|
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَـٰتِ وَٱلنُّورَۖ
ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّہِمۡ يَعۡدِلُونَ (١)
|
001. (Segala puji) yaitu ungkapan tentang sifat yang
baik lagi tetap (bagi Allah) apakah yang dimaksud dengan pemberitaan dalam
bentuk ini sebagai ungkapan rasa iman terhadap-Nya ataukah hanya sebagai
panjatan puji kepada-Nya atau memang untuk maksud keduanya? Memang mengandung
beberapa hipotesis akan tetapi hipotesis yang paling banyak faedahnya ialah
yang ketiga, demikianlah menurut pendapat Syekh di dalam surah Al-Kahfi (Yang
telah menciptakan langit dan bumi) Allah menyebutkan keduanya secara khusus
mengingat keduanya adalah makhluk ciptaan Allah yang paling besar di mata
orang-orang yang menyaksikannya (dan mengadakan) menjadikan (gelap dan
terang) artinya setiap yang gelap dan terang; pengungkapan kata gelap dengan
bentuk jamak sedangkan untuk terang tidak karena gelap itu mempunyai banyak
penyebabnya. Hal ini merupakan sebagian dari bukti-bukti keesaan-Nya (namun
orang-orang yang kafir) sekalipun dengan adanya bukti ini (terhadap Tuhan
mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan-Nya) mereka menyamakan selain
Allah dalam hal ibadah.
|
||
Dialah Yang
menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal [kematianmu], dan
ada lagi suatu ajal yang ditentukan [untuk berbangkit] yang ada pada sisi-Nya
[yang Dia sendirilah mengetahuinya], kemudian kamu masih ragu-ragu [tentang berbangkit
itu]. (2)
|
|
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم
مِّن طِينٍ۬ ثُمَّ قَضَىٰٓ أَجَلاً۬ۖ وَأَجَلٌ۬ مُّسَمًّى عِندَهُ ۥۖ
ثُمَّ أَنتُمۡ تَمۡتَرُونَ (٢)
|
002. (Dialah Yang menciptakanmu dari tanah) dengan
diciptakan-Nya ayah kamu Adam dari tanah (sesudah itu ditentukan-Nya ajal)
bagi kamu, setelah sampai pada ajal itu kamu akan mati (dan ajal lain yang
ditentukan) ditetapkan (di sisi-Nya) untuk membangkitkan kamu dari kematian
(kemudian kamu) hai orang-orang kafir (masih tidak percaya tentang berbangkit
itu) kamu masih meragukan tentang adanya hari berbangkit padahal sebelumnya
kamu telah mengetahui, bahwa Dialah yang mulai menciptakanmu. Dan siapa yang
mampu menciptakan berarti Dia lebih mampu untuk mengembalikan ke asalnya.
|
||
Dan Dialah Allah [Yang
disembah], baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui [pula] apa yang kamu
usahakan. (3)
|
|
وَهُوَ ٱللَّهُ فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَفِى ٱلۡأَرۡضِۖ يَعۡلَمُ سِرَّكُمۡ وَجَهۡرَكُمۡ وَيَعۡلَمُ
مَا تَكۡسِبُونَ (٣)
|
003. (Dan Dialah Allah) yang berhak untuk disembah dan
dipuja (baik di langit maupun di bumi, Dia mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan) hal-hal yang kamu sembunyikan dan
hal-hal yang kamu tampakkan di antara kamu sekalian (dan mengetahui pula apa
yang kamu usahakan) perkara baik dan perkara buruk yang kamu ketahui.
|
||
Dan tak ada suatu
ayatpun dari ayat-ayat [458] Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling
daripadanya [mendustakannya]. (4)
|
|
وَمَا تَأۡتِيهِم مِّنۡ
ءَايَةٍ۬ مِّنۡ ءَايَـٰتِ رَبِّہِمۡ إِلَّا كَانُواْ عَنۡہَا مُعۡرِضِينَ (٤)
|
[458]
"Ayat" di sini berarti mu'jizat atau ayat Al-Quraan atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah.
|
||
004. (Dan tidak ada yang sampai kepada mereka) artinya
penduduk Mekah (berupa) huruf min adalah tambahan/zaidah (suatu ayat dari
ayat-ayat Tuhan mereka) dari Alquran (melainkan mereka selalu berpaling
daripadanya.)
|
||
Sesungguhnya mereka
telah mendustakan yang hak [Al Qur’an] tatkala sampai kepada mereka, maka
kelak akan sampai kepada mereka [kenyataan dari] berita-berita yang selalu
mereka perolok-olokkan. (5)
|
|
فَقَدۡ كَذَّبُواْ
بِٱلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمۡۖ فَسَوۡفَ يَأۡتِيہِمۡ أَنۢبَـٰٓؤُاْ مَا
كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَہۡزِءُونَ (٥)
|
005. (Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak)
yakni Alquran (tatkala sampai kepada mereka maka akan sampai kepada mereka
berita-berita) akibat-akibat (yang selalu mereka perolok-olokkan.)
|
||
Apakah mereka tidak memperhatikan
berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka,
padahal [generasi itu], telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah
mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami
ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (6)
|
|
أَلَمۡ يَرَوۡاْ
كَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَبۡلِهِم مِّن قَرۡنٍ۬ مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَا
لَمۡ نُمَكِّن لَّكُمۡ وَأَرۡسَلۡنَا ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡہِم مِّدۡرَارً۬ا
وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَنۡهَـٰرَ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہِمۡ فَأَهۡلَكۡنَـٰهُم
بِذُنُوبِہِمۡ وَأَنشَأۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا ءَاخَرِينَ (٦)
|
006. (Apakah mereka tidak memperhatikan) dalam
perjalanan-perjalanan mereka menuju ke negeri Syam dan negeri-negeri lainnya
(berapa banyak) kalimat khabariah atau bukan kata tanya yang artinya betapa
banyaknya (generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka) umat-umat
yang terdahulu (padahal mereka telah Kami teguhkan) Kami berikan kedudukan
(di muka bumi) melalui kekuatan dan kekuasaannya (yaitu keteguhan yang belum
pernah Kami menganugerahkan) Kami berikan (kepadamu) dalam Lafal ini
terkandung pengertian iltifat/peralihan dari orang ketiga ke orang kedua yang
maksudnya ditujukan kepada orang ketiga (dan Kami curahkan) hujan (atas
mereka dengan derasnya) tahap demi tahap (dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka) di bawah rumah-rumah tempat tinggal mereka
(kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri) oleh sebab
kedustaan mereka terhadap para nabi (dan Kami ciptakan sesudah mereka
generasi yang lain.)
|
||
Dan kalau Kami
turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya
dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata:
"Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (7)
|
|
وَلَوۡ نَزَّلۡنَا
عَلَيۡكَ كِتَـٰبً۬ا فِى قِرۡطَاسٍ۬ فَلَمَسُوهُ بِأَيۡدِيہِمۡ لَقَالَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٧)
|
007. (Dan kalau Kami turunkan kepadamu sebuah kitab)
yang tertulis (di atas kertas) yang tipis seperti apa yang mereka minta (lalu
mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka) lebih akurat daripada
seandainya mereka hanya menyaksikan saja sebab cara ini jelas lebih
menghapuskan rasa ragu (tentulah orang-orang kafir itu mengatakan,
"Tiada) tidak lain (hal ini adalah sihir yang nyata.") sebagai ungkapan
rasa ketidakpercayaan dan keingkaran mereka.
|
||
Dan mereka berkata:
"Mengapa tidak diturunkan kepadanya [Muhammad] seorang malaikat?" [459] dan kalau Kami
turunkan [kepadanya] seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu [460] kemudian mereka tidak
diberi tangguh [sedikit pun]. (8)
|
|
وَقَالُواْ لَوۡلَآ
أُنزِلَ عَلَيۡهِ مَلَكٌ۬ۖ وَلَوۡ أَنزَلۡنَا مَلَكً۬ا لَّقُضِىَ ٱلۡأَمۡرُ
ثُمَّ لَا يُنظَرُونَ (٨)
|
[459] Maksudnya:
untuk menerangkan bahwa Muhammad SAW itu seorang nabi.
[460] Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika, sehingga mereka binasa semuanya. |
||
008. (Dan mereka berkata, "Mengapa tidak) kenapa
tidak (diturunkan kepadanya) kepada Nabi Muhammad saw. (seorang
malaikat?") yang membenarkannya (dan kalau Kami turunkan kepadanya
seorang malaikat) sebagaimana yang telah mereka minta, niscaya mereka tidak
akan beriman (tentu selesailah urusan itu) dengan binasanya mereka (kemudian
mereka tidak ditangguhkan) tidak diberi kesempatan untuk bertobat atau minta
ampunan, seperti yang telah dilakukan oleh Allah terhadap orang-orang sebelum
mereka, yaitu di kala permintaan mereka dikabulkan, kemudian mereka tidak
juga mau beriman.
|
||
Dan kalau Kami jadikan
rasul itu [dari] malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan
[jika Kami jadikan dia berupa laki-laki], Kamipun akan jadikan mereka tetap
ragu sebagaimana kini mereka ragu [461]. (9)
|
|
وَلَوۡ جَعَلۡنَـٰهُ
مَلَڪً۬ا لَّجَعَلۡنَـٰهُ رَجُلاً۬ وَلَلَبَسۡنَا عَلَيۡهِم مَّا يَلۡبِسُونَ (٩)
|
[461] Maksudnya:
kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya
dalam bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat,
dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia seperti
kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.
|
||
009. (Dan kalau Kami jadikan rasul itu) yang diutus
untuk mereka (seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia) artinya malaikat
itu berupa (seorang laki-laki) artinya berbentuk seorang laki-laki supaya
mereka bisa melihatnya, sebab manusia itu tidak akan kuat untuk melihat
malaikat (dan) seandainya Kami menurunkannya lalu menjadikannya sebagai
seorang laki-laki (niscaya akan Kami serupakan) Kami miripkan (atas mereka
apa yang membuat mereka ragu) terhadap diri mereka, sebab mereka pasti
mengatakan bahwa malaikat ini tidak lain kecuali seorang manusia seperti
kamu.
|
||
Dan sungguh telah
diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada
orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan [azab] olok-olokan
mereka. (10)
|
|
وَلَقَدِ ٱسۡتُہۡزِئَ
بِرُسُلٍ۬ مِّن قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِٱلَّذِينَ سَخِرُواْ مِنۡهُم مَّا ڪَانُواْ
بِهِۦ يَسۡتَہۡزِءُونَ (١٠)
|
010. (Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa
rasul sebelum kamu) ungkapan ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi
saw. (maka datanglah) turunlah (kepada orang-orang yang mencemoohkan di
antara mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perolok-olokkan) yang
berupa azab; demikian pula siksaan itu akan menimpa orang-orang yang
memperolok-olokkan kamu.
|
||
Katakanlah:
"Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan itu". (11)
|
|
قُلۡ سِيرُواْ فِى
ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ ٱنظُرُواْ ڪَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ (١١)
|
011. (Katakanlah) kepada mereka ("Berjalanlah di
muka bumi kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan.") rasul-rasul itu; yaitu kebinasaan mereka karena tertimpa
azab supaya orang-orang yang memperolok-olokkanmu itu mengambil pelajaran
darinya.
|
||
Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?"
Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang [462] Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang
tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka
itu tidak beriman [463]. (12)
|
|
قُل لِّمَن مَّا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ قُل لِّلَّهِۚ كَتَبَ عَلَىٰ نَفۡسِهِ
ٱلرَّحۡمَةَۚ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ
ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (١٢) ۞
|
[462] Maksudnya:
Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada
mahluk-Nya
[463] maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman |
||
012. (Katakanlah, "Kepunyaan siapakah apa yang ada
di langit dan di bumi?" Katakanlah, "Kepunyaan Allah.") jika
mereka tidak mengatakannya dan tidak ada jawaban lain kecuali itu. (Dia telah
memastikan) telah menetapkan (atas diri-Nya kasih sayang) sebagai kemurahan
dari-Nya. Ungkapan ini mengandung seruan yang lembut untuk mengajak mereka agar
beriman (Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat) untuk
membalas kamu atas perbuatan-perbuatan kamu (tidak ada keraguan) kebimbangan
(terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya) karena mereka menjerumuskan
dirinya ke dalam siksaan. Alladziina adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah
(mereka itu tidak beriman).
|
||
Dan kepunyaan
Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (13)
|
|
وَلَهُ ۥ مَا
سَكَنَ فِى ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (١٣)
|
013. (Dan kepunyaan Allahlah) Maha Luhur Allah (segala
yang ada) yang berada (di malam hari dan di siang hari) artinya Dialah Tuhan
segala sesuatu, Penciptanya dan Pemiliknya (Dan Dia Maha Mendengar) terhadap
apa yang dikatakan (lagi Maha Mengetahui) atas apa yang diperbuat.
|
||
Katakanlah:
"Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan
langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?"
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang
pertama sekali menyerah diri [kepada Allah], dan jangan sekali-kali kamu
masuk golongan orang-orang musyrik." (14)
|
|
قُلۡ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ
أَتَّخِذُ وَلِيًّ۬ا فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا
يُطۡعَمُۗ قُلۡ إِنِّىٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَڪُونَ أَوَّلَ مَنۡ أَسۡلَمَۖ وَلَا
تَڪُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٤)
|
014. (Katakanlah) kepada mereka ("Apakah akan aku
jadikan pelindung selain dari Allah) yang aku sembah (yang menjadikan langit
dan bumi) Allah yang menciptakan keduanya (padahal Dia memberi makan) memberi
rezeki (dan tidak diberi makan?") tidak memerlukan rezeki (Katakanlah,
"Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama
sekali menyerahkan diri) kepada Allah dari kalangan umat ini (dan) dikatakan
kepadaku (jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang yang
musyrik") kepada-Nya.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar [hari kiamat], jika
aku mendurhakai Tuhanku." (15)
|
|
قُلۡ إِنِّىٓ أَخَافُ
إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّى عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٍ۬ (١٥)
|
015. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut jika aku
mendurhakai Tuhanku) dengan menyembah selain-Nya (azab hari yang
besar.") yaitu hari kiamat.
|
||
Barangsiapa yang
dijauhkan azab daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan
rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. (16)
|
|
مَّن يُصۡرَفۡ عَنۡهُ
يَوۡمَٮِٕذٍ۬ فَقَدۡ
رَحِمَهُ ۥۚ وَذَٲلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡمُبِينُ (١٦)
|
016. (Siapa yang dijauhkan siksaan) dalam bentuk pasif,
maf'ulnya azab/siksaan; dan dalam bentuk aktif, fa'ilnya Allah, sedangkan
dhamirnya dibuang (daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah
memberikan rahmat kepadanya) Maha Tinggi Allah, artinya Ia menghendaki
kebaikan untuknya. (Dan itu keberuntungan yang nyata) keselamatan yang nyata.
|
||
Jika Allah menimpakan
suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan
Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa
atas tiap-tiap sesuatu. (17)
|
|
وَإِن يَمۡسَسۡكَ
ٱللَّهُ بِضُرٍّ۬ فَلَا ڪَاشِفَ لَهُ ۥۤ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمۡسَسۡكَ
بِخَيۡرٍ۬ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (١٧)
|
017. (Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu)
musibah, seperti sakit dan kemiskinan (maka tidak ada yang menghilangkannya)
tidak ada yang bisa mengangkatnya (daripadanya selain Dia sendiri. Dan jika
Dia mendatangkan kebaikan kepadamu) seperti kesehatan dan kecukupan (maka Dia
Maha Kuasa atas tiap-tiap segala sesuatu) berada pada kekuasaan-Nyalah segala
sesuatu itu; tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dari dirimu selain
daripada-Nya sendiri.
|
||
Dan Dialah yang
berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui. (18)
|
|
وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ
فَوۡقَ عِبَادِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡخَبِيرُ (١٨)
|
018. (Dan Dialah yang berkuasa) Maha Kuasa tidak ada
sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya, Dia Maha Tinggi (atas sekalian
hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) atas makhluk-Nya (lagi Maha
Mengetahui) Semua yang tersimpan dalam batin mereka sebagaimana halnya yang
tampak pada mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan pertanyaan yang
mereka ajukan kepada Nabi saw., "Datangkanlah kepada kami orang yang
menyaksikan dirimu sebagai Nabi karena sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab
pun ingkar terhadap dirimu."
|
||
Katakanlah:
"Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah.
Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku
supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang
sampai Al Qur’an [kepadanya]. Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada
tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak
mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa
dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan [dengan
Allah]". (19)
|
|
قُلۡ أَىُّ شَىۡءٍ
أَكۡبَرُ شَہَـٰدَةً۬ۖ قُلِ ٱللَّهُۖ شَہِيدُۢ بَيۡنِى وَبَيۡنَكُمۡۚ
وَأُوحِىَ إِلَىَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ لِأُنذِرَكُم بِهِۦ وَمَنۢ بَلَغَۚ أَٮِٕنَّكُمۡ
لَتَشۡہَدُونَ أَنَّ مَعَ ٱللَّهِ ءَالِهَةً أُخۡرَىٰۚ قُل لَّآ أَشۡہَدُۚ
قُلۡ إِنَّمَا هُوَ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ وَإِنَّنِى بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا
تُشۡرِكُونَ (١٩)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Ishak dan Ibnu Jarir
mengetengahkan melalui jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas yang telah
mengatakan, bahwa Nahham bin Zaid, Qarrum bin Kaab dan Bahri bin Amr berkata,
"Hai Muhammad! Kami tidak mengetahui bahwa beserta Allah ada tuhan selain-Nya."
Nabi saw. menjawab, "Tidak ada tuhan selain Allah, dengan demikianlah
aku diutus dan kepada hal itulah aku menyerukan." Kemudian Allah swt.
menurunkan wahyu sehubungan dengan perkataan mereka itu, yaitu firman-Nya,
"Katakanlah siapa yang lebih kuat persaksiannya..." (Q.S. Al-An'am
19).
|
||
019. (Katakanlah) kepada mereka ("Siapakah yang
lebih kuat persaksiannya?") menjadi tamyiz yang dialihkan dari mubtada
(Katakanlah, "Allah.") jika kamu tidak mengatakannya, maka tidak
ada jawaban lain bagimu selain itu. (Dia menjadi saksi antara aku dan kamu)
yang menyaksikan kebenaranku. (Dan Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya aku
memberi peringatan kepadamu) aku membuat kamu takut hai penduduk Mekah
(dengannya dan kepada orang-orang yang sampai kepadanya Alquran) diathafkan
kepada dhamir yang terdapat dalam Lafal undzirakum; artinya manusia dan jin
yang sampai kepadanya Alquran. ("Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa
ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?") kata tanya mengandung arti
ingkar. (Katakanlah) kepada mereka ("Aku tidak mengakui") hal
tersebut. (Katakanlah, "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Maha Esa dan
sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.")
terhadap Allah.
|
||
Orang-orang yang telah
Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya [Muhammad] seperti mereka
mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu
tidak beriman [kepada Allah]. (20)
|
|
ٱلَّذِينَ
ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَعۡرِفُونَهُ ۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ
أَبۡنَآءَهُمُۘ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٠)
|
020. (Orang-orang yang telah Kami berikan kitab
kepadanya mereka mengenalnya) artinya mengenal Muhammad dengan sifat-sifat
atau ciri-cirinya yang terdapat di dalam Kitab mereka (seperti mereka
mengenal anak-anak sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya) di antara
mereka (mereka itu tidak beriman) kepada Muhammad.
|
||
Dan siapakah yang
lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah,
atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu
tidak mendapat keberuntungan. (21)
|
|
وَمَنۡ أَظۡلَمُ
مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ كَذَّبَ بِـَٔايَـٰتِهِۦۤۗ
إِنَّهُ ۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ (٢١)
|
021. (Dan siapakah) artinya tidak ada seorang pun (yang
lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan kepada Allah)
yaitu menyekutukan-Nya dengan selain-Nya (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?)
Alquran. (Sesungguhnya) artinya keadaan yang sebenarnya (orang-orang yang
aniaya itu tidak mendapat keberuntungan) oleh sebab kedustaannya itu.
|
||
Dan [ingatlah], hari
yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464] kemudian Kami berkata
kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang
dahulu kamu katakan [sekutu-sekutu Kami]?" (22)
|
|
وَيَوۡمَ نَحۡشُرُهُمۡ
جَمِيعً۬ا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَيۡنَ شُرَكَآؤُكُمُ
ٱلَّذِينَ كُنتُمۡ تَزۡعُمُونَ (٢٢)
|
[464] Semua makhluk
Allah yang mukallaf.
|
||
022. (Dan) ingatlah (hari yang di waktu itu Kami
menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik)
sebagai celaan ("Di manakah sesembahan-sesembahan yang kamu katakan
dahulu?") yang kalian jadikan sebagai sekutu-sekutu Allah.
|
||
Kemudian tiadalah
fitnah [465]
mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami
mempersekutukan Allah". (23)
|
|
ثُمَّ لَمۡ تَكُن
فِتۡنَتُہُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ وَٱللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشۡرِكِينَ (٢٣)
|
[465] Yang dimaksud
dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.
|
||
023. (Kemudian tiadalah) Takun dapat dibaca yakun (fitnah
mereka) dapat dibaca fitnatuhum dan fitnatahum; artinya alasan mereka
(kecuali mengatakan) selain ucapan mereka ("Demi Allah, Tuhan kami)
dibaca dengan jar sebagai sifat, dan dibaca nashab sebagai seruan (kami
bukanlah orang-orang yang musyrik terhadap Allah").
|
||
Lihatlah, bagaimana
mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah daripada
mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (24)
|
|
ٱنظُرۡ كَيۡفَ
كَذَبُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡۚ وَضَلَّ عَنۡہُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ (٢٤)
|
024. Allah berfirman (Lihatlah) olehmu Muhammad
(bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri) mereka
menganggap bukan sebagai orang-orang musyrik (dan hilanglah) lenyaplah (dari
mereka apa-apa yang selama ini mereka buat-buat) sebagai sesembahan mereka
selain Allah.
|
||
Dan di antara mereka
ada orang yang mendengarkan [bacaan] mu, padahal Kami telah meletakkan
tutupan di atas hati mereka [sehingga mereka tidak] memahaminya dan [Kami
letakkan] sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda
[kebenaran], mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila
mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata:
"Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu".
(25)
|
|
وَمِنۡہُم مَّن
يَسۡتَمِعُ إِلَيۡكَۖ وَجَعَلۡنَا عَلَىٰ قُلُوبِہِمۡ أَكِنَّةً أَن
يَفۡقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِہِمۡ وَقۡرً۬اۚ وَإِن يَرَوۡاْ ڪُلَّ ءَايَةٍ۬ لَّا
يُؤۡمِنُواْ بِہَاۚ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوكَ يُجَـٰدِلُونَكَ يَقُولُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ (٢٥)
|
025. (Dan di antara mereka ada orang-orang yang mau
mendengarkanmu) apabila kamu membaca Alquran (padahal Kami telah menjadikan
tutupan di atas hati mereka) penutup-penutup (agar mereka tidak memahaminya)
supaya mereka tidak dapat memahami Alquran (dan di telinga mereka Kami
letakkan sumbatan) sehingga mereka tuli tidak dapat mendengarnya, dengan
pengertian pendengaran yang masuk di hati (Dan sekali pun mereka melihat
segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga
apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu
berkata, "Tiadalah) tidak lain (ini) Alquran ini (kecuali dongengan)
cerita-cerita bohong (orang orang dahulu.") sama seperti lelucon-lelucon
dan legenda-legenda; asaathiir adalah bentuk jamak dari usthuurah.
|
||
Mereka melarang [orang
lain] mendengarkan Al Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya,
dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak
menyadari. (26)
|
|
وَهُمۡ
يَنۡهَوۡنَ عَنۡهُ وَيَنۡـَٔوۡنَ عَنۡهُۖ وَإِن يُهۡلِكُونَ إِلَّآ
أَنفُسَہُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ (٢٦)
|
026. (Mereka melarang) orang-orang lain (darinya) dari
mengikut kepada Nabi Muhammad saw. (dan mereka sendiri menjauh) makin menjauh
(darinya) mereka semakin tidak beriman kepadanya. Menurut suatu riwayat ayat
ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib; ia melarang orang-orang
mengganggu Nabi saw. akan tetapi ia sendiri tidak mau beriman kepadanya (dan
tidaklah) tiada lain (mereka itu membinasakan) oleh sebab menjauh dari Nabi
saw. (kecuali diri mereka sendiri) karena bahaya mereka sendirilah yang
menanggungnya (sedangkan mereka tidak menyadari) akibat perbuatannya itu.
|
||
Dan jika kamu
[Muhammad] melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata:
"Kiranya kami dikembalikan [ke dunia] dan tidak mendustakan ayat-ayat
Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", [tentulah kamu
melihat suatu peristiwa yang mengharukan]. (27)
|
|
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ
وُقِفُواْ عَلَى ٱلنَّارِ فَقَالُواْ يَـٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ
بِـَٔايَـٰتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢٧)
|
027. (Dan jika kamu melihat) hai Muhammad (ketika
mereka dihadapkan) dikemukakan (ke neraka lalu mereka berkata, "Hai
kiranya) ungkapan penyesalan (kami dikembalikan) ke dunia (dan tidak
mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi orang-orang yang
beriman.") kalau dibaca rafa' kedua fi'ilnya menjadi jumlah istinaf atau
kalimat permulaan, jika dibaca nashab keduanya menjadi jawab dari tamanniy,
demikian pula bila dibaca rafa' fi'ilnya yang pertama serta dibaca nashab
fi'ilnya yang kedua. Sedang jawab dari lau/seandainya ialah: tentu kamu
melihat suatu peristiwa yang besar.
|
||
Tetapi [sebenarnya]
telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya
[466]. Sekiranya mereka dikembalikan
ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang
mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.
(28)
|
|
بَلۡ بَدَا لَهُم مَّا
كَانُواْ يُخۡفُونَ مِن قَبۡلُۖ وَلَوۡ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُہُواْ
عَنۡهُ وَإِنَّہُمۡ لَكَـٰذِبُونَ (٢٨)
|
[466] Maksudnya:
mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk
beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata-mata diucapkan karena
melihat kedahsyatan neraka.
|
||
028. Allah berfirman (Tetapi) sebagai sanggahan
terhadap kemauan mereka untuk beriman; pengertian ini dipahami dari makna
tamanniy tadi (telah nyata) telah jelas (bagi mereka apa yang dahulu mereka
menyembunyikannya) apa yang tersimpan dalam hati mereka yang dahulu mereka
mengatakan, bahwa demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik
terhadap Allah. Hal itu terungkapkan berkat kesaksian anggota-anggota tubuh
mereka, sehingga mereka mengharapkan (Sekiranya mereka dikembalikan) ke dunia
secara perkiraan (tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah
dilarang mengerjakannya) yaitu perbuatan syirik (dan sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta-pendusta belaka) dalam janji mereka yang menyatakan sedia
untuk beriman.
|
||
Dan tentu mereka akan
mengatakan [pula]: "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan
kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan" [467] (29)
|
|
وَقَالُوٓاْ إِنۡ هِىَ
إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِينَ (٢٩)
|
[467] Maksudnya: jika
mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian.
|
||
029. (Dan tentu mereka akan mengatakan) orang-orang
yang ingkar terhadap hari berbangkit ("Tiada lain) tidak lain (ia)
dimaksud kehidupan (kecuali hanya kehidupan dunia saja, dan kita sekali-kali
tidak akan dibangkitkan.")
|
||
Dan seandainya kamu
melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya [tentulah kamu melihat
peristiwa yang mengharukan]. Berfirman Allah: "Bukankah [kebangkitan]
ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami".
Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu
mengingkari [nya]". (30)
|
|
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ
وُقِفُواْ عَلَىٰ رَبِّہِمۡۚ قَالَ أَلَيۡسَ هَـٰذَا بِٱلۡحَقِّۚ قَالُواْ
بَلَىٰ وَرَبِّنَاۚ قَالَ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ (٣٠)
|
030. (Dan seandainya kamu melihat ketika mereka
dihadapkan) mereka diajukan (kepada Tuhan mereka) tentulah kamu akan melihat
peristiwa yang besar. (Allah berfirman) kepada mereka melalui lisan
malaikat-malaikat-Nya sebagai cemoohan. ("Bukankah hal ini) yakni
kebangkitan dan hari pembalasan ini (benar?" Mereka menjawab,
"Sungguh benar, demi Tuhan kami") sungguh hal itu adalah benar
belaka (Berfirman Allah, "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan
kamu mengingkari")nya sewaktu hidup di dunia.
|
||
Sungguh telah rugilah orang-orang
yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat
datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah
besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!",
sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk
apa yang mereka pikul itu. (31)
|
|
قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ
كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتۡہُمُ ٱلسَّاعَةُ
بَغۡتَةً۬ قَالُواْ يَـٰحَسۡرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطۡنَا فِيہَا وَهُمۡ
يَحۡمِلُونَ أَوۡزَارَهُمۡ عَلَىٰ ظُهُورِهِمۡۚ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ (٣١)
|
031. (Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Allah) mendustakan adanya hari
kebangkitan (sehingga) sebagai tanda keterlaluan mereka dalam mendustakan (apabila
kiamat datang kepada mereka) yaitu hari kiamat (dengan tiba-tiba) secara
mendadak (mereka berkata, "Alangkah besarnya penyesalan kami) sebagai
ungkapan rasa derita yang sangat keras; dan pemakaian huruf nida atau
panggilan di sini hanyalah majaz atau kiasan yang artinya sekarang saatnya
telah tiba maka datanglah (terhadap kelalaian kami) kealpaan kami (tentang
kiamat itu.") sewaktu di dunia (sambil mereka memikul dosa-dosa di atas
punggungnya) dosa-dosa itu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling buruk
dan paling berbau kemudian dosa-dosa itu menaiki mereka. (Ingatlah, amatlah
buruk) sangat jeleklah (apa yang mereka pikul itu) beban yang mereka pikul
itu.
|
||
Dan tiadalah kehidupan
dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468]. Dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya? (32)
|
|
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ
ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬ۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬
لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۗ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ (٣٢)
|
[468] Maksudnya:
kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah
orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari
memperhatikan urusan akhirat.
|
||
032. (Dan tiadalah kehidupan dunia ini) artinya
kesibukannya (selain dari main-main dan senda-gurau) adapun mengenai amal
taat dan hal-hal yang menjadi sarananya maka hal itu termasuk perkara-perkara
akhirat. (Dan sungguh kampung akhirat itu) di dalam suatu qiraat yang
dimaksud dengan kampung akhirat itu ialah surga (lebih baik bagi orang-orang
yang takwa) yang takut berbuat kemusyrikan. (Maka tidakkah kamu memahaminya?)
dengan memakai ya dan ta; hal itu kemudian mendorong kamu untuk beriman.
|
||
Sesungguhnya, Kami
mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu,
[janganlah kamu bersedih hati], karena mereka sebenarnya bukan mendustakan
kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah [469]. (33)
|
|
قَدۡ نَعۡلَمُ
إِنَّهُ ۥ لَيَحۡزُنُكَ ٱلَّذِى يَقُولُونَۖ فَإِنَّہُمۡ لَا يُكَذِّبُونَكَ
وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ (٣٣)
|
[469] Dalam ayat ini
Allah menghibur Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa orang-orang
musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah
sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Tirmizi dan Imam Hakim
meriwayatkan melalui Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi saw.,
"Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami hanya mendustakan
apa yang engkau sampaikan." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang
lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (Q.S. Al-An'am 33)
|
||
033. (Sesungguhnya) untuk penegasan (Kami mengetahui
bahwasanya) perihal itu (apa yang mereka katakan itu membuat kamu bersedih
hati) berupa kedustaan yang ditujukan kepadamu (karena mereka sebenarnya
tidak mendustakan kamu) secara sembunyi-sembunyi oleh sebab pengetahuan
mereka tentang dirimu yang dapat dipercaya itu. Dan di dalam suatu qiraat
dibaca dengan takhfif atau ringan; artinya mereka tidak menuduhmu berbuat
dusta (akan tetapi orang-orang yang zalim itu) azh-zhaalimiina diletakkan
pada tempatnya dhamir (terhadap ayat-ayat Allah) Alquran (mereka ingkar)
mereka mendustakannya.
|
||
Dan sesungguhnya telah
didustakan [pula] rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap
pendustaan dan penganiayaan [yang dilakukan] terhadap mereka, sampai datang
pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat
[janji-janji] Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari
berita rasul-rasul itu. (34)
|
|
وَلَقَدۡ كُذِّبَتۡ
رُسُلٌ۬ مِّن قَبۡلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَىٰ مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّىٰٓ
أَتَٮٰهُمۡ نَصۡرُنَاۚ
وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِۚ وَلَقَدۡ جَآءَكَ مِن نَّبَإِىْ
ٱلۡمُرۡسَلِينَ (٣٤)
|
034. (Dan sungguh telah didustakan pula rasul-rasul
sebelumnya) dalam ayat ini terkandung makna yang menghibur diri Nabi saw.
(akan tetapi mereka sabar dalam menghadapi pendustaan dan penganiayaan yang
dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka) untuk
membinasakan kaumnya; maka bersabarlah kamu sehingga datang pertolongan-Ku
yang akan membinasakan kaummu. (Tak ada seorang pun yang dapat merubah
kalimat-kalimat Allah) janji-janji-Nya (Dan sesungguhnya telah datang
kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu) yang dapat menenangkan hatimu.
|
||
Dan jika perpalingan
mereka [darimu] terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang
di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu’jizat kepada
mereka, [maka buatlah] [470]. Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka
semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk
orang-orang yang jahil. (35)
|
|
وَإِن كَانَ كَبُرَ
عَلَيۡكَ إِعۡرَاضُہُمۡ فَإِنِ ٱسۡتَطَعۡتَ أَن تَبۡتَغِىَ نَفَقً۬ا فِى
ٱلۡأَرۡضِ أَوۡ سُلَّمً۬ا فِى ٱلسَّمَآءِ فَتَأۡتِيَہُم بِـَٔايَةٍ۬ۚ وَلَوۡ
شَآءَ ٱللَّهُ لَجَمَعَهُمۡ عَلَى ٱلۡهُدَىٰۚ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ
ٱلۡجَـٰهِلِينَ (٣٥) ۞
|
[470] Maksudnya
ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling
daripada Kami. Kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mu'jizat
yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup.
|
||
035. (Dan jika makin bertambah besar) makin menjadi
(berpalingnya mereka darimu) dari agama Islam padahal kamu masih berharap
agar mereka beriman (maka jika kamu dapat membuat lubang) membuat terowongan
(di bumi atau tangga) alat untuk naik (ke langit lalu kamu dapat mendatangkan
mukjizat kepada mereka) sesuai dengan apa yang mereka minta, maka lakukanlah.
Artinya sesungguhnya kamu tidak akan kuat untuk melakukan hal itu oleh karena
itu bersabarlah hingga datang kepada mereka keputusan Allah. (Dan kalau Allah
menghendaki) memberikan hidayah kepada mereka (tentu saja Allah menjadikan
mereka semua dalam petunjuk) akan tetapi Ia tidak menghendaki demikian oleh
karenanya mereka tidak mau beriman (janganlah kamu sekali-kali termasuk
orang-orang jahil) mengenai hal itu.
|
||
Hanya orang-orang yang
mendengar sajalah yang mematuhi [seruan Allah], dan orang-orang yang mati
[hatinya] [471], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah mereka
dikembalikan. (36)
|
|
إِنَّمَا يَسۡتَجِيبُ
ٱلَّذِينَ يَسۡمَعُونَۘ وَٱلۡمَوۡتَىٰ يَبۡعَثُہُمُ ٱللَّهُ ثُمَّ إِلَيۡهِ
يُرۡجَعُونَ (٣٦)
|
[471] Maksudnya
orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah
|
||
036. (Sesungguhnya yang mendengar) ajakanmu kepada
keimanan (hanyalah orang-orang yang mematuhi ajakanmu) dengan pendengaran yang
penuh pengertian dan penuh pertimbangan (dan orang-orang yang mati hatinya)
yakni orang-orang kafir; Allah menyerupakan mereka dengan orang-orang yang
mati oleh karena mereka semua sama-sama tidak bisa mendengar (akan
dibangkitkan oleh Allah) di akhirat (kemudian kepada-Nyalah mereka
dikembalikan) mereka akan dikembalikan kepada-Nya kemudian Allah membalas
amal perbuatan mereka.
|
||
Dan mereka
[orang-orang musyrik Mekah] berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya
[Muhammad] suatu mu’jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya
Allah kuasa menurunkan suatu mu’jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui". (37)
|
|
وَقَالُواْ لَوۡلَا
نُزِّلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِۦۚ قُلۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ
أَن يُنَزِّلَ ءَايَةً۬ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٧)
|
037. (Dan mereka berkata) yaitu orang-orang musyrik
Mekah ("Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya, Muhammad,
suatu mukjizat dari Tuhannya?") seperti mukjizat onta, tongkat dan
hidangan. (Katakanlah) kepada mereka ("Sesungguhnya Allah kuasa
menurunkan) dengan dibaca tasydid dan takhfif (suatu mukjizat) seperti apa
yang mereka minta (tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui") karena
sesungguhnya dengan turunnya mukjizat itu berarti suatu musibah besar yang pasti
menimpa mereka jika mereka masih tetap mengingkarinya.
|
||
Dan tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat-umat [juga] seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab [472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (38)
|
|
وَمَا مِن دَآبَّةٍ۬
فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا طَـٰٓٮِٕرٍ۬
يَطِيرُ بِجَنَاحَيۡهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمۡثَالُكُمۚ مَّا فَرَّطۡنَا فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ مِن شَىۡءٍ۬ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ يُحۡشَرُونَ (٣٨)
|
[472] sebahagian
mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa
nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz.
Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam
Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum,
hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat,
dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
|
||
038. (Dan tiadalah) min sebagai tambahan
(binatang-binatang) yang berjalan (di muka bumi dan burung-burung yang
terbang) di udara (dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat juga seperti
kamu) dalam pengaturan penciptaannya, rezeki dan sepak terjangnya. (Tiadalah
Kami alpakan) Kami tinggalkan (di dalam Alkitab) yakni Lohmahfuz (tentang)
sebagai tambahan (sesuatu pun) artinya Kami tidak menulisnya (kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan) kemudian Tuhan memutuskan hukum-Nya di antara
mereka. Ia mengkisas si kuat yang menganiaya di lemah setelah Ia berfirman
kepada mereka semua, "Jadilah kamu semua sebagai tanah!"
|
||
Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita.
Barangsiapa yang dikehendaki Allah [kesesatannya], niscaya disesatkan-Nya [473]. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah [untuk diberi-Nya petunjuk], niscaya Dia menjadikannya
berada di atas jalan yang lurus. (39)
|
|
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ
بِـَٔايَـٰتِنَا صُمٌّ۬ وَبُكۡمٌ۬ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِۗ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ
يُضۡلِلۡهُ وَمَن يَشَأۡ يَجۡعَلۡهُ عَلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٣٩)
|
[473] lihat not [34] Disesatkan
Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar
dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai
perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
|
||
039. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami)
Alquran (adalah pekak) tidak dapat mendengarkannya dengan pendengaran yang
meresap ke dalam hati lalu menerimanya (bisu) tidak dapat mengucapkan perkara
yang hak (lagi berada dalam gelap-gulita) yakni kekafiran. (Siapa yang
dikehendaki Allah) ia tersesat (niscaya disesatkan-Nya. Dan siapa yang
dikehendaki-Nya) mendapat petunjuk (niscaya Dia menjadikannya berada di atas
jalan) titian (yang lurus) yakni agama Islam.
|
||
Katakanlah: "Terangkanlah
kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari
kiamat, apakah kamu menyeru [tuhan] selain Allah; jika kamu orang-orang yang
benar!" (40)
|
|
قُلۡ أَرَءَيۡتَكُمۡ
إِنۡ أَتَٮٰكُمۡ عَذَابُ ٱللَّهِ
أَوۡ أَتَتۡكُمُ ٱلسَّاعَةُ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ تَدۡعُونَ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ
(٤٠)
|
040. (Katakanlah) hai Muhammad kepada penduduk Mekah
("Terangkanlah kepadaku) beritakanlah kepadaku (jika datang siksaan
Allah kepadamu) di dunia ini (atau datang kepadamu hari kiamat) yaitu kiamat
yang mencakup semuanya secara tiba-tiba (apakah kamu menyeru tuhan selain
Allah) tidak (jika kamu orang-orang yang benar.") bahwa berhala-berhala
itu dapat memberi manfaat kepadamu, maka serulah mereka.
|
||
[Tidak], tetapi hanya
Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu
berdo’a kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan
sembahan-sembahan yang kamu sekutukan [dengan Allah]. (41)
|
|
بَلۡ إِيَّاهُ
تَدۡعُونَ فَيَكۡشِفُ مَا تَدۡعُونَ إِلَيۡهِ إِن شَآءَ وَتَنسَوۡنَ مَا
تُشۡرِكُونَ (٤١)
|
041. (Bahkan hanya kepada-Nyalah) tidak ada lain (kamu
berseru) memohon pertolongan-Nya di masa kalian tertimpa kesulitan (maka Dia
menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya) Ia akan
menyingkirkan mara bahaya dari dirimu dan juga lain-lainnya (jika Dia
menghendaki) niscaya Ia melenyapkannya (dan kamu melupakan) kamu meninggalkan
(apa-apa yang kamu sekutukan) dengan Allah yaitu berupa sesembahan-sesembahan
lain-Nya, maka dari itu janganlah kamu berseru kepadanya.
|
||
Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus [rasul-rasul] kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian
Kami siksa mereka dengan [menimpakan] kesengsaraan dan kemelaratan, supaya
mereka bermohon [kepada Allah] dengan tunduk merendahkan diri. (42)
|
|
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ
إِلَىٰٓ أُمَمٍ۬ مِّن قَبۡلِكَ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ
لَعَلَّهُمۡ يَتَضَرَّعُونَ (٤٢)
|
042. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada
umat-umat) min sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti (sebelum kamu)
rasul-rasul, akan tetapi mereka mendustakannya (kemudian Kami siksa mereka
dengan kesengsaraan) kemelaratan yang sangat (dan penderitaan) penyakit
(supaya mereka tunduk merendahkan diri) merasa rendah diri lalu mereka mau
beriman.
|
||
Maka mengapa mereka
tidak memohon [kepada Allah] dengan tunduk merendahkan diri ketika datang
siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka
kerjakan. (43)
|
|
فَلَوۡلَآ إِذۡ
جَآءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَزَيَّنَ
لَهُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٤٣)
|
043. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak (tatkala datang
siksaan Kami kepada mereka) azab Kami (memohon kepada Allah dengan
menundukkan diri) artinya mereka tidak mau melakukan hal itu, padahal yang
mengharuskan mereka berbuat demikian sudah ada (bahkan hati mereka telah
menjadi keras) oleh karenanya tidak mau tunduk kepada keimanan (dan setan pun
menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan) yaitu
perbuatan-perbuatan maksiat sehingga mereka terus menetapinya.
|
||
Maka tatkala mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (44)
|
|
فَلَمَّا نَسُواْ مَا
ذُڪِّرُواْ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَبۡوَٲبَ ڪُلِّ شَىۡءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا
فَرِحُواْ بِمَآ أُوتُوٓاْ أَخَذۡنَـٰهُم بَغۡتَةً۬ فَإِذَا هُم مُّبۡلِسُونَ (٤٤)
|
044. (Maka tatkala mereka melupakan) mereka mengabaikan
(peringatan yang telah diberikan kepada mereka) nasihat dan ancaman yang
telah diberikan kepada mereka (melaluinya) yaitu dalam bentuk kesengsaraan
dan penderitaan, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat
darinya (Kami bukakan) dengan dibaca takhfif dan tasydid (kepada mereka semua
pintu-pintu) yakni kesenangan-kesenangan sebagai istidraj untuk mereka
(sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka) gembira yang diwarnai rasa sombong (Kami siksa mereka) dengan azab
(dengan tiba-tiba) secara sekonyong-konyong (maka ketika itu mereka terdiam
berputus-asa) mereka merasa berputus asa dari segala kebaikan.
|
||
Maka orang-orang yang
zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. (45)
|
|
فَقُطِعَ دَابِرُ
ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْۚ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٤٥)
|
045. (Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan)
sampai ke akar-akarnya sehingga habis tanpa bekas (Segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam) yang menolong rasul-rasul dan membinasakan orang-orang
kafir.
|
||
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan
serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya
kepadamu?" Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran [Kami], kemudian mereka tetap berpaling [juga].
(46)
|
|
قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ
أَخَذَ ٱللَّهُ سَمۡعَكُمۡ وَأَبۡصَـٰرَكُمۡ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم مَّنۡ
إِلَـٰهٌ غَيۡرُ ٱللَّهِ يَأۡتِيكُم بِهِۗ ٱنظُرۡ ڪَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأَيَـٰتِ
ثُمَّ هُمۡ يَصۡدِفُونَ (٤٦)
|
046. (Katakanlah) kepada penduduk Mekah
("Terangkanlah kepadaku) beritakanlah kepadaku (jika Allah mencabut
pendengaranmu) membuatmu menjadi tuli (dan penglihatanmu) membutakanmu (serta
mengunci) menutup (hatimu) sehingga kamu tidak dapat mengenal sesuatu
(Siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?")
apa-apa yang telah Dia cabut darimu sesuai dengan dugaanmu (Perhatikanlah
bagaimana Kami memperlihatkan) menjelaskan (tanda-tanda kebesaran Kami)
bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami (kemudian mereka masih tetap
berpaling) tetap berpaling dari-Nya dan tidak mau beriman.
|
||
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan
sekonyong-konyong atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan [Allah]
selain dari orang-orang yang zalim? (47)
|
|
قُلۡ أَرَءَيۡتَكُمۡ
إِنۡ أَتَٮٰكُمۡ عَذَابُ ٱللَّهِ
بَغۡتَةً أَوۡ جَهۡرَةً هَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ (٤٧)
|
047. (Katakanlah,) kepada mereka ("Terangkanlah
kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau
terang-terangan) siang hari maupun malam hari (maka adakah yang dibinasakan
Allah selain dari orang-orang yang lalim?") yakni orang-orang kafir.
Atau dengan kata lain: tidak ada yang dibinasakan-Nya kecuali hanya mereka.
|
||
Dan tidaklah Kami
mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi
peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan [474], maka tak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.
(48)
|
|
وَمَا نُرۡسِلُ
ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَۖ فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ
فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٤٨)
|
[474]
Lihat not 105 Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan
yang dilakukan.
|
||
048. (Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu
melainkan untuk memberi kabar gembira) tentang surga terhadap orang yang
beriman (dan memberi peringatan) kepada orang yang kafir dengan adanya
siksaan neraka. (Siapa yang beriman) kepada rasul-rasul itu (dan mengadakan
perbaikan) terhadap amal perbuatannya (maka tak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat kelak.
|
||
Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka
selalu berbuat fasik. (49)
|
|
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ
بِـَٔايَـٰتِنَا يَمَسُّہُمُ ٱلۡعَذَابُ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ (٤٩)
|
049. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
mereka ditimpa siksaan disebabkan mereka selalu berbuat fasik) yaitu keluar
dari garis-garis ketaatan.
|
||
Katakanlah: "Aku
tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak
[pula] aku mengetahui yang ghaib dan tidak [pula] aku mengatakan kepadamu
bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan [nya]? (50)
|
|
قُل لَّآ أَقُولُ
لَكُمۡ عِندِى خَزَآٮِٕنُ
ٱللَّهِ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ إِنِّى مَلَكٌۖ إِنۡ
أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّۚ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِى ٱلۡأَعۡمَىٰ
وَٱلۡبَصِيرُۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ (٥٠)
|
050. (Katakanlah) kepada mereka ("Aku tidak
mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku) yang di antaranya
ialah rezeki yang diberikan kepadanya (dan tidak) pula bahwa aku (mengetahui
yang gaib) hal-hal yang gaib dariku dan tidak diwahyukan kepadaku (dan tidak
pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat) di antara
malaikat-malaikat lainnya. (Tidaklah) tiada lain (aku hanya mengikut apa yang
diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta)
orang kafir (dengan orang yang melihat?") orang yang beriman; tentu saja
tidak. (Maka apakah kamu tidak memikirkan) tentang hal itu, kemudian kamu
beriman.
|
||
Dan berilah peringatan
dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan
kepada Tuhannya [pada hari kiamat], sedang bagi mereka tidak ada seorang
pelindung dan pemberi syafa’atpun selain daripada Allah, agar mereka
bertakwa. (51)
|
|
وَأَنذِرۡ بِهِ
ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحۡشَرُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمۡۙ لَيۡسَ لَهُم مِّن
دُونِهِۦ وَلِىٌّ۬ وَلَا شَفِيعٌ۬ لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ (٥١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian
mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan
apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami?
Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu
Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang
telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah,
Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf
dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata
kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya
tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami
serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya."
Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin
Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka
pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki."
Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah
peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S.
Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim
bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin
Abdullah, Waqid bin Abdullah Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti
mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya
itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat
54).
|
||
051. (Dan berilah peringatan) takut-takutilah
(dengannya) dengan Alquran (orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada
Tuhannya pada hari kiamat sedang tidak ada bagi mereka selain-Nya) yakni
selain Allah (seorang pelindung) yang dapat menolong mereka (dan pemberi
syafaat pun) yang dapat memberikan syafaat kepada mereka. Jumlah kalimat yang
diawali dengan huruf nafi menjadi hal dari dhamir yang terdapat di dalam
lafal yuhsyaruu; maksudnya tempat yang ditakuti. Dan yang dimaksud dengan
mereka adalah orang-orang yang maksiat (agar mereka bertakwa) kepada Allah
dengan memberhentikan diri mereka dari kebiasaan yang biasa mereka lakukan
kemudian mau berbuat ketaatan.
|
||
Dan janganlah kamu
mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari,
sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab
sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung
jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu [berhak]
mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim [475]. (52)
|
|
وَلَا تَطۡرُدِ
ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِىِّ يُرِيدُونَ
وَجۡهَهُ ۥۖ مَا عَلَيۡكَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَىۡءٍ۬ وَمَا مِنۡ
حِسَابِكَ عَلَيۡهِم مِّن شَىۡءٍ۬ فَتَطۡرُدَهُمۡ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ
(٥٢)
|
[475] Ketika
Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama orang mu'min yang dianggap rendah
dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara
dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mu'min itu, dan mereka
mengusulkan supaya orang-orang mu'min itu diusir saja, lalu turunlah ayat
ini.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian
mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan
apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami?
Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu
Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin
Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam
orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka
(kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni
para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti
mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan
mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...,"
sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang
orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53). Dan
Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah
datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts
bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir
kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak
saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami
agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami,
dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan
permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan,
"Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian
mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian
Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa
yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...,"
sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang
orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka
yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah,
Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah
Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar
menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu
turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54). Ibnu Jarir, Ibnu Abu
Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah
berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu
mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab
dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang
lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar
Nabi saw., mereka menghina orang-orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian
mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami
menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau
telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para
utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan
orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk
itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka
dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami
persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau
kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu
turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang
yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt.
menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan
demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan
sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53). Dan
tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk-duduk bersama kami, apabila ia
bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan
duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi
28). Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab
sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya
mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah."
|
||
052. (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari sedangkan mereka
menghendaki) dengan ibadahnya itu (keridaan-Nya) Yang Maha Tinggi bukannya
untuk tujuan meraih sesuatu dari keduniaan. Mereka adalah kaum muslimin yang
miskin sedangkan kaum musyrikin sangat tidak menyukai mereka lalu orang-orang
musyrik meminta kepada Nabi saw. agar beliau mengusir mereka dari sisinya
supaya orang-orang musyrik itu dapat duduk bersama-sama dengan beliau.
Kemudian Nabi saw. bermaksud untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrik
itu agar mereka mau masuk Islam. (Kamu tidak memikul tanggung jawab terhadap
perbuatan mereka) huruf min adalah tambahan (sedikit pun) jika hati mereka
tidak rela (dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap
perbuatanmu yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka) sebagai jawab dari
nafi (sehingga kamu termasuk orang-orang yang lalim) jika kamu melakukan hal
itu.
|
||
Dan demikianlah telah
Kami uji sebahagian mereka [orang-orang yang kaya] dengan sebahagian mereka
[orang-orang miskin], supaya [orang-orang yang kaya itu] berkata:
"Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh
Allah kepada mereka?" [Allah berfirman]: "Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur [kepada-Nya]?" (53)
|
|
وَڪَذَٲلِكَ فَتَنَّا
بَعۡضَہُم بِبَعۡضٍ۬ لِّيَقُولُوٓاْ أَهَـٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم
مِّنۢ بَيۡنِنَآۗ أَلَيۡسَ ٱللَّهُ بِأَعۡلَمَ بِٱلشَّـٰڪِرِينَ (٥٣)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian
mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan
apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami?
Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu
Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin
Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam
orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka
(kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni
para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti
mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan
mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...,"
sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang
orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53). Dan
Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang
Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin
Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir
kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak
saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami
agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami,
dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan
permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan,
"Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian
mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian
Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa
yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...,"
sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang
orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka
yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah,
Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah
Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar
menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu
turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54). Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim
dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata,
bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu
mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab
dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang
lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar
Nabi saw., mereka menghina orang-orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian
mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami
menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau
telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para
utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan
orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk
itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka
dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami
persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau
kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu
turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir
orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah
swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan
demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan
sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53). Dan
tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk-duduk bersama kami, apabila ia
bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan
duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi
28). Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab
sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya
mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah."
|
||
053. (Dan demikianlah telah Kami uji) Kami telah coba
(sebagian mereka dengan sebagian lainnya) yakni orang yang mulia dengan orang
yang rendah, orang kaya dengan orang miskin, untuk Kami lombakan siapakah
yang berhak paling dahulu kepada keimanan (supaya mereka berkata) orang-orang
yang mulia dan orang-orang yang kaya yaitu mereka yang ingkar
("Orang-orang semacam inikah) yakni orang-orang miskin (di antara kita
yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?") hidayah. Artinya jika
apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang miskin dan orang-orang rendahan
itu dinamakan hidayah, niscaya orang-orang mulia dan orang-orang kaya itu
tidak akan mampu mendahuluinya. Allah berfirman, ("Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur?") kepada-Nya lalu Dia
memberikan hidayah kepada mereka. Memang betul.
|
||
Apabila orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:
"Salaamun-alaikum [476]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang [477], [yaitu] bahwasanya
barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan [478], kemudian ia
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (54)
|
|
وَإِذَا جَآءَكَ
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَـٰتِنَا فَقُلۡ سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ
رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَۖ أَنَّهُ ۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ
سُوٓءَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَأَنَّهُ ۥ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٥٤)
|
[476] Salaamun
'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.
[477] lihat not [462] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya [478] lihat not [277] Maksudnya ialah : 1. Orang yang berbuat ma'siat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah ma'siat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian
mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan
apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami?
Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu
Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang
telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah,
Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf
dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata
kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya
tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami
serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya."
Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin
Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka
pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki."
Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah
peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S.
Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim
bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin
Abdullah, Waqid bin Abdullah Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti
mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas
perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang
kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S.
Al-An'am ayat 54). Faryabi dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Mahan
yang telah mengatakan, bahwa pada suatu hari ada orang-orang datang menemui
Nabi saw. Kemudian mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah melakukan
dosa-dosa yang besar", akan tetapi Nabi saw. sama sekali tidak menjawab
pertanyaan mereka. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, "Apabila
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu..."
(Q.S. Al-An'am 54).
|
||
054. (Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat
Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah) kepada mereka ("Mudah-mudahan
Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu telah menetapkan) telah memastikan
(Tuhanmu atas diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya) yakni perihalnya; di
dalam suatu qiraat dibaca dengan fathah yaitu annahu sebagai badal atau kata
ganti dari Lafal ar-rahmah (siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu
lantaran kejahilan) terhadap perbuatan itu sewaktu ia melakukannya (kemudian
ia bertobat) kembali ke jalan yang benar (setelah itu) setelah mengerjakannya
(dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatannya (maka sesungguhnya Ia)
yakni Allah swt. (Maha Pengampun) kepadanya (lagi Maha Penyayang.")
kepada dirinya. Menurut qiraat lainnya dibaca dengan fatah; artinya maka
Dialah yang memberi ampunan dan kasih sayang.
|
||
Dan demikianlah Kami
terangkan ayat-ayat Al Qur’an, [supaya jelas jalan orang-orang yang saleh]
dan supaya jelas [pula] jalan orang-orang yang berdosa. (55)
|
|
وَكَذَٲلِكَ نُفَصِّلُ
ٱلۡأَيَـٰتِ وَلِتَسۡتَبِينَ سَبِيلُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ (٥٥)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan,
bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian
mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan
apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami?
Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu
Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55).
|
||
055. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami
jelaskan sebelumnya (Kami terangkan) Kami jelaskan (ayat-ayat) Alquran untuk
menampakkan yang hak kemudian diamalkan (supaya jelas) supaya menjadi terang
(jalan) kelakuan (orang-orang yang berdosa) kemudian engkau menjauhinya.
Dalam suatu qiraat dibaca litubayyina; menurut qiraat lainnya dibaca
litastabiina. Bila lafal sabiil dibaca nashab maka pembicaraannya ditujukan
kepada Nabi saw.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain
Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh
tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah [pula] aku termasuk
orang-orang yang mendapat petunjuk". (56)
|
|
قُلۡ إِنِّى نُہِيتُ
أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِۚ قُل لَّآ أَتَّبِعُ
أَهۡوَآءَڪُمۡۙ قَدۡ ضَلَلۡتُ إِذً۬ا وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ (٥٦)
|
056. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku dilarang
menyembah tuhan-tuhan yang kamu seru) kamu sembah (selain Allah."
Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu) dalam menyembah
tuhan-tuhanmu itu (sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian) jika aku
ikut menyembah tuhan-tuhan itu (dan tidak pula aku termasuk orang-orang yang
mendapat petunjuk.")
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku [berada] di atas hujjah yang nyata [Al Qur’an] dari
Tuhanku [479] sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku [untuk
menurunkan azab] yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan
hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi
keputusan yang paling baik. (57)
|
|
قُلۡ إِنِّى عَلَىٰ
بَيِّنَةٍ۬ مِّن رَّبِّى وَڪَذَّبۡتُم بِهِۦۚ مَا عِندِى مَا تَسۡتَعۡجِلُونَ
بِهِۦۤۚ إِنِ ٱلۡحُكۡمُ إِلَّا لِلَّهِۖ يَقُصُّ ٱلۡحَقَّۖ وَهُوَ خَيۡرُ
ٱلۡفَـٰصِلِينَ (٥٧)
|
[479] Maksudnya: Nabi
Muhammad SAW mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.
|
||
057. (Katakanlah, "Sesungguhnya aku berada di atas
hujah) penjelasan yang nyata (dari Tuhanku dan) ternyata (kamu
mendustakannya) mendustakan Tuhanku karena kamu telah menyekutukan-Nya.
(Tidak ada padaku apa yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya) yaitu
berupa azab. (Tidak lain) tiada lain (menetapkan hukum itu) dalam masalah
tersebut dan masalah-masalah lainnya (hanyalah hak Allah. Dia memutuskan)
menentukan (yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling
baik.") pemberi ketentuan hukum yang paling baik. Menurut suatu qiraat
dibaca yaqushshu/menerangkan bukannya yaqdhii/memutuskan.
|
||
Katakanlah:
"Kalau sekiranya ada padaku apa [azab] yang kamu minta supaya
disegerakan kedatangannya, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada
antara aku dan kamu [480]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim.
(58)
|
|
قُل لَّوۡ أَنَّ عِندِى
مَا تَسۡتَعۡجِلُونَ بِهِۦ لَقُضِىَ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنِى وَبَيۡنَڪُمۡۗ وَٱللَّهُ
أَعۡلَمُ بِٱلظَّـٰلِمِينَ (٥٨) ۞
|
[480] Maksudnya:
tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa.
|
||
058. (Katakanlah) kepada mereka ("Kalau sekiranya
ada padaku apa/azab yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya, tentu
telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu) yaitu dengan
cara aku menyegerakan azab itu kepadamu, kemudian aku istirahat. Akan tetapi
azab itu hanya ada di tangan kekuasaan Allah (Dan Allah lebih mengetahui
tentang orang-orang yang lalim.") di kala Ia mau menghukum mereka.
|
||
Dan pada sisi
Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya [pula], dan tidak
jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata [Lauh Mahfuzh].
(59)
|
|
وَعِندَهُ ۥ
مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِى
ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا
حَبَّةٍ۬ فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٍ۬ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى
كِتَـٰبٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٥٩)
|
059. (Dan pada sisi Allahlah) Yang Maha Luhur
(kunci-kunci semua yang gaib) simpanan-simpanan ilmu gaib atau jalan-jalan
yang mengantarkan kepada pengetahuan tentangnya (tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri) ilmu tentang kegaiban itu ada lima macam; mengenai
penjelasannya telah dikemukakan dalam surah Luqman ayat 34, yaitu firman-Nya,
"Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat... sampai akhir ayat." Demikianlah menurut riwayat Imam Bukhari
(dan Dia mengetahui apa) yang terjadi (di daratan) permukaan bumi (dan di
lautan) perkampungan-perkampungan yang ada di atas sungai-sungai (dan tiada
sehelai daun pun yang gugur) huruf min adalah zaidah/ tambahan (melainkan Dia
mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering) diathafkan kepada Lafal waraqatin
(melainkan tertulis dalam kitab yang nyata) yakni Lohmahfuz.
Al-Istitsna/pengecualian berkedudukan sebagai badal isytimal dari istitsna
yang sebelumnya.
|
||
Dan Dialah yang
menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada
siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk
disempurnakan umur [mu] yang telah ditentukan [481], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (60)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى
يَتَوَفَّٮٰڪُم بِٱلَّيۡلِ
وَيَعۡلَمُ مَا جَرَحۡتُم بِٱلنَّہَارِ ثُمَّ يَبۡعَثُڪُمۡ فِيهِ لِيُقۡضَىٰٓ
أَجَلٌ۬ مُّسَمًّ۬ىۖ ثُمَّ إِلَيۡهِ مَرۡجِعُكُمۡ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٦٠)
|
[481] Kamu ditidurkan
di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran waktu
itu habislah umurmu yang telah ditentukan.
|
||
060. (Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari) Ia
mencabut arwah kamu di kala tidur (dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan)
yang kamu lakukan (pada siang hari kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari) maksudnya dibangunkan kembali pada siang harinya dengan cara
mengembalikan arwahmu (untuk disempurnakan ajalmu yang telah ditentukan)
yakni batas kehidupan (kemudian kepada Allahlah kamu kembali) melalui
kebangkitan (lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan)
kemudian Ia membalas kamu berdasarkan hal itu.
|
||
Dan Dialah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan
malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
|
|
وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ
فَوۡقَ عِبَادِهِۦۖ وَيُرۡسِلُ عَلَيۡكُمۡ حَفَظَةً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ
أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ (٦١)
|
061. (Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi)
kekuasaan yang maha tinggi (di atas semua hamba-Nya dan diutus-Nya kepadamu
malaikat-malaikat penjaga) yaitu para malaikat yang mencatat semua amal
perbuatanmu (sehingga apabila datang kepada salah seorang di antara kamu
kematian, ia diwafatkan) di dalam qiraat lainnya dibaca tawaffahu (oleh
utusan-utusan Kami) yakni para malaikat yang ditugaskan untuk mencabut
arwah-arwah (dan mereka itu tidak melalaikan kewajibannya) tidak pernah
berlaku sembrono terhadap apa yang telah diperintahkan kepada mereka untuk
dilakukannya.
|
||
Kemudian mereka [hamba
Allah] dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya.
Ketahuilah, bahwa segala hukum [pada hari itu] kepunyaan-Nya. Dan Dialah
Pembuat perhitungan yang paling cepat. (62)
|
|
ثُمَّ رُدُّوٓاْ إِلَى
ٱللَّهِ مَوۡلَٮٰهُمُ ٱلۡحَقِّۚ أَلَا
لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَهُوَ أَسۡرَعُ ٱلۡحَـٰسِبِينَ (٦٢)
|
062. (Kemudian mereka dikembalikan) semua makhluk itu
(kepada Allah Penguasa mereka) Yang Memiliki mereka (yang sebenarnya) yang
bersifat Maha Adil untuk membalas amal perbuatan mereka. (Ketahuilah bahwa
segala hukum pada hari itu kepunyaan-Nya) keputusan yang dilaksanakan atas
diri mereka (dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.") Dia
menghisab semua makhluk dalam jangka waktu setengah hari menurut ukuran hari
dunia sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sebuah hadis mengenai hal ini.
|
||
Katakanlah:
"Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di
laut, yang kamu berdo’a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang
lembut [dengan mengatakan]: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami
dari [bencana] ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."
(63)
|
|
قُلۡ مَن يُنَجِّيكُم
مِّن ظُلُمَـٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ تَدۡعُونَهُ ۥ تَضَرُّعً۬ا
وَخُفۡيَةً۬ لَّٮِٕنۡ أَنجَٮٰنَا مِنۡ هَـٰذِهِۦ
لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (٦٣)
|
063. (Katakanlah,) hai Muhammad kepada penduduk Mekah
("Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari kegelapan-kegelapan di darat
dan di laut) dari bencana-bencananya dalam perjalananmu, yaitu tatkala (kamu
berdoa kepada-Nya dengan berendah diri) dengan secara terang-terangan (dengan
suara yang lembut) dengan secara sembunyi-sembunyi kamu mengatakan
(Sesungguhnya jika) lam menunjukkan qasam/sumpah (Dia menyelamatkan kami)
dalam qiraat lainnya dibaca anjaytanaa, yakni Allah (dari ini) maksudnya dari
kegelapan dan bencana-bencana ini (tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur.") menjadi orang-orang yang beriman.
|
||
Katakanlah:
"Allah menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala macam
kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." (64)
|
|
قُلِ ٱللَّهُ
يُنَجِّيكُم مِّنۡہَا وَمِن كُلِّ كَرۡبٍ۬ ثُمَّ أَنتُمۡ تُشۡرِكُونَ (٦٤)
|
064. (Katakanlah,) kepada mereka ("Allah
menyelamatkan kamu) dibaca dengan takhfif yaitu yunjiikum dan dibaca dengan
tasydid yaitu yunajjiikum (daripada bencana itu dan dari segala macam
kesusahan) kesulitan yang selain bencana itu (kemudian kamu kembali menyekutukan")-Nya.
|
||
Katakanlah:
"Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu
atau dari bawah kakimu [482] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan [yang saling
bertentangan] dan merasakan kepada sebahagian] kamu keganasan sebahagian yang
lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
silih berganti [483] agar mereka memahami [nya]. (65)
|
|
قُلۡ هُوَ ٱلۡقَادِرُ
عَلَىٰٓ أَن يَبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ عَذَابً۬ا مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ مِن تَحۡتِ
أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعً۬ا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ بَعۡضٍۗ
ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأَيَـٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُونَ (٦٥)
|
[482] Azab yang
datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari
bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.
[483] Maksudnya: Allah s.w.t. mendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti-ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al-Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun,
yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan
azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al-An'am 65) Rasulullah saw.
bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana
sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian
para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?"
Sedangkan sebagian orang-orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya
sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama-sama
sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar
mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar
adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.'
Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya
dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
|
||
065. (Katakanlah, "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan
azab kepadamu dari atas kamu) dari langit yakni berupa batu-batu dan suara
keras yang mengguntur (atau dari bawah kakimu) dengan diamblaskan/ditelan
bumi (atau Dia mencampurkan kamu) mencampur-adukkan kamu (menjadi
golongan-golongan) kelompok-kelompok yang berbeda keinginannya (dan merasakan
kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.") dengan cara saling
membunuh. Rasulullah saw. telah bersabda tatkala ayat ini turun, "Ini
lebih ringan dan lebih mudah." Akan tetapi tatkala ayat sebelumnya turun
Nabi saw. bersabda, "Aku berlindung kepada Zat-Mu," hadis ini
diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dan Imam Muslim meriwayatkan tentang sabda
Nabi saw., "Aku memohon kepada Tuhanku agar Ia tidak menjadikan
keganasan umatku disebabkan ulah sebagian di antara mereka tetapi Ia
melarangku mendoakan hal ini." Dan sehubungan dengan hadis pertama, Imam
Muslim mengatakan bahwa kejadiannya pasti akan ada hanya saja kenyataannya
masih belum terungkapkan. (Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan)
menerangkan kepada mereka (tentang ayat-ayat) yang menunjukkan kepada
kekuasaan Kami (barangkali saja mereka mau memahaminya) mereka mau
mengetahuinya bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perkara batil.
|
||
Dan kaummu
mendustakannya [azab] [484] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini
bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu". (66)
|
|
وَكَذَّبَ بِهِۦ
قَوۡمُكَ وَهُوَ ٱلۡحَقُّۚ قُل لَّسۡتُ عَلَيۡكُم بِوَكِيلٍ۬ (٦٦)
|
[484] sebahagian
mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu ialah Al-Quraan.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun,
yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan
azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al-An'am 65) Rasulullah saw.
bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana
sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian
para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?"
Sedangkan sebagian orang-orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya
sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama-sama
sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar
mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar
adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.'
Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya
dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
|
||
066. (Dan telah berdusta kepadanya) terhadap Alquran
(kaummu padahal Alquran itu adalah hak) yakni benar (Katakanlah,) kepada
mereka ("Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusan
kamu.") kemudian aku membalas kamu; sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang pemberi peringatan sedangkan mengenai urusanmu hal itu terserah
kepada Allah. Ayat ini diturunkan sebelum ada ayat perintah untuk berperang.
|
||
Untuk tiap-tiap berita
[yang dibawa oleh rasul-rasul] ada [waktu] terjadinya dan kelak kamu akan
mengetahui. (67)
|
|
لِّكُلِّ نَبَإٍ۬
مُّسۡتَقَرٌّ۬ۚ وَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ (٦٧)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun,
yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan
azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al-An'am 65) Rasulullah saw.
bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana
sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian
para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?"
Sedangkan sebagian orang-orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya
sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama-sama
sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar
mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar
adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.'
Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya
dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
|
||
067. (Untuk tiap-tiap berita) kabar (ada ketetapannya)
yakni waktu kejadiannya dan waktu ketetapannya yang antara lain ialah
pengazaban kamu (dan kelak kamu akan mengetahui) sebagai ancaman yang
ditujukan kepada mereka.
|
||
Dan apabila kamu
melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah
mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan
menjadikan kamu lupa [akan larangan ini], maka janganlah kamu duduk bersama
orang-orang yang zalim itu sesudah teringat [akan larangan itu]. (68)
|
|
وَإِذَا رَأَيۡتَ
ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا فَأَعۡرِضۡ عَنۡہُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ
فِى حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ فَلَا تَقۡعُدۡ
بَعۡدَ ٱلذِّڪۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٦٨)
|
068. (Dan apabila melihat orang-orang
memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yakni Alquran dengan cemoohan (maka
tinggalkanlah mereka) janganlah kamu bergaul dengan mereka (sehingga mereka
membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika) Lafal immaa berasal dari in
syarthiah yang diidghamkan ke dalam maa zaidah (menjadikan kamu lupa) dengan
dibaca yunsiyannaka atau yunassiyannaka (godaan setan) kemudian engkau duduk
bersama mereka (maka janganlah kamu duduk sesudah teringat) artinya sesudah
engkau teringat akan larangan itu (bersama orang-orang yang lalim itu)
ungkapan ini mengandung peletakan isim zahir pada posisi isim mudhmar. Dan
orang-orang muslim mengatakan, "Jika kami berdiri sewaktu mereka mulai
memperolok-olokkan ayat-ayat Allah, maka kami tidak bisa lagi duduk di mesjid
dan melakukan tawaf di dalamnya," lalu turunlah ayat berikut ini:
|
||
Dan tidak ada
pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa
mereka; akan tetapi [kewajiban mereka ialah] mengingatkan agar mereka
bertakwa. (69)
|
|
وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ
يَتَّقُونَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَىۡءٍ۬ وَلَـٰڪِن ذِڪۡرَىٰ لَعَلَّهُمۡ
يَتَّقُونَ (٦٩)
|
069. (Dan tidak ada atas orang-orang yang bertakwa)
kepada Allah (pertanggungjawaban terhadap dosa mereka) orang-orang yang
memperolok-olokkan ayat-ayat Allah (barang) sebagai huruf zaidah (sedikit
pun) jika orang-orang yang bertakwa itu duduk-duduk dengan mereka (akan
tetapi) kewajiban orang-orang yang bertakwa adalah (mengingatkan) memberikan
peringatan kepada mereka dan juga nasihat (agar mereka bertakwa) tidak lagi
memperolok-olokkan ayat-ayat Allah.
|
||
Dan tinggalkanlah
orang-orang yang menjadikan agama [485] mereka sebagai main-main dan senda-gurau [486], dan mereka telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah [mereka] dengan Al Qur’an itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena
perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak [pula]
pemberi syafa’at [487] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam
tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah
orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka
sendiri. Bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang mendidih dan
azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (70)
|
|
وَذَرِ ٱلَّذِينَ
ٱتَّخَذُواْ دِينَہُمۡ لَعِبً۬ا وَلَهۡوً۬ا وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ
ٱلدُّنۡيَاۚ وَذَڪِّرۡ بِهِۦۤ أَن تُبۡسَلَ نَفۡسُۢ بِمَا كَسَبَتۡ لَيۡسَ
لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِىٌّ۬ وَلَا شَفِيعٌ۬ وَإِن تَعۡدِلۡ ڪُلَّ عَدۡلٍ۬
لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡہَآۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
ٱلَّذِينَ أُبۡسِلُواْ بِمَا كَسَبُواْۖ لَهُمۡ شَرَابٌ۬ مِّنۡ حَمِيمٍ۬
وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ (٧٠)
|
[485] Yakni agama
Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh. [487] Lihat not [46] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa'at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir. |
||
070. (Dan tinggalkanlah) biarkanlah (orang-orang yang
menjadikan agama mereka) yang sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk
mengamalkannya (sebagai main-main dan senda gurau) oleh sebab mereka mengejek
agama (dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia) maka janganlah engkau
menghalang-halangi mereka; ayat ini diturunkan sebelum adanya perintah untuk
berperang (Peringatkanlah) berilah nasihat umat manusia itu (dengannya)
Alquran (agar) janganlah (setiap diri terjerumus ke dalam neraka) atau ke
dalam kebinasaan (karena perbuatannya sendiri) karena amal perbuatannya
sendiri (Baginya tidak akan ada selain dari Allah) (sebagai penolong) yang
dapat menyelamatkannya (dan tidak pula pemberi syafaat) yang dapat mencegah
dirinya dari siksaan neraka. (Dan jika ia menebus dengan segala tebusan)
dengan segala macam tebusan (niscaya tidak akan diterima) maksudnya diri
mereka tidak dapat ditebus. (Mereka itulah orang-orang yang terjerumus ke
dalam neraka disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka disediakan
minuman dari air yang sedang mendidih) yakni air yang sangat panas sekali
(dan azab yang pedih) yang sangat menyakitkan (disebabkan kekafiran mereka
dahulu) oleh sebab kekafiran mereka.
|
||
Katakanlah:
"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak
dapat mendatangkan kemanfa’atan kepada kita dan tidak [pula] mendatangkan
kemudharatan kepada kita dan [apakah] kita akan dikembalikan ke belakang [488], sesudah Allah
memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh
syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai
kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus [dengan mengatakan]:
"Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah [yang sebenarnya] petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri
kepada Tuhan semesta alam, (71)
|
|
قُلۡ أَنَدۡعُواْ مِن
دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ
أَعۡقَابِنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَٮٰنَا
ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسۡتَهۡوَتۡهُ ٱلشَّيَـٰطِينُ فِى ٱلۡأَرۡضِ حَيۡرَانَ
لَهُ ۥۤ أَصۡحَـٰبٌ۬ يَدۡعُونَهُ ۥۤ إِلَى ٱلۡهُدَى ٱئۡتِنَاۗ قُلۡ
إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۖ وَأُمِرۡنَا لِنُسۡلِمَ لِرَبِّ
ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٧١)
|
[488] Maksudnya:
syirik.
|
||
071. (Katakanlah, "Apakah kita akan menyeru)
apakah kita akan menyembah (selain daripada Allah sesuatu yang tidak dapat
mendatangkan kemanfaatan kepada kita) karena menyembahnya (dan tidak pula
mendatangkan kemudaratan kepada kita) oleh sebab tidak menyembahnya; yang
dimaksud adalah berhala-berhala (dan apakah kita akan dikembalikan ke
belakang) dikembalikan kepada kemusyrikan (sesudah Allah memberi petunjuk
kepada kita) kepada agama Islam (seperti orang yang digoda) yang disesatkan
(oleh setan dipesawangan yang menakutkan dalam keadaan bingung) bingung tidak
tahu jalan yang akan ditempuhnya; Lafal ini menjadi hal bagi dhamir ha (dia
mempunyai kawan-kawan) teman-teman (yang memanggilnya ke jalan yang lurus)
artinya mereka bermaksud memberikan petunjuk jalan yang benar kepadanya
kemudian berkata kepadanya: (Marilah ikuti kami.") akan tetapi ia tidak
mengikuti ajakan mereka sehingga binasalah ia dalam kesesatan. Istifham/kata
tanya di sini bermakna ingkar dan kalimat yang ada tasybihnya adalah menjadi
hal bagi dhamir yang terdapat di dalam Lafal nuraddu (Katakanlah, "Sesungguhnya
petunjuk Allah) yakni agama Islam (ialah sebenar-benar petunjuk) dan yang
selain petunjuk-Nya adalah kesesatan belaka (dan kita disuruh agar
menyerahkan diri) diperintahkan agar kita berserah diri (kepada Tuhan semesta
alam).
|
||
Dan agar mendirikan
sembahyang serta bertakwa kepada-Nya." Dan Dialah Tuhan Yang
kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan. (72)
|
|
وَأَنۡ أَقِيمُواْ
ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّقُوهُۚ وَهُوَ ٱلَّذِىٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ (٧٢)
|
072. (dan agar) hendaknya (mendirikan salat dan bertakwa
kepada-Nya) Yang Maha Tinggi (dan Dialah Tuhan yang kepada-Nyalah kamu akan
dihimpunkan) dikumpulkan kelak di hari kiamat guna menjalani perhitungan
amalnya.
|
||
Dan Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu
Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah
segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan
yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (73)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۖ وَيَوۡمَ يَقُولُ ڪُن فَيَڪُونُۚ قَوۡلُهُ ٱلۡحَقُّۚ
وَلَهُ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِۚ عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ
وَٱلشَّهَـٰدَةِۚ وَهُوَ ٱلۡحَڪِيمُ ٱلۡخَبِيرُ (٧٣) ۞
|
073. (Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dengan benar.) dengan secara hak (Dan) ingatlah (di waktu Dia mengatakan)
kepada sesuatu ("Jadilah," lalu terjadilah) pada hari kiamat Allah
mengatakan kepada makhluk semua, "Bangkitlah kamu," lalu bangkitlah
mereka (yakni perkataan-Nya yang benar) benar terjadi dan sudah pasti (dan di
tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup) pada masa malaikat
Israfil meniup sangkakalanya yang kedua pada waktu itu tidak ada kekuasaan
selain dari kekuasaan-Nya. Pada waktu itu kekuasaan hanya milik-Nya. (Dia
mengetahui yang gaib dan yang tampak) apa-apa yang gaib dan apa-apa yang
nyata. (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) dalam mengatur makhluk-Nya (lagi Maha
Waspada) terhadap rahasia segala sesuatu sama halnya dengan lahiriahnya.
|
||
Dan [ingatlah] di
waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar [489]: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang
nyata". (74)
|
|
وَإِذۡ قَالَ
إِبۡرَٲهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصۡنَامًا ءَالِهَةًۖ إِنِّىٓ
أَرَٮٰكَ وَقَوۡمَكَ فِى
ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٧٤)
|
[489] Di antara
mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Abiihi"
(bapaknya) ialah "pamannya".
|
||
074. (Dan) ingatlah (di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya
Azar) julukan dan nama aslinya adalah Tarikh ("Pantaskah kamu menjadikan
patung-patung sebagai tuhan-tuhan?) yang kamu sembah. Kata tanya di sini
bermakna celaan. (Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu) karena menjadikan
berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan (dalam kesesatan) yakni tersesat dari
jalan yang benar (yang nyata.") yang jelas.
|
||
Dan demikianlah Kami
perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan [Kami yang terdapat] di
langit dan bumi, dan [Kami memperlihatkannya] agar Ibrahim itu termasuk
orang-orang yang yakin. (75)
|
|
وَكَذَٲلِكَ نُرِىٓ
إِبۡرَٲهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ
ٱلۡمُوقِنِينَ (٧٥)
|
075. (Dan demikianlah) sebagaimana apa yang telah Kami
perhatikan kepada Ibrahim, yaitu ia menganggap sesat ayahnya dan kaum ayahnya
(Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan) kekuasaan (langit dan bumi) agar
ia dapat mengambil kesimpulan tentang keesaan-Ku (dan agar dia termasuk
orang-orang yang yakin) terhadap tanda-tanda keagungan Kami itu. Jumlah wakadzaalika
serta jumlah yang sesudahnya adalah jumlah I`tiradhiah yang diathafkan kepada
Lafal qaala.
|
||
Ketika malam telah
menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang [lalu] dia berkata: "Inilah
Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak
suka kepada yang tenggelam". (76)
|
|
فَلَمَّا جَنَّ
عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبً۬اۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّىۖ فَلَمَّآ أَفَلَ
قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأَفِلِينَ (٧٦)
|
076. (Ketika menjadi gelap) menjadi kelam pekat (malam
hari atasnya, dia melihat sebuah bintang) menurut suatu pendapat bahwa yang
dimaksud adalah bintang Zahrah/Venus (lalu dia berkata) kepada kaumnya yang
pada waktu itu menjadi para penyembah bintang-bintang ("Inilah
Tuhanku") menurut persangkaan kamu (Tetapi tatkala bintang itu tenggelam)
surut (dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam.")
maksudnya aku tidak suka menjadikannya sebagai tuhan-tuhan sebab tuhan tidak
patut mempunyai sifat yang berubah-ubah dan pindah-pindah tempat karena kedua
sifat ini hanyalah pantas disandang oleh makhluk-makhluk akan tetapi ternyata
cara yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim ini tidak mempan pada diri mereka.
|
||
Kemudian tatkala dia
melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".
(77)
|
|
فَلَمَّا رَءَا
ٱلۡقَمَرَ بَازِغً۬ا قَالَ هَـٰذَا رَبِّىۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَٮِٕن لَّمۡ يَہۡدِنِى
رَبِّى لَأَڪُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ (٧٧)
|
077. (Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit) bulan
mulai menampakkan sinarnya (dia berkata) kepada mereka ("Inilah
tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata,
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku) memantapkan
hidayah dalam diriku (pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.")
perkataan ini merupakan sindiran Nabi Ibrahim terhadap kaumnya bahwa mereka
itu berada dalam kesesatan akan tetapi ternyata apa yang telah dilakukannya
itu sedikit pun tidak bermanfaat bagi kaumnya.
|
||
Kemudian tatkala dia
melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (78)
|
|
فَلَمَّا رَءَا
ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةً۬ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى هَـٰذَآ أَڪۡبَرُۖ فَلَمَّآ
أَفَلَتۡ قَالَ يَـٰقَوۡمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ (٧٨)
|
078. (Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit dia
berkata, "Inilah) dhamir dalam Lafal ra-aa dimudzakarkan mengingat
khabarnya mudzakkar (Tuhanku ini yang lebih besar.") daripada bintang
dan bulan (maka tatkala matahari itu tenggelam) hujah yang ia sampaikan
kepada kaumnya itu cukup kuat dan tidak dapat dibantah lagi oleh mereka (dia
berkata, "Hai kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan.") dari mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala dan
benda-benda hawadits/baru yang masih membutuhkan kepada yang menciptakannya.
Akhirnya kaumnya itu berkata kepadanya, "Lalu apakah yang engkau
sembah?" Nabi Ibrahim menjawab:
|
||
Sesungguhnya aku
menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan. (79)
|
|
إِنِّى وَجَّهۡتُ
وَجۡهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفً۬اۖ وَمَآ أَنَا۟
مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (٧٩)
|
079. ("Sesungguhnya aku menghadapkan diriku) aku
menghadapkan diri dengan beribadah (kepada Tuhan yang telah menciptakan) yang
telah mewujudkan (langit dan bumi) yaitu Allah swt. (dengan cenderung)
meninggalkan semua agama untuk memeluk agama yang benar (dan aku bukanlah
termasuk orang-orang yang mempersekutukan.") Allah.
|
||
Dan dia dibantah oleh
kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah,
padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak
takut kepada [malapetaka dari] sembahan-sembahan yang kamu persekutukan
dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu [dari malapetaka]
itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak
dapat mengambil pelajaran [daripadanya]? (80)
|
|
وَحَآجَّهُ ۥ
قَوۡمُهُ ۥۚ قَالَ أَتُحَـٰٓجُّوٓنِّى فِى ٱللَّهِ وَقَدۡ هَدَٮٰنِۚ وَلَآ أَخَافُ
مَا تُشۡرِكُونَ بِهِۦۤ إِلَّآ أَن يَشَآءَ رَبِّى شَيۡـًٔ۬اۗ وَسِعَ رَبِّى
ڪُلَّ شَىۡءٍ عِلۡمًاۗ أَفَلَا تَتَذَڪَّرُونَ (٨٠)
|
080. (Dan dia dibantah oleh kaumnya) ia mendapat
sanggahan dari kaumnya mengenai agama yang dipeluknya itu, lalu mereka
mengancam dan menakut-nakutinya dengan berhala-berhala mereka, bahwa jika ia
tidak menyembah berhala-berhala mereka, ia pasti tertimpa musibah dan
kejelekan. (Dia berkata, "Apakah kamu hendak membantahku) dengan dibaca
tasydid huruf nunnya dan dapat juga ditakhfifkan dengan cara membuang salah satu
nunnya, yakni nun alamat rafa'nya, demikianlah menurut ulama nahwu. Akan
tetapi menurut Imam Farra' yang dibuang adalah nun yang untuk wiqayah.
Maknanya ialah: Apakah kamu menyanggah aku? (tentang) keesaan (Allah padahal
sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku.") Maha Tinggi Allah
yang telah memberiku petunjuk kepada keesaan-Nya. (Dan aku tidak takut kepada
apa yang kamu persekutukan) dia (dengan Allah) yakni berhala-berhala
tersebut; mereka tidak akan dapat menimpakan malapetaka terhadap diriku,
sebab mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa (kecuali) melainkan (di kala
Tuhanku menghendaki sesuatu dari malapetaka itu) jika Dia hendak menimpakan
malapetaka kepadaku, maka hal itu pasti terjadi (Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu). (Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran?)
daripadanya kemudian kamu mau beriman.
|
||
Bagaimana aku takut
kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan [dengan Allah], padahal kamu
tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri
tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di
antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan [dari
malapetaka], jika kamu mengetahui?" [490] (81)
|
|
وَڪَيۡفَ أَخَافُ مَآ
أَشۡرَڪۡتُمۡ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمۡ أَشۡرَكۡتُم بِٱللَّهِ مَا لَمۡ
يُنَزِّلۡ بِهِۦ عَلَيۡڪُمۡ سُلۡطَـٰنً۬اۚ فَأَىُّ ٱلۡفَرِيقَيۡنِ أَحَقُّ
بِٱلۡأَمۡنِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٨١)
|
[490] Setelah
diperlihatkan Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. tanda-tanda keagungan-Nya dan
dengan itu teguhlah imannya kepada Allah (ayat 75), maka Ibrahim, memimpin
kaumnya kepada tauhid dengan mengikuti alam pikiran mereka untuk kemudian
dibantahnya.
|
||
081. (Bagaimana aku takut dengan sesembahan-sesembahan
yang kamu persekutukan) dengan Allah sedangkan mereka sama sekali tidak dapat
mendatangkan malapetaka dan tidak pula kemanfaatan (padahal kamu tidak takut)
kepada Allah (bahwasanya kamu sendiri mempersekutukan Allah) dalam ibadah
kamu (dengan sesembahan-sesembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan
tentangnya) dalam hal menyembahnya (atas kamu suatu hujah pun) untuk
mempersekutukan-Nya; yakni suatu alasan dan bukti padahal Allah itu Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Maka manakah di antara dua golongan itu yang
lebih berhak mendapat keamanan) apakah kami ataukah kamu? (jika kamu
mengetahui?) siapakah yang paling berhak untuk mendapatkan keamanan dari
malapetaka itu? Yang dimaksud dengan kami adalah Nabi Ibrahim, maka dari itu
mengikutlah kamu kepada Ibrahim. Allah berfirman:
|
||
Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman [syirik], mereka
itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk. (82)
|
|
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ (٨٢)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
melalui Ubaidullah bin Zahrin dari Bakr bin Sawwadah yang telah mengatakan,
bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan musuh yang telah melakukan
penyerangan terhadap orang-orang muslim, lalu ia sempat membunuh seorang dari
mereka. Kemudian ia melakukan penyerangan lagi kepada mereka dan sempat
membunuh seseorang lagi dari kalangan mereka. Dan ia melakukan penyerangan
lagi kemudian sempat membunuh seseorang di antara mereka. Setelah itu ia
bertanya, "Apakah Islam bermanfaat bagi diriku sesudah kesemuanya
itu?" Rasulullah saw. menjawab, "Ya." Lalu lelaki itu
menghardik kudanya terus langsung menyerang teman-temannya, hingga ia dapat
membunuh satu orang, kemudian seorang lagi, akhirnya ia sendiri terbunuh
(gugur). Bakr bin Sawwadah melanjutkan perkataannya, "Para sahabat
berpendapat, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan kisah lelaki itu,
yaitu firman-Nya, 'Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur iman mereka
dengan kelaliman (syirik)...'" (Q.S. Al-An'am 82).
|
||
082. (Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur-adukkan) tidak mencampurkan (keimanan mereka dengan kelaliman)
yakni kemusyrikan demikianlah menurut penafsiran yang tersebutkan di dalam
hadis sahih Bukhari dan Muslim (mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan)
dari siksaan (dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.)
|
||
Dan itulah hujjah Kami
yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan
siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (83)
|
|
وَتِلۡكَ حُجَّتُنَآ
ءَاتَيۡنَـٰهَآ إِبۡرَٲهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦۚ نَرۡفَعُ دَرَجَـٰتٍ۬ مَّن
نَّشَآءُۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ۬ (٨٣)
|
083. (Dan itulah) menjadi mubtada lalu dijelaskan
(hujah Kami) yang dijadikan sebagai hujah oleh Nabi Ibrahim untuk membuktikan
keesaan Allah; yakni tenggelamnya bintang-bintang itu. Dan jumlah yang
sesudahnya menjadi khabar dari tilka (yang Kami berikan kepada Ibrahim) yang
Kami tunjukkan kepada Ibrahim sebagai hujah (untuk menghadapi kaumnya. Kami
tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat) dengan dibaca idhafah
dan juga dibaca tanwin, yakni dalam masalah ilmu dan hikmah. (Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Bijaksana) dalam mengatur ciptaan-Nya (lagi Maha Mengetahui)
seluk-beluk makhluk-Nya.
|
||
Dan Kami telah
menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing
telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu [juga] telah Kami beri
petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya [Nuh] yaitu Daud, Sulaiman,
Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik, (84)
|
|
وَوَهَبۡنَا
لَهُ ۥۤ إِسۡحَـٰقَ وَيَعۡقُوبَۚ ڪُلاًّ هَدَيۡنَاۚ وَنُوحًا هَدَيۡنَا
مِن قَبۡلُۖ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ دَاوُ ۥدَ وَسُلَيۡمَـٰنَ وَأَيُّوبَ
وَيُوسُفَ وَمُوسَىٰ وَهَـٰرُونَۚ وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٨٤)
|
084. (Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub
kepadanya) sebagai anaknya (kepada keduanya) kepada masing-masingnya (telah
Kami beri petunjuk dan kepada Nuh sebelum itu telah Kami beri petunjuk)
sebelum Ibrahim (dan kepada sebagian dari keturunannya) yakni keturunan Nabi
Nuh (yaitu Daud dan Sulaiman) Sulaiman anak Daud (Ayub dan Yusuf) anak lelaki
Yakub (Musa dan Harun. Demikianlah) seperti mereka yang telah Kami beri
pahala (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.)
|
||
dan Zakariya, Yahya,
’Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. (85)
|
|
وَزَكَرِيَّا
وَيَحۡيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلۡيَاسَۖ كُلٌّ۬ مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (٨٥)
|
085. (Dan Zakaria, Yahya) yakni anak lelakinya (Isa)
anak lelaki Maryam; hal ini menunjukkan bahwa pengertian keturunan itu
mencakup juga anak-anak lelaki dari anak perempuan (dan Ilyas) anak lelaki
Nabi Harun saudara lelaki Nabi Musa. (Semuanya) mereka itu (termasuk
orang-orang yang saleh).
|
||
dan Isma’il, Alyasa’,
Yunus dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat [di
masanya], (86)
|
|
وَإِسۡمَـٰعِيلَ
وَٱلۡيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطً۬اۚ وَڪُلاًّ۬ فَضَّلۡنَا عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٨٦)
|
086. (Dan Ismail) anak lelaki Nabi Ibrahim (Alyasa)
huruf lam adalah tambahan, yakni Yasa' (Yunus dan Luth) anak laki-laki Nabi
Harun saudara lelaki Nabi Ibrahim (masing-masing) dari mereka itu (Kami
lebihkan derajatnya di atas umat manusia) dengan pangkat kenabian.
|
||
[dan Kami lebihkan
pula derajat] sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan
saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka [untuk menjadi
nabi-nabi dan rasul-rasul] dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (87)
|
|
وَمِنۡ ءَابَآٮِٕهِمۡ
وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡ وَإِخۡوَٲنِہِمۡۖ وَٱجۡتَبَيۡنَـٰهُمۡ وَهَدَيۡنَـٰهُمۡ
إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٨٧)
|
087. (Dan Kami lebihkan pula derajat sebagian dari
bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka) diathafkan
pada Lafal kullan atau nuuhan; dan makna min di sini menunjukkan littab'idh,
sebab sebagian dari mereka ada yang tidak mempunyai anak, dan sebagian
lainnya ada yang mempunyai anak hanya saja kafir. (Dan Kami memilih mereka)
Kami menyeleksi mereka (dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus).
|
||
Itulah petunjuk Allah,
yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (88)
|
|
ذَٲلِكَ هُدَى ٱللَّهِ
يَہۡدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ
عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٨٨)
|
088. (Itulah) agama yang mereka diberi petunjuk
kepadanya (petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka
menyekutukan Allah) sebagai perumpamaan saja (niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka lakukan.)
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka kitab, hikmat [pemahaman
agama] dan kenabian. Jika orang-orang [Quraisy] itu mengingkarinya [yang tiga
macam itu], maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang
sekali-kali tidak akan mengingkarinya. (89)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ
ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحُكۡمَ وَٱلنُّبُوَّةَۚ فَإِن يَكۡفُرۡ بِہَا
هَـٰٓؤُلَآءِ فَقَدۡ وَكَّلۡنَا بِہَا قَوۡمً۬ا لَّيۡسُواْ بِہَا بِكَـٰفِرِينَ
(٨٩)
|
089. (Merekah itulah orang-orang yang telah Kami
berikan kepada mereka kitab) yakni kitab-kitab (hukum) hikmah (dan kenabian.
Jika berlaku ingkar terhadapnya) terhadap tiga hal itu (mereka itu) yaitu
penduduk Mekah (maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya) Kami akan
memasrahkannya (kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya)
mereka adalah kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
|
||
Mereka itulah
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk
mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan
[Al Qur’an]". Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala
umat. (90)
|
|
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ هَدَى
ٱللَّهُۖ فَبِهُدَٮٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡۗ قُل
لَّآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًاۖ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ
لِلۡعَـٰلَمِينَ (٩٠)
|
090. (Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk)
yaitu mereka yang mendapat hidayah (Allah, maka petunjuk mereka) jalan mereka
seperti mentauhidkan Allah dan bersabar (ikutilah) dengan ha saktah baik
dibaca wakaf maupun washal akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca tanpa ha
saktah jika dibaca washal/dibaca langsung (katakanlah) kepada penduduk Mekah
("Aku tidak meminta kepadamu dalam menyampaikannya) dimaksud
menyampaikan Alquran (suatu upah pun.") yang kamu berikan upah itu
kepadaku (tidak lain ia itu) Alquran itu (hanyalah peringatan) nasihat (untuk
segala umat) mencakup umat manusia dan umat jin.
|
||
Dan mereka tidak
menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala mereka berkata:
"Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah:
"Siapakah yang menurunkan kitab [Taurat] yang dibawa oleh Musa sebagai
cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran
kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan [sebagiannya] dan kamu
sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu
dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui [nya]?" Katakanlah:
"Allah-lah [yang menurunkannya]", kemudian [sesudah kamu
menyampaikan Al Qur’an kepada mereka], biarkanlah mereka bermain-main dalam
kesesatannya [491]. (91)
|
|
وَمَا قَدَرُواْ
ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦۤ إِذۡ قَالُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ۬
مِّن شَىۡءٍ۬ۗ قُلۡ مَنۡ أَنزَلَ ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ
نُورً۬ا وَهُدً۬ى لِّلنَّاسِۖ تَجۡعَلُونَهُ ۥ قَرَاطِيسَ تُبۡدُونَہَا
وَتُخۡفُونَ كَثِيرً۬اۖ وَعُلِّمۡتُم مَّا لَمۡ تَعۡلَمُوٓاْ أَنتُمۡ وَلَآ
ءَابَآؤُكُمۡۖ قُلِ ٱللَّهُۖ ثُمَّ ذَرۡهُمۡ فِى خَوۡضِہِمۡ يَلۡعَبُونَ (٩١)
|
[491] Perkataan
"biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya" adalah sebagai
sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang
belum berakal.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan
melalui Sa'id bin Jubair yang mengatakan, bahwa ada seorang lelaki Yahudi
yang dikenal dengan nama Malik bin Shaif, bersengketa dengan Nabi saw.
Kemudian Nabi saw. berkata kepadanya, "Kuminta kepadamu demi yang
menurunkan kitab Taurat kepada Musa, apakah engkau menemukan di dalam kitab
Taurat, bahwasanya Allah swt. membenci pendeta yang gemuk? Sedangkan
laki-laki itu adalah seorang pendeta Yahudi yang berbadan gemuk. Akhirnya si
laki-laki Yahudi itu marah-marah, seraya berkata, 'Allah sama sekali tidak
pernah menurunkan apa pun kepada manusia.' Lalu para sahabat berkata,
'Alangkah celakanya kamu ini, apakah Ia juga tidak menurunkan sesuatu (kitab)
kepada Musa?' Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan mereka tidak
menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya.'" (Q.S. Al-An'am
91). Hadis ini berkedudukan Mursal. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang
serupa melalui jalur Ikrimah, dan hadis lainnya telah disebutkan di dalam
surah An-Nisa. Ibnu Jarir mengetengahkan melalui jalur Ibnu Abu Thalhah dan
Ibnu Abbas yang mengatakan, "Orang-orang Yahudi pernah mengatakan, 'Demi
Allah! Allah tidak pernah menurunkan suatu kitab pun dari langit...' lalu
turunlah ayat di atas."
|
||
091. (Dan mereka tidak menghormati) orang-orang Yahudi
itu (Allah dengan penghormatan yang semestinya) artinya mereka sama sekali
tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang seharusnya, atau mereka tidak
mengetahui-Nya dengan pengetahuan yang semestinya (di kala mereka mengatakan)
kepada Nabi saw., yaitu sewaktu mereka mendebat Nabi saw. dalam masalah
Alquran ("Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia."
Katakanlah,) kepada mereka ("Siapakah yang menurunkan kitab Taurat yang
dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab
itu) dengan memakai ya dan ta pada tiga tempat (lembaran-lembaran kertas)
kamu menuliskannya pada lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai (kamu
perlihatkan sebagiannya) kamu tidak suka menampakkan kesemua isinya (dan kamu
sembunyikan sebagian besarnya) sebagian besar dari apa yang terdapat di dalam
kandungannya, seperti mengenai ciri-ciri Nabi Muhammad saw. (padahal telah
diajarkan kepadamu) hai orang-orang Yahudi di dalam Alquran (apa yang kamu
dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya?") karena tidak terdapat di
dalam kitab Taurat, maka hal itu membuat kamu ragu dan berselisih paham
tentang Taurat antara sesamamu. (Katakanlah, "Allahlah") yang
menurunkannya; jika mereka tidak mengatakannya, maka tidak ada jawaban lain
kecuali jawaban itu (kemudian biarkanlah mereka di dalam kesibukan mereka)
dalam kebatilan mereka (bermain-main).
|
||
Dan ini [Al Qur’an]
adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab
yang [diturunkan] sebelumnya [492] dan agar kamu memberi peringatan kepada [penduduk] Ummul Qura
[Mekah] dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman
kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya [Al Qur’an], dan
mereka selalu memelihara sembahyangnya. (92)
|
|
وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ
أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكٌ۬ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ
ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ
يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِہِمۡ يُحَافِظُونَ (٩٢)
|
[492] Ialah kitab
kitab dan shahifah shahifah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an
|
||
092. (Dan ini) Alquran ini (adalah kitab yang Kami
turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya) yaitu
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (dan agar kamu memberi peringatan)
dengan memakai ta dan ya diathafkan kepada makna kalimat sebelumnya, yang
artinya, Kami menurunkan Alquran untuk diambil keberkahannya, dipercayai dan
agar kamu memberi peringatan dengannya (kepada penduduk Umul Qura/Mekah dan
orang-orang yang ada disekitarnya) yaitu penduduk kota Mekah dan umat lainnya
(dan orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman
kepadanya, dan mereka selalu memelihara salatnya) karena takut akan siksaan
akhirat.
|
||
Dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang
berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim [berada] dalam tekanan-tekanan
sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, [sambil
berkata]: "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
[perkataan] yang tidak benar dan [karena] kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-Nya. (93)
|
|
وَمَنۡ أَظۡلَمُ
مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمۡ
يُوحَ إِلَيۡهِ شَىۡءٌ۬ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثۡلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۗ
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى غَمَرَٲتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ
أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَڪُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا
كُنتُمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ وَكُنتُمۡ عَنۡ ءَايَـٰتِهِۦ
تَسۡتَكۡبِرُونَ (٩٣)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan
melalui Ikrimah sehubungan dengan firman Allah, "Dan siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, atau yang
berkata, 'Telah diwahyukan kepada saya,' padahal tidak diwahyukan sesuatu pun
kepadanya." (Q.S. Al-An'am 93). Ikrimah mengatakan, "Ayat ini
diturunkan sehubungan dengan Musailamah," sedangkan ayat, ".... dan
orang yang mengatakan, 'Aku juga diberi wahyu seperti yang telah diturunkan
oleh Allah," ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Saad bin Abu Sarh,
dia adalah sekretaris Nabi saw. Pada suatu ketika ia disuruh menulis oleh
Nabi saw., kata `aziizun hakiim (Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) akan
tetapi ia menuliskan ghafuurun rahiim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
Lalu surah hasil tulisannya itu dibaca (dan ia mendapat teguran) akan tetapi
ia menjawab, 'Ya, itu sama saja.' Tidak lama kemudian ia menjadi kafir
kembali dan bergabung dengan orang-orang Quraisy." Dan telah
diketengahkan pula melalui Saddi hadis yang sama, akan tetapi di dalam
riwayatnya terdapat tambahan, yaitu, Abdullah bin Saad bin Sarh berkata,
"Jika Muhammad telah diberi wahyu, maka sesungguhnya aku pun telah
diberi wahyu pula. Dan jika Allah telah menurunkan wahyu kepadanya, maka aku
pun telah menurunkan wahyu seperti apa yang diturunkan oleh Allah. Muhammad
telah mengatakan samii`an `aliiman (Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui),
maka aku katakan `aliiman hakiiman (Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana)."
|
||
093. (Dan siapakah) maksudnya tidak ada seorang pun
(yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah)
dengan mengaku menjadi seorang nabi padahal tidak ada yang mengangkatnya
menjadi nabi (atau yang berkata, "Telah diwahyukan kepada saya,"
padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya) ayat ini diturunkan
berkenaan dengan sikap Musailamah si pendusta itu (dan) lebih aniaya daripada
(orang yang berkata, "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan
Allah") mereka adalah orang-orang yang memperolok-olokkan Alquran;
mereka mengatakan, bahwa andaikata kami suka niscaya kami pun dapat membuat
kata-kata seperti Alquran (dan sekiranya engkau melihat) wahai Muhammad
(tatkala orang-orang lalim) yang telah disebutkan tadi (berada dalam sekarat)
yaitu sedang menghadapi kematiannya (yakni maut sedangkan para malaikat
memukul dengan tangannya) kepada mereka seraya menyiksa lalu para malaikat
itu berkata dengan kasar kepada mereka ("Keluarkanlah nyawamu,")
kepada kami untuk kami cabut. (Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang
sangat menghinakan) sangat merendahkan (karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah perkataan yang tidak benar) dengan mengaku menjadi nabi dan
berpura-pura diberi wahyu padahal dusta (dan karena kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya) kamu merasa tinggi diri tidak mau beriman kepada
ayat-ayat-Nya. Jawab dari huruf lau ialah: niscaya engkau akan melihat
peristiwa yang mengerikan.
|
||
Dan sesungguhnya kamu
datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada
mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu [di dunia] apa yang telah Kami
kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang
kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh
telah terputuslah [pertalian] antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa
yang dahulu kamu anggap [sebagai sekutu Allah]. (94)
|
|
وَلَقَدۡ جِئۡتُمُونَا
فُرَٲدَىٰ كَمَا خَلَقۡنَـٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ وَتَرَكۡتُم مَّا
خَوَّلۡنَـٰكُمۡ وَرَآءَ ظُهُورِڪُمۡۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمۡ شُفَعَآءَكُمُ
ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُمۡ أَنَّہُمۡ فِيكُمۡ شُرَكَـٰٓؤُاْۚ لَقَد تَّقَطَّعَ
بَيۡنَكُمۡ وَضَلَّ عَنڪُم مَّا كُنتُمۡ تَزۡعُمُونَ (٩٤) ۞
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir dan lain-lainnya
mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa Nadlir bin Harits
telah berkata, "Lata dan Uzza pasti akan memberikan syafaat
kepadaku," kemudian turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Dan
sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri..." sampai dengan
firman-Nya, "...bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara
kamu." (Q.S. Al-An'am 94).
|
||
094. (Dan) dikatakan kepada mereka ketika dibangkitkan
(sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri) dalam keadaan
sendiri-sendiri, terpisah dari keluarga, harta benda dan anak (sebagaimana
kamu Kami ciptakan pada mulanya) dalam keadaan telanjang bulat dan masih
belum disunatkan (dan kamu tinggalkan apa yang telah Kami berikan kepadamu)
apa-apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu berupa harta benda (berada di
belakangmu) di dunia tanpa ada pilihan lain bagimu. (Dan) dikatakan kepada
mereka sebagai cemoohan (Kami tidak melihat besertamu pemberi syafaat kamu)
berhala-berhala kamu (yang kamu anggap bahwa mereka di antara kamu) artinya
yang berhak kamu sembah (sebagai sekutu-sekutu) Allah. (Sungguh telah
terputuslah di antara kamu) pertalian kamu, artinya telah tercerai-berailah
persatuanmu. Dan di dalam suatu qiraat dibaca nashab sebagai zharaf; yang
artinya telah terputuslah pertalian antara kamu (dan telah lenyap) maksudnya
telah hilang (daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap) sewaktu hidup di
dunia bahwa kamu mendapatkan syafaatnya.
|
||
Sesungguhnya Allah
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. [Yang
memiliki sifat-sifat] demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih
berpaling? (95)
|
|
إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ
ٱلۡحَبِّ وَٱلنَّوَىٰۖ يُخۡرِجُ ٱلۡحَىَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَمُخۡرِجُ
ٱلۡمَيِّتِ مِنَ ٱلۡحَىِّۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُۖ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ (٩٥)
|
095. (Sesungguhnya Allah menumbuhkan) menjadikan
(butir) tunas tetumbuhan (dan biji) dari pohon kurma. (Dia mengeluarkan yang
hidup dan yang mati) seperti manusia dan unggas yaitu berasal dari air mani
dan telur (dan mengeluarkan yang mati) yakni air mani dan telur (dari yang
hidup, yang demikian itu) artinya yang menumbuhkan dan yang mengeluarkan
(ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling) mengapa kamu masih berpaling
juga dari keimanan padahal bukti-buktinya telah ada.
|
||
Dia menyingsingkan
pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan [menjadikan] matahari dan
bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (96)
|
|
فَالِقُ ٱلۡإِصۡبَاحِ
وَجَعَلَ ٱلَّيۡلَ سَكَنً۬ا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ حُسۡبَانً۬اۚ ذَٲلِكَ
تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (٩٦)
|
096. (Dia menyingsingkan pagi) mashdar yang bermakna
isim yakni subuh atau pagi hari; artinya Allahlah yang menyingsingkan sinar
pagi, yaitu cahaya yang tampak di permulaan pagi hari mengusir kegelapan
malam hari (dan menjadikan malam untuk beristirahat) waktu semua makhluk
beristirahat dari kepenatannya (dan menjadikan matahari dan bulan) dibaca
nashab diathafkan kepada Lafal lail secara makna (untuk perhitungan) untuk
ukuran perhitungan waktu; atau dengan tanpa huruf ba atau hisaaban, maka
menjadi hal bagi Lafal yang tersimpan. Artinya matahari dan bulan itu beredar
menurut perhitungannya sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat surah
Ar-Rahman. (Itulah) yang telah tersebut itu (ketentuan Allah Yang Maha
Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) seluk-beluk
makhluk-Nya.
|
||
Dan Dialah yang
menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan
di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda
kebesaran [Kami] kepada orang-orang yang mengetahui. (97)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ
لَكُمُ ٱلنُّجُومَ لِتَہۡتَدُواْ بِہَا فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۗ
قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَعۡلَمُونَ (٩٧)
|
097. (Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu
agar kamu menjadikannya sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat dan di
laut) sewaktu dalam perjalanan (sesungguhnya Kami telah menjelaskan) Kami
telah terangkan (tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Kami (kepada
orang-orang yang mengetahui) yakni orang-orang yang mau menggunakan akalnya.
|
||
Dan Dialah yang
menciptakan kamu dari seorang diri [493], maka [bagimu] ada tempat tetap dan tempat simpanan [494]. Sesungguhnya telah
Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
(98)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ
أَنشَأَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ فَمُسۡتَقَرٌّ۬ وَمُسۡتَوۡدَعٌ۬ۗ قَدۡ
فَصَّلۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَفۡقَهُونَ (٩٨)
|
[493] maksunya: Adam
a.s.
[494] Di antara para mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tempat tetap ialah tulang sulbi ayah dan tempat simpanan ialah rahim ibu. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat tetap ialah di atas bumi waktu manusia hidup, dan tempat simpanan ialah di dalam bumi (kubur), sewaktu manusia telah meninggal. |
||
098. (Dan Dialah yang menciptakan kamu) maksudnya yang
mengadakan kamu (dari seorang diri) yaitu Nabi Adam (maka ada tempat tetap)
bagimu di dalam rahim (dan tempat simpanan) bagimu di dalam tulang rusuk.
Dalam suatu qiraat huruf qaf dibaca fatah; yang artinya tempat menetap kamu.
(Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada
orang-orang yang mengerti) tentang apa yang dikatakan kepada mereka.
|
||
Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan [Kami keluarkan pula] zaitun dan delima yang serupa
dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan
[perhatikan pulalah] kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang beriman. (99)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ
أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ نَبَاتَ كُلِّ شَىۡءٍ۬
فَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهُ خَضِرً۬ا نُّخۡرِجُ مِنۡهُ حَبًّ۬ا مُّتَرَاڪِبً۬ا وَمِنَ
ٱلنَّخۡلِ مِن طَلۡعِهَا قِنۡوَانٌ۬ دَانِيَةٌ۬ وَجَنَّـٰتٍ۬ مِّنۡ أَعۡنَابٍ۬
وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُشۡتَبِهً۬ا وَغَيۡرَ مُتَشَـٰبِهٍۗ ٱنظُرُوٓاْ
إِلَىٰ ثَمَرِهِۦۤ إِذَآ أَثۡمَرَ وَيَنۡعِهِۦۤۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكُمۡ
لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٩٩)
|
099. (Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit,
lalu Kami tumbuhkan) dalam ayat ini terkandung iltifat dari orang yang ketiga
menjadi pembicara (dengan air itu) yakni dengan air hujan itu (segala macam
tumbuh-tumbuhan) yang dapat tumbuh (maka Kami keluarkan darinya) dari
tumbuh-tumbuhan itu sesuatu (tanaman yang hijau) yang menghijau (Kami
keluarkan darinya) dari tanaman yang menghijau itu (butir yang banyak) yang
satu sama lainnya bersusun seperti bulir-bulir gandum dan sejenisnya (dan
dari pohon kurma) menjadi khabar dan dijadikan sebagai mubdal minhu (yaitu
dari mayangnya) yaitu dari pucuk pohonnya; dan mubtadanya ialah (keluar
tangkai-tangkainya) tunas-tunas buahnya (yang mengurai) saling berdekatan
antara yang satu dengan yang lainnya (dan) Kami tumbuhkan berkat air hujan
itu (kebun-kebun) tanaman-tanaman (anggur, zaitun dan delima yang serupa)
dedaunannya; menjadi hal (dan yang tidak serupa) buahnya (perhatikanlah) hai
orang-orang yang diajak bicara dengan perhatian yang disertai pemikiran dan
pertimbangan (buahnya) dengan dibaca fathah huruf tsa dan huruf mimnya, atau
dibaca dhammah keduanya sebagai kata jamak dari tsamrah; perihalnya sama
dengan kata syajaratun jamaknya syajarun, dan khasyabatun jamaknya khasyabun
(di waktu pohonnya berbuah) pada awal munculnya buah; bagaimana keadaannya?
(dan) kepada (kematangannya) artinya kemasakannya, yaitu apabila telah masak;
bagaimana keadaannya. (Sesungguhnya yang demikian itu ada tanda-tanda) yang
menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. dalam menghidupkan kembali yang telah
mati dan lain sebagainya (bagi orang-orang yang beriman) mereka disebut
secara khusus sebab hanya merekalah yang dapat memanfaatkan hal ini untuk
keimanan mereka, berbeda dengan orang-orang kafir.
|
||
Dan mereka
[orang-orang musyrik] menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah
yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong [dengan mengatakan]:
"Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa
[berdasar] ilmu pengetahuan [495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka
berikan. (100)
|
|
وَجَعَلُواْ لِلَّهِ
شُرَكَآءَ ٱلۡجِنَّ وَخَلَقَهُمۡۖ وَخَرَقُواْ لَهُ ۥ بَنِينَ
وَبَنَـٰتِۭ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ۚ سُبۡحَـٰنَهُ ۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا
يَصِفُونَ (١٠٠)
|
[495] Mereka
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan
"Uzair putera Allah" dan orang musyrikin mengatakan malaikat
putra-putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.
|
||
100. (Dan mereka menjadikan di samping Allah) menjadi
maf'ul tsani (sekutu-sekutu) menjadi maf'ul awal dan menjadi mubdal minhu
(terdiri dari jin) yang mereka menaatinya dalam menyembah berhala-berhala
(dan) padahal (Allahlah yang telah menciptakan mereka) lalu mengapa mereka
menjadikannya sebagai sekutu-sekutu-Nya (dan mereka membohong) dengan dibaca
takhfif dan tasydid; artinya mereka membuat-buat perkataan (bahwanya Allah
mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa landasan ilmu pengetahuan)
mereka telah mengatakan, bahwa Uzair adalah anak lelaki Allah, dan
malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. (Maha Suci Allah)
yakni sebagai ungkapan menyucikan-Nya (dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang
mereka berikan) mengenai diri-Nya, yaitu mempunyai anak.
|
||
Dia Pencipta langit
dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri.
Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.
(101)
|
|
بَدِيعُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضِۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ۥ وَلَدٌ۬ وَلَمۡ تَكُن لَّهُ ۥ
صَـٰحِبَةٌ۬ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَىۡءٍ۬ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (١٠١)
|
101. (Dia Pencipta langit dan bumi) yang menciptakan
keduanya tanpa ada contoh yang mendahuluinya. (Bagaimana) mengapa (Dia
dikatakan mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri?) yakni teman hidup.
(Dia menciptakan segala sesuatu) maksudnya Dialah yang menciptakan kesemuanya
(dan Dia mengetahui segala sesuatu).
|
||
[Yang memiliki
sifat-sifat yang] demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan [yang
berhak disembah] selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (102)
|
|
ذَٲلِڪُمُ ٱللَّهُ
رَبُّكُمۡۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ خَـٰلِقُ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ فَٱعۡبُدُوهُۚ
وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ وَڪِيلٌ۬ (١٠٢)
|
102. (Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
Tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia) esakanlah Dia
(dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu) yang memelihara semuanya.
|
||
Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan
itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (103)
|
|
لَّا تُدۡرِڪُهُ
ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَـٰرَۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ (١٠٣)
|
103. (Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata)
artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk
kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya
surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada
hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu,
"Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana
kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang
mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan
dapat meliputi-Nya (sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan) yakni
Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat
melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini (dan Dialah Yang Maha Lembut)
terhadap kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Waspada) terhadap mereka.
|
||
Sesungguhnya telah
datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barangsiapa melihat
[kebenaran itu] [496], maka [manfa’atnya] bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta
[tidak melihat kebenaran itu], maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan
aku [Muhammad] sekali-kali bukanlah pemelihara [mu]. (104)
|
|
قَدۡ جَآءَكُم بَصَآٮِٕرُ مِن رَّبِّكُمۡۖ
فَمَنۡ أَبۡصَرَ فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ عَمِىَ فَعَلَيۡهَاۚ وَمَآ أَنَا۟ عَلَيۡكُم
بِحَفِيظٍ۬ (١٠٤)
|
[496] Maksudnya ialah
barangsiapa mengetahui kebenaran dan mengerjakan amal saleh, serta memperoleh
petunjuk, maka dia telah mencapai puncak kebahagiaan.
|
||
104. Katakanlah olehmu hai Muhammad kepada mereka
(Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti-bukti) hujah-hujah (dari Tuhanmu;
maka siapa melihat) bukti-bukti kebenaran itu, lalu ia mau beriman kepadanya
(maka manfaatnya bagi dirinya sendiri) sebab pahalanya dia sendirilah yang
merasakannya sebagai imbalan dari maunya dia melihat bukti-bukti itu (dan
siapa buta) tidak mau melihat kebenaran itu sehingga ia menjadi sesat (maka
kemudaratannya kembali kepada dirinya) yakni malapetaka dari kesesatannya
itu. (Dan aku, Muhammad, sekali-kali bukanlah pemeliharamu) yang selalu mengawasi
amal perbuatanmu karena sesungguhnya aku ini hanyalah seorang pemberi
peringatan.
|
||
Demikianlah kami
mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya [orang-orang yang beriman mendapat
petunjuk] dan yang mengakibatkan orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu
telah mempelajari ayat-ayat itu [dari Ahli Kitab]", dan supaya Kami
menjelaskan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui. (105)
|
|
وَكَذَٲلِكَ نُصَرِّفُ
ٱلۡأَيَـٰتِ وَلِيَقُولُواْ دَرَسۡتَ وَلِنُبَيِّنَهُ ۥ لِقَوۡمٍ۬
يَعۡلَمُونَ (١٠٥)
|
105. (Demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jelaskan
di atas (Kami menjelaskan) Kami terangkan (ayat-ayat itu) agar mereka mau
berpikir tentangnya (dan supaya mereka mengatakan) yaitu orang-orang musyrik
mengenai akibat dari perkara ini ("Kamu telah mempelajari.") engkau
telah mempelajari tentang ahli kitab; dan menurut qiraat lainnya ditafsirkan
bahwa engkau telah mempelajari kitab-kitab orang-orang terdahulu kemudian
engkau mendatangkan ayat-ayat ini berdasarkan sumber darinya (dan supaya Kami
menjelaskan Alquran itu kepada orang-orang yang mengetahui).
|
||
Ikutilah apa yang
telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan
berpalinglah dari orang-orang musyrik. (106)
|
|
ٱتَّبِعۡ مَآ أُوحِىَ
إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ وَأَعۡرِضۡ عَنِ
ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٠٦)
|
106. (Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari
Tuhanmu) yakni Alquran (tidak ada tuhan selain Dia dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik.)
|
||
Dan kalau Allah
menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan [Nya]. Dan Kami tidak
menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah
pemelihara bagi mereka. (107)
|
|
وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ
مَآ أَشۡرَكُواْۗ وَمَا جَعَلۡنَـٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظً۬اۖ وَمَآ أَنتَ
عَلَيۡہِم بِوَكِيلٍ۬ (١٠٧)
|
107. (Dan jika Allah menghendaki niscaya mereka tidak
mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka)
sebagai pengawas yang oleh sebabnya engkau membalas mereka atas amal-amal
yang mereka lakukan (dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka)
yang oleh sebabnya engkau memaksa mereka untuk beriman. Ayat ini diturunkan
sebelum adanya perintah untuk berperang.
|
||
Dan janganlah kamu
memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti
akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami
jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan
merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu
mereka kerjakan. (108)
|
|
وَلَا تَسُبُّواْ
ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ
عِلۡمٍ۬ۗ كَذَٲلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ
رَبِّہِم مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٠٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abdurrazzaq telah mengatakan,
"Mu'ammar menceritakan kepada kami melalui Qatadah. Qatadah telah
bercerita, bahwa dahulu orang-orang muslim sering memaki berhala-berhala
orang-orang kafir, pada akhirnya orang-orang kafir balas memaki Allah,
kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, 'Dan janganlah kamu memaki
sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah...'" (Q.S.
Al-An'am 108).
|
||
108. (Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan
yang mereka puja) yaitu berhala-berhala (selain Allah) yaitu berhala-berhala
yang mereka sembah (karena mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas)
penuh dengan perasaan permusuhan dan kelaliman (tanpa pengetahuan) karena
mereka tidak mengerti tentang Allah (Demikianlah) sebagaimana yang telah Kami
jadikan sebagai perhiasan pada diri mereka yaitu amal perbuatan mereka (Kami
jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka) berupa pekerjaan yang
baik dan pekerjaan yang buruk yang biasa mereka lakukan. (Kemudian kepada
Tuhanlah mereka kembali) di akhirat kelak (lalu Dia memberikan kepada mereka
apa yang dahulu mereka lakukan) kemudian Dia memberikan balasannya kepada
mereka.
|
||
Mereka bersumpah
dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada
mereka sesuatu mu’jizat pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah:
"Sesungguhnya mu’jizat-mu’jizat itu hanya berada di sisi Allah".
Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mu’jizat datang mereka
tidak akan beriman [497]. (109)
|
|
وَأَقۡسَمُواْ
بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَـٰنِہِمۡ لَٮِٕن
جَآءَتۡہُمۡ ءَايَةٌ۬ لَّيُؤۡمِنُنَّ بِہَاۚ قُلۡ إِنَّمَا ٱلۡأَيَـٰتُ عِندَ
ٱللَّهِۖ وَمَا يُشۡعِرُكُمۡ أَنَّهَآ إِذَا جَآءَتۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (١٠٩)
|
[497] Maksudnya:
orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mu'jizat, mereka akan
beriman, karena itu orang-orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah
menurunkan mu'jizat yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mu'minin
dengan ayat ini.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan
melalui Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi yang telah mengatakan, "Rasulullah
saw. pernah berbicara kepada orang-orang Quraisy, kemudian orang-orang
Quraisy menjawab, 'Hai Muhammad! Engkau telah bercerita kepada kami, bahwa
Musa itu memiliki tongkat yang dapat menghancurkan batu (jika dipukulkan),
dan Isa itu dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan kaum Tsamud
(Nabi Saleh) itu mempunyai unta, maka datangkanlah kepada kami ayat-ayat
(mukjizat-mukjizat) sehingga kami dapat mempercayaimu?" Rasulullah saw.
menjawab, "Mukjizat apakah yang kamu sukai agar aku mendatangkannya
kepada kamu?" Mereka menjawab, "Engkau harus menjadikan gunung Safa
menjadi emas demi kami semua." Rasulullah saw., berkata, "Jika aku
dapat membuktikannya apakah kamu mau percaya kepadaku." Mereka menjawab,
"Ya, demi Allah." Kemudian Rasulullah saw. berdiri dan berdoa, lalu
datanglah malaikat Jibril yang langsung berkata, "Apabila engkau
menghendakinya pastilah gunung Safa itu menjadi emas. Akan tetapi apabila
sesudah itu mereka masih juga tidak mau beriman, niscaya aku mengazab mereka.
Dan jika engkau menghendaki (kebaikan) maka biarkanlah mereka sehingga
bertobat orang-orang yang mau bertobat dari kalangan mereka." Setelah
itu lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Mereka bersumpah dengan nama
Allah dengan segala kesungguhan..." sampai dengan firman-Nya,
"...tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-An'am
109-111).
|
||
109. (Mereka bersumpah) orang-orang kafir penduduk
Mekah (dengan nama Allah dengan segala kesungguhan) dengan segala kesungguhan
yang ada pada mereka dalam hal bersumpah (bahwa sungguh jika datang kepada
mereka sesuatu mukjizat) sesuai dengan apa yang mereka minta (pastilah mereka
beriman kepada mukjizat tersebut. Katakanlah) kepada mereka
("Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah.")
Dialah yang akan menurunkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya karena
sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan (dan apakah yang
memberitahukan kepadamu) yang membuat kamu tentang keimanan mereka apabila
mukjizat-mukjizat itu didatangkan; artinya kamu tidak akan mengetahui hal itu
(bahwa apabila mukjizat itu datang mereka tidak akan beriman) berkat
pengetahuan-Ku yang telah waspada sebelumnya. Dan menurut suatu qiraat
memakai ta yakni tu`minuuna yang berarti khithab ayat ditujukan kepada
orang-orang kafir. Menurut qiraat lainnya dibaca annahaa yang maknanya
sinonim dengan Lafal la`alla atau menjadi ma'mul dari `amil sebelumnya.
|
||
Dan [begitu pula] Kami
memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman
kepadanya [Al Qur’an] pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang
dalam kesesatannya yang sangat. (110)
|
|
وَنُقَلِّبُ
أَفۡـِٔدَتَہُمۡ وَأَبۡصَـٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦۤ أَوَّلَ
مَرَّةٍ۬ وَنَذَرُهُمۡ فِى طُغۡيَـٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ (١١٠) ۞
|
110. (Dan Kami memalingkan hati mereka) Kami
menyimpangkan hati mereka dari perkara yang hak sehingga mereka sama sekali
tidak mengerti mengenai kebenaran (dan penglihatan mereka) dari perkara yang
hak tersebut sehingga mereka tidak dapat melihatnya dan pula tidak mau
beriman kepadanya (seperti mereka belum pernah beriman kepadanya) artinya
kepada ayat-ayat yang telah diturunkan (pada permulaannya dan Kami biarkan
mereka) Kami tinggalkan mereka (di dalam lewat batas mereka) yaitu kesesatan
mereka (menggelimangkan dirinya) sehingga bolak-balik dalam keadaan bingung.
|
||
Kalau sekiranya Kami
turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara
dengan mereka dan Kami kumpulkan [pula] segala sesuatu ke hadapan mereka [498] niscaya mereka tidak
[juga] akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui. (111)
|
|
وَلَوۡ أَنَّنَا
نَزَّلۡنَآ إِلَيۡہِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةَ
وَكَلَّمَهُمُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَحَشَرۡنَا عَلَيۡہِمۡ كُلَّ شَىۡءٍ۬ قُبُلاً۬ مَّا
كَانُواْ لِيُؤۡمِنُوٓاْ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ
يَجۡهَلُونَ (١١١)
|
[498] Maksudnya untuk
menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
|
||
111. (Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada
mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka) seperti apa
yang telah mereka minta (dan Kami kumpulkan pula) Kami himpunkan pula (segala
sesuatu ke hadapan mereka) dibaca dengan damah kedua huruf permulaannya,
jamak dari Lafal qabiil yakni gelombang demi gelombang. Dibaca kasrah huruf
qaf-nya serta dibaca fatah huruf ba-nya; artinya: secara terang-terangan
sehingga mereka dapat menyaksikan kebenaranmu (niscaya mereka tidak juga akan
beriman) karena hal itu telah diketahui oleh Allah sebelumnya (kecuali)
melainkan (jika Allah menghendaki) mereka beriman, maka baru mereka dapat
beriman (akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) tentang hal itu.
|
||
Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan [dari jenis]
manusia dan [dari jenis] jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu [manusia] [499]. Jika Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka
dan apa yang mereka ada-adakan. (112)
|
|
وَكَذَٲلِكَ جَعَلۡنَا
لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّ۬ا شَيَـٰطِينَ ٱلۡإِنسِ وَٱلۡجِنِّ يُوحِى بَعۡضُهُمۡ
إِلَىٰ بَعۡضٍ۬ زُخۡرُفَ ٱلۡقَوۡلِ غُرُورً۬اۚ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا
فَعَلُوهُۖ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ (١١٢)
|
[499] Maksudnya
syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak
beriman kepada Nabi.
|
||
112. (Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi
itu musuh) sebagaimana Kami telah jadikan mereka sebagai musuh-musuhmu;
kemudian pengertian musuh itu dijelaskan (yakni setan-setan) siluman-siluman
(dari jenis manusia dan jin yang memberikan bisikan) yang menghembuskan
godaan (antara yang sebagian kepada sebagian lainnya tentang perkataan-perkataan
yang indah-indah) yang memulas warna kebatilan (untuk membujuk) umat manusia.
(Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya) maksudnya
bisikan-bisikan yang menyesatkan tadi (maka tinggalkanlah mereka) biarkanlah
orang-orang kafir itu (dan apa yang mereka ada-adakan) berupa kekafiran dan
lain-lainnya yang sudah menjadi watak mereka; ayat ini diturunkan sebelum
turunnya ayat perintah untuk berperang.
|
||
Dan [juga] agar hati
kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung
kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mengerjakan apa yang mereka [syaitan] kerjakan. (113)
|
|
وَلِتَصۡغَىٰٓ إِلَيۡهِ
أَفۡـِٔدَةُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ وَلِيَرۡضَوۡهُ
وَلِيَقۡتَرِفُواْ مَا هُم مُّقۡتَرِفُونَ (١١٣)
|
113. (Dan juga agar mau mendengar) diathafkan kepada
Lafal ghuruuran; artinya agar mau cenderung (kepada bisikan itu) yakni godaan
tersebut (hati kecil) hati sanubari (orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat dan agar mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mau mengerjakan) (apa yang setan-setan itu kerjakan) yaitu berupa
perbuatan-perbuatan dosa sehingga mereka mendapat siksaan karenanya.
|
||
Maka patutkah aku
mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan
kitab [Al Qur’an] kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami
datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur’an itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali
termasuk orang yang ragu-ragu. (114)
|
|
أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ
أَبۡتَغِى حَكَمً۬ا وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ إِلَيۡڪُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ مُفَصَّلاً۬ۚ
وَٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ۥ مُنَزَّلٌ۬
مِّن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ (١١٤)
|
114. Ayat ini diturunkan tatkala mereka meminta kepada
Nabi saw. agar menjadikan seorang hakim yang melerai antara dia dan mereka;
katakanlah: (Maka patutkah aku meminta kepada selain Allah) aku mencari
(sebagai hakim) yang melerai antara aku dan kamu (padahal Dialah yang telah
menurunkan Alkitab kepadamu) yakni Alquran (dengan terinci) di dalamnya
terkandung penjelasan yang memisahkan antara perkara yang hak dengan perkara
yang batil. (Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka) yaitu
kitab Taurat seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (mereka mengetahui
bahwa Alquran itu diturunkan) dengan dibaca takhfif dan dibaca tasydid (dari
Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk
orang-orang yang ragu-ragu) sehingga menjadi orang-orang yang bimbang
terhadap Alquran. Yang dimaksud dengan pernyataan ini adalah sebagai bukti
kepada orang-orang kafir bahwa sesungguhnya Alquran itu adalah benar.
|
||
Telah sempurnalah
kalimat Tuhanmu [Al Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada
yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. (115)
|
|
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ
رَبِّكَ صِدۡقً۬ا وَعَدۡلاً۬ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦۚ وَهُوَ
ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (١١٥)
|
115. (Dan telah sempurnalah kalimat Tuhanmu) yakni
Alquran yang memuat hukum-hukum dan ancaman-ancaman (sebagai kalimat yang
benar dan adil) menjadi tamyiz. (Tidak ada yang dapat mengubah-ubah
kalimat-kalimat-Nya) baik dengan menguranginya atau menggantinya (dan Dialah
Maha Mendengar) terhadap apa yang dikatakan olehnya (lagi Maha Mengetahui)
tentang apa yang diperbuatnya.
|
||
Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta [terhadap Allah] [500]. (116)
|
|
وَإِن تُطِعۡ أَڪۡثَرَ
مَن فِى ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا
ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ (١١٦)
|
[500] Seperti
menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan
apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
|
||
116. (Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang
yang di muka bumi) yakni orang-orang kafir (niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah) yaitu agama-Nya (sama sekali) (mereka tidak akan mau
mengikuti kecuali hanya pada prasangka belaka) dalam perdebatan mereka
denganmu tentang masalah bangkai, yaitu di kala mereka berkata, "Apa
yang telah dibunuh oleh Allah lebih berhak untuk kamu makan daripada apa yang
kamu bunuh sendiri." (dan sama sekali) tidak lain (mereka hanyalah
berdusta) di dalam hal tersebut.
|
||
Sesungguhnya Tuhanmu,
Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (117)
|
|
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ
أَعۡلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (١١٧)
|
117. (Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui) Maha Mengetahui (tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk) dengan
demikian maka Dia memberikan balasan pahala kepada mereka masing-masing.
|
||
Maka makanlah
binatang-binatang [yang halal] yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya,
jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. (118)
|
|
فَكُلُواْ مِمَّا
ذُكِرَ ٱسۡمُ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ إِن كُنتُم بِـَٔايَـٰتِهِۦ مُؤۡمِنِينَ (١١٨)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Daud dan Tirmizi
meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan
orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah!
Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami
tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?'
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman
kepada ayat-ayat-Nya...' sampai dengan firman-Nya, '...dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S.
Al-An'am 118-121). Abu Daud dan Hakim serta lain-lainnya mengetengahkan
melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah swt., "Sesungguhnya
setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu."
(Q.S. Al-An'am 121) Mereka mengatakan, "Apa yang disembelih oleh Allah,
jangan kamu makan, dan apa yang kamu sembelih, kamu boleh memakannya,"
kemudian setelah itu Allah menurunkan ayat di atas. Thabrani dan lain-lainnya
mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun
firman Allah, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak
disebut nama Allah ketika menyembelihnya." (Q.S. Al-An'am 121) orang-orang
Persia mengirim surat kepada orang-orang Quraisy, agar mereka membantah
Muhammad dan mengatakan kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri
dengan pisaumu adalah halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah
dengan pisau emas, yakni mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian
turunlah firman Allah swt., "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada
kawan- kawannya agar mereka membantah kamu." (Q.S. Al-An'am 121) Ibnu
Abbas memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang
Persia dan yang dimaksud dengan kawan-kawannya adalah orang-orang Quraisy.
|
||
118. (Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang
disebutkan nama Allah atasnya) yang disembelih dengan menyebut nama-Nya (jika
kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.)
|
||
Mengapa kamu tidak mau
memakan [binatang-binatang yang halal] yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa
yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan
sesungguhnya kebanyakan [dari manusia] benar-benar hendak menyesatkan [orang
lain] dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. (119)
|
|
وَمَا لَكُمۡ أَلَّا
تَأۡڪُلُواْ مِمَّا ذُكِرَ ٱسۡمُ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ وَقَدۡ فَصَّلَ لَكُم مَّا
حَرَّمَ عَلَيۡكُمۡ إِلَّا مَا ٱضۡطُرِرۡتُمۡ إِلَيۡهِۗ وَإِنَّ كَثِيرً۬ا
لَّيُضِلُّونَ بِأَهۡوَآٮِٕهِم
بِغَيۡرِ عِلۡمٍۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُعۡتَدِينَ (١١٩)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Daud dan Tirmizi
meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan
orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah!
Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami
tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?'
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman
kepada ayat-ayat-Nya...' sampai dengan firman-Nya, '...dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S.
Al-An'am 118-121).
|
||
119. (Mengapa kamu tidak mau memakan binatang-binatang
yang halal yang disebut nama Allah atasnya) yaitu hewan-hewan sembelihan (padahal
sesungguhnya Allah telah menjelaskan) boleh juga dibaca dengan bina maf`ul
atau bina fa`il untuk kedua fi`ilnya (kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu) yang telah disebutkan di dalam ayat, "Telah diharamkan atas kamu
bangkai..." (Q.S. Al-Maidah 3) (kecuali apa yang terpaksa kamu harus
memakannya) di antara apa yang diharamkan itu maka hal itu juga dihalalkan
bagi kamu. Adapun maknanya ialah: tidak ada larangan bagi kamu untuk memakan
apa-apa yang telah disebutkan itu; Allah telah menjelaskan kepadamu apa-apa
yang diharamkan kamu memakannya, maka ini bukanlah termasuk yang itu. (Dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar hendak menyesatkan orang
lain) dengan dibaca fatah atau damah huruf ya-nya (dengan hawa nafsu mereka)
dengan apa yang disukai hawa nafsu mereka; di antaranya ialah menghalalkan
bangkai dan lain-lainnya (tanpa pengetahuan) yang secara sengaja mereka
melakukannya. (Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang melampaui batas) artinya orang-orang yang melampaui batas perkara yang
dihalalkan untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.
|
||
Dan tinggalkanlah dosa
yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan
dosa, kelak akan diberi pembalasan [pada hari kiamat], disebabkan apa yang
mereka telah kerjakan. (120)
|
|
وَذَرُواْ ظَـٰهِرَ
ٱلۡإِثۡمِ وَبَاطِنَهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡسِبُونَ ٱلۡإِثۡمَ
سَيُجۡزَوۡنَ بِمَا كَانُواْ يَقۡتَرِفُونَ (١٢٠)
|
120. (Dan tinggalkanlah) berhentilah kamu dari
melakukan (dosa yang tampak dan yang tersembunyi) maksudnya dosa yang
terang-terangan dan dosa yang tersembunyi; dikatakan bahwa yang dimaksud
adalah perbuatan zina; dan dikatakan lagi adalah semua perbuatan maksiat.
(Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan)
pada hari kiamat (disebabkan apa yang telah mereka kerjakan) usahakan.
|
||
Dan janganlah kamu
memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya
[501]. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.
(121)
|
|
وَلَا تَأۡڪُلُواْ
مِمَّا لَمۡ يُذۡكَرِ ٱسۡمُ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ وَإِنَّهُ ۥ لَفِسۡقٌ۬ۗ
وَإِنَّ ٱلشَّيَـٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوۡلِيَآٮِٕهِمۡ لِيُجَـٰدِلُوكُمۡۖ وَإِنۡ أَطَعۡتُمُوهُمۡ إِنَّكُمۡ
لَمُشۡرِكُونَ (١٢١)
|
[501] Yaitu dengan
menyebut nama selain Allah.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Daud dan Tirmizi
meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang telah mengatakan, "Ada segolongan
orang-orang datang kepada Nabi saw., lalu mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah!
Apakah kami hanya diperbolehkan memakan hewan yang kami bunuh, sedangkan kami
tidak diperbolehkan memakan hewan yang dibunuh oleh Allah (mati sendiri)?'
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Maka makanlah binatang-binatang (yang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman
kepada ayat-ayat-Nya...' sampai dengan firman-Nya, '...dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.'" (Q.S.
Al-An'am 118-121). Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan melalui Ibnu
Abbas yang telah mengatakan bahwa tatkala turun firman Allah, "Dan
janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya." (Q.S. Al-An'am 121) orang-orang Persia mengirim surat
kepada orang-orang Quraisy, agar mereka membantah Muhammad dan mengatakan
kepadanya, "Hewan yang engkau sembelih sendiri dengan pisaumu adalah
halal, sedangkan hewan yang disembelih oleh Allah dengan pisau emas, yakni
mati sendiri, hewan itu haram." Kemudian turunlah firman Allah swt.,
"Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan- kawannya agar mereka
membantah kamu." (Q.S. Al-An'am 121) Ibnu Abbas memberikan penafsiran
bahwa yang dimaksud dengan setan ialah orang-orang Persia dan yang dimaksud
dengan kawan-kawannya adalah orang-orang Quraisy.
|
||
121. (Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang
tidak disebut nama Allah) seumpamanya karena mati dengan sendirinya atau
disembelih dengan menyebut asma selain-Nya terkecuali apa yang disembelih
oleh orang muslim, sekali pun tidak menyebut nama-Nya sewaktu menyembelihnya
baik secara sengaja atau pun karena lupa, maka sembelihannya tetap halal,
demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, yang kemudian dianut oleh Imam
Syafii. (Sesungguhnya) memakan hewan-hewan yang diharamkan itu (adalah suatu
kefasikan) keluar dari garis apa yang telah dihalalkan. (Sesungguhnya setan itu
membisikkan) menghembuskan godaannya (kepada kawan-kawannya) yaitu kepada
orang-orang kafir (agar mereka membantah kamu) di dalam masalah menghalalkan
bangkai (dan jika kamu menuruti mereka) di dalam hal ini (sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang musyrik). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan
dengan Abu Jahal dan lain-lainnya.
|
||
Dan apakah orang yang
sudah mati [502] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya
yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah
masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap
gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami
jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
(122)
|
|
أَوَمَن كَانَ مَيۡتً۬ا
فَأَحۡيَيۡنَـٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهُ ۥ نُورً۬ا يَمۡشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ
كَمَن مَّثَلُهُ ۥ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ لَيۡسَ بِخَارِجٍ۬ مِّنۡہَاۚ
كَذَٲلِكَ زُيِّنَ لِلۡكَـٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٢٢)
|
[502] Maksudnya ialah
orang yang telah mati hatinya ya'ni orang-orang kafir dan sebagainya.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Syaikh mengetengahkan
melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, "Dan apakah orang yang
sudah mati kemudian dia Kami hidupkan..." (Q.S. Al-An'am 122) Ibnu Abbas
berkata, "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Umar dan Abu Jahal."
Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Dhahhak.
|
||
122. (Dan apakah yang sudah mati) oleh sebab
kekafirannya (kemudian dia Kami hidupkan) dengan hidayah (dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di
tengah-tengah masyarakat manusia) dia dapat pula melihat perkara yang benar
berkat cahaya itu dan dapat membedakannya daripada yang lainnya; yang
dimaksud adalah keimanan (serupa dengan orang yang keadaannya) Lafal mitsl
adalah tambahan, yakni sebagaimana seseorang (yang keadaannya dalam
gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya) dimaksud orang
kafir; sebagai jawabannya ialah tentu saja tidak. (Demikianlah) sebagaimana
orang-orang mukmin dihiasi dengan keimanan (orang-orang kafir pun dihiasi
pula dengan apa yang telah mereka kerjakan) berupa kekafiran dan
maksiat-maksiat.
|
||
Dan demikianlah Kami
adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka
melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan
melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. (123)
|
|
وَكَذَٲلِكَ جَعَلۡنَا
فِى كُلِّ قَرۡيَةٍ أَڪَـٰبِرَ مُجۡرِمِيهَا لِيَمۡڪُرُواْ فِيهَاۖ وَمَا
يَمۡڪُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِہِمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ (١٢٣)
|
123. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami
jadikan orang-orang fasik penduduk Mekah terdiri dari para pembesarnya (Kami
adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka
melakukan tipu daya dalam negeri itu) dengan cara menghalang-halangi jalan
keimanan (Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri) sebab
akibat perbuatannya menimpa diri mereka sendiri (sedangkan mereka tidak
menyadarinya) tentang hal tersebut.
|
||
Apabila datang sesuatu
ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga
diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada
utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan
tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di
sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.
(124)
|
|
وَإِذَا جَآءَتۡهُمۡ
ءَايَةٌ۬ قَالُواْ لَن نُّؤۡمِنَ حَتَّىٰ نُؤۡتَىٰ مِثۡلَ مَآ أُوتِىَ رُسُلُ
ٱللَّهِۘ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ حَيۡثُ يَجۡعَلُ رِسَالَتَهُ ۥۗ سَيُصِيبُ
ٱلَّذِينَ أَجۡرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعَذَابٌ۬ شَدِيدُۢ بِمَا
كَانُواْ يَمۡكُرُونَ (١٢٤)
|
124. (Dan apabila datang kepada mereka) kepada penduduk
Mekah (satu ayat) yang membenarkan Nabi saw. (mereka berkata, "Kami
tidak akan beriman) kepadanya (sehingga diberikan kepada kami yang serupa
dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah.") berupa
risalah dan wahyu kepada kami sebab kami adalah yang terbanyak hartanya dan
yang paling tua umurnya lalu Allah swt. berfirman: (Allah lebih mengetahui di
mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya) dengan dibaca jamak dan tunggal dan
Lafal haitsu menjadi maf`ul bihi dari fi`il yang ditunjuk oleh Lafal a`lamu.
Artinya Allah mengetahui tempat yang layak untuk meletakkan risalah-Nya lalu
Ia meletakkannya. Sedangkan mereka itu bukanlah orang-orang yang pantas untuk
mengemban tugas risalah ini (orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa)
sebab perkataan mereka itu (suatu kehinaan) yakni menjadi rendah (di sisi
Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka lalu membuat tipu daya) oleh
tipu daya mereka sendiri.
|
||
Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan
dadanya untuk [memeluk agama] Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya
[503], niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman. (125)
|
|
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ
أَن يَهۡدِيَهُ ۥ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهُ ۥ لِلۡإِسۡلَـٰمِۖ وَمَن يُرِدۡ
أَن يُضِلَّهُ ۥ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُ ۥ ضَيِّقًا حَرَجً۬ا ڪَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِۚ ڪَذَٲلِكَ يَجۡعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجۡسَ عَلَى
ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (١٢٥)
|
[503] lihat not [34] Disesatkan
Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar
dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai
perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
|
||
125. (Siapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam)
dengan cara menyinarkan nur hidayah ke dalam dadanya sehingga dengan sadar ia
mau menerima Islam dan mau membuka dadanya lebar-lebar untuk menerimanya.
Demikianlah sebagaimana yang telah disebutkan dalam suatu hadis. (Dan siapa
yang dikehendaki) Allah (kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak)
dengan dibaca takhfif dan tasydid yakni merasa sempit untuk menerimanya (lagi
sempit) terasa amat sempit; dengan dibaca kasrah huruf ra-nya menjadi sifat
dan dibaca fathah sebagai mashdar yang diberi sifat dengan makna mubalaghah
(seolah-olah ia sedang mendaki) menurut suatu qiraat dibaca yashsha`adu di
dalam kedua bacaan tersebut berarti mengidgamkan ta asal ke dalam huruf shad.
Menurut qiraat lainnya dengan dibaca sukun huruf shad-nya (ke langit) apabila
iman dipaksakan kepadanya karena hal itu terasa berat sekali baginya.
(Begitulah) sebagaimana kejadian itu (Allah menimpakan siksa) yakni azab atau
setan, dengan pengertian azab atau setan itu menguasainya (kepada orang-orang
yang tidak beriman).
|
||
Dan inilah jalan
Tuhanmu; [jalan] yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat
[Kami] kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. (126)
|
|
وَهَـٰذَا صِرَٲطُ
رَبِّكَ مُسۡتَقِيمً۬اۗ قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَذَّكَّرُونَ (١٢٦)۞
|
126. (Dan inilah) apa yang engkau berada di dalamnya
hai Muhammad! (jalan) titian (Tuhanmu yang lurus) tidak ada liku-likunya;
Lafal mustaqiiman dibaca nashab menjadi hal yang mengukuhkan jumlah,
sedangkan yang menjadi `amilnya adalah makna isyarah. (Sesungguhnya Kami
telah menjelaskan) Kami telah menerangkan (ayat-ayat Kami kepada orang-orang
yang mengambil pelajaran) Lafal yadzdzakkaruun dengan mengidgamkan huruf ta
tambahan ke dalam huruf dzal asal; maknanya orang-orang yang mau mengambil
sebagai pelajaran. Mereka disebutkan secara khusus sebab merekalah
orang-orang yang mengambil manfaat darinya.
|
||
Bagi mereka
[disediakan] Darussalam [surga] pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung
mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. (127)
|
|
لَهُمۡ دَارُ
ٱلسَّلَـٰمِ عِندَ رَبِّہِمۡۖ وَهُوَ وَلِيُّهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٢٧)
|
127. (Bagi mereka disediakan Darussalam) yakni rumah
keselamatan atau surga (pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka
disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan).
|
||
Dan [ingatlah] hari di
waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, [dan Allah berfirman]: "Hai
golongan jin [syaitan], sesungguhnya kamu telah banyak [menyesatkan]
manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat
kesenangan dari sebahagian [yang lain] [504] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan
bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu,
sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki [yang
lain]". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
(128)
|
|
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ
جَمِيعً۬ا يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ قَدِ ٱسۡتَكۡثَرۡتُم مِّنَ ٱلۡإِنسِۖ وَقَالَ
أَوۡلِيَآؤُهُم مِّنَ ٱلۡإِنسِ رَبَّنَا ٱسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٍ۬
وَبَلَغۡنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِىٓ أَجَّلۡتَ لَنَاۚ قَالَ ٱلنَّارُ مَثۡوَٮٰكُمۡ خَـٰلِدِينَ
فِيهَآ إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ۬ (١٢٨)
|
[504] Maksudnya
syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti
perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusiapun telah mendapat
hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan
itu.
|
||
128. (Dan) ingatlah (hari di waktu Kami menghimpun
mereka semuanya) dengan memakai nun dan ya; artinya Allahlah yang menghimpun
semua makhluk kemudian diserukan kepada mereka ("Hai golongan jin/setan!
Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia,") dengan cara kamu
menyesatkan mereka (lalu berkatalah kawan-kawan mereka) yaitu mereka yang mau
menaatinya (dari kalangan manusia, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian
daripada kami telah dapat kesenangan dari sebagian yang lainnya) manusia
telah mengambil manfaat melalui jin yang menghiasi keinginan-keinginan nafsu
syahwat mereka, dan demikian pula jin pun mengambil manfaat dari manusia
melalui ketaatan manusia kepada mereka (dan kami telah sampai kepada waktu
yang telah Engkau tentukan bagi kami") yakni hari kiamat; hal ini adalah
merupakan ungkapan kekecewaan mereka (Allah berfirman) Maha Tinggi Allah,
kepada mereka melalui lisan para malaikat-Nya ("Neraka itulah tempat
kamu) tempat diam kamu (sedangkan kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah
menghendaki yang lain.") batas-batas waktu tertentu di mana mereka dapat
dikeluarkan dari neraka, untuk meminum hamim/keringat ahli neraka yang berada
di luar neraka, demikianlah seperti apa yang dikatakan dalam firman-Nya,
"Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka
Jahim," surah Ash-Shaffaat. Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang telah
diketahui Allah bahwa mereka orang-orang yang beriman. Dengan demikian
berarti Lafal maa bermakna man. (Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana) di
dalam mengatur ciptaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang
makhluk-makhluk-Nya.
|
||
Dan demikianlah Kami
jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebagian
yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. (129)
|
|
وَكَذَٲلِكَ نُوَلِّى
بَعۡضَ ٱلظَّـٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (١٢٩)
|
129. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami
berikan nikmat kepada orang-orang yang maksiat dari golongan manusia dan jin
sebagian mereka melalui sebagian lainnya (Kami jadikan berteman) saling
bantu-membantu (sebagian orang-orang yang lalim itu dengan sebagian lainnya)
atas sebagian lainnya (disebabkan apa yang mereka usahakan) berupa
perbuatan-perbuatan maksiat.
|
||
Hai golongan jin dan
manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri,
yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu
terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi
saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan
mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah
orang-orang yang kafir. (130)
|
|
يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ
وَٱلۡإِنسِ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٌ۬ مِّنكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡڪُمۡ
ءَايَـٰتِى وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَـٰذَاۚ قَالُواْ شَہِدۡنَا
عَلَىٰٓ أَنفُسِنَاۖ وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَشَہِدُواْ عَلَىٰٓ
أَنفُسِہِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ ڪَـٰفِرِينَ (١٣٠)
|
130. (Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang
kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri) kalangan kamu sendiri;
artinya sebagian kamu yang percaya kepada manusia atau utusan-utusan jin yang
sengaja Kami biarkan mereka mendengar ucapan-ucapan para rasul Kami kemudian
mereka menyampaikannya kepada kaumnya (yang menceritakan kepada kamu tentang
ayat-ayat-Ku dan memperingatkan kamu tentang pertemuanmu dengan hari ini?
Mereka berkata, "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.") bahwa
sesungguhnya kami telah menerimanya. Allah swt. berfirman: (Kehidupan dunia
telah menipu mereka) sehingga mereka tidak mau beriman (dan mereka menjadi
saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.)
|
||
Yang demikian itu
adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang
penduduknya dalam keadaan lengah [505]. (131)
|
|
ذَٲلِكَ أَن لَّمۡ
يَكُن رَّبُّكَ مُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٍ۬ وَأَهۡلُهَا غَـٰفِلُونَ (١٣١)
|
[505] Maksudnya:
penduduk suatu kota tidak akan diazab, sebelum diutus seorang rasul yang akan
memberi peringatan kepada mereka.
|
||
131. (Yang demikian itu) dengan mengutus para utusan
(supaya) huruf lam dimuqaddarahkan sedangkan an berasal dari anna yang
ditakhfifkan; yaitu berasal dari liannahu (Tuhanmu tidak membinasakan
kota-kota secara aniaya) sebagian dari kota-kota itu (sedangkan penduduknya
dalam keadaan lengah) dan belum pernah diutus kepada mereka seorang rasul pun
yang memberikan penjelasan kepada mereka.
|
||
Dan masing-masing
orang memperoleh derajat-derajat [seimbang] dengan apa yang dikerjakannya.
Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (132)
|
|
وَلِڪُلٍّ۬ دَرَجَـٰتٌ۬
مِّمَّا عَمِلُواْۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ (١٣٢)
|
132. (Dan masing-masing) dari kalangan orang-orang itu
(memperoleh derajat-derajat) pembalasan (sesuai dengan apa yang telah
dikerjakannya) berupa pembalasan yang baik dan pembalasan yang buruk (Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan) dengan memakai ya dan ta.
|
||
Dan Tuhanmu Maha Kaya,
lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan
menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu [musnah],
sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.
(133)
|
|
وَرَبُّكَ ٱلۡغَنِىُّ
ذُو ٱلرَّحۡمَةِۚ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡڪُمۡ وَيَسۡتَخۡلِفۡ مِنۢ بَعۡدِڪُم مَّا
يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَڪُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوۡمٍ ءَاخَرِينَ (١٣٣)
|
133. (Dan Tuhanmu Maha Kaya) tidak membutuhkan
makhluk-Nya dan juga tidak membutuhkan ibadah mereka (lagi mempunyai rahmat.
Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu) hai penduduk Mekah yakni
membinasakan kalian (dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya
setelah kamu musnah) di antara makhluk-Nya (sebagaimana Dia telah menjadikan
kamu dari keturunan orang-orang lain) yang telah Dia memusnahkan akan tetapi
Dia tetap membiarkan kamu sebagai rahmat atas kamu sekalian.
|
||
Sesungguhnya apa yang
dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup
menolaknya. (134)
|
|
إِنَّ مَا تُوعَدُونَ
لَأَتٍ۬ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ (١٣٤)
|
134. (Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu) pada
hari kiamat dan azab (pasti datang) tidak dapat ditawar-tawar lagi (dan kamu
sekali-kali tidak sanggup menolaknya) tidak bisa selamat dari azab Kami.
|
||
Katakanlah: "Hai
kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu [506], sesungguhnya akupun berbuat [pula]. Kelak kamu akan
mengetahui, siapakah [di antara kita] yang akan memperoleh hasil yang baik
dari dunia ini [507]. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat
keberuntungan. (135)
|
|
قُلۡ يَـٰقَوۡمِ
ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِڪُمۡ إِنِّى عَامِلٌ۬ۖ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن
تَكُونُ لَهُ ۥ عَـٰقِبَةُ ٱلدَّارِۗ إِنَّهُ ۥ لَا يُفۡلِحُ
ٱلظَّـٰلِمُونَ (١٣٥)
|
[506] Artinya:
tetaplah dalam kekafiranmu sebagaimana aku tetap dalam keislamanku.
[507] Maksudnya: Allah menjadikan dunia sebagai tempat mencari (hasil) yang baik yaitu kebahagiaan diakhirat. |
||
135. (Katakanlah) kepada mereka ("Hai kaumku!
Berbuatlah sepenuh kemampuanmu) sesuai dengan keadaanmu (sesungguhnya aku pun
berbuat pula) sesuai dengan keadaanku. (Kelak kamu akan mengetahui siapakah
di antara kita) man menjadi maushul dan menjadi maf`ul dari Lafal al-`ilm
(yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.") akibat yang
dipuji di akhirat nanti, apakah kami atau kamu? (Sesungguhnya tidak akan
mendapat keberuntungan) kebahagiaan (orang-orang yang lalim itu) yaitu
orang-orang kafir.
|
||
Dan mereka
memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak yang telah
diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka:
"Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka
saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai
kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu
sampai kepada berhala-berhala mereka [508]. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (136)
|
|
وَجَعَلُواْ لِلَّهِ
مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلۡحَرۡثِ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ نَصِيبً۬ا فَقَالُواْ هَـٰذَا
لِلَّهِ بِزَعۡمِهِمۡ وَهَـٰذَا لِشُرَكَآٮِٕنَاۖ فَمَا ڪَانَ لِشُرَڪَآٮِٕهِمۡ فَلَا يَصِلُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَا ڪَانَ لِلَّهِ فَهُوَ
يَصِلُ إِلَىٰ شُرَڪَآٮِٕهِمۡۗ
سَآءَ مَا يَحۡڪُمُونَ (١٣٦)
|
[508] Menurut yang
diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan
bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir,
orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi
berhala-berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan
untuk berhala-berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal
sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin dan amal
sosial) dapat diberikan kepada berhala-berhala itu. Kebiasaan yang seperti
ini amat dikutuk Allah.
|
||
136. (Dan mereka memperuntukkan) orang-orang kafir
Mekah (bagi Allah satu bagian dari apa yang telah diciptakan)-Nya (yaitu
berupa tanaman) hasil lahan (dan ternak sebagai bagian) yang mereka infakkan
untuk tamu-tamu dan orang-orang miskin dan juga satu bagian lainnya untuk
sesembahan-sesembahan mereka yang mereka berikan kepada para juru kuncinya
(lalu mereka berkata sesuai dengan prasangka mereka, "Ini untuk Allah)
dengan dibaca fatah dan damah huruf zai-nya (dan ini untuk berhala-berhala
kami.") maksudnya apabila ada sesuatu yang terjatuh dari bagian untuk
sesembahan mereka, mereka berani mengambilnya kembali. Tetapi apabila ada
sesuatu yang terjatuh, dari bagian untuk Allah mereka membiarkannya kemudian
mereka berkata, "Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ini."
Demikianlah sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya berikut ini: (Maka
sajian-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai
kepada Allah) (dan sajian-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian
itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah) amat jeleklah (apa
yang mereka tetapkan) yakni keputusan hukum mereka itu.
|
||
Dan demikianlah
pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang
musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan
mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya [509]. Dan kalau Allah
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka
dan apa yang mereka ada-adakan. (137)
|
|
وَڪَذَٲلِكَ زَيَّنَ
لِڪَثِيرٍ۬ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِڪِينَ قَتۡلَ أَوۡلَـٰدِهِمۡ شُرَڪَآؤُهُمۡ
لِيُرۡدُوهُمۡ وَلِيَلۡبِسُواْ عَلَيۡهِمۡ دِينَهُمۡۖ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ
مَا فَعَلُوهُۖ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ (١٣٧)
|
[509] Sebahagian
orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim a.s. pernah
diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. Kemudian pemimpin-pemimpin
agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat
menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka
dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, padahal alasan yang sesungguhnya
ialah karena takut miskin dan takut ternoda.
|
||
137. (Dan demikianlah) sebagaimana telah menjadi
kebiasaan mereka apa-apa yang telah disebutkan itu (telah menghiasi
kebanyakan orang-orang musyrik memandang baik membunuh anak-anak mereka)
dengan cara mengubur mereka hidup-hidup (karena hasutan sesembahan-sesembahan
mereka) yang terdiri dari makhluk jin. Dengan dibaca rafa' sebagai fa'il dari
fi'il zayyana; dan menurut suatu qiraat dengan dibaca bina maf'ul serta Lafal
qatla dibaca rafa', dan dibaca nashab Lafal al-awlaad, berdasarkan bacaan ini
Lafal syurakaaihim dibaca jar dengan mengidhafatkannya kepada Lafal al-qatlu;
dengan demikian berarti ada fashal/pemisah antara mudhaf dan mudhaf ilaih
yang dipisahkan oleh maf'ul, hal ini tidak mengapa, sebab mengidhafatkan
Lafal al-qatlu kepada Lafal syurakaa karena merekalah pada hakikatnya yang
melakukannya melalui bujukan mereka (untuk membinasakan mereka) untuk
memusnahkan mereka (dan untuk mengaburkan) dengan mencampur-adukkan (bagi
mereka agamanya. Dan kalau Allah menghendaki niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan).
|
||
Dan mereka mengatakan [510]: "Inilah
binatang ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali
orang yang kami kehendaki" menurut anggapan mereka, dan ada binatang
ternak yang diharamkan menungganginya dan binatang ternak yang mereka tidak
menyebut nama Allah di waktu menyembelihnya [511], semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah
akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. (138)
|
|
وَقَالُواْ هَـٰذِهِۦۤ
أَنۡعَـٰمٌ۬ وَحَرۡثٌ حِجۡرٌ۬ لَّا يَطۡعَمُهَآ إِلَّا مَن نَّشَآءُ
بِزَعۡمِهِمۡ وَأَنۡعَـٰمٌ حُرِّمَتۡ ظُهُورُهَا وَأَنۡعَـٰمٌ۬ لَّا يَذۡكُرُونَ
ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَيۡهَا ٱفۡتِرَآءً عَلَيۡهِۚ سَيَجۡزِيهِم بِمَا ڪَانُواْ
يَفۡتَرُونَ (١٣٨)
|
[510] Ialah: mereka
seringkali menentukan binatang-binatang untuk pujaan dan binatang-binatang
ini hanya boleh dimakan orang-orang tertentu saja.
[511] Maksudnya ialah binatang-binatang yang disembelih untuk berhala |
||
138. (Dan mereka mengatakan, "Inilah binatang
ternak dan tanaman yang dilarang) yang diharamkan (tidak boleh memakannya
kecuali orang yang kami kehendaki") yaitu para pelayan berhala-berhala
dan lain-lainnya (menurut anggapan mereka) artinya mereka tidak punya alasan
lagi dalam masalah ini (dan ada binatang ternak yang diharamkan
menungganginya) maka ternak-ternak itu tidak boleh dinaiki, seperti hewan
sawaib dan hewan hawami (dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama
Allah atasnya) di kala menyembelihnya melainkan menyebut nama berhala-berhala
mereka kemudian mengaitkan hal itu kepada Allah (semata-mata membuat-buat
kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang
selalu mereka ada-adakan) sebagai balasannya.
|
||
Dan mereka mengatakan:
"Apa yang dalam perut binatang ternak ini [512] adalah khusus untuk
pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut
itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak
Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (139)
|
|
وَقَالُواْ مَا فِى
بُطُونِ هَـٰذِهِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ خَالِصَةٌ۬ لِّذُڪُورِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلَىٰٓ
أَزۡوَٲجِنَاۖ وَإِن يَكُن مَّيۡتَةً۬ فَهُمۡ فِيهِ شُرَڪَآءُۚ سَيَجۡزِيهِمۡ
وَصۡفَهُمۡۚ إِنَّهُ ۥ حَڪِيمٌ عَلِيمٌ۬ (١٣٩)
|
[512] Maksudnya ialah
binatang-binatang ternak yang tidak boleh ditunggangi seperti Bahiirah dan
Saaibah.
|
||
139. (Dan mereka mengatakan, "Apa yang dalam perut
binatang ini) yaitu ternak yang diharamkan untuk dimakan seperti ternak
sawaib dan ternak bahair (adalah khusus) dihalalkan (untuk pria kami dan
diharamkan atas wanita kami") yakni haram untuk perempuan-perempuan kami
(dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati) dengan dibaca rafa` dan
nashab serta fi`il dita`nitskan atau ditadzkirkan (maka pria dan wanita
sama-sama boleh memakannya. Kelak akan membalas mereka) yakni Allah (terhadap
ketetapan mereka) berupa pembelaan azab atas penghalalan dan pengharaman ini
(Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana) dalam ciptaan-Nya (lagi Maha Mengetahui)
tentang makhluk-Nya.
|
||
Sesungguhnya rugilah
orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui [513], dan mereka
mengharamkan apa yang Allah telah rezkikan kepada mereka dengan semata-mata
mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk. (140)
|
|
قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ
قَتَلُوٓاْ أَوۡلَـٰدَهُمۡ سَفَهَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ وَحَرَّمُواْ مَا
رَزَقَهُمُ ٱللَّهُ ٱفۡتِرَآءً عَلَى ٱللَّهِۚ قَدۡ ضَلُّواْ وَمَا ڪَانُواْ
مُهۡتَدِينَ (١٤٠) ۞
|
[513] Bahwa Allahlah
yang memberi rezki kepada hamba-hambanya.
|
||
140. (Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh)
dengan dibaca takhfif dan tasydid (anak-anak mereka) dengan mengubur mereka
hidup-hidup (karena kebodohan) karena ketidakmengertian mereka (lagi tidak
mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah memberi rezeki kepada
mereka) yaitu apa-apa yang telah disebutkan (dengan semata-mata
mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk.)
|
||
Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa [bentuk dan warnanya], dan tidak sama [rasanya]. Makanlah dari buahnya
[yang bermacam-macam itu] bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya [dengan dikeluarkan zakatnya]; dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (141)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ
أَنشَأَ جَنَّـٰتٍ۬ مَّعۡرُوشَـٰتٍ۬ وَغَيۡرَ مَعۡرُوشَـٰتٍ۬ وَٱلنَّخۡلَ
وَٱلزَّرۡعَ مُخۡتَلِفًا أُڪُلُهُ ۥ وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلرُّمَّانَ
مُتَشَـٰبِہً۬ا وَغَيۡرَ مُتَشَـٰبِهٍ۬ۚ ڪُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦۤ إِذَآ
أَثۡمَرَ وَءَاتُواْ حَقَّهُ ۥ يَوۡمَ حَصَادِهِۦۖ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ
إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ (١٤١)
|
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan
melalui Abu Aliyah yang telah mengatakan, "Mereka (kaum muslimin)
memberikan sesuatu dari hasil perkebunannya selain zakat, sesudah itu lalu
mereka berfoya-foya dengan selebihnya, kemudian turunlah ayat ini." Dan
telah diketengahkan melalui Ibnu Juraij bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan Tsabit bin Qais bin Syimas yang menebang pohon kurma miliknya,
kemudian ia bagi-bagikan buahnya hingga sore hari sesudah itu ia tidak lagi
memiliki buah kurma.
|
||
141. (Dan Dialah yang menjadikan) yang telah
menciptakan (kebun-kebun) yang mendatar di permukaan tanah, seperti tanaman
semangka (dan yang tidak terhampar) yang berdiri tegak di atas pohon seperti
pohon kurma (dan) Dia menjadikan (pohon kurma dan tanaman-tanaman yang
bermacam-macam buahnya) yakni yang berbeda-beda buah dan bijinya baik bentuk
maupun rasanya (dan zaitun dan delima yang serupa) dedaunannya; menjadi hal
(dan tidak sama) rasa keduanya (Makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu
bila dia berbuah) sebelum masak betul (dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya) dengan dibaca fatah atau kasrah; yaitu sepersepuluhnya atau
setengahnya (dan janganlah kamu berlebih-lebihan) dengan memberikannya semua
tanpa sisa sedikit pun buat orang-orang tanggunganmu. (Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan) yaitu orang-orang yang
melampaui batas hal-hal yang telah ditentukan bagi mereka.
|
||
Dan di antara binatang
ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk
disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu, (142)
|
|
وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ
حَمُولَةً۬ وَفَرۡشً۬اۚ ڪُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (١٤٢)
|
142. (Dan) Dia menjadikan (di antara binatang ternak
itu sebagai kendaraan angkutan) yaitu layak untuk mengangkut barang-barang,
seperti unta yang sudah dewasa (dan sebagai binatang sembelihan) yang tak
layak untuk dijadikan angkutan, seperti unta yang masih muda dan kambing. Ia
dinamakan farsy/hamparan karena ia mirip dengan hamparan tanah mengingat ia
sangat dekat dengannya. (Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan) jalan setan di
dalam masalah pengharaman dan penghalalan. (Sesungguhnya setan itu musuh yang
nyata bagimu) yang jelas permusuhannya.
|
||
[yaitu] delapan
binatang yang berpasangan [514], sepasang dari domba [515] dan sepasang dari kambing [516]. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah
ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua
betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu
memang orang-orang yang benar, (143)
|
|
ثَمَـٰنِيَةَ
أَزۡوَٲجٍ۬ۖ مِّنَ ٱلضَّأۡنِ ٱثۡنَيۡنِ وَمِنَ ٱلۡمَعۡزِ ٱثۡنَيۡنِۗ قُلۡ
ءَآلذَّڪَرَيۡنِ حَرَّمَ أَمِ ٱلۡأُنثَيَيۡنِ أَمَّا ٱشۡتَمَلَتۡ عَلَيۡهِ
أَرۡحَامُ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۖ نَبِّـُٔونِى بِعِلۡمٍ إِن ڪُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (١٤٣)
|
[514] Artinya empat
pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta dan sepasang
lembu
[515] Maksudnya domba jantan dan betina [516] Maksudnya kambing jantan dan betina |
||
143. (Yaitu delapan binatang yang berpasangan) yang
bermacam-macam, menjadi badal dari Lafal humuulah dan farasy (dari domba)
yang sejodoh (sepasang) jantan dan betina (dan dari kambing) dibaca fathah
atau sukun (sepasang. Katakanlah) hai Muhammad, terhadap orang yang terkadang
mengharamkan binatang jantan dan terkadang mengharamkan binatang betina
kemudian ia mengaitkan hal itu kepada Allah ("Apakah dua yang jantan)
baik dari kambing maupun dari domba (diharamkan) Allah atas kamu (ataukah dua
yang betina) dari kedua jenis ternak itu (ataukah yang ada dalam kandungan
dua betinanya?") baik jantan atau pun betina. (Terangkanlah kepadaku
dengan berdasar pengetahuan) tentang cara pengharaman hal itu (jika kamu
memang orang-orang yang benar) di dalam ayat ini terkandung makna sebagai
berikut: dari manakah datangnya pengharaman itu? Apabila dari pihak jantan,
maka semua binatang yang jantan berarti haram; atau bila dari pihak betina,
maka berarti semua binatang betina haram hukumnya dan demikian pula
binatang-binatang yang masih berada di dalam rahimnya maka berarti kedua
jenis itu diharamkan. Lalu dari manakah adanya pengecualian ini sedangkan
kata tanya menunjukkan makna ingkar.
|
||
dan sepasang dari unta
dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang
diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua
betinanya. Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka
siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (144)
|
|
وَمِنَ ٱلۡإِبِلِ
ٱثۡنَيۡنِ وَمِنَ ٱلۡبَقَرِ ٱثۡنَيۡنِۗ قُلۡ ءَآلذَّڪَرَيۡنِ حَرَّمَ أَمِ
ٱلۡأُنثَيَيۡنِ أَمَّا ٱشۡتَمَلَتۡ عَلَيۡهِ أَرۡحَامُ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۖ أَمۡ
ڪُنتُمۡ شُہَدَآءَ إِذۡ وَصَّٮٰڪُمُ
ٱللَّهُ بِهَـٰذَاۚ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ڪَذِبً۬ا
لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ
ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٤٤)
|
144. (Dan ari sepasang unta dan dari sepasang lembu,
katakanlah, "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang
betina, ataukah yang ada di dalam kandungan dua betinanya. Apakah) bahkan
(kamu menyaksikan) hadir (di waktu Allah menetapkan ini bagimu?) tentang
pengharaman ini kemudian sengaja kamu menyatakan hal ini, tidak, bahkan kamu
adalah orang-orang yang dusta dalam hal ini. (Maka siapakah) tak ada seorang
pun (yang lebih lalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap
Allah) dalam hal itu (untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?"
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.)
|
||
Katakanlah:
"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua
itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak [pula]
melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (145)
|
|
قُل لَّآ أَجِدُ فِى
مَآ أُوحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ۬ يَطۡعَمُهُ ۥۤ إِلَّآ
أَن يَكُونَ مَيۡتَةً أَوۡ دَمً۬ا مَّسۡفُوحًا أَوۡ لَحۡمَ خِنزِيرٍ۬
فَإِنَّهُ ۥ رِجۡسٌ أَوۡ فِسۡقًا أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦۚ فَمَنِ
ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ۬ وَلَا عَادٍ۬ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٤٥)
|
145. (Katakanlah, "Tiadalah aku peroleh dalam
wahyu yang diwahyukan kepadaku) tentang sesuatu (yang diharamkan bagi orang
yang hendak memakannya kecuali kalau yang dimakan itu) dengan memakai ya dan
ta (bangkai) dengan dibaca nashab dan menurut suatu qiraat dibaca rafa` serta
tahtaniyyah (atau darah yang mengalir) yang beredar berbeda dengan darah yang
tidak mengalir seperti hati dan limpa (atau daging babi karena sesungguhnya
semua itu kotor) haram (atau) kecuali jika hewan itu (binatang yang
disembelih atas nama selain Allah) yakni hewan yang dipotong dengan menyebut
nama selain nama Allah. (Siapa yang dalam keadaan terpaksa) menghadapi semua
yang telah disebutkan sehingga ia memakannya (sedangkan ia tidak
menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu
Maha Pengampun) kepadanya atas apa yang telah dimakannya (lagi Maha
Penyayang.") terhadapnya. Kemudian apa yang telah disebutkan itu
dilengkapi dengan sebuah hadis yang menambahkan yaitu setiap hewan yang
bertaring dan setiap burung yang berkuku tajam.
|
||
Dan kepada orang-orang
Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku; [517] dan dari sapi dan
domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak
yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang
bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan
mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (146)
|
|
وَعَلَى ٱلَّذِينَ
هَادُواْ حَرَّمۡنَا ڪُلَّ ذِى ظُفُرٍ۬ۖ وَمِنَ ٱلۡبَقَرِ وَٱلۡغَنَمِ
حَرَّمۡنَا عَلَيۡهِمۡ شُحُومَهُمَآ إِلَّا مَا حَمَلَتۡ ظُهُورُهُمَآ أَوِ
ٱلۡحَوَايَآ أَوۡ مَا ٱخۡتَلَطَ بِعَظۡمٍ۬ۚ ذَٲلِكَ جَزَيۡنَـٰهُم
بِبَغۡيِہِمۡۖ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ (١٤٦)
|
[517] Yang dimaksud
dengan binatang berkuku di sini ialah binatang-binatang yang jari-jarinya
tidak terpisah antara satu dengan yang lain, seperti: unta, itik, angsa dan
lain-lain. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan hewan yang berkuku satu
seperti kuda, keledai dan lain-lain.
|
||
146. (Dan kepada orang-orang Yahudi) yaitu pemeluk
agama Yahudi (Kami haramkan segala binatang yang berkuku) maksudnya hewan
yang jari-jari kakinya tidak terpisah-pisah seperti unta dan burung unta (dan
dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang)
yaitu lemak perut dan lemak pantat (kecuali lemak yang melekat di punggung
keduanya) lemak yang menggantung pada punggungnya (atau) yang menempel (di
perut besar) yang ada di lambung, kata jamak dari haawiyaa atau haawiyah
(atau yang bercampur dengan tulang) lemak yang menempel di tulang, maka jenis
lemak ini dihalalkan untuk mereka. (Demikianlah) masalah pengharaman ini
(Kami hukum mereka) sebagai balasan (atas kedurhakaan mereka) oleh sebab
kelaliman mereka sendiri sebagaimana yang telah disebutkan dalam surah
An-Nisa (dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar) di dalam berita-berita Kami
dan janji-janji Kami.
|
||
Maka jika mereka
mendustakan kamu katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan
siksanya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". (147)
|
|
فَإِن ڪَذَّبُوكَ فَقُل
رَّبُّڪُمۡ ذُو رَحۡمَةٍ۬ وَٲسِعَةٍ۬ وَلَا يُرَدُّ بَأۡسُهُ ۥ عَنِ
ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ (١٤٧)
|
147. (Maka jika mereka mendustakan kamu) mengenai apa
yang engkau sampaikan (katakanlah,) kepada mereka ("Tuhanmu mempunyai
rahmat yang luas) sehingga Dia tidak menyegerakan untuk menghukum kamu; di
dalam ayat ini terkandung ajakan yang lembut untuk mereka kepada keimanan
(dan siksa-Nya tidak dapat ditolak) yakni azab-Nya apabila datang (dari kaum
yang berdosa.")
|
||
Orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya
kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak [pula] kami
mengharamkan barang sesuatu apa pun". Demikian pulalah orang-orang yang
sebelum mereka telah mendustakan [para rasul] sampai mereka merasakan siksaan
Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga
dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali
persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta. (148)
|
|
سَيَقُولُ ٱلَّذِينَ
أَشۡرَكُواْ لَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَآ أَشۡرَڪۡنَا وَلَآ ءَابَآؤُنَا وَلَا
حَرَّمۡنَا مِن شَىۡءٍ۬ۚ ڪَذَٲلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ حَتَّىٰ
ذَاقُواْ بَأۡسَنَاۗ قُلۡ هَلۡ عِندَڪُم مِّنۡ عِلۡمٍ۬ فَتُخۡرِجُوهُ لَنَآۖ
إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَخۡرُصُونَ (١٤٨)
|
148. (0rang-orang yang mempersekutukan Tuhan akan
mengatakan, "Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak
mempersekutukan-Nya) (dan juga bapak-bapak kami dan tidak pula kami
mengharamkan sesuatu apa pun.") kemusyrikan kami dan pengharaman kami
adalah berdasarkan kehendak-Nya, Dia rela dengan ketentuan itu. Allah
berfirman: (Demikian pulalah) sebagaimana mereka telah mendustakan
(orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan) para utusan mereka
(sampai mereka merasakan siksaan Kami) azab Kami (Katakanlah, "Adakah
kamu mempunyai sesuatu pengetahuan) bahwa Allah telah rela dengan hal itu
(sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?") pasti kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentang hal ini. (Tidak) tiadakan (kamu mengikuti)
dalam hal ini (kecuali hanya dugaan belaka dan tidak lain) tiada lain (kamu
hanya berdusta) hanya membual.
|
||
Katakanlah:
"Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki,
pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (149)
|
|
قُلۡ فَلِلَّهِ
ٱلۡحُجَّةُ ٱلۡبَـٰلِغَةُۖ فَلَوۡ شَآءَ لَهَدَٮٰكُمۡ أَجۡمَعِينَ (١٤٩)
|
149. (Katakanlah) apabila kamu tidak mempunyai hujah
("Allah mempunyai hujah yang jelas lagi kuat) yang sempurna (maka jika
Dia menghendaki) memberikan hidayah kepadamu (pasti Dia memberi hidayah
kepada kamu semuanya.")
|
||
Katakanlah:
"Bawalah ke mari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya
Allah telah mengharamkan [makanan yang kamu] haramkan ini." Jika mereka
mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut [pula] menjadi saksi bersama mereka;
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka. (150)
|
|
قُلۡ هَلُمَّ
شُہَدَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ يَشۡهَدُونَ أَنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَ هَـٰذَاۖ فَإِن
شَہِدُواْ فَلَا تَشۡهَدۡ مَعَهُمۡۚ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَ ٱلَّذِينَ
كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ وَهُم
بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُونَ (١٥٠) ۞
|
150. (Katakanlah, "Bawalah ke mari) datangkanlah
(saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah
mengharamkan ini") yaitu makanan yang kamu haramkan. (Jika mereka
mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat
sedangkan mereka mempersekutukan Tuhan mereka) berlaku musyrik terhadap-Nya.
|
||
Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah [membunuhnya] melainkan dengan sesuatu [sebab] yang benar" [518]. Demikian itu yang
diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami [nya]. (151)
|
|
قُلۡ تَعَالَوۡاْ
أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّڪُمۡ عَلَيۡڪُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬اۖ
وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬اۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَـٰدَڪُم مِّنۡ
إِمۡلَـٰقٍ۬ۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُڪُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ
ٱلۡفَوَٲحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ
ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَعۡقِلُونَ (١٥١)
|
[518] Maksudnya yang
dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan
sebagainya.
|
||
151. (Katakanlah, "Marilah kubacakan yang
diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu) an bermakna menafsirkan (janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia dan) berbuat baiklah (terhadap kedua
orang tua sebaik-baiknya dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu) dengan
menguburkan hidup-hidup (karena) sebab (takut kemiskinan) kemelaratan yang
kamu khawatirkan (Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji) dosa-dosa besar
seperti perbuatan zina (baik yang tampak di antaranya maupun yang
tersembunyi) yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. (Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan sesuatu sebab
yang benar.") yaitu seperti hukum kisas dan hudud murtad serta rajam
bagi yang pezina muhshan. (Demikian itu) apa yang telah disebutkan itu
(adalah yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahaminya)
supaya kamu memikirkannya.
|
||
Dan janganlah kamu
dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa’at, hingga
sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan
apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah
kerabat [mu] [519], dan penuhilah janji Allah [520]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
ingat, (152)
|
|
وَلَا تَقۡرَبُواْ
مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ
أَشُدَّهُ ۥۖ وَأَوۡفُواْ ٱلۡڪَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ لَا
نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ
ڪَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ ذَٲلِڪُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَذَكَّرُونَ (١٥٢)
|
[519] Maksudnya
mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri.
[520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya. |
||
152. (Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim
kecuali dengan cara) dengan sikap yang (lebih baik) yaitu cara yang di
dalamnya mengandung kemaslahatan/manfaat bagi anak yatim hingga ia dewasa)
seumpamanya dia sudah balig. (Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan
adil) secara adil dan tidak curang. (Kami tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekadar kesanggupannya) sesuai dengan kemampuannya dalam
hal ini; apabila ia berbuat kekeliruan di dalam menakar atau menimbang
sesuatu, maka Allah mengetahui kebenaran niat yang sesungguhnya, oleh karena
itu maka ia tidak berdosa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi
saw. (Dan apabila kamu berkata) dalam masalah hukum atau lainnya (maka
hendaklah kamu berlaku adil) jujur (kendatipun dia) orang yang bersangkutan
(adalah kerabatmu) famili (dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat) dengan memakai tasydid agar
menjadikannya sebagai pelajaran; dan juga dibaca dengan sukun.
|
||
dan bahwa [yang Kami
perintahkan] ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan [yang lain] [521], karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
(153)
|
|
وَأَنَّ هَـٰذَا
صِرَٲطِى مُسۡتَقِيمً۬ا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّڪُمۡ تَتَّقُونَ (١٥٣)
|
[521] Maksudnya:
janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam
|
||
153. (Dan bahwa) dengan memakai harakat fatah
mentakdirkan lam, dan dengan memakai harakat kasrah sebagai jumlah
isti'naf/permulaan (hal ini) apa yang Kami pesankan kepada kamu (adalah
jalan-Ku yang lurus) menjadi hal (maka ikutilah dia; dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan) cara-cara yang bertentangan dengannya (karena jalan
itu mencerai-beraikan) dengan membuang salah satu di antara dua huruf ta,
yakni akan menyelewengkan (kamu dari jalan-Nya) agama-Nya (yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.)
|
||
Kemudian Kami telah
memberikan Al Kitab [Taurat] kepada Musa untuk menyempurnakan [ni’mat Kami]
kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan
sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman [bahwa] mereka akan menemui
Tuhan mereka. (154)
|
|
ثُمَّ ءَاتَيۡنَا
مُوسَى ٱلۡكِتَـٰبَ تَمَامًا عَلَى ٱلَّذِىٓ أَحۡسَنَ وَتَفۡصِيلاً۬ لِّكُلِّ
شَىۡءٍ۬ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ لَّعَلَّهُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ يُؤۡمِنُونَ (١٥٤)
|
154. (Kemudian Kami telah memberikan Alkitab kepada
Musa) kitab Taurat; tsumma bermakna untuk tertibnya rentetan kisah (untuk
menyempurnakan) nikmat (kepada orang-orang yang berbuat kebaikan) agar
mengamalkan kandungan isinya (dan untuk menjelaskan) menerangkan (segala
sesuatu) yang diperlukan dalam masalah agama (dan sebagai petunjuk dan rahmat
agar mereka) kaum Bani Israel (terhadap hari pertemuan dengan Tuhan mereka)
dengan dibangkitkannya mereka (mereka mau beriman.)
|
||
Dan Al Qur’an itu
adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan
bertakwalah agar kamu diberi rahmat, (155)
|
|
وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ
أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكٌ۬ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ (١٥٥)
|
155. (Dan ini) maksudnya Alquran ini (adalah kitab yang
Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia) hai penduduk Mekah dengan
mengamalkan apa yang dikandungnya (dan bertakwalah kamu) jangan melakukan
kekafiran (agar kamu diberi rahmat) Kami turunkan dia yaitu Alquran.
|
||
[Kami turunkan Al
Qur’an itu] agar kamu [tidak] mengatakan: Bahwa kitab itu hanya diturunkan
kepada dua golongan [522] saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan
apa yang mereka baca." [523] (156)
|
|
أَن تَقُولُوٓاْ
إِنَّمَآ أُنزِلَ ٱلۡكِتَـٰبُ عَلَىٰ طَآٮِٕفَتَيۡنِ مِن قَبۡلِنَا وَإِن كُنَّا عَن دِرَاسَتِہِمۡ
لَغَـٰفِلِينَ (١٥٦)
|
[522] Yakni
orang-orang Yahudi dan Nasrani.
[523] Diturunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka. |
||
156. (Agar jangan) tidak (kamu mengatakan bahwa kitab
itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja) yaitu golongan Yahudi dan
golongan Nasrani (sebelum kami dan sesungguhnya) ditakhfifkan dari innaa yang
bertasydid sedangkan isimnya dibuang (kami terhadap pelajaran mereka) apa
yang mereka baca (tidak memperhatikan) oleh sebab kami tidak mengerti
tentangnya karena bukan bahasa kami.
|
||
Atau agar kamu [tidak]
mengatakan: "Sesungguhnya jika kitab itu diturunkan kepada kami,
tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah
datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat.
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat
Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk,
disebabkan mereka selalu berpaling. (157)
|
|
أَوۡ تَقُولُواْ لَوۡ
أَنَّآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا ٱلۡكِتَـٰبُ لَكُنَّآ أَهۡدَىٰ مِنۡہُمۡۚ فَقَدۡ
جَآءَڪُم بَيِّنَةٌ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةٌ۬ۚ فَمَنۡ أَظۡلَمُ
مِمَّن كَذَّبَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَصَدَفَ عَنۡہَاۗ سَنَجۡزِى ٱلَّذِينَ
يَصۡدِفُونَ عَنۡ ءَايَـٰتِنَا سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ بِمَا كَانُواْ يَصۡدِفُونَ (١٥٧)
|
157. (Atau agar kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya jika kitab itu diturunkan kepada kami tentulah kami lebih
mendapat petunjuk dari mereka.") oleh karena kebersihan hati kami.
(Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata) yaitu
penjelasan (dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat) bagi orang yang mengikutinya
(maka siapakah) artinya tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada
orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling) memalingkan diri
(daripadanya. Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk) siksaan yang paling
keras (disebabkan mereka selalu berpaling.)
|
||
Yang mereka
nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka [untuk
mencabut nyawa mereka], atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian
tanda-tanda Tuhanmu [524]. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah
bermanfa’at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum
itu, atau dia [belum] mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah:
"Tunggulah olehmu sesungguhnya kamipun menunggu [pula]."
(158)
|
|
هَلۡ يَنظُرُونَ
إِلَّآ أَن تَأۡتِيَهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ
أَوۡ يَأۡتِىَ رَبُّكَ أَوۡ يَأۡتِىَ بَعۡضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَۗ يَوۡمَ يَأۡتِى
بَعۡضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفۡسًا إِيمَـٰنُہَا لَمۡ تَكُنۡ
ءَامَنَتۡ مِن قَبۡلُ أَوۡ كَسَبَتۡ فِىٓ إِيمَـٰنِہَا خَيۡرً۬اۗ قُلِ
ٱنتَظِرُوٓاْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ (١٥٨)
|
[524] Maksudnya:
tanda-tanda kiamat.
|
||
158. (Tiadalah yang mereka nantikan) apa yang mereka
nanti-nanti (kecuali hanyalah datang kepada mereka) dapat dibaca ta`tiyahum
atau ya`tiyahum (malaikat-malaikat) untuk mencabut arwah-arwah mereka (atau
kedatangan Tuhanmu) yaitu perintah-Nya yang dimaksud adalah azab-Nya (atau
kedatangan beberapa ayat Tuhanmu) tanda-tanda dari Tuhanmu yang menunjukkan
dekatnya hari kiamat. (Pada hari datangnya beberapa ayat dari Tuhanmu)
terbitnya matahari dari ufuk barat sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
hadis riwayat Bukhari dan Muslim (tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang
kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu) jumlah lam takun
menjadi sifat dari Lafal nafsan (atau) jiwa yang belum pernah (mengusahakan
kebaikan dalam masa imannya) yakni ketaatan; artinya tobatnya tidak lagi
bermanfaat bagi dirinya seperti apa yang telah dijelaskan oleh hadis.
(Katakanlah, "Tunggulah olehmu) salah satu dari alamat-alamat tersebut
(sesungguhnya kami pun menunggu pula.") hal tersebut.
|
||
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka [terpecah] menjadi
beberapa golongan [525], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.
Sesungguhnya urusan mereka hanyalah [terserah] kepada Allah, kemudian Allah
akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (159)
|
|
إِنَّ ٱلَّذِينَ
فَرَّقُواْ دِينَہُمۡ وَكَانُواْ شِيَعً۬ا لَّسۡتَ مِنۡہُمۡ فِى شَىۡءٍۚ
إِنَّمَآ أَمۡرُهُمۡ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُہُم بِمَا كَانُواْ
يَفۡعَلُونَ (١٥٩)
|
[525] Maksudnya:
ialah golongan yang amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya.
|
||
159. (Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya) oleh sebab mereka bercerai-berai di dalamnya, yaitu mereka
mengambil sebagian peraturannya dan meninggalkan sebagian lainnya (dan mereka
menjadi berpuak-puak) menjadi bersekte-sekte dan masalah agama. Menurut suatu
qiraat artinya mereka berpecah-belah dan meninggalkan agamanya yang harus
mereka peluk, mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani (tidak ada sedikit
pun tanggung jawabmu terhadap mereka) janganlah engkau menghalang-halangi
mereka. (Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah) Dialah
yang mengurusnya (kemudian Allah memberitahukan kepada mereka) di akhirat
kelak (apa yang telah mereka perbuat) Allah memberikan balasan kepada mereka.
Ayat ini telah dinasakh dengan turunnya ayat saif/ayat yang memerintahkan
berperang.
|
||
Barangsiapa membawa
amal yang baik maka baginya [pahala] sepuluh kali lipat amalnya; dan
barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun
tidak dianiaya [dirugikan]. (160)
|
|
مَن جَآءَ
بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُ ۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ
فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١٦٠)
|
160. (Siapa membawa amal yang baik) yakni zikir laa
ilaaha illallaah/tidak ada tuhan selain Allah (maka baginya pahala sepuluh
kali lipat amalnya) balasan pahalanya adalah sepuluh kali kebaikan (dan siapa
membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya) balasannya yang setimpal (sedang mereka sedikit
pun tidak dianiaya atau dirugikan) dikurangi sesuatu dari pembalasan yang
sebenarnya.
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
[yaitu] agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah
termasuk orang-orang yang musyrik". (161)
|
|
قُلۡ إِنَّنِى هَدَٮٰنِى رَبِّىٓ إِلَىٰ
صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ دِينً۬ا قِيَمً۬ا مِّلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬اۚ وَمَا
كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٦١)
|
161. (Katakanlah, "Sesungguhnya Aku telah
ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus) kemudian dijadikan badal
(yaitu agama yang benar) agama yang lurus (agama Ibrahim yang lurus dan
Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik").
|
||
Katakanlah:
"Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, (162)
|
|
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى
وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٦٢)
|
162. (Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku)
amal ibadahku, yaitu ibadah haji dan lain-lainnya (hidupku) kehidupanku (dan
matiku) meninggalku (hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam).
|
||
tiada sekutu bagi-Nya;
dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri [kepada Allah]". (163)
|
|
لَا شَرِيكَ
لَهُ ۥۖ وَبِذَٲلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣)
|
163. (Tiada sekutu bagi-Nya) di dalam hal tersebut (dan
demikian itulah) ketauhidan (yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah") dari kalangan
umat ini.
|
||
Katakanlah:
"Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan
bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain [526]. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
kepadamu apa yang kamu perselisihkan". (164)
|
|
قُلۡ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ
أَبۡغِى رَبًّ۬ا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَىۡءٍ۬ۚ وَلَا تَكۡسِبُ ڪُلُّ نَفۡسٍ
إِلَّا عَلَيۡہَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ ثُمَّ إِلَىٰ
رَبِّكُم مَّرۡجِعُكُمۡ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ (١٦٤)
|
[526] Maksudnya:
masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
|
||
164. (Katakanlah, "Apakah aku akan mencari Tuhan
selain Allah) sebagai sesembahan; artinya aku tidak mencari Tuhan selain-Nya
(Dia adalah Tuhan) yang memiliki (segala sesuatu. Dan tidaklah seorang
membuat dosa) berbuat dosa (melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya
sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul) maksudnya seseorang
tidak akan memikul (dosa) perbuatan dosa (orang lain. Kemudian kepada
Tuhanmulah kamu kembali dan akan diberitakannya kepadamu apa yang kamu
perselisihkan.)
|
||
Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu
atas sebahagian [yang lain] beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (165)
|
|
وَهُوَ ٱلَّذِى
جَعَلَڪُمۡ خَلَـٰٓٮِٕفَ ٱلۡأَرۡضِ
وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ۬ دَرَجَـٰتٍ۬ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِى مَآ ءَاتَٮٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ
سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُ ۥ لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمُۢ (١٦٥)
|
165. (Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa
di bumi) jamak dari kata khalifah; yakni sebagian di antara kamu mengganti
sebagian lainnya di dalam masalah kekhalifahan ini (dan Dia meninggikan
sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat) dengan harta benda,
kedudukan dan lain sebagainya (untuk mengujimu) untuk mencobamu (tentang apa
yang diberikan kepadamu) artinya Dia memberi kamu agar jelas siapakah di
antara kamu yang taat dan siapakah yang maksiat. (Sesungguhnya Tuhanmu itu
adalah amat cepat siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang berbuat maksiat
kepada-Nya (dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin
(lagi Maha Penyayang.") terhadap mereka.
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 6 - Al An'aam (1 - 165)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar