Surah
MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT
|
|
سُوۡرَةُ النَّازعَات
|
|
||
Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|
|
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
|
|
||
Demi
[malaikat-malaikat] yang mencabut [nyawa] dengan keras, (1)
|
|
وَٱلنَّـٰزِعَـٰتِ غَرۡقً۬ا
(١)
|
|
||
001. (Demi
yang mencabut nyawa) atau demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa
orang-orang kafir (dengan keras) atau mencabutnya dengan kasar.
|
||
|
||
dan
[malaikat-malaikat] yang mencabut [nyawa] dengan lemah-lembut, (2)
|
|
وَٱلنَّـٰشِطَـٰتِ
نَشۡطً۬ا (٢)
|
|
||
002. (Dan
demi yang mencabut nyawa dengan lemah lembut) maksudnya, demi
malaikat-malaikat yang mencabut nyawa orang-orang mukmin secara pelan-pelan.
|
||
|
||
dan
[malaikat-malaikat] yang turun dari langit dengan cepat, (3)
|
|
وَٱلسَّـٰبِحَـٰتِ
سَبۡحً۬ا (٣)
|
|
||
003.
(Dan demi yang turun dari langit dengan cepat) yakni demi malaikat-malaikat
yang melayang turun dari langit dengan membawa perintah-Nya.
|
||
|
||
dan [malaikat-malaikat]
yang mendahului dengan kencang, (4)
|
|
فَٱلسَّـٰبِقَـٰتِ
سَبۡقً۬ا (٤)
|
|
||
004. (Dan
demi yang mendahului dengan kencang) yaitu malaikat-malaikat yang mendahului
dengan kencang membawa arwah orang-orang yang beriman ke surga.
|
||
|
||
dan
[malaikat-malaikat] yang mengatur urusan [dunia] [1551 ]. (5)
|
|
فَٱلۡمُدَبِّرَٲتِ
أَمۡرً۬ا (٥)
|
|
||
[1551] Dalam
ayat 1 s/d 5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam
sifat dan urusannya, bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari
kiamat.Sebahagian ahli tafsir berpendapat, bahwa dalam ayat-ayat itu Allah
bersumpah dengan bintang-bintang.
|
||
|
||
005. (Dan
yang mengatur urusan) dunia, yaitu malaikat-malaikat yang mengatur urusan
dunia. Dengan kata lain, demi malaikat-malaikat yang turun untuk mengaturnya.
Jawab daripada semua qasam yang telah disebutkan di atas tidak disebutkan,
lengkapnya, benar-benar kalian, hai penduduk Mekah yang kafir, akan
dibangkitkan. Jawab inilah yang menjadi Amil terhadap ayat berikutnya yaitu:
|
||
|
||
[Sesungguhnya kamu
akan dibangkitkan] pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam,
(6)
|
|
يَوۡمَ تَرۡجُفُ
ٱلرَّاجِفَةُ (٦)
|
|
||
006. (Pada
hari ketika terjadinya guncangan yang hebat) yakni tiupan pertama malaikat
Israfil yang mengguncangkan segala sesuatu dengan hebatnya. Kemudian
pengertian ini diungkapkan ke dalam bentuk kejadian yang timbul dari tiupan
tersebut.
|
||
|
||
tiupan pertama itu
diiringi oleh tiupan kedua. (7)
|
|
تَتۡبَعُهَا
ٱلرَّادِفَةُ (٧)
|
|
||
007.
(Kemudian ia diiringi dengan yang mengikutinya) dengan tiupan yang kedua dari
malaikat Israfil; jarak di antara kedua tiupan itu empat puluh tahun; dan
jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan keadaan
daripada lafal Ar-Raajifah. Dan lafal Al-Yauma dapat mencakup kedua tiupan
tersebut, karena itu maka kedudukan Zharafnya dianggap sah. Tiupan yang kedua
ini untuk membangkitkan semua makhluk yang mati menjadi hidup kembali, maka
setelah tiupan yang kedua, mereka bangkit hidup kembali.
|
||
|
||
Hati manusia pada
waktu itu sangat takut, (8)
|
|
قُلُوبٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ وَاجِفَةٌ (٨)
|
|
||
008. (Hati
manusia pada waktu itu sangat takut) amat takut dan cemas.
|
||
|
||
pandangannya tunduk.
(9)
|
|
أَبۡصَـٰرُهَا
خَـٰشِعَةٌ۬ (٩)
|
|
||
009.
(Pandangannya tunduk) yakni hina karena kedahsyatan apa yang disaksikannya.
|
||
|
||
[Orang-orang kafir]
berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada
kehidupan yang semula? [1552] (10)
|
|
يَقُولُونَ أَءِنَّا
لَمَرۡدُودُونَ فِى ٱلۡحَافِرَةِ (١٠)
|
|
||
[1552]
Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati
mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada
hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian itu.
|
||
|
||
010.
(Mereka berkata) yakni orang-orang kafir yang mempunyai hati dan pandangan
itu mengatakan dengan nada yang memperolok-olokkan karena ingkar dan tidak
percaya terhadap adanya hari berbangkit ("Apakah sesungguhnya kami)
dapat dibaca secara Tahqiq dan Tas-hil, demikian pula lafal berikutnya yang
sama (benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?")
maksudnya, apakah kami sesudah mati akan dikembalikan menjadi hidup seperti
semula. Lafal Al-Haafirah menunjukkan makna permulaan sesuatu, antara lain
dikatakan: Raja'a Fulaanun Fii Haafiratihi, artinya, si Polan kembali lagi ke
arah dia datang.
|
||
|
||
Apakah [akan
dibangkitkan juga] apabila kami telah menjadi tulang-belulang yang hancur
lumat?" (11)
|
|
أَءِذَا كُنَّا
عِظَـٰمً۬ا نَّخِرَةً۬ (١١)
|
|
||
011.
("Apakah apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat)
juga akan dihidupkan kembali?" Menurut suatu qiraat lafal Nakhiratun
dibaca Naahiratun, artinya yang lapuk dan hancur.
|
||
|
||
Mereka berkata:
"Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan".
(12)
|
|
قَالُواْ تِلۡكَ إِذً۬ا
كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ۬ (١٢)
|
|
||
012.
(Mereka berkata, "Hal itu) maksudnya, dihidupkan-Nya kami kembali (kalau
begitu) atau seandainya hal itu benar terjadi (adalah pengembalian) suatu
pengembalian (yang merugikan") diri kami. Lalu Allah berfirman:
|
||
|
||
Sesungguhnya
pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, (13)
|
|
فَإِنَّمَا هِىَ
زَجۡرَةٌ۬ وَٲحِدَةٌ۬ (١٣)
|
|
||
013.
(Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah) maksudnya, tiupan yang kedua untuk
membangkitkan semua makhluk (dengan tiupan) dengan hardikan (sekali saja)
apabila tiupan yang kedua ini telah dilakukan.
|
||
|
||
maka dengan serta
merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (14)
|
|
فَإِذَا هُم
بِٱلسَّاهِرَةِ (١٤)
|
|
||
014.
(Maka dengan serta-merta mereka) yakni semua makhluk (bangun) berada di
permukaan bumi dalam keadaan hidup, yang sebelumnya mereka berada di perut
bumi dalam keadaan mati.
|
||
|
||
Sudahkah sampai
kepadamu [ya Muhammad] kisah Musa. (15)
|
|
هَلۡ أَتَٮٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ
(١٥)
|
|
||
015.
(Sudahkah sampai kepadamu) hai Muhammad (kisah Musa) lafal ayat ini menjadi
Amil bagi lafal berikutnya, yaitu:
|
||
|
||
Tatkala Tuhannya
memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; (16)
|
|
إِذۡ نَادَٮٰهُ رَبُّهُ ۥ
بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوًى (١٦)
|
|
||
016.
(Tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa) dapat dibaca
dengan memakai Tanwin, yaitu Thuwan, dapat pula dibaca tanpa Tanwin, yaitu
Thuwa, artinya nama sebuah lembah. Lalu Rabb berkata kepadanya:
|
||
|
||
"Pergilah kamu
kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, (17)
|
|
ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ
فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُ ۥ طَغَىٰ (١٧)
|
|
||
017.
("Pergilah kamu kepada Firaun sesungguhnya dia telah melampaui batas)
kekafirannya telah melampaui batas.
|
||
|
||
dan katakanlah [kepada
Fir’aun]: ’Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri [dari kesesatan]’
(18)
|
|
فَقُلۡ هَل لَّكَ
إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ (١٨)
|
|
||
018.
(Dan katakanlah, "Adakah keinginan bagimu) artinya, aku mengajakmu
(untuk membersihkan diri") dari kemusyrikan, seumpamanya kamu bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Menurut suatu qiraat lafal Tazakkaa
dibaca Tazzakkaa, yang asalnya adalah Tatazakka, kemudian huruf Ta yang kedua
diidgamkan kepada huruf Za, sehingga jadilah Tazzakkaa.
|
||
|
||
Dan kamu akan kupimpin
ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" (19)
|
|
وَأَهۡدِيَكَ إِلَىٰ
رَبِّكَ فَتَخۡشَىٰ (١٩)
|
|
||
019.
("Dan kamu akan kupimpin kepada Rabbmu) maksudnya, aku akan tunjukkan
kamu jalan untuk mengetahui-Nya melalui bukti-bukti yang ada (supaya kamu
takut kepada-Nya") karena itu lalu kamu takut kepada-Nya.
|
||
|
||
Lalu Musa
memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar. (20)
|
|
فَأَرَٮٰهُ ٱلۡأَيَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰ
(٢٠)
|
|
||
020. (Lalu
Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar) di antara
mukjizat-mukjizat yang dimilikinya, yang ada tujuh macam itu. Mukjizat yang
diperlihatkan kepadanya pada saat itu ialah tangan atau tongkatnya.
|
||
|
||
Tetapi Fir’aun
mendustakan dan mendurhakai. (21)
|
|
فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ (٢١)
|
|
||
021.
(Tetapi Firaun mendustakan) Nabi Musa (dan mendurhakai) Allah swt.
|
||
|
||
Kemudian dia berpaling
seraya berusaha menantang [Musa]. (22)
|
|
ثُمَّ أَدۡبَرَ
يَسۡعَىٰ (٢٢)
|
|
||
022.
(Kemudian dia berpaling) dari iman (seraya berjalan) di muka bumi dengan
menimbulkan kerusakan.
|
||
|
||
Maka dia mengumpulkan
[pembesar-pembesarnya] lalu berseru memanggil kaumnya. (23)
|
|
فَحَشَرَ فَنَادَىٰ (٢٣)
|
|
||
023.
(Maka dia mengumpulkan) para ahli sihir dan bala tentaranya (lalu berseru.)
|
||
|
||
[Seraya] berkata:
"Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (24)
|
|
فَقَالَ أَنَا۟
رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ (٢٤)
|
|
||
024. (Seraya
berkata, "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi") tiada tuhan di
atasku.
|
||
|
||
Maka Allah mengazabnya
dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (25)
|
|
فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ
نَكَالَ ٱلۡأَخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰٓ (٢٥)
|
|
||
025. (Maka
Allah membinasakannya) yakni menenggelamkannya hingga binasa (sebagai
pembalasan) atau siksaan (atas yang terakhir ini) disebabkan perkataannya
yang terakhir tadi (dan yang pertama) yaitu sebagaimana yang telah disitir
oleh firman-Nya, " ...aku tidak mengetahui tuhan bagi kamu sekalian selain
aku." (Q.S. Al-Qashash, 38) Jarak antara kedua perkataan yang telah
dikatakannya itu empat puluh tahun.
|
||
|
||
Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut [kepada Tuhannya]. (26)
|
|
إِنَّ فِى ذَٲلِكَ
لَعِبۡرَةً۬ لِّمَن يَخۡشَىٰٓ (٢٦)
|
|
||
026.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (terdapat
pelajaran bagi orang yang takut) kepada Allah swt.
|
||
|
||
Apakah kamu yang lebih
sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, (27)
|
|
ءَأَنتُمۡ أَشَدُّ
خَلۡقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُۚ بَنَٮٰهَا
(٢٧)
|
|
||
027. (Apakah
kalian) hai orang-orang yang ingkar terhadap adanya hari berbangkit; lafal
ayat ini dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (yang lebih sulit penciptaannya
ataukah langit?) yang lebih rumit penciptaannya. (Allah telah membinanya)
lafal ayat ini menjelaskan tentang cara penciptaan langit.
|
||
|
||
Dia meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya, (28)
|
|
رَفَعَ سَمۡكَهَا
فَسَوَّٮٰهَا (٢٨)
|
|
||
028.
(Dia meninggikan bangunannya) ayat ini menafsirkan pengertian yang terkandung
di dalam lafal Banaahaa; artinya, Dia menjadikan bangunannya berada di atas,
maksudnya, dalam ketinggian yang sangat. Tetapi menurut pendapat lain
dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan Samkahaa adalah atapnya (lalu
menyempurnakannya) yakni, Dia menjadikannya dengan sempurna tanpa cacat.
|
||
|
||
dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. (29)
|
|
وَأَغۡطَشَ لَيۡلَهَا
وَأَخۡرَجَ ضُحَٮٰهَا (٢٩)
|
|
||
029.
(Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita) membuatnya gelap (dan menjadikan
siangnya terang benderang) Dia menampakkan cahaya matahari. Di dalam ungkapan
ini lafal Al-Lail atau malam hari dimudhafkan kepada As-Samaa', karena malam
hari merupakan kegelapan baginya. Dan dimudhafkan pula kepada matahari,
karena matahari merupakan cahaya baginya.
|
||
|
||
Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya. (30)
|
|
وَٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ
ذَٲلِكَ دَحَٮٰهَآ (٣٠)
|
|
||
030.
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya) yakni dijadikan-Nya dalam bentuk
terhampar, sebenarnya penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit, tetapi
masih belum terhamparkan.
|
||
|
||
Ia memancarkan
daripadanya mata airnya dan [menumbuhkan] tumbuh-tumbuhannya. (31)
|
|
أَخۡرَجَ مِنۡہَا
مَآءَهَا وَمَرۡعَٮٰهَا (٣١)
|
|
||
031.
(Ia memancarkan) berkedudukan menjadi Haal dengan memperkirakan adanya lafal
Qad sebelumnya; artinya Ia mengeluarkan (daripadanya mata air) yakni dengan
mengalirkan air dari sumber-sumbernya (dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya)
yakni, pohon-pohon dan rumput-rumputan yang menjadi makanan ternak, dan
demikian pula tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan pokok manusia, serta
buah-buahannya. Dikaitkannya istilah Al-Mar'aa kepada bumi hanyalah merupakan
ungkapan Isti'arah,
|
||
|
||
Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)
|
|
وَٱلۡجِبَالَ أَرۡسَٮٰهَا (٣٢)
|
|
||
032.
(Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh) yakni dipancangkan di atas
bumi supaya bumi stabil dan tidak berguncang.
|
||
|
||
[semua itu] untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (33)
|
|
مَتَـٰعً۬ا لَّكُمۡ
وَلِأَنۡعَـٰمِكُمۡ (٣٣)
|
|
||
033.
(Untuk kesenangan) lafal Mataa'an berkedudukan menjadi Maf'ul Lah bagi lafal
yang tidak disebutkan, lengkapnya, Dia melakukan hal tersebut untuk
kesenangan. Atau lafal Mataa'an ini dianggap sebagai Mashdar, artinya
memberikan kesenangan (buat kalian dan buat binatang-binatang ternak kalian)
lafal An'aam ini adalah jamak dari lafal Na'amun artinya binatang ternak
mencakup unta, sapi, dan kambing.
|
||
|
||
Maka apabila
malapetaka yang sangat besar [ hari kiamat] telah datang. (34)
|
|
فَإِذَا جَآءَتِ
ٱلطَّآمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ (٣٤)
|
|
||
034.
(Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang) yaitu tiupan
sangkakala malaikat Israfil yang kedua.
|
||
|
||
Pada hari [ketika]
manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, (35)
|
|
يَوۡمَ
يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَا سَعَىٰ (٣٥)
|
|
||
035.
(Pada hari ketika manusia teringat) lafal Yauma berkedudukan menjadi Badal
daripada lafal Idzaa (akan apa yang telah dikerjakannya) sewaktu ia masih di
dunia, apakah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk.
|
||
|
||
dan diperlihatkan
neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. (36)
|
|
وَبُرِّزَتِ ٱلۡجَحِيمُ
لِمَن يَرَىٰ (٣٦)
|
|
||
036.
(Dan diperlihatkan dengan jelas) ditampakkan dengan seterang-terangnya
(neraka) yakni neraka Jahim yang membakar itu (kepada setiap orang yang
melihat) kepada setiap orang yang melihatnya. Jawab dari lafal Idzaa ialah:
|
||
|
||
Adapun orang yang
melampaui batas, (37)
|
|
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ (٣٧)
|
|
||
037.
(Adapun orang yang melampaui batas) yakni orang kafir.
|
||
|
||
dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia, (38)
|
|
وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ
ٱلدُّنۡيَا (٣٨)
|
|
||
038.
(Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia) dengan cara selalu mengikuti kemauan
hawa nafsunya.
|
||
|
||
maka sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal [nya]. (39)
|
|
فَإِنَّ ٱلۡجَحِيمَ
هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (٣٩)
|
|
||
039.
(Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal) bagi dia.
|
||
|
||
Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, (40)
|
|
وَأَمَّا مَنۡ خَافَ
مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ (٤٠)
|
|
||
040. (Dan
adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya) di kala ia berdiri di
hadapan-Nya (dan menahan diri) menahan nafsu amarahnya (dari keinginan hawa
nafsunya) yang menjerumuskan ke dalam kebinasaan disebabkan memperturutkan
kemauannya.
|
||
|
||
maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggal [nya]. (41)
|
|
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ
هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (٤١)
|
|
||
041. (Maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggalnya) kesimpulan makna yang terkandung di dalam Jawab syarat ini ialah,
bahwasanya orang yang durhaka akan dimasukkan ke dalam neraka, dan orang yang
taat akan dimasukkan ke dalam surga.
|
||
|
||
[Orang-orang kafir]
bertanya kepadamu [Muhammad] tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? [1553] (42)
|
|
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَٮٰهَا
(٤٢)
|
|
||
[1553]
Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena mereka
percaya akan hari berbangkit.
|
||
|
||
042. (Mereka bertanya kepadamu) yakni
orang-orang kafir Mekah itu (tentang hari kiamat, kapan terjadinya) kapankah
saat terjadinya.
|
||
|
||
Siapakah kamu
[sehingga] dapat menyebutkan [waktunya]? (43)
|
|
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكۡرَٮٰهَآ (٤٣)
|
|
||
043. (Tentang apakah) atau mengenai
apakah (hingga kamu dapat menyebutkan waktunya?) maksudnya, kamu tidak
memiliki ilmu mengenai kejadiannya sehingga kamu dapat menyebutkan waktunya.
|
||
|
||
Kepada Tuhanmulah
dikembalikan kesudahannya [ketentuan waktunya]. (44)
|
|
إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَہَٮٰهَآ (٤٤)
|
|
||
044. (Kepada
Rabbmulah dikembalikan kesudahannya) yaitu mengenai ketentuan waktunya, tiada
seseorang pun yang mengetahuinya selain Dia.
|
||
|
||
Kamu hanyalah pemberi
peringatan bagi siapa yang takut kepadanya [ hari berbangkit]. (45)
|
|
إِنَّمَآ أَنتَ
مُنذِرُ مَن يَخۡشَٮٰهَا (٤٥)
|
|
||
045. (Kamu hanyalah pemberi peringatan),
maksudnya sesungguhnya peringatanmu itu hanyalah bermanfaat (bagi siapa yang
takut kepadanya) yakni takut kepada hari kiamat.
|
||
|
||
Pada hari mereka
melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal [di
dunia] melainkan [sebentar saja] di waktu sore atau pagi hari. [1554] (46)
|
|
كَأَنَّہُمۡ يَوۡمَ
يَرَوۡنَہَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَٮٰهَا (٤٦)
|
|
||
[1554] Karena
hebatnya suasana hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia
adalah sebentar saja.
|
||
|
||
046. (Pada
hari mereka melihat hari itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal) di
dalam kubur mereka (melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari)
artinya, pada suatu sore hari atau pada suatu pagi hari. Di sini dianggap sah
mengidhafahkan lafal Adh-Dhuhaa kepada lafal Al-'Asyiyyah, disebabkan di
antara keduanya terdapat kaitan yang amat erat, sebab kedua-duanya merupakan
permulaan dan penghujung suatu hari, dan Idhafah di sini dianggap baik karena
kedua kalimatnya terpisah
|
||
|
-
Terjemah dan Tafsir Jalalain ▼
- 1. Al Faatihah
- 2. Al Baqarah-1
- 2. Al Baqarah-2
- 2. Al Baqarah-3
- 2. Al Baqarah-4
- 3. Ali 'Imran-1
- 3. Ali 'Imran-2
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Assy Ssyamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 5. Al Maaidah
- Al Qur'an Per Juz ▼
- 1. Al Fatihah
- 2. Al Baqarah
- 3. Ali Imran
- 4. An Nisaa'
- 5. Al Maaidah
- 6. Al An'aam
- 7. Al A'raaf
- 8. Al Anfaal
- 9. At Taubah
- 10. Yuunus
- 11. Huud
- 12. Yuusuf
- 13. Ar Ra'du
- 14. Ibraahiim
- 15. Al Hijr
- 16. An Nahl
- 17. Bani Israil/Al Israa'
- 18. Al Kahfi
- 19. Maryam
- 20. Thaahaa
- 21. Al Anbiyaa'
- 22. Al Hajj
- 23. Al Mukminun
- 24. An Nuur
- 25. Al Furqaan
- 26. Asy Syu'araa
- 27. An Naml
- 28. Al Qashash
- 29. Al 'Ankabuut
- 30. Ar Ruum
- 31. Luqmaan
- 32. As Sajadah
- 33. Al Ahzaab
- 34. Sabaa'
- 35. Fathir
- 36. Yaasiin
- 37. Ash Shaaffaat
- 38. Shad
- 39. Az Zumar
- 40. Al Mukmin
- 41. Fussilat
- 42. Assyuura
- 43. Az Zukhruf
- 44. Ad Dukhaan
- 45. Al Jaatziyah
- 46. Al Ahqaaf
- 47. Muhammad
- 48. Al Fath
- 49. Al Hujuraat
- 50. Qaf
- 51. Adh Dhariyaat
- 52. Ath Thuur
- 53. An Najm
- 54. Al Qamar
- 55. Ar Rahmaan
- 56. Al Waaqi'ah
- 57. Al Hadiid
- 58. Al Mujaadilah
- 59. Al Hassyr
- 60. Al Mumtahinah
- 61. Ash Shaffa
- 62. Al Jumu'ah
- 63. Al Munaafiquun
- 64. At Taghaabun
- 65. Ath Thalaaq
- 66. At Tahriim
- 67. Al Mulk
- 68. Al Qalam
- 69. Al Haaqqah
- 70. Al Ma'aarij
- 71. Nuuh
- 72. Al Jin
- 73. Al Muzammil
- 74. Al Mudatztzir
- 75. Al Qiyaamah
- 76. Al Insaan
- 77. Al Mursalaat
- 78. An Nabaa
- 79. An Naatzi'aat
- 80. 'Abasa
- 81. At Takwiir
- 82. Al Infithaar
- 83. Al Muthaffiin
- 84. Al Inssyiqaaq
- 85. Al Buruuj
- 86. Ath Thaariq
- 87. Al A'la
- 88. Al Ghaassyiyyah
- 89. Al Fajr
- 90. Al Balad
- 91. Asy Syamsi
- 92. Al Lail
- 93. Adh Dhuhaa
- 94. Syarh
- 95. At Tiin
- 96. Al 'Alaq
- 97. Al Qadr
- 98. Al Bayyinah
- 99. Al Zalzalah
- 100. Al 'Aadiyaat
- 101. Al Qaari'ah
- 102. At Takaatzur
- 103. Al 'Ashr
- 104. Al Humazah
- 105. Al Fiil
- 106. Quraisy
- 107. Al Maa'uun
- 108. Al Kautzar
- 109. Al Kaafiruun
- 110. An Nashr
- 111. Al Lahab
- 112. Al Ikhlash
- 113. Al Falaq
- 114. An Naas
- 6. Al An'aam
Senin, 29 April 2013
Surah 79 - An Naatzi'aat (1 - 46)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar